Hewan: Ular

  • Pengunjung Margasatwa Ragunan capai 102.928 orang pada H+2 Lebaran

    Pengunjung Margasatwa Ragunan capai 102.928 orang pada H+2 Lebaran

    angka ini naik 53 persen  dibandingkan pengunjung lokasi wisata dengan maskot elang bondol alias Elbo tersebut pada Selasa atau hari kedua Idul Fitri ( H+1) mencapai 67.379 orang

    Jakarta (ANTARA) – Pengunjung Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan tercatat mencapai 102.928 orang pada Rabu (21/7) atau H+2 Idul Fitri 1446 Hijriah.

    “Untuk Rabu ini mencapai 102.928 pengunjung hingga pukul 18.00 WIB,” kata Kepala Humas Taman Margasatwa Ragunan Wahyudi Bambang saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

    Bambang mengatakan angka ini naik 53 persen dibandingkan pengunjung lokasi wisata dengan maskot elang bondol alias Elbo tersebut pada Selasa atau hari kedua Idul Fitri ( H+1) mencapai 67.379 orang.

    Dia menambahkan jumlah tersebut terdiri atas 5.735 pengunjung yang membeli tiket secara daring dan 97.193 yang membeli tiket secara langsung di lokasi.

    Kemudian, berdasarkan moda transportasi, pengunjung yang datang dengan sepeda sebanyak 61 orang, dengan rincian 30 orang melalui pembelian tiket daring dan 31 secara luring.

    Lalu, pengunjung yang menggunakan sepeda motor tercatat sebanyak 12.032 orang, dengan 525 orang membeli tiket daring dan 11.507 luring.

    Sementara itu, jumlah kendaraan roda empat yang memasuki Ragunan mencapai 4.766 unit, terdiri dari 380 mobil dengan tiket daring dan 4.386 luring.

    “Sedangkan bus yang membawa rombongan pengunjung tercatat sebanyak 68 unit, dengan 5 di antaranya melalui sistem tiket daring dan 63 secara luring,” ujarnya.

    Lalu, terdapat 1.911 pengunjung di kawasan Taman Satwa Anak (TSA) dan 8.174 di Pusat Primata Schmutzer (PPS).

    Pada Rabu ini di kawasan Ragunan, cuaca cerah dengan suhu 30 Celcius ikut mendukung antusiasme masyarakat untuk berkunjung ke kebun binatang terbesar di Jakarta ini.

    Taman Margasatwa Ragunan masih menjadi destinasi favorit warga Jakarta dan sekitarnya untuk berekreasi, terutama pada hari libur atau akhir pekan.

    Dalam menarik pengunjung di momen libur Lebaran kali ini, Ragunan menyediakan berbagai kegiatan mulai dari diskusi (keeper talk) yaitu edukasi langsung yang dilakukan oleh perawat satwa kepada pengunjung.

    Kemudian, ada juga kegiatan atraksi feeding time atau waktu pemberian makan ke sejumlah satwa, seperti orangutan, komodo, burung pelikan, gajah sumatera, buaya muara, ular sanca, jerapah, harimau benggala.

    Pelayanan untuk pengunjung Taman Margasatwa Ragunan (TMR) dilaksanakan pada hari Selasa atau H+1 Idul Fitri. Sedangkan pada hari H yang jatuh pada hari Senin, Ragunan ditutup untuk pengunjung, sesuai dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 63 Tahun 2018.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Keeper Reptil Ragunan: Dalam Kondisi Bahaya, Ular Sanca Boleh Dibunuh
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        2 April 2025

    Keeper Reptil Ragunan: Dalam Kondisi Bahaya, Ular Sanca Boleh Dibunuh Megapolitan 2 April 2025

    Keeper Reptil Ragunan: Dalam Kondisi Bahaya, Ular Sanca Boleh Dibunuh
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Keeper Reptil
    Ragunan
    , Solihan, menyampaikan, jika dalam keadaan bahaya,
    ular sanca
    diperbolehkan dibunuh.
    “Jika memang terpaksa sekali, dalam kondisi darurat tidak bisa menghubungi (pawang) dan dianggap mengancam, untuk menghindari hal yang tidak diinginkan ular sanca diperbolehkan dibunuh,” kata Solihan, saat diwawancara di Taman Margasatwa Ragunan, Rabu (2/4/2025).
    Solihan menjelaskan, ular sanca memang tidak berbisa. Namun, efek
    gigitan ular sanca
    dapat membuat seseorang mengalami pendarahan dan luka robek.
    “Jika tidak ditangani cepat dan tepat, kondisi tersebut dapat mematikan,” ungkap dia.
    Solihan mengatakan, tidak semua jenis ular sanca dilindungi dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor 18 Tahun 2024.
    “Hanya beberapa ular sanca yang masuk lindungan, yaitu keluarga morelia dan simalia,” lanjut dia.
    Solihan menyampaikan, ular sanca jenis kembang tidak dilindungi dalam aturan hukum.
    “Untuk sanca kembang, khususnya malayo phyton reticulatus belum masuk daftar lindungan,” tutur dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cara Bedakan Ular King Kobra dan Kobra Jawa, dari Postur Berdiri hingga Desisan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        2 April 2025

    Cara Bedakan Ular King Kobra dan Kobra Jawa, dari Postur Berdiri hingga Desisan Megapolitan 2 April 2025

    Cara Bedakan Ular King Kobra dan Kobra Jawa, dari Postur Berdiri hingga Desisan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Keeper reptil Taman Margasatwa Ragunan, Solihan menyampaikan perbedaan signifikan ular
    king kobra
    dan
    kobra Jawa
    yang dapat dilihat masyarakat.
    Salah satu perbedaan yang paling menonjol adalah tinggi postur saat mereka “berdiri”.
    “Biasanya king kobra udah berdiri itu lebih tinggi daripada kobra Jawa,” kata Solihan, kepada Kompas.com, di lokasi, Rabu (2/4/2025).
    Solihan mengatakan, panjang king kobra mencapai 3-5 meter. Saat king kobra berdiri, tingginya bisa mencapai satu meter.
    “Ular kalau berdiri bisa sepertiga dari tubuhnya. Jika king kobra dengan panjang 3-5 meter, saat berdiri bisa mencapai 80 sentimeter (cm) sampai 1 meter,” jelas dia.
    King kobra
    juga memiliki desis yang lebih kencang daripada kobra Jawa.
    “Desisnya lebih kencang,” jelas dia.
    Sementara itu, kobra Jawa memiliki tubuh lebih pendek daripada king kobra hanya mencapai 2 meter.
    “Kalau kobra Jawa, tingginya paling sekitar 1,5-1,8 meter. Jika yang paling besar, kobra Jawa berukuran 2 meter,” tutur dia.
    Dengan panjang itu, ketika berdiri, kobra Jawa tidak lebih tinggi daripada king kobra.
    “Karena enggak terlalu tinggi, kobra Jawa hanya bisa berdiri dengan tinggi mencapai 20 cm,” ungkap dia.
    Berbeda dengan king kobra, desisan kobra Jawa tidak terlalu kencang.

    Kobra Jawa
    berdesis, tapi tidak terlalu kencang, seperti king kobra,” ujar Solihan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Anjungan rumah adat di TMII jadi favorit pengunjung saat libur Lebaran

    Anjungan rumah adat di TMII jadi favorit pengunjung saat libur Lebaran

    Jakarta (ANTARA) – Pengelola Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur menyebutkan, anjungan rumah adat menjadi salah satu lokasi favorit yang banyak didatangi pengunjung saat libur Lebaran 2025.

    “Untuk favorit keluarga, setiap lebaran orang-orang yang tidak mudik pasti ke Taman Mini. Kenapa? karena di sini banyak anjungan-anjungan daerah,” kata Manager Corporate Secretary TMII Novera Mayang saat ditemui di TMII, Jakarta Timur, Rabu.

    Menurut dia, anjungan rumah adat dapat menyembuhkan rasa rindu masyarakat yang tidak pulang ke kampung halamannya, sehingga banyak keluarga yang mengabadikan momen lebaran di rumah adat yang ada di TMII.

    Mayang menuturkan masing-masing anjungan mempersembahkan berbagai jenis rumah adat khas daerahnya dalam satu kawasan bagi provinsi yang bersangkutan, yang menjadi cerminan identitas, kearifan lokal, dan kedalaman jiwa bangsanya.

    “Jadi, lebaran ke TMII, mereka berasa pulang kampung. Jadi bisa foto di depan rumah adatnya,” ujarnya.

    Selain itu, tujuan utama pengunjung ke TMII juga untuk menaiki kereta gantung dan berkunjung ke Jagad Satwa seperti Taman Burung, Museum Komodo, dan Dunia Air.

    Dalam Museum Komodo ini ditampilkan koleksi reptil hidup yang menawan, sehingga pengunjung bisa merasakan keajaiban interaksi langsung dengan aneka satwa unik mulai dari komodo, ular sanca, ular berkaki, biawak, iguana, hingga kura-kura dan berbagai jenis buaya.

    Mayang menyebut, jumlah pengunjung TMII pada lebaran hari ketiga atau Idul Fitri 1446 Hijriah per pukul 13.00 WIB tadi sudah hampir 18 ribu orang. Jumlah tersebut akan terus bertambah hingga sore dan malam nanti.

    Selain itu, TMII juga mempersembahkan banyak festival dan pertunjukan sebagai edisi Lebaran 2025. Untuk tiket masuk tetap harga normal yakni Rp25 ribu per orang.

    “Besok ada Sisingaan, jadi setiap hari kita telah menampilkan hal yang baru dan berbeda untuk pengunjung dan nanti di weekend akhir pekan itu ada konser dari band Shaky Town dan Geisha,” ucap Mayang.

    Sebelumnya, TMII menargetkan jumlah pengunjung sebanyak 120 ribu selama libur Lebaran atau sejak 31 Maret hingga 6 April 2025.

    “Target pengunjung kami di pekan lebaran tahun ini 120.000 orang, tumbuh sekitar 25-30 persen dibanding tahun lalu,” kata Direktur Utama TMII Intan Ayu Kartika saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat (28/3).

    Intan menyebutkan, untuk mencapai target tersebut TMII sudah menyiapkan berbagai acara utama dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah meliputi Pawai Obor pada malam takbiran dengan rute dari Plaza Promenade menuju Plaza Kori Agung.

    Lalu, Bazar Oase Nusantara yang menghadirkan ragam aneka kuliner khas Nusantara, Atraksi Budaya seperti Tari Kecak, Lompat Batu, Kuda Lumping, Sisingaan, Soul of Youth di Plaza Kori Agung, Jelajah Malam Museum di Museum Indonesia dan Museum Pusaka.

    Permainan anak dan rakyat yang tersebar di beberapa anjungan daerah, Perdana Ria Jakarta di Plaza Lokomotif dan Senandung Lebaran bersama Shaky Town Band yang akan membawa suasana Lebaran lebih hidup.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Nenek di Sidrap Dicari Keluarga, Ternyata Tewas Ditelan Piton 6 Meter

    Nenek di Sidrap Dicari Keluarga, Ternyata Tewas Ditelan Piton 6 Meter

    Sidrap

    Seorang lansia di Sidrap, Sulawesi Selatan, bernama Hasiah (66) ditemukan meninggal di dalam tubuh ular piton. Korban ditelan piton saat mencari tali pengikat kayu di kebun.

    “Kami mendapatkan laporan wanita tewas ditelan ular piton kemarin,” kata Kapolsek Kapolsek Pitu Riase Ipda Zakaria dilansir detikSulsel, Rabu (2/4/2025).

    Peristiwa itu terjadi di Kelurahan Batu, Kabupaten Sidrap, pada Selasa (1/4) sekitar pukul 20.30 Wita. Anak korban mengatakan ibunya awalnya mencari tali ikat kayu di kebun belakang rumah pada pukul 08.00 Wita.

    “Berdasarkan keterangan anaknya bernama Nurdin korban ini mencari tali ikat kayu di belakang rumahnya,” bebernya.

    Anak korban kemudian khawatir lantaran hingga siang hari ibunya tidak kunjung kembali ke rumah. Dia dan sejumlah warga lalu mencari keberadaan Hasiah di kebun belakang rumah korban.

    Setelah menyusuri kebun, warga menemukan seekor ular piton sepanjang enam meter dengan kondisi perut membesar. Kondisi itu membuat kecurigaan Hasiah tewas ditelan piton.

    “Nah di situ (di perut ular) didapat korban namun sudah tidak bernyawa lagi,” bebernya.

    Baca selengkapnya di sini

    (ygs/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kerap Mabuk dan Pukuli Istri, Pria di Sulteng Dibunuh 2 Anak Kandung

    Kerap Mabuk dan Pukuli Istri, Pria di Sulteng Dibunuh 2 Anak Kandung

    Morowali Utara

    Kakak beradik berinisial MK (20) dan SL (19) membunuh ayah kandungnya berinisial AL (48). Warga Morowali Utara (Morut), Sulawesi Tengah (Sulteng) itu tega membunuh ayahnya karena korban kerap mabuk hingga memukul ibu dan adik perempuannya.

    Kasus pembunuhan itu terjadi di Desa Lembontonara, Kecamatan Mori Utara pada Selasa (1/4) sekitar pukul 08.30 Wita. Keduanya diduga sudah lama menyimpan dendam atas perbuatan ayahnya itu.

    “Motifnya karena ayah (korban) sering mabuk dan memukul ibu kandung dan adik perempuan kedua pelaku. Kedua pelaku dendam sejak lama,” kata Kapolres Morowali Utara AKBP Reza Khomeini dilansir detikSulsel, Rabu (2/4/2025).

    Kedua pelaku menebas korban secara bergantian hingga meninggal di tempat kejadian perkara (TKP) dengan luka serius di kepala dan wajah. Kedua pelaku sempat melarikan diri ke Desa Tomata, Kecamatan Mori Atas usai membunuh korban.

    “Kedua pelaku berikut barang bukti telah diamankan dan kasusnya dilimpahkan di Satreskrim Polres Morowali Utara,” imbuhnya.

    Keduanya meminjam parang di warung milik JL dengan alasan akan menggunakan parang untuk memotong ular. Kakak-adik itu lalu menyerang korban di sebuah warung.

    (jbr/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Margasatwa Ragunan dipadati ribuan pengunjung di H+1 Lebaran

    Margasatwa Ragunan dipadati ribuan pengunjung di H+1 Lebaran

    Suasana di kandang gorila Taman Margasatwa Ragunan saat momen libur Lebaran, pada Selasa (1/4/2025) (ANTARA, Sri Dewi Larasati)

    Margasatwa Ragunan dipadati ribuan pengunjung di H+1 Lebaran
    Dalam Negeri   
    Editor: Widodo   
    Selasa, 01 April 2025 – 20:21 WIB

    Elshinta.com – Pengelola Taman Margasatwa Ragunan (TMR), Jakarta Selatan mencatat 9.000 pengunjung mulai memadati di hari pertama buka momen libur H+1 Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah, pada Selasa.

    “Antusiasnya lumayan tinggi ya, jam 9 udah nyampe 9.000 pengunjung dan ini kelihatannya masih terus berdatangan pengunjung kita,” kata Kepala Humas Taman Margasatwa Ragunan Wahyudi Bambang saat ditemui di Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa.

    Pelayanan untuk pengunjung Taman Margasatwa Ragunan (TMR) dilaksanakan pada hari ke 2 Idul Fitri ( H+1). Sedangkan hari pertama (Hari H) Idul Fitri, Ragunan ditutup untuk pengunjung, sesuai dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 63 Tahun 2018.

    Ia mengatakan pada hari pertama buka ini kemungkinan diprediksi akan mencapai 80 ribu pengunjung.

    “Untuk hari ini kemungkinan bisa sampai 80 ribu ya pengunjungnya. Karena ini masih hari pertama, belum terjadi puncak. Ada kemungkinan di hari kedua, kemudian di Sabtu, minggu hari terakhir liburan ini,” ujarnya.

    Dalam menarik pengunjung di momen libur Lebaran kali ini, Ragunan menyediakan berbagai kegiatan mulai dari keeper talk yaitu edukasi langsung yang dilakukan oleh perawat satwa kepada pengunjung.

    Kemudian, ada juga kegiatan atraksi feeding time atau waktu pemberian makan ke sejumlah satwa, seperti orangutan, komodo, burung pelikan, gajah Sumatera, buaya muara, ular sanca, jerapah, harimau Benggala.

    “Saat ini jerapah lagi favorit karena memang pertama ada anaknya yang baru usianya 3 bulanan, kemudian gajah dan gorila juga ramai,” ucapnya.

    Ia juga mengatakan dalam mengantisipasi mengurai kepadatan pengunjung dengan menyediakan 20 titik kantong parkir, yang dapat menampung sekitar 5 ribu mobil dan 20 ribu motor.

    Selain itu, diarahkan sekitar 863 personil sumber daya manusia yang terdiri dari ASN 123, PJLP 567 dan tenaga tambahan (insidentil) sebanyak 173, serta untuk pengamanan diperkuat dengan bantuan dari TNI, POLRI, dan unsur terkait lainnya.

    “Nanti akan melakukan langkah-langkah upaya ,misalnya terjadi stagnasi, pak polisi akan membuat rekayasa lalu lintas, mungkin buka tutup, bisa jadi dialihkan jalurnya,” katanya.

    Pengelola Taman Margasatwa Ragunan berkomitmen dalam menjaga ramah lingkungan dengan mengimbau pengunjung untuk tidak membuang sampah sembarangan, tidak merokok di tempat wisata tersebut.

    “Etika ketika berada di kebun binatang, jangan kasih makan satwa secara sembarangan karena bisa membuat satwa jadi sakit, tidak boleh mengganggu satwa seperti melempar benda dalam kandang dan berteriak atau membunyikan suara yang kencang, tidak membahayakan diri sendiri dengan melewati batas kandang,” jelasnya.

    Adapun, Taman Margasatwa Ragunan siap menyambut pengunjung di momen libur Lebaran tahun ini pada 1 – 13 April mulai buka pukul 06:00-16:00 tanpa libur, seperti biasanya di hari Senin.

    Untuk harga tiket masuk terjangkau sebesar Rp4 ribu untuk orang dewasa dan Rp3 ribu untuk anak-anak (belum termasuk biaya parkir kendaraan).

    Sumber : Antara

  • Pulau Terlarang Ini Sarangnya Ular Mematikan

    Pulau Terlarang Ini Sarangnya Ular Mematikan

    Jakarta

    Di lepas pantai Brasil, tepatnya 96 kilometer dari São Paulo, terdapat sebuah pulau yang dapat dianggap surga bagi sebagian orang, tetapi neraka bagi sebagian besar orang karena dipenuhi beberapa jenis ular paling mematikan di dunia.

    Ilha da Queimada Grande atau dijuluki juga sebagai Pulau Ular, benar-benar terlarang dikunjungi. Untuk melindungi keselamatan manusia dan penghuninya yang melata, akses ke pulau tersebut dikontrol oleh Angkatan Laut Brasil.

    Melindungi penghuni pulau tersebut sangat penting karena, meskipun membawa racun yang sangat mematikan, spesies ular yang paling banyak jumlahnya di sana, pada kenyataannya, terancam punah.

    Ular golden lancehead (Bothrops insularis) adalah spesies ular beludak dalam famili Viperidae, yang juga termasuk ular cottonmouth dan ular derik. Gigitan ular golden lancehead mengandung racun hemotoksik yang bekerja cepat dan dapat membunuh mangsa kecil seperti burung dalam hitungan menit.

    Tidak seperti racun neurotoksik ular kobra dan taipan, yang mengganggu sistem saraf dan menyebabkan kelumpuhan, racun hemotoksik menargetkan sistem peredaran darah dan menyebabkan pembekuan darah, pendarahan, dan komplikasi terkait peredaran darah lainnya.

    Akan tetapi, meskipun racun hemotoksik sangat mematikan, racun tersebut sebenarnya merupakan komponen vital dan penyelamat nyawa yang digunakan dalam obat-obatan kardiovaskular, terapi antikoagulan, dan dalam diagnostik, dengan potensi khusus yang ditemukan pada ikan tombak emas Ilha da Queimada Grande yang menjadikan racunnya sangat berharga.

    Sementara spesies ular berkepala tombak lainnya ditemukan di daratan Amerika Tengah dan Selatan, ular berkepala tombak emas hanya ditemukan di Pulau Ular.

    Evolusi spesies unik ini diperkirakan terjadi sebagai akibat dari pemisahan Ilha da Queimada Grande dari daratan Brasil pada akhir Zaman Es terakhir, mengisolasi ular-ular ini tanpa banyak predator atau mangsa darat.

    Selama 11.000 tahun, ular tersebut beradaptasi dengan lingkungannya, menjadi satu-satunya spesies ular lancehead semi-arboreal dan mengembangkan bisa yang tiga hingga lima kali lebih beracun daripada spesies daratan, membuat mereka lebih beradaptasi untuk menangkap burung yang bergerak cepat.

    Dari 41 spesies burung yang ditemukan di pulau tersebut, makanan burung lancehead sebagian besar hanya terdiri dari dua spesies burung migrasi, burung elaenia Chili (Elaenia chilensis), yang tiba di akhir musim panas, dan burung sariawan berkaki kuning (Turdus flavipes), yang tiba di musim dingin.

    Jumlah Ular di Pulau Ular

    Dari 430 ribu meter persegi yang tersedia bagi ular golden lancehead di Pulau Ular, mereka hanya hidup di hutan lebat seluas 255 ribu meter persegi. Namun, dengan populasi antara 2.000 dan 4.000 ekor, diperkirakan ada sekitar lima ekor ular per meter persegi di pulau tersebut.

    Meskipun ular golden lancehead merupakan spesies ular yang paling banyak jumlahnya dan mematikan di pulau tersebut, ada sejumlah spesies ular lain yang menghuninya dalam populasi yang lebih kecil.

    Ada sedikit catatan tentang spesies lain yang hidup di Pulau Ular, tetapi diperkirakan beberapa ular daratan yang hidup di pohon dan tidak berbisa, seperti Pemakan Siput Sauvage (Dipsas albifrons), mungkin hidup berdampingan dengan ular golden lancehead.

    Korban Jiwa di Pulau Ular

    Meskipun Pulau Ular saat ini tidak memiliki penghuni tetap, sebuah mercusuar dapat ditemukan di puncak punggungan pegunungan di tengah pulau tersebut. Mercusuar ini dulunya merupakan rumah bagi seorang penjaga mercusuar dan keluarganya antara tahun 1909 dan 1920-an. Namun, beberapa laporan menunjukkan bahwa keluarga tersebut mengalami nasib yang sudah diduga.

    Saat ular berkepala tombak itu masuk ke mercusuar melalui jendela, diperkirakan keluarga itu menemui ajalnya di Pulau Ular akibat ‘tetangga’ mereka yang berbisa.

    Akan tetapi, meski segelintir peneliti diberi akses ke pulau itu tiap tahun, belum ada kematian tercatat yang terkonfirmasi di pulau itu, yang sebagian besar disebabkan oleh protokol perlindungan ketat Brasil dan upaya penduduk setempat untuk memperingatkan pengunjung tentang reputasi mematikan pulau tersebut.

    (rns/rns)

  • Ular Piton 2 Meter Masuk Kandang Ayam, Warga Panik

    Ular Piton 2 Meter Masuk Kandang Ayam, Warga Panik

    Gresik (beritajatim.com)- Seekor ular piton dengan panjang 2 meter membuat Masrin (60) warga asal Jalan Dr Wahidin Sudirohusodo Gang 14 F/49 A Gresik panik. Ini karena tiba-tiba mendapati seekor ular piton berada di dalam kandang ayam.

    Tak ingin dirinya celaka, Masrin langsung menghubungi kantor Damkarla Gresik untuk meminta bantuan. Petugas Damkarla Gresik yang menerima laporan bergegas menuju ke lokasi. Setelah tiba, petugas melakukan proses evakuasi. Sewaktu hendak dievakuasi ular piton tersebut tertidur pulas karena kekenyangan.

    “Sewaktu kami evakuasi sepertinya ular piton ini habis menyantap ayam peliharaan,” ujar M.Nurul Haqqi salah satu petugas Damkarla, Selasa (1/4/2025).

    Usai dievakuasi lanjut dia, petugas Damkarla membawa ular piton ke posko. Ini kesekian kalinya, petugas mengevakuasi ular piton yang masuk ke lingkungan warga. “Saya menghimbau kepada warga segera melapor bila menemukan binatang melata seperti ular atau sejenis lainnya yang membahayakan,” ungkapnya.

    Saat mengevakuasi ular piton, ada 7 petugas damkarla yang dikerahkan. Dengan membawa alat penjepit serta alat kelengkapan diri. Petugas tanpa kesulitas memindahkan ular tersebut ke tempat yang lebih aman. [dny/kun]

  • Margasatwa Ragunan prediksi puncak lonjakan pengunjung pada 2 April

    Margasatwa Ragunan prediksi puncak lonjakan pengunjung pada 2 April

    Jakarta (ANTARA) – Pengelola Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan memprediksi puncak lonjakan pengunjung pada Rabu (2/4) selama masa libur Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah.

    “Prediksi tanggal 2 April,” kata Kepala Humas Taman Margasatwa Ragunan Wahyudi Bambang saat dihubungi di Jakarta, Sabtu.

    Pada puncak lonjakan pengunjung di Ragunan itu diharapkan bisa mencapai 80.000 orang.

    Pengelola Taman Margasatwa Ragunan pun menargetkan selama 10 hari selama masa liburan total mencapai 600.000 pengunjung.

    “Target pengunjung sebanyak 600 ribu orang selama 10 hari libur lebaran,” ujarnya.

    Target itu berkaca pada 2024 lalu saat Taman Margasatwa Ragunan selalu dipadati oleh pengunjung. Tercatat data pengunjung Idul Fitri tahun 2024 selama 10 hari mencapai 573.079 orang pengunjung.

    Untuk menambah daya tarik pengunjung, Taman Margasatwa Ragunan mengadakan edukasi mengenai satwa dan pemberian makan (feeding time) kepada satwa.

    “Satwa-satwa yang akan diatraksikan, yakni Orangutan, komodo, burung pelikan, Gajah Sumatera, buaya muara, ular sanca, jerapah dan Harimau Benggala,” kata Bambang.

    Kegiatan Ini berlangsung sejak 1 April-13 April setiap hari selama masa liburan Idul Fitri 1446 Hijriah.

    Pelayanan untuk pengunjung dilaksanakan pada hari kedua Idul Fitri (H+1). Sedangkan hari pertama (Hari H) Idul Fitri, Ragunan ditutup untuk pengunjung.

    Hal ini diatur dalam Pergub Nomor 63 Tahun 2018 terkait Optimalisasi Kegiatan dan Penanganan Pengunjung di Tempat-Tempat Wisata Pada Hari-Hari Tertentu.

    Ragunan menyiapkan lahan parkir tambahan di areal dalam sebanyak 20 titik parkir mobil yang dapat menampung mobil sebanyak 5.500 mobil, dan untuk motor dapat menampung kendaraan sekitar 20.000.

    Kemudian, juga dikerahkan sekitar 863 personel yang terdiri dari ASN sebanyak 123 orang, PJLP (567) dan 173 tenaga tambahan (insidentil).

    Untuk pengamanan selain dari kekuatan petugas internal juga diperkuat dengan bantuan dari TNI, Polri dan unsur terkait lainnya.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025