Hewan: Ular

  • Korban Gigitan Ular Weling di Sukabumi: Tak Sadar Digigit Sampai Meninggal Saat Perjalanan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        23 Agustus 2025

    Korban Gigitan Ular Weling di Sukabumi: Tak Sadar Digigit Sampai Meninggal Saat Perjalanan Regional 23 Agustus 2025

    Korban Gigitan Ular Weling di Sukabumi: Tak Sadar Digigit Sampai Meninggal Saat Perjalanan
    Tim Redaksi
    SUKABUMI, KOMPAS.com –
    Kisah pilu harus dialami oleh keluarga Revan (16 tahun).
    Remaja tersebut meninggal tak lama setelah dipatuk ular saat dirinya membantu sang ibu membersihkan rumput di area sawah pada Kamis (21/8/2025).
    Revan saat ini duduk di bangku kelas 9 sekolah pertama sederajat. Ia bertempat tinggal di Kampung Cihamerang RT 3/4, Desa Cihamerang, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
    Tagana Kecamatan Kabandungan, Nurdin Sopian, membenarkan bahwa Revan saat itu sedang membantu ibunya beraktivitas di sawah.
    Namun, saat membersihkan rumput, Revan kemudian dipatuk ular, tetapi saat itu Revan tak sadar bahwa dirinya terkena patukan tersebut.
    “Informasi awal bahwa keluarga korban, ibunya itu sedang ngaramet (membersihkan rumput) tidak jauh dari depan rumahnya, dan anak itu membantu ibunya ngarambet di sawah. Tidak lama kemudian anak tersebut kakinya terperosok ke lubang. Setelah terperosok ke lubang, serasa anak ini kakinya ada yang menggigit,” kata Nurdin dalam keterangannya yang diterima Kompas.com, Jumat (22/8/2025) sore.
    Setelah Revan terpatuk ular, ia melanjutkan membantu ibunya membersihkan rumput.
    Namun, seiring berjalannya waktu, Revan merasakan pusing dan pandangan yang mulai kabur.
    Kemudian, orangtua Revan membawanya ke pusat kesehatan terdekat.
    Revan sempat ditangani, tetapi pihak kesehatan tak sanggup dan meminta keluarga untuk membawa Revan ke rumah sakit.
    Saat dalam perjalanan ke rumah sakit, kondisi Revan yang kian memburuk, kemudian remaja berusia 16 tahun ini menghembuskan napas terakhirnya di perjalanan.
    “Korban mungkin tidak paham bahwa itu gigitan ular, disangkanya hanya gigitan kepiting saja. Korban sempat bilang ke ibunya bahwa dia hampir sempoyongan,” ujar Nurdin.
    “(Kemudian) saat di perjalanan menuju rumah sakit, korban sempat muntah-muntah. Orang tua korban sempat mengganti pakaian korban karena terlalu banyak muntahan di bajunya. Setelah tiba di pangkalan Cikidang, korban ini menghembuskan napas terakhirnya, sehingga korban tidak sempat dibawa ke rumah sakit,” terang Nurdin.
    Nurdin melanjutkan, masyarakat sekitar merasa curiga apa yang terjadi pada Revan saat di sawah.
    Kemudian, setelah dilakukan pengarsiran, ditemukan ular welang yang diduga menggigit Revan.
    “Menurut informasi, masyarakat ini merasa curiga di sawah tersebut ada apa. Setelah diperiksa oleh beberapa masyarakat di sana, digali (di area) sawah dan lubang tersebut ada ular welang,” imbuh Nurdin.
    Revan saat itu dikebumikan di pemakaman setempat pada Kamis (20/8) sekitar pukul 18.30 WIB.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tas Kulit Ular Khas Tangerang Tembus Pasar Ekspor hingga Timur Tengah

    Tas Kulit Ular Khas Tangerang Tembus Pasar Ekspor hingga Timur Tengah

    Foto Bisnis

    Tripa Ramadhan – detikFinance

    Kamis, 21 Agu 2025 20:15 WIB

    Tangerang – Perajin kulit ular di Cisoka, Tangerang, konsisten menjaga kualitas produk lokal. Tas hingga dompet buatannya sukses menembus pasar Korea dan Timur Tengah.

  • Ragunan bagi jam peraga satwa terkait rencana operasional malam hari

    Ragunan bagi jam peraga satwa terkait rencana operasional malam hari

    Arsip – Pengunjung memadati Taman Margasatwa Ragunan menjelang Tahun Baru 2025, Jakarta Selatan, Selasa (31/12/2024). ANTARA/Luthfia Miranda Putri/am.

    Ragunan bagi jam peraga satwa terkait rencana operasional malam hari
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Kamis, 21 Agustus 2025 – 15:32 WIB

    Elshinta.com – Pengelola Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan, membagi jam peraga satwa terkait rencana operasional hingga malam hari atau konsep “Night Zoo”, seperti disampaikan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung.

    “Kami sangat apresiasi, menyambut baik, ya, tapi perlu kami ingatkan juga bahwa untuk zoo malam, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan,” kata Humas Taman Margasatwa Ragunan Wahyudi Bambang saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

    Dari sisi satwa, dia mengatakan ada jam peraga malam sehingga akan dibagi menjadi satwa malam dan satwa siang hari.

    Dia menegaskan seluruh satwa tidak boleh 24 jam terus diperagakan karena mereka juga membutuhkan waktu istirahat.

    “Jadi, tidak boleh 24 jam mereka diperagakan, satwa saatnya malam ada yang istirahat, ya, seperti manusia, mereka perlu istirahat,” ucap Wahyudi.

    Kemudian, dari sisi karakter, sambung dia, satwa malam dan siang hari juga terbilang berbeda, terutama pada tingkat keaktifan.

    Dia menyebutkan beberapa satwa yang aktif pada malam hari, yakni harimau Sumatera, reptil seperti ular sanca, dan burung hantu. Sedangkan satwa yang terbiasa aktif pada siang hari, yaitu rusa dan beberapa burung.

    “Jadi ini perlu juga dipertimbangkan, kalau untuk buka malam, tentu saja ada beberapa satwa yang tidak bisa diganggu di malam hari, ada yang memang lebih suka aktifnya malam hari,” ujar Wahyudi.

    Lebih lanjut, unsur lain yang juga perlu dipertimbangkan adalah infrastruktur, terutama lampu penerangan jalan dan kendaraan operasional bagi pengunjung pada malam hari.

    Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menegaskan akan mempertimbangkan secara matang terkait rencana operasional Taman Marga Satwa Ragunan di Jakarta Selatan, hingga malam hari.

    Menurut dia, rencana itu tak hanya sekadar menyediakan tempat wisata malam untuk masyarakat, tetapi juga sekaligus membuka lapangan pekerjaan.

    Apabila Ragunan dibuka hingga malam hari, tentu akan dibutuhkan pekerja tambahan.

    Sumber : Antara

  • Makan Daging Ular Setop Kiamat Buat Manusia, Ini Penelitiannya

    Makan Daging Ular Setop Kiamat Buat Manusia, Ini Penelitiannya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ketahanan pangan adalah salah satu tantangan yang dihadapi umat manusia di Bumi. Pasalnya, populasi yang terus bertambah membuat kapasitas makanan kian menipis.

    Masalahnya, sumber pangan protein yang dibutuhkan manusia menimbulkan dampak perubahan iklim yang bisa membawa ‘kiamat’ di Bumi. 

    “Permasalahan yang harus kita cari solusinya adalah dari mana kita bisa mencari sumber protein untuk mencukupi kebutuhan populasi global yang terus bertambah tanpa dampak lingkungan yang besar,” kata peneliti sistem pangan dari University of Oxford, Monika Zurek.

    Diet manusia, terutama masyarakat “Barat”, punya konsekuensi yang serius terhadap lingkungan. Peternakan sapi diperkirakan memproduksi 10 persen dari emisi gas rumah kaca dunia.

    Selain itu, pembukaan lahan peternakan juga dikaitkan dengan deforestasi. Industri peternakan babi juga punya dampak lingkungan yang buruk, terutama polusi air dari limbah babi. Hal serupa juga dihasilkan oleh industri peternakan ayam.

    Lantas, apa solusinya?

    Dan Natusch dari Macquarie University mengusulkan ular sebagai sumber alternatif protein yang lebih ramah lingkungan. Ia bekerja bersama peternakan piton komersial di Vietnam dan Thailand untuk meneliti perbedaan “ular ternak” dan “ular liar.”

    Dalam riset tersebut, peneliti memperhatikan bahwa ular sanca yang diternak bisa tumbuh dengan sangat cepat. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan di Scientific Report.

    “Sebagai ahli biologi ular, kami sudah tahu bahwa ular sanca punya fisiologi yang luar biasa. Setelah berbicara dengan peternak sanca dan memonitor pertumbuhan mereka, fisiologi yang luar biasa ini makin tampak jelas,” kata Natusch.

    Salah satu alasan ular sanca bisa tumbuh cepat karena ular berdarah dingin atau ectotermal. Artinya, suhu tubuhnya tergantung dengan suhu lingkungan di sekitarnya.

    Karena berdarah dingin, ular tidak harus menghasilkan panas secara internal. Artinya, mayoritas nutrisi yang masuk ke tubuh mereka dikonversi menjadi massa tubuh.

    Natusch dan timnya mencoba menghitung efisiensi konversi energi tersebut dengan mempelajari sanca kembang (Malayopython reticulatus) dan sanca bodo (Python bivittatus) yang diternak, pakan yang dikonsumsi, dan kecepatan pertumbuhan mereka.

    Fakta unik ular sanca

    Salah satu hal yang menarik perhatian para peneliti adalah kemampuan sanca untuk bertahan saat puasa panjang. Ular sanca bisa berbulan-bulan tidak makan tanpa kehilangan berat badan.

    Natusch mengatakan ketahanan ini sangat berharga saat terjadi gangguan luar biasa dalam sistem pangan dunia, misalnya pada masa awal pandemi Covid. Saat itu, peternak kesulitan mencari pakan untuk ternak mereka sekaligus tak bisa mengantarkan ternak yang siap potong ke rumah potong.

    “Ular sanca bisa menjadi solusi untuk tantangan di masa depan ini. Peternakan ular sanca bisa menjadi solusi di belahan dunia yang saat ini menderita kekurangan protein yang parah, seperti Afrika,” kata Natusch.

    Namun, Zurek menyatakan ular belum bisa menjadi pangan alternatif utama. Ia merasa masih harus ada penelitian lanjutan tentang ular sanca, terutama soal dampak lingkungan dan nutrisi yang terkandung.

    Belum lagi, tidak semua orang mau memakan ular sanca. Natusch mengatakan daging ular sanca “lumayan enak dan fleksiber” sehingga miliaran orang di Asia Tenggara, Asia Timur, Amerika Selatan, dan Afrika secara rutin mengonsumsi daging ular.

    “Hanya budaya Barat yang belum banyak terekspos dengan [daging ular],” kata Natusch.

    Nah, itu dia penelitian terbaru yang mencoba memberikan solusi terhadap sumber pangan protein yang lebih berkelanjutan. Semoga informasi ini bermanfaat!

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Prabowo Tak Bahas Penciptaan Lapangan Kerja dalam Nota Keuangan, CSIS: Sudah Lemah Lumayan Lama

    Prabowo Tak Bahas Penciptaan Lapangan Kerja dalam Nota Keuangan, CSIS: Sudah Lemah Lumayan Lama

    JAKARTA – Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menyayangkan isu penciptaan lapangan kerja tak dibahas di dalam Nota Keuangan dan RAPBN 2026.

    Peneliti Departemen Ekonomi CSIS Riandy Laksono menilai, seharusnya pemerintah menaruh perhatian serius terhadap isu penciptaan lapangan kerja lantaran diyakini bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi RI.

    “Memang isu penciptaan lapangan kerja sudah lemah untuk waktu lumayan lama dan ini tidak menjadi perhatian di dalam RAPBN ataupun pidato kenegaraan yang menjadi arah kebijakan (pemerintah) ke depannya,” ujar Riandy dalam media briefing bertajuk RAPBN 2026: Menimbang Janji Politik di Tengah Keterbatasan Fiskal, dipantau secara daring, Senin, 18 Agustus.

    Terlebih, kata Riandy, saat ini industri manufaktur sebagai mesin pencipta lapangan kerja utama pun belum benar-benar pulih sejak asian financial crisis (AFC) atau Krisis Finansial Asia 1997.

    Pasalnya, setelah Krisis Finansial Asia 1997, pertumbuhan industri manufaktur RI sudah tak mampu lagi tumbuh double digit di kisaran 10-12 persen.

    “Kenapa kami ingin sekali meng-highlight isu penciptaan lapangan kerja? Karena memang ini menjadi perhatian dan menjadi isu di lapangan sekarang ini, kenapa? Karena manufaktur sebagai mesin pencipta lapangan kerja utama ini belum benar-benar pulih sejak asian financial crisis (AFC),” katanya.

    Menurut Riandy, belum pulihnya pertumbuhan industri manufaktur itu yang menyebabkan stagnasi terhadap pertumbuhan ekonomi RI dalam kurun waktu terakhir ini.

    “Jadi, back in the day manufaktur ini menjadi ular ekonomi growth (pertumbuhan), tumbuh double digit sekitar 10-12 (persen). Itu yang menyebabkan ekonomi kami tumbuh dan penerapan tenaga kerja banyak. Sekarang pertumbuhan manufaktur kami nggak lagi secepat itu, sehingga pertumbuhan ekonomi juga ikut lambat,” terang Riandy.

    Riandy menilai, pemerintah seharusnya menaruh perhatian lebih ke industri pengolahan. Pasalnya, sektor tersebut yang mampu menyediakan lapangan pekerjaan cukup banyak ketimbang sektor-sektor lainnya.

    “Kenapa lagi-lagi industri pengolahan, karena industri pengolahan atau manufaktur adalah pencipta lapangan kerja berkualitas nomor satu di Indonesia dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya kalau kami bisa agregasi secara kecil-kecil,” jelas Riandy.

    Namun demikian, lanjut dia, pihaknya menyayangkan isu penciptaan lapangan kerja tak menjadi pembahasan yang disampaikan Presiden Prabowo Subianto saat berpidato dalam Nota Keuangan dan RAPBN 2026 belum lama ini.

    “Jadi, dapat dipahami kenapa isu lapangan kerja ini menjadi makin bermasalah sekarang ini,” pungkasnya.

  • Buah Asal RI Ini Jadi Buruan Asing Sebagai Obat Kanker Hingga Rematik

    Buah Asal RI Ini Jadi Buruan Asing Sebagai Obat Kanker Hingga Rematik

    Jakarta, CNBC Indonesia – Buah asal Indonesia kembali mencuri perhatian pasar global. Golden berry atau lebih dikenal sebagai ciplukan tengah naik daun sebagai komoditas ekspor yang laris manis di berbagai negara. Tak sekadar lezat, buah mungil ini disebut-sebut punya segudang manfaat kesehatan, dari menangkal radikal bebas hingga membantu melawan kanker.

    Ciplukan memiliki bentuk bulat kecil dengan lapisan tipis menyerupai kepompong. Buah ini kaya akan nutrisi, seperti antioksidan, vitamin A, B, C, E, K1, serta mineral esensial. Berkat kandungan tersebut, ciplukan dipercaya berkhasiat membantu mengatasi penyakit serius seperti kanker, hepatitis, hingga rematik. Tak heran jika permintaannya terus meningkat di pasar internasional.

    Di Indonesia, ciplukan banyak tumbuh di daerah beriklim tropis dengan kelembapan tinggi, salah satunya di Sumedang, Jawa Barat. Tanaman ini banyak tumbuh liar di pekarangan atau di tepian sawah atau tegalan. Tak jarang buah ini diabaikan oleh masyarakat Indonesia bahkan dibuang. Tanaman ini bahkann kerap disebut-sebut sebagai makanan ular.

    Kawasan Pamulihan di Sumedang menjadi salah satu sentra produksi berkat kondisi iklim yang ideal, dengan suhu rata-rata 24,7°C dan curah hujan yang cukup tinggi. Sejumlah petani lokal pun mulai membudidayakan ciplukan untuk memenuhi tingginya permintaan ekspor.

    Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024 menunjukkan bahwa Indonesia mengekspor ciplukan kering ke berbagai negara, dengan lima pasar utama yakni Vietnam, Amerika Serikat, Thailand, China, dan Singapura. Vietnam menjadi pembeli terbesar dengan nilai impor mencapai US$1,11 juta, disusul Amerika Serikat sebesar US$287.992. Dari sisi volume, Vietnam juga mendominasi dengan total 306.109 kg ciplukan kering, sementara Thailand dan Amerika Serikat masing-masing mengimpor 93.100 kg dan 39.702 kg.

    Popularitas ciplukan kering di luar negeri tak lepas dari tren gaya hidup sehat yang semakin berkembang. Di Amerika Serikat, ciplukan kering banyak dijual dalam bentuk snack sehat dan granola dengan harga mencapai US$15-20 per pon atau sekitar Rp314.000. Sementara itu, di Thailand dan Vietnam, buah ini juga diolah menjadi teh herbal dan camilan ringan yang sesuai dengan preferensi konsumen lokal.

    Amerika Serikat dan China tertarik pada produk ini karena meningkatnya permintaan makanan sehat, sedangkan Singapura, sebagai hub perdagangan Asia Tenggara, mencatat permintaan yang stabil berkat daya beli masyarakatnya yang tinggi. Adapun Vietnam dan Thailand memiliki ikatan perdagangan yang erat dengan Indonesia, sehingga akses pasar lebih mudah.

    Dengan tren makanan sehat yang terus berkembang, ciplukan kering memiliki peluang besar untuk semakin mengukuhkan posisi Indonesia di pasar global. Bertambahnya petani lokal yang membudidayakan ciplukan juga menjadi sinyal positif bagi industri ini. Jika dikelola dengan baik, bukan tidak mungkin Indonesia bisa menjadi salah satu pemasok utama golden berry dunia.

    (fsd/fsd)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Bea Cukai sebut mayoritas pakaian ilegal masuk dari Malaysia

    Bea Cukai sebut mayoritas pakaian ilegal masuk dari Malaysia

    Jakarta (ANTARA) – Direktur Jenderal Bea dan Cukai Djaka Budhi Utama mengatakan mayoritas pakaian dan tas bekas (balpres) ilegal yang masuk ke Indonesia berasal dari Malaysia.

    “Seperti kita ketahui, Kalimantan itu berbatasan dengan Malaysia. Kemudian, di perbatasan Selat Malaka juga dengan Malaysia. Mayoritas kalau dilihat dari frekuensi yang masuk ke wilayah Indonesia itu ya dari Malaysia,” kata Djaka dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.

    Meski begitu, lanjut Djaka, Malaysia bukan satu-satunya sumber pemasukan balpres. Sebagian yang masuk ke Indonesia juga berasal dari negara-negara lainnya, namun dirinya tak merinci negara-negara tersebut.

    Bea Cukai bersama TNI Angkatan Laut (AL) baru saja mengamankan pemasukan 747 bal pakaian dan aksesoris pakaian dalam kondisi bekas serta delapan bal tas bekas senilai Rp1,51 miliar.

    Penindakan itu dilakukan pada Sabtu (9/8) hingga Selasa (12/8), di tiga lokasi Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Rinciannya, Kade Domestik 212 (lokasi pembongkaran barang), Alat Pemindai Impor TPS TER3 (lokasi pemindaian), dan TPS CDC Banda (lokasi penimbunan dan pemeriksaan barang.

    Pengamanan balpres kali ini menambah daftar panjang upaya Bea Cukai dalam memberantas peredaran pakaian bekas ilegal.

    Berdasarkan catatan Bea Cukai, sepanjang 2024 hingga 2025 tercatat sebanyak 2.584 kali penindakan dengan total barang bukti sebanyak 12.808 koli dan perkiraan nilai barang mencapai Rp49,44 miliar.

    Khusus pada 2025, terdapat enam penindakan balpres signifikan lainnya yang dilakukan oleh Bea Cukai.

    Pertama, Bea Cukai Makassar menindak 873 bal balpres senilai Rp2,1 miliar dari tiga kontainer yang masuk melalui Pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassar, pada 13 Maret 2025.

    Sehari berselang, Bea Cukai Pangkalan Bun menindak 167 koli balpres senilai Rp665 juta dari satu truk di Pelabuhan Panglima Ular.

    Penindakan ketiga, Direktorat Penindakan dan Penyidikan Bea Cukai menindak dua truk yang mengangkut 132 koli balpres senilai Rp1 miliar di Tol Cikampek pada 26 April 2025. Balpres tersebut diduga eks impor yang dikirim dari Jawa Timur menuju Jakarta.

    Pada hari yang sama, Bea Cukai Purwakarta menindak 66 bal balpres diduga eks impor senilai Rp1 miliar dari sebuah mobil boks di Jalan Raya Pamanukan, Subang, Jawa Barat.

    Penindakan kelima yaitu Bea Cukai Dumai menindak kapal bermuatan 150 bal balpres senilai Rp525 juta pada 30 April 2025.

    Terakhir, Kanwil Bea Cukai Kalimantan Bagian Barat mengamankan 2.000 bal balpres dalam delapan kontainer senilai Rp4 miliar di Lapangan Peti Kemas Depo Temas Shipping pada 7 Agustus 2025.

    Djaka mengatakan capaian penindakan itu menegaskan bahwa balpres masih menjadi salah satu komoditas yang paling sering menjadi target penyelundupan dan menjadi prioritas pengawasan Bea Cukai di seluruh wilayah Indonesia.

    “Untuk memberantas penyelundupan, kami akan terus memperkuat patroli laut, pengawasan di terminal peti kemas, dan pemanfaatan teknologi pemindaian. Penegakan hukum yang konsisten dan sinergi antarinstansi adalah kunci untuk melindungi masyarakat dan mendukung perekonomian nasional,” kata Djaka.

    Pewarta: Imamatul Silfia
    Editor: Virna P Setyorini
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bea Cukai-TNI AL Gagalkan Penyelundupan Pakaian-Tas Bekas di Tanjung Priok

    Bea Cukai-TNI AL Gagalkan Penyelundupan Pakaian-Tas Bekas di Tanjung Priok

    Bisnis.com, JAKARTA — Penindakan gabungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan dengan TNI Angkatan Laut menggagalkan pemasukan ratusan balpres pakaian dan tas bekas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Nilai perkiraannya mencapai Rp1,51 miliar.

    Direktur Jenderal Bea dan Cukai Djaka Budi Utama menyatakan keberhasilan itu merupakan hasil kerja sama erat yang sudah terjalin lama antara Bea Cukai dan TNI AL, baik dalam patroli laut bersama maupun pengawasan di pelabuhan dan darat.

    “Kita gencar menangani barang ilegal yang bisa merusak industri dalam negeri. Industri tekstil, misalnya, sedang mengalami keterpurukan sehingga langkah tegas ini sangat penting,” ujarnya dalam konferensi pers di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (14/8/2025).

    Dia menjelaskan ratusan balpres pakaian dan tas bekas ilegal itu diduga berasal dari Malaysia. Menurutnya, selama ini barang penyeludupan memang kerap berasal dari negara-negara tetangga.

    Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa Bea Cukai, Nirwala Dwi Heryanto, menambahkan bahwa operasi dilakukan pada 9–12 Agustus 2025 di tiga titik strategis: lokasi pembongkaran Kadut Domestik 212, area pemindaian Terminal 3, dan TPS CDC Banda Pelabuhan Tanjung Priok.

    Penindakan melibatkan unsur Bea Cukai Tanjung Priok, Kantor Wilayah Bea Cukai Kalimantan Bagian Barat, Direktorat Penindakan dan Penyidikan, Direktorat Interdiksi Narkotika, Markas Besar TNI AL, dan Koarmada I.

    Dari operasi tersebut, tim mengamankan 747 bal pakaian dan aksesori bekas, serta 8 bal tas bekas. Nirwala menjelaskan barang-barang tersebut melanggar UU No.17/2006 tentang Kepabeanan dan dilarang impor berdasarkan Permendag No.18/2021 jo. Permendag No.40/2022.

    “Balpres berisiko membawa penyakit, merusak citra bangsa, mengganggu industri tekstil, dan menggerus pasar produk lokal,” katanya pada kesempatan yang sama..

    Menurutnya, kasus ini menambah panjang daftar penindakan balpres ilegal. Sepanjang 2024–2025, sambung Nirwala, Bea Cukai mencatat 2.584 kasus dengan total 12.808 koli barang bukti senilai Rp49,44 miliar.

    Sejumlah kasus menonjol terjadi di Pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassar; Pelabuhan Panglima Ular, Pangkalan Bun; Tol Cikampek; Jalan Raya Pamanukan Subang; Dumai; hingga Pontianak; dengan modus umum tanpa dokumen pabean atau barang eks impor.

    Nirwala mengakui bahwa balpres masih menjadi salah satu komoditas yang paling sering diselundupkan, sehingga pengawasan akan terus diprioritaskan. Dia meyakini sinergi antarinstansi menjadi kunci keberhasilan penindakan.

    “Kami akan terus memperketat patroli laut, pengawasan terminal peti kemas, dan memanfaatkan teknologi pemindaian untuk menegakkan hukum secara konsisten,” katanya.

  • Beda dari yang Lain, Cara Lucky Hakim Bantu Petani Lewat Ribuan Ular Dilepas ke Sawah

    Beda dari yang Lain, Cara Lucky Hakim Bantu Petani Lewat Ribuan Ular Dilepas ke Sawah

    Liputan6.com, Jakarta Cara Bupati Indramayu Lucky Hakim dalam menangani persoalan di sektor pertanian beda dari yang lain. Dia menjadikan ular sebagai ‘Sahabat Tani’, dan melepaskan ribuan ular untuk atasi hama tikus.

    Aksi ini sebagai langkah Lucky Hakim memulai perang memberangus hama tikus di sawah. Melibatkan sejumlah influencer, dia melepaskan ribuan ekor ular jenis Coelognathus radiatus atau Ular Lanang Sapi.

    Diharapkan, ular-ular tersebut memangsa hama tikus yang menyerang persawahan Indramayu. Belakangan, hama tikus meresahkan petani. Keresahan ini ditindaklanjuti dengan program Ular Sahabat Tani.

    “Ribuan ular lanang sapi dan ular koros sudah kita lepas di lokasi-lokasi yang terserang hama tikus. Kasihan petani gagal tanam dan rugi besar karena serangan tikus sangat banyak,” kata Lucky Hakim.

    Ular-ular yang dilepasliarkan adalah ular yang habitat aslinya di Indramayu. Mereka sejak lama diburu dan dibunuh karena dianggap menakutkan sebagian orang. Populasi ular ini turun drastis. Akibatnya tikus merajalela.

    Lewat pernyataan tertulis yang diterima Showbiz Liputan6.com, Jumat (8/8), Lucky Hakim mengakui hama tikus jadi isu besar. Berbagai cara telah ditempuh petani dari gerakan kampung gropyok tikus, penaguran racun hingga pemasangan alat setrum.

    “Ini aslinya jenis ular yang berasal dari Indramayu, dulu tikus bisa dikontrol populasinya saat ada banyak ular, biawak dan burung hantu,” Lucky Hakim memaparkan.

    “Karena dianggap menakutkan, maka banyak ular dibunuh. Bukan hanya ular, biawak dan burung Hantu juga diburu lalu ditangkap. Efek tindakan itu maka populasi tikus jadi banyak dan enggak terkontrol,” lanjutnya.

    Lucky Hakim juga sudah melaksanakan program pusat untuk melepas burung hantu di area persawahan Indramayu beberapa bulan lalu. Namun, dia menganggap masalah hama tikus ini harus ditangani lebih variatif dan komprehensif.

  • Legislator Dukung DKI Rekrut 1.000 Petugas Damkar: ‘Pemadam’ Urusan Warga

    Legislator Dukung DKI Rekrut 1.000 Petugas Damkar: ‘Pemadam’ Urusan Warga

    Jakarta

    Sekretaris Komisi A DPRD DKI Jakarta, Mujiyono, mendukung langkah Pemprov DKI merekrut 1.000 petugas pemadam kebakaran (damkar) pada 12-14 Agustus. Mujiyono menilai saat ini keberadaan petugas damkar di masyarakat lebih dari sekadar memadamkan api.

    “Komisi A mendukung penuh rekrutmen 1.000 petugas damkar sebagai langkah memperkuat pelayanan keselamatan warga,” kata Mujiyono kepada wartawan, Senin (11/8/2025).

    Mujiyono mendorong kemampuan para petugas damkar ditingkatkan nantinya. Dia berharap personel damkar tidak sekadar bertugas memadamkan api, melainkan juga dapat membantu menyelesaikan permasalahan warga, seperti evakuasi hewan peliharaan hingga melepaskan cincin.

    “Kami juga berharap tambahan personel ini tidak hanya meningkatkan penanganan kebakaran, tetapi juga kemampuan penyelamatan lain yang sering diminta masyarakat, seperti evakuasi hewan, cincin macet di jari, atau sarang tawon,” kata dia.

    “Sekarang Petugas damkar bukan hanya memadamkan api, tapi juga ‘memadamkan’ segala urusan warga. Dari cincin macet di jari, mengusir ular, membereskan sarang tawon bahkan menurunkan kucing dari pohon. Pokoknya, masalah apapun kalau warga bingung, damkar yang dipanggil,” sambungnya.

    Politikus Demokrat ini menegaskan proses seleksi rekrutmen dilaksanakan secara adil dan tepat sasaran sesuai kompetensi dan penempatan tugasnya. Dia juga meminta Pemprov memastikan agar warga DKI yang melamar diprioritaskan.

    “Meskipun dilakukan secara terbuka, menurut kami tetap Warga Jakarta sebaiknya menjadi prioritas, dan sejak awal perlu dijelaskan bahwa status kerja adalah PJLP, sehingga tidak ada harapan otomatis untuk diangkat menjadi PNS di kemudian hari. Hal ini penting agar tidak menimbulkan ekspektasi yang keliru bagi masyarakat,” kata Mujiyono.

    “Mengingat pendaftar diperkirakan membeludak, sistem pendaftaran harus siap, dilakukan secara online, dilengkapi layanan pengaduan dan mekanisme banding yang cepat,” lanjut dia.

    Halaman 2 dari 2

    (fca/gbr)