Hewan: Ular

  • Hari Dongeng Sedunia, Ini 5 Dongeng Indonesia Terpopuler

    Hari Dongeng Sedunia, Ini 5 Dongeng Indonesia Terpopuler

    Liputan6.com, Yogyakarta – Hari Dongeng Sedunia atau World Storytelling Day diperingati setiap 20 Maret. Peringatan ini bertujuan untuk mengapresiasi manfaat mendongeng dalam pendidikan anak, termasuk membentuk karakter anak.

    Dongeng di Indonesia telah menjadi bagian budaya dan tradisi lisan yang telah diwariskan secara turun-temurun. Bahkan, di Indonesia juga ada peringatan Hari Dongeng Nasional setiap 28 November. Tanggal tersebut bertepatan dengan hari lahir legenda dongeng Indonesia, Drs. Suyadi atau Pak Raden.

    Mengutip dari berbagai sumber, berikut lima dongeng Indonesia terpopuler:

    1. Bawang Merah dan Bawang Putih

    Kisah Bawang Merah dan Bawang Putih menjadi salah satu cerita dongeng yang paling populer di Indonesia. Mengisahkan seorang janda dengan dua anak perempuan, Bawang Merah dan Bawang Putih.

    Bawang Merah digambarkan sebagai orang yang sangat malas, sombong, dan suka iri hati. Sementara Bawang Putih adalah sosok yang baik hati, rajin, dan selalu sabar. Bawang Merah dan ibunya kerap memperlakukan Bawang Putih dengan buruk, tetapi ia tetap sabar.

    Awalnya Bawang Putih hidup bahagia bersama ayah dan ibunya. Namun, setelah ibunya meninggal dunia karena sakit, ayahnya menikah lagi dengan seorang janda, yakni ibu dari Bawang Merah. Tak lama, ayahnya juga meninggal dunia, menyisakan dirinya yang harus tinggal bersama ibu dan saudara tirinya.

    Suatu hari, Bawang Putih mendapat hadiah labu kecil dari seorang perempuan tua yang telah ia tolong. Sesampainya di rumah, ibu dan Bawang Merah sangat marah dan memecahkan labu kecil tersebut yang ternyata berisi banyak perhiasan.

    Bawang Merah yang serakah pun mencari perempuan tua tersebut dan meminta labu besar. Namun, karena Bawang Merah tidak menolong perempuan tua itu, ia diberi labu besar yang ternyata berisi ular berbisa.

    2. Malin Kundang

    Kisah Malin Kundang juga mejadi dongeng populer di Indonesia yang mengangkat kisah seorang anak durhaka. Mengisahkan seorang ibu tua bersama anaknya, Malin Kundang, yang hidup di sebuah desa pesisir di Sumatra Barat.

    Malin yang ingin mengubah nasib, memutuskan merantau ke kota besar. Malin Kundang berhasil menjadi seorang pedagang sukses yang kaya raya di perantauan.

    Ia kemudian menikah dengan seorang putri bangsawan yang memiliki status sosial tinggi. Malin pun berjanji untuk kembali ke kampung halamannya dan mengunjungi ibunya.

    Setibanya di desa, Malin bersama istrinya berjalan di pantai. Ibu Malin yang sudah lama tidak bertemu dengan anaknya pun mendekat dengan penuh kebahagiaan.

    Namun, saat ibu Malin menyapa dan memanggil nama anaknya, Malin yang sudah kaya pun merasa malu dengan kondisi ibunya. Ia menolak mengakui ibunya di depan sang istri.

    Ibu Malin yang sedih dan kecewa pun menangis. Ia kemudian mengutuk Malin Kundang menjadi batu.

  • Damkar Jakbar evakuasi ular sanca yang masuk ke rumah warga

    Damkar Jakbar evakuasi ular sanca yang masuk ke rumah warga

    Jakarta (ANTARA) – Petugas Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Barat mengevakuasi seekor ular sanca yang memasuki rumah warga Japan Salak Barat V RT 011/RW 05 Tanjung Duren Utara, Grogol Petamburan, Senin.

    Kepala Seksi Operasi Sudin Gulkarmat Jakbar, Syarifudin di Jakarta, Senin, peristiwa itu bermula ketika pemilik rumah melihat ular sepanjang 2,5 meter itu di dalam kloset.

    “Pelapor hendak ke kamar mandi melihat ular di dalam kloset. Kemudian menelpon ke Satgas Kelurahan (Damkar Tanjung Duren Utara),” ujarnya.

    Menerima laporan tersebut, tiga orang personel damkar langsung menuju lokasi dan mengevakuasi ular tersebut kurang dari satu jam.

    “Mulai evakuasi pukul 04.54 WIB sampai selesai pukul 05.44 WIB. Ular sanca dengan panjang 2,5 meter berhasil dievakuasi,” kata Syarif.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Idul Fitri 2025: Ucapan Selamat yang Penuh Makna – Page 3

    Idul Fitri 2025: Ucapan Selamat yang Penuh Makna – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Tahun 2025 akan diwarnai dengan dua perayaan besar yang dinantikan banyak orang di Indonesia: Idul Fitri 1446 H dan Tahun Baru Imlek 2025. Idul Fitri diperkirakan jatuh pada akhir Maret 2025, menandai berakhirnya bulan Ramadan dan menjadi momen untuk saling memaafkan. Sementara itu, Imlek 2025, tahun Ular Kayu, sudah dirayakan pada 10 Februari 2025. Kedua perayaan ini menjadi waktu yang tepat untuk mempererat tali silaturahmi dan menyampaikan ucapan selamat serta harapan baik kepada orang-orang terkasih.

    Memberikan ucapan selamat Idul Fitri maupun Imlek bukan sekadar formalitas, melainkan ungkapan tulus yang mengandung doa dan harapan. Baik ucapan formal untuk rekan kerja maupun ucapan informal untuk keluarga dan sahabat, semua memiliki makna tersendiri yang mencerminkan nilai-nilai budaya dan keagamaan. Artikel ini akan memberikan beragam pilihan ucapan untuk kedua perayaan tersebut, lengkap dengan penjelasan makna di baliknya.

    Dari ucapan Idul Fitri yang hangat dan penuh kekeluargaan hingga ucapan Imlek yang penuh makna keberuntungan dan kesuksesan, kami hadirkan berbagai pilihan kata-kata yang dapat Anda sesuaikan dengan relasi dan tingkat kedekatan Anda dengan penerima ucapan. Semoga artikel ini dapat membantu Anda dalam memilih ucapan yang tepat dan menyampaikannya dengan penuh ketulusan, sehingga perayaan Idul Fitri 2025 semakin berkesan dan mempererat hubungan antar sesama.

  • Kurang dari 3 Bulan, Damkar Tuban Amankan 91 Ular dari Permukiman Warga: Musim Penghujan

    Kurang dari 3 Bulan, Damkar Tuban Amankan 91 Ular dari Permukiman Warga: Musim Penghujan

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Muhammad Nurkholis

    TRIBUNJATIM.COM, TUBAN – Selama 2,5 bulan di tahun 2025 ini, petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Tuban telah amankan 91 ekor ular, Jumat (14/3/2025).

    Kasatpol PP dan Damkar Kabupaten Tuban, Gunadi mengatakan, ular makin sering muncul ke permukiman masyarakat karena dipengaruhi faktor musim penghujan.

    “Ular ini muncul makin banyak karena musim penghujan, dari awal tahun hingga saat ini sudah ada 91 ekor ular yang diamankan,” ujar Gunadi.

    Dia menambahkan, ular akan mencari tempat yang lebih hangat dan tidak basah, ketika musim penghujan.

    Kemudian untuk jenis ular yang dievakuasi oleh Damkar, mayoritas adalah jenis ular piton dengan panjang kisaran dua sampai tiga meter.

    “Untuk panjang ular yang kita amankan, kisaran dua hingga tiga meter,” imbuhnya.

    Mantan Camat Grabagan Tuban ini juga mengatakan, sebagian ular sudah diangkut untuk direhabilitasi Wildlife Rescue Unit (WRU) Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jatim.

    “Ada 51 ekor ular yang dibawa ke BKSDA untuk pemeriksaan kesehatan dan persiapan pelepasliaran ke habitat yang lebih aman,” bebernya.

    Dengan maraknya kemunculan ular di musim penghujan, Gunadi mengimbau agar masyarakat tidak perlu khawatir.

    Jika mendapati kemunculan hewan melata ini, maka alangkah baiknya langsung menghubungi petugas Damkar Kabupaten Tuban agar lebih aman.

  • Film Muslihat Segera Tayang 17 April 2025, Kisah Teror di Panti Asuhan

    Film Muslihat Segera Tayang 17 April 2025, Kisah Teror di Panti Asuhan

    Liputan6.com, Yogyakarta – Film produksi IM Pictures, Muslihat, bakal segera tayang di bioskop mulai 17 April 2025. Film karya sutradara Chairun Nissa ini mengisahkan tentang teror iblis penunggu panti asuhan.

    Jelang penayangannya, official poster dan trailer pun dirilis. Film ini mengusung genre horor yang mengungkap tipu muslihat iblis.

    Dalam trailer yang dirilis, tampak sebuah rumah berarsitektur tua di tengah desa. Tiba-tiba ada seorang anak kecil yang datang dan diserang ular hitam besar.

    Film Muslihat mengisahkan Jihan dan adiknya, Syafa. Setelah orang tua mereka meninggal dalam kecelakaan maut, mereka pun pindah ke panti asuhan untuk memulai hidup baru.

    Alih-alih memulai hidup baru yang lebih baik, mereka justru mendapatkan mimpi buruk lainnya. Banyak teror yang muncul di panti asuhan, mulai dari suara-suara aneh di malam hari, kerasukan, munculnya perempuan misterius bernama Shinta, hingga meninggalnya salah satu penghuni panti bernama Rahma.

    Dengan memanfaatkan tubuh Syafa, iblis penunggu panti asuhan pun terus melakukan muslihat agar bisa mengambil nyawa manusia. Sebagai pengurus panti, Jihan dan Gustaf juga terus berusaha untuk mengusir kekuatan jahat tersebut.

    Sayangnya, upaya itu justru mengancam nyawa Syafa. Belakangan diketahui bahwa lokasi yang menjadi tempat baru panti asuhan memiliki masa lalu kelam yang berdampak pada gangguan mistis pada anak-anak panti.

    Saat Syafa dirasuki iblis, rukiah menjadi harapan terakhir. Mampukah mereka mengusir iblis dari tubuh Syafa dan bangunan panti asuhan?

    Film Muslihat dibintangi oleh Asmara Abigail, Edward Akbar, Ajeng Giona, Tata Janeeta, Fatih Unru, Ence Bagus, dan masih banyak lagi. Film ini mulai tayang di bioskop pada 17 April 2025.

    Penulis: Resla

  • VIRAL Ular Kobra Muncul di Kloset Kamar Kos Mahasiswi Padang, Warganet: Untung Nggak Sampai Dipatuk – Halaman all

    VIRAL Ular Kobra Muncul di Kloset Kamar Kos Mahasiswi Padang, Warganet: Untung Nggak Sampai Dipatuk – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Seorang mahasiswi di Kota Padang, Sumatera Barat, mengalami momen menegangkan yang nyaris merenggut nyawanya. 

    Ia dikagetkan oleh kemunculan seekor ular kobra di lubang kloset saat hendak buang air.

    Peristiwa ini terjadi di kamar kos tempat tinggalnya di kawasan Parupuk Tabing, Kecamatan Koto Tangah, pada Rabu (12/3/2025) malam.

    Kejadian tersebut bermula ketika mahasiswi itu sedang menggunakan toilet di kamar kosnya.

    Tiba-tiba, ia melihat kepala ular kobra muncul dari genangan air di dalam kloset. 

    Ular tersebut berukuran cukup besar dan siap mematuk jika merasa terancam.

    Beruntung, mahasiswi itu langsung menyadari keberadaan ular tersebut dan segera menghindar.

    “Syok sekali waktu itu. Saya hampir tidak percaya melihat ular sebesar itu muncul dari kloset. Langsung saya lari dan tutup pintu toilet,” ujar mahasiswi yang enggan disebutkan namanya.

    Takut terjadi hal yang tidak diinginkan, mahasiswi itu segera melaporkan kejadian tersebut kepada pihak Pemadam Kebakaran (Damkar) setempat.

    Petugas Damkar pun sigap merespons laporan tersebut.

    Kabid Ops Sarpras Damkar Kota Padang, Rinaldi, menjelaskan bahwa timnya segera bergerak setelah menerima laporan pada pukul 22.40 WIB. 

    “Kami langsung mengirimkan tim dengan peralatan lengkap ke lokasi kejadian di kawasan Parupuk Tabing,” kata Rinaldi.

    Proses evakuasi ular kobra tersebut berlangsung dengan cepat dan lancar.

    Petugas berhasil menangkap ular tersebut pada pukul 23.08 WIB. 

    “Ular berhasil diamankan tanpa ada kendala. Kondisi di lokasi sudah aman,” tambah Rinaldi.

    Ular kobra yang berhasil dievakuasi kemudian dibawa ke tempat yang lebih aman untuk dilepaskan ke habitatnya.

    Tim Damkar juga memberikan imbauan kepada warga sekitar untuk selalu waspada terhadap kemungkinan adanya hewan liar yang masuk ke pemukiman.

    Viral di Media Sosial

    Proses evakuasi ular kobra tersebut terekam dalam sebuah video yang diunggah oleh salah seorang penghuni kosan.

    Video tersebut pun viral di media sosial dan mengundang berbagai komentar dari warganet.

    “Kasihan mahasiswinya, pasti trauma seumur hidup,” tulis salah seorang netizen.

    “Waduh, serem banget ya. Untung nggak sampai dipatuk,” komentar netizen lainnya.

    Beberapa warganet juga mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan memastikan saluran air tertutup rapat untuk mencegah hewan seperti ular masuk ke dalam rumah.

    Fenomena Ular Masuk Kloset

    Kasus ular masuk kloset sebenarnya bukan hal yang jarang terjadi.

    Beberapa waktu lalu, kejadian serupa juga pernah terjadi di beberapa daerah di Indonesia.

    Biasanya, ular masuk melalui saluran pembuangan yang terhubung dengan selokan atau area terbuka.

    Ahli reptil menjelaskan bahwa ular sering kali mencari tempat yang lembap dan gelap untuk bersembunyi.

    Kloset menjadi salah satu tempat yang sering dimasuki ular karena kondisinya yang sesuai dengan habitat mereka.

    Trauma dan Pelajaran Berharga

    Bagi mahasiswi yang menjadi korban kejadian ini, momen tersebut tentu menjadi pengalaman yang tidak terlupakan.

    Ia mengaku masih trauma dan akan lebih berhati-hati saat menggunakan toilet.

    “Sekarang setiap mau ke toilet, saya selalu cek dulu. Takut ada ular lagi,” ujarnya.

    Kejadian ini juga menjadi pelajaran berharga bagi penghuni kosan lainnya.

    Mereka pun mulai memeriksa saluran air dan memastikan lingkungan sekitar kosan tetap bersih untuk mencegah hewan liar masuk.

    Petugas Damkar Sragen mengevakuasi belasan ekor Ular Kobra Jawa di Rest Area 519 B, Desa Karangmalang, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. (IST)

    Imbauan dari Damkar

    Pihak Damkar Kota Padang mengimbau warga untuk selalu waspada dan menjaga kebersihan lingkungan. 

    “Pastikan saluran air tertutup rapat dan rutin membersihkan area sekitar rumah.

    Jika menemui hewan berbahaya, segera laporkan ke pihak berwenang,” pesan Rinaldi.

    Dengan kejadian ini, diharapkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan tempat tinggal.

    “Semoga kejadian serupa tidak terulang lagi di masa mendatang,” katanya.

    Bahaya gigitan ular kobra

    Gigitan ular kobra sangat berbahaya karena racunnya yang kuat dapat menyebabkan kelumpuhan otot, gagal napas, dan bahkan kematian jika tidak segera ditangani.  
     
    Berikut adalah bahaya-bahaya gigitan ular kobra: 

    Racun yang Kuat: 

    Ular kobra memiliki racun neurotoksin yang menyerang sistem saraf, menyebabkan kelumpuhan otot, kesulitan bernapas, dan bahkan kematian.  
     
    Kematian Cepat: 

    Dalam beberapa kasus, gigitan ular kobra bisa menyebabkan kematian dalam hitungan menit atau jam.  
     
    Kerusakan Jaringan: 

    Racun kobra dapat merusak jaringan di sekitar lokasi gigitan, menyebabkan nekrosis (kematian jaringan) dan gangren.  
     
    Infeksi: 

    Luka gigitan ular kobra rentan terhadap infeksi bakteri, yang dapat memperburuk kondisi.  
     
    Efek Lainnya:  Mati rasa, muntah, dan nyeri hebat; Peradangan parah, Perdarahan spontan, Gangguan pernapasan, 
    Gagal jantung, 

    Perlunya Penanganan Medis Segera: 

    Gigitan ular kobra merupakan keadaan darurat medis yang membutuhkan penanganan medis segera, termasuk pemberian antivenin (penawar racun).  
     
    Pertolongan Pertama:  Tenangkan korban dan hindari pergerakan berlebihan, bersihkan luka dengan air bersih, jangan mencoba mengisap atau memotong luka, segera bawa korban ke fasilitas medis terdekat. (TribunBogor/Vivi Febrianti) 
     

  • Kronologi Ular Cobra Muncul dari Kloset Kos Mahasiswi di Padang, Damkar Turun Tangan  – Halaman all

    Kronologi Ular Cobra Muncul dari Kloset Kos Mahasiswi di Padang, Damkar Turun Tangan  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Kota Padang – Seorang mahasiswi di kawasan Parupuk Tabing, Kecamatan Koto Tangah, mengalami kejadian mengejutkan saat menggunakan kamar mandi di kosannya.

    Pada Rabu malam, 12 Maret 2025, ia dikejutkan oleh kemunculan seekor ular cobra yang tiba-tiba muncul dari dalam kloset duduk.

    Ular berukuran besar itu muncul dengan kepalanya di genangan air dalam kloset.

    Merasa ketakutan dan khawatir akan keselamatannya, mahasiswi tersebut segera melapor kepada pihak Pemadam Kebakaran (Damkar) untuk mengevakuasi ular tersebut.

    Tanggapan Pemadam Kebakaran

    Kepala Bidang Operasional dan Sarana Prasarana Damkar Kota Padang, Rinaldi, menjelaskan bahwa pihaknya menerima laporan tentang ular tersebut pada pukul 22:40 WIB.

    “Kami menerima laporan ada ular di dalam kloset rumah kos di kawasan Parupuk Tabing,” ungkap Rinaldi.

    Petugas Damkar yang datang dengan peralatan lengkap berhasil menangkap ular cobra dari dalam kloset.

    Proses evakuasi berlangsung lancar dan selesai pada pukul 23.08 WIB.

    “Kondisinya aman dan tidak ada kendala di lapangan,” tambahnya.

    Video proses evakuasi yang direkam oleh penghuni kosan menjadi viral di media sosial, menarik perhatian warganet dengan beragam komentar.

    Meskipun kejadian ular masuk kloset bukanlah hal yang jarang terjadi, banyak orang yang tidak menginginkan pengalaman serupa.

    (TribunPadang.com/Rezi Azwar)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Aksi Bajing Loncat Curi Satu Jerigen Minyak di Jakut, Polisi Buru Pelaku – Page 3

    Aksi Bajing Loncat Curi Satu Jerigen Minyak di Jakut, Polisi Buru Pelaku – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Aksi bajing loncat kembali buat resah pengendara di kawasan Pasar Ular, Plumpang, Jakarta Utara, Senin (10/3/2025). Kali ini, kawanan pelaku yang beraksi di tengah macet, berhasil menggasak minyak di dalam sebuah jerigen.

    Hal itu terekam terekam jelas oleh dashcam pengendara lain. Dalam video yang viral, tampak seorang pria mendekati mobil pickup yang menjadi sasarannya. Si pelaku langsung melompat. Dalam hitungan detik, minyak yang berada di dalam jerigen berhasil dilemparkan ke jalanan.

    Kepala Unit Reserse Kriminal (Kanit Reskrim) Polsek Koja Polres Metro Jakarta Utara AKP Alex Chandra membenarkan kejadian tersebut, pihaknya sedang mendalami menelusuri rekaman video yang beredar.

    Hasil penyelidikan, video itu direkam di Jalan Plumpang Center atau Pasar Ular pada Senin, 10 Maret 2025 sekitar jam 17.13 WIB.

    “Itu kan bermula dari video viral, anggota kita sudah lakukan penyelidikan di lapangan,” ujar dia kepada wartawan, Selasa (11/3/2025).

     

  • Takut Berlebihan Terhadap Sesuatu Bisa Jadi Tanda Fobia, Kenapa Bisa Terjadi?

    Takut Berlebihan Terhadap Sesuatu Bisa Jadi Tanda Fobia, Kenapa Bisa Terjadi?

    Jakarta

    Banyak orang merasa ngeri saat berdiri di dekat tepi tebing tinggi, dan banyak yang lebih suka tidak mengelus tarantula atau menggendong ular boa. Namun, bagi sebagian orang, ketakutan mereka terhadap situasi tertentu menjadi tidak proporsional dengan bahaya sebenarnya yang ditimbulkannya.

    Dalam kasus tersebut, orang-orang ini mungkin didiagnosis dengan fobia spesifik. Fobia spesifik mengacu pada ketakutan atau kecemasan ekstrem terhadap objek atau situasi tertentu.

    Agar memenuhi syarat sebagai fobia spesifik, ketakutan harus terjadi terus-menerus. Ketakutan itu terjadi setiap kali objek atau situasi tersebut ditemui dan mengganggu kehidupan sehari-hari yang memengaruhi hobi, hubungan, atau pekerjaan mereka.

    “Anda harus melewati batas yang disebut ‘distres’ atau ‘gangguan’,” kata Ellen Hendriksen, psikolog klinis di Boston University’s Center for Anxiety and Related Disorders kepada Live Science.

    “Distres, artinya membuat Anda takut, dan gangguan, artinya membuat Anda tidak bisa menjalani kehidupan yang Anda inginkan,” sambungnya.

    Menurut Martin Antony, seorang psikolog klinis di Toronto Metropolitan University yang memimpin laboratorium penelitian dan perawatan kecemasan, para psikolog membagi fobia tertentu ke dalam lima kategori berikut:

    Hewan: Semua hewan termasuk dalam kategori ini. Ular dan laba-laba adalah pemicu umum, dengan penelitian di berbagai negara menemukan bahwa fobia laba-laba memengaruhi antara 2,7% dan 9,5% populasi.

    Lingkungan alam: Ketakutan akan ketinggian, ketakutan akan air, dan ketakutan akan badai adalah beberapa contoh fobia yang dipicu oleh fitur-fitur alam.

    Darah, cedera, suntikan: Fobia ini melibatkan ketakutan akan jarum suntik, pembedahan, darah, atau rangsangan serupa.

    Situasional: Fobia situasional melibatkan rasa takut berada dalam situasi atau lingkungan tertentu. Mengemudi, terbang, dan berada di lift adalah contoh umum dari fobia ini.

    Lainnya: Kategori ini mencakup apa pun yang tidak termasuk dalam empat kategori lainnya, seperti rasa takut terhadap badut atau tokoh berkostum. “Orang bisa takut pada apa pun,” kata Antony.

    Terkadang, fobia spesifik berkembang setelah seseorang mengalami peristiwa traumatis, atau setelah mereka mengalami serangan panik yang kemudian dikaitkan dengan lingkungan dan menyebabkan rasa takut yang memperkuat diri terhadap skenario itu.

    Namun, terkadang fobia berkembang tanpa pemicu tertentu. Dalam banyak kasus, fobia ini berpusat pada sesuatu yang sebenarnya berbahaya seperti jatuh dari ketinggian, tetapi ketakutan seseorang tidak sebanding dengan risiko yang sebenarnya.

    Antony pernah merawat seorang wanita dengan kecemasan sosial yang juga takut mengemudi. Ia akhirnya menyadari bahwa ketakutan wanita itu untuk mengemudi bukanlah fobia spesifik. Wanita itu tidak takut mengalami kecelakaan, katanya, tetapi lebih pada pengemudi lain yang akan menghakiminya di jalan.

    Dalam kasusnya, ketakutan mengemudi merupakan cabang dari kecemasan sosialnya, bukan fobia spesifik.

    “Diagnosisnya tidak selalu jelas, dan Anda tidak selalu dapat menilai situasi yang ditakuti orang. Anda juga harus melihat mengapa mereka takut pada situasi tersebut,” ucap Anthony.

    Untungnya, fobia memiliki pengobatan yang diteliti dengan baik dan sangat efektif. Standar emasnya adalah terapi pemaparan, di mana pasien secara bertahap menghadapi ketakutan mereka dengan cara dan lingkungan yang terkendali. Seseorang yang memiliki fobia terhadap ular mungkin akan melihat garis berkelok-kelok pada selembar kertas, kemudian gambar kartun ular, kemudian foto ular, dan akhirnya, melihat ular sungguhan.

    Dalam beberapa kasus khusus, psikolog mungkin merekomendasikan terapi tambahan di samping terapi pemaparan. Hal ini paling sering terjadi dalam kasus ketakutan terhadap darah, cedera, atau jarum suntik.

    Sekitar 70 persen orang dengan fobia darah dan setengah dari mereka yang memiliki fobia jarum melaporkan ketakutan akan pingsan, yang disebabkan oleh refleks tak sadar yang disebut respons vasovagal.

    Rentan terhadap pingsan, pada awalnya, mungkin memperkuat fobia pada orang-orang ini; dengan kata lain, ketakutan mereka terhadap situasi tersebut menjadi valid ketika mereka benar-benar pingsan. Jadi, dalam kasus ini, pasien mungkin juga mempraktikkan strategi yang disebut “ketegangan otot terapan.” Ini melibatkan pengencangan otot-otot tertentu untuk mengurangi respons vasovagal, yang membantu mencegah pingsan.

  • Emak-emak Warga Vila Nusa Indah 1 Bogor Digigit Hewan Beracun, Badannya Lemas, Jempol Diikat Kain  – Halaman all

    Emak-emak Warga Vila Nusa Indah 1 Bogor Digigit Hewan Beracun, Badannya Lemas, Jempol Diikat Kain  – Halaman all

    Wanita paruh baya diduga terkena gigitan hewan beracun di saat rumahnya terendam banjir, badannya lemas, jempol diikat kain.

    Tayang: Kamis, 6 Maret 2025 11:24 WIB

    TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani

    DIGIGIT HEWAN BERACUN – Ambulans membawa korban banjir yang diduga terkena gigitan hewan beracun di Perumahan Vila Nusa Indah 1, Desa Bojong Kulur, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor, Selasa (4/3/2025). 

    TRIBUNNEWS.COM, GUNUNGPUTRI – Seorang wanita paruh baya, warga Perumahan Vila Nusa Indah 1, Desa Bojong Kulur, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor dilarikan ke rumah sakit.

    Kondisinya mengkhawatirkan, badannya lemas, jempol tangannya diikat ain warna hijau.

    Hal itu dikarenakan wanita paruh baya tersebut diduga terkena gigitan hewan beracun di saat rumahnya terendam banjir.

    Wanita tersebut mulanya dievakuasi menggunakan perahu karet oleh tim SAR gabungan dengan tangan pada bagian jempol terikat kain berwarna hijau.

    Kemudian setelah tiba di daratan, korban langsung dilarikan ke rumah sakit menggunakan ambulans yang sudah bersiaga.

    “Tadi ada ibu-ibu yang dievakuasi itu tergigit oleh serangga beracun, dan langsung dibawa ke RS untuk penanganan dilihat serangga atau ular yang menggigit ibu-ibu itu, yang pasti itu beracun,” ujar salah satu relawan, Ridwan, Selasa (4/3/2025).

    Ridwan mengungkapkan, pada saat dievakuasi wanita tersebut dalam kondisi tubuh yang mulai melemas.

    Kendati demikian, wanita tersebut telah tiba di rumah sakit untuk diberikan penanganan medis.

    “Kondisinya udah agak lemas tapi diusahakan masih kuat, karena kalau dilawan lemas dikhawatirkan ditakutkannya terjadi hal yang tidak diinginkan,” katanya.(*)

     

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’2′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini