TRIBUNJATIM.COM – Seorang ibu diancam anak sendiri akan dibunuh jika tidak diberi uang Rp10 juta.
Anak tersebut juga memaksa ibunya menjual tanah agar hasilnya diberikan kepadanya.
Namun mirisnya, anak maksa minta uang Rp10 juta bakal digunakannya untuk membeli sabu.
Kisah ini menimpa Rimi (65), warga Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau.
Rimi diancam bakal dibunuh putranya bernama M Jais (37).
Rimi ketakutan tiba-tiba diancam Jais saat menggoreng kerupuk di teras rumah anak pertamanya, Julita.
Peristiwa ini terjadi di Perumahan Green Arengka, Kampar.
Kapolsek Siak Hulu, AKP Asdisyah Mursid mengatakan, pelaku meminta uang Rp 10 juta kepada ibu kandungnya.
“Pelaku meminta uang Rp 10 juta kepada korban untuk membeli narkotika jenis sabu,” ungkap Asdisyah kepada melalui pesan WhatsApp, Sabtu (30/11/2024), dikutip dari Kompas.com.
Pelaku, lanjut dia, ditangkap Unit Reskrim Polsek Siak Hulu pada Jumat (29/11/2024), sekitar pukul 20.00 WIB, di rumah kakaknya di Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, pelaku mengakui mengancam membunuh ibunya jika tak diberi uang.
“Pelaku mengancam membunuh ibunya jika tidak dikasih uang Rp 10 juta buat beli sabu. Pelaku mengancam korban menggunakan sebilah parang,” kata Asdisyah.
Asdisyah menjelaskan, pada Minggu (3/11/2024) petang, korban sedang berada di rumah anaknya, Julita, di Perumahan Green Arengka, Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu.
Pada saat korban bersama anaknya menggoreng kerupuk di teras samping rumah, tiba-tiba Jais datang mengendarai sepeda motor.
Ia turun dari sepeda motor sambil memegang sebilah parang.
Ia berteriak meminta uang Rp 10 juta kepada ibunya.
Namun, sang ibu yang hanya sebagai pekerja rumah tangga, tidak punya uang sebanyak itu untuk diberikan kepada anaknya.
“Mak, minta duit mak.
Jual tanah mamak tuh.
Kalau tidak mamak ku bunuh.
Cepat minta uang sepuluh juta.
Sampai besok pagi kalau tidak dikasih mamak ku bunuh,” kata Jais ditirukan polisi.
Jais, anak ancam bunuh ibu jika tak diberi uang Rp10 juta. (Dok. Polsek Siak Hulu/Kompas.com)
Melihat aksi sang anak, kata Asdisyah, korban ketakutan dan sembunyi di belakang badan anaknya, Julita.
“Korban hanya diam.
Sehingga, pelaku menunggu kurang lebih satu jam di depan rumah kakaknya.
Kemudian, saat korban hendak pergi dari rumah anaknya, pelaku kembali mengancam membunuh ibunya,” kata dia.
Setelah kejadian itu, kata Asdisyah, korban bersama saksi-saksi pergi ke Polsek Siak Hulu membuat laporan karena takut dengan ancaman Jais.
Berdasarkan laporan dari korban, petugas Unit Reskrim Polsek Siak Hulu mencari pelaku.
Pada saat akan ditangkap, pelaku sempat kabur dengan lompat ke Sungai Kampar.
Namun, pada malamnya pelaku berhasil diciduk polisi saat berada di rumah kakaknya.
Kini, pelaku dan barang bukti sebilah parang, diamankan di Mapolsek Siak Hulu untuk diproses hukum.
“Pelaku ini sudah meresahkan.
Kemarin juga sempat bacok orang lain dan merusak sepeda motornya,” imbuh Asdisyah.
Sementara itu, bertamu di wilayah Desa Pagelaran, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, siswa SMK bernama Agil Febriyan (19) malah ditemukan tewas.
Agil ditemukan tewas bersimbah darah di rumah rekannya pada Jumat (29/11/2024), sekitar pukul 12.30 WIB.
Kini polisi mengejar rekan korban.
Saat itu, siswa SMK di Ciomas, Kota Bogor, ini bertamu ke rumah rekannya di wilayah Desa Pagelaran, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor.
“Jadi si ibu dari pemilik rumah itu pulang kerja siang, pintunya dikunci di depan,” kata Kapolsek Ciomas, Kompol Iwan Wahyudi, pada Sabtu (30/11/2024).
“Lewat dapur ternyata banyak darah. Jadi si anak yang bertamu yang meninggal,” imbuhnya.
Atas kejadian tersebut, pemilik rumah pun melaporkannya kepada pihak kepolisian untuk menindaklanjutinya.
Kompol Iwan Wahyudi mengatakan, pihaknya saat ini sedang melakukan penyelidikan dan mencari keberadaan pelaku.
Pelaku diduga merupakan rekan korban tersebut yang diketahui berinisial HS (29).
Motif di balik penyebab tewasnya korban pun belum diketahui secara pasti.
“Masih kita lakukan pendalaman, pelakunya masih kita kejar juga,” katanya.
Korban yang ditemukan tewas di rumah temannya, di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, adalah siswa kelas 3 di salah satu SMK di Ciomas, Kota Bogor.
Kerabat korban, Elina Febriani mengatakan, Agil Febriyan merupakan anak pertama dari dua bersaudara.
“Agil punya adik perempuan,” kata Eliana.
Menurut dia, Agil adalah sosok anak yang baik dan penurut.
“Agil baik, ramah, sopan, dia mau bertanya, anaknya enggak pendiem,” ungkap Eliana, melansir TribunnewsBogor.com.
Ia pun berharap agar pelaku bisa segera ditemukan.
“Semoga pelakunya segera tertangkap,” kata dia.
Hubungan Agil dengan HS pun sampai kini belum terjawab.
Elina juga masih bertanya-tanya soal hubungan antara Agil dengan HS.
“Kalau soal itu juga lagi diselidiki antara pihak pelaku sama korban,” katanya.
Dilihat dari postingan saudaranya, Agil Febriyan tampak senang mendaki gunung.
Video terakhir siswa SMK sebelum ditemukan tewas di dapur (via TribunnewsBogor.com)
Diduga Agil merupakan korban pembunuhan melihat dari kondisinya yang mengalami luka robek.
Dari hasil pemeriksaan polisi sementara, siswa SMK di Bogor yang tewas ini merupakan rekan dari anak pemilik rumah.
Sebelum ditemukan meninggal dunia, korban saat itu sedang bersama rekannya yang tinggal di rumah tersebut.
Seorang warga melihat keduanya sedang mengobrol di depan rumah.
Sejak saat Agil ditemukan meninggal, anak dari pemilik rumah pun ikut menghilang.
Korban diduga tewas karena dibacok oleh rekannya.
Sebab polisi menemukan sebilah golok di lokasi kejadian.
Dugaan diperkuat adanya luka robek di bagian leher.
“Masih kita lakukan pendalaman, pelakunya masih kita kejar juga,” kata Kapolsek Ciomas, Kompol Iwan Wahyudi.
Ia mengatakan, memang ada seorang saksi yang melihat keberadaan Agil dan HS sebelum salat Jumat.
“Selesai melaksanakan salat Jumat, dan melewati kembali rumah tersebut, sudah tidak melihat kembali keberadaan dari diduga pelaku dan korban,” terangnya.
Ibu HS saat berangkat kerja sempat melihat anaknya sedang berada di depan rumah.
Kepada sang ibu, HS mengatakan sedang menunggu temannya.
Betapa terkejutnya ibu HS saat pulang kerja mendapati mayat laki-laki berlumur darah di dapur rumahnya.
Sedangkan anaknya, HS sudah tak ada lagi di rumah.
“Saksi kaget. histeris, ketakutan melihatnya dan langsung keluar rumah,” kata Iwan.
Sama-sama syok, ibu Agil pun demikian.
Elina mengatakan, orang tua korban kini masih belum sadar.
“Orang tua almarhum masih lemas, masih belum sadar banget,” katanya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com