Hewan: Ular

  • Damkar Sukabumi Evakuasi Dua Ular Sanca Kembang dalam Dua Hari yang Nyaris Memangsa Hewan Ternak

    Damkar Sukabumi Evakuasi Dua Ular Sanca Kembang dalam Dua Hari yang Nyaris Memangsa Hewan Ternak

    Liputan6.com, Jakarta – Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkarmat) Kabupaten Sukabumi, Posko VII Sukaraja, Jawa Barat berhasil mengevakuasi dua ekor ular sanca kembang (Python reticulatus) yang masuk kepemukiman warga. Peristiwa ini terjadi dalam dua hari berturut-turut, yaitu pada Kamis dan Jumat (7-8 Agustus 2025).

    Komandan Posko VII Sukaraja Ade Feri menjelaskan, evakuasi pertama ular sanca di kandang ayam warga milik Heni (38) di Kampung Cikaret, Desa Sukamekar, Kecamatan Sukaraja. Laporan pertama diterima pada Kamis 7 Agustus 2025 sekitar pukul 14.10 WIB.

    Menanggapi laporan tersebut, tim Damkar yang terdiri dari dua anggota berpengalaman, Mulyadin dan Wildan, segera berangkat ke lokasi dengan sepeda motor.

    “Berbekal alat snake stick, tim tiba di lokasi sekitar pukul 14.05 WIB. Setelah memastikan area aman dari ular lain, tim berhasil mengevakuasi ular sepanjang 3,5 meter dengan berat sekitar 6 kilogram,” kata Ade Feri, Sabtu 9 Agustus 2025.

    Ular tersebut kemudian dibawa ke Posko VII Sukaraja untuk diamankan sementara. Rencananya, ular akan dilepasliarkan kembali ke alam melalui rekan Jaga Satwa Sukabumi (JSI) di lokasi yang jauh dari pemukiman, demi menjaga keseimbangan ekosistem.

    “Pada hari berikutnya, Jumat 7 Agustus 2025, saat anggota piket Mulyadin dan Okke Prawira Dilaga bertugas, seorang warga bernama Budiharja (28) datang ke posko,” ucap Ade Feri.

    Menurut dia, warga yang beralamat di Griya Sukamaju, Desa Sukamaju, Kecamatan Sukalarang itu menyerahkan sebuah karung berisi ular sanca kembang.

    “Ular kedua ini memiliki ukuran lebih kecil, dengan berat sekitar 3 kilogram dan panjang 2,5 meter. Namun, menurut keterangan Budiharja, ular tersebut memiliki motif kulit yang lebih cantik dengan gradasi warna kekuningan,” tutur Ade Feri.

     

    Warga Batulicin, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan dikejutkan penemuan ular sanca kembang. Keberadaan ular membuat cemas karena ular bersarang di saluran air pemukiman warga. Tak hanya ular sanca, warga dan damkar juga menemukan sejumlah telur ular.

  • Dramatis! Detik-detik Damkar Evakuasi Sanca Besar Tiban Mobil di Serpong

    Dramatis! Detik-detik Damkar Evakuasi Sanca Besar Tiban Mobil di Serpong

    Jakarta

    Perekam video ular sanca merayap di atas kap hingga jendela mobil saat melaju di Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel), menceritakan detik-detik evakuasi. Dia bersama pengemudi menghampiri kantor damkar terdekat untuk meminta bantuan.

    “Setelah si ular saya ajakin keliling ke sana ke mari, akhirnya sampai juga gua di shelter damkar. Sambil buka sedikit kaca jendela mobil, saya teriak minta tolong ke Bapak Damkar,” kata perekam video, Kamis (31/7/2025).

    Kemudian pengemudi turun dari mobil, sementara penumpang masih berada di dalam. Hal tersebut lantaran kepala ular berada di dekat pintu penumpang.

    “Bapak Damkar pakai alat capit ular tetap saja dia nggak mau lepas. Di sini posisi nyawa saya masih terjebak di dalam mobil,” tuturnya.

    Saat ular pindah posisi, penumpang tersebut menyelamatkan diri. Kemudian ular merayap ke kolong mobil. Petugas menggunakan sejumlah peralatan hingga ular berhasil dievakuasi.

    Sebelumnya, pengendara menceritakan kejadian saat ular sanca meniban mobilnya. Dia mengatakan saat itu hendak pulang dari mal wilayah Serpong, Tangerang.

    Ternyata, ular tersebut sedang merayap di atas mobil yang ditumpanginya. Dia merasa panik karena ular tersebut memiliki ukuran yang cukup besar.

    “Kita mau berhenti juga tuh takut kalau ular bukannya kabur malah masuk lagi ke kolong mobil, dan si ular tuh nggak mau anteng. Dia merayap kayak mau kabur tapi nggak bisa karena posisi mobil jalan terus,” bebernya.

    Ular tersebut terlihat olehnya merayap hendak kabur namun tidak bisa karena mobil jalan terus. Kemudian, ular melilit bagian roof rack mobil.

    “Akhirnya kepikiran buat cari pertolongan damkar terdekat. Kita sampai diteriakin sama pengendara motor yang ngeuh terus ngasih tahu ke kita kalau ada ular,” tuturnya.

    Dia mengatakan sempat menerobos lampu merah karena khawatir kalau berhenti ular tersebut akan lompat ke kendaraan lain di sekitarnya.

    “Lampu merah pun saya terobos karena kalau saya ikut berhenti yang ada tuh ular tiba-tiba lompat ke kendaraan lain,” pungkasnya.

    (rdh/fca)

  • Viral Ular Muncul di Kaca Mobil saat Berkendara di BSD, Ini Kata Damkar yang Evakuasi – Page 3

    Viral Ular Muncul di Kaca Mobil saat Berkendara di BSD, Ini Kata Damkar yang Evakuasi – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Sebuah video viral yang memperlihatkan pengendara mobil yang terkejut dan ketakutan. Kedua orang di dalam mobil melihat ular berukuran besar merayap di kaca depan mobil saat sedang melaju di kawasan BSD, Kabupaten Tangerang.

    Video tersebut viral dibagikan berbakal media sosial kawasan. Seperti @infopagedangan.

    “Astagfirullahaladzim beb, tolong beb. Gede banget itu. Berhenti dulu, minta tolong, panggil satpam atau gimana,” ungkap penumpang di mobil tersebut.

    “Iya sebentar, cari dulu,” ungkap pengemudi di dalam video tersebut.

    Ular berukuran besar tersebut tetap merayap ke atap mobil, sementara mobil tetap melaju tenang. 

    Dari video lainnya yang viral terlihat pengemudi berhasil mendatangi pos Damkar terdekat untuk meminta pertolongan. 

    Dua petugas Damkar berbekal alat penjepit satwa berbahaya, mencoba mengevakuasi ular yang sudah sampai di atap mobil.

    Lalu, saat coba ditarik, ular tersebut coba bersembunyi di kolong mobil dekat dengan ban belakang, hingga akhirnya berhasil dikeluarkan dari mobil.

    “Enggak tahu ini masuk darimana, saya juga kaget,”ungkap pengemudi dalam video tersebut.

     

  • Aksi Heboh Bocah Setahun di India Gigit Mati Ular Kobra

    Aksi Heboh Bocah Setahun di India Gigit Mati Ular Kobra

    Jakarta

    Peristiwa langka terjadi di India. Seekor ular kobra mati digigit anak usia setahun.

    Cerita bocah laki-laki membunuh ular dengan cara digigit itu menghebohkan publik India. Ular kobra yang biasanya membunuh manusia karena gigitan berbisa, kali ini mati karena gigitan manusia muda.

    Adalah Govind Kumar nama bocah yang menggigit ular kobra hingga mati. Peristiwa itu terjadi di Desa Mohchi Bankatwa, Negara Bagian Bihar, India utara, dekat perbatasan Nepal pada 24 Juli lalu.

    Saat itu, Govind Kumar sedang bermain di taman rumah. Sementara ibunya sedang bekerja di kebun belakang.

    Sang nenek, Matisari Devi, mengatakan orang-orang di rumah awalnya tidak menyadari kalau Govind Kumar menggigit salah satu reptil mematikan di dunia itu.

    ‘Anak ajaib’ dari India menggigit ular kobra sampai mati (Foto: BBC World)

    “Ia menangkap ular itu dan menggigitnya dengan giginya. Kami kemudian menyadari bahwa itu adalah ular kobra,” ujar Devi.

    Bocah setahun itu sempat tak sadarkan diri dalam beberapa saat setelah menggigit kobra sampai mati. Govind lalu dilarikan keluarganya ke rumah sakit (RS) setempat.

    “Ketika anak itu dirawat, wajahnya bengkak terutama di sekitar mulut,” kata dr. Kumar Saurabh yang merawat Govind di Government Medical College di ibu kota Negara Bagian Bihar, Bettiah.

    Kasus Lain: Bocah Dipatuk Kobra

    Pada hari yang sama, dr. Kumar juga merawat satu anak lain. Tidak seperti Govind, bocah ini digigit ular kobra.

    Namun, kedua anak itu telah sehat. Dokter mengatakan kasus digigit ular jauh lebih berbahaya dibanding menggigit ular.

    “Ketika seekor kobra menggigit manusia, bisanya masuk ke aliran darah kita. Ini menyebabkan neurotoksisitas, yang mempengaruhi sistem saraf kita. Hal ini dapat menyebabkan kematian,” jelas Kumar kepada BBC.

    “Ketika manusia menggigit kobra, racunnya mencapai sistem pencernaan kita. Tubuh manusia menetralkannya, dan racun tersebut melewatinya,” tambahnya.

    Menurutnya, efek bisa ular dapat menjadi lebih buruk jika terdapat titik-titik pendarahan, seperti tukak, di saluran pencernaan anak laki-laki tersebut.

    Kasus Orang Digigit Ular di India

    Di India terdapat hampir 300 spesies ular dan lebih dari 60 di antaranya berbisa. Adapun ular kobra dianggap sebagai yang paling berbahaya.

    Negara ini juga dijuluki “pusat gigitan ular dunia”. Tingkat kematian akibat gigitan ular meningkat karena musim hujan yang sedang berlangsung.

    Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) memperkirakan sekitar 81.000 hingga 138.000 orang meninggal dunia akibat gigitan ular di seluruh dunia setiap tahun.

    Antara tahun 2000 dan 2019, rata-rata 58.000 orang meninggal akibat gigitan ular di India per tahun, menurut WHO.

    Namun, jumlah kematian akibat gigitan ular di negara ini masih banyak yang belum dilaporkan, karena kurangnya akses ke fasilitas kesehatan di daerah-daerah tempat insiden ini terjadi, menurut Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga India.

    Lihat juga Video ‘Pelari Maraton Tertua Asal India Meninggal karena Ditabrak Mobil’:

    Halaman 2 dari 3

    (jbr/idn)

  • Bayi Berumur 1 Tahun Gigit Ular Kobra Hingga Mati

    Bayi Berumur 1 Tahun Gigit Ular Kobra Hingga Mati

    India

    Seorang bayi di negara bagian Bihar, India utara, dilaporkan menggigit kobra hingga tewas setelah ular itu melilit tangannya. Bocah laki-laki berusia satu tahun itu, diidentifikasi bernama Govind, menggigit ular kobra tersebut saat sedang bermain di rumahnya di kota Bettiah.

    “Ketika kami melihat ular di tangan anak itu, semua orang bergegas ke arahnya, tapi sementara itu, ia sudah menggigit ular itu dan membunuhnya di tempat,” kata nenek anak itu yang dikutip detikINET dari Independent.

    Setelah menggigit ular, bocah itu pingsan dan dilarikan ke semacam Puskesmas di sana sebelum dibawa ke RS pemerintah di kota itu. “Anak laki-laki itu, Govind Kumar, dirujuk ke sini kemarin oleh pusat kesehatan primer dekat desanya di mana ia dilarikan oleh anggota keluarga setelah pingsan tak lama setelah mengunyah ular hidup itu,” kata pengawas rumah sakit Duvakant Mishra.

    Beruntung, efek racun dilaporkan ringan, hanya membuat anak laki-laki itu pingsan tapi tidak fatal. “Perawatan tepat waktu menyelamatkan nyawa Govinda,” kata Saurabh Kumar, dokter yang merawatnya.

    “Kondisi anak itu saat ini stabil dan perawatan sedang dilakukan di bawah pengawasan dokter. Tim medis sedang merawat anak itu, memberikan pengobatan terus-menerus, dan ia sedang dalam observasi,” kata Dr. Kumar.

    India memiliki sekitar 300 spesies ular, termasuk 60 ular berbisa tinggi seperti kobra, ular beludak Russell, ular weling, dan ular beludak sisik gergaji, yang bertanggung jawab atas sebagian besar kematian akibat gigitan ular.

    Negara ini mencatat lebih dari satu juta kematian akibat gigitan ular hanya dalam dua dekade, dari tahun 2000 hingga 2019, menurut studi yang diterbitkan pada tahun 2020 di jurnal eLife. Lebih dari dua pertiga kematian berasal dari delapan dari 28 negara bagian India, termasuk Bihar, Jharkhand, Madhya Pradesh, Odisha, dan Uttar Pradesh.

    (fyk/fyk)

  • Sekubal Raksasa Pecahkan Rekor Dunia MURI, Wali Kota Eva Dwiana: Ini Hadiah untuk Masyarakat

    Sekubal Raksasa Pecahkan Rekor Dunia MURI, Wali Kota Eva Dwiana: Ini Hadiah untuk Masyarakat

    Lebih lanjut, Eva Dwiana menyampaikan harapannya agar pencapaian ini tidak hanya menjadi catatan sejarah, tapi juga pijakan untuk mengangkat budaya Lampung ke kancah nasional bahkan internasional.

    “Melalui pencapaian ini, kami ingin mengenalkan budaya Lampung secara lebih luas. Tidak hanya sekubal dan siger, tapi juga tarian, musik, serta kulinernya,” tuturnya.

    Dia menyampaikan apresiasi kepada masyarakat yang menunjukkan antusiasme tinggi dalam menyukseskan acara tersebut. Eva berharap, ke depan, semakin banyak rekor baru yang tercipta dari kekayaan budaya Lampung.

    “Meski kita kota besar, kita tetap bangga dengan akar budaya. Setelah sekubal, siapa tahu nanti bisa kita angkat tapis, siger, hingga tarian khas kita,” ujarnya penuh semangat.

    Menurut dia, pelestarian budaya tidak hanya soal mengenang masa lalu, tapi bisa menjadi kekuatan untuk menjangkau dunia jika dikelola dengan kreatif dan kolaboratif.

    Sebagai informasi, sekubal adalah makanan tradisional Lampung berbahan dasar ketan dan santan, yang dibungkus daun pisang lalu dikukus. Dalam rekor MURI kali ini, sekubal disusun menjadi satu rangkaian panjang menyerupai ular, menjadikannya tampil beda dari biasanya.

    Rekor ini pun menambah daftar prestasi Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam mengangkat warisan budaya daerah. Pemkot berharap, pencapaian ini dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus menjaga dan mengembangkan kekayaan tradisi lokal Lampung.

     

     

  • 6
                    
                        Kronologi Rafa Meninggal Digigit Ular Weling, Keluarga Sesalkan Penanganan Awal di RSUD Kajen Pekalongan
                        Regional

    6 Kronologi Rafa Meninggal Digigit Ular Weling, Keluarga Sesalkan Penanganan Awal di RSUD Kajen Pekalongan Regional

    Kronologi Rafa Meninggal Digigit Ular Weling, Keluarga Sesalkan Penanganan Awal di RSUD Kajen Pekalongan
    Editor
    PEKALONGAN, KOMPAS.com

    Rafa Ramadhani Suwondho
    (12), warga Desa Bukur, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan, meninggal dunia pada Minggu (20/7/2025) dini hari di RSUP Dr Kariadi Semarang, setelah tiga pekan menjalani perawatan intensif akibat gigitan ular.
    Keluarga korban menyayangkan penanganan awal medis yang dinilai lambat dan kurang serius, terutama di RSUD Kajen, tempat korban pertama kali dibawa setelah gigitan terjadi.
    Peristiwa bermula pada Senin (16/6/2025) sekitar pukul 04.00 WIB, ketika Rafa diduga digigit
    ular weling
    saat tidur di kamarnya.
    Kedua orang tuanya melihat ular berwarna hitam dan putih, namun ular tersebut tidak berhasil ditangkap.
    Korban lalu dibawa ke seorang tenaga kesehatan di desa setempat.
    “Di tempat Pak Warno atau mantri desa, luka digigitnya sempat dipencet dan keluar darah. Tapi Pak Warno tidak berani menyuntik, jadi disarankan langsung ke RSUD Kajen,” kata Datur (56), kakek Rafa, dilansir dari Tribun Jateng.
    Setibanya di RSUD Kajen sekitar pukul 05.00 WIB, korban mengeluhkan pusing, mata berat, dan penglihatan buram.
    Luka gigitan ditandai dengan spidol, dan Rafa kemudian disuntik sebanyak tiga kali, diambil darah, serta diberi oksigen selama beberapa menit.
    Saat ditanya soal kondisi anak, dokter menyatakan ular tidak berbisa karena tidak ada pembengkakan pada luka gigitan, dan menyarankan agar pasien dipulangkan.
    Keluarga sempat meminta agar Rafa dirawat inap karena kondisinya melemah. Namun permintaan itu ditolak.
    “Dokternya bilang, ‘anak baru bangun tidur, ya pusing’. Padahal cucu saya bilang matanya berat dan tidak bisa melihat. Saya suruh lihat ke arah saya, tapi katanya gelap,” tutur Datur.
    Dalam perjalanan pulang ke rumah dari RSUD Kajen, Rafa justru mengalami kejang hingga akhirnya dilarikan ke rumah sakit lain.
    “Waktu itu memang masih sadar, tapi di perjalanan pulang cucu saya kejang-kejang. Langsung saya bawa ke RSI Pekajangan, karena disarankan tukang parkir kalau ke puskesmas dulu mungkin akan lebih lama,” kata Datur.
    Setibanya di RSI Pekajangan, kondisi Rafa sudah tidak sadar.
    Ia kemudian dirawat di ICU selama beberapa hari, sebelum akhirnya dirujuk ke RSUP Dr Kariadi Semarang.
    “Sudah seminggu tidak sadar. Saya sangat menyesal, tapi ya mau bagaimana lagi,” kata Datur saat itu.
    Rafa dirawat di ICU dalam kondisi koma selama hampir satu bulan, sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia di RSUP Kariadi Semarang.
    Jenazah Rafa tiba di rumah duka pada Minggu pukul 04.00 WIB dan dimakamkan di TPU Desa Bukur sekitar pukul 10.00 WIB.
    Suasana duka menyelimuti rumah keluarga, dengan pelayat yang berdatangan sejak pagi.
    Sementara itu, Kepala Bidang Keperawatan RSUD Kajen, Dwi Harto mengatakan, pasien sudah mendapat penanganan medis sesuai prosedur.
    Pasien datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) dalam kondisi sadar dan langsung menjalani anamnesis atau wawancara medis.
    Kemudian, dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik pada bagian tubuh yang diduga terkena gigitan ular.
    “Dari hasil pemeriksaan fisik, ditemukan luka samar berupa satu titik di kaki bagian kanan. Luka tersebut kemudian dibersihkan,” kata Dwi dilansir dari Tribun Jateng.
    “Setelah itu dilakukan pemeriksaan penunjang berupa tes darah lengkap dan observasi selama dua jam di IGD,” beber Dwi.
    Selama masa observasi, kondisi pasien tetap stabil.
    Oleh karena itu, pasien dinyatakan boleh pulang.
    “Pasien dipulangkan setelah mendapat edukasi dari dokter dan tenaga kesehatan. Kami juga memberikan resep obat berupa antibiotik dan antipiretik untuk penanganan di rumah,” jelasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Evakuasi Menegangkan King Kobra 3 Meter, Bersembunyi di Tumpukan Baju Rumah Warga Sukabumi

    Evakuasi Menegangkan King Kobra 3 Meter, Bersembunyi di Tumpukan Baju Rumah Warga Sukabumi

    Laporan dari warga masuk ke Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Sektor VII Sukaraja sekitar pukul 17.09 WIB, lengkap dengan titik lokasi dan foto ular. Anggota Damkar Kabupaten Sukabumi, Mulyadin, menjelaskan bahwa informasi yang lengkap sangat membantu timnya.

    Tim Damkar segera meluncur, tiba di lokasi dalam waktu sekitar 10 menit meskipun sempat terhambat kemacetan. Di lokasi, suasana sudah ramai oleh warga yang ingin menyaksikan. 

    “Ularnya agresif banget soalnya kami kenapa cepat karena banyak masyarakat yang menonton. Takutnya ke masyarakat, jadi kita secepat mungkin menangkap ular tersebut,” kata Mulyadin. 

    Proses evakuasi ular masuk rumah sendiri berlangsung cepat, sekitar 8 menit. Ular yang diperkirakan masuk karena mencari makan dan belum makan itu, berhasil ditangani dengan cekatan. 

    King kobra tersebut dibawa ke Posko Sukaraja untuk dicek kondisinya. Meskipun sedikit stres, ular itu aman dan rencananya akan dilepaskan kembali ke alam liar yang jauh dari pemukiman setelah pulih sepenuhnya.

    Setelah insiden menegangkan ini, Damkar Kabupaten Sukabumi segera memberikan edukasi kepada warga sekitar tentang bahaya king kobra dan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. 

    Mulyadin mengimbau agar masyarakat rutin membersihkan tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang ular, seperti tumpukan sampah atau barang tidak terpakai. 

     

     

     

  • Ilmuwan Ungkap Rahasia Ular Piton Bisa Cerna Tulang Tanpa Sisa, Apa Itu? – Page 3

    Ilmuwan Ungkap Rahasia Ular Piton Bisa Cerna Tulang Tanpa Sisa, Apa Itu? – Page 3

    Tidak ditemukan sisa tulang di kotoran mereka, menandakan bahwa tulang mangsa benar-benar larut selama proses pencernaan. Penemuan ini menjadi bukti kuat bahwa ular memiliki mekanisme unik untuk menyerap mineral dari tulang.

    Yang lebih mengejutkan, sel penghasil partikel ini juga ditemukan pada spesies ular lain. Tim peneliti mengamati keberadaan sel serupa di beberapa jenis boa, bahkan pada reptil berbisa seperti Gila monster.

    Meski belum diketahui berapa banyak tulang yang bisa dicerna oleh seekor ular di alam liar, Lignot memberikan gambaran umum.

    “Jika tulang mewakili sekitar 10 persen berat tubuh mangsa, maka jumlah ion dari tulang yang larut sangat besar,” ujarnya.

    Kini, Lignot berharap penelitian ini bisa membuka jalan bagi studi evolusi sistem pencernaan di hewan vertebrata.

  • Selain Damkar, Sopir Ambulans Di-prank Jemput Pasien Ternyata Tagih Utang

    Selain Damkar, Sopir Ambulans Di-prank Jemput Pasien Ternyata Tagih Utang

    Jakarta

    Sopir ambulans di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, turut kena prank diminta jemput pasien ternyata diminta tagih utang. Kejadian itu berbarengan saat petugas pemadam kebakaran (damkar) Kabupaten Bogor diminta evakuasi ular ternyata diminta tagih utang.

    Hal itu diungkap anggota damkar Bogor berinisial HE yang berada di lokasi kejadian. Menurutnya, sopir ambulans mendapat permintaan menjemput pasien di rumah dengan alamat Perumahan Bukit Waringin, Bojonggede, Kabupaten Bogor.

    “Pas kita lagi coba hubungin lagi pelaku, terus ambulans datang, itu ambulans dari Kota Bogor. Setelah saya tanya ke pihak ambulans, katanya ada laporan ada orang sedang sakit dan minta ambulans untuk dibawa ke RSUD Kota Bogor,” kata HE saat dihubungi, Jumat (11/7/2025).

    Anggota damkar kemudian menanyakan identitas pelapor kepada sopir ambulans, akhirnya diduga bahwa pelaku adalah orang yang sama. Kepada sopir ambulans, pelaku juga sempat meminta menagih utang kepada penghuni rumah.

    “Saya tanya-tanya (ke sopir ambulans). Ternyata nomor pelapornya juga sama, alamatnya juga di sini, sama,” kata HE.

    “Pas ditanya-tanya sama pihak ambulans, pelaku ini jawab juga lewat chat, bunyinya sama juga, ‘Suruh bayar utang’,” sambungnya.

    “Tadi siang kejadiannya. Awalnya laporan minta evakuasi ular, sampai di sana ya nggak ada apa-apa. Tadi anggota sempat lapor juga, laporan ini nggak dilanjut, karena laporan palsu,” kata Kasi Penyelamatan dan Pertolongan Darurat Damkar Kabupaten Bogor, Wahyudi, ketika dimintai konfirmasi, Jumat (11/7).

    (sol/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini