Sebelumnya, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan mengimbau masyarakat untuk segera mengungsi jika menemukan retakan tanah atau tanda-tanda pergerakan struktur bangunan sebagai antisipasi bencana di tengah cuaca ekstrem.
“Cuaca ekstrem kali ini jangan dianggap remeh sama sekali, karena kita tidak pernah tahu besaran curah hujan yang terjadi. Jadi apabila sudah melihat ada retakan di bangunan, segera mengungsi. Kita tidak mau sampai terjadi apa-apa,” ujar Farhan dalam agenda Siskamling Siaga Bencana ke-46 di Kelurahan Pasirkaliki, Rabu (3/12/2025).
Farhan menegaskan keselamatan warga harus menjadi prioritas utama.
“Kami berprinsip, dalam menghadapi cuaca ekstrem dan potensi bencana, kami memastikan tidak boleh ada jatuh korban,” katanya.
Evakuasi juga sebelumnya dilakukan terhadap dua keluarga di RW 5 Kelurahan Ciumbuleuit, Kecamatan Cidadap, setelah ditemukan tanda bahaya longsor pada struktur bangunan.
“Dalam kondisi seperti ini, tidak ada pilihan lain. Kalau harus diungsikan, ya diungsikan. Bangunan bisa diperbaiki nanti, tapi nyawa tidak bisa digantikan,” ujar Farhan.
Farhan menyebut potensi bencana masih tinggi di sejumlah kawasan rawan longsor seperti Isola, Ledeng, Tamansari, Cipaganti, Ciumbuleuit, serta wilayah Bandung Timur seperti Ujungberung, Cibiru, dan Mandalajati.
“Semua warga di zona rawan harus waspada dan segera melapor jika melihat retakan tanah, pergeseran pondasi, atau tanda-tanda awal longsor,” katanya.
Pemkot Bandung kini mengintensifkan pemetaan ulang titik risiko dan patroli kewilayahan serta meninjau kemungkinan penataan kembali tata ruang kawasan padat lereng.
“Terpenting saat ini adalah pencegahan. Lebih baik bertindak sebelum terjadi, daripada menyesal ketika bencana sudah terjadi,” kata Farhan.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434937/original/027427800_1764996552-WhatsApp_Image_2025-12-05_at_21.35.09.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)