Gresik, Beritasatu.com — Kabupaten Gresik, Jawa Timur, tidak hanya dikenal sebagai kota industri. Kabupaten ini juga memiliki potensi wisata alam yang menarik, salah satunya hutan mangrove Karangkiring yang terletak di Desa Karangkiring, Kecamatan Kebomas.
Hutan mangrove Karangkiring berjarak sekitar 11 menit dari pusat Kota Gresik. Begitu tiba di lokasi, pengunjung akan disambut suasana sejuk dengan semilir angin dan rindangnya pepohonan mangrove. Kawasan wisata ini berhadapan langsung dengan Selat Madura, menghadirkan pemandangan kapal-kapal besar yang berlalu-lalang menuju pelabuhan.
Kepala Desa Karangkiring sekaligus pengelola wisata, Dedik Hartono, mengatakan hutan mangrove Karangkiring cocok menjadi destinasi wisata alam bagi keluarga maupun wisatawan yang ingin menikmati suasana tenang di tengah alam.
Sejumlah stan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang menjual kuliner khas hasil tangkapan ikan nelayan juga menjadi daya tarik tambahan bagi pengunjung.
Menurut Kepala Desa Karangkiring Dedik Hartono, kuliner laut menjadi daya tarik utama pengunjung yang datang bersama keluarga. Harga kuliner yang ditawarkan juga cukup terjangkau, yakni sekitar Rp 40.000 hingga Rp 50.000 per porsi.
“Ada makanan khas kepiting dan udang. Tapi tidak selalu stay, harus reservasi atau pesan terlebih dahulu,” kata Dedik, Minggu (8/6/2025).
Selain itu, lokasi ini juga menyediakan berbagai spot swafoto menarik serta gazebo yang bisa digunakan untuk beristirahat sambil menikmati hidangan. Tahun ini, rencananya pihak pengelola akan menambah fasilitas jembatan kayu atau biasa disebut gladak.
“Sampai tahun 2025 ini pengembangan hutan mangrove Karangkiring akan dilakukan penambahan gladak untuk memenjakan pengunjung menyusuri hutan mangrove,” imbuhnya.
Salah seorang pengunjung, Mega Falupi, mengatakan ia tertarik berkunjung ke hutan mangrove Karangkiring karena lokasinya yang dekat dari pusat kota, sejuk dan dapat sekaligus menjadi wisata edukasi untuk anak-anak.
“Senang, di sini dekat dengan pusat kota. Bisa melihat pantai sambil mengedukasi tentang hutan mangrove ke anak-anak,” jelas Mega.
Menariknya, tidak ada biaya tiket masuk ke lokasi wisata ini. Pengunjung hanya dikenakan biaya parkir sebesar Rp 2.000 untuk kendaraan roda dua dan Rp 5.000 untuk roda empat.
