Hewan: Ular

  • Penemuan Ular Kepala Merah, Spesies Langka di Kawasan Hutan Sumatera Barat

    Penemuan Ular Kepala Merah, Spesies Langka di Kawasan Hutan Sumatera Barat

    JAKARTA – Penemuan ular langka selalu menjadi momen penting dalam dunia konservasi, terlebih ketika spesies tersebut jarang terlihat di habitat alaminya. Salah satu temuan langka itu baru-baru ini terjadi di kawasan hutan Cagar Alam Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

    Seekor ular kepala merah (Bungarus flaviceps) sepanjang dua meter berhasil didokumentasikan oleh tim patroli dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat.

    Ular dengan ciri khas kepala berwarna merah mencolok tersebut ditemukan pada Rabu, 9 Juli 2025, oleh tim patroli gabungan BKSDA Sumbar dan anggota Polsek Palembayan saat menyusuri kawasan konservasi di Nagari Sungai Pua, Kecamatan Palembayan.

    Kepala Resor Konservasi II Maninjau, Ade Putra, menceritakan bahwa saat sedang berjalan menyusuri jalur hutan, ia mendapati ular tersebut dalam posisi diam hanya berjarak sekitar 50 sentimeter dari kakinya.

    “Beruntung ular tidak terinjak. Ini kali pertama saya melihat langsung spesies ini setelah lebih dari dua dekade bertugas di kawasan konservasi Sumatera Barat dan Taman Nasional Kerinci Seblat,” ujarnya di Lubuk Basung, seperti dikutip ANTARA.

    Menurut Ade, Bungarus flaviceps merupakan ular yang sangat jarang dijumpai dan tergolong dalam kelompok katang, yang merupakan ular berbisa. Ular ini dikenal dengan warna kepala dan ekor merah cerah, sementara bagian tubuhnya didominasi warna hitam dengan garis putih kebiruan di samping tubuh.

    Bagian bawah tubuh berwarna putih, berbeda dengan spesies serupa seperti ular cabai besar (Calliophis bivirgatus) yang memiliki bagian ventral berwarna merah.

    Spesies ini tersebar di beberapa wilayah Asia Tenggara seperti Myanmar bagian selatan, Thailand, Kamboja, Vietnam, Malaysia, serta di berbagai pulau di Indonesia, termasuk Sumatra, Jawa, dan Kalimantan. Habitat utamanya adalah hutan dataran rendah hingga pegunungan dengan ketinggian maksimal sekitar 900 meter.

    Ular kepala merah biasanya memiliki panjang tubuh antara 1,2 hingga 1,5 meter, namun individu yang ditemukan kali ini memiliki panjang mencapai dua meter, mendekati ukuran maksimum spesies tersebut. Sisik dorsal ular ini tersusun dalam 13 baris dengan sisik punggung (vertebral) berukuran lebih besar. Sisik bagian bawah (ventral) dan ekor (subkaudal) juga memiliki jumlah yang khas untuk jantan dan betina.

    “Ular ini bukan hanya langka, tetapi juga sangat berbahaya. Racunnya tergolong mematikan, sehingga kehadirannya di hutan perlu dicermati dengan kewaspadaan,” jelas Ade.

    Briptu Jefri Januardi, anggota Polsek Palembayan yang turut dalam patroli, juga mengungkapkan kekagumannya terhadap temuan tersebut.

    “Sepanjang saya bertugas, belum pernah melihat ular seperti ini. Warna dan ukurannya sangat mencolok. Rasanya seperti melihat king cobra, tapi dengan tampilan berbeda,” ujarnya.

    Penemuan ini menjadi catatan penting bagi dunia konservasi satwa liar, sekaligus pengingat bahwa masih banyak keanekaragaman hayati Indonesia yang belum sepenuhnya terungkap. Kehadiran spesies langka ini menegaskan pentingnya menjaga kawasan hutan agar tetap menjadi habitat aman bagi fauna endemik yang terancam keberadaannya.

  • Meski Sepi Pembeli, Pedagang Pasar Ular Tetap Bertahan karena Modal Sudah Tertanam
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        10 Juli 2025

    Meski Sepi Pembeli, Pedagang Pasar Ular Tetap Bertahan karena Modal Sudah Tertanam Megapolitan 10 Juli 2025

    Meski Sepi Pembeli, Pedagang Pasar Ular Tetap Bertahan karena Modal Sudah Tertanam
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Sejumlah pedagang di
    Pasar Ular
    , Tanjung Priok, Jakarta Utara, memilih untuk bertahan meski sudah sepi pembeli.
    Sebab, mereka tak ada pilihan pekerjaan lain dan sudah banyak mengeluarkan modal di toko keramiknya.
    “Kita mau cari kerjaan apa, terus barang-barang kita mau taruh mana? Karena kan modal udah tertanam di situ,” ucap pedagang keramik bernama Nita (55) saat diwawancarai
    Kompas.com
    di lokasi, Kamis (10/7/2025).
    Menurut Nita, berpindah usaha bukanlah hal yang mudah karena ia telah berdagang keramik di Pasar Ular selama lebih dari 20 tahun.
    Hal inilah yang membuatnya enggan meninggalkan pasar meski pembeli makin sedikit dan omzet terus menurun.
    Sementara itu, pedagang keramik lain bernama Yanti (45) memilih bertahan karena bingung harus berdagang di mana lagi.
    “Kita bidangnya sudah di sini, sudah paham. Kalau di tempat lain kan kita harus adaptasi lagi,” jelas Yanti.
    Kini, yang bisa Yanti lakukan adalah mencoba peruntungan lewat berdagang
    online
    .
    “Justru karena adanya
    online
    ini kebantu dikit sih. Kalau enggak ada
    online
    pengunjung enggak ada juga ke sini,” beber Yanti.
    Diberitakan sebelumnya, kondisi Pasar Ular di Tanjung Priok semakin sepi pembeli sejak enam tahun lalu.
    Pasar legendaris ini, perlahan mulai ditinggalkan para pembelinya sejak tahun 2019 di saat Indonesia diterpa Covid-19.
    Dari 200 toko yang tadinya aktif berjualan, kini hampir 30 persennya sudah tutup permanen.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Omzet Anjlok, Pedagang Pasar Ular Ketar-ketir Bayar Sewa Kios Rp 65 Juta per Tahun
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        10 Juli 2025

    Omzet Anjlok, Pedagang Pasar Ular Ketar-ketir Bayar Sewa Kios Rp 65 Juta per Tahun Megapolitan 10 Juli 2025

    Omzet Anjlok, Pedagang Pasar Ular Ketar-ketir Bayar Sewa Kios Rp 65 Juta per Tahun
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Sejumlah
    pedagang keramik
    di
    Pasar Ular
    ,
    Tanjung Priok
    ,
    Jakarta Utara
    , mengaku kelimpungan harus membayar
    sewa kios
    sebesar Rp 65 juta per tahun di tengah sepinya pembeli.
    “Bayar sewa toko, dalam satu tahun Rp 65 juta, padahal (dagangan) enggak laku,” ucap salah satu pedagang keramik bernama Yanti (45) saat diwawancarai
    Kompas.com
    di lokasi, Kamis (10/7/2025).
    Yanti mengaku, sejak adanya pandemi Covid-19 pada 2019, omzetnya terus menurun. Pendapatannya sering kali tak menutup untuk membayar biaya sewa kios.
    Sebab, yang biasanya mendapatkan uang Rp 5 juta hingga Rp 10 juta per hari, kini Yanti sering kali tak mendapatkan pembeli.
    “Enggak ketutup sebenarnya, cuma kami pinjam sana sini yang penting bisa berjualan,” kata Yanti.
    Meski sering menombok untuk sewa kios, Yanti merasa berat untuk meninggalkan Pasar Ular. Pasalnya, ia sulit mencari lokasi lain untuk berjualan keramik.
    Sementara itu, pedagang keramik lain bernama Nita (55) mengeluhkan tak adanya keringanan biaya sewa kios di tengah sepinya pembeli.
    “Sementara sewanya Rp 65 juta per tahun. Enggak ada keringanan dari pihak pasar,” ucap Nita.
    Dalam waktu dekat, sewa kios Nita pun akan jatuh tempo. Ia sendiri masih bingung bagaimana cara membayar uang Rp 65 juta tersebut.
    Sama seperti Yanti, Nita akan berusaha mencari pinjaman agar tetap bisa berjualan di Pasar Ular.
    Diberitakan sebelumnya, kondisi Pasar Ular di Tanjung Priok semakin sepi pembeli sejak enam tahun lalu.
    Pasar legendaris ini perlahan mulai ditinggalkan para pembelinya sejak tahun 2019 saat Indonesia diterpa Covid-19.
    Dari 200 toko yang tadinya aktif berjualan, kini hampir 30 persennya sudah tutup permanen. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Spesies Ular Baru Ditemukan di Papua Nugini, Matanya Hitam Besar

    Spesies Ular Baru Ditemukan di Papua Nugini, Matanya Hitam Besar

    Jakarta

    Di ekosistem Papua Nugini yang padat dan semarak, tersimpan dunia penuh keajaiban yang belum ditemukan. Salah satu penemuan tersebut muncul dari Pulau Misima yang terpencil, tempat spesies ular baru teridentifikasi.

    Penemuan ini menyoroti keanekaragaman hayati pulau yang luar biasa dan menimbulkan pertanyaan tentang kompleksitas ekologis wilayah yang kurang dikenal ini.

    Ular pohon atra, spesies yang baru ditemukan tersebut, memiliki nama ilmiah Dendrelaphis atra. Ia berbeda dari anggota genus Dendrelaphis lainnya karena punya karakteristik fisik dan perilaku yang unik.

    Hewan ini berkulit hitam legam dan licin, serta memiliki mata hitam yang besar dan menonjol. Menurut Fred Kraus, peneliti yang menemukan ular ini, spesies tersebut mengalami transformasi warna yang luar biasa saat ia dewasa.

    Ular muda memiliki rona abu-abu kecokelatan, lalu secara bertahap akan berubah menjadi hitam pekat seiring bertambahnya usia. Perubahan warna ini bukan hanya penampakan visual, tetapi sekaligus menjadi sifat yang menentukan, yang membedakan atra dari kerabatnya.

    Ular-ular yang menarik ini telah ditemukan di berbagai habitat di Pulau Misima, dari kebun desa hingga pegunungan hutan hujan, dan bahkan di lingkungan yang telah diubah manusia seperti lokasi pertambangan. Meskipun keberadaan mereka relatif luas, masih banyak yang harus dipelajari tentang perilaku dan peran ekologis mereka.

    Keanekaragaman Hayati di Pulau Misima

    Pulau Misima merupakan bagian dari Provinsi Teluk Milne, sebuah wilayah yang terkenal akan keanekaragaman hayatinya yang luar biasa. Sebagai bagian dari Papua Nugini, yang menampung lebih dari 5% dari total spesies di dunia, Teluk Milne merupakan pusat keanekaragaman hayati, khususnya bagi reptil dan amfibi. Penemuan Dendrelaphis atra menambah lapisan lain pada jalinan ekologi wilayah tersebut.

    Penelitian Kraus tak hanya tentang ular pohon atra, tetapi juga mengidentifikasi tiga spesies ular lain yang endemik di pulau-pulau berbeda di Kepulauan Louisiade. Temuan ini menggarisbawahi keragaman bentuk kehidupan yang luar biasa di daerah tersebut dan menekankan pentingnya konservasi.

    Setiap penemuan baru di wilayah ini memperkuat perannya dalam upaya keanekaragaman hayati global, menyoroti kebutuhan mendesak untuk penelitian dan perlindungan berkelanjutan terhadap habitat unik ini.

    (rns/rns)

  • Kejadian Berulang, Debt Collector Tipu Damkar Pakai Modus Ular untuk Tagih Pinjol
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        7 Juli 2025

    Kejadian Berulang, Debt Collector Tipu Damkar Pakai Modus Ular untuk Tagih Pinjol Megapolitan 7 Juli 2025

    Kejadian Berulang, Debt Collector Tipu Damkar Pakai Modus Ular untuk Tagih Pinjol
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    — Petugas pemadam kebakaran (
    Damkar
    ) dari dua wilayah berbeda,
    Kabupaten Bekasi
    dan Tangerang Selatan, mengalami kejadian serupa yakni ditipu oleh seseorang yang mengaku menemukan ular, tetapi ternyata hanya modus dari
    debt collector
    untuk menagih utang pinjaman online (pinjol).
    Kedua kejadian ini terjadi dalam waktu yang berdekatan dan menunjukkan pola serupa. Laporan palsu dikirimkan ke pos
    damkar
    , lalu saat petugas sampai di lokasi, mereka justru diarahkan untuk menagih utang.
    Di Kabupaten Bekasi, prank ini terjadi pada Sabtu (5/7/2025). Petugas Damkar, Adi Nugroho, menerima laporan adanya ular masuk ke septic tank milik warga di Desa Burangkeng, Kecamatan Setu.
    “Ada nomor telepon si pelapor yang menyatakan bahwa di lokasi wilayah Setu ada ular,” ujar Adi saat dikonfirmasi, Senin (7/7/2025).
    Adi bersama enam petugas langsung meluncur ke lokasi. Namun, setelah tiba dan menghubungi si pelapor, barulah mereka menyadari bahwa laporan tersebut hanyalah akal-akalan.
    Si penelepon justru meminta petugas untuk menagih utang kepada penghuni rumah yang disebutkan dalam laporan.
    “Si penelepon itu langsung mengeluarkan kata-kata kasar yang tidak pantas, dan yang paling mengejutkan banyak kata-kata seperti itu berarti fix dia DC pinjol,” ungkap Adi.
    Sadar tengah dikerjai, salah satu petugas berpura-pura menjadi pemilik rumah dan membalas prank pelapor via telepon.
    Hal yang membuat miris, ini bukan kejadian pertama.
    “Setidaknya, ini sudah yang ketiga kalinya kita dikerjai oleh penagih pinjol dengan berbagai modus,” ujar Adi.
    Adi berharap pihak kepolisian bisa menindak pelaku semacam ini.
    “Kita juga minta bantuan dari pihak yang terkait untuk menindaklanjuti lagi, karena ini kita urgensinya untuk kedarutan dan kebahayaan,” tegasnya.
    Modus serupa terjadi di Ciputat, Tangerang Selatan pada Rabu (11/6/2025).
    Komandan Regu Alpha Damkar Tangsel, Darusalam, mengungkapkan, pelapor awalnya menyebut ada ular di rumah, namun tidak bisa mengirimkan dokumentasi karena mengaku sedang tidak di rumah.
    Istrinya, kata pelapor, terlalu takut untuk mengambil gambar.
    “Sementara istrinya di rumah takut, jadi enggak berani foto dan video,” ujar Darus, dikonfirmasi Jumat (20/6/2025).
    Meski ada kecurigaan karena laporan tak disertai bukti visual, tim Alpha tetap meluncur ke lokasi yang diberikan lewat pesan WhatsApp.
    Namun sesampainya di tempat, mereka tidak menemukan rumah sesuai deskripsi. Wilayah itu penuh kontrakan dan indekos.
    Petugas pun meminta bantuan Ketua RT untuk mencari alamat dimaksud. Tak lama, pelapor menghubungi mereka dan mengungkapkan maksud sebenarnya.
    “Terus, enggak lama kemudian dia bilang, ‘Mas, tolong tagihin utang atas nama Doni Iskandar ya dan istrinya’,” jelas Darus.
    Nama Doni Iskandar merupakan nama yang sebelumnya digunakan pelapor dalam laporan palsu.
    Setelah itu, pelapor tak bisa lagi dihubungi. Baik lewat pesan maupun telepon, tidak ada respons.
    Meski belum membuat laporan ke polisi, Darus mengatakan bahwa pihaknya akan bertindak jika kejadian serupa terulang.
    “Kami akan perketat SOP lagi mungkin ke depannya. Kalau gini lagi ya, kami akan akan melapor ke pihak yang berwajib,” tuturnya.
    Modus laporan palsu dengan kedok ular ini kini menjadi pola baru yang dipakai oleh oknum debt collector.
    Bagi petugas damkar, kejadian ini bukan hanya mempermainkan tugas mereka, tapi juga membahayakan warga lain yang mungkin benar-benar membutuhkan bantuan darurat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Taktik Elon Musk Lawan Trump: Bikin Partai Politik

    Taktik Elon Musk Lawan Trump: Bikin Partai Politik

    Jakarta

    Elon Musk tiba-tiba membuat gebrakan baru untuk melawan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Orang terkaya di dunia itu meluncurkan partai politik tandingan Trump.

    Dilansir kantor berita AFP, Senin (7/7/2025), Elon Musk meluncurkan partai politik baru di AS. Dia membentuk partai itu untuk melawan apa yang dianggapnya ‘sistem satu partai’ di AS.

    Musk merupakan donor politik terbesar Trump dalam Pilpres AS 2024. Dia kemudian berselisih dengan Trump setelah memimpin upaya Partai Republik untuk memangkas pengeluaran dan memotong pekerjaan federal sebagai kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE).

    Musk berselisih dengan Trump mengenai rencana pengeluaran domestik besar-besaran. Dia mengatakan hal itu akan meledakkan utang AS dan berjanji untuk melakukan segala daya untuk menggagalkan rencana itu.

    Sekarang, dia mengklaim telah menciptakan apa yang disebut Partai Amerika. Dia menuding politik AS yang selama ini didominasi Partai Demokrat dan Partai Republik bukan demokrasi.

    “Jika menyangkut kebangkrutan negara kita dengan pemborosan & korupsi, kita hidup dalam sistem satu partai, bukan demokrasi,” bos Space X dan Tesla itu memposting di X, platform media sosial miliknya.

    “Hari ini, Partai Amerika dibentuk untuk mengembalikan kebebasan Anda,” sambungnya.

    Musk mengutip jajak pendapat, yang diunggahnya sendiri pada Hari Kemerdekaan AS, di mana dia menanyakan apakah responden ‘menginginkan kemerdekaan dari sistem dua partai (ada yang mengatakan satu partai)’ yang telah mendominasi politik AS selama sekitar dua abad. Survei ya-atau-tidak itu memperoleh lebih dari 1,2 juta tanggapan.

    “Dengan faktor 2 banding 1, Anda menginginkan partai politik baru dan Anda akan mendapatkannya!” ia memposting pada hari Sabtu.

    Elon Musk Bikin Parpol Baru

    Foto: Elon Musk dan Donald Trump (REUTERS/Nathan Howard).

    Musk membagikan meme yang menggambarkan ular berkepala dua dan judul ‘Akhiri Satu Partai’. Meski demikian, tidak jelas seberapa besar dampak partai baru tersebut terhadap pemilihan paruh waktu AS di tahun 2026 atau terhadap pemilihan presiden 2 tahun setelah itu.

    Perseteruan Trump-Musk kembali memanas secara dramatis akhir bulan lalu saat Trump mendorong Partai Republik di Kongres untuk memaksakan agenda domestiknya yang besar dalam bentuk RUU One Big Beautiful. Musk menentang keras undang-undang tersebut dan dengan kejam menyerang pendukungnya dari Partai Republik karena mendukung apa yang dianggapnya perbudakan utang.

    Dia kemudian berjanji untuk meluncurkan partai politik baru untuk menantang anggota parlemen yang berkampanye untuk mengurangi pengeluaran federal tetapi malah memilih RUU tersebut. RUU diprediksi para ahli akan menambah defisit AS sebesar USD 3,4 triliun selama satu dekade.

    “Mereka akan kalah dalam pemilihan pendahuluan tahun depan jika itu adalah hal terakhir yang saya lakukan di Bumi ini,” kata Musk awal minggu ini.

    Setelah Musk mengkritik keras RUU pengeluaran unggulan, yang akhirnya disahkan Kongres dan ditandatangani menjadi undang-undang, Trump mengancam akan mendeportasi taipan teknologi tersebut dan mencabut dana federal dari bisnisnya.

    “Kita harus melihatnya,” kata presiden kepada wartawan ketika ditanya apakah dia akan mempertimbangkan untuk mendeportasi Musk, yang lahir di Afrika Selatan dan telah memegang kewarganegaraan AS sejak 2002.

    Setelah mengunggah jajak pendapat, Musk memaparkan kemungkinan rencana pertempuran politik untuk merebut kursi DPR dan Senat yang rentan dan menjadi ‘suara penentu’ pada undang-undang utama.

    “Salah satu cara untuk melaksanakannya adalah dengan berfokus pada hanya 2 atau 3 kursi Senat dan 8 hingga 10 distrik DPR,” ujar Musk.

    Sebagai informasi, 435 kursi DPR AS diperebutkan setiap 2 tahun, sementara sekitar sepertiga dari 100 anggota Senat, yang menjabat selama enam tahun, dipilih setiap dua tahun.

    Beberapa pengamat dengan cepat menunjukkan bagaimana kampanye pihak ketiga secara historis telah memecah suara, seperti yang dilakukan oleh pencalonan presiden independen pengusaha Ross Perot pada tahun 1992 ketika hal itu membantu menghancurkan upaya pemilihan kembali George HW Bush yang mengakibatkan kemenangan Demokrat Bill Clinton.

    Lihat juga Video Trump Skeptis dengan Rencana Elon: Partai Ketiga Tak Pernah Berhasil

    Halaman 2 dari 2

    (whn/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump Kecam Elon Musk Bikin Partai Politik Baru: Konyol!

    Trump Kecam Elon Musk Bikin Partai Politik Baru: Konyol!

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengecam partai politik baru yang diluncurkan orang terkaya di dunia, Elon Musk. Trump menyebut langkah Elon Musk itu konyol.

    “Menurut saya, mendirikan partai ketiga itu konyol,” kata Trump dilansir kantor berita AFP, Senin (7/7/2025).

    Trump mengatakan mendirikan partai ketiga di AS itu tidak masuk akal. Dia menyebut hanya ada dua partai politik yang dominan di AS yakni Republik dan Demokrat.

    “Sistemnya selalu dua partai, dan menurut saya mendirikan partai ketiga hanya akan menambah kebingungan,” ujarnya.

    Seperti diketahui, Elon Musk meluncurkan partai politik baru di AS. Dia membentuk partai itu untuk melawan apa yang dianggapnya ‘sistem satu partai’ di AS.

    Musk merupakan donor politik terbesar Trump dalam Pilpres AS 2024. Dia kemudian berselisih dengan Trump setelah memimpin upaya Partai Republik untuk memangkas pengeluaran dan memotong pekerjaan federal sebagai kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE).

    Musk berselisih dengan Trump mengenai rencana pengeluaran domestik besar-besaran. Dia mengatakan hal itu akan meledakkan utang AS dan berjanji untuk melakukan segala daya untuk menggagalkan rencana itu.

    “Jika menyangkut kebangkrutan negara kita dengan pemborosan & korupsi, kita hidup dalam sistem satu partai, bukan demokrasi,” bos Space X dan Tesla itu memposting di X, platform media sosial miliknya.

    “Hari ini, Partai Amerika dibentuk untuk mengembalikan kebebasan Anda,” sambungnya.

    Musk mengutip jajak pendapat, yang diunggahnya sendiri pada Hari Kemerdekaan AS, di mana dia menanyakan apakah responden ‘menginginkan kemerdekaan dari sistem dua partai (ada yang mengatakan satu partai)’ yang telah mendominasi politik AS selama sekitar dua abad. Survei ya-atau-tidak itu memperoleh lebih dari 1,2 juta tanggapan.

    “Dengan faktor 2 banding 1, Anda menginginkan partai politik baru dan Anda akan mendapatkannya!” ia memposting pada hari Sabtu.

    Musk membagikan meme yang menggambarkan ular berkepala dua dan judul ‘Akhiri Satu Partai’. Meski demikian, tidak jelas seberapa besar dampak partai baru tersebut terhadap pemilihan paruh waktu AS di tahun 2026 atau terhadap pemilihan presiden 2 tahun setelah itu.

    Perseteruan Trump-Musk kembali memanas secara dramatis akhir bulan lalu saat Trump mendorong Partai Republik di Kongres untuk memaksakan agenda domestiknya yang besar dalam bentuk RUU One Big Beautiful. Musk menentang keras undang-undang tersebut dan dengan kejam menyerang pendukungnya dari Partai Republik karena mendukung apa yang dianggapnya perbudakan utang.

    Dia kemudian berjanji untuk meluncurkan partai politik baru untuk menantang anggota parlemen yang berkampanye untuk mengurangi pengeluaran federal tetapi malah memilih RUU tersebut. RUU diprediksi para ahli akan menambah defisit AS sebesar USD 3,4 triliun selama satu dekade.

    “Mereka akan kalah dalam pemilihan pendahuluan tahun depan jika itu adalah hal terakhir yang saya lakukan di Bumi ini,” kata Musk awal minggu ini.

    Setelah Musk mengkritik keras RUU pengeluaran unggulan, yang akhirnya disahkan Kongres dan ditandatangani menjadi undang-undang, Trump mengancam akan mendeportasi taipan teknologi tersebut dan mencabut dana federal dari bisnisnya.

    “Kita harus melihatnya,” kata presiden kepada wartawan ketika ditanya apakah dia akan mempertimbangkan untuk mendeportasi Musk, yang lahir di Afrika Selatan dan telah memegang kewarganegaraan AS sejak 2002.

    Setelah mengunggah jajak pendapat, Musk memaparkan kemungkinan rencana pertempuran politik untuk merebut kursi DPR dan Senat yang rentan dan menjadi ‘suara penentu’ pada undang-undang utama.

    “Salah satu cara untuk melaksanakannya adalah dengan berfokus pada hanya 2 atau 3 kursi Senat dan 8 hingga 10 distrik DPR,” ujar Musk.

    Sebagai informasi, 435 kursi DPR AS diperebutkan setiap 2 tahun, sementara sekitar sepertiga dari 100 anggota Senat, yang menjabat selama enam tahun, dipilih setiap dua tahun.

    Beberapa pengamat dengan cepat menunjukkan bagaimana kampanye pihak ketiga secara historis telah memecah suara, seperti yang dilakukan oleh pencalonan presiden independen pengusaha Ross Perot pada tahun 1992 ketika hal itu membantu menghancurkan upaya pemilihan kembali George HW Bush yang mengakibatkan kemenangan Demokrat Bill Clinton.

    (whn/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Petani di Buton Selatan Ditelan Ular Piton

    Petani di Buton Selatan Ditelan Ular Piton

    Liputan6.com, Kendari – Seorang petani ditelan ular piton di Kelurahan Majapahit Kecamatan Batauga Kabupaten Buton Selatan. Korban diketahui bernama La Noti (61), petani di Buton Selatan yang sehari-hari mengolah ladang di pinggiran desa.

    Ular piton yang menelan korban diketahui sepanjang 8 meter lebih. Berwarna hijau kehitaman dengan motif batik, kepala piton tersebut, berukuran setelapak tangan orang dewasa.

    Sebelum ditemukan tewas di dalam perut ular, korban sudah menghilang sejak Jumat (4/7/2025). Korban tidak pulang dari kebunnya sejak meninggalkan rumah sekitar pukul 07.00 Wita.

    Saat itu, korban menggunakan sepeda motor menuju ke kebun. Salah seorang tetangganya, La Ardi menyaksikan korban terakhir terlihat di sekitar desa.

    Hingga keesokan harinya, Sabtu (5/7/2025), korban tidak kembali ke rumah. Pada pukul 14.30 Wita, warga kampung kemudian melaporkan kehilangan La Noti.

    Warga yang sebagian besar dari kelompok pemuda kemudian serentak mencari keberadaan korban. Mereka menyisir wilayah kampung di sekitar ladang tempat korban berkebun

    Sekitar pukul 15.40 Wita, warga akhirnya menemukan korban sekitar 30 meter dari kebunnya. Namun, sudah dalam keadaan tidak bernyawa, terbaring di dalam perut ular piton.

    Niam, warga setempat yang dihubungi Liputan6.com mengatakan, sehari sebelumnya kerabat korban sudah berusaha mencari korban. Namun, ia hanya menemukan motor yang dikendarai korban.

    “Memang di sekitar Kelurahan Majapahit kan masih ada hutan-hutan, di situ babi dan hewan liar lain yang menjadi makanan ular sudah berkurang,” kata Naim.

    Kata Naim, Sabtu (5/7/2025) pukul 21.38 Wita, pihak keluarga sementara mengurus jenazah korban ular piton di Buton Selatan. Keluarga mengatakan, akan segera memakamkan korban sebab tubuh korban sudah dalam keadaan rusak saat ditemukan.

     

    Guru Honorer di Pemalang Cabuli 4 Murid di Lingkungan Sekolah, Berlangsung Setahun

  • 9
                    
                        Meredupnya Kejayaan Pasar-pasar "Legend" di Jakarta…
                        Megapolitan

    9 Meredupnya Kejayaan Pasar-pasar "Legend" di Jakarta… Megapolitan

    Meredupnya Kejayaan Pasar-pasar “Legend” di Jakarta…
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Eksistensi sejumlah pasar legend di Jakarta seperti
    Pasar Baru
    ,
    Pasar Gembrong
    , hingga
    Pasar Ular
    kini berada di ujung tanduk.
    Ketenaran mereka tak lagi seterang dulu. Kesan ramai juga tak lagi melekat pada ketiga pasar tersebut.
    Pasar-pasar legend Jakarta tersebut kini hidup bak hidup setengah nyawa, dan berharap adanya intervensi pemerintah untuk kembali menghidupkan jati diri mereka.
    Pasar Baru di Jakarta Pusat, dulu dikenal sebagai pusat perdagangan tertua dan tersibuk di Jakarta.
    Namun, eksistensi pasar tersebut kini tampak meredup, jauh dari ingar-bingar aktivitas niaga yang pernah menjadi denyut nadi kehidupan di sana.
    Meredupnya eksistensi Pasar Baru dapat dilihat dari pemasangan sejumlah spanduk penyewaan atau penjualan ruko oleh pemilik.
    Rudi (46), pemilik toko sepatu kulit, mengaku pasrah dengan kondisi yang terjadi saat ini.
    “Kalau tidak buka, siapa yang mau bayar listrik, sewa, gaji karyawan? Tapi pembeli makin sedikit. Yang bertahan di sini cuma yang sudah lama, sudah punya pelanggan tetap,” kata Rudi, Rabu (4/6/2025).
    Seorang petugas keamanan, Sandra (46) menyebutkan, pandemi Covid-19 menjadi titik balik yang menghantam roda ekonomi kawasan ini.
    Ia menyebutkan, lebih dari 100 unit ruko yang ada, sebagian besar kini tutup atau hanya buka saat momen-momen tertentu, seperti Ramadhan.
    “Departement store sekarang cuma buka sebulan pas Ramadhan. Yang lain malah tutup total sejak Covid-19,” ujar dia.
    Baharu (59), pedagang uang kuno yang sudah berjualan sejak 1985, turut merasakan langsung dampaknya.
    “Kalau sebelum Covid-19, setiap hari pasti ada yang beli. Sekarang, bisa empat hari enggak laku,” ucap dia.
    Meski begitu, Baharu tetap memilih bertahan. Ia menjual uang kuno dari berbagai era, termasuk sebelum kemerdekaan, yang sering diburu untuk mahar atau koleksi.
    “Saya suka sejarah. Uang kuno ini buat saya bukan cuma dagangan, tapi juga pelestarian budaya,” ujar dia.
    Kondisi sama juga dialami Pasar Gembrong, Jakarta Timur. Pasar Gembrong dahulunya dikenal sebagai surga mainan anak-anak, kini hanya hidup setengah nyawa.
    Nafas para pedagang seolah sepenuhnya bergantung pada geliat sekolah-sekolah. Sebab, sebagian besar pembeli yang masih datang ke sana adalah pedagang kecil yang menjajakan mainan ke warung dan lingkungan sekolah.
    Saat bel istirahat berhenti berdenting dan ruang kelas kosong karena libur panjang, denyut Pasar Gembrong pun ikut meredup.
    Harapan para pedagang kecil ikut mengempis, menunggu waktu hingga keramaian anak-anak kembali pulih.
    “Kebanyakan pembeli sekarang itu pedagang di sekolahan ataupun warung, hampir 70 persen langganan saya dari sana. Kalau sekolah libur, ya tamat kita, karena napas kita ada di sekolahan,” ujar Agus (57), salah satu pedagang mainan, Senin (23/6/2025).
    Agus mengingat, dulu, Pasar Gembrong adalah tempat yang tak pernah tidur. Orang dari segala penjuru datang, termasuk kalangan pesohor, untuk membeli mainan.
    Kini, sejak direlokasi akibat proyek Tol Becakayu dan diterpa badai pandemi, pasar itu tinggal bayang-bayang kejayaannya.
    “Jauh banget kalau dibandingkan dengan dulu, apa saja bisa laku di sana (tempat lama), pengunjungnya datang dari mana-mana. Bahkan kelas artis pun dulu belanjanya ke situ,” kenangnya.
    Sejak berpindah lokasi pada 2018 dan dihantam pandemi Covid-19, penghasilan Agus merosot tajam.
    Akses ke pasar yang sekarang juga lebih sulit, membuat calon pembeli berpaling ke tempat lain yang lebih mudah dijangkau.
    “Sejak Corona, lalu ditambah relokasi karena jalan Tol Becakayu, pendapatan menurun drastis. Akses ke sini juga lebih sulit,” kata Agus.
    Senada dengan Agus, Ifah (46), pedagang boneka di Pasar Gembrong, juga merasakan betapa sepinya pasar selama beberapa tahun terakhir.
    Meski masih terbantu dengan penjualan daring dan pelanggan tetap, situasi di lapangan tetap menyayat.
    “Untuk pengunjung ya begini-begini saja, tidak terlalu ramai. Kebanyakan pesanan saya dari online dan pelanggan tetap,” ucap Ifah.
    Kondisi Pasar Ular di Jakarta Utara mengikuti jejak dua pasar legend sebelumnya.
    Pada masa jayanya, para pembeli berebut datang, kini para pedagang hanya bisa menanti.
    Kala itu, pasar ini bukan sekadar tempat belanja, tetapi jadi ruang nostalgia, tempat orang-orang dari berbagai kalangan, termasuk artis dan pejabat berburu pakaian bermerek dengan harga miring.
    “Di masa pemerintahan Soeharto dan SBY ramainya. Di sini jual pakaian aja, tapi kan banyak artis-artis, pelawak-pelawak datang ke sini,” kenang Alfons (65), pedagang yang sudah puluhan tahun bertahan, Kamis (3/7/2025).
    Kini, lorong-lorong pasar itu terasa lengang. Hanya segelintir pembeli yang datang.
    Blok A, Blok B, dan Blok Lorong, tiga bagian utama Pasar Ular masih berdiri, tetapi denyut perdagangannya nyaris menghilang.
    “Ada sekitar 250-an pedagang,” ucap Alfons. “Tapi hampir 65 persennya sudah enggak buka lagi.”
    Pandemi Covid-19 menjadi awal dari kemunduran. Namun, perubahan rezim disebut memperparah keadaan.
    “Benar-benar anjlok, sama sekali enggak ada pembelinya. Ini pas zaman Jokowi masih ada pembelinya, masih mending. Tapi begitu pergantian Prabowo, habis total sama sekali, anjlok,” tutur Alfons, getir.
    Sementara itu, Pemerintah Provinsi Jakarta tengah mengkaji untuk membenahi kawasan Pasar Baru Jakarta.
    “Kami sedang mengkaji untuk Pasar Baru, setelah Blok M hampir selesai, tentunya Pasar Baru sebagai salah satu simbol utama Jakarta, nanti akan kita lakukan perbaikan,” ucap Gubernur Jakarta Pramono Anung kepada wartawan di Cakung, Jakarta Timur, Kamis (5/6/2025).
    Sebagai langkah awal, Pramono akan membersihkan kawasan Pasar Baru terlebih dahulu, sebelum nanti berlanjut ke revitalisasi sarana dan transportasi di sekitar kawasan.
    “Kemudian juga melakukan perbaikan sarana transportasi dan juga keindahan yang ada di Pasar Baru,” terang Pramono.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pasar Ular Redup, Pedagang Terjepit antara Sepi Pembeli dan Sulit Cari Kerja
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        4 Juli 2025

    Pasar Ular Redup, Pedagang Terjepit antara Sepi Pembeli dan Sulit Cari Kerja Megapolitan 4 Juli 2025

    Pasar Ular Redup, Pedagang Terjepit antara Sepi Pembeli dan Sulit Cari Kerja
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –

    Pasar
    Ular di Rawa Badak, Koja,
    Jakarta Utara
    , lambat laun terlihat semakin meredup.
    Dulu, ratusan
    pedagang
    menggantungkan nasib hidupnya di
    pasar
    ini. Namun, kini satu per satu
    pedagang
    justru meninggalkannya.
    Pasar ini memiliki tiga lorong yang tadinya diisi oleh 250-an pedagang, baik itu kaki lima maupun kios.
    Tapi, dari 250 pedagang yang ada, hampir 65 persen sudah tidak lagi membuka tokonya.
    35 persen pedagang yang masih bertahan hanya mengandalkan satu atau dua pembeli yang datang.
    Beberapa pedagang bercerita, kondisi
    Pasar Ular
    di tahun ini berbanding terbalik dengan tahun 1990-an.
    Sebab, di tahun itu banyak pejabat hingga artis ternama gemar datang ke Pasar Ular.
    “Di masa pemerintahan Suharto, SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) ramainya. Di sini jual pakaian saja, tapi kan banyak artis-artis, pelawak-pelawak datang ke sini,” jelas Alfons.
    Para pejabat dan artis datang ke pasar ini untuk berburu pakaian bermerek dengan harga yang miring.
    Pasalnya, di zaman tersebut para pedagang Pasar Ular mendapatkan stok barang langsung dari luar negeri yang dikirim melalui Pelabuhan Tanjung Priok.
    Karena itu, pakaian bermerek kerap kali tersedia lebih dulu di Pasar Ular sebelum masuk ke toko-toko besar di Jakarta.
    Tapi, kini Pasar Ular tak lagi dilirik oleh kalangan atas dan justru semakin sepi.
    Hal itu lah yang membuat omzet para pedagang menurun drastis.
    “Kalau sekarang sih kadang nol perak, sama sekali tidak ada yang beli. Dalam sebulan tidak dapat Rp 500.000,” kata Alfons.
    Padahal dulu, kata Alfons, dirinya bisa mendapat uang sekitar Rp 1,5 hingga Rp 2 juta dalam sehari.
    Senada dengan Alfons, pedagang dompet bernama Adjat (48) juga mengaku pendapatannya merosot drastis.
    “Kalau kaki lima dulu bisa sampai Rp 3 hingga Rp 4 juta. Kalau sekarang Rp 80.000 hingga Rp 100.000,” ucap Adjat.
    Sementara pendapatan pedagang kios di tahun 1990-an di pasar ini, kata Adjat, bisa mencapai Rp 20 hingga Rp 30 juta per hari.
    Para pedagang menilai, sepinya pembeli di Pasar Ular juga karena persaingan dengan toko-toko online.
    “Mungkin kita tidak bisa melawan toko online, karena mereka kan bisa jual harga di bawah kita, sampai di antar ke depan pintu rumah kita juga, jadi orang-orang tidak usah keluar rumah lagi,” kata Alfons.
    Sementara, Adjat tidak bisa beralih berdagang online karena tidak mahir menggunakan teknologi.
    “Salah satunya toko online itu memengaruhi, karena saya mau dagang online juga kurang paham sama teknologinya,” kata Adjat.
    Meski penghasilannya sudah tidak sebesar dulu, beberapa pedagang memilih untuk bertahan.
    Salah satunya Alfons, yang tetap berdagang ikat pinggang di Pasar Ular dari jam 09.00 WIB hingga 17.00 WIB.
    Alfons tetap berjualan karena tidak ada pilihan pekerjaan lain, mengingat usianya tidak lagi muda.
    “Ya, habisnya kita kan sudah tua mau mencari kerja tidak akan diterima lagi, mau ke mana lagi? Apa adanya saja lah kita tekuni,” kata dia.
    Di tengah semakin sepinya Pasar Ular, para pedagang berharap agar pemerintah turun tangan memberikan solusi yang konkret.
    “Kita juga bingung masyarakat, tapi kan sekarang banyak menterinya cuma kerjanya apa? Hasilnya apa untuk masyarakat ini? Kalau sekarang kan begitu banyak menterinya, tapi apa kebijakan-kebijakan pemerintah untuk rakyat begini,” jelas Alfons.
    Seharusnya, kata Alfons, pemerintah bisa memberikan solusi untuk para pedagang agar bisa tetap berpenghasilan di tengah daya beli masyarakat yang menurun.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.