Dua Ular Hijau Paling Berbisa di Jawa, Antibisanya Masih Harus Impor
Tim Redaksi
SUKOHARJO, KOMPAS.com
– Dua jenis
ular hijau
berbisa tinggi atau high
venom
, yakni trimeresurus insularis dan trimeresurus albolabris, tersebar di wilayah Pulau Jawa bagian Timur dan Barat.
Namun, hingga saat ini antibisa untuk kedua jenis ular tersebut belum tersedia di Indonesia dan harus diimpor dari luar negeri.
Founder Rescuer Ular Exalos Indonesia, Janu Wahyu Widodo, menjelaskan persebaran dan karakteristik kedua jenis ular tersebut berdasarkan pengamatannya selama 17 tahun menangani ular.
“Wilayah bagian Jawa ke Barat, semisal Semarang, Tegal, Cilacap itu masuknya adalah trimeresurus albolabris. Kemudian untuk wilayah Soloraya sampai Jawa Timur itu dia trimeresurus insularis,” kata Janu saat ditemui
Kompas.com
di Sukoharjo, Kamis (17/4/2025).
Menurutnya, ada wilayah abu-abu seperti Semarang, Magelang, dan Yogyakarta yang bisa ditemui kedua jenis ular tersebut, namun tidak saling menyilang.
“Albolabris tidak akan ke Timur dan Insularis tidak akan ke Barat,” ujarnya.
Kedua ular tersebut umumnya hidup di semak-semak, perkebunan, dan pinggiran sungai. Meski memiliki bisa tinggi, tingkat fatalitasnya disebut tidak setinggi kobra.
“Pada saat tergigit kemungkinan sembuhnya lebih besar. Efek gigitannya bengkak, kemudian rasa sakit yang sangat, bisa juga terjadi nekrosis di tempat yang tergigit. Paling banyak untuk ular ini amputasi. Kalau kematian rendah, tidak sebanyak kobra,” jelasnya.
Janu menambahkan, data kasus kematian akibat gigitan ular hijau ini sangat rendah. Berdasarkan laporan masyarakat yang diterimanya, rasio kematian akibat gigitan ular hijau hanya 1 dari 100 kasus yang dibawa ke rumah sakit, sedangkan untuk kobra bisa mencapai 10 dari 100 kasus.
Namun, hingga kini Indonesia belum memproduksi antibisa untuk trimeresurus insularis dan trimeresurus albolabris.
“Di Indonesia bagi orang yang tergigit biasanya mereka akan mendapatkan antibisa dari luar negeri, green pit viper antivenom,” kata Janu.
Indonesia saat ini baru memproduksi antibisa BioSave, yang ditujukan untuk tiga jenis ular berbisa, yakni kobra jawa (naja sputatrix), ular tanah atau malayan pit viper (calloselasma rhodostoma), dan welang (bungarus fasciatus).
Untuk mendapatkan antibisa impor, rumah sakit harus melakukan koordinasi antar dokter dan mendapatkan izin resmi.
Janu menyebutkan, laporan keberadaan ular hijau di wilayah Soloraya sangat sering diterimanya dalam dua tahun terakhir.
“Insularis adalah yang paling sering. Karena memang habitatnya di wilayah Soloraya masih banyak,” tutupnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Hewan: Ular
-
/data/photo/2025/04/18/680198902ec6e.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
6 Dua Ular Hijau Paling Berbisa di Jawa, Antibisanya Masih Harus Impor Yogyakarta
-

Macet Parah di Kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Ternyata Ini Pemicunya – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pelindo Regional 2 Tanjung Priok mengungkap penyebab macet parah di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (17/4/2025).
Executive General Manager Pelindo Regional 2 Tanjung Priok, Adi Sugiri, mengungkap kemacetan ini akibat dari meningkatnya aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok.
“Peningkatan arus barang petikemas yang akan melakukan kegiatan receiving delivery petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok,” kata Adi dalam keterangan tertulis pada Kamis ini.
Peningkatan aktivitas bongkar muat ini bersamaan dengan selesainya masa arus mudik lebaran dan pasca-pembatasan lalu lintas barang.
Adi memastikan tidak terdapat hambatan yang terjadi akibat dari error sistem, baik di Gate Pelabuhan maupun di Terminal Petikemas Pelabuhan Priok.
“Kegiatan bongkar muat kapal berjalan lancar tanpa ada kendala,” ujar Adi.
Terminal NPCT 1 menjadi satu dari sekian titik kemacetan.
Hal itu dikarenakan peningkatan volume kendaraan yang melakukan kegiatan receiving delivery petikemas.
Berdasarkan data Pelindo Regional 2 Tanjung Priok, ada peningkatan hampir 100 persen jumlah truck yang masuk kedalam terminal.
Biasanya, jumlah rata–rata truk yang masuk kurang dari 2.500.
Namun, pada Kamis ini, jumlahnya mencapai di atas 4.000 truk yang menuju NPCT 1.
“Sistem operasi yang ada di terminal dan di Common Area pintu masuk menuju NPCT 1 dipastikan normal tanpa kendala,” ucap Adi.
Ia pun menyatakan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat, mitra, dan stakeholder yang terimbas akibat kemacetan yang terjadi.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa padatnya aktivitas bongkar muat ini dikarenakan ritme proses receiving delivery di terminal yang dilakukan secara bersamaan pasca-pembatasan lalu lintas barang.
Selain itu, ada juga yang mengejar sebelum libur bersama jatuh pada Jumat (18/4/2025) hingga Minggu (20/4/2025).
“Kami terus berupaya menjaga kelancaran operasional dan memastikan layanan kepada pelanggan tetap berjalan secara optimal meskipun terjadi peningkatan volume logistik,” kata Adi.
“Kami tidak berhenti untuk berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk membantu kelancaran pada titik-titik kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok,” ujarnya.
Penanganan
Executive General Manager Pelindo Regional 2 Tanjung Priok bersama-sama dengan dengan Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Utama Pelabuhan Tanjung Priok, Kapolres Jakarta Utara, Kapolres Pelabuhan serta terminal-terminal di lingkungan pelabuhan telah melakukan penanganan untuk mengurai kemacetan ini.
Di antaranya memaksimalkan area–area buffer dan lapangan yang bisa dijadikan kantong parkir dan melakukan pengalihan lalu lintas truk ke dalam gate pos 9.
Pelindo juga memberikan minuman dan makanan agar mencegah supir–supir truk mengalami kelelahan, kehausan, dan kelaparan.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Utama Pelabuhan Tanjung Priok, Takwim Masuku, menyampaikan bahwa koordinasi terus dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan kemacetan yang terjadi.
Ia memastikan tidak ada sistem yang bermasalah di Terminal Petikemas.
Ia meminta untuk para operator terminal melakukan percepatan dalam pelayanan receiving delivery dan memaksimalkan buffer–buffer yang tersedia.
Takwim turut menyampaikan terima kasih atas bantuan dari kepolisian yang sangat cepat membantu proses mengurai kemacetan yang terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok.
“Diharapkan ke depan terminal juga dapat mengatur jumlah gate pass harian untuk receiving delivery sehingga tidak terjadi lonjakan yang sangat signifikan,” kata Takwim.
Sementara itu, Kapolres Pelabuhan AKBP Martuasah Tobing menjelaskan bahwa jajarannya telah melakukan koordinasi dengan Polres Jakarta Utara.
Mereka telah melakukan upaya optimal untuk mengurai kemacetan bersama dengan Port Facility Security Officer (PFSO) Pelabuhan serta melakukan pengalihan dan rekayasa lalu lintas.
“Kami juga memastikan keamanan kepada para supir truk bahwa di dalam pelabuhan tidak ada premanisme dan pungli. Segera laporkan jika masih terdapat pungli,” kata Martuasah.
Macet Parah di Tanjung Priok
Kemacetan parah di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara kini merembet hingga ke tol dalam kota Cawang, Jakarta Timur.
Salah seorang warga bernama Frisky mengabarkan bahwa ruas tol Cawang ke arah Tanjung Priok macet parah.
“Saya tadi lewat Cawang sangat kusut(lalu lintas),” kata Frisky kepada Tribun, Kamis(17/4/2025).
Polisi telah mengimbau para pengguna jalan untuk menghindari kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Hal itu imbas kemacetan panjang akibat meningkatnya aktivitas bongkar muat.
Kasat Lantas Polres Metro Jakarta Utara AKBP Donni Bagus Wibisono mengatakan sudah mempertebal anggotanya di sana.
“Kita juga mengimbau kalau tidak ada kepentingan kegiatan di sekitar pelabuhan lebih baik hari ini hindari dulu gitu,” ujarnya.
Pihaknya bersama Satlantas Polres Pelabuhan tengah berupaya mengurai beberapa titik ruas jalan arteri yang terjadi kepadatan.
“Polres Jakarta Utara sudah menyiapkan jalur alternatif untuk kendaraan kecil,” ucapnya.
Adapun Rute alternatif bagi kendaraan kecil yang telah disiapkan petugas kepolisian diantaranya;
1. Dari Cilincing menuju ke Jalan Yos Sudarso.
TL Jaya ke kiri > Simpang lima Semper > ke arah Plumpang pasar Ular ke kiri > Jalan Yos Sudarso arah Kelapa Gading.
Pasar Ular kanan > menuju ke Polres Jakarta Utara t atau ke arah RS Koja atau Jalan Yos Sudarso.2. Dari Polres Jakarta Utara
Depan polres belok kiri > pertigaan pinggir kali kanan > menuju Tower Pelindo kanan > Jalan Yos Sudarso atau ke arah Pasar Ular > simpang lima Semper > Tl Jaya Cilincing3. Dari Terminal Bus Tanjung Priok
Tl PTT kanan > Menuju Jalan Gadang lurus ke arah Jalan Sunter UtaraSementara dari pihak PT Jasa Marga telah mengimbau untuk pengemudi bisa memanfaatkan alternatif lain.
Jalan tol yang dapat menjadi opsi di antaranya ruas Tol Cengkareng- Batu Ceper-Kunciran atau jaringan Jalan Tol JORR2 melalui akses masuk di KM 32+800.
Kemacetan kabarnya sudah terjadi sejak Rabu(16/4/2025) malam. Hingga Kamis sore sekitar pukul 16.00 WIB kemacetan belum terurai.
“Masih kusut,” ujar Eko salah satu pegawai yang bekerja di sekitar kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara kepada Tribun.
Eko bahkan mengaku terjebak macet horor sejak pagi hari. Ia terjebak kemacetan hingga tiga jam.
“Jarak 1 kilometer ditempuh tiga jam,” ujarnya.
-

Kemacetan Horor di Kawasan Pelabuhan Tanjung Priok Mengular Hingga Tol Dalam Kota Cawang – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kemacetan parah di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara kini merembet hingga ke tol dalam kota Cawang, Jakarta Timur. Salah seorang warga bernama Frisky mengabarkan bahwa ruas tol Cawang ke arah Tanjung Priok macet parah.
“Saya tadi lewat Cawang sangat kusut(lalu lintas),” kata Frisky kepada Tribun, Kamis(17/4/2025).
Sebelumnya, polisi mengimbau para pengguna jalan untuk menghindari kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Hal itu imbas kemacetan panjang akibat meningkatnya aktivitas bongkar muat.
Kasat Lantas Polres Metro Jakarta Utara AKBP Donni Bagus Wibisono mengatakan sudah mempertebal anggotanya di sana.
“Kita juga mengimbau kalau tidak ada kepentingan kegiatan di sekitar pelabuhan lebih baik hari ini hindari dulu gitu,” ujarnya.
Pihaknya bersama Satlantas Polres Pelabuhan tengah berupaya mengurai beberapa titik ruas jalan arteri yang terjadi kepadatan.
“Polres Jakarta Utara sudah menyiapkan jalur alternatif untuk kendaraan kecil,” ucapnya.
Adapun Rute alternatif bagi kendaraan kecil yang telah disiapkan petugas kepolisian diantaranya;
1.Dari Cilincing menuju ke Jalan Yos Sudarso.
TL Jaya ke kiri > Simpang lima Semper > ke arah Plumpang pasar Ular ke kiri > Jalan Yos Sudarso arah Kelapa Gading .
Pasar Ular kanan > menuju ke Polres Jakarta Utara t atau ke arah RS Koja atau Jalan Yos Sudarso.2.Dari Polres Jakarta Utara
Depan polres belok kiri > pertigaan pinggir kali kanan > menuju Tower Pelindo kanan > Jalan Yos Sudarso atau ke arah Pasar Ular > simpang lima Semper > Tl Jaya Cilincing3.Dari Terminal Bus Tanjung Priok
Tl PTT kanan > Menuju Jalan Gadang lurus ke arah Jalan Sunter UtaraSementara dari pihak PT. Jasamarga telah mengimbau untuk pengemudi bisa memanfaatkan alternatif lain.
Jalan tol yang dapat menjadi opsi di antaranya ruas Tol Cengkareng- Batu Ceper-Kunciran atau jaringan Jalan Tol JORR2 melalui akses masuk di KM 32+800.
Kemacetan kabarnya sudah terjadi sejak Rabu(16/4/2025) malam. Hingga Kamis sore sekitar pukul 16.00 WIB kemacetan belum terurai.
“Masih kusut,” ujar Eko salah satu pegawai yang bekerja di sekitar kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara kepada Tribun.
Eko bahkan mengaku terjebak macet horor sejak pagi hari. Ia terjebak kemacetan hingga tiga jam.
“Jarak 1 kilometer ditempuh tiga jam,” ujarnya.
-

Macet Horor di Tanjung Priok, Polisi Imbau Pengendara Cari Jalur Alternatif – Halaman all
Satlantas Polres Pelabuhan kini tengah berupaya mengurai beberapa titik ruas jalan arteri yang terjadi kepadatan.
Tayang: Kamis, 17 April 2025 16:24 WIB
IST
KEMACETAN PARAH DI TANJUNG PRIOK – Kepadatan lalu lintas di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara akibat meningkatnya aktivitas bongkar muat. Hal itu disampaikan Kasat Lantas Polres Metro Jakarta Utara AKBP Donni Bagus, Kamis (17/4/2025). Menurutnya kemacetan disebabkan karena meningkatnya aktivitas bongkar muat di pelabuhan.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi mengimbau para pengguna jalan untuk menghindari kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Hal itu imbas kemacetan panjang akibat meningkatnya aktivitas bongkar muat.
Kasat Lantas Polres Metro Jakarta Utara AKBP Donni Bagus Wibisono mengatakan sudah mempertebal anggotanya di sana.
“Kita juga mengimbau kalau tidak ada kepentingan kegiatan di sekitar pelabuhan lebih baik hari ini hindari dulu gitu,” ujarnya saat dikonfirmasi Kamis (17/4/2025).
Pihaknya bersama Satlantas Polres Pelabuhan tengah berupaya mengurai beberapa titik ruas jalan arteri yang terjadi kepadatan.
“Polres Jakarta Utara sudah menyiapkan jalur alternatif untuk kendaraan kecil,” ucapnya.
Adapun Rute alternatif bagi kendaraan kecil yang telah disiapkan petugas kepolisian diantaranya:
Dari Cilincing menuju ke Jalan Yos Sudarso.
TL Jaya ke kiri > Simpang lima Semper > ke arah Plumpang pasar Ular ke kiri > Jalan Yos Sudarso arah Kelapa Gading .
Pasar Ular kanan > menuju ke Polres Jakarta Utara t atau ke arah RS Koja atau Jalan Yos Sudarso.
Dari Polres Jakarta Utara
Depan polres belok kiri > pertigaan pinggir kali kanan > menuju Tower Pelindo kanan > Jalan Yos Sudarso atau ke arah Pasar Ular > simpang lima Semper > Tl Jaya Cilincing
Dari Terminal Bus Tanjung Priok
Tl PTT kanan > Menuju Jalan Gadang lurus ke arah Jalan Sunter UtaraSementara dari pihak PT Jasamarga telah mengimbau untuk pengemudi bisa memanfaatkan alternatif lain.
Jalan tol yang dapat menjadi opsi di antaranya ruas Tol Cengkareng- Batu Ceper-Kunciran atau jaringan Jalan Tol JORR2 melalui akses masuk di KM 32+800.
“);
$(“#latestul”).append(“”);
$(“.loading”).show();
var newlast = getLast;
$.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’2′,img:’thumb2′}, function(data) {
$.each(data.posts, function(key, val) {
if(val.title){
newlast = newlast + 1;
if(val.video) {
var vthumb = “”;
var vtitle = ” “;
}
else
{
var vthumb = “”;
var vtitle = “”;
}
if(val.thumb) {
var img = “”+vthumb+””;
var milatest = “mr140”;
}
else {
var img = “”;
var milatest = “”;
}
if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
else subtitle=””;
if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
else cat=””;$(“#latestul”).append(“”+img+””);
}
else{
$(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
$(“#test3”).val(“Done”);
return false;
}
});
$(“.loading”).remove();
});
}
else if (getLast > 150) {
if ($(“#ltldmr”).length == 0){
$(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
}
}
}
});
});function loadmore(){
if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
$(“#latestul”).append(“”);
$(“.loading”).show();
var newlast = getLast ;
if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
newlast=0;
$.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
$.each(data.posts, function(key, val) {
if(val.title){
newlast = newlast + 1;
if(val.video) {
var vthumb = “”;
var vtitle = ” “;
}
else
{
var vthumb = “”;
var vtitle = “”;
}
if(val.thumb) {
var img = “”+vthumb+””;
var milatest = “mr140”;
}
else {
var img = “”;
var milatest = “”;
}
if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
else subtitle=””;
if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
else cat=””;
$(“#latestul”).append(“”+img+””);
}else{
return false;
}
});
$(“.loading”).remove();
});
}
else{
$.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
$.each(data.posts, function(key, val) {
if(val.title){
newlast = newlast+1;
if(val.video) {
var vthumb = “”;
var vtitle = ” “;
}
else
{
var vthumb = “”;
var vtitle = “”;
}
if(val.thumb) {
var img = “”+vthumb+””;
var milatest = “mr140”;
}
else {
var img = “”;
var milatest = “”;
}
if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
else subtitle=””;$(“#latestul”).append(“”+img+””);
}else{
return false;
}
});
$(“.loading”).remove();
});
}
}Berita Terkini
-
/data/photo/2025/04/17/68005aabcc2ea.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Benarkah Bisa Ular Hijau Ekor Merah Lebih Mematikan dari Kobra? Surabaya 17 April 2025
Benarkah Bisa Ular Hijau Ekor Merah Lebih Mematikan dari Kobra?
Tim Redaksi
SURABAYA, KOMPAS.com
– Banyak anggapan yang menyebut kobra merupakan ular dengan bisa paling mematikan di dunia. Namun, ada
ular hijau ekor merah
yang memiliki bisa setara -bahkan lebih mematikan dari kobra.
Pemerhati satwa liar, Boedi Setiawan menuturkan, ular hijau ekor merah, atau yang juga disebut ular bangkai kapal (
Trimeresurus albolabris
), memiliki kandungan zat
hemotoksin
, seperti yang ada pada
bisa ular
kobra.
“Jika dibandingkan, ular kobra sama-sama termasuk jenis bisa yang tinggi karena mengandung hemotoksin,” tutur Cak Boeseth -sapaan akrabnya, saat dihubungi
Kompas.com
, Rabu (16/4/2025) kemarin.
Zat hemotoksin pada ular menyerang sel darah merah dan menghancurkannya, kemudian mengganggu pembekuan darah.
Ia menjelaskan bahwa gigitan dari ular hijau ekor merah akan terasa sakit, panas terbakar, dan bengkak kemerahan di sekitar area gigitan.
Selain itu, gigitan ular ini dapat menyebabkan pembengkakan, nekrosis atau kerusakan jaringan, sampai kematian.
Hanya butuh waktu sekitar 15 menit untuk membuat korban kehilangan nyawa.
“Kalau tidak segera ditangani, akan sistemik masuk ke pembuluh darah dan bisa akan menyebar ke seluruh tubuh.”
”
Nah,
kalau sampai tahap ini tidak tertangani, pasien bisa meninggal,” kata dia.
Untuk saat ini, belum ada penawar racun yang khusus untuk
bisa ular hijau ekor merah
.
Namun, korban yang terkena gigitan ular ini biasanya masih bisa disembuhkan dengan penyuntikan serum Bio SAVE atau SABU (Serum Anti
Bisa Ular
) yang diproduksi oleh PT Bio Farma (Persero).
“Biasanya pasien dirawat sekitar 5-7 hari dengan penyuntikan serum Bio SAVE atau SABU masih bisa sembuh,” ujar dia.
Meskipun begitu, Cak Boeseth mengingatkan agar tidak sembarangan membunuh ular karena keberadaannya berperan sebagai predator (pemangsa) maupun sekaligus prey (mangsa).
“Ular itu sebagai predator alami bagi tikus, burung, dan mamalia kecil yang berperan sebagai pengendali populasi hama,” tutur dia.
Dosen Divisi Klinik Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga (Unair) itu menambahkan, ular juga menjadi sumber makanan bagi beberapa mamalia, burung predator, dan reptil lainnya.
Oleh karenanya, keberadaan ular di alam tentu menjadi penyeimbang ekosistem sehingga dilarang untuk dibunuh.
“Jadi, jangan dibunuh. Kalau banyak ular yang dibunuh, akan menyebabkan pertumbuhan tikus merajalela, malah menjadi sumber penyakit dan hama di mana-mana,” sambung dia.
Ia berharap masyarakat bisa lebih teredukasi dan terbuka dalam memandang hewan liar. Sebab, hewan yang buas dan membahayakan juga berhak untuk hidup.
“Kembalikan lagi ke manfaat penciptaan makhluk itu di dunia, manusia sebagai
rahmatan lil alamin
(rahmat bagi seluruh alam) bagi seluruh alam semesta,” tutup dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/04/15/67fe1b52290a2.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Nyenyak Tidur, Warga Jember Dikagetkan 2 Ular Kobra yang Masuk Kamar Surabaya 15 April 2025
Nyenyak Tidur, Warga Jember Dikagetkan 2 Ular Kobra yang Masuk Kamar
Tim Redaksi
JEMBER, KOMPAS.com
– Dua
ular kobra
memasuki rumah milik warga Deni,
Desa Glagahwero
, Kecamatan Kalisat, Kabupaten
Jember
, Jawa Timur, pada Selasa (15/4/2025).
Komandan Regu (Danru) Damkar Kecamatan Kalisat, Bambang, mengatakan, dua ular itu dilaporkan dalam waktu yang berbeda, namun di rumah yang sama.
Pertama, ular kobra masuk ke kamar sang anak. Lalu kedua, ular masuk ke kamar sang ibu.
“Itu dua kejadian di rumah yang sama, awalnya pukul 22.00 WIB, lalu pukul 01.30 WIB,” kata dia kepada
Kompas.com
.
Bambang menjelaskan, awalnya pemilik rumah melaporkan ada ular di dalam kamarnya pada Senin (14/4/2025) sekitar pukul 22.00 WIB.
“Kami dapat informasi, ular itu ada di dalam kamar,” kata Bambang.
Ia meminta agar pemilik rumah membiarkan ular tersebut agar tidak kabur dan menunggu petugas Damkar untuk melakukan evakuasi.
“Ada tiga personel untuk mengevakuasi ular itu,” kata dia.
Saat petugas Damkar tiba, ular kobra itu ada di kamar pertama bagian depan.
Ular tersebut diduga berasal dari lubang yang ada di dalam kamar mandi.
Ular kobra
itu baru diketahui saat pemilik rumah hendak tidur di kasurnya. Saat itu, pemilik rumah dikagetkan dengan barang yang jatuh di dalam kamar.
“Ternyata ular itu menjatuhkan jam yang ada di kamar itu dan jatuh ke kasurnya,” papar dia.
Ular kobra itu sepanjang sekitar satu meter. Petugas Damkar berhasil mengevakuasi ular tersebut.
Setelah itu, lanjut Bambang, pada Selasa (15/4/2025), pemilik rumah itu kembali menghubungi Damkar sekitar pukul 01.30 WIB.
“Malamnya dia menelepon lagi, ternyata ada ular lagi di kamar sebelahnya,” tambah dia.
Akhirnya, petugas Damkar kembali mendatangi rumah tersebut. Kali ini, ular kobra tersebut lebih besar dibanding sebelumnya.
“Ular itu juga berasal dari lubang yang ada di dalam kamar mandi, setiap kamar di rumah itu ada kamar mandinya,” jelas dia.
Saat itu, kata dia, pemilik rumah sedang tertidur dan juga menjatuhkan barang sehingga kaget. Ketika bangun, ternyata ada ular.
“Jadi saat itu si ibu itu tidur dikagetkan dengan barang jatuh, ternyata juga ada ular,” ucap dia.
Petugas Damkar berhasil mengevakuasi ular yang diduga berasal dari tanah kosong di sekitar rumah.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Kevin Ardilova Luka-luka Saat Jalani Syuting Film Pembantaian Dukun Santet
JAKARTA – Aktor Kevin Ardilova membagikan pengalamannya menjalani adegan menegangkan dalam proses syuting film Pembantaian Dukun Santet.
Dalam wawancara di kantor VOI, Kevin mengungkap bahwa salah satu adegan tersulit yang ia jalani adalah ketika harus bersembunyi di antara mayat di lokasi yang menyerupai hutan.
“Oh iya itu (ngumpet di antara mayat) cukup. Itu lumayan sih, lumayan berat. Karena kita syuting beneran kayak di pohon-pohon. Kayak hutan gitu tapi masih ada orang lewat, masih ada jalanan,” kata Kevin Ardilova.
Selain lokasi yang cukup ekstrem, Kevin juga harus menjalani adegan aksi sebelumnya yang membuat tubuhnya rentan terkena luka-luka ringan.
“Adegan sebelum itu kan lari-lari, kejar-kejar orang. Dan lain-lain, ya ada aja, baret-baret lah, kena pohon gitu, kena apa gitu,” ungkapnya.
Tak hanya soal fisik, faktor keamanan dan ketakutan terhadap binatang juga menjadi tantangan tersendiri selama syuting malam hari.
“Terus takut. Karena syutingnya malem. Takut binatang juga kan. Jadi aku berkali-kali kayak tempat nunggu, tujuan take, sebelum take, aku selalu bilang, dicek dulu, takutnya ada ular atau ada apa gitu kan,” tuturnya.
Proses pengambilan gambar untuk adegan tersebut pun memakan waktu yang tidak sebentar.
“Itu lama sih (proses syutingnya). Sequence itu seharian. Dari sore, habis maghrib, tunggu gelap sampai pagi,” pungkas Kevin.
Dalam film ini, Kevin Ardilova akan beradu akting dengan Aurora Ribero dan Kaneishia Yusuf. Film ini akan mulai tayang pada 8 Mei mendatang.
-
/data/photo/2023/05/15/646199e88c59f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
2 Bisa Ular Ini Lebih Berbahaya dari Kobra, di Sragen Belum Ada Penangkalnya Regional
Bisa Ular Ini Lebih Berbahaya dari Kobra, di Sragen Belum Ada Penangkalnya
Tim Redaksi
SRAGEN, KOMPAS.com
– Sepanjang awal tahun 2025, Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Sragen telah melakukan sebanyak 48 evakuasi ular dari permukiman warga.
Salah satu di antaranya merupakan
ular berbisa
yang disebut memiliki bisa setara, bahkan lebih mematikan dibanding kobra dewasa.
Kabid Damkar Satpol PP Sragen, Tommy Isharyanto, menjelaskan bahwa intensitas laporan masyarakat mengenai kemunculan ular tergolong tinggi, dengan peningkatan signifikan terjadi pada Maret 2025.
“Kalau dari aduan warga yang masuk meningkat. Intensitas cukup tinggi,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (15/5/2025).
Berdasarkan data Damkar Sragen, berikut data evakuasi ular sepanjang 2025:
Tommy menyebut bahwa peningkatan laporan ini berkaitan erat dengan musim penghujan yang sedang berlangsung.
“Kalau sudah memasuki musim penghujan ular akan lebih sering dalam berburu mangsa. Musim hujan kan aroma mangsa saat musim penghujan jadi lebih kuat dan melebar. Makanya beberapa ular dievakuasi di kandang ayam, bebek, ayam seperti itu,” bebernya.
Jenis ular yang paling sering ditangani Damkar Sragen adalah kobra jawa dan piton.
Contoh kasus terbaru adalah penangkapan
ular kobra
jawa dewasa sepanjang 1 meter di belakang rumah warga Kampung Sine, Kelurahan Sine, Kecamatan Sragen Kota, pada Kamis (10/4/2025).
“Kalau kobra jawa 1 meter sudah dewasa. Bisanya mematikan itu. Kalau tidak ditangani segera fatal. Yang terserang kan sarafnya. Di Sragen memang belum kejadian tetapi berdasarkan literasi bisa menyebabkan kematian kurang dari 24 jam,” jelas Tommy.
Selain kobra, Damkar juga pernah mengevakuasi
ular hijau
ekor merah atau Trimeresurus albolabris, yang disebut-sebut memiliki tingkat bisa yang sangat tinggi.
“Kami juga kemarin melakukan penangkapan
ular hijau ekor merah
. Itu tingkat bisanya mungkin bisa setara atau lebih tinggi dari kobra. Soalnya dari referensi kami di Sragen itu belum ada penangkalnya,” tegas Tommy.
Meski belum ada laporan warga tergigit ular berbisa, Tommy mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, khususnya di lingkungan yang lembab dan gelap.
“Sebenarnya ular itu makhluk yang menghindari singgungan dengan manusia. Mereka seringnya berada di tempat-tempat yang tidak pernah atau sering manusia ambah. Pada umumnya ular sering berada di tempat lembab dan gelap. Maka untuk antisipasi ya tempat-tempat lingkungan yang berpotensi seperti yang saya katakan di atas itu kalau memungkinkan dikasih cahaya yang cukup,” tutupnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

