Sementara Kapolsek Adonara, Ipda Stefen Adolf Lindimara mengaku masih melakukan penyelidikan terkait motif dari peristiwa itu. “Soal motif masih dalam penyelidikan,” ujarnya.
Dari hasil pemeriksaan medis, tak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. “Tidak ada tanda kekerasan, korban murni bunuh diri,” katanya.
Ia mengatakan keluarga korban menolak dilakukan otopsi dan saat ini jenazah korban sudah dimakamkan.
MAPK merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Selama ini ia dan adiknya hidup bersama kakeknya di desa Kolimasang.
Orang tua MAPK diketahui sudah berpisah. Ayahnya saat ini sedang merantau, sedangkan ibu mereka sudah menikah lagi dengan pria lain. Meski hidup dalam kesulitan, MAPK bersama adiknya tetap semangat bersekolah.
“Korban kelas XII SMA sedangkan adik laki-lakinya masih SD,” kata tetangga korban.
Semasa hidupnya, MAPK dikenal sebagai anak yang rajin. Saban hari, ia membantu kakeknya bekerja di kebun. Sepulang dari kebun, ia lalu memasak dan menyiapkan makanan untuk kakek dan adiknya. Kini, jenazah siswi SMA ini sudah disemayamkan. Duka mendalam menyelimuti keluarga dan teman-teman kelasnya di SMAN 1 Adonara.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5355225/original/057231200_1758279428-1001029062.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)