Hewan: Sapi

  • Ribuan Sapi Perah Impor Tiba di Indonesia, Harapan Baru untuk Peternak Lokal

    Ribuan Sapi Perah Impor Tiba di Indonesia, Harapan Baru untuk Peternak Lokal

    JAKARTA – Sebanyak 1.573 ekor sapi perah bunting asal Australia tiba di Indonesia dalam dua hari terakhir. Kehadiran ribuan sapi tersebut menjadi angin segar bagi peternak lokal sekaligus langkah strategis untuk memperkuat produksi susu nasional.

    Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan), Agung Suganda, menyampaikan bahwa kedatangan sapi impor ini merupakan bagian dari upaya percepatan peningkatan populasi sapi perah dalam negeri.

    “Dalam dua hari, 1.573 ekor sapi perah bunting didatangkan dari Australia untuk memperkuat populasi dan mendukung produktivitas peternak lokal secara berkelanjutan,” kata Agung saat dikonfirmasi di Jakarta, Antara, Minggu, 29 Juni.

    Dari total sapi yang masuk, sebanyak 1.088 ekor tiba di Pelabuhan Tanjung Tembaga, Probolinggo, pada Sabtu kemarin, difasilitasi oleh PT Santosa Agrindo Lestari (Santori), anak perusahaan JAPFA. 

    Proses ini juga melibatkan sejumlah perusahaan lain seperti PT Greenfields Dairy Indonesia, PT Karya Suci Pratama, PT Irfai Berkah Sejahtera, PT Arla Food, serta Koperasi Suka Makmur.

    Sementara itu, sehari sebelumnya, Jumat (27/6), sebanyak 485 ekor sapi perah telah lebih dulu masuk melalui Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, oleh PT Kironggo Joyo.

    “Ini bagian dari Program Percepatan Produksi Susu dan Daging Nasional (P2SDN), yang menargetkan peningkatan populasi sapi perah hingga 1 juta ekor pada 2029,” ujar Agung.

    Langkah ini, lanjut Agung, juga mendukung program prioritas pemerintah, salah satunya Makan Bergizi Gratis, yang membutuhkan suplai susu dalam jumlah besar.

    Saat ini, produksi Susu Segar Dalam Negeri (SSDN) baru mampu memenuhi sekitar 21 persen dari kebutuhan nasional sebesar 4,6 juta ton per tahun.

    “Kehadiran sapi impor ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas peternak lokal dan mendorong kemandirian produksi susu dalam negeri,” tambahnya.

    Direktur Kesehatan Hewan Ditjen PKH, Imron Suandy, menegaskan bahwa seluruh sapi telah melalui pemeriksaan ketat sejak sebelum diberangkatkan dari Australia hingga tiba di Indonesia.

    “Kami bekerja sama dengan Badan Karantina Indonesia untuk melakukan tindakan karantina dan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh. Ini bagian dari komitmen menjaga kesehatan hewan dan menjamin keamanan pangan,” kata Imron.

    Ia menambahkan, pengawasan akan tetap dilakukan selama proses distribusi sapi ke para perusahaan joint shipment dan peternak mitra, khususnya di wilayah Jawa Timur. 

  • Lagi? Pendaki WNA Asal Malaysia Tergelincir di Rinjani, Bagaimana Nasibnya Kini?

    Lagi? Pendaki WNA Asal Malaysia Tergelincir di Rinjani, Bagaimana Nasibnya Kini?

    PIKIRAN RAKYAT – Insiden kembali terjadi di jalur pendakian Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Kali ini, seorang pendaki warga negara asing (WNA) asal Malaysia bernama Nazril (47) dikabarkan tergelincir saat dalam perjalanan menuju Danau Segara Anak, usai mencapai puncak gunung.

    Informasi dari Humas Polres Lombok Timur Iptu Nicolas Oesman menyebutkan bahwa insiden tersebut terjadi pada Sabtu, 28 Juni 2025.

    “Korban mengalami kecelakaan dengan terpeleset saat akan menuju Danau Segara Anak Gunung Rinjani, setelah melakukan pendakian,” ujar Nicolas.

    Meski sempat jatuh dan mengalami luka, kondisi korban tidak mengkhawatirkan.

    Ia segera dibantu oleh porter dan sesama pendaki yang menyertainya untuk turun ke bawah.

    Pada Sabtu pagi, korban langsung dibawa ke Puskesmas Sembalun guna mendapatkan penanganan medis.

    “Korban telah dievakuasi dan saat ini telah mendapatkan pertolongan medis,” ujar Nicolas.

    Kronologi Kejadian

    Diketahui, Nazril melakukan pendakian bersama rombongan yang terdiri dari 12 orang.

    Mereka memulai perjalanan dari pintu pendakian Kandang Sapi Bawak Nao, Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, pada Kamis, 26 Juni 2025.

    Insiden terjadi saat perjalanan turun menuju Danau Segara Anak, setelah sebelumnya berhasil mencapai puncak Rinjani.

    Menurut keterangan polisi, korban terpeleset karena berusaha menghindari kerumunan porter yang melintas di jalur tersebut.

    “Setelah itu korban terpeleset akibat menghindari porter yang cukup banyak melintas di jalur tersebut,” ucapnya.

    Akibat tergelincir, korban mengalami lebam di kaki kanan, rasa nyeri di bagian pinggul, dan luka gores di kepala. Namun demikian, kondisinya sudah tertangani.

    “Kondisi korban mengalami luka-luka dan sudah mendapatkan perawatan intensif,” tutur Nicolas. ****

  • RI Datangkan Lebih dari 1.500 Sapi Perah dari Australia buat Geber Produksi Susu

    RI Datangkan Lebih dari 1.500 Sapi Perah dari Australia buat Geber Produksi Susu

    Jakarta

    Lebih dari 1.500 ekor sapi perah bunting asal Australia tiba di Indonesia. Langkah ini sebagai upaya untuk memperkuat populasi sapi perah dan mendukung produktivitas peternak lokal guna mempercepat peningkatan produksi susu dalam negeri.

    Sebanyak 1.088 ekor sapi perah tiba di Pelabuhan Tanjung Tembaga, Probolinggo, pada Sabtu (28/6/2025). Pemasukan ini difasilitasi oleh PT Santosa Agrindo Lestari (Santori), anak perusahaan JAPFA, bekerja sama dengan PT Greenfields Dairy Indonesia, PT Karya Suci Pratama, PT Irfai Berkah Sejahtera, PT Arla Food, serta Koperasi Suka Makmur.

    Sehari sebelumnya, 485 ekor sapi perah juga telah masuk ke Indonesia melalui Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, oleh PT Kironggo Joyo. Total, dalam waktu dua hari, jumlah sapi perah impor yang masuk mencapai 1.573 ekor.

    Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Agung Suganda, mengatakan bahwa langkah ini selaras dengan program pemerintah dalam mempercepat peningkatan populasi dan produksi susu nasional, khususnya melalui Program Percepatan Produksi Susu dan Daging Nasional (P2SDN).

    “Pemerintah menargetkan peningkatan populasi sapi perah sebanyak satu juta ekor hingga tahun 2029. Ini adalah bagian penting dari strategi mencapai ketahanan pangan dan mendukung program Makan Bergizi Gratis,” ujar Agung dalam keterangan tertulis, Minggu (29/6/2025)

    Saat ini, produksi Susu Segar Dalam Negeri (SSDN) baru mampu memenuhi sekitar 21% dari kebutuhan nasional yang mencapai 4,6 juta ton per tahun. Kehadiran sapi impor ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas peternak lokal dan mendorong kemandirian produksi susu di dalam negeri.

    Menurut JAPFA, sapi yang diimpor merupakan sapi perah persilangan antara Holstein dan Jersey yang memiliki keunggulan genetik berupa produktivitas susu tinggi, masa laktasi panjang, interval kelahiran yang singkat, serta lebih adaptif terhadap iklim tropis Indonesia. Selain itu, ukuran tubuh yang lebih kecil dinilai lebih sesuai untuk dikelola oleh peternak skala kecil dan menengah.

    Direktur Kesehatan Hewan, Imron Suandy, menegaskan bahwa seluruh sapi impor telah melalui protokol kesehatan hewan yang ketat sejak sebelum pengiriman hingga tiba di Indonesia. Pemerintah memastikan hewan yang masuk dalam kondisi sehat, bebas penyakit hewan menular strategis, dan telah disertai dokumen lengkap sesuai standar internasional.

    “Bersama dengan Badan Karantina Indonesia, tindakan karantina dan pemeriksaan kesehatan hewan akan kami lakukan secara menyeluruh. Ini bagian dari komitmen kami menjaga kesehatan hewan sekaligus menjamin keamanan pangan asal hewan,” ujar Imron.

    Ia menambahkan, pengawasan juga akan terus dilakukan selama proses distribusi sapi ke para perusahaan joint shipment dan peternak mitra Greenfields di Jawa Timur.

    CEO Greenfields, Akhil Chandra, menjelaskan bahwa sapi-sapi tersebut akan didistribusikan kepada 120 peternak mitra yang tersebar di Kabupaten Malang, Blitar, Pasuruan, dan Kota Batu, Jawa Timur.

    “Kami juga akan menyerap seluruh hasil susu dari peternak mitra dan memberikan dukungan teknis berkelanjutan agar para peternak dapat meningkatkan produktivitas secara optimal,” ujarnya.

    (acd/acd)

  • Pendaki WNA tergelincir di Gunung Rinjani Lombok

    Pendaki WNA tergelincir di Gunung Rinjani Lombok

    “Korban mengalami kecelakaan dengan terpeleset saat akan menuju Danau Segara Anak Gunung Rinjani, setelah melakukan pendakian,”

    Mataram (ANTARA) – Seorang pendaki warga negara asing (WNA) bernama Nazril (47) asal Negara Malaysia dikabarkan tergelincir saat melakukan pendakian di kawasan Gunung Rinjani, Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

    “Korban mengalami kecelakaan dengan terpeleset saat akan menuju Danau Segara Anak Gunung Rinjani, setelah melakukan pendakian,” kata Humas Polres Lombok Timur Iptu Nicolas Oesman di Lombok Timur, Sabtu.

    Akibat peristiwa itu, korban hanya mengalami luka atau tidak cukup parah dan dibawa rekan sesama pendakinya dan porter, seseorang yang membantu membawa barang bawaan pendaki, yang menemaninya untuk turun ke bawah, Sabtu pagi (28/6) langsung dibawa ke Puskesmas Sembalun guna mendapatkan pertolongan.

    “Korban telah dievakuasi dan saat ini telah mendapatkan pertolongan medis,” katanya.

    Sementara korban berangkat melakukan pendakian bersama 12 orang melalui pintu pendakian Kandang sapi Bawak Nao Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Kamis (26/6).

    Kemudian setelah selesai melakukan pendakian ke puncak Gunung Rinjani, korban bersama temannya melakukan perjalanan menuju ke Danau Segara Anak.

    “Setelah itu korban terpeleset akibat menghindari porter yang cukup banyak melintas di jalur tersebut,” katanya.

    Setelah itu porter dan teman korban untuk dibawa turun dengan mengalami lebam sebelah kaki kanan, pinggul masih merasa sakit, luka gores di kepala.

    ” Kondisi korban mengalami luka-luka dan sudah mendapatkan perawatan intensif,” katanya.

    Pewarta: Akhyar Rosidi
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Singapura Revisi Batas Usia Donor Darah Buntut Populasi Menua-Stok Menipis

    Singapura Revisi Batas Usia Donor Darah Buntut Populasi Menua-Stok Menipis

    Jakarta

    Demi memperluas jumlah donor darah, otoritas kesehatan Singapura menaikkan batas usia maksimum donor darah untuk pertama kalinya. Dari semula 60 menjadi 65 tahun, demikian pengumuman Menteri Kesehatan Ong Ye Kung pada Sabtu (28/6/2025). Kebijakan ini akan mulai berlaku pada 1 Januari 2026.

    Menurut Ong, langkah tersebut sejalan dengan meningkatnya angka harapan hidup serta kualitas kesehatan masyarakat lansia di Singapura. Ia menjelaskan data lokal justru menunjukkan risiko efek samping dari donor darah cenderung menurun seiring bertambahnya usia.

    “Tidak ada alasan kuat untuk menganggap bahwa setelah usia 60, risiko efek samping donor darah tiba-tiba meningkat secara signifikan,” ujar Ong dalam peringatan Hari Donor Darah Sedunia di Marina Bay Sands.

    Saat ini, warga yang ingin mendonorkan darah untuk pertama kali harus berusia 60 tahun atau lebih muda. Sementara itu, yang sudah rutin donor dapat terus menyumbangkan darahnya hingga usia 65 tahun atau lebih, asalkan masih memenuhi kriteria kesehatan.

    Dengan adanya revisi kebijakan ini, masyarakat sehat berusia hingga 65 tahun dapat menjadi donor baru, menyamakan Singapura dengan negara-negara seperti Hong Kong, Taiwan, Irlandia, Belanda, Korea Selatan, dan Inggris.

    Populasi Menua

    Menteri Ong, yang juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Kebijakan Sosial, mengungkapkan Singapura menghadapi tantangan serius dalam menjaga kestabilan pasokan darah nasional.

    “Populasi menua mendorong peningkatan permintaan terhadap produk darah, sementara jumlah donor yang memenuhi syarat semakin berkurang,” jelasnya.

    Jumlah donor baru tercatat menurun, semula lebih dari 20.000 orang pada 2013, kini hanya sekitar 18.000 pada 2024. Di sisi lain, kebutuhan darah justru terus meningkat. Pada 2024, lebih dari 35.000 pasien menerima transfusi darah, termasuk untuk operasi, pengobatan kanker, serta komplikasi saat persalinan.

    “Setiap kantong darah yang disumbangkan bisa menyelamatkan hingga tiga nyawa,” tegas Ong. Ia memperingatkan bahwa jika stok darah tidak mencukupi, berbagai layanan medis penting bisa tertunda, bahkan mengancam nyawa pasien.

    Singapura juga harus menghadapi fluktuasi musiman dalam suplai darah, terutama saat hari libur, musim perayaan, atau akhir pekan panjang, ketika banyak orang bepergian ke luar negeri. Pada awal 2024, misalnya, stok darah golongan O sempat turun ke tingkat kritis, hanya cukup untuk enam hari.

    Namun, setelah Menteri Ong secara langsung mengimbau masyarakat untuk mendonor, stok darah berhasil meningkat hampir 2,3 kali lipat hanya dalam waktu seminggu. Hal ini menunjukkan masyarakat siap bergerak ketika dibutuhkan.

    Di luar perubahan kebijakan, Menteri Ong juga berbagi cerita pribadinya. Ia mengaku tidak bisa donor darah selama bertahun-tahun karena pernah tinggal di Inggris pada 1980-an, saat terjadi wabah penyakit sapi gila (vCJD), gangguan otak langka yang ditularkan melalui daging sapi terkontaminasi.

    Namun kini, dengan pembaruan pedoman donor, Ong akhirnya dapat menyumbangkan darah melalui metode aferesis yaitu proses saat hanya komponen darah tertentu, seperti plasma atau trombosit, yang diambil, sementara sisanya dikembalikan ke tubuh pendonor. Menurutnya, risiko penularan vCJD melalui metode ini sangat kecil hingga dapat diabaikan.

    Meskipun kebijakan dan sistem terus diperbarui, Ong menegaskan keberhasilan program donor darah nasional tetap bergantung pada semangat gotong royong masyarakat.

    “Mendonor itu memberi kebahagiaan,” kata Ong.

    “Mari kita teruskan misi penting ini untuk memastikan pasokan darah Singapura tetap aman dan berkelanjutan untuk generasi yang akan datang,” tutupnya.

    (naf/up)

  • Kronologi Pendaki Malaysia Jatuh di Gunung Rinjani, Terungkap Penyebabnya
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        28 Juni 2025

    Kronologi Pendaki Malaysia Jatuh di Gunung Rinjani, Terungkap Penyebabnya Regional 28 Juni 2025

    Kronologi Pendaki Malaysia Jatuh di Gunung Rinjani, Terungkap Penyebabnya
    Tim Redaksi
    LOMBOK TIMUR.COM –
    Warga Negara Asing (WNA) asal Malaysia,
    Nazli Bin Awang Ma’had
    (47), yang terpeleset di jalur Danau Segare Anak, Kamis (27/6/2025), telah mendapat perawatan intensif di Puskesmas Sembalun.
    Humas Kapolres Lombok Timur, AKP Nicolas Oesman, pada Kompas.com, Sabtu (28/6/2025), menjelaskan kronologis pendaki
    WNA Malaysia
    hingga dilaporkan jatuh dan proses evakuasi terhadap Nazil.
    “Kami telah mendapat laporan dari Kepala Resort Taman Nasional
    Gunung Rinjani
    (TNGR) Sembalun, terkait pendakian yang dilakukan WNA Malaysia yang mengalami kecelakaan (tergelincir atau terpeleset) saat melakukan pendakian ke Gunung Rinjani,” kata Nicolas.
    Nicolas menjelaskan kronologis kejadian yang dialami Nazil.
    Pada Kamis (26/6/2025) sekitar pukul 10.30 Wita, pendaki Malaysia berangkat mendaki bersama 12 orang anggota rombongannya, melalui pintu pendakian Kandang Sapi Bawak Nao, Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur.
    Mereka kemudian melakukan perjalanan dan sempat melakukan pendakian ke puncak Gunung Rinjani, dan memilih turun menuju Danau Segare Anak.
    “Sekitar pukul 14.30 Wita, pendaki Nazil Bin Awang Ma’had terpeleset akibat menghindari porter yang cukup banyak melintas di jalur tersebut, karena ada pendaki yang mengalami kecelakaan. Porter dan rekan korban memberi pertolongan pada korban,” kata Nicolas.
    Saat itu, korban tidak bisa melanjutkan perjalanan karena rasa sakit di bagian pinggang dan kakinya, serta ada sedikit luka di bagian kepala.
    Saat itulah, porter dan rekan korban melapor ke pihak TNGR untuk segera mendapat pertolongan atau dievakuasi ke lokasi yang memungkinkan korban dibawa menggunakan kendaraan.
    “Tim evakuasi kemudian langsung bergerak Jumat malam pukul 23.00 Wita memberi pertolongan pada korban. Sesampai di lokasi, korban langsung ditandu oleh tim evakuasi,” katanya.
    Korban asal Malaysia ini berhasil dibawa turun oleh tim evakuasi dari TNGR, SAR Lombok Timur, TNI, Polri, dan relawan menuju Shelter Emergency Pelawangan Sembalun pada pukul 01.30 Wita.
    Selama 2 jam, korban istirahat di Shelter Pelawangan dan kembali ditandu menuju pos 2 Sembalun dan tiba Sabtu pagi (28/6/2025) pukul 06.30 Wita.
    Korban kemudian dibawa menggunakan kendaraan roda dua menuju Puskesmas Sembalun untuk mendapat pemeriksaan kesehatan.
    Luka yang dialami WNA Malaysia berdasarkan keterangan medis yakni mengalami lebam di kaki kanan, korban masih merasakan sakit di bagian pinggang serta luka gores di kepala.
    Kepala TNGR, Yarman, menjelaskan data terkait WNA Malaysia adalah Nazil Bin Mahad, yang dilaporkan melakukan pendakian melalui pintu pendakian Kandang Sapi bersama 12 rekannya, dengan tiket resmi menggunakan Tracking Organizer (TO) Juan Adventure.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Harga bawang merah Rp40.700/kg, cabai rawit Rp59.391/kg

    Harga bawang merah Rp40.700/kg, cabai rawit Rp59.391/kg

    Arsip foto – Bawang merah dan komoditas pangan lainnya yang dijual di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (17/2/2025) sore. ANTARA/Harianto.

    Bapanas: Harga bawang merah Rp40.700/kg, cabai rawit Rp59.391/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Sabtu, 28 Juni 2025 – 10:13 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga bawang merah tingkat konsumen mencapai Rp40.700 per kilogram (kg) dibandingkan sebelumnya Rp44.824 per kg, sedangkan cabai rawit merah Rp59.391 per kg turun dari sebelumnya Rp60.655 per kg.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Sabtu pukul 06.44 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp16.241 per kg naik tipis dari sebelumnya Rp15.796 per kg.

    Lalu, beras medium di harga Rp14.252 per kg naik tipis dari hari sebelumnya Rp14.112 per kg.

    Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp6.154 per kg naik tipis dari sebelumnya Rp6.144 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.840 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp10.858 per kg.

    Berikutnya bawang putih bonggol di harga Rp36.000 per kg turun tipis dari hari sebelumnya Rp39.574 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp33.400 per kg turun dari sebelumnya Rp42.773 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp30.400 per kg turun dari sebelumnya Rp42.115 per kg.

    Lalu daging sapi murni Rp129.045 per kg turun dari sebelumnya Rp135.393 per kg, daging ayam ras Rp35.383 per kg naik dari sebelumnya Rp34.751 per kg, lalu telur ayam ras Rp29.710 per kg naik dari sebelumnya 29.271 per kg.

    Gula konsumsi di harga Rp18.375 per kg turun tipis dari sebelumnya tercatat Rp18.444 per kg.

    Kemudian, minyak goreng kemasan Rp20.654 per liter turun tipis dari sebelumnya Rp20.761 per liter; minyak goreng curah Rp17.782 per liter naik dari sebelumnya Rp17.533 per liter; Minyakita Rp17.122 per liter turun tipis dari sebelumnya Rp17.550 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah Rp10.000 per kg naik tipis dari sebelumnya Rp9.740 per kg; lalu tepung terigu kemasan Rp12.796 per kg turun dari sebelumnya Rp12.979 per kg.

    Komoditas ikan kembung di harga Rp34.083 per kg turun dari sebelumnya Rp40.643 per kg; ikan tongkol 28.615 per kg turun dari sebelumnya Rp33.564 per kg; ikan bandeng Rp36.450 per kg naik dari sebelumnya Rp34.017 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp10.963 per kg turun tipis dibandingkan harga sebelumnya Rp11.656 per kg.

    Sumber : Antara

  • Terungkap, Alasan Sebenarnya Daging Sapi Asal Australia Kuasai RI

    Terungkap, Alasan Sebenarnya Daging Sapi Asal Australia Kuasai RI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia hingga saat ini masih mengimpor daging sapi, terbesarnya dari negara tetangga yakni Australia. Bahkan, dominasi impor daging sapi di Tanah air berasal dari Negeri Kanguru tersebut.

    Asosiasi Pengusaha dan Pengolahan Daging Indonesia (APPDI) mengungkapkan, mayoritas impor daging sapi, baik itu daging sapi beku maupun sapi bakalan, yang masuk ke Indonesia berasal dari Australia.

    Direktur Eksekutif APPDI Teguh Boediyana mengatakan hal itu disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari harga, ketersediaan, hingga jarak kirim yang lebih dekat.

    “Australia masih dominan lah untuk ekspor (sapi) ke Indonesia,” ungkap Teguh kepada CNBC Indonesia, dikutip Jumat (23/5/2025).

    Adapun saat ditanya mengapa importir cenderung memilih Australia, Teguh memberi analogi sederhana. “Kalau Anda beli barang, kenapa Anda beli di toko ini bukan di toko itu? Jadi (alasannya) karena pertimbangan pengusaha kan macam-macam, bisa mulai dari harga, ketersediaan, segala macam lah,” jelasnya.

    Menurutnya, keputusan importir dalam memilih asal impor juga sangat dipengaruhi oleh kebutuhan pasar, serta pertimbangan biaya logistik.

    “Biaya ongkos dari Australia, jaraknya lebih dekat, mungkin biayanya tidak sebesar jika impor dari negara lainnya,” sebut dia.

    Sementara jika dari segi kualitas, Teguh menyebut kualitas daging dari Australia cukup beragam dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.

    “Kalau dari kualitas, daging sapi ini beragam. Dari Australia sendiri kan juga macam-macam, ada yang kualitasnya begini, ada yang kualitasnya dikasih pakan khusus,” ungkap Teguh.

    “Jadi masing-masing pengusaha, kan mereka biasanya sudah tahu yang diinginkan oleh konsumennya. Tentunya kalau yang untuk steak ya kan ada persyaratan khusus, mana daging yang dibutuhkan, dan mana yang harus dibeli. Sehingga lebih variatif lah, (dasarnya) pengusaha punya pertimbangan sendiri,” pungkasnya.

    Impor daging sapi RI ke Australia

    Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang tahun 2024 Indonesia mengimpor daging jenis lembu dari Australia sebanyak 113,62 ribu ton senilai US$ 395,25 juta setara Rp 6,29 triliun (asumsi kurs Rp 16.179).

    (fsd/fsd)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Harga bawang merah Rp42.528/kg, cabai rawit Rp56.906/kg

    Harga bawang merah Rp42.528/kg, cabai rawit Rp56.906/kg

    Arsip foto – Sejumlah komoditas pangan cabai rawit merah dan cabai merah keriting yang dijual pedagang di Pasar Ciracas, Jakarta Timur, Sabtu (15/3/2025). ANTARA/Harianto

    Bapanas: Harga bawang merah Rp42.528/kg, cabai rawit Rp56.906/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Jumat, 27 Juni 2025 – 14:57 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga bawang merah tingkat konsumen mencapai Rp42.528 per kilogram (kg) menurun dibandingkan sebelumnya Rp44.594 per kg, juga cabai rawit merah Rp56.906 per kg menurun dari sebelumnya Rp59.560 per kg.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Jumat pukul 10.00 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp15.880 per kg naik tipis dari sebelumnya Rp15.777 per kg. Lalu, beras medium di harga Rp14.068 per kg naik tipis dari hari sebelumnya Rp14.019 per kg, lalu beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pasokan (SPHP) Rp12.606 per kg naik dari sebelumnya Rp12.588 per kg.

    Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp5.910 per kg turun dari sebelumnya Rp6.105 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.826 per kg naik dari sebelumnya Rp10.858 per kg. Berikutnya bawang putih bonggol di harga Rp38.384 per kg turun tipis dari hari sebelumnya Rp39.336 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp40.248 per kg turun dari sebelumnya Rp42.233 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp38.617 per kg turun dari sebelumnya Rp41.378 per kg. Lalu daging sapi murni Rp135.192 per kg naik dari sebelumnya Rp135.082 per kg, daging ayam ras Rp34.307 per kg turun dari sebelumnya Rp34.774 per kg, lalu telur ayam ras Rp28.924 per kg turun tipis dari sebelumnya 29.235 per kg.

    Gula konsumsi di harga Rp18.398 per kg naik tipis dari sebelumnya tercatat Rp18.390 per kg. Kemudian, minyak goreng kemasan Rp20.558 per liter turun dari sebelumnya Rp20.703 per liter; minyak goreng curah Rp17.400 per liter turun dari sebelumnya Rp17.547 per liter; Minyakita Rp17.431 per liter turun tipis dari sebelumnya Rp17.546 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah Rp9.627 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp9.745 per kg; lalu tepung terigu kemasan Rp12.771 per kg turun dari sebelumnya Rp12.889 per kg. Komoditas ikan kembung di harga Rp40.990 per kg naik dari sebelumnya Rp40.683 per kg; ikan tongkol 33.994 per kg naik dari sebelumnya Rp33.771 per kg; ikan bandeng Rp34.051 per kg turun dari sebelumnya Rp34.423 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.680 per kg naik tipis dibandingkan harga sebelumnya Rp11.651 per kg. Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp101.251 per kg turun dari sebelumnya Rp105.088 kg; daging kerbau segar lokal Rp138.333 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp140.714 per kg.

    Sumber : Elshinta.Com

  • Mitos dan Fakta: Apa Semua Daging Picu Asam Urat?

    Mitos dan Fakta: Apa Semua Daging Picu Asam Urat?

    Jakarta

    Asam urat merupakan zat sisa alami yang terbentuk ketika tubuh mencerna makanan mengandung purin. Dalam kondisi normal, asam urat dibuang melalui ginjal dan dikeluarkan melalui urine. Tapi, jika purin yang dikonsumsi terlalu banyak dan tubuh tidak mampu membuang asam urat secara efisien, zat sisa asam urat dapat menumpuk dalam darah.

    Dikutip dari Healthline, kadar asam urat yang normal berada di bawah 6,8 mg/dL. Jika melebihi angka tersebut atau hiperurisemia, pasien akan mengalami sensasi nyeri di persendian yang juga disebut sebagai gout.

    Nyeri gout inilah yang seringkali dikaitkan oleh masyarakat Indonesia sebagai masalah asam urat.

    Kandungan Purin pada Daging

    Purin merupakan senyawa yang bertanggung jawab atas meningkatnya risiko nyeri akibat asam urat. Faktanya beberapa jenis daging yang dikonsumsi masyarakat memiliki kandungan purin yang tergolong sedang.

    Daging Sapi

    Daging sapi diperkirakan memiliki kandungan purin sekitar 110-120 mg per 100 gram berat daging. Jumlah tersebut masih tergolong sedang, sehingga konsumsi dalam jumlah wajar umumnya masih aman.

    Konsumsi secara berlebihan atau pengolahan yang tidak sehat dapat memicu gejala rasa nyeri akibat asam urat, khususnya untuk orang yang sudah memiliki masalah asam urat.

    Daging Kambing

    Seperti daging merah sejenis, daging kambing diperkirakan memiliki kandungan purin sekitar 100-150 mg per 100 gram berat daging. Konsumsilah daging kambing secara moderat untuk mencegah masalah nyeri akibat asam urat.

    Badan pelayanan kesehatan Inggris, National Health Service (NHS) menyarankan konsumsi daging merah seperti kambing dan sapi maksimal 70 gram per hari atau sekitar 490 gram per pekan. Jumlah tersebut perlu diperhatikan untuk mencegah berbagai masalah kesehatan yang berkaitan dengan konsumsi daging merah terlalu banyak, termasuk nyeri asam urat.

    Daging Ayam

    Daging ayam bagian dada diperkirakan memiliki kandungan purin sebanyak 55-65 mg per 100 gram berat daging. Ini menjadikan ayam, khususnya dada tanpa kulit, menjadi pilihan aman untuk menghindari risiko nyeri akibat asam urat.

    Berdasarkan Australian Dietary Guidelines, jumlah asupan daging ayam yang direkomendasikan tiap harinya sedikit lebih banyak dibanding daging merah. Jumlahnya 80-100 gram ayam matang per hari, atau sekitar 560-700 gram dalam sepekan.

    Jeroan Lebih Berisiko Menimbulkan Asam Urat

    Dibandingkan dengan daging, jeroan memiliki kandungan purin yang jauh lebih tinggi. Jika dikonsumsi tanpa kontrol yang, risiko masalah asam urat akan semakin besar.

    Sebagai contoh, hati sapi memiliki kandungan purin sebanyak 460 mg dalam 100 gram berat.

    Spesialis penyakit dalam dr Ray Ratty, SpPD mengingatkan agar konsumsi jeroan tidak dilakukan secara berlebihan. Konsumsi berlebihan yang tidak diimbangi dengan gaya hidup sehat, meningkatkan risiko munculnya nyeri akibat asam urat.

    “Yang normal bisa menjadi tinggi, yang sudah tinggi bisa makin tinggi sekali. Itu memang harus dihindari,” tegas dr Ray.

    Tanda Asam Urat Tinggi

    Zat asam urat yang menumpuk dalam darah dapat membentuk kristal urat tajam seperti jarum di jaringan sendi atau sekitarnya. Ketika ini terjadi, pasien akan mengalami gejala yang mengganggu seperti rasa nyeri pada kaki.

    Batasi konsumsi makanan tinggi purin dengan tidak makan daging merah secara berlebihan dan jeroan, utamanya pada orang-orang yang sudah memiliki masalah asam urat.

    Selama dikonsumsi dengan bijak dalam jumlah yang tepat, maka daging merah tidak akan memicu masalah asam urat.

    “Tipsnya bila selama ini kadar kolesterol dan asam uratnya tinggi dan tidak terkontrol sebaiknya hindari jeroan termasuk torpedo. Jangan lupa periksa kadar kolesterol dan kadar asam urat sebulan sekali bila tinggi,” kata spesialis penyakit dalam dr Aru Ariadno, SpPD-KGEH beberapa waktu lalu.

    (avk/tgm)