Hewan: Ular

  • Ngrembel Asri Semarang Diserbu Wisatawan di Akhir Libur Lebaran: Sejuk, Seru, dan Ramah Keluarga

    Ngrembel Asri Semarang Diserbu Wisatawan di Akhir Libur Lebaran: Sejuk, Seru, dan Ramah Keluarga

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Di tengah hiruk-pikuk akhir libur Lebaran 2025, ribuan wisatawan memadati destinasi wisata keluarga Ngrembel Asri, yang terletak di kawasan Gunungpati, Kota Semarang. 

    Dikelilingi pepohonan rindang dan berada di kawasan perbukitan, Ngrembel Asri menyuguhkan suasana yang sejuk dan asri menjadi magnet kuat bagi pengunjung yang ingin melepas penat bersama keluarga.

    Di objek wisata tersebut, area permainan air penuh sesak oleh anak-anak dan orang dewasa yang berenang dan bermain seluncuran air. Gelak tawa terdengar di setiap sudut, menandai semangat liburan yang belum usai.

    “Anak-anak senang banget di sini, bisa main air, lihat hewan-hewan juga. Tempatnya adem dan luas, jadi nyaman buat keluarga,” ujar Sarah, wisatawan asal Kendal, yang datang bersama suami dan dua anaknya, Selasa (8/4/2025).

    Selain kolam renang, Ngrembel Asri juga menawarkan berbagai wahana outbound seperti flying fox, mobil ATV, trampolin, dan paintball. 

    Anak-anak hingga remaja tampak antusias mencoba berbagai permainan yang memacu adrenalin tersebut.

    Namun bukan hanya itu, pengalaman berinteraksi langsung dengan berbagai satwa menjadi daya tarik tersendiri. 

    Pengunjung bisa memegang iguana, menaiki kuda, memberi makan kelinci, rusa, hingga melihat dari dekat burung unta dan ular. 

    Aktivitas ini menjadi kesempatan edukatif bagi anak-anak sekaligus menyenangkan bagi orang dewasa.

    “Favorit anak saya itu naik kuda sama kasih makan kelinci. Ini pengalaman yang jarang mereka dapat di kota,” tambah Sarah sambil tersenyum.

    Tak hanya wahana darat, kawasan ini juga dilengkapi danau buatan di bawah pepohonan yang teduh. 

    Di atas air, wisatawan bisa menaiki perahu bebek, mengelilingi danau sambil menikmati angin semilir dan panorama alam yang menenangkan.

    Informasi dari pengelola, momen libur Lebaran membuat jumlah pengunjung melonjak tajam. 

    Di mana pengunjung meningkat lebih dari 50 persen. Tidak hanya dari Semarang, tapi juga banyak dari luar kota seperti Kudus, Salatiga, Pekalongan, Bandung, sampai Jakarta.

    Dengan harga tiket masuk hanya Rp10.000 per orang, Ngrembel Asri terbukti menjadi pilihan wisata ramah kantong namun tetap berkesan. 

    Fasilitas yang lengkap, nuansa alam yang menyejukkan, serta pengalaman interaktif membuatnya cocok untuk segala usia. (*)

  • Ular Piton 5 Meter Hebohkan Warga Perumahan di Gresik, Dievakuasi Tim Damkarla

    Ular Piton 5 Meter Hebohkan Warga Perumahan di Gresik, Dievakuasi Tim Damkarla

    Gresik (beritajatim.com) – Warga Perum Griya Sekar Kedaton, Kelurahan Kawisanyar, Kecamatan Kebomas, Gresik, kembali dihebohkan dengan kemunculan seekor ular piton berukuran besar di atap rumah.

    Kejadian tak terduga ini dialami oleh Denis, penghuni rumah di Blok C1/04, yang secara tidak sengaja melihat ular sepanjang lima meter melingkar di bagian atas atap rumahnya.

    Spontan, Denis merasa waswas akan keselamatan keluarga dan warga sekitar. Tanpa membuang waktu, ia langsung meminta bantuan warga sekitar untuk membantu mengamankan ular tersebut.

    “Ular tiba-tiba terlihat di atas atap. Keluarga kami takut, jadi langsung diamankan dulu kemudian menghubungi petugas Damkarla Gresik,” ujarnya, Senin (7/4/2025).

    Petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarla) Gresik yang menerima laporan menerjunkan tim rescue ke lokasi. Sebanyak tujuh personel lengkap dengan alat pelindung diri (APD) dan peralatan evakuasi diturunkan untuk menangani kejadian tersebut.

    “Kami tiba di lokasi. Kemudian ular piton yang mengganggu dievakuasi oleh warga ke dalam plastik besar, kami tinggal evakuasi dan bawa untuk penanganan lebih lanjut,” jelas Sugiono, Perwira Piket Damkarla Gresik.

    Beruntung, tidak ada korban maupun kerugian materiil dalam kejadian ini. Proses evakuasi berlangsung cepat dan lancar berkat kerja sama antara warga dan petugas.

    Dinas Damkarla Gresik mengapresiasi langkah sigap warga yang tetap tenang serta menghimbau agar masyarakat segera menghubungi layanan darurat 112 apabila menemukan hewan liar yang berpotensi membahayakan di area pemukiman. [dny/suf]

  • Sambil Bawa Surat, Menhan Israel Klaim Punya Bukti Iran Danai Operasi Hamas hingga 500 Juta Dolar – Halaman all

    Sambil Bawa Surat, Menhan Israel Klaim Punya Bukti Iran Danai Operasi Hamas hingga 500 Juta Dolar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Menteri Pertahanan Israel, Yisrael Katz, mengklaim Israel memiliki bukti yang menunjukkan bahwa mendiang pemimpin Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) Yahya Sinwar dan panglima Brigade Al-Qassam, Mohammed Deif, mendapatkan dukungan dari Iran untuk melaksanakan Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023.

    Sambil membawa sebuah surat, Katz mengatakan dokumen yang dipresentasikan pertama kali itu memuat rekaman percakapan yang ditemukan di terowongan milik para pemimpin senior Hamas di Jalur Gaza.

    Ia mengatakan dokumen tersebut membuktikan adanya hubungan langsung antara Iran, Yahya Sinwar, dan Mohammed Deif, sebagai bagian dari dukungan Iran terhadap rencana Hamas.

    Katz mengatakan korespondensi rahasia itu mengungkap permintaan Hamas akan dana sebesar 500 juta dolar dari Iran untuk mendanai Operasi Banjir Al-Aqsa.

    “Deif dan Sinwar meminta komandan Pasukan Quds (pasukan khusus Garda Revolusi Iran) sebesar 500 juta dolar untuk menghancurkan Israel,” kata Katz dalam video saat ia berkunjung ke unit intelijen Divisi Amshot pada hari Minggu (6/4/2025).

    Menurut klaim Israel, surat itu juga merujuk pada permintaan dukungan keuangan bulanan sebesar 20 juta dolar selama dua tahun, dengan total 500 juta dolar.

    Surat tersebut, yang menurut Katz dikirim dari para pemimpin Hamas ke Iran, isinya menyebutkan, “Pada tahap ini, kami sangat membutuhkan dukungan penuh Anda untuk memperkuat kemampuan kami yang terkuras dan mengembangkan kemampuan kami secara eksponensial.”

    Ia juga mengatakan bahwa kepala cabang Palestina dari Garda Revolusi Iran (IRGC), Izadi, menanggapi permintaan Mohammed Deif dan Yahya Sinwar dengan mengatakan, “Meskipun situasi ekonominya sulit dan rakyat Iran menderita, Iran akan terus memberikan dana kepada Hamas.”

    Menteri Pertahanan itu menambahkan bahwa pada bulan Juni 2021, mereka menulis hal itu akan terjadi dalam waktu dua tahun, dan itulah yang benar-benar terjadi dua tahun empat bulan kemudian–pada bulan Oktober 2023.

    Katz menyimpulkan isi surat tersebut adalah penegasan niat Hamas untuk menghapus Israel dan mengubah wajah wilayah tersebut dengan bantuan Iran.

    Dalam pernyataannya, Katz juga menuduh Iran mendanai kelompok lainnya di Lebanon, Suriah, Tepi Barat hingga Yaman.

    “Iran adalah kepala ular, dan terlepas dari semua penyangkalannya, Iran masih mendanai dan mendorong kelompok di semua sektor, dari Gaza, melalui Lebanon, Suriah, Tepi Barat, dan sekarang juga Houthi di Yaman, dengan alasan keinginan untuk menghancurkan Israel,” katanya, seperti diberitakan Sky News.

    Hamas Bantah Tuduhan Israel: Surat Itu Aneh dan Palsu

    Seorang pemimpin Hamas membantah bentuk dan isi pesan dalam surat yang dipresentasikan oleh Yisrael Katz.

    Ia mengonfirmasi bahwa isi pesan itu aneh dan tidak benar.

    “Dokumen yang diterbitkan oleh Menteri Pertahanan Israel mengenai hubungan Iran (dengan Hamas) adalah palsu,” katanya kepada Al Arabiya.

    Sebelumnya, Iran berulang kali membantah mengetahui Operasi Banjir Al-Aqsa yang dilancarkan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

  • Misteri Larangan Ogoh-ogoh di Desa Adat Renon

    Misteri Larangan Ogoh-ogoh di Desa Adat Renon

    Liputan6.com, Bali – Seluruh desa di Bali umumnya membuat ogoh-ogoh sebagai bagian dari tradisi Nyepi, namun ada satu pengecualian. Desa Adat Renon, Denpasar, telah berhenti membuat ogoh-ogoh sejak 1986.

    Hal ini dikarenakan peristiwa mistis yang mengubah keyakinan masyarakat setempat. Larangan ini masih berlaku hingga kini dan menjadikan Renon sebagai satu-satunya desa di Denpasar yang tidak mengikuti tradisi pengarakkan ogoh-ogoh.

    Mengutip dari berbagai sumber, awal larangan ini bermula dari peristiwa malam pengerupukan tahun 1986. Saat itu, pemuda Renon membuat ogoh-ogoh raksasa dengan wujud yang sangat menyeramkan.

    Selama prosesi pengarakkan, ogoh-ogoh tersebut menunjukkan perilaku aneh. Beberapa warga melihat matanya berkedip, mendengar suara tangisan dari dalam patung, dan menyaksikan ogoh-ogoh bergerak sendiri tanpa campur tangan manusia.

    Kejadian semakin mencekam ketika warga mulai mengalami kerasukan massal. Mereka terjatuh, menangis, dan berbicara dengan suara asing. Puncaknya terjadi di Pura Dalem saat upacara penyucian, di mana banyak orang melihat bayangan hitam besar muncul di langit desa.

    Peristiwa inilah yang membuat tetua desa memutuskan untuk menghentikan tradisi pembuatan ogoh-ogoh. Pada 1996, seorang warga bernama I Wayan Suarta mencoba menantang larangan ini.

    Dengan persetujuan sesepuh desa, ia mulai membuat ogoh-ogoh baru. Akan tetapi, tanda-tanda alam segera muncul.

    Ular poleng (ular belang hitam-putih) terlihat di lokasi pembuatan ogoh-ogoh, dianggap sebagai pertanda buruk dalam budaya Bali. Ketika Suarta pergi ke pura untuk memohon izin, ia mengalami kerasukan.

    Peristiwa ini semakin mengukuhkan keyakinan masyarakat bahwa larangan pembuatan ogoh-ogoh bukan sekadar mitos. Sejak saat itu, tidak ada lagi warga Renon yang berani melanjutkan tradisi ini.

    Ogoh-ogoh merupakan patung raksasa yang melambangkan Bhuta Kala, simbol kekuatan alam semesta dan waktu. Pembuatan dan pengarakkan ogoh-ogoh sebelum Nyepi dimaksudkan untuk mengusir energi negatif.

    Akan tetapi, di Renon, tradisi ini dianggap membawa dampak berlawanan setelah peristiwa 1986. Hingga saat ini, Desa Adat Renon tetap konsisten tidak membuat ogoh-ogoh.

    Setiap tahun, warga merayakan Nyepi tanpa mengadakan pawai ogoh-ogoh seperti desa lainnya. Larangan ini telah menjadi bagian dari aturan adat yang dipatuhi turun-temurun.

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • Hama Tikus Menyerang Sawah di Jember, Petani Resah

    Hama Tikus Menyerang Sawah di Jember, Petani Resah

    Jember (beritajatim.com) – Hama tikus mulai menyerang sebagian sawah di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Ini membuat petani resah.

    Abdul Faseh, petani di Kelurahan Kranjingan, Kecamatan Sumbersari, mengatakan, tikus merusak satu hektare padi berusia 60 hari yang dikelola kelompok tani Darma Mukti.

    “Kondisinya parah sekali. Mungkin kalau ditotal dengan kerugian, balik modal sudah untung,” kata Faseh, Sabtu (5/4/2025).

    Petani berusaha menangani dengan meracun tikus itu dan melaporkan hal ini kepada Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan. “Ternyata di dinas tidak ada stok racun tikus,” kata Faseh.

    Sementara itu, Sekretaris Dinas TPHP Jember Sigit Boedi Ismoehartono mengatakan, luas sawah yang diserang tikus kurang lebih 30 hektare.

    “Biasanya hama tikus menyerang sawah yang memiliki pola tanam tidak terputus. Artinya dalam setiap tahun padi ditanami padi terus,” kata Sigit.

    Hama tikus hasll buruan petani di Jember.

    Sigit mengatakan serangan hama tikus sebenarnya bisa dikendalikan. Metode paling umum digunakan qdalah gropyokan. Para petani berburu tikus bersama-sama. “Cara ini cukup efektif,” katanya.

    Petani juga bisa memanfaatkan burung hantu sebagai predator alamiah tikus dengan cara membangun rumah bagi burung malam itu.

    Dinas TPHP Jember sudah membangun rumah burung hantu (rubuha) di sejumlah lokasi pada 2022-2024. “Akan sangat efektif kalau masyarakat mengusulkan pembangunan rubuha,” kata Sigit.

    “Dulu musuh bebuyutan tikus adalah ular. Tapi sekarang ular lebih banyak di kebun binatang daripada di sawah karena ular dianggap membahayakan manusia,” kata Sigit.

    Metode lainnya adalah rodentifikasi atau pengasapan di lubang-lubang tempat tikus bersarang. “Ini semacan mercon yang tidak meledak tapi menghasilkan asap yang membuat tikus mabuk dan mati,” kata Sigit. [wir/beq]

  • Jari Hafiz Qur’an Bengkak Menghitam Gara-gara Cincin, Damkar Depok Beraksi 2 Jam

    Jari Hafiz Qur’an Bengkak Menghitam Gara-gara Cincin, Damkar Depok Beraksi 2 Jam

    TRIBUNJAKARTA.COM – Cincin membuat jari tengah hafiz Qur’an berinisial MNA (22) mengalami luka bengkak hingga menghitam.

    jari korban sudah dalam keadaan bengkak hingga menghitam seakan jaringan sarafnya sudah mati.

    Cinin itu tersangkut di jari MNA sejak sebelum Lebaran. 

    Namun karena keterbatasan informasi, korban baru meminta tolong ke Damkar Depok pada H+2 Lebaran 2025.

    Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Depok akhirnya turun tangan melakukan evakuasi pelepasan pada Rabu (2/4/2025).

    Butuh dua jam untuk melepaskan cincin tersebut. Diketahui, awalnya MNA diantarkan kerabatnya ke Pos Damkar Tapos.

    Namun, karena peralatan di Pos Damkar Tapos tidak memadai, akhirnya korban disarankan untuk datang ke Pos Damkar Merdeka, Kecamatan Sukmajaya.

    “Waktu evakuasi itu sekitar sampai 2 jam ya, karena melihat kondisi dari jari tersebut sudah tidak memungkinkan lagi,” kata  Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Pengendalian Operasional Kebakaran dan Penyelamatan, Tessy Haryati di Pos Damkar Merdeka, Kamis (3/4/2025) sore.

    Kata Tessy, saat dievakuasi, jari korban sudah dalam keadaan bengkak hingga menghitam seakan jaringan sarafnya sudah mati.

    “Cuma saya enggak tahu ya secara medis itu seperti apa diagnosanya,” ungkapnya.

    Tessy menegaskan, selama cuti lebaran, Damkar Kota Depok tidak libur dan selalu siap siaga membantu masyarakat.

    Sementara itu, korban MNA mengungkapkan terima kasih atas bantuan Damkar melepaskan cincin yang menjerat jarinya.

    “Terima kasih atas pertolongan Damkar Depok,” kata MNA.

    MNA pun mengaku lega usai cincin yang menjerat jarinya dapat dilepaskan atas bantuan tim Damkar. 

    Penanganan Kasus Meningkat

    Penanganan kasus kebakaran dan penyelamatan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Depok meningkat pada perayaan Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah/2025.

    Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Pengendalian Operasional Kebakaran dan Penyelamatan, Tessy Haryanti mengungkapkan sejak malam takbiran pada Minggu (30/3/2025) hingga Rabu (2/4/2025), DPKP Kota Depok telah menangani 30 kasus kebakaran dan penyelamatan.

    “Ya untuk kami TKP kemarin, di tanggal malam takbiran itu kami banyak TKP, terutama kebakaran ya,” kata Tessy saat ditemui di Pos Damkar Merdeka, Kecamatan Sukmajaya, Kamis (3/4/2025).

    “Cuma di sini kenaikan itu signifikan sekali, dari mulai malam takbiran, 1 Syawal sampai tanggal 2 Syawal kemarin,” sambungnya.

    Tessy menduga, penyebab utama meningkatnya kasus kebakaran saat perayaan lebaran karena banyak ibu-ibu memasak hidangan dan lupa mematikan kompor setelahnya.

    “Masak banyak gitu dan kebanyakan sih mereka lupa ninggalin kompor seperti itu ya, karena mungkin ada kesibukan yang lainnya,” ujarnya.

    Dari 30 kasus yang ditangani DPKP Kota Depok, didominasi penyelamatan, seperti evakuasi ular di pemukiman, cincin menjerat jari dan lainnya.

    Tessy mengkalkulasikan, dalam sehari setidaknya DPKP Kota Depok menangani 10 kasus kebakaran dan penyelamatan. (TribunDepok)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Lebaran, Ular Kobra Muncul di Perumahan Gresik

    Lebaran, Ular Kobra Muncul di Perumahan Gresik

    Gresik (beritajatim.com) – Libur Lebaran yang seharusnya menjadi momen bersantai bagi warga Gresik justru terusik dengan kemunculan ular kobra di lingkungan perumahan. Peristiwa ini dialami oleh Zainul, warga Perum Permata Graha Agung Blok E/9, Gresik, yang menemukan ular berbisa tersebut di belakang pintu rumahnya.

    Zainul yang khawatir akan keselamatan keluarganya segera melapor ke Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarla) Gresik untuk meminta bantuan.

    “Daripada keluarga kami digigit ular kobra, saya langsung menelepon petugas Damkarla Gresik untuk mengevakuasi binatang berbahaya ini,” ujar Zainul, Kamis (3/4/2025).

    Proses Evakuasi Ular Kobra

    Menerima laporan tersebut, tim Damkarla Gresik segera bergerak menuju lokasi. Sebanyak tujuh personel dikerahkan dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) untuk menangkap ular tersebut.

    Menurut Nurul Haqqi, petugas Damkarla yang bertugas, ular kobra ditemukan bersembunyi di balik pintu rumah Zainul.

    “Saat tiba di lokasi, kami langsung melakukan langkah-langkah untuk meminimalisir pergerakan ular agar tidak membahayakan penghuni rumah,” ujar Haqqi.

    Hanya dalam hitungan menit, ular berbisa dengan panjang 1,5 meter berhasil dievakuasi dan dimasukkan ke dalam karung untuk dibawa ke posko Damkarla Gresik.

    Imbauan kepada Warga

    Atas kejadian ini, Damkarla Gresik mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap kemunculan ular berbisa, terutama saat musim penghujan atau perubahan cuaca yang sering membuat ular keluar dari habitatnya.

    “Jika menemukan ular berbisa, jangan coba-coba menangkap sendiri. Sebaiknya, segera hubungi petugas dan pastikan lingkungan tetap aman dengan meminimalisir celah yang bisa menjadi tempat persembunyian ular,” pungkas Haqqi. [dny/but]

  • Tidak Disangka, Makan Hewan Melata Ini Bisa Selamatkan Umat Manusia

    Tidak Disangka, Makan Hewan Melata Ini Bisa Selamatkan Umat Manusia

    Jakarta, CNBC Indonesia — Ketahanan pangan pangan berpotensi menjadi permasalahan dunia karena jumlah penduduk yang bertambah. Kini banyak negara mencari sumber pangan terbaru.

    “Permasalahan yang harus kita cari solusinya adalah dari mana kita bisa mencari sumber protein untuk mencukupi kebutuhan populasi global yang terus bertambah tanpa dampak lingkungan yang besar,” kata peneliti sistem pangan dari University of Oxford, Monika Zurek.

    Diet manusia, terutama masyarakat barat, punya konsekuensi yang serius terhadap lingkungan. Peternakan sapi diperkirakan memproduksi 10 persen dari emisi gas rumah kaca dunia. Selain itu, pembukaan lahan peternakan juga dikaitkan dengan deforestasi.

    Industri peternakan babi juga punya dampak lingkungan yang buruk, terutama polusi air dari limbah babi. Hal serupa juga dihasilkan oleh industri peternakan ayam.

    Makan daging ular

    Dan Natusch dari Macquarie University mengusulkan ular sebagai sumber alternatif protein yang lebih ramah lingkungan. Ia bekerja bersama peternakan piton komersial di Vietnam dan Thailand untuk meneliti perbedaan “ular ternak” dan “ular liar.”

    Dalam riset tersebut, peneliti memperhatikan bahwa ular sanca yang diternak bisa tumbuh dengan sangat cepat. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan di Scientific Report.

    “Sebagai ahli biologi ular, kami sudah tahu bahwa ular sanca punya fisiologi yang luar biasa. Setelah berbicara dengan peternak sanca dan memonitor pertumbuhan mereka, fisiologi yang luar biasa ini makin tampak jelas,” kata Natusch.

    Salah satu alasan ular sanca bisa tumbuh begitu cepat adalah karena ular berdarah dingin atau ectotermal uang berarti suhu tubuhnya tergantung dengan suhu lingkungan di sekitarnya. Karena berdarah dingin, ular tidak harus menghasilkan panas secara internal. Artinya, mayoritas nutrisi yang masuk ke tubuh mereka dikonversi menjadi massa tubuh.

    Natusch dan timnya mencoba menghitung efisiensi konversi energi tersebut dengan mempelajari sanca kembang (Malayopython reticulatus) dan sanca bodo (Python bivittatus) yang diternak, pakan yang dikonsumsi, dan kecepatan pertumbuhan mereka.

    Salah satu hal yang menarik perhatian para peneliti adalah kemampuan sanca untuk bertahan saat puasa panjang. Ular sanca bisa berbulan-bulan tidak makan tanpa kehilangan berat badan.

    Natusch mengatakan ketahanan ini sangat berharga saat terjadi gangguan luar biasa dalam sistem pangan dunia, misalnya pada masa awal pandemi Covid. Saat itu, peternak kesulitan mencari pakan untuk ternak mereka sekaligus tak bisa mengantarkan ternak yang siap potong ke rumah potong.

    “Ular sanca bisa menjadi solusi untuk tantangan di masa depan ini. Peternakan ular sanca bisa menjadi solusi di belahan dunia yang saat ini menderita kekurangan protein yang parah, seperti Afrika,” kata Natusch.

    Namun, Zurek menyatakan ular belum bisa menjadi pangan alternatif utama. Ia merasa masih harus ada penelitian lanjutan tentang ular sanca, terutama soal dampak lingkungan dan nutrisi yang terkandung. Belum lagi, tidak semua orang mau memakan ular sanca.

    Natusch mengatakan daging ular sanca “lumayan enak dan fleksibel” sehingga miliaran orang di Asia Tenggara, Asia Timur, Amerika Selatan, dan Afrika secara rutin mengonsumsi daging ular.

    “Hanya budaya barat yang belum banyak terekspos dengan [daging ular],” kata Natusch.

    (mkh/mkh)

  • Taman Satwa Cikembulan Jadi Wisata Menarik di Garut Saat Libur Lebaran

    Taman Satwa Cikembulan Jadi Wisata Menarik di Garut Saat Libur Lebaran

    Garut, Beritasatu.com – Taman satwa menjadi alternatif objek wisata yang menarik untuk mengisi masa liburan Idulfitri 2025 dengan bujet terjangkau. Salah satunya adalah Taman Satwa Cikembulan yang berlokasi di Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat. 

    Taman ini banyak dipilih oleh wisatawan lokal maupun luar daerah sebagai tujuan liburan yang dapat memberikan pengalaman menyenangkan bagi keluarga pada momen Lebaran Idulfitri 2025.

    Pengelola Taman Satwa Cikembulan Willy Ariesta mengungkapkan, salah satu daya tarik utama yang berhasil menarik minat pengunjung adalah perbaikan dan pembaharuan fasilitas yang dilakukan selama Ramadan.

    “Kami menghadirkan tampilan baru di area depan agar pengunjung tidak merasa bosan, serta menyediakan spot menarik untuk berfoto bersama keluarga,” katanya kepada Beritasatu.com, Kamis (3/4/2025).

    Willy menambahkan, beberapa spot foto bertemakan Idulfitri juga disediakan untuk daya tarik serta melengkapi pengalaman wisata pengunjung yang datang ke Taman Satwa Cikembulan.

    “Spot-spot menarik, seperti area patung satwa di bagian depan, zona Joglo dengan tema Idulfitri, serta area burung dan ular yang selalu menarik perhatian,” ungkapnya.

    Kegiatan interaktif, seperti memberi makan hewan (feeding), juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Menurutnya, kegiatan tersebut cukup banyak diminati wisatawan lantaran memberikan pengalaman yang menarik, khususnya bagi anak-anak.

    Ia juga menyatakan, momen libur Lebaran yang lebih panjang pada tahun ini berdampak pada lonjakan jumlah pengunjung. Wisatawan memiliki lebih banyak waktu untuk merencanakan liburan, yang mengakibatkan banyaknya pengunjung dari berbagai daerah. 

    Dari informasi yang dihimpun, pengunjung didominasi oleh wisatawan Taman Satwa Cikembulan dari luar Kabupaten Garut, seperti Depok, Bandung, dan Jakarta. Willy mengatakan, kebanyakan para pengunjung datang sekaligus mudik.

    Guna memastikan keamanan dan kenyamanan pengunjung, pengelola Taman Satwa Cikembulan menyiagakan puluhan petugas di berbagai titik, baik di dalam area taman maupun di jalan-jalan sekitar. 

    “Kami menyadari akses masuk ke lokasi ini cukup kecil, jadi kami menempatkan petugas di 12 titik untuk membantu kelancaran arus pengunjung,” ujar Willy.

    Menariknya, sebagian petugas tersebut merupakan anggota Karang Taruna desa yang bekerja sama dengan pengelola Taman Satwa Cikembulan.

    Salah seorang pengunjung asal Tarogong, Kabupaten Garut, Rina memilih tempat ini sebagai salah satu destinasi wisata favorit untuk menikmati libur panjang Idulfitri.

     Rina datang bersama keluarganya untuk berkumpul dan menikmati suasana alam di taman satwa tersebut. Menurutnya, dengan harga tiket masuk yang terjangkau, Taman Satwa Cikembulan menjadi salah satu pilihan wisata favorit selama libur panjang Lebaran.

    “Saya datang bersama keluarga, termasuk anak-anak untuk melihat koleksi satwa. Anak-anak sangat gembira bisa berfoto dengan burung, ular, dan hewan lainnya. Dengan harga tiket yang terjangkau, tempat ini sangat direkomendasikan untuk liburan bersama keluarga,” ujarnya.

    Dari segi harga tiket, Taman Satwa Cikembulan Garut mempertahankan tarif yang sama seperti tahun lalu. Tiket masuk untuk dewasa dikenakan biaya Rp 40.000, sementara untuk anak-anak Rp 30.000. 

    Selain menikmati koleksi satwa, pengunjung juga dapat beristirahat di sejumlah spot yang tersedia secara gratis, termasuk empat area playground yang dapat dinikmati tanpa biaya tambahan.

    Dengan berbagai peningkatan fasilitas dan layanan, Taman Satwa Cikembulan semakin menjadi destinasi favorit bagi wisatawan yang ingin menghabiskan libur Lebaran bersama keluarga. 

  • 9
                    
                        Tips Mengusir Ular ala Keeper Ragunan: Kuncinya Bukan Sapu, tapi Yakin Dulu
                        Nasional

    9 Tips Mengusir Ular ala Keeper Ragunan: Kuncinya Bukan Sapu, tapi Yakin Dulu Nasional

    Tips Mengusir Ular ala Keeper Ragunan: Kuncinya Bukan Sapu, tapi Yakin Dulu
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Ada banyak cara untuk mengusir ular dari rumah. Namun menurut Keeper Reptil Taman Margasatwa Ragunan, Solihan, hal terpenting yang harus dimiliki lebih dulu adalah keyakinan diri.
    “Untuk menangkap ular bisa banyak cara yang dilakukan, tetapi kita harus yakin dahulu. Yakin bahwa kita yang selamat, bukan ular yang selamat,” ujar Solihan saat diwawancarai Kompas.com di Ragunan, Rabu (2/4/2025).
    Menurut Solihan, rasa yakin sangat penting karena ular mampu mendeteksi ketakutan manusia. Jika seseorang merasa takut, gerak-geriknya bisa terbaca oleh ular.
    “Kalau yakin, lakukan dan usir ular. Namun, kalau kita takut, ular bisa mendeteksi,” lanjutnya.
    Solihan menjelaskan bahwa ular bisa diusir menggunakan alat sederhana seperti sapu. Namun tetap perlu menjaga jarak aman.
    “Kita bisa usir pakai sapu atau alat yang bisa menjauhkan kita dari ular. Kemudian, dengan keyakinan, kita lempar atau arahkan sapu untuk mengusir ular,” tutur dia.
    Selain mengetahui
    cara mengusir ular
    , masyarakat juga perlu waspada terhadap lokasi persembunyian ular di dalam rumah. Ular tidak hanya ditemukan di ruang terbuka, tapi juga di tempat tertutup yang sering tak disadari.
    “Ular suka ada di sela-sela lemari, sela-sela baju, di bawah kasur, dan dalam kloset,” jelas Solihan.
    Ia menambahkan bahwa ular sering masuk ke dalam rumah untuk mencari mangsa, seperti tikus atau cicak. Ular jenis pemakan cicak inilah yang umumnya ditemukan di dalam rumah.
    “Ular masuk ke dalam rumah karena ingin memakan tikus atau cicak. Biasanya, ular pemakan cicak itu yang ada di dalam rumah,” ungkapnya.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.