Hewan: Ular

  • PLN beri promo tambah daya diskon 50 persen sambut HUT ke-498 Jakarta

    PLN beri promo tambah daya diskon 50 persen sambut HUT ke-498 Jakarta

    General Manager (GM) PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya Moch. Andy Adchaminoerdin (kanan) saat peluncuran program tambah daya \”Gebyar 498 DKI Jakarta\” di kantor PLN, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (19/6/2025). ANTARA/Siti Nurhaliza

    PLN beri promo tambah daya diskon 50 persen sambut HUT ke-498 Jakarta
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Kamis, 19 Juni 2025 – 13:39 WIB

    Elshinta.com – PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya memberikan promo tambah daya listrik dengan potongan biaya sebesar 50 persen dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-498 Jakarta.

    “Promo hanya berlaku dua minggu, yang dimulai hari ini sampai dengan 2 Juli 2025,” kata General Manager PT PLN UID Jakarta Raya Moch. Andy Adchaminoerdin saat meluncurkan program tambah daya “Gebyar 498 DKI Jakarta” di kantor PLN UID Jakarta Raya, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis.

    Andy menyebut, promo ini ditujukan bagi pelanggan tegangan rendah seluruh golongan tarif satu fasa, dengan daya awal 450 Volt Ampere (VA) hingga 5.500 VA yang ingin melakukan tambah daya hingga batas maksimal 7.700 VA. Lalu, diskon tambah daya 50 persen ini dapat diperoleh dengan melakukan transaksi kelistrikan melalui aplikasi PLN Mobile. Bagi pelanggan prabayar cukup melakukan pembelian token, sedangkan pelanggan pascabayar dapat melakukan pembayaran tagihan listrik.

    “Diskon 50 persen berlaku bagi warga Jakarta, karena ini untuk perayaan HUT Jakarta, golongan semua tarif dan tidak ada perubahan layanan. Pelanggan yang saat ini pascabayar menggunakan pembayaran, sedangkan bagi prabayar ada tambahan minimal pembelian token Rp5 ribu,” jelas Andy.

    Setelah transaksi berhasil, pelanggan akan menerima e-voucher diskon tambah daya yang dapat diakses melalui fitur di aplikasi PLN Mobile atau melalui email pelanggan yang terdaftar. Selanjutnya, pelanggan dapat mengajukan permohonan tambah daya melalui aplikasi PLN Mobile dengan memasukkan kode e-voucher yang diterima.

    Kemudian, setelah pembayaran terkonfirmasi, unit PLN setempat akan segera memproses penambahan daya sesuai ketentuan yang berlaku. Lebih lanjut, Andy memastikan tidak ada kuota dalam program Gebyar 498 DKI Jakarta.

    “Tidak ada kuota, jadi sebanyak-banyaknya pelanggan. Sebenarnya niat kita adalah masyarakat dapat lebih produktif, lebih meningkat perekonomiannya, dan tenaga listrik bertambah maka kehidupan cerah,” ucap Andy.

    Adapun satu akun PLN Mobile hanya dapat menerima maksimal empat e-voucher selama masa promo berlangsung. Hal ini untuk memberikan kesempatan merata kepada lebih banyak pelanggan. Andy mengimbau, masyarakat yang membutuhkan peningkatan daya segera memanfaatkan promo ini sebelum ditutup.

    “Di sini lah PLN hadir, prosesnya mudah dan cepat. Kami berharap masyarakat bisa memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya sebelum program berakhir pada 2 Juli nanti,” kata Andy.

    Sementara itu, Manager Strategi Pemasaran PLN UID Jakarta Raya Deni Wahyudin menyebut, ada mobil diskon 50 persen tambah daya Gebyar 498 DKI Jakarta yang akan tersedia di sembilan titik.

    Titik tersebut antara lain di Monumen Nasional (Monas), Masjid Al-Azhar, kegiatan hari bebas kendaraan bermotor (HBKB) atau car free day (CFD) pada 22 Juni, Kota Tua, Gedung RCTI sampai MNC Kebon Jeruk, KCIC Halim Jakarta Timur, Pasar Perumnas Klender, Taman Margasatwa Ragynan, dan Pasar Ular Jakarta Utara.

    “Jadi mobil Gebyar 498 DKI Jakarta dari PLN UID Jakarta Raya akan hadir di sembilan titik Jakarta. Masyarakat bisa langsung datang dan langsung menikmati promo yang hanya berlaku sampai 2 Juli 2025,” kata Deni.

    Sumber : Antara

  • Suami Isteri Warga Badui Berobat Gratis di RSUD Gunakan BPJS PBI

    Suami Isteri Warga Badui Berobat Gratis di RSUD Gunakan BPJS PBI

    LEBAK – Pasangan suami isteri Asmari (75) dan Rania (70) warga Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, berobat jalan gratis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Adjidarmo Rangkasbitung menggunakan BPJS Kesehatan Penerima Bantuan Iuran (PBI).

    “Kami secara rutin berobat jalan ke sini setiap bulan menggunakan BPJS PBI itu,” kata Asmari, saat ditemui di RSUD Adjidarmo Rangkasbitung, Lebak, Sabtu.

    Dirinya sudah lima tahun terakhir ini melakukan pengobatan ke RSUD Adjidarmo Rangkasbitung untuk penyembuhan penyakit yang dideritanya.

    Bahkan, dirinya bersama isteri sudah dua kali menjalani rawat inap.

    Penyakit yang dia derita berupa sesak nafas juga jantung dan jika akut tubuh sulit untuk bergerak dan tidak bisa berjalan.

    Begitu juga isterinya mengalami keluhan pada lambung dan jika akut hingga kondisi tubuh lemas dan tidak nafsu makan.

    Beruntungnya, kata dia, dirinya bersama isteri menjalani pengobatan dan perawatan medis gratis, karena masuk peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui BPJS PBI.

    “Kami sangat terbantu adanya program JKN sehingga dapat meringankan beban ekonomi,” kata Asmari sambil menyatakan dirinya memiliki lima putra- putri.

    Begitu juga warga Badui lainnya, Pulung (65) mengaku dirinya setiap berobat menggunakan BPJS PBI sehingga mendapatkan pelayanan kesehatan gratis.

    “Kami merasa senang memiliki BPJS PBI karena mendapat pengobatan gratis,” katanya.

    Ketua Koordinator Relawan Sahabat Indonesia (SRI) Muhammad Arif Kirdiat mengatakan pihaknya sebagai relawan di pemukiman masyarakat Badui kerapkali melakukan rujukan ke RSUD Adjidarmo Rangkasbitung maupun RSUD Banten dengan menggunakan BPJS PBI.

    Namun, bila mereka tidak memiliki BPJS PBI bisa menggunakan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dan bisa dirujuk ke RSUD Banten.

    “Kami hampir setiap pekan merujuk warga Badui yang tergigit ular berbisa ke RSUD Banten maupun RSUD Adjidarmo,” katanya.

    Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kabupaten Lebak Budi Santoso mengatakan diperkirakan sekitar 98 persen atau 1.470.198 jiwa dari 1.494.976 jiwa jumlah penduduk Lebak sudah masuk program JKN melalui BPJS Kesehatan.

    “Kami berupaya menargetkan 100 persen warga Lebak masuk peserta BPJS baik mandiri maupun bantuan pemerintah guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,” katanya.*

  • Ular Piton 5 Meter Masuk Polsek Bangkalan, Lilit Petugas hingga Terjatuh!

    Ular Piton 5 Meter Masuk Polsek Bangkalan, Lilit Petugas hingga Terjatuh!

    Bangkalan (beritajatim.com) – Seekor ular piton sepanjang 5 meter melilit petugas kepolisian di Polsek Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan. Peristiwa tersebut terjadi pada Jumat 13 Jumi 2025 sekitar pukul 20.30 WIB, Ular tersebut masuk ke dalam plafon ruang tahanan Polsek Tanjung Bumi hingga merusak sebagian plafon.

    Kanit Reskrim Polsek Tanjung Bumi, Aiptu Kurniawan menjelaskan, peristiwa itu bermula saat salah seorang petugas piket malam yang hendak ke kamar mandi melihat plafon ruang rapat pecah. Setelah dilihat lebih cermat, ternyata ada seekor ular di dalamnya.

    Petugas tersebut lalu keluar untuk meminta bantuan warga untuk menangkap ular tersebut, namun saat kembali bersama warga, ular tersebut sudah menghilang.

    Sekitar 30 menit kemudian, plafon dekat ruang tahanan pecah dan ular itu kelihatan. Karena warga anggota belum bubar di kantor sehingga anggota bersama warga sempat mengamankan ular itu. “Kebetulan ruang tahanan itu kosong, sehingga tidak ada yang membahayakan terhadap orang-orang,” jelasnya, Sabtu (14/06/2025).

    Dia menambahkan, petugas kepolisian yang menangkap ular tersebut sempat dililit oleh ular tersebut hingga terjatuh dari tangga. Beruntung warga segera membantu sehingga lilitan ular itu bisa dilepas. “Petugas sempat kena lilitan ular itu karena saking berat dan besarnya ular itu jadi agak sulit untuk mengevakuasinya,” tambahnya.

    Ular dengan panjang 5 meter tersebut kemudian dimasukkan kedalam tong. Pihaknya juga masih melakukan pengecekan di dalam plafon, khawatir masih ada ular lain yang bersarang. “Nanti kita cek takutnya sudah beranak pinak, sekaligus memperbaiki plafon yang rusak akibat evakuasi ular tersebut,” tandasnya.[sar/kun]

  • Ular Masuk ke Dalam Bodi Motor di Gresik, Proses Evakuasi Bikin Warga Tegang

    Ular Masuk ke Dalam Bodi Motor di Gresik, Proses Evakuasi Bikin Warga Tegang

    Gresik (beritajatim.com)- Kejadian tak biasa dialami Abdul (60), warga Desa Banjarsari, Kecamatan Manyar, Gresik. Saat hendak keluar rumah dan mengendarai sepeda motornya, ia justru mendapati seekor ular air masuk dan bersembunyi di dalam bodi kendaraan miliknya.

    Awalnya, Abdul melihat ular melata di area garasi rumah. Ia mencoba mengusirnya agar menjauh, namun ular tersebut justru menyelinap masuk ke celah bodi motor, tepatnya di bagian ruang mesin.

    Tak ingin ambil risiko, Abdul memilih menjaga jarak sambil menghubungi petugas Damkarla Gresik. Beberapa menit kemudian, tujuh personel tiba di lokasi untuk melakukan proses evakuasi.

    Petugas langsung melakukan pencarian sumber ular dan memutuskan untuk membongkar bodi motor di sebuah bengkel, didampingi Damkarla Gresik. Setelah dibongkar, ular air yang bersembunyi di ruang sempit itu akhirnya berhasil ditemukan dan diamankan ke lokasi yang aman.

    “Ini pertama kalinya ada ular bersembunyi di bodi motor. Evakuasinya cukup rumit karena harus dibongkar terlebih dulu,” ujar A. Fathoni, petugas piket Damkarla Gresik, Sabtu (14/6/2025).

    Abdul mengaku tidak menyangka ular tersebut malah bersembunyi di motornya setelah ia coba usir dari rumah. “Saya usir lah kok malah masuk ke celah-celah bodi motor. Daripada membahayakan diri sendiri kami menghubungi petugas Damkarla Gresik,” paparnya.

    Damkarla Gresik mencatat selama bulan Juni 2025 telah terjadi 44 kejadian penyelamatan atau rescue, termasuk penanganan hewan liar seperti ular. Sementara itu, kejadian kebakaran hanya tercatat satu kasus yang menimpa sebuah gudang rongsokan. [dny/ian]

  • Fosil Ular Berumur 38 Juta Tahun Ubah Pemahaman Evolusi

    Fosil Ular Berumur 38 Juta Tahun Ubah Pemahaman Evolusi

    Jakarta

    Sekelompok ahli paleontologi menemukan empat fosil ular yang utuh sehingga tengkorak, tulang rusuk, dan ekornya berada dalam kondisi hampir sempurna. Fosil ini ditemukan saat mereka mengeksplorasi penggalian di kawasan Wyoming barat.

    Menemukan fosil ular biasanya berarti memilah-milah tumpukan tulang belakang kecil. Satu ruas tulang belakang di sini, satu fragmen tulang rusuk di sana, dan banyak dugaan tentang bagian tubuh hewan lainnya. Itulah sebabnya kerangka ular yang hampir lengkap ini menarik perhatian para ahli paleontologi.

    Kuartet tersebut berasal dari sedimen yang terbentuk sekitar 38 juta tahun lalu selama awal Oligosen, masa ketika iklim dingin menyebar ke seluruh Amerika Utara.

    Ular-ular tersebut diawetkan bersama-sama dalam lapisan tipis batu lumpur halus, mengisyaratkan bahwa mereka mati dalam hitungan jam satu sama lain.

    Pekerjaan laboratorium awal menghubungkan fosil-fosil tersebut dengan dua genus yang diketahui, tetapi ciri-ciri yang lebih halus segera mengarah ke sesuatu yang baru. Petunjuk-petunjuk itu akan membentuk kembali sudut pohon keluarga ular.

    Kuartet Fosil Ular Oligosen

    Perbandingan terperinci menunjukkan bahwa ular di wilayah Wyoming berbeda dalam bentuk rahang, susunan gigi, dan tulang belakang dari spesies yang pertama kali menyerupai mereka, Ogmophis dan Calamagras.

    Perbedaannya konsisten pada keempat individu, sehingga peneliti memberi nama baru untuk spesies ini, Hibernophis breithaupti.

    Hewan-hewan tersebut merupakan penggali kecil, masing-masing panjangnya hanya beberapa kaki, dengan spesimen terbesar dua kali lebih panjang dari rekan-rekannya. Ukuran yang tersebar itu menawarkan sekilas pandang langka dari tahap remaja dan dewasa dalam satu spesies.

    Michael Caldwell dari Fakultas Sains di Alberta University terkejut dengan kondisi fosil tersebut. “Di koleksi museum di seluruh dunia, mungkin ada hampir satu juta ruas tulang ular yang tidak terartikulasi. Mudah ditemukan. Namun, menemukan ular utuh? Itu langka,” kata Caldwell bersemangat, dikutip dari Earth.com.

    Keempat kerangka tersebut memberi peneliti peta berkelanjutan yang memuat lebih dari 200 ruas tulang belakang, ditambah tulang rusuk dan tulang tengkorak yang halus, yang memungkinkan mereka melihat bagaimana setiap bagian berubah dari kepala hingga ekor, sesuatu yang tidak dapat ditunjukkan oleh tulang-tulang yang terisolasi.

    DNA Tunjukkan Hubungan Keluarga

    Tim tersebut menggabungkan data anatomi dengan urutan DNA dari ular hidup untuk mengetahui hubungan evolusi.

    Analisis mereka menempatkan Hibernophis dekat dengan ular boa masa kini, famili beragam yang mencakup pemanjat pohon, perenang pasir, dan ular pembatas besar.

    “Kami belajar lebih banyak tentang evolusi Boidae dalam arti luas. Tampaknya mereka mungkin awalnya adalah ular berbadan relatif kecil, yang menarik,” kata Caldwell.

    Genus baru ini berada di luar cabang-cabang yang menopang spesies boa modern, yang menunjukkan bahwa famili boa telah mulai terpecah menjadi beberapa garis keturunan pada awal Oligosen.

    Pola pertumbuhan memberikan petunjuk lain. Ular Wyoming terkecil memiliki tengkorak sepanjang hampir setengah inci, sedangkan ular terbesar memiliki tulang rahang yang lebih tebal dan jahitan yang menyatu.

    Pengamatan itu mendukung gagasan bahwa boa leluhur berukuran sedang sebelum beberapa garis keturunan berevolusi menjadi raksasa yang terlihat saat ini.

    Karena Hibernophis menambahkan tulang belakang yang berartikulasi pada catatan, para peneliti dapat mencocokkan tulang belakang tertentu dengan tahap kehidupan tertentu.

    Hibernasi di Tempat Perlindungan Musim Dingin

    Keempat ular itu melingkar bersama di dalam sesuatu yang tampak seperti hibernaculum, tempat perlindungan musim dingin yang digunakan bersama oleh banyak individu.

    Caldwell mencatat bahwa susunan tersebut mewakili perilaku sosial pada ular, yang merupakan sesuatu yang jarang kita lihat. “Ini sungguh tidak biasa bagi reptil. Dari hampir 15 ribu jenis spesies reptil yang hidup saat ini, tidak ada satu pun yang berhibernasi seperti yang dilakukan ular garter,” tambahnya.

    Gugusan fosil menunjukkan bahwa taktik seperti garter sudah ada jutaan tahun lalu. “Mereka tidak dapat mengatur suhu tubuh mereka, jadi mereka perlu menyimpan panas sebanyak mungkin selama musim dingin dengan membentuk massa besar,” jelas Caldwell.

    Ular garter modern terkadang berkumpul dalam kelompok yang jumlahnya ratusan. Ular derik oportunistik juga terlihat menyelinap ke dalam kerumunan untuk mendapatkan kehangatan.

    Penemuan di Wyoming mengisyaratkan bahwa tempat berlindung komunal muncul lebih awal dan mungkin tersebar luas di antara ular purba.

    Awan Abu Hasilkan Fosil yang Bagus

    Fosil-fosil tersebut berada dalam kondisi murni berkat letusan gunung berapi di dekatnya yang menyemburkan awan abu ketika ular-ular tersebut berlindung di bawah tanah.

    Partikel-partikel halus awan abu mengendap di dataran banjir, menutup liang-liang dengan lapisan kedap udara yang memperlambat pembusukan. “Partikel-partikel tersebut diawetkan dalam keadaan yang sangat tidak biasa, secara geologis,” kata Caldwell.

    Lapisan abu bergantian dengan semburan lumpur yang terbawa hujan musiman, mengunci kerangka tersebut ke dalam ‘Formasi Sungai Putih’, sebutan para ahli untuk suatu unit kaya fosil yang membentang di beberapa negara bagian Great Plains.

    Banjir kecil segera menyumbat liang dengan lumpur, sehingga ular-ular tidak terganggu sampai para penambang membelah batu. “Fosilisasi adalah proses kasar yang membutuhkan kondisi yang tepat untuk pengawetan,” terang Caldwell.

    Dengan setiap tulang masih pada tempatnya, kuartet tersebut menunjukkan bagaimana ruas tulang belakang bergeser di sepanjang tulang belakang, sebuah referensi yang dapat menyebabkan museum mempertimbangkan kembali label pada tulang-tulang yang longgar.

    (rns/rns)

  • Viral Kucing Liar Dipunguti dari TPS di Surabaya untuk Pakan Ular, Pihak Kelurahan Membantah 
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        13 Juni 2025

    Viral Kucing Liar Dipunguti dari TPS di Surabaya untuk Pakan Ular, Pihak Kelurahan Membantah Surabaya 13 Juni 2025

    Viral Kucing Liar Dipunguti dari TPS di Surabaya untuk Pakan Ular, Pihak Kelurahan Membantah
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Pihak kelurahan dan RT di Sumur Welut membantah adanya tuduhan terkait kucing liar yang sering diambil dari Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Pesapen, Sumur Welut, Kecamatan Lakarsantri,
    Surabaya
    untuk dijadikan pakan ular.
    Hal ini disampaikan mereka dalam menanggapi video viral tentang warga yang kerap mengambil kucing di tempat pembuangan sementara (TPS) itu untuk dijadikan makanan ular. 
    Pantauan
    Kompas.com
     di lokasi, tong-tong sampah yang berada di TPS itu tertata cukup rapi dan tidak ada hewan seperti kucing berkeliaran di kawasan tersebut.
    Terlihat juga satu-dua kali warga sekitar yang membuang sampah ke TPS tersebut.
    Lurah Sumur Welut, Elvanda Danu mengatakan, setelah viralnya video tersebut, ia bersama satpol PP tidak menemukan adanya kucing di sekitar lokasi TPS.
    “Saya enggak tahu ya apakah TPS itu dijadikan sebagai tempat transaksi atau tempat buangan kucing gitu, cuma saya dan satpol PP disini juga sudah cek di lapangan sih, enggak ada sama sekali sih. Kita cek itu adanya ayam saja,” kata Elvanda saat ditemui
    Kompas.com
    , Jumat (13/6/2025).
    Selain itu, Elvanda tidak pernah melihat seseorang yang mencurigakan yang mengangkut kucing-kucing liar tersebut.
    “Jadi di TPS itu selalu dijaga terus, apalagi di seberangnya juga ada warung, kita juga selalu minta pengawasan dari mereka juga, dan saya enggak pernah ngelihat orang yang mencurigakan yang ngangkutin kucing gitu sih,” ujarnya.
    Ia menyampaikan bahwa lokasi
    TPS Pesapen
    tersebut memang cukup strategis karena terletak di pinggir jalan pelintasan dari Gresik dan Sidoarjo ke arah Surabaya dan menjadi tempat pembuangan sampah dari 4 kelurahan.
    Pengecekan selalu rutin dilakukan dua kali sehari, setiap pagi dan sore hari di TPS. Namun, ia tidak pernah menemukan adanya kucing liar maupun kucing buangan.
    “Kalau pengecekan sejak awal itu ada, setiap pagi dan sore biasanya sewaktu ada pengambilan dari teman-teman DLH (Dinas Lingkungan Hidup) yang ngangkut sampah itu, kita cek, nggak pernah ada (kucing). Ya kalau kucing lewat pernah satu dua kali, itupun sudah besar kucingnya biasanya nyari makan, tapi jarang sekali,” katanya. 
    Pihaknya juga sudah mengonfirmasi ke penjaga sekaligus petugas
    TPS Sumur Welut
    , Suripto, bahwa tidak pernah ditemukan kucing yang berkeliaran.
    “Kalaupun ada sesuatu yang mencurigakan, mereka (warga sekitar) langsung turun, lapor ke kita biasanya. Sedangkan, informasi dari Pak Surip sih memang enggak ada, enggak ada sama sekali terkait kucing,” tuturnya.
    Menurutnya, video tersebut masih perlu dipertanyakan kebenarannya.
    Dalam kesempatan terpisah, Ketua RT 006, RW 001 Sumur Welut, Surabaya, Lingke mengatakan bahwa dahulu memang ada banyak kucing buangan di sekitar TPS.
    Namun, kini keberadaan kucing-kucing tersebut tidak diketahui lagi.
    “Orang buang kucing saja, tahu-tahu sudah ada kucing gitu loh. Bukan kucing warga, tapi kucingnya memang sengaja dibuang. Sekarang kucingnya sudah enggak ada, ya saya mikirnya cuma paling sudah diambil warga dipelihara, enggak sampai kepikiran ke situ,” kata Lingke.
    Sesekali, warga sekitar juga memberikan makanan kepada kucing-kucing tersebut di dekat pos kampung.
    “Kalau kadang warga itu ada yang welas kasihan begitu, ya dikasih makan di pojokan pos itu. Kalau kucingnya dah besar biasanya mereka lari, nyari makan sendiri,” ujarnya.
    Ia pun mengaku terkejut saat pertama kali melihat video viral tersebut karena sudah sejak lama tidak menemukan kucing di sekitaran TPS.
    “Saya pertama kali tahu itu dikirimkan adek saya, ‘
    Ini bener ta panggone sampeyan
    ? (Ini apakah benar di wilayah Anda?)’. Ya aku juga enggak tahu. Terus saya cek ke lokasi juga enggak ada kucing,” katanya. 
    Lingke menegaskan, jika menemukan ada seseorang yang sengaja membuang kucing di TPS tersebut, dia akan menindak tegas dan meminta pertanggunganjawaban.
    “Misalnya ada orang yang buang sampah sembarangan, enggak masuk ke tong sampahnya aja saya kembalikan, saya suruh buang lagi yang benar. Apalagi orang yang buang kucing, pasti bakal saya minta kembali, kalau dia memang sudah memelihara kucing ya harus bertanggung jawab,” ucapnya. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Legenda Urban: Siluman Ular Besar di Tambang Emas Pongkor Jawa Barat

    Legenda Urban: Siluman Ular Besar di Tambang Emas Pongkor Jawa Barat

    Kisah-kisah semacam ini sering kali memadukan unsur kepercayaan lokal dengan pengaruh spiritual yang lebih luas. Keberadaan legenda ini berdampak pada aktivitas penambangan di Pongkor.

    Sejumlah lokasi dianggap angker dan dihindari oleh para pekerja. Bagi pihak pengelola tambang, cerita ini terkadang dimanfaatkan sebagai bagian dari upaya pengendalian aktivitas penambangan liar.

    Sementara bagi masyarakat sekitar, legenda ini berfungsi sebagai pengingat untuk menjaga keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya alam dan penghormatan terhadap nilai-nilai tradisional. Meskipun tambang terus berkembang dengan teknologi modern, legenda siluman ular tetap hidup dalam ingatan masyarakat.

    Cerita ini diteruskan dari generasi ke generasi, baik melalui tuturan lisan maupun catatan-catatan lokal. Tambang emas Pongkor menyimpan kekayaan alam berupa emas dan kekayaan budaya dalam bentuk legenda yang terus bertahan.

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • Pesawat Rusia Nyelonong ke Wilayahnya, Finlandia Protes!

    Pesawat Rusia Nyelonong ke Wilayahnya, Finlandia Protes!

    Helsinki

    Pemerintah Finlandia memanggil diplomat top Rusia untuk memprotes dugaan pelanggaran wilayah udara. Sebuah pesawat militer Moskow terdeteksi sempat memasuki wilayah udara Finlandia pekan ini.

    Finlandia, yang merupakan anggota aliansi Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), seperti dilansir Reuters, Rabu (11/6/2025), mengatakan bahwa pihaknya meyakini sebuah pesawat militer Rusia memasuki wilayah udaranya pada Selasa (10/6) waktu setempat.

    Pesawat militer Moskow itu terdeteksi mengudara di atas lepas pantai Porvoo di bagian selatan negara Nordik tersebut.

    Disebutkan oleh otoritas Helsinki bahwa Penjaga Perbatasan Finlandia sedang menyelidiki insiden tersebut secara menyeluruh.

    “Kementerian Luar Negeri telah mengundang pelaksana tugas (Plt) kepala misi Rusia untuk membahas masalah tersebut pada hari ini,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Finlandia pada Rabu (11/6) waktu setempat.

    Laporan televisi YLE yang mengutip Kementerian Pertahanan Finlandia, seperti dilansir Anadolu Agency, menyebut pesawat militer Rusia itu melanggar wilayah udara Finlandia di lepas pantai selatan kota Porvoo, di perairan Teluk Finlandia.

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Itu merupakan pelanggaran kedua yang dilakukan Rusia terhadap wilayah Finlandia dalam waktu kurang dari tiga pekan terakhir.

    Pada 24 Mei lalu, Finlandia mengumumkan pelanggaran wilayah udaranya oleh dua pesawat militer Rusia. Dua hari setelah itu, atau pada 26 Mei, Helsinki memanggil Duta Besar Rusia untuk membahas insiden tersebut.

    Finlandia diketahui berbagi perbatasan sepanjang 1.340 kilometer dengan Rusia — yang merupakan perbatasan terpanjang dalam aliansi NATO. Negara Nordik ini bergabung dengan NATO pada tahun 2023 setelah Moskow menginvasi Ukraina.

    Tonton juga video: Ukraina Rilis Video Diduga 2 Pesawat Rusia Kirim Bom ke Pulau Ular

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Beda Ular King Cobra di RI dan Negara Lain Diungkap Peneliti Eropa

    Beda Ular King Cobra di RI dan Negara Lain Diungkap Peneliti Eropa

    Jakarta, CNBC Indonesia – Setelah hampir dua abad dianggap sebagai satu spesies tunggal, misteri ular paling mematikan di dunia akhirnya terpecahkan.

    Dalam studi terbaru yang dipublikasikan di European Journal of Taxonomy pada 16 Oktober, para ilmuwan memastikan bahwa king cobra atau ular lanang (Ophiophagus hannah) ternyata terdiri dari empat spesies berbeda, dan salah satunya hidup di wilayah Indonesia.

    Perbedaannya terlihat dalam hal warna tubuh dan karakteristik fisik lainnya di berbagai wilayah, yang membuat para ilmuwan mempertanyakan apakah ular ini merupakan spesies tunggal.

    Studi ini merupakan kelanjutan dari riset tahun 2021 yang menemukan perbedaan genetik mencolok di antara populasi King Kobra di Asia.

    Kini, dengan mengkaji 153 spesimen museum dan mencocokkannya dengan hasil DNA sebelumnya, para peneliti mengungkap keberadaan empat spesies berbeda berdasarkan morfologi tubuh, warna kulit, hingga struktur gigi.

    Keempat spesies tersebut adalah, Northern King Cobra (O. hannah), yang tersebar di sub-Himalaya, India Timur, Myanmar, Indochina, hingga Thailand bagian selatan.

    Sunda King Cobra (Ophiophagus bungarus), yang hidup di Semenanjung Malaya serta pulau-pulau besar di Kepulauan Sunda, termasuk Sumatra, Kalimantan, dan Jawa.

    Western Ghats King Cobra (O. kaalinga), yang terbatas di wilayah Western Ghats, India. Dan Luzon King Cobra (O. salvatana), yang ditemukan di Pulau Luzon, Filipina.

    Dengan penemuan ini, Indonesia resmi menjadi habitat salah satu spesies King Kobra yang kini dikenal sebagai Sunda King Cobra (O. bungarus). Spesies ini memiliki ciri khas warna tubuh tanpa pola garis tegas, atau memiliki garis pucat sempit dengan pinggiran gelap.

    “Kami merasa seperti menciptakan sejarah,” ujar Gowri Shankar Pogiri, penulis utama studi sekaligus pendiri Kalinga Foundation, dikutip dari LiveScience, Rabu (11/6/2025).

    King Kobra dikenal sebagai ular berbisa terpanjang di dunia dan mampu menyuntikkan dosis bisa besar dalam sekali gigitan. Bahkan, bisa ular ini dapat membunuh manusia hanya dalam 15 menit.

    Studi baru ini disebut sebagai langkah awal penting dalam pengembangan antivenom spesifik untuk tiap wilayah, yang lebih efektif dalam menangani gigitan King Kobra lokal.

    Pogiri percaya bahwa mungkin masih banyak spesies kobra yang belum diketahui yang belum ditemukan di pulau-pulau kecil yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

    (dem/dem)

  • Ilmuwan Ungkap Ganasnya Ribuan Ular di Pulau Paling Berbahaya

    Ilmuwan Ungkap Ganasnya Ribuan Ular di Pulau Paling Berbahaya

    Jakarta

    Ada pulau ular di Brasil yang sangat berbahaya di Brasil dan terlarang dikunjungi masyarakat sipil. Betapa tidak, di sana ada sekitar 2.000 sampai 4.000 ular berbisa. Menurut ilmuwan, ular itu begitu ganas.

    Seorang ilmuwan Australia bercerita tentang kunjungannya ke pulau terpencil itu, yaitu Ilha de Queimada Grande, di lepas pantai Sao Paulo. Hanya segelintir tentara dan ilmuwan diberi izin mengunjungi pulau paling berbahaya di dunia itu tiap tahun sejak dinyatakan terlarang tahun 1920-an.

    Pulau itu relatif kecil, panjangnya 1,5 km dan lebarnya hanya 500 m. Di sana berkumpul ular mematikan yaitu spesies ular berbisa berkepala emas, salah satu yang paling mematikan di Bumi. Spesies itu hanya bisa ditemukan di sana.

    Racunnya lima kali lebih ganas daripada sepupunya di daratan dan dapat membunuh orang dalam waktu kurang dari sejam. Bisanya memunculkan gejala mengerikan seperti gagal ginjal, pendarahan internal dan kematian jaringan. Dalam beberapa kasus, bisa ular ini diketahui dapat melelehkan daging manusia.

    Hanya beberapa ilmuwan yang mempelajari ular ini dapat berkunjung, kadang bersama angkatan laut Brasil, yang merawat mercusuar di sana. Bryan Fry, penggila ular dan profesor toksikologi di Universitas Queensland, adalah salah satu dari sedikit orang yang mengunjungi pulau itu tahun 2010, 2015 dan 2019.

    Pada perjalanan terakhir, ia ditemani presenter 60 Minutes saat itu Tara Brown, di mana ia perlu waktu sekitar enam bulan untuk mendapat izin khusus. Profesor Fry mengatakan kepadanya bahwa jika digigit ular-ular ini, manusia akan mati dengan menyakitkan. “Anda akan mati sambil menjerit,” cetusnya.

    “Semua ular berbisa berkepala tombak, jika Anda hidup cukup lama setelah digigit, lengan Anda akan putus karena mereka menyebabkan kerusakan jaringan yang luar biasa,” kata Profesor Fry dalam wawancara terbaru yang dikutip detikINET dari News.com.

    “Itu merupakan gejala dari cara mereka membunuh, yaitu dengan memicu stroke dan syok hemoragik. Jadi, mereka pada dasarnya menghancurkan sistem darah yang menyebabkan darah Anda menggumpal, tapi pada saat yang sama, mereka juga menghancurkan integritas pembuluh darah,” paparnya.

    Jadi jika mangsanya tidak mati karena stroke, ia akan kehabisan darah karena pembuluh darahnya pada dasarnya meleleh di bagian dalam. Hal yang sama yang akan terjadi pada lengan kita jika kita hidup cukup lama.

    Dia mengaku tidak takut saat berkunjung ke sana karena mengagumi ular itu. Sebagai perlindungan, mereka memakai pakaian khusus. Sayangnya saat ini, jumlah ular berkepala emas di sana kian menyusut. Populasi yang ada pun terlihat kurus dan tidak sehat.

    Alasannya adalah mangsa semakin terbatas. Burung yang bermigrasi ke sana semakin sedikit. Habitat burung yang semakin rusak mengurangi populasinya dan ujung-ujungnya, membuat ular kekurangan makanan.

    (fyk/afr)