Hewan: Sapi

  • Bapanas: Harga bawang merah Rp43.413/kg, cabai rawit Rp51.962/kg

    Bapanas: Harga bawang merah Rp43.413/kg, cabai rawit Rp51.962/kg

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga bawang merah tingkat konsumen mencapai Rp43.413 per kilogram (kg) dibandingkan sebelumnya Rp44.263 per kg, sedangkan cabai rawit merah Rp51.962 per kg naik dari sebelumnya Rp52.955 per kg.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Kamis pukul 09.00 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp15.673 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp15.737 per kg.

    Lalu, beras medium di harga Rp13.828 per kg turun tipis dari hari sebelumnya Rp13.960 per kg; lalu beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog di harga Rp12.642 per kg naik dari sebelumnya Rp12.564 per kg.

    Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp5.858 per kg turun dari sebelumnya Rp6.097 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.766 per kg turun dari sebelumnya Rp10.871 kg.

    Berikutnya bawang putih bonggol di harga Rp38.826 per kg turun tipis dari hari sebelumnya Rp39.719 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp41.098 per kg turun dari sebelumnya Rp42.480 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp40.741 per kg turun dari sebelumnya Rp43.632 per kg.

    Lalu daging sapi murni Rp134.693 per kg turun dari sebelumnya Rp135.183 per kg, daging ayam ras Rp34.334 per kg turun dari sebelumnya Rp34.754 per kg, lalu telur ayam ras Rp28.958 per kg turun tipis dari sebelumnya 29.121 per kg.

    Gula konsumsi di harga Rp18.345 per kg turun tipis dari sebelumnya tercatat Rp18.450 per kg.

    Kemudian, minyak goreng kemasan Rp20.416 per liter turun dari sebelumnya Rp20.743 per liter; minyak goreng curah Rp17.520 per liter turun dari sebelumnya Rp17.613 per liter; Minyakita Rp17.388 per liter turun tipis dari sebelumnya dRp17.593 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah Rp9.483 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp9.753 per kg; lalu tepung terigu kemasan Rp12.680 per kg turun dari sebelumnya Rp12.940 per kg.

    Komoditas ikan kembung di harga Rp41.649 per kg naik dari sebelumnya Rp41.297 per kg; ikan tongkol 34.206 per kg turun dari sebelumnya Rp34.247 per kg; ikan bandeng Rp33.573 per kg naik dari sebelumnya Rp34.353 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.317 per kg turun tipis dibandingkan harga sebelumnya Rp11.671 per kg.

    Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp99.887 per kg turun dari sebelumnya Rp104.871 kg; daging kerbau segar lokal Rp140.313 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp140.500 per kg.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Sate Rembiga, Warisan Kuliner dari Masa Kerajaan Pejanggik di Lombok

    Sate Rembiga, Warisan Kuliner dari Masa Kerajaan Pejanggik di Lombok

    Liputan6.com, Lombok – Sate rembiga merupakan salah satu hidangan khas Lombok yang telah ada sejak masa pemerintahan Kerajaan Pejanggik pada abad ke-14 hingga ke-17. Sate rembiga dikenal dengan cita rasa pedas manis dan rempah yang kuat, hasil dari proses marinasi daging sapi dengan bumbu khas Lombok.

    Mengutip dari berbagai sumber, sate rembiga berasal dari daerah Rembiga di Mataram, yang merupakan warisan kuliner Nusa Tenggara Barat. Keberadaan sate rembiga tidak terlepas dari pengaruh Kerajaan Pejanggik yang pernah berjaya di Pulau Lombok.

    Pada masa itu, hidangan ini diperkirakan telah disajikan sebagai salah satu sajian istimewa. Daerah Rembiga, yang menjadi asal nama sate ini, merupakan wilayah penting dalam sejarah Lombok.

    Sate rembiga menggunakan daging sapi yang dipotong berbentuk dadu sebelum dimarinasi. Bumbu dasar terdiri dari cabai rawit merah, bawang merah, bawang putih, terasi, dan kemiri.

    Campuran rempah ini dihaluskan lalu dicampur dengan kecap manis dan air asam jawa untuk menciptakan rasa pedas, manis, dan gurih. Proses marinasi yang memakan waktu beberapa jam membuat bumbu meresap sempurna ke dalam daging.

    Daging sapi yang telah dipotong dicampur dengan bumbu halus dan didiamkan dalam kulkas selama sekitar satu jam. Setelah itu, daging ditusuk menggunakan tusuk sate dan dibakar di atas arang hingga matang.

    Pembakaran dengan arang memberikan aroma khas yang memperkaya cita rasa. Sate rembiga umumnya disajikan bersama nasi atau lontong sebagai pelengkap.

     

    Hilang Misterius di Hutan Boja, Nenek 83 Tahun Ditemukan Tak Bernyawa

  • Ayah Terjerat Judol, Harta Penyanyi FP Terkuras, Peternakan & Modal Usaha dari Honor Manggung Ludes

    Ayah Terjerat Judol, Harta Penyanyi FP Terkuras, Peternakan & Modal Usaha dari Honor Manggung Ludes

    GELORA.CO –  – Mantan penyanyi cilik, FP sepertinya pasrah saat Joko sang ayah terjerat judi online (judol). Celakanya, uang yang dipakai judol berasal dari jerih payahnya manggung. 

    Harta dan aset yang dikumpulkan FP dari hasil manggung ludes gara-gara sang ayah mencicipi judol. 

    Sekedar diketahui, FP merupakan penyanyi cilik yang tenar karena suara uniknya saat menyanyikan lagu Ojo Dibandingke dan Joko Tingkir. 

    Kariernya makin meroket seusai diundang ke Istana Negara saat acara kemerdekaan yang ke 77. 

    Kini hasil jerih payahnya raib gara-gara tingkah sang ayah. 

    Harta apa saja yang dimiliki FP ludes? 

     

    Modal Usaha dari Honor Manggung Ludes 

    Manajer FP, Muhammad Rais saat ditemi di kawasan Tendean, Mampang, Jakarta Selatan, Rabu (18/6/2025) mengatakan jika Joko, ayah FP menggunakan modal untuk judol dari hasil usaha keluarga yang diberikan oleh FP.

    “Ayahnya FP (Farel Pragoya) itu mengelola usaha yang sudah dimodalkan FP. Jadi FP itu sudah memodalkan keluarganya ada warung kecil-kecilan lah begitu,” kata Rais. 

    Rais sendiri tidak mengetahui nominal uang yang telah digunakan ayah FP untuk judol. Sebab hal itu masih dalam pendalaman pihak kepolisian.

    “Ya kalau itu saya nggak tahu, nggak bisa menjawab ya kalau soal uang. Yang kita tau bahwa FP itu bekerja, terus hasilnya dia serahkan dan dikelola oleh orangtua,” tandasnya.

     

    Peternakan Sapi Dijual

    Tak hanya modal usaha, aset keluarga FP pun habis. 

    Salah satu aset itu berupa peternakan sapi yang dibeli FP dari hasil honor selama manggung.

    Peternakan sapi FP telah dijual orangtuanya. Padahal, itu merupakan aset yang dibeli hasil keringatnya A selama menjadi penyanyi.

    Mantan penyanyi cilik, FP pasrah saat salah satu asetnya dijual oleh orangtuanya. Aset itu berupa peternakan sapi yang dibeli Farel dari hasil honor selama manggung.

    Ketika masih menjadi penyanyi cilik, FP mengaku tak tahu berapa nominal honor yang diterimanya. 

    Lantaran masih di bawah umur, uang hasil setiapkali manggung pun dikelola oleh kedua orangtua FP.

    FP mengaku senang bisa mengangkat perekonomian keluarga. 

    Kala itu, dia bahkan bisa membantu merenovasi rumah orangtua, membeli mobil, hingga peternakan sapi.

    “Alhamdulillah bisa renovasi rumah,” kata FP saat jadi bintang tamu di acara Rumpi No Secret Trans TV episode Rabu (18/6/2025).

    Tapi sayangnya, peternakan sapi yang Farel percayakan ke orangtuanya itu ternyata tidak bertahan lama. Orangtua Farel memutuskan untuk menjual peternakan sapi mereka tanpa berunding dengan sang putra.

    “Udah nggak ada udah lama (peternakan),” kata FP.

    “Dijual. (alasan dijual) Kurang tau sih ya karena itu yang mengelola orangtua jadi tiba-tiba dijual.”

    Menurutnya, peternakan sapi itu dia beli sebagai hadiah untuk kedua orangtuanya. Dia pun tak keberatan ketika orangtua menjual asetnya.

    “Waktu itu peternakan sapi emang buat mereka jadi nggak nanya sih terserah mereka aja hak mereka,” papar FP.

    Selama menapaki karier di dunia hiburan, FP  memang dikenal sebagai sosok yang sederhana dan mengutamakan kebahagiaan keluarga. Dia tak pernah mempertanyakan uang hasil kerjanya.

    Meskipun sadar dia sudah bisa menghasilkan banyak uang di usia muda, FP tetap mengutamakan pendidikan. Impiannya dalam waktu dekat hanyalah sebatas ingin beli mobil baru.

    “Mungkin aku pribadi masih pengen sekolah yang setinggi mungkin sama beli mobil baru mungkin itu,” katanya.

    “Udah ada mobil impian dia, udah tau model,” imbuh manajer FP, Rais Simpson.

    Selain peternakan sapi, FP masih memiliki aset lainnya berupa mobil, rumah orangtua, dan rumah pribadi. Remaja usia 14 tahun itupun masih giat belajar sambil mempertahankan kariernya.

    Nasihat FP Tak Digubris, Ayahnya Ngeyel Main Judol 

    Penyanyi cilik FP sudah mengetahui sang ayah kecanduan bermain judi online (judol) sebelum diamankan.

    Hal itu diungkap oleh manajer FP, Muhammad Rais dimana sang penyanyi sering menasihati ayahnya untuk menjauhi judol. 

    “Ya kalau ngeyel nggak tahu ya, soalnya anaknya juga udah menasihati, saya juga sudah pernah ngomong,” kata Rais. 

    Namun, candu judol rupanya telah menggoda dan membutakan logika ayah FP.

    “Mungkin yang namanya judol itu sifatnya kecanduan ya walaupun awalnya iseng, tapi ujungnya candu,” ujar Muhammad Rais di kawasan Tendean, Mampang, Jakarta Selatan, Rabu (18/6/2025

  • Pengembangan Peternakan Cerdas Iklim, Solusi Permalasahan Peternak Sapi Perah

    Pengembangan Peternakan Cerdas Iklim, Solusi Permalasahan Peternak Sapi Perah

    Jakarta: PT Frisian Flag Indonesia (FFI), bersama SNV Netherlands Development Organisation, sebuah organisasi global non-pemerintah yang berfokus pada pengentasan kemiskinan dan Invest International, lembaga pembiayaan untuk perusahaan Belanda secara resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk mengembangkan Climate Smart Demo Farm (Peternakan Percontohan Cerdas Iklim) di Indonesia. 

    Inisiatif strategis ini bertujuan membangun sistem peternakan sapi perah yang berkelanjutan, produktif dan adaptif terhadap perubahan iklim, sekaligus memberdayakan peternak kecil untuk naik kelas menjadi peternak menengah dengan pendapatan yang lebih stabil.

    Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Nuryani Zainuddin menyambut baik dan mendukung penuh inisiatif FFI. 

    “Ini upaya nyata dalam mendukung kesejahteraan peternak sapi perah rakyat dengan peningkatan produktivitas sekaligus mentransformasi sektor peternakan menuju arah yang lebih berkelanjutan dan adaptif terhadap tantangan iklim. Program ini akan menjadi salah satu model pengembangan penting dalam pengembangan peternakan modern di Indonesia dan kami berharap dapat di replikasi menjadi program yang lebih besar ke depannya,” ujar Nuryani.

    Program ini krusial di tengah tantangan sektor susu nasional. Kontribusi susu segar lokal baru sekitar 20%, sementara lebih dari 90% produksi ditopang peternak kecil dengan rata-rata hanya 2–4 ekor sapi. Para peternak juga menghadapi tantangan perubahan iklim, seperti menurunnya kualitas pakan dan ketersediaan air.

    Diperlukan peningkatan produktivitas dan ketahanan agar peternak kecil juga dapat berkembang dan dapat lebih berperan dalam memenuhi kebutuhan susu nasional secara berkelanjutan. 
     

    Corporate Affairs Director Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro menyatakan, sebagai bagian dari korporasi yang juga di miliki oleh peternak sapi perah di Belanda, penandatanganan nota kesepahaman ini adalah komitmen Frisian Flag Indonesia dalam mendukung pemberdayaan dan kesejahteraan peternak sapi perah lokal. 

    “Di lain sisi, kami juga ingin mengambil andil dalam kemajuan bangsa melalui penguatan sektor pangan dan peternakan yang berkelanjutan. Sejalan dengan visi kami, Nourishing Indonesia to Progress, proyek Climate Smart Demo Farm menjadi program unggulan yang dirancang untuk menjawab tantangan ketahanan pangan, gizi, dan juga isu lingkungan,” ungkapnya. 
    Pengembangan pertenakan percontohan cerdas iklim

    Sebagai tahap awal, proyek ini akan mengembangkan 9 Peternakan Percontohan Cerdas Iklim di wilayah koperasi yang menjadi mitra strategis FFI, dengan target kepemilikan minimal 30 ekor sapi per peternakan. Setiap peternakan akan mendapatkan pelatihan dan pendampingan, termasuk penerapan praktik peternakan cerdas iklim seperti efisiensi penggunaan air dan pengelolaan limbah yang ramah lingkungan.

    Agriculture Counselor Dutch Embassy, Joost van Uum berujar kalau program ini mencerminkan bagaimana sinergi positif sektor publik, swasta, dan mitra pembangunan internasional dapat menghasilkan solusi nyata atas tantangan global seperti ketahanan pangan dan perubahan iklim.

    “Kami turut bangga dapat mendukung inisiatif yang tidak hanya bermanfaat bagi peternak lokal di Indonesia, tetapi juga menunjukkan semangat kolaborasi jangka panjang antara Belanda dan Indonesia,” terang Joost van Uum.

    Bekerjasama dengan mitra-mitra koperasi di berbagai wilayah di Pulau Jawa, nilai investasi awal program ini diperkirakan mencapai hampir 1 juta euro atau sekitar Rp 18,8 miliar. Pembangunan sendiri akan memakan waktu 2-3 tahun hingga siap beroperasi. 

    Lalu untuk tahap berikutnya program ini diharapkan bisa di duplikasi hingga mencapai 100 Peternakan Cerdas Iklim di berbagai wilayah Indonesia yang nilainya bisa mencapai hingga ratusan millar rupiah.

    Jakarta: PT Frisian Flag Indonesia (FFI), bersama SNV Netherlands Development Organisation, sebuah organisasi global non-pemerintah yang berfokus pada pengentasan kemiskinan dan Invest International, lembaga pembiayaan untuk perusahaan Belanda secara resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk mengembangkan Climate Smart Demo Farm (Peternakan Percontohan Cerdas Iklim) di Indonesia. 
     
    Inisiatif strategis ini bertujuan membangun sistem peternakan sapi perah yang berkelanjutan, produktif dan adaptif terhadap perubahan iklim, sekaligus memberdayakan peternak kecil untuk naik kelas menjadi peternak menengah dengan pendapatan yang lebih stabil.
     
    Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Nuryani Zainuddin menyambut baik dan mendukung penuh inisiatif FFI. 

    “Ini upaya nyata dalam mendukung kesejahteraan peternak sapi perah rakyat dengan peningkatan produktivitas sekaligus mentransformasi sektor peternakan menuju arah yang lebih berkelanjutan dan adaptif terhadap tantangan iklim. Program ini akan menjadi salah satu model pengembangan penting dalam pengembangan peternakan modern di Indonesia dan kami berharap dapat di replikasi menjadi program yang lebih besar ke depannya,” ujar Nuryani.
     
    Program ini krusial di tengah tantangan sektor susu nasional. Kontribusi susu segar lokal baru sekitar 20%, sementara lebih dari 90% produksi ditopang peternak kecil dengan rata-rata hanya 2–4 ekor sapi. Para peternak juga menghadapi tantangan perubahan iklim, seperti menurunnya kualitas pakan dan ketersediaan air.
     
    Diperlukan peningkatan produktivitas dan ketahanan agar peternak kecil juga dapat berkembang dan dapat lebih berperan dalam memenuhi kebutuhan susu nasional secara berkelanjutan. 
     

     
    Corporate Affairs Director Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro menyatakan, sebagai bagian dari korporasi yang juga di miliki oleh peternak sapi perah di Belanda, penandatanganan nota kesepahaman ini adalah komitmen Frisian Flag Indonesia dalam mendukung pemberdayaan dan kesejahteraan peternak sapi perah lokal. 
     
    “Di lain sisi, kami juga ingin mengambil andil dalam kemajuan bangsa melalui penguatan sektor pangan dan peternakan yang berkelanjutan. Sejalan dengan visi kami, Nourishing Indonesia to Progress, proyek Climate Smart Demo Farm menjadi program unggulan yang dirancang untuk menjawab tantangan ketahanan pangan, gizi, dan juga isu lingkungan,” ungkapnya. 

    Pengembangan pertenakan percontohan cerdas iklim

    Sebagai tahap awal, proyek ini akan mengembangkan 9 Peternakan Percontohan Cerdas Iklim di wilayah koperasi yang menjadi mitra strategis FFI, dengan target kepemilikan minimal 30 ekor sapi per peternakan. Setiap peternakan akan mendapatkan pelatihan dan pendampingan, termasuk penerapan praktik peternakan cerdas iklim seperti efisiensi penggunaan air dan pengelolaan limbah yang ramah lingkungan.
     
    Agriculture Counselor Dutch Embassy, Joost van Uum berujar kalau program ini mencerminkan bagaimana sinergi positif sektor publik, swasta, dan mitra pembangunan internasional dapat menghasilkan solusi nyata atas tantangan global seperti ketahanan pangan dan perubahan iklim.
     
    “Kami turut bangga dapat mendukung inisiatif yang tidak hanya bermanfaat bagi peternak lokal di Indonesia, tetapi juga menunjukkan semangat kolaborasi jangka panjang antara Belanda dan Indonesia,” terang Joost van Uum.
     
    Bekerjasama dengan mitra-mitra koperasi di berbagai wilayah di Pulau Jawa, nilai investasi awal program ini diperkirakan mencapai hampir 1 juta euro atau sekitar Rp 18,8 miliar. Pembangunan sendiri akan memakan waktu 2-3 tahun hingga siap beroperasi. 
     
    Lalu untuk tahap berikutnya program ini diharapkan bisa di duplikasi hingga mencapai 100 Peternakan Cerdas Iklim di berbagai wilayah Indonesia yang nilainya bisa mencapai hingga ratusan millar rupiah.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (PRI)

  • Mengenal Diasapin, Kuliner Incaran Pecinta Daging di Kota Bandung

    Mengenal Diasapin, Kuliner Incaran Pecinta Daging di Kota Bandung

    Liputan6.com, Bandung – Kuliner di kota Bandung memang selalu berhasil mencuri perhatian para pencinta makanan. Kota ini dikenal sebagai surga kuliner yang terus berinovasi menghadirkan berbagai sajian lezat dan menggugah selera.

    Setiap sudut kotanya seolah memiliki tempat makan yang menawarkan sesuatu yang unik baik dari segi rasa, tampilan, hingga konsep tempatnya. Tidak heran jika banyak wisatawan yang datang ke Bandung tidak hanya untuk berlibur tetapi juga untuk berburu kuliner.

    Adapun salah satu hidangan yang cukup populer dan banyak disukai masyarakat adalah olahan daging terutama daging sapi. Menu berbahan dasar daging sapi memang punya tempat tersendiri di hati banyak orang karena teksturnya yang empuk dan rasanya yang kaya.

    Kemudian di Bandung, berbagai jenis olahan daging sapi ditawarkan dalam bentuk masakan khas Sunda, sajian modern, hingga fusion food yang mengikuti tren kekinian. Setiap tempat makan memiliki racikan bumbu khas yang membuat daging sapi semakin lezat disantap.

    Inovasi dalam menyajikan olahan daging sapi juga menjadi nilai tambah kuliner Bandung. Misalnya, beberapa restoran memilih menggunakan teknik slow cooking untuk menghasilkan tekstur daging yang sangat lembut.

    Baru-baru ini di media sosial juga terdapat tempat makan yang menyediakan olahan daging menarik yaitu perut sapi crispy. Tempat tersebut dikenal dengan nama Diasapin dan cukup populer dengan menu dagingnya.

     

    Trabas Kamtibmas untuk Antisipasi Karhutla ala Polres Pemalang

  • Peternak Tak Yakin Target Impor Sapi Perah 250 Ribu Ekor Tercapai

    Peternak Tak Yakin Target Impor Sapi Perah 250 Ribu Ekor Tercapai

    Jakarta

    Peternak pesimis impor sapi perah 250 ribu ekor dapat tercapai tahun ini. Apalagi sampai pertengahan tahun ini realisasi baru di angka 9 ribu ekor.

    Ketua Umum Asosiasi Peternak Sapi Perah Indonesia (APSPI), Agus Warsito mengatakan untuk realisasi sebanyak 9.000 ekor sapi perah impor yang masuk, menurutnya baru berasal dari pengusaha besar. Karena berdasarkan laporannya, untuk koperasi atau peternak rakyat belum sama sekali melakukan importasi.

    “Kalau yang sekarang sudah tembus di angka 9 ribu (ekor), itu lebih pengadaannya dibiayai oleh pelaku-pelaku usaha, oleh pabrik, oleh farm-farm yang besar-besar gitu,” kata dia kepada detikcom, dikutip Selasa (17/6/2025).

    Jika dari peternakan rakyat tidak masif digenjot, maka target impor 250 ribu ekor tahun ini sulit tercapai. Agus mengatakan program ini bukan hanya membutuhkan perizinan yang mudah, tetapi membutuhkan skema khusus hingga respon cepat perbankan juga diperlukan.

    “Itu kalau ngandelin perusahaan-perusahaan gede, big farm nggak akan tembus. Tapi kalau memobilisasi peternakan sapi perah rakyat, kemudian memberikan skema skema khusus, ada instruksi khusus untuk mensupport importasi sapi perah ini kepada lembaga perbankan khususnya Himbara (Himpunan Bank Milik Negara), tentu bukan hal yang mustahil bahwa 250 ribu akhir tahun ini akan tembus,” ungkapnya.

    Agus mengatakan setelah pengumuman dari pemerintah bahwa impor sapi perah dibuka lebar, antusias dari peternak sangat tinggi. Karena sejauh ini kualitas sapi perah di Indonesia telah mengalami penurunan karena salah pengembangbiakan di daerah.

    Untuk itu memang diperlukan sapi perah impor untuk tetap meningkatkan produksi susu dalam negeri. Sayangnya, Agus mengatakan peternak mengalami kendala pembiayaan. Padahal peternak rakyat telah mengantongi izin impornya.

    “Ini sudah sampai pada posisi BI checkingnya sudah kelar, karena kan proses perbankan kan tidak bisa tidak harus memenuhi prosedur perbankannya. Nah ini sampai sekarang masih belum kelar-kelar ini, sudah hampir berapa bulan ya prosesnya, sudah hampir 4 bulan nih,” ungkapnya.

    Agus mencontohkan salah satu koperasi di Semarang yang telah mendapatkan izin impor sebanyak 4.500 ekor sapi perah. Menurutnya jika satu koperasi saja dapat mengimpor 4.500 ekor, maka importasi yang dilakukan oleh peternak rakyat akan sangat masif.

    “Kita ini mendapat release perizinan dari PT importir yang kita pegang itu sampai 4.500 ekor.Tahap pertama ini kan 1.500 ekor dulu karena kapalnya itu kapasitasnya hanya 1.500 ekor sekali pengapalan.Nah kita ngurus yang 1.500 ekor ini tidak tembus-tembus gitu ya,” ungkapnya.

    Sebagai informasi, pemerintah mencanangkan impor sapi perah sebanyak 250 ribu ton pada 2025. Namun, sampai pertengahan tahun ini realisasinya belum mencapai setengah dari target tersebut.

    Untuk diketahui, impor sapi perah ini dilakukan untuk menambah pasokan susu dalam negeri. Karena selama ini 80% pasokan susu dalam negeri dipenuhi dari impor.

    Maka pengembangbiakan dan penambahan produksi susu diperlukan. Selain itu, pasokan susu akan lebih banyak dibutuhkan untuk pemenuhan program makan bergizi gratis (MBG).

    Berdasarkan data Kementerian Pertanian dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, hingga akhir Mei 2025, sebanyak 196 pelaku usaha menyatakan komitmen mendatangkan hampir satu juta ekor sapi perah dalam kurun lima tahun ke depan. Realisasi awal tercatat 9.736 ekor sapi telah masuk dari Australia secara bertahap melalui jalur laut dan udara.

    (acd/acd)

  • Impor Sapi Hidup Tak Lagi Dibatasi

    Impor Sapi Hidup Tak Lagi Dibatasi

    Jakarta

    Pemerintah tak lagi membatasi importasi sapi hidup, baik itu bakalan dan sapi perah. Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengatakan impor sapi hidup tidak seperti impor daging yang langsung habis.

    Ia menjelaskan, impor sapi hidup akan memberikan nilai tambah bagi negara, misalnya tenaga kerja yang akan terserap di peternakan sapi. Selain itu, impor sapi hidup juga akan menambah produksi daging dan susu dalam negeri.

    “(Impor) Sapi hidup bebas, (karena) ada nilai tambah (seperti menambah) tenaga kerja,” kata dia kepada detikcom, Senin (16/6/2025).

    Impor sapi hidup sebelumnya sempat dibatasi jumlahnya. Namun melihat produksi daging dan susu dalam negeri yang kurang dari kebutuhan, maka importasi sapi hidup kini tak lagi dibatasi.

    Sebagai informasi, sebelumnya pemerintah telah menambah jumlah impor sapi bakalan sebanyak 184 ribu ekor. Hal ini dilakukan untuk menggenjot produksi daging sapi dalam negeri.

    Zulhas mengatakan sebelumnya kuota impor sapi bakalan 2025 sebanyak 350 ribu ekor. Artinya dengan penambahan 184 ribu ekor, impor sapi bakalan tahun ini menjadi 534 ribu ekor.

    “(Jumlah impor sapi bakalan) 350 ribu ekor tambah 184 ribu ekor. Jadi saya sudah tadi bicara dengan teman-teman kalau memang kita fokusnya sapi bakalan nanti bakalan kita bebasin aja. Nggak usah ada kuota-kuota lagi. Kalau memang ingin penggemukan, artinya yang diatur daging bekunya,” kata Zulhas dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Bidang Pangan, Graha Mandiri, Jakarta, Jumat (16/5).

    Sedangkan impor daging kerbau beku dipangkas sebanyak 100 ribu ton. Sebelumnya jumlah impor daging kerbau tahun ini diputuskan 200 ribu ton

    Kemudian, impor sapi perah juga telah dialokasikan lebih banyak untuk menggenjot produksi susu dalam negeri. Pemerintah menargetkan impor sapi bunting atau sapi perah sebanyak 1 juta ekor sampai 2029.

    Pada 2025, targetnya impor sapi perah dapat mencapai 250 ribu ekor. Namun, berdasarkan data Kementerian Pertanian dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, hingga akhir Mei 2025, sebanyak 196 pelaku usaha menyatakan komitmen mendatangkan hampir satu juta ekor sapi perah dalam kurun lima tahun ke depan.

    Realisasi awal tercatat 9.736 ekor sapi telah masuk dari Australia secara bertahap melalui jalur laut dan udara.

    Untuk mendukung pengembangan peternakan sapi perah skala besar, dibutuhkan lahan sekitar 1,45 juta hektar. Pemerintah juga mendorong model kemitraan antara investor dan peternak rakyat agar distribusi manfaat ekonomi lebih merata.

    Langkah strategis ini diperkuat dengan masuknya program percepatan produksi susu dan daging sebagai salah satu dari 77 Proyek Strategis Nasional (PSN) dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029. Proyek ini akan dilaksanakan di 29 lokasi di berbagai provinsi.

    (acd/acd)

  • Harga bawang merah Rp40.831/kg, cabai rawit Rp51.373/kg

    Harga bawang merah Rp40.831/kg, cabai rawit Rp51.373/kg

    Komoditas bawang merah yang dijual di operasi pasar pangan murah di halaman Kantor Pos Flora Jakarta, Senin (24/2/2025). ANTARA/Harianto

    Bapanas: Harga bawang merah Rp40.831/kg, cabai rawit Rp51.373/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Senin, 16 Juni 2025 – 10:17 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga bawang merah tingkat konsumen mencapai Rp40.831 per kilogram (kg) dibandingkan sebelumnya Rp41.992 per kg, sedangkan cabai rawit merah Rp51.373 per kg turun dari sebelumnya Rp51.825 per kg.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Senin pukul 08.30 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, seperti beras premium di harga Rp15.788 per kg naik tipis dari sebelumnya di harga Rp15.727 per kg.

    Lalu, beras medium di harga Rp13.940 per kg turun tipis dari hari sebelumnya Rp13.944 per kg; lalu beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog di harga Rp12.526 per kg turun dari sebelumnya Rp12.569 per kg.

    Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp5.749 per kg turun dari sebelumnya Rp6.205 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.842 per kg turun tipis dari sebelumnya tercatat Rp10.855 kg.

    Berikutnya bawang putih bonggol di harga Rp39.791 per kg naik tipis dari hari sebelumnya tercatat Rp39.370 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp43.393 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp43.783 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp45.108 per kg turun dari hari sebelumnya tercatat Rp46.118 per kg.

    Bapanas juga mencatat komoditas daging sapi murni di harga Rp134.684 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp135.416 per kg, daging ayam ras Rp35.429 per kg naik dari sebelumnya Rp34.908 per kg, lalu telur ayam ras Rp29.441 per kg naik tipis dari sebelumnya 29.160 per kg.

    Gula konsumsi di harga Rp18.528 per kg naik tipis dari sebelumnya tercatat Rp18.443 per kg.

    Kemudian, harga minyak goreng kemasan di harga Rp20.565 per liter turun dari sebelumnya tercatat Rp20.792 per liter; minyak goreng curah di harga Rp17.323 per liter turun dari sebelumnya tercatat Rp17.625 per liter; Minyakita di harga Rp17.449 per liter turun tipis dari sebelumnya di level Rp17.571 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah di harga Rp9.722 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp9.790 per kg; lalu tepung terigu kemasan di harga Rp12.605 per kg turun dari sebelumnya Rp12.977 per kg.

    Berikutnya, komoditas ikan kembung di harga Rp42.133 per kg naik dari sebelumnya tercatat Rp41.054 per kg; ikan tongkol di harga 35.003 per kg naik dari sebelumnya Rp34.280 per kg; lalu ikan bandeng di harga Rp35.000 per kg naik dari sebelumnya Rp34.490 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.422 per kg turun tipis dibandingkan harga sebelumnya tercatat Rp11.600 per kg.

    Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp95.278 per kg turun dari sebelumnya Rp104.979 kg; daging kerbau segar lokal di harga Rp138.214 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp140.488 per kg.

    Sumber : Antara

  • Kadin dan P2MI Buka Pintu Kerja ke Luar Negeri pada 2025

    Kadin dan P2MI Buka Pintu Kerja ke Luar Negeri pada 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) bersama Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) sepakat memperkuat sinergi dalam membuka peluang kerja legal di luar negeri bagi warga negara Indonesia.

    Targetnya lebih dari 400.000 pekerja migran Indonesia (PMI) siap diberangkatkan ke berbagai negara sepanjang 2025.

    Komitmen ini disampaikan oleh Menteri P2MI Abdul Kadir Karding dalam acara pelepasan simbolis calon pekerja migran di Menara Kadin, Jakarta, Minggu (15/6/2025).

    “Hari ini Kadin Indonesia mengirim simbolik 5.000 CPMI. Ini momentum besar bagi kerja sama kami antara Kadin dan kementerian,” kata Menteri Abdul Kadir Karding.

    Dalam program awal ini, sekitar 5.000 calon pekerja migran Indonesia (CPMI) akan ditempatkan di delapan negara, yakni Turki, Slovakia, Taiwan, Jepang, Arab Saudi, dan Jerman.

    Jenis pekerjaan yang ditawarkan pun beragam, mulai dari chef, pekerja konstruksi, perawat spesialis, penggalian tanah, hingga peternakan sapi.

    Menteri Abdul Kadir Karding menegaskan, peningkatan jumlah PMI bukan hanya berdampak pada pengurangan pengangguran dan kemiskinan, tetapi memperkuat ekonomi nasional dan keluarga melalui devisa.

    Lebih jauh, penempatan pekerja migran juga dinilai sebagai bentuk investasi sumber daya manusia (SDM). Pasalnya, akan terjadi transfer ilmu dan keterampilan serta perluasan jaringan (networking) internasional.

    Data 2024 menunjukkan bahwa 80 persen PMI berasal dari sektor low-skilled, seperti asisten rumah tangga, caregiver, pembersih, dan sopir. Kementerian P2MI kini gencar mendorong transformasi menuju pekerja profesional melalui pelatihan dan sertifikasi yang sesuai standar global.

    Pemerintah mengajak Kadin untuk tak hanya berperan dalam penempatan tenaga kerja, tetapi juga aktif sejak proses rekrutmen, pelatihan, sertifikasi hingga pendampingan di luar negeri. Dengan cara ini, para pekerja migran Indonesia bisa lebih siap, kompeten, dan terlindungi.

    “Kadin jangan hanya di penempatan, tapi juga harus terlibat dalam pelatihan dan pemberdayaan,” tegasnya.

  • Peringati Hari Susu Nasional 2025, Pertamina Gaungkan Program DEB Ketahanan Pangan – Page 3

    Peringati Hari Susu Nasional 2025, Pertamina Gaungkan Program DEB Ketahanan Pangan – Page 3

    Sementara itu, VP CSR & SMEPP Management Pertamina Rudi Arifianto, menjelaskan DEB Ketahanan Pangan mencakup sektor pertanian, peternakan, perikanan, sayur, palawija, termasuk diantaranya adalah susu.

    “Saat ini Kelompok Masyarakat Mitra DEB Pertamina, sudah berhasil memproduksi  1.750 liter kapasitas susu, hasil produksi empat desa dari 103 DEB ketahanan pangan. Program ini membantu dan mendukung para petani agar semakin bisa meningkatkan produktivitasnya,” jelas Rudi.

    Empat DEB yang secara khusus mengembangkan potensi peternakan sapi perah yaitu di Boyolali, Sruni, Desa Krueng Raya, dan Desa Suntejaya. Salah satu yang menonjol adalah di Boyolali, di mana hampir setiap rumah memiliki sapi perah. Kotoran sapi yang sebelumnya menjadi limbah, kini diolah menjadi biogas melalui lebih dari 100 unit biodigester.

    “Saat ini Kelompok Masyarakat Mitra DEB Pertamina, sudah berhasil memproduksi  1.050 liter kapasitas susu per hari, di 4 desa dari 103 DEB ketahanan pangan. Program ini membantu dan mendukung para petani agar semakin bisa meningkatkan produktivitasnya,” jelas Rudi.

    Empat DEB yang secara khusus mengembangkan potensi peternakan sapi perah, yaitu di Desa Keposong, Desa Sruni dan Desa Gedangan di Kabupaten Boyolali, serta Desa Suntejaya, Kabupaten Bandung. Salah satu yang menonjol adalah di Desa Keposong, di mana hampir setiap rumah memiliki sapi perah. Kotoran sapi yang sebelumnya menjadi limbah, kini diolah menjadi biogas dengan kapasitas 20 meter kubik, warga yang sebelumnya harus membeli gas elpiji untuk kebutuhan sehari-hari. 

    Selain itu, di Desa Gedangan kini juga mengolah hasil susu menjadi produk bernilai tambah seperti tahu susu, susu pasteurisasi, dan donat susu.

     

    Salah satu peserta Hari Susu Nusantara, Muhammad Afyan yang juga mahasiswa asal Pekanbaru memberikan apresiasi atas upaya Pertamina mendukung ketahanan pangan.

    “Menurut saya, program-program terkait pangan yang diinisiasi Pertamina, memiliki tingkat sustainable yang tinggi, melalui upaya tersebut tentunya saya berharap ketahanan pangan Indonesia bisa semakin meningkat. Semoga upaya yang dilakukan Pertamina bisa meningkatkan ketahanan pangan negara Indonesia,” harapnya.

    Melalui program DEB Ketahanan Pangan, Pertamina membuktikan bahwa akses energi terbarukan di desa mampu menciptakan sistem pangan yang lebih tahan krisis, inklusif, dan berdaya saing. Dari telur ayam, sayur hidroponik, pupuk organik, hingga segelas susu yang diminum, semuanya adalah hasil nyata dari gotong royong, teknologi tepat guna, dan energi sehat yang terus mengalir dari desa ke seluruh Indonesia.

     

    (*)