Hindari Kesalahan Ini, 6 Jenis Sampah Organik yang Tidak Boleh Dijadikan Kompos

Hindari Kesalahan Ini, 6 Jenis Sampah Organik yang Tidak Boleh Dijadikan Kompos

Liputan6.com, Yogyakarta – Ternyata tidak semua sampah organik bisa digunakan untuk membuat pupuk kompos. Padahal, banyak dari kita yang berpikir bahwa semua bahan alami pasti cocok untuk dijadikan kompos.

Sayangnya, beberapa jenis sampah organik justru dapat menghambat proses penguraian. Pembuatan kompos memang menjadi salah satu cara terbaik untuk mengolah sampah organik dan mengubahnya menjadi pupuk yang bermanfaat bagi tanaman.

Akan tetapi, kita perlu lebih teliti dalam memilih bahan-bahan yang akan dimasukkan ke dalam tumpukan kompos kita. Mengutip dari berbagai sumber, berikut enam sampah organik yang tidak boleh dijadikan kompos:

1. Sisa Daging, Tulang, dan Ikan

Hindari memasukkan sisa daging, tulang, dan ikan ke dalam kompos Anda. Bahan-bahan ini cenderung membusuk dan menghasilkan bau yang sangat menyengat saat terurai.

Selain baunya yang tidak sedap, sisa-sisa makanan hewani ini juga dapat menarik berbagai hama yang tidak diinginkan. Hama tersebut adalah tikus, lalat, dan serangga pengganggu lainnya ke area pengomposan Anda.

Jika Anda tetap ingin mengolah sisa makanan ini, ada alternatif yang bisa dilakukan. Anda bisa menggunakan metode pengomposan khusus yang dirancang untuk bahan hewani atau memanfaatkannya sebagai pakan untuk hewan ternak.

2. Produk Susu (Keju, Yogurt Susu Cair, Mentega)

Produk susu seperti keju, yogurt, susu cair, dan mentega sebaiknya tidak dimasukkan ke dalam tumpukan kompos Anda. Bahan-bahan ini memiliki proses penguraian yang lambat dan sering kali menimbulkan bau busuk yang tidak sedap selama proses tersebut.

Lebih mengkhawatirkan lagi, produk susu cenderung memicu pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan dalam kompos. Hal ini dapat mengganggu proses pengomposan normal dan menghambat pembentukan pupuk yang berkualitas.

Sebagai alternatif, lebih baik Anda mengurangi sisa makanan berbahan dasar susu dan mengolahnya dengan cara lain seperti dimasukkan ke dalam tempat sampah khusus atau sistem pengolahan limbah makanan. Dengan begitu, kompos Anda akan tetap berkualitas baik dan proses penguraiannya berjalan lancar.

3. Kotoran Hewan Peliharaan (Kucing dan Anjing)

Kotoran hewan peliharaan seperti anjing dan kucing tidak boleh dimasukkan ke dalam kompos biasa. Hal ini karena kotoran tersebut dapat mengandung berbagai bakteri berbahaya dan parasit seperti E. coli dan Salmonella yang bisa membahayakan kesehatan.

Bakteri dan parasit ini bisa bertahan dalam kompos dan kemudian mencemari tanah serta tanaman yang dipupuk. Jika Anda ingin mengolah kotoran hewan peliharaan, sebaiknya gunakan sistem pengomposan khusus yang dirancang untuk menghilangkan patogen berbahaya tersebut.

4. Nasi dan Roti

Nasi dan roti sebaiknya tidak dimasukkan ke dalam tumpukan kompos Anda. Makanan berbahan dasar tepung dan karbohidrat ini cenderung menyebabkan pertumbuhan jamur dan bakteri yang tidak diinginkan saat mulai terurai.

Selain itu, keberadaan nasi dan roti dalam kompos sangat menarik hama seperti semut dan tikus. Hama tersebut bisa mengganggu proses pengomposan dan bahkan menyebabkan masalah di sekitar area rumah Anda.

Jika Anda memiliki sisa nasi atau roti, alternatif pengolahan yang lebih baik adalah memberikannya sebagai makanan untuk hewan ternak seperti ayam atau bebek. Anda juga bisa memanfaatkannya sebagai bahan untuk proses fermentasi seperti pembuatan mikroorganisme lokal (MOL) yang berguna untuk pertanian.