Hewan: Sapi

  • Kadin dan P2MI Buka Pintu Kerja ke Luar Negeri pada 2025

    Kadin dan P2MI Buka Pintu Kerja ke Luar Negeri pada 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) bersama Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) sepakat memperkuat sinergi dalam membuka peluang kerja legal di luar negeri bagi warga negara Indonesia.

    Targetnya lebih dari 400.000 pekerja migran Indonesia (PMI) siap diberangkatkan ke berbagai negara sepanjang 2025.

    Komitmen ini disampaikan oleh Menteri P2MI Abdul Kadir Karding dalam acara pelepasan simbolis calon pekerja migran di Menara Kadin, Jakarta, Minggu (15/6/2025).

    “Hari ini Kadin Indonesia mengirim simbolik 5.000 CPMI. Ini momentum besar bagi kerja sama kami antara Kadin dan kementerian,” kata Menteri Abdul Kadir Karding.

    Dalam program awal ini, sekitar 5.000 calon pekerja migran Indonesia (CPMI) akan ditempatkan di delapan negara, yakni Turki, Slovakia, Taiwan, Jepang, Arab Saudi, dan Jerman.

    Jenis pekerjaan yang ditawarkan pun beragam, mulai dari chef, pekerja konstruksi, perawat spesialis, penggalian tanah, hingga peternakan sapi.

    Menteri Abdul Kadir Karding menegaskan, peningkatan jumlah PMI bukan hanya berdampak pada pengurangan pengangguran dan kemiskinan, tetapi memperkuat ekonomi nasional dan keluarga melalui devisa.

    Lebih jauh, penempatan pekerja migran juga dinilai sebagai bentuk investasi sumber daya manusia (SDM). Pasalnya, akan terjadi transfer ilmu dan keterampilan serta perluasan jaringan (networking) internasional.

    Data 2024 menunjukkan bahwa 80 persen PMI berasal dari sektor low-skilled, seperti asisten rumah tangga, caregiver, pembersih, dan sopir. Kementerian P2MI kini gencar mendorong transformasi menuju pekerja profesional melalui pelatihan dan sertifikasi yang sesuai standar global.

    Pemerintah mengajak Kadin untuk tak hanya berperan dalam penempatan tenaga kerja, tetapi juga aktif sejak proses rekrutmen, pelatihan, sertifikasi hingga pendampingan di luar negeri. Dengan cara ini, para pekerja migran Indonesia bisa lebih siap, kompeten, dan terlindungi.

    “Kadin jangan hanya di penempatan, tapi juga harus terlibat dalam pelatihan dan pemberdayaan,” tegasnya.

  • Peringati Hari Susu Nasional 2025, Pertamina Gaungkan Program DEB Ketahanan Pangan – Page 3

    Peringati Hari Susu Nasional 2025, Pertamina Gaungkan Program DEB Ketahanan Pangan – Page 3

    Sementara itu, VP CSR & SMEPP Management Pertamina Rudi Arifianto, menjelaskan DEB Ketahanan Pangan mencakup sektor pertanian, peternakan, perikanan, sayur, palawija, termasuk diantaranya adalah susu.

    “Saat ini Kelompok Masyarakat Mitra DEB Pertamina, sudah berhasil memproduksi  1.750 liter kapasitas susu, hasil produksi empat desa dari 103 DEB ketahanan pangan. Program ini membantu dan mendukung para petani agar semakin bisa meningkatkan produktivitasnya,” jelas Rudi.

    Empat DEB yang secara khusus mengembangkan potensi peternakan sapi perah yaitu di Boyolali, Sruni, Desa Krueng Raya, dan Desa Suntejaya. Salah satu yang menonjol adalah di Boyolali, di mana hampir setiap rumah memiliki sapi perah. Kotoran sapi yang sebelumnya menjadi limbah, kini diolah menjadi biogas melalui lebih dari 100 unit biodigester.

    “Saat ini Kelompok Masyarakat Mitra DEB Pertamina, sudah berhasil memproduksi  1.050 liter kapasitas susu per hari, di 4 desa dari 103 DEB ketahanan pangan. Program ini membantu dan mendukung para petani agar semakin bisa meningkatkan produktivitasnya,” jelas Rudi.

    Empat DEB yang secara khusus mengembangkan potensi peternakan sapi perah, yaitu di Desa Keposong, Desa Sruni dan Desa Gedangan di Kabupaten Boyolali, serta Desa Suntejaya, Kabupaten Bandung. Salah satu yang menonjol adalah di Desa Keposong, di mana hampir setiap rumah memiliki sapi perah. Kotoran sapi yang sebelumnya menjadi limbah, kini diolah menjadi biogas dengan kapasitas 20 meter kubik, warga yang sebelumnya harus membeli gas elpiji untuk kebutuhan sehari-hari. 

    Selain itu, di Desa Gedangan kini juga mengolah hasil susu menjadi produk bernilai tambah seperti tahu susu, susu pasteurisasi, dan donat susu.

     

    Salah satu peserta Hari Susu Nusantara, Muhammad Afyan yang juga mahasiswa asal Pekanbaru memberikan apresiasi atas upaya Pertamina mendukung ketahanan pangan.

    “Menurut saya, program-program terkait pangan yang diinisiasi Pertamina, memiliki tingkat sustainable yang tinggi, melalui upaya tersebut tentunya saya berharap ketahanan pangan Indonesia bisa semakin meningkat. Semoga upaya yang dilakukan Pertamina bisa meningkatkan ketahanan pangan negara Indonesia,” harapnya.

    Melalui program DEB Ketahanan Pangan, Pertamina membuktikan bahwa akses energi terbarukan di desa mampu menciptakan sistem pangan yang lebih tahan krisis, inklusif, dan berdaya saing. Dari telur ayam, sayur hidroponik, pupuk organik, hingga segelas susu yang diminum, semuanya adalah hasil nyata dari gotong royong, teknologi tepat guna, dan energi sehat yang terus mengalir dari desa ke seluruh Indonesia.

     

    (*)

  • Peringati Hari Susu Nasional 2025, Pertamina Perkuat Program DEB Ketahanan Pangan dari Desa

    Peringati Hari Susu Nasional 2025, Pertamina Perkuat Program DEB Ketahanan Pangan dari Desa

    Peringati Hari Susu Nasional 2025, Pertamina Perkuat Program DEB Ketahanan Pangan dari Desa
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com –
    Peringatan
    Hari Susu Nasional
    2025 sukses digelar di
    car free day
    Jakarta, Minggu (15/6/2025).
    Ratusan peserta berkumpul sepanjang 1,1 kilometer dari Bundaran Hotel Indonesia hingga Taman Budaya Dukuh Atas
    Tahun ini, Hari Susu Nasional mengusung tema “Penuhi Gizi melalui Konsumsi Susu” dan slogan “Susu untuk Negeri: Segelas Susu untuk Indonesia yang Lebih Sehat.”
    Saat membuka acara, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menegaskan bahwa
    ketahanan pangan
    merupakan salah satu program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
    Hal itu juga sejalan dengan inisiatif
    Desa Energi Berdikari
    (DEB)
    Ketahanan Pangan

    Pertamina
    . Saat ini, dari total 172 DEB yang tersebar di seluruh Indonesia, sebanyak 103 di antaranya telah berkontribusi secara aktif dalam mendukung ketahanan pangan melalui pendekatan energi berbasis masyarakat.
    Inisiatif tersebut tidak hanya berfokus pada hasil pertanian, tetapi juga menempatkan energi baru dan terbarukan (EBT) sebagai fondasi untuk membangun sistem pangan yang berkelanjutan.
    Pada kesempatan itu, Zulkifli Hasan bersama jajaran turut mengunjungi
    booth
    Pertamina. Mereka mendapat penjelasan langsung dari Corporate Secretary Pertamina Brahmantya S Poerwadi serta Vice President (VP) Corporate Social Responsibility (CSR) dan Small Medium Enterprise Partnership Program (SMEPP) Management Pertamina Rudi Ariffianto.
    “Pertamina mendukung penuh penyelenggaraan Hari Susu Nasional ini karena sejalan dengan salah satu dari tiga pilar tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) Pertamina, yakni pilar kesehatan, khususnya pendidikan ibu dan anak. Konsumsi susu menjadi aspek penting yang perlu terus digalakkan,” ujar Brahmantya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu.
    Rudi menambahkan, program DEB Ketahanan Pangan Pertamina mencakup berbagai sektor, seperti pertanian, peternakan, perikanan, sayur, palawija, dan susu.
    “Saat ini, kelompok masyarakat mitra DEB Pertamina telah berhasil memproduksi total 1.050 liter susu per hari di empat desa dari 103 DEB Ketahanan Pangan. Program tersebut turut membantu dan mendukung para petani untuk meningkatkan produktivitasnya,” ucap Rudy.
    Empat DEB yang secara khusus mengembangkan peternakan sapi perah, yaitu di Desa Keposong, Desa Sruni, dan Desa Gedangan di Kabupaten Boyolali, serta Desa Suntejaya, Kabupaten Bandung,
    Adapun Desa Keposong merupakan salah satu contoh yang menonjol. Pasalnya, hampir setiap rumah di sana memiliki sapi perah. Kotoran sapi yang sebelumnya menjadi limbah pun diolah menjadi biogas dengan kapasitas 20 meter kubik melalui lebih dari 100 unit
    biodigester
    .
    Hasilnya, warga yang semula bergantung pada gas elpiji kini tidak lagi.
    Warga Boyolali juga mengolah susu menjadi produk bernilai tambah, seperti tahu susu, susu pasteurisasi, dan donat susu.
    Apresiasi terhadap program tersebut juga datang dari peserta Hari Susu Nasional, yakni Muhammad Afyan.
    “Menurut saya, program pangan yang diinisiasi Pertamina memiliki tingkat keberlanjutan yang tinggi. Saya berharap, langkah ini bisa memperkuat ketahanan pangan nasional,” ujar mahasiswa asal Pekanbaru itu
    Melalui program DEB Ketahanan Pangan, Pertamina membuktikan bahwa akses energi terbarukan di desa mampu menciptakan sistem pangan yang tangguh, inklusif, dan berdaya saing.
    Mulai dari telur ayam, sayur hidroponik, pupuk organik, hingga segelas susu yang dinikmati masyarakat, semuanya menjadi bukti konkret gotong royong, pemanfaatan teknologi tepat guna, serta energi sehat yang mengalir dari desa untuk Indonesia.
    Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan
    Berkelanjutan.

    Selengkapnya

    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Harga bawang merah Rp39.090/kg, cabai rawit Rp48.536/kg

    Harga bawang merah Rp39.090/kg, cabai rawit Rp48.536/kg

    Arsip foto – Pedagang melayani pembeli sayuran di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (1/8/2024). ANTARA FOTO/Reno Ensir.

    Bapanas: Harga bawang merah Rp39.090/kg, cabai rawit Rp48.536/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Minggu, 15 Juni 2025 – 11:20 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga bawang merah tingkat konsumen mencapai Rp39.090 per kilogram (kg) dibandingkan sebelumnya Rp41.843 per kg, sedangkan cabai rawit merah Rp48.536 per kg turun dari sebelumnya Rp52.557 per kg.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Minggu pukul 08.30 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp15.552 per kg naik tipis dari sebelumnya di harga Rp15.712 per kg.

    Lalu, beras medium di harga Rp13.684 per kg turun tipis dari hari sebelumnya Rp13.998 per kg; lalu beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog di harga Rp12.594 per kg turun dari sebelumnya Rp12.551 per kg.

    Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp5.763 per kg turun dari sebelumnya Rp6.119 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.803 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp10.879 kg.

    Berikutnya bawang putih bonggol di harga Rp38.180 per kg turun tipis dari hari sebelumnya tercatat Rp40.206 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp39.479 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp44.319 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp40.485 per kg turun dari hari sebelumnya tercatat Rp46.200 per kg.

    Bapanas juga mencatat komoditas daging sapi murni di harga Rp134.027 per kg naik dari sebelumnya tercatat Rp135.447 per kg, daging ayam ras Rp33.793 per kg turun dari sebelumnya Rp34.921 per kg, lalu telur ayam ras Rp28.602 per kg turun tipis dari sebelumnya 29.248 per kg.

    Gula konsumsi di harga Rp18.274 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp18.493 per kg.

    Kemudian, harga minyak goreng kemasan di harga Rp20.170 per liter turun dari sebelumnya tercatat Rp20.811 per liter; minyak goreng curah di harga Rp17.238 per liter turun dari sebelumnya tercatat Rp17.643 per liter; Minyakita di harga Rp17.272 per liter turun tipis dari sebelumnya di level Rp17.554 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah di harga Rp9.633 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp9.781 per kg; lalu tepung terigu kemasan di harga Rp12.758 per kg turun dari sebelumnya Rp13.009 per kg.

    Berikutnya, komoditas ikan kembung di harga Rp40.342 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp41.191 per kg; ikan tongkol di harga 32.608 per kg turun dari sebelumnya Rp34.324 per kg; lalu ikan bandeng di harga Rp32.658 per kg turun dari sebelumnya Rp34.611 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.669 per kg turun tipis dibandingkan harga sebelumnya tercatat Rp11.671 per kg.

    Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp99.231 per kg turun dari sebelumnya Rp105.092 kg; daging kerbau segar lokal di harga Rp139.375 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp140.385 per kg.

    Sumber : Antara

  • Dari Kulit Kurban Jadi Rezeki: Cerita Perajin Kerupuk Sodo Gunungkidul

    Dari Kulit Kurban Jadi Rezeki: Cerita Perajin Kerupuk Sodo Gunungkidul

    Pasar kerupuk kulit sendiri cukup menjanjikan, terutama menjelang musim liburan atau hajatan. Camilan gurih berbahan dasar kulit sapi ini masih digemari berbagai kalangan, bahkan menjadi ikon khas di beberapa daerah. Menariknya, kerupuk kulit produksi Kalurahan Sodo kini tidak hanya dinikmati oleh masyarakat lokal atau wilayah DIY saja. Pasarnya telah merambah ke berbagai kota besar di Pulau Jawa seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya, bahkan sampai ke luar Pulau Jawa seperti Lampung, Palembang, Pontianak, hingga Makassar. “Biasanya lewat pengepul atau pesanan toko oleh-oleh. Tapi ada juga yang dikirim langsung lewat ekspedisi. Permintaan dari luar Jawa justru makin naik dalam beberapa tahun terakhir,” terang Susilo.

    Menurutnya, konsumen dari luar daerah menyukai kerupuk rambak produksi Gunungkidul karena teksturnya yang renyah, rasa gurih yang khas tanpa terlalu banyak tambahan penyedap, dan kualitas bahan baku yang masih terjaga. Sebagian pengrajin bahkan mulai menjalin kerja sama dengan reseller dan toko oleh-oleh di luar daerah. Beberapa telah memanfaatkan media sosial dan e-commerce untuk menjangkau pasar lebih luas. Namun demikian, belum semua pelaku UMKM di Kalurahan Sodo memiliki akses atau kemampuan untuk promosi digital secara optimal. “Kalau ada pelatihan online marketing atau bantuan kemasan modern, kami yakin rambak dari Sodo bisa bersaing dengan produk dari daerah lain. Sekarang saja banyak yang repeat order dari pelanggan luar Jawa,” tambahnya.

    Meski demikian, tantangan tetap ada. Selain keterbatasan tenaga kerja dan alat produksi, perubahan cuaca yang tak menentu bisa mengganggu proses penjemuran. Di sisi lain, kebutuhan akan alat pengering modern seperti oven atau dehydrator skala besar menjadi salah satu aspirasi utama pelaku usaha.

    Tak hanya Susilo, beberapa pengrajin lain di wilayah Sodo dan sekitarnya juga mengalami hal serupa. Bahkan menurut keterangan beberapa perajin kerupuk kulit setempat, jumlah produksi kerupuk meningkat hampir dua kali lipat dibanding bulan biasa. “Ini memang masa panen bagi kami. Tapi juga masa paling sibuk,” ujar salah satu anggota kelompok.

    Kondisi ini menunjukkan bahwa perayaan keagamaan seperti Iduladha tidak hanya membawa berkah spiritual, tapi juga berkah ekonomi bagi pelaku usaha kecil seperti pengrajin kerupuk rambak.

    Namun, untuk benar-benar bisa memanfaatkan momen ini, diperlukan kesiapan dari sisi produksi, penyimpanan, hingga distribusi. Jika dikelola dengan baik, bukan tidak mungkin Kalurahan Sodo bisa dikenal lebih luas sebagai sentra produksi kerupuk kulit sapi khas Gunungkidul, sekaligus membuka peluang kerja bagi masyarakat sekitar dan memperkuat ketahanan ekonomi lokal. “Harapan kami, ada perhatian dari pemerintah juga untuk bantu pelatihan, alat, atau bahkan pemasaran. Supaya usaha kecil seperti kami bisa lebih maju,” pungkasnya.

  • Anggota DPRD Langkat Matthew Diemas Bastanta: Tolak Pemindahan Sepihak 4 Pulau Aceh ke Sumut

    Anggota DPRD Langkat Matthew Diemas Bastanta: Tolak Pemindahan Sepihak 4 Pulau Aceh ke Sumut

    Liputan6.com, Medan – Anggota DPRD Kabupaten Langkat, Matthew Diemas Bastanta, menyatakan penolakan tegas terhadap kebijakan pemindahan kepemilikan 4 pulau Aceh ke Provinsi Sumatera Utara (Sumut).

    Menurutnya, kebijakan ini dinilai tidak hanya sembrono, tapi juga berpotensi memicu konflik sosial, merusak harmoni antardaerah, dan menimbulkan ketegangan horizontal antar-masyarakat lokal yang selama ini hidup berdampingan.

    “Pak Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memang luar biasa,” ujar Matthew dengan nada tajam, Sabtu (14/6/2025).

    Disebutkan Matthew, saat rakyat sedang jungkir balik menghadapi ekonomi sulit, angka kriminal tinggi, pinjol mencekik, dan rakyat kecil seperti ojek online jadi sapi perah aplikator, pemerintah malah sibuk membuat keributan baru dengan memindahkan pulau.

    “Apa Mendagri tidak sadar langkah ini berpotensi merobek tenun kebangsaan yang sudah dirajut sejak 1945?” sebutnya.

    Matthew menilai pemindahan sepihak 4 pulau Aceh ke Sumut mengabaikan semangat konstitusi dan semestinya dibatalkan.

    Kebijakan tersebut tidak dilandasi kebutuhan mendesak rakyat Sumut maupun Aceh, serta mengalihkan fokus dari persoalan-persoalan nyata yang lebih genting, bahkan penambahan wilayah baru seperti Pulau Aceh ke Sumut hanya akan memperberat beban administrasi dan pembangunan daerah bagi Sumut.

    “Kepada Gubernur Sumut, urus saja dulu Sumut yang ada sekarang ini. Enggak usah mengambil Pulau Aceh itu kalau hanya akan menjadi beban tambahan bagi pekerjaan di Sumut. Jangan menumpuk pekerjaan baru kalau yang lama saja belum selesai,” tegasnya.

     

    Akhirnya!! Siswa Berpretasi Ini Bisa Kuliah usai UIN Gus Dur Turunkan UKT

  • Harga bawang merah Rp39.798/kg, cabai rawit Rp50.523/kg

    Harga bawang merah Rp39.798/kg, cabai rawit Rp50.523/kg

    Sejumlah komoditas cabai rawit merah dan cabai merah keriting yang dijual pedagang di Pasar Ciracas, Jakarta Timur, Sabtu (15/3/2025). ANTARA/Harianto

    Bapanas: Harga bawang merah Rp39.798/kg, cabai rawit Rp50.523/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Sabtu, 14 Juni 2025 – 14:39 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga bawang merah tingkat konsumen mencapai Rp39.798 per kilogram (kg) dibandingkan sebelumnya Rp41.018 per kg, sedangkan cabai rawit merah Rp50.523 per kg turun dari sebelumnya Rp51.861 per kg. Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Sabtu pukul 10.00 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp15.755 per kg naik tipis dari sebelumnya di harga Rp15.723 per kg.

    Lalu, beras medium di harga Rp13.917 per kg turun tipis dari hari sebelumnya Rp13.992 per kg; lalu beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog di harga Rp12.516 per kg turun dari sebelumnya Rp12.566 per kg. Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp5.991 per kg turun dari sebelumnya Rp6.186 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.878 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp10.829 kg.

    Berikutnya bawang putih bonggol di harga Rp40.041 per kg turun tipis dari hari sebelumnya tercatat Rp40.045 per kg. Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp43.293 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp44.478 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp45.066 per kg turun dari hari sebelumnya tercatat Rp46.621 per kg.

    Bapanas juga mencatat komoditas daging sapi murni di harga Rp135.278 per kg naik dari sebelumnya tercatat Rp135.091 per kg, daging ayam ras Rp34.415 per kg turun dari sebelumnya Rp35.043 per kg, lalu telur ayam ras Rp28.994 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp29.222 per kg.

    Gula konsumsi di harga Rp18.510 per kg naik dari sebelumnya tercatat Rp18.482 per kg. Kemudian, harga minyak goreng kemasan di harga Rp20.591 per liter turun dari sebelumnya tercatat Rp20.835 per liter; minyak goreng curah di harga Rp17.462 per liter turun dari sebelumnya tercatat Rp17.678 per liter; Minyakita di harga Rp17.460 per liter turun tipis dari sebelumnya di level Rp17.534 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah di harga Rp9.737 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp9.787 per kg; lalu tepung terigu kemasan di harga Rp12.850 per kg turun dari sebelumnya Rp13.005 per kg.

    Berikutnya, komoditas ikan kembung di harga Rp41.972 per kg naik dari sebelumnya tercatat Rp40.727 per kg; ikan tongkol di harga 34.331 per kg naik dari sebelumnya Rp33.952 per kg; lalu ikan bandeng di harga Rp33.344 per kg turun dari sebelumnya Rp34.361 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.646 per kg naik tipis dibandingkan harga sebelumnya tercatat Rp11.644 per kg. Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp104.919 per kg turun dari sebelumnya Rp105.402 kg; daging kerbau segar lokal di harga Rp136.818 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp140.488 per kg.

    Sumber : Antara

  • Harga Pangan 14 Juni: Gula Konsumsi, Cabai Rawit Merah, hingga Ikan Kembung Kompak Naik

    Harga Pangan 14 Juni: Gula Konsumsi, Cabai Rawit Merah, hingga Ikan Kembung Kompak Naik

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) melaporkan, sejumlah mayoritas komoditas pangan di tingkat konsumen secara rata-rata nasional mengalami penurunan harga pagi ini.

    Kendati demikian, komoditas seperti beras premium, kedelai biji kering impor, cabai rawit merah, gula konsumsi, ikan kembung, dan garam konsumsi terpantau naik.

    Merujuk data Panel Harga Bapanas, Sabtu (14/6/2025), pukul 08.57 WIB, harga beras premium di tingkat konsumen dibanderol sebesar Rp15.750 per kilogram (kg). Jumlah tersebut naik 0,17% dari hari sebelumnya.

    Harga kedelai biji kering impor naik 0,79% menjadi Rp10.915 per kg, cabai rawit merah naik 0,6% menjadi Rp52.172 per kg, dan gula konsumsi tercatat naik 0,36% menjadi Rp18.549 per kg.

    Selanjutnya, harga ikan kembung pagi ini naik signifikan 3,72% menjadi Rp42.243 per kg dan garam konsumsi naik 0,44% dibanding hari sebelumnya, menjadi Rp11.695 per kg.

    Sementara itu, terdapat sejumlah komoditas pangan yang menunjukkan penurunan harga. Bapanas mencatat, harga beras medium secara rata-rata turun 0,4% menjadi Rp13.936 per kg dan beras SPHP turun 0,37% menjadi Rp12.519 per kg.

    Kemudian, harga jagung di tingkat peternak turun signifikan 5,33% dari hari sebelumnya, menjadi Rp5.856 per kg, bawang merah turun 3,87% menjadi Rp39.430 per kg, dan bawang putih bonggol turun 1,31% menjadi Rp39.521 per kg.

    Bapanas melaporkan harga berbagai jenis cabai mengalami penurunan harga, kecuali cabai rawit merah. Tercatat harga cabai merah keriting turun 3,45% menjadi Rp42.942 per kg dan cabai merah besar turun 3,26% menjadi Rp45.101 per kg.

    Harga daging sapi murni turun 0,49% menjadi Rp134.427 per kg, daging ayam ras turun 0,88% menjadi Rp34.735 per kg, dan telur ayam ras turun 0,32% menjadi Rp29.128 per kg.

    Lebih lanjut, harga minyak goreng kemasan turun 1,11% menjadi Rp20.603 per liter, minyak goreng curah turun 1,55% menjadi Rp17.404 per liter, dan minyakita turun 0,66% menjadi Rp17.418 per liter.

    Harga tepung terigu curah turun signifikan 2,02% menjadi Rp9.589 per kg, dan tepung terigu kemasan turun 1,29% dari hari sebelulmnya, menjadi Rp12.837 per kg.

    Di tingkat konsumen, harga ikan tongkol turun 0,6% menjadi Rp33.749 per kg, ikan bandeng turun signifikan 3,93% menjadi Rp33.010 per kg, daging kerbau beku impor turun 7,07% menjadi Rp97.948 per kg, dan daging kerbau segar turun 3,02% menjadi Rp136.250 per kg. 

  • Kementan Revisi Target Impor Sapi Perah dari 250.000 jadi 150.000 Ekor pada 2025

    Kementan Revisi Target Impor Sapi Perah dari 250.000 jadi 150.000 Ekor pada 2025

    Bisnis.com, JAKARTA  — Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menargetkan Indonesia dapat mendatangkan 150.000 ekor sapi perah pada 2025. Jumlah ini berbeda dari target awal yang sebesar 250.000 ekor.

    Ini merupakan bagian dari target pemerintah untuk mendatangkan 1 juta ekor sapi hingga 2029.

    Sudaryono mengatakan, pemerintah melibatkan sektor swasta untuk mendatangkan 1 juta ekor sapi secara bertahap dalam kurun waktu lima tahun ke depan. 

    “Kalau nggak salah dari 250.000 yang kita harapkan tahun ini, ya minimal kita bisa datangkan 150.000 lah,” kata Sudaryono saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta Pusat, Jumat (13/6/2025).

    Sudaryono mengakui, tidak mudah untuk bisa merealisasikan target tersebut. Dia mengatakan, perlu adanya kesiapan dalam hal ini dari sisi lahan yang akan dimanfaatkan sebagai peternakan sapi hingga kesiapan dari petani mitra.

    Adapun, kata dia, pemerintah tengah mempersiapkan lahan yang akan digunakan untuk mengembangkan peternakan sapi perah di Indonesia.

    “Saya harus akui bahwa kita memang mesti push lebih keras lagi untuk bisa mencapai realisasi,” ujarnya.

    Kementerian Pertanian (Kementan) melaporkan, hingga akhir Mei 2025 sebanyak 196 pelaku usaha telah menyatakan komitmennya untuk mendatangkan 1 juta ekor sapi perah dalam lima tahun ke depan. Ini dilakukan untuk mendukung program percepatan susu dan daging nasional.

    Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Agung Suganda dalam keterangannya beberapa waktu lalu.

    “Hingga akhir Mei 2025, sebanyak 196 pelaku usaha menyatakan komitmen mendatangkan hampir satu juta ekor sapi perah dalam kurun lima tahun ke depan,” kata Agung dalam keterangan tertulisnya, dikutip Senin (2/6/2025).

    Saat ini, kata Agung, sebanyak 9.736 ekor sapi impor asal Australia sudah masuk ke Indonesia secara bertahap, baik melalui jalur laut dan udara. 

    Untuk mendukung pengembangan peternakan sapi perah skala besar, dibutuhkan lahan seluas 1,45 juta hektare. Pemerintah juga mendorong model kemitraan antara investor dan peternak rakyat agar distribusi manfaat ekonomi lebih merata. 

    Agung menuturkan, langkah strategis ini diperkuat dengan masuknya program percepatan produksi susu dan daging sebagai salah satu dari 77 proyek strategis nasional atau PSN dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029. Proyek ini akan dilaksanakan di 29 lokasi di berbagai provinsi.

    Selain itu, pemerintah telah menyiapkan regulasi tambahan guna mendukung keberlanjutan sektor persusuan. 

    Regulasi itu diantaranya mewajibkan industri pengolahan susu menyerap susu segar dalam negeri, merevisi regulasi terkait lokasi sentra sapi perah, dan membentuk rumah susu sebagai pusat hilirisasi yang mampu menyuplai susu pasteurisasi untuk kebutuhan program gizi.

  • Ilmuwan Temukan Sel Tumor di Dinosaurus, Pengobatan Kanker Masuk Babak Baru

    Ilmuwan Temukan Sel Tumor di Dinosaurus, Pengobatan Kanker Masuk Babak Baru

    Bisnis.com, JAKARTA  —  Para peneliti dari Inggris dan Rumania melakukan penelitian terhadap sisa-sisa fosil dinosaurus Telmatosaurus transsylvanicus, sejenis kadal rawa seukuran sapi yang hidup sekitar 66-70 juta tahun lalu. Mereka menemukan struktur menyerupai sel darah merah atau eritrosit yang terkait dengan tumor di rahang dinosaurus itu.

    Ahli onkologi dari Universitas Anglia Rusklin di Inggris Justin Stebbing mengatakan, penemuan ini menunjukkan bercak-bercak kecil jaringan lunak yang mungkin terawetkan dalam fosil lebih sering daripada yang diduga. Itu berarti, kata dia, masih banyak lagi yang dapat diketahui tentang makhluk purba ini, termasuk penyakit apa saja yang mereka derita.

    “Tidak seperti struktur rangka saja, jaringan lunak mengandung protein yang menyediakan informasi molekuler yang dapat mengungkap mekanisme biologis yang mendasari penyakit,” jelas Justin, melansir Science Alert, Jumat (13/6/2025).

    Dia mengatakan penelitian yang dilakukan oleh timnya menggunakan metode yang relatif jarang digunakan. 

    Hal ini mengundang eksplorasi lebih lanjut yang dapat menjadi kunci penemuan masa depan yang dapat bermanfaat bagi manusia.

    “Misalnya, menemukan fragmen jaringan lunak dinosaurus seperti yang dijelaskan di sini dapat terbukti penting dalam memahami mekanisme kanker dan bagaimana mereka berevolusi,” ujarnya.

    Justin menuturkan, hewan besar seperti paus dan gajah telah mengembangkan cara untuk melindungi diri terhadap kanker, dan ada kemungkinan dinosaurus juga demikian.

    Menurutnya, memahami adaptasi biologis purba ini kemungkinan dapat memberikan informasi pendekatan baru terhadap pencegahan atau pengobatan kanker pada manusia.

    “Pelestarian sampel-sampel ini secara cermat merupakan kuncinya: kita dapat berasumsi bahwa kemajuan ilmiah di masa depan akan terjadi pada peralatan analisis, tetapi peningkatan tersebut tidak akan begitu signifikan tanpa adanya jaringan dinosaurus untuk dipelajari,” tuturnya.

    Adapun, dinosaurus yang menjadi fokus penelitian ini memiliki tumor ameloblastoma, jenis tumor yang masih ditemukan pada manusia saat ini.

    Fakta bahwa dinosaurus menjelajahi Bumi selama jutaan tahun berarti ada potensi untuk melihat bagaimana kanker mungkin telah berubah selama kurun waktu tersebut – dan bagaimana spesies yang terdampak mungkin telah beradaptasi.

    Meskipun tampaknya mustahil bahwa sesuatu yang organik dapat bertahan selama itu, hal itu mungkin – seperti yang ditunjukkan oleh studi baru ini – sehingga kita dapat melihat bagaimana genetika, biologi, dan tekanan lingkungan membantu menyebabkan kanker pada Zaman Kapur Akhir.

    “Protein, terutama yang ditemukan dalam jaringan terkalsifikasi seperti tulang, lebih stabil daripada DNA dan kurang rentan terhadap degradasi dan kontaminasi. Hal ini menjadikan mereka kandidat ideal untuk mempelajari penyakit purba, termasuk kanker, pada spesimen paleontologi,” pungkasnya.