HUT RI ke-80, Pelajar SMP di NTT Rayakan dengan Aksi Kemanusiaan untuk Pasien ODGJ Regional 19 Agustus 2025

HUT RI ke-80, Pelajar SMP di NTT Rayakan dengan Aksi Kemanusiaan untuk Pasien ODGJ
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        19 Agustus 2025

HUT RI ke-80, Pelajar SMP di NTT Rayakan dengan Aksi Kemanusiaan untuk Pasien ODGJ
Tim Redaksi
BORONG, KOMPAS.com
– Dalam rangka memperingati HUT RI ke-80, pelajar SMP Satu Atap (Satap) Munde di Kampung Munde, Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, menggelar aksi kemanusiaan.
Pada Minggu (17/8/2025), mereka mengunjungi pasien orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Kampung Ratelalu sembari menyerahkan donasi berupa telur, mi instan, dan biskuit.
Aksi ini digagas oleh Komunitas Peduli Kasih (KOPE), yang terdiri dari siswa-siswi anggota Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMP Satap Munde sejak 2022.
Wakil Ketua OSIS, Laurensia Klarita Man, menjelaskan bahwa perayaan Hari Kemerdekaan kali ini berbeda dari biasanya.
“Kami ingin mengisi kemerdekaan dengan aksi nyata, menunjukkan kepedulian kepada masyarakat yang menderita, khususnya pasien ODGJ,” ujar Laurensia kepada
Kompas.com
, Minggu (17/8/2025).
Klarita menceritakan, ide ini berawal dari informasi warga dan guru tentang seorang pasien ODGJ yang tinggal di pondok sederhana.
Setelah memverifikasi informasi tersebut, OSIS bersama guru pendamping merencanakan aksi kemanusiaan ini.
“Kami mengumpulkan uang jajan untuk membeli sembako. Usai upacara bendera di sekolah, kami langsung menuju rumah pasien untuk menyerahkan donasi,” tambahnya.
Kunjungan ini bukan sekadar seremoni, tetapi juga membawa makna mendalam.
“Kehadiran kami memberikan hiburan bagi pasien yang kesepian. Ini pengalaman berharga yang mengajarkan kami tentang nilai kemanusiaan,” ungkap Klarita dengan antusias.
Saat tiba di pondok pasien, Meljesiana Ndatan, yang ditunjuk sebagai komandan upacara, menyerahkan bingkisan kemanusiaan secara langsung.
Yohanes Rajai Sabasetidaut, keponakan pasien, menyampaikan rasa terima kasihnya.
“Tante saya menderita gangguan jiwa sejak saya kelas IV SD. Mama saya membangun pondok layak huni untuknya. Kunjungan ini adalah yang pertama dari masyarakat, dan itu sangat berarti bagi keluarga kami,” kata Yohanes.
Menurut Yohanes, aksi ini memberikan semangat baru bagi keluarga, menunjukkan bahwa masih ada yang peduli dengan penderitaan mereka.
“Terima kasih atas kepedulian siswa dan guru SMP Satap Munde,” tambahnya.
Guru pendamping, Hendrikus Gabu menegaskan, kegiatan ini merupakan bagian dari pendidikan karakter di sekolah.
“Sejak dini, kami ajarkan siswa untuk peka terhadap kebutuhan sosial. Donasi ini murni dari uang jajan mereka, dan kami hanya mendampingi. Aksi seperti ini sudah sering mereka lakukan untuk membantu yang membutuhkan,” ujar Hendrikus.
Aksi kemanusiaan ini menjadi cerminan semangat kemerdekaan yang sejati: berbagi kasih dan peduli kepada sesama.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.