Hewan: Ular

  • Daftar Bisnis yang Diramal Bisa Bikin Kaya di Tahun Ular Kayu

    Daftar Bisnis yang Diramal Bisa Bikin Kaya di Tahun Ular Kayu

    Jakarta

    Menurut astrologi China, 2025 merupakan Tahun Ular Kayu. Nah, Tahun Ular Kayu dimulai pada Tahun Baru Imlek yang jatuh pada hari ini Rabu (29/1/2025).

    Tahun Ular Kayu juga dipercaya berpengaruh pada bisnis yang dijalankan dan ujungnya bisa mendatangkan kekayaan. Kira-kira bisnis apa saja yang cuan di Tahun Ular Kayu?

    Menurut Pakar Feng Shui Suhu Xiang Yi, pertama, bisnis dengan aliran dana keluar dan masuk yang cepat, seperti industri saham dan sekuritas.

    “Bisnis yang ada hubungan dengan keuangan itu di paruh pertama lebih bersifat uang-uang yang datang dan pergi dengan cepat (seperti saham dan sekuritas), termasuk di dunia permainan keuangan (trading). Tetapi di akhir paruh kedua, itu harus berhati-hati tentang hal itu,” kata Suhu Xiang Yi kepada detikcom beberapa waktu lalu.

    Kedua, bisnis yang berhubungan dengan kayu dan produk-produk kayu. Produk tersebut seperti furnitur hingga kertas. Sektor yang berhubungan dengan tanah seperti properti juga diramal moncer.

    “Lalu yang ada hubungan dengan tanah cukup bagus. Satu lagi properti, di Indonesia masih baik walau di negara-negara tertentu sedang tidak bagus. Di Indonesia masih menjanjikan,” ujarnya.

    Ketiga, bisnis yang mengandung unsur logam juga terlihat masih terus berkembang, dalam hal ini ialah emas. Menurutnya, di paruh tahun pertama perkembangannya lebih baik. Sedangkan di paruh tahun kedua dalam mode bertahan.

    “Jika kekacauan di dunia terus berlangsung ya emas itu tetap oke sih. Nampaknya kekacauan di dunia di tahun 2025 itu belum selesai, bertambah membingungkan,” kata dia.

    Lalu bagaimana dengan bisnis dengan unsur di luar kayu? Menurut Suhu Xiang Yi bisnis dengan unsur di luar kayu berjalan biasa saja, tidak ada kenaikan yang signifikan. Salah satu contohnya restoran.

    “Api itu nampaknya biasa. Jadi masih seperti tahun-tahun sekarang ini. Segala sesuatu yang berhubungan api, misalnya energi, restoran, masih ada hubungan dengan api. Makanan api dan tanah itu. Sementara tanah bagus tapi api masih biasa saja. Banyak restoran yang buka gede-gedean tapi banyak juga yang udahan,” ujar Suhu Xiang Yi.

    (hns/hns)

  • Imlek 2025, Google Doodle Rayakan Tahun Ular dengan Sentuhann Game Klasik – Page 3

    Imlek 2025, Google Doodle Rayakan Tahun Ular dengan Sentuhann Game Klasik – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Google ikut merayakan Tahun Baru Imlek 2025 yang jatuh pada hari ini, Selasa (29/1/2025), dengan Google Doodle menarik bertemakan Tahun Ular.

    Google doodle ini tidak hanya menghadirkan ilustrasi khas perayaan Imlek, tetapi juga menyuguhkan elemen nostalgia dalam bentuk game klasik.

    Menariknya, game Google Doodle Imlek 2025 ini bisa langsung Anda mainkan secara langsung dari laman pencarian.

    Dalam keterangannya, Google menyebut Tahun Ular dalam astrologi China melambangkan pertumbuhan, kreativitas, dan transformasi.

    “Doodle ini merayakan Tahun Baru Imlek! Bulan baru pertama dalam kalender lunar telah dirayakan selama lebih dari 3.000 tahun di banyak negara di Asia,” tulis Google dalam keterangannya.

    Google Doodle Imlek 2025 tidak sekadar ilustrasi semata, tetapi juga menghadirkan game interaktif terinspirasi dari pemainan klasik bernama ‘Snake’.

    Saat bermain game, pemain akan menuntun ular di area permainan sembari memakan buah jeruk. Setiap kali jeruk di makan, ular pun akan semakin panjang.

    Seperti perayaan Imlek pada umumnya, perusahaan juga menyoroti pentingnya kebersamaan dalam perayaan ini. Dalam laman Google, disebutkan Tahun Baru Imlek biasanya dirayakan bersama keluarga dengan makanan khas seperti ikan, ayam, pangsit, kue beras manis, jeruk mandarin, dan nanas.

    Selain itu, tradisi berbagi amplop merah atau angpao juga menjadi bagian penting dalam perayaan, melambangkan keberuntungan dan harapan baik untuk tahun yang baru.

    Apakah Anda sudah mencoba memainkan game klasik di Google Doodle hari ini?

  • Gong Xi Fa Cai! Berikut Asal Usul Kata Imlek dan Ucapan Selamat Tahun Baru Imlek – Halaman all

    Gong Xi Fa Cai! Berikut Asal Usul Kata Imlek dan Ucapan Selamat Tahun Baru Imlek – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gong Xi Fa Cai, selamat Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili!

    Tahun Baru Imlek 2025 diperingati pada Rabu (29/1/2025) hari ini.

    Perlu diketahui, di Tahun Baru Imlek 2025 ini masuk tahun Ular Kayu.

    Bila kita berbicara tentang Imlek, dari mana sih kata Imlek itu sendiri?

    Ternyata, kata Imlek merupakan penyebutan yang hanya ada di Indonesia saja.

    Sementara di Dataran China, perayaan Imlek disebut dengan Chunjie.

    Mengutip Bobo, Chunjie merupakan festival menyambut musim semi.

    Setiap menjelang bulan Februari, China sedang mengalami musim semi, sehingga Chunjie bisa disebut sebagai perayaan menyambut musim semi yang hangat.

    Sementara di Indonesia yang hanya memiliki dua musim saja, penyebutan kata Chunjie tidak tepat.

    Maka dari itu, perayaan Chunjie di Indonesia diganti dengan penyebutan Tahun Baru Imlek.

    Kata Imlek berasal dari dialek Hokkian yang dalam bahasa Mandarin disebut yin li.

    Jika diartikan, yin li berarti lunar calendar atau kalender lunar, penanggalan yang dihitung berdasarkan peredaran bulan.

    Selain itu, sebagian orang menyebut perayaan Tahun Baru Imlek dengan istilah Sincia.

    Sama halnya dengan Imlek, Sincia juga berasal dari dialek Hokkian, yang dalam bahasa Mandarin disebut xin zheng (dibaca: sin ceng).

    Kata xin zheng merupakan singkatan dari istilah xin zheng yue yang artinya bulan pertama yang baru.

    Dalam dialek Hokkian, istilah xin zheng yue dibaca sebagai sin cia gwe.

    Maka dari itu, beberapa orang Tionghoa memudahkan pelafalannya menjadi sincia.

    Ucapan Tahun Baru Imlek

    Berikut beberapa ucapan Tahun Baru Imlek 2025 yang telah Tribunnews.com rangkum:

    1. Selamat Tahun Baru Imlek 2025! Semoga tahun ini membawa kebahagiaan, kesuksesan, dan keberuntungan bagi Anda dan keluarga.

    2. Gong Xi Fa Cai! Semoga tahun ini membawa kemakmuran, kebahagiaan, dan keseimbangan dalam hidup Anda.

    3. Selamat Imlek 2025! Semoga tahun ini penuh dengan cinta, kebahagiaan, dan kesuksesan, serta membawa Anda lebih dekat dengan impian Anda.

    4. Selamat Tahun Baru Imlek 2025, teman baik! Semoga tahun ini membawa kebahagiaan dan kesuksesan bagi Anda.

    5. Gong Xi Fa Cai, teman! Semoga tahun ini membawa keberuntungan dan kemakmuran bagi Anda.

    6. Selamat Imlek 2025, teman! Semoga tahun ini penuh dengan cinta, kebahagiaan, dan kesuksesan.

    7. Selamat Tahun Baru Imlek 2025, keluarga tercinta! Semoga tahun ini membawa kebahagiaan dan kesuksesan bagi kita semua.

    8. Gong Xi Fa Cai, Ayah, Ibu, dan keluarga! Semoga tahun ini membawa keberuntungan dan kemakmuran bagi kita semua.

    9. Selamat Imlek 2025, keluarga! Semoga tahun ini penuh dengan cinta, kebahagiaan, dan kesuksesan.

    10. 过年好

    Guo nian hao

    Selamat tahun baru

    11. 新春快乐

    Xin Chun Kuai Le

    Selamat musim semi/selamat tahun baru

    12. 万事如意

    Wan Shi Ru Yi

    Semua harapan dan impian dapat terpenuhi

    13. 身体健康

    Shen Ti Jian Kang

    Semoga sehat selalu

    14. 年年有余

    Nian Nian You Yu

    Semoga setiap tahun diberi panen yang berlimpah

    15. 岁岁平安

    Sui Sui Ping An

    Semoga dijauhkan dari malapetaka

    16. Kiong Hee Huat Chye, sin nian chye chye!

    Selamat Tahun Baru, semoga beruntung!

    17. Sin Nian Kuai Leh, kiong hee huat chye!

    Selamat Tahun Baru, semoga beruntung!

    18. Huat ah, sin nian chye chye!

    Semoga beruntung, Selamat Tahun Baru!

    19. Chye chye, kiong hee huat chye!

    Semoga beruntung, Selamat Tahun Baru!

    20. Kiong hee, sin nian kuai leh!

    Selamat, Selamat Tahun Baru!

    (Tribunnews.com/Whiesa/Sri Juliati) (Bobo/Cirana Merisa)

  • Berbeda dari Tahun Sebelumnya, Perayaan Imlek di Wihara Ariya Maitreya Bondowoso Tanpa Dupa

    Berbeda dari Tahun Sebelumnya, Perayaan Imlek di Wihara Ariya Maitreya Bondowoso Tanpa Dupa

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sinca Ari Pangistu

    TRIBUNJATIM.COM, BONDOWOSO – Malam perayaan Imlek 2025 di Wihara Ariya Maitreya, di Kelurahan Blindungan, Kabupaten Bondowoso berlangsung hikmat.

    Puluhan masyarakat Tionghoa, melakukan serangkaian ibadah dengan mengenakan jubah putih. Meski sebenarnya, jubah putih itu hanya dikenakan saat sembahyang pada Buddha Maitreya.

    Usai sembahyang, seluruh jamaah yang hadir berbalut baju berwarna merah.

    Rangkaian ibadah sembahyang dilakukan sebanyak tiga kali dengan dipimpin oleh Pendeta Juni Hermini.

    Menurut Ketua Wihara Ariya Maitreya, Tanti Yuliawati, ibadah sembahyang pertama dan ke dua dilakukan untuk mengantar tahun lama, dan menyambut tahun baru.

    Kemudian, ibadah berikutnya dilakukan untuk Minokfuk pada Buddha Maitreya.

    “Biasanya tiga kali sembahyang, ritualnya tiga kali,” jelasnya pada TribunJatimTimur.com pada Selasa (28/1/2025).

    Namun tak seperti sembahyang pada perayaan Imlek sebelum-sebelumnya. Tahun ini, sembahyang dilakukan tanpa menggunakan dupa.

    Menurut Tanti, itu disebabkan karena dupa ini seperti asap rokok yang dikhawatirkan berpengaruh pada kesehatan jamaah. Dan peraturan baru ini telah disampaikan sejak beberapa bulan terakhir, sekitar Desember 2024.

    “Gendren yang memutuskan agar tak menggunakan dupa,” ujarnya.

    Di Wihara Ariya Maitreya ini semua persembahan merupakan makanan tanpa daging atau vegetarian.

    “Bukan dari hewani loh ya, tidak bisa masuk ke Wihara kalau hewani. Jadi kita vegetarian,” ujarnya.

    Dalam tahun baru Imlek 2025 ini yang jatuh di bawah pengaruh shio ular kayu, kata Tanti, keluarga Tionghoa di Bondowoso berdoa agar kesehatan, hidup damai, dan keluarga bersatu.

    “Jadi semua agama berbeda-beda tapi tetap satu jua,” pungkasnya

  • Tahun Baru Imlek 2025: Perjalanan ke Asia Tenggara Termasuk Indonesia Melonjak – Page 3

    Tahun Baru Imlek 2025: Perjalanan ke Asia Tenggara Termasuk Indonesia Melonjak – Page 3

    Dalam budaya Tiongkok, ular memiliki makna yang kompleks. Di satu sisi, ular sering dikaitkan dengan sifat feminin dan elemen yin, seperti gelap dan kelembapan. Namun, ular juga melambangkan kebijaksanaan, kelahiran kembali, dan keberuntungan.

    Ular sering disebut sebagai “naga kecil” dalam mitologi Tiongkok. Kulit ular yang terkelupas, atau “mantel naga,” diyakini membawa keberuntungan dan simbol pembaruan. Dalam literatur dan legenda seperti Legenda Ular Putih, ular juga melambangkan cinta, kebahagiaan, serta kebijaksanaan.

    Sebagai simbol kebijaksanaan dan keberuntungan, Tahun Ular menjadi momen refleksi dan pembaruan. Perayaan Tahun Baru Imlek tidak hanya memperkuat ikatan keluarga, tetapi juga menyatukan komunitas dalam semangat optimisme dan harapan bersama untuk masa depan yang lebih baik.

    Tradisi Perayaan Imlek

    Tahun Baru Imlek adalah waktu untuk membersihkan rumah (chucheng) guna mengusir nasib buruk, memasang dekorasi merah seperti lentera, kertas potong, dan pasangan musim semi (chunlian) di setiap pintu, serta berbagi amplop merah (hongbao) berisi uang sebagai simbol keberuntungan.

    Makan malam keluarga dengan hidangan penuh makna, seperti ikan (simbol kelimpahan) dan pangsit (simbol kekayaan), menjadi momen utama dalam perayaan ini. Semua tradisi ini mencerminkan harapan untuk awal yang baru, kebahagiaan, dan keberuntungan di tahun mendatang.

  • Tinjau Perayaan Imlek di Wihara Ariya Maitreya, Kapolres Bondowoso Gaungkan Harmonisasi & Toleransi

    Tinjau Perayaan Imlek di Wihara Ariya Maitreya, Kapolres Bondowoso Gaungkan Harmonisasi & Toleransi

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sinca Ari Pangistu

    TRIBUNJATIM.COM, BONDOWOSO – Kapolres Bondowoso, AKBP Harto Agung Cahyono meninjau perayaan tahun baru Imlek di Wihara Ariya Maitreya di Kelurahan Blindungan pada Selasa (28/1/2025) malam.

    Bersama jajarannya, Kapolres Harto yang baru dua minggu menjabat di Bondowoso itu memantau segala kesiapan pelaksanaan ibadah.

    Tak hanya itu, dirinya bahkan menerjunkan puluhan personil Polri yang berjaga sejak sore  hingga tuntas pelaksanaan sembahyang.

    Pantauan TribunJatimTimur.com, Kapolres Harto Agung Cahyono juga berbincang dengan sejumlah jamaah.

    Ia mengatakan, di Bondowoso ini ada satu wihara yang cukup ramai jemaahnya. Untuk itulah, agar jemaah bisa melaksanakan ibadah dengan lancar dan aman.

    Pihaknya berjaga tak hanya jalur lalu lintas di sekitar wihara. Namun juga, ikut menjaga di beberapa titik Wihara dari segala hal kemungkinan.

    “Kurang lebih 30 orang mengawal sampai kegiatan selesai,” ujarnya.

    Pria asal Pamekasan ini menghimbau agar masyarakat di Bondowoso meningkatkan toleransi beragama.

    “Bondowoso adalah satu tempat yang harmonis sekali. Dan sangat toleransi, agar tetap menjaga keamanan ibadah yang ada di Bondowoso,” ujarnya.

    Sementara  itu, Ketua Wihara Ariya Maitreya, Tanti Yuliawati, menjelaskan rangkaian ibadah sembahyang dilakukan sebanyak tiga kali dengan dipimpin oleh Pendeta Juni Hermini.

    Ibadah sembahyang pertama dan ke dua dilakukan untuk mengantar tahun lama, dan menyambut tahun baru.

    Kemudian, ibadah berikutnya dilakukan untuk Minokfuk pada Buddha Maitreya.

    “Biasanya tiga kali sembahyang, ritualnya tiga kali,” jelasnya pada TribunJatimTimur.com pada Selasa (28/1/2025).

    Dalam tahun baru Imlek 2025 ini yang jatuh di bawah pengaruh shio ular kayu, kata Tanti, keluarga Tionghoa di Bondowoso berdoa agar kesehatan, hidup damai, dan keluarga bersatu.

    “Jadi semua agama berbeda-beda tapi tetap satu jua,” pungkasnya

  • Hujan Tak Surutkan Semangat Warga Jakarta Sambut Tahun Baru Imlek di Vihara Dharma Bhakti – Halaman all

    Hujan Tak Surutkan Semangat Warga Jakarta Sambut Tahun Baru Imlek di Vihara Dharma Bhakti – Halaman all

    Bersama keluarga, para umat datang untuk berdoa menjelang Hari Raya Imlek yang jatuh pada Rabu (28/1/2025) hari ini.

    Tayang: Rabu, 29 Januari 2025 05:51 WIB |
    Diperbarui: Rabu, 29 Januari 2025 06:08 WIB

    Tribunnews/Mario Christian Sumampow 

    HUJAN MENJELANG IMLEK – Suasana warga beribadah di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Jakarta Barat, sehari menjelang Tahun Baru Imlek, Selasa (28/1/2025). 

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Hujan yang mengguyur kawasan Jakarta sejak pagi hingga siang, serta  malam hari pada Selasa (28/1/2024) tidak menyurutkan semangat warga Jakarta menyambut Imlek.

    Warga tetap beribadah di Vihara Dharma Bhakti di kawasan Petak Sembilan, Jakarta Barat.  Bersama keluarga, para umat datang untuk berdoa menjelang Hari Raya Imlek yang jatuh pada Rabu (28/1/2025) hari ini.

    Awai, 73 tahun, mengaku selalu rutin beribadah di Vihara Dharma Bhakti setiap menjelang Imlek. 

    Dengan mengenakan kemeja putih motif kotak-kotak, Awai tiba di salah satu vihara tertua di Jakarta tersebut setelah hujan reda kemarin siang. 

    Pria berambut putih tersebut punya harapan tersendiri menyambut tahun baru Imlek kali ini.

    “Mudah-mudahan tahun ini semuanya maju, suasana juga tenang,” ujar Awai saat ditemui di Vihara Dharma Bhakti.

    Doa yang dipanjatkan ini sejalan dengan semangat Tahun Baru Imlek yang punya makna suci. 

    Sehari menjelang Imlek, pihak panitia di vihara tampak sibuk melakukan persiapan. Beberapa orang mengangkat setumpuk bunga untuk menghiasi vihara.

    Ada pula yang sibuk mengurus perlengkapan berdoa para umat. Tahun Baru Imlek 2025 yang bertepatan dengan 2576 Kongzili akan dirayakan pada Rabu hari ini.

    Tahun ini, menurut kalender Tionghoa akan menjadi tahun Ular Kayu. Dalam astrologi Tionghoa, Ular dikenal sebagai simbol kebijaksanaan, intuisi, dan transformasi.

     

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’2′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Imlek 2025: Wihara Bersolek, Esensi Lilin Merah, Harapan Rezeki Lebih Baik di Tahun Ular

    Imlek 2025: Wihara Bersolek, Esensi Lilin Merah, Harapan Rezeki Lebih Baik di Tahun Ular

    Imlek 2025: Wihara Bersolek, Esensi Lilin Merah, Harapan Rezeki Lebih Baik di Tahun Ular
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Wihara dan kelenteng di Kota Bandung bersolek pada perayaan
    Imlek 2025
    atau Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili.
    Sejumlah lilin hingga lampion tertata rapi di setiap sudut ruangan.
    Berdasarkan pantauan, tampak para pengelola
    Vihara Dharma Ramsi
    tengah melakukan bersih-bersih di setiap sudut ruangan;
    Beberapa lainnya tengah membersihkan kursi dan memasang lilin yang berjejer rapi.
    Pengelola Vihara Dharma Ramsi, Alex (35), mengungkapkan saat ini ada sekitar 150 pasang lilin atau sekitar 300 lilin terpasang di Vihara Dharma Ramsi.
    Rencana lilin berwarna merah yang memiliki berat hingga 60 kg itu akan dinyalakan sekitar pukul 23.00 WIB.
    Adapun lilin merah ini memiliki makna tersendiri. Merah menandakan kebahagiaan dan kesejahteraan.
    “Lilin ini menandakan afirmasi agar kehidupan menjadi terang. Ketika mendapat masalah, ada jalan keluar yang menerangi perjalanan hidup kita, kurang lebih begitu esensinya,” kata Alex di Vihara Dharma Ramsi, Selasa (28/1/2025).
    Alex menyebut kemungkinan 500 pengunjung bakal datang ke Vihara Dharma Ramsi saat perayaan Imlek tahun ini.
    “Mungkin bisa lebih untuk tahun ini,” ujarnya.
    Harapan Tahun Ular
    Di Tahun Ular ini, Alex berharap kehidupan yang lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya.
    “Kami berharap agar tahun depan lebih baik lagi, meskipun hal ini tergantung pada diri pribadi kita semua,” ucapnya.
    Sementara itu, di Vihara Samudra Bhakti, pernak-pernik lampion menghiasi sekitar halaman wihara.
    Tampak warga Tionghoa sudah mulai berdatangan. Dengan dupa di tangan, pengunjung mulai beribadah berharap masa depan yang lebih baik di Tahun Ular ini.
    Warga keturunan Tionghoa, Daniel (40) dan Sisi (38), datang berkunjung ke Vihara Dharma Bakti untuk berdoa berharap rezeki yang lebih baik di Tahun Ular ini.
    “Mudah-mudahan Tahun Ular lebih bagus dibanding Tahun Naga, soalnya katanya Tahun Ular sedikit susah. Mudah-mudahan rezekinya lebih bagus dibanding tahun Naga,” kata Daniel usai beribadah di wihara tersebut.
    Daniel mengaku bahwa dirinya beragama Katolik.
    Meski begitu, ia dan keluarga tetap menjaga tradisi setiap perayaan Imlek.
    “Iya, menjaga tradisi. Sebetulnya kalau agama Katolik, cuma tradisi keluarga kami masih dijaga. Semua keluarga masih menjaga tradisi,” kata Daniel dan Sisi.
    Sisi berharap di Tahun Ular ini, ada peningkatan kehidupan yang lebih baik setiap tahunnya.
    “Semoga tiap tahun ada peningkatan dan tahun ini lebih baik lagi,” harapnya.
    Persiapan keamanan
    Sementara itu, Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Budi Sartono, mengatakan sebanyak 448 personel diterjunkan untuk melakukan pengamanan saat perayaan Imlek di Kota Bandung.
    Menurut Budi, dari puluhan wihara dan kelenteng di Kota Bandung, hanya 20 wihara yang menggelar perayaan Imlek.
    “Jadi, di Bandung ini ada 32 kelenteng dan wihara, tetapi setelah kami melakukan pengecekan, ada 20 yang mengadakan acara,” ucapnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Korem 121/ABW siap bantu pengamanan Imlek dan Cap Go Meh Kalbar 

    Korem 121/ABW siap bantu pengamanan Imlek dan Cap Go Meh Kalbar 

    Singkawang (ANTARA) – Korem 121/Alambhana Wannawai menyatakan, siap membantu pengamanan perayaan Tahun Baru Imlek di wilayah Kalimantan Barat, hingga pada festival Cap Go Meh.

    “Marilah kita jadikan perayaan ini sebagai momentum untuk meneguhkan komitmen kita dalam menjaga keberagaman dan toleransi yang ada di Kalimantan Barat, yang selama ini telah menjadi contoh yang baik bagi daerah-daerah lain,” ujar Komandan Korem 121/ABW, Brigadir Jenderal TNI Purnomosidi, dalam pembukaan Imlek di Singkawang, Kalimantan Barat, Selasa.

    Dalam kesempatan itu pula, dia juga mengajak masyarakat Kalimantan Barat untuk senantiasa menjaga dan memperkuat semangat persatuan dan kesatuan bangsa.

    “Keberagaman kita adalah kekuatan yang harus kita pelihara dengan penuh rasa saling menghormati,” ujarnya.

    Ia juga mengingatkan masyarakat Kalimantan Barat, terkhusus di Singkawang untuk yang terlibat dalam festival Imlek dan Cap Go Meh untuk senantiasa menjaga sportivitas dan kebersamaan.

    Dia juga berharap, serangkaian perayaan Imlek dan Cap Go Meh dapat terus dilaksanakan secara berkesinambungan, sebagai bagian dari upaya dalam melestarikan kebudayaan dan memperkuat kebersamaan di tengah keberagaman.

    “Saya mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili kepada segenap warga Kalimantan Barat yang merayakan, Semoga Tahun Ular Kayu 2025 ini membawa keberkahan, kesehatan, dan kesuksesan bagi kita semua. Gong Xi Fa Cai,” ujarnya.

    Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, Harisson, mengatakan, Singkawang sebagai kota dengan toleransi paling tinggi di Indonesia dengan keragaman etnis serta budayanya telah berkontribusi besar memajukan pembangunan di Kalbar.

    “Kita tahu Singkawang adalah kota paling toleran di Indonesia, keragaman etnis serta budayanya ini memperkaya kita, membuat pembangunan di Kalbar semakin maju,” ujarnya.

    Banyaknya UMKM yang tampil di setiap perayaan Imlek dan Cap Go Meh disebutnya mampu mempercepat roda perekonomian.

    “Festival perayaan Imlek dan Cap Go Meh di Singkawang atau pun kota lainnya di Kalbar ini membuat roda perputaran ekonomi kita jadi jauh lebih cepat,” ujarnya.

    Kemudian Kepala Bidang Humas Polda Kalimantan Barat, Komisaris Besar Polisi Bayu Suseno, menyampaikan, mereka telah mendata 239 klenteng dan 170 vihara yang menjadi prioritas pengamanan, termasuk lokasi keramaian yang menjadi konsentrasi massa yaitu tempat hiburan, daerah pantai dan pulau.

    “Selain itu juga lonjakan mobilitas masyarakat juga diprediksi akan jauh meningkat seiring dengan libur panjang nasional, selama periode ini akan meningkatkan risiko kemacetan dan kecelakaan, terutama di jalur strategis seperti Pontianak – Singkawang,” ujar dia.

    Analisis situasi dan potensi kerawanan, katanya, sudah dilakukan Polda Kalbar yaitu pengamanan tempat ibadah dan lokasi keramaian, manajemen lalu lintas, pencegahan konflik, isu SARA, dan gangguan kamtibmas, serta kesiapsiagaan terhadap cuaca ekstrem.

    “Media sosial kerap menjadi sarana penyebaran isu provokatif yang dapat memicu konflik berbasis SARA, satgas preemtif dan satgas siber harus aktif mendeteksi potensi isu provokatif sejak dini, memberikan edukasi kepada masyarakat, serta menangkal penyebaran informasi yang tidak benar, sehingga situasi kamtibmas dapat terjaga,” ujar dia.

    Pewarta: Narwati
    Editor: Ade P Marboen
    Copyright © ANTARA 2025

  • Awas, Ini Warna Pakaian yang Boleh dan Tidak Boleh Dipakai Saat Imlek

    Awas, Ini Warna Pakaian yang Boleh dan Tidak Boleh Dipakai Saat Imlek

    Jakarta, Beritasatu.com – Perayaan Tahun Baru Imlek merupakan salah satu tradisi yang sangat dihormati dalam budaya Tionghoa, termasuk saat pemilihan warna pakaian. Pakaian yang dikenakan juga memegang peranan penting karena dipercaya dapat mempengaruhi nasib dan keberuntungan di tahun yang baru. 

    Pemilihan warna pakaian menjadi hal yang sangat diperhatikan saat merayakan Imlek. Dilansir dari China Highlights, berikut adalah warna pakaian yang boleh dan tidak boleh dipakai saat Imlek.

    Warna yang Boleh Dipakai

    1. Merah: Warna keberuntungan

    Merah adalah warna yang paling populer dan sering dipilih selama perayaan Imlek. Warna ini melambangkan kebahagiaan, keberuntungan, dan kemakmuran, yang menjadikannya warna utama yang harus dikenakan saat Imlek. Merah dipercaya membawa keberuntungan dan energi positif, dan digunakan baik oleh pria maupun wanita.

    Selain itu, bagi mereka yang lahir di tahun yang sama dengan tahun kalender Cina (Shio Ular Kayu pada 2025), mengenakan pakaian dengan sentuhan merah, seperti pakaian dalam atau kaus kaki merah, dipercaya dapat membawa keberuntungan sepanjang tahun.

    2. Emas dan kuning: Melambangkan kekayaan

    Selain merah, emas dan kuning juga merupakan warna yang sangat populer saat Imlek. Kedua warna ini melambangkan kekayaan dan keberuntungan. Menggunakan pakaian atau aksesoris berwarna emas atau kuning akan memberikan kesan mewah dan elegan, serta dipercaya dapat mendatangkan rezeki di tahun yang baru.

    Anda dapat mencampur warna merah dengan emas atau kuning untuk menciptakan tampilan yang seimbang dan penuh kemewahan.

    Warna yang Tidak Boleh Dipakai

    1. Hitam: Warna yang berhubungan dengan kematian

    Salah satu aturan yang sangat penting dalam budaya Tionghoa adalah menghindari memakai pakaian berwarna hitam pada saat Imlek. Warna hitam biasanya diasosiasikan dengan pemakaman dan kesedihan.

    Oleh karena itu, mengenakan pakaian hitam diyakini dapat mendatangkan nasib buruk dan energi negatif di tahun yang baru. Untuk itu, pilihlah warna-warna cerah dan menggembirakan seperti merah atau emas yang membawa keberuntungan.

    2. Putih: Warna yang dihindari saat Imlek

    Putih, seperti hitam, juga dihindari selama Tahun Baru Imlek. Warna putih dianggap berhubungan dengan masa berkabung dan pemakaman dalam budaya Tionghoa. Oleh karena itu, untuk menjaga suasana perayaan yang penuh keceriaan, warna putih sebaiknya dihindari dalam busana Imlek.

    3. Pakaian rusak: Menghindari nasib buruk

    Selain warna, kondisi pakaian juga menjadi perhatian penting. Pakaian yang rusak, seperti celana jeans yang robek atau baju yang sobek, dianggap membawa sial. Menurut tradisi, pakaian yang rusak bisa mendatangkan nasib buruk dan kesialan sepanjang tahun. 

    Oleh karena itu, pastikan pakaian yang Anda kenakan dalam kondisi baik dan terawat, agar Anda bisa merayakan Imlek dengan penuh keberuntungan dan energi positif.

    4. Jangan memakai sepatu baru: Tabu Imlek

    Di beberapa daerah, terutama di wilayah selatan, mengenakan sepatu baru saat Imlek dianggap sebagai hal yang tabu atau dapat membawa nasib buruk. Masyarakat Tionghoa percaya bahwa sepatu baru dapat mengundang “kehilangan” atau kesulitan sepanjang tahun, jadi lebih baik memilih sepatu yang sudah digunakan sebelumnya untuk merayakan tahun baru.

    Pemilihan pakaian saat Imlek memang tidak hanya soal tampilan, tetapi juga terkait dengan harapan untuk mendapatkan keberuntungan dan kemakmuran di tahun yang baru. Oleh karena itu, pastikan untuk mengenakan pakaian berwarna merah atau emas yang melambangkan keberuntungan dan kekayaan, serta menghindari warna hitam dan putih yang membawa kesedihan.