Hewan: Sapi

  • 10 Negara dengan Penggundulan Hutan Terparah, Indonesia Termasuk

    10 Negara dengan Penggundulan Hutan Terparah, Indonesia Termasuk

    Jakarta

    Viralnya poster dan tagar All Eyes on Papua di media sosial hanya puncak gunung es dari deforestasi yang sangat memprihatinkan di Indonesia. Negara kita diketahui termasuk dalam daftar ‘Deforestation Rates’ yang memeringkat tingkat deforestasi terparah.

    Deforestasi Indonesia Terparah ke-2 di Dunia

    Meskipun deforestasi diketahui terjadi di seluruh dunia, dampaknya ternyata lebih mengejutkan dari perkiraan siapa pun. Kita mengalami penurunan hutan dengan sangat cepat, sementara pertumbuhan dan pembaharuan hutan terus memperlambat.

    Berdasarkan data World Population Review (WPR), ada sepuluh negara yang menjadi ‘tersangka’ utama, karena sebagian besar deforestasi terjadi di hutan hujan dan hutan. Indonesia tak hanya berada di peringkat lima besar, tapi berada di urutan kedua setelah Brasil.

    WPR menyebut perubahan luas hutan Indonesia akibat deforestasi pada tahun 2024 adalah 101.977 mil persegi (264.119,19 kilometer persegi) atau setara 22,28%.

    Berikut adalah daftar lengkap 10 negara dengan deforestasi terbanyak di dunia:

    Peringkat Deforestasi Terparah di Dunia, Indonesia Nomor Dua. Foto: Screenshot Worldpopulationreview.com

    “Hutan pohon terbesar mencakup hutan hujan Amazon (di Brasil dan seluruh Amerika Selatan) dan kumpulan hutan hujan yang ditemukan di Asia, terutama di dekat Myanmar,” tulis WPR.

    Meskipun sudah banyak inisiatif yang dimulai untuk mengurangi dampak deforestasi terhadap ekosistem yang berharga ini, kondisi sosio-ekonomi negara-negara yang termasuk dalam ‘daftar merah’ tersebut menyulitkan untuk menghentikan terjadinya perburuan liar dan aktivitas ilegal, seperti pengambilan kayu dan hewan liar dari habitatnya.

    Misalnya, hutan hujan Amazon dilindungi oleh banyak organisasi lokal dan global, namun jumlah kolektif hutan di sekitar hutan hujan tersebut sulit untuk diawasi.

    Negara Miskin Terdampak Lebih Parah

    Negara-negara maju jarang masuk dalam daftar tersebut karena dua alasan:

    1. Negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, dan negara-negara bekas persemakmuran tidak memiliki hutan dalam jumlah besar di wilayah mereka jika dibandingkan dengan daratan yang lebih luas seperti hutan Amazon dan Myanmar atau Meksiko

    2. Negara maju berinvestasi dalam program-program tertentu yang mendiversifikasi pendapatan mereka, sehingga kurang dapat diandalkan untuk mengeksplorasi sumber daya alam atau investasi eksternal untuk mempengaruhi keberlanjutannya.

    Misalnya, Kanada yang selama bertahun-tahun terkenal dengan bahan-bahan hasil penebangan kayu, kini memusatkan keuntungannya pada aliran pendapatan yang lebih modern seperti teknologi dan investasi keuangan dalam perekonomian kapitalis.

    Semua Mata Tertuju pada Amazon

    Meskipun semua negara bertanggung jawab untuk menjaga sumber daya utama mereka dan melakukannya dengan cara yang terbarukan, sebagian besar perhatian tertuju pada Brasil dan pemerintahnya.

    Amazon sejauh ini merupakan daratan terluas yang memiliki pepohonan, hutan, dan beragam habitat, juga termasuk budaya dan suku manusia yang telah tinggal di sana selama puluhan ribu tahun.

    Sebagian besar (80%) wilayah hutan Amazon yang mengalami deforestasi kini telah digantikan oleh peternakan sapi alih-alih menanam kembali pohon dan tanaman yang telah ditebang di wilayah tersebut.

    Meskipun daging sapi hasil peternakan mungkin diekspor untuk meraup lebih banyak pendapatan, praktik ini merupakan salah satu metode pertanian terburuk yang digunakan untuk memanfaatkan lahan, karena CO2 dan gas rumah kaca akan meningkat akibat peternakan sapi.

    Negara dengan Deforestasi Tertinggi

    Seperti dapat dilihat pada urutan di atas, Brasil merupakan negara dengan tingkat pembabatan hutan tertinggi. Dari tahun 1990 hingga 2020, negara ini kehilangan 356.287 mil persegi (922.778,99 kilometer persegi) hutan.

    Negara dengan Deforestasi Terendah

    Negara-negara dunia pertama atau negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, dan negara-negara persemakmuran lainnya, biasanya memiliki tingkat deforestasi terendah. Hal itu karena wilayah negara mereka tidak memiliki hutan yang luas.

    (rns/rns)

  • Produsen Susu Australia Melihat Peluang dari Makan Siang Gratis Prabowo

    Produsen Susu Australia Melihat Peluang dari Makan Siang Gratis Prabowo

    Industri susu Australia menyambut dengan baik kemungkinan akan meningkatnya permintaan atas produk susu dari Indonesia.Salah satu janji presiden terpilih Prabowo Subianto adalah membagikan makan siang dan susu gratis kepada siswa sekolah, yang juga mendapat tanggapan beragam dari berbagai elemen masyarakat.

    Program ini rencananya akan dimulai tahun depan, yang biayanya pada tahun pertama mencapai Rp 120 triliun.

    Charlie McElhone dari lembaga Dairy Australia baru saja berkunjung ke Jakarta.

    Ia mengatakan lewat usulan makan siang gratis di sekolah artinya akan ada kebutuhan untuk 83 juta anak sekolah, seperti yang disebutkan dalam proposal.

    “Jumlah ini sangat besar dan merupakan tugas besar bagi Indonesia dan terdapat minat yang kuat bagaimana Australia dan Indonesia dapat bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan tersebut,” katanya.

    “Kami masih mengumpulkan lebih banyak informasi mengenai semua ini… dan apakah permintaannya akan berupa susu bubuk atau susu UHT, namun peluangnya sangat besar.”

    Ia mengatakan Indonesia sudah menjadi pasar ekspor susu terbesar ketiga bagi Australia, dengan nilai sekitar AU$130 juta per tahun.

    Charlie mengatakan konsumsi susu per kapita di Indonesia adalah sekitar 15 liter per tahun, dibandingkan dengan Australia yang lebih dari 300 liter per tahun.

    Peluang untuk berbagai industri di Australia

    General manager Meat and Livestock Australia untuk pasar internasional, Andrew Cox, juga berkunjung ke Jakarta bersama Australian Food and Wine Collaboration Group.

    Ia mengatakan Indonesia membeli lebih banyak daging sapi kemasan dari Australia, selain juga menjadi nomor satu pelanggan jeroan sapi Australia.

    “Indonesia adalah pasar yang bagus untuk beberapa produk yang mungkin tidak banyak diminati di Australia seperti paru-paru, lidah, dan jantung [daging sapi],” katanya.

    “Setiap kali saya ke Indonesia, saya selalu mencoba beberapa jajanan lezat yang terbuat dari produk tersebut.”

    Andrew mengatakan program makan siang gratis di sekolah membuka peluang bagi sejumlah komoditas Australia lainnya.

    “Ada sambutan luar biasa soal kebijakan ini, terutama dari industri susu Australia,” katanya.

    “Ada juga peluang pangan, seperti daging sapi yang merupakan inti dari budaya dan masakan Indonesia.

    “Australia adalah pemasok besar produk-produk berkualitas dan ada beberapa peluang bagus dengan minat presiden baru Indonesia terhadap nutrisi kesehatan bagi anak-anak sekolah di Indonesia.”

    Namun dalam wawancara Prabowo bersama TVOne pekan lalu, ia mengatakan program makan siang dan susu gratis perlu anggaran sangat besar dan perlu dicari alternatif lainnya.

    “Masalah susu, kita akan lihat, ternyata tergantung daerahnya. Sebagai contoh di daerah Maluku Barat Daya, Pulau Moa, mereka itu banyak kerbau. Jadi susu kerbau di sana ada, dan cukup susu kerbau,” kata Prabowo.

    “Ada juga daerah-daerah yang banyak kambing, etawa dan sebagainya. Bisa dapat susu kambing,” tambahnya.

    Berbicara kepada Bloomberg di Qatar Economic Forum 2024 bulan ini, Prabowo mengatakan fokus utamanya sebagai menjadi presiden adalah ketahanan pangan.

    “Kami bertekad untuk mengentaskan kemiskinan melalui kampanye besar-besaran. Saya bertekad untuk menghilangkan kelaparan di kalangan masyarakat kami, terutama kaum muda,” katanya.

    “Dalam hati saya, saya tidak dapat menerima kenyataan kalau di masa sekarang ini, Indonesia, dengan populasi terbesar keempat di dunia, ada banyak masyarakat saya yang masih menjalani kehidupan sangat sulit dan saya yakin dengan kepemimpinan saya, saya dapat berkontribusi banyak hal untuk memperbaiki kehidupan rakyatku.”

    Tonton program Landline dari ABC di aplikasi ABC iview.

  • Begini Proses Evakuasi Sapi Ngawi yang Tercebur Septic Tank

    Begini Proses Evakuasi Sapi Ngawi yang Tercebur Septic Tank

    Ngawi (beritajatim.com) – Seekor sapi betina berbobot dua kuintal tercebur ke septic tank di Desa Pacing Kecamatan Padas Kabupaten Ngawi, Minggu (26/05/2024) pagi.

    Upaya evakuasi berlangsung dramatis, petugas harus menggunakan tripod rescue serta menyiram septic tank dengan air agar bisa lebih mudah mengangkat si sapi.

    Kejadian itu pertama kali diketahui oleh Nardi (48) warga setempat, sekaligus si pemilik sapi. Saat mengecek kandang pada dini hari, dia tak melihat sapinya. Saat dicari-cari, ternyata sapi itu sudah masuk dalam septic tank yang baru digali tak jauh dari kandang.

    Nardi pun panik hingga akhirnya meminta bantuan warga lain. Sampai akhirnya, warga meminta bantuan Petugas Damkar Ngawi serta SAR Sikatan Ngawi.

    “Pada jam 5.00 pagi, kami mendapat laporan lalu kami bersama Damkar datang ke lokasi. Kedalaman septic tank ada empat meter lebih. Sapinya berbobot dua kuintal lebih septic tank sempit menyulitkan kami. Akhirnya berhasil kami evakuasi dengan selamat,” kata Joko Setyono, anggota SAR Sikatan.

    Sementara itu, Untari, istri si pemilik sapi mengaku lega hewan ternaknya bisa dievakuasi dengan selamat.

    “Sudah lega sapinya selamat terima kasih semuanya yang membantu itu sejak pagi baru bisa diangkat. Sebelum diangkat itu sapi sudah lima jam di dalam,” kata Untari. [fiq/aje]

  • Sidak Hewan Kurban, DKPP Kota Blitar Temukan Sejumlah Sapi Berpenyakit

    Sidak Hewan Kurban, DKPP Kota Blitar Temukan Sejumlah Sapi Berpenyakit

    Blitar (beritajatim.com) – DKPP (Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian) Kota Blitar menggelar sidak hewan kurban di Pasar Dimoro, Minggu (26/5/2024). Dalam sidak kali ini petugas menemukan sejumlah sapi berpenyakit.

    Dari temuan dokter hewan, ada sejumlah sapi di Pasar Dimoro Kota Blitar yang mengalami gatal-gatal. Ada pula sejumlah sapi yang kondisinya kurus akibat cacingan.

    “Ini tadi kita temukan sejumlah sapi yang sakit. Ada gatal-gatal serta luka di kaki, tapi Alhamdulillah untuk LSD dan PMK masih aman,” kata Kepala DKPP Kota Blitar, Dewi Masitoh, Minggu (26/5/2024).

    Sapi yang mengalami luka dan gatal-gatal langsung diberikan obat oleh dokter hewan. Hal ini dilakukan agar luka pada kulit sapi bisa segera kering. “Ini kami berikan juga obat serta vitamin untuk hewan-hewan tersebut,” tegasnya.

    Dalam sidak ini petugas dan dokter hewan tidak menemukan sapi yang terjangkit penyakit Kuku dan Mulut atau PMK. Sapi berpenyakit LSD juga tidak ditemukan dalam sidak kali ini.

    Sejauh ini kasus PMK dan LSD di Kota Blitar memang masih kosong. Sejak awal tahun hingga bulan Mei ini, belum ada catatan kasus sapi yang terjangkit LSD dan PMK. “Sejauh ini masih kosong LSD dan PMK, vaksinasi juga terus kami gencarkan,” tutupnya. [owi/suf]

  • Ini Kisaran Harga Hewan Kurban di Blitar

    Ini Kisaran Harga Hewan Kurban di Blitar

    Blitar (beritajatim.com) – Harga hewan kurban di Pasar Hewan Dimoro, Kota Blitar masih normal. Meski Hari Raya Idul Adha kurang dari 3 pekan lagi harga Kambing dan sapi di Kota Blitar masih belum ada peningkatan.

    Saat ini, harga kambing yang siap untuk hewan kurban masih kisaran Rp 2,5 juta sampai Rp 3 juta per ekor.

    “Kondisi penjualan dan harga kambing masih normal. Harga kambing yang siap untuk hewan kurban kisaran Rp 2,5 juta sampai Rp 3 juta per ekor,” kata Midi pedagang kambing dari Rejotangan, Kabupaten Tulungagung.

    Harga kambing standar yang siap dibuat hewan kurban masih berkisar Rp 2,5 juta. Namun untuk ukuran kambing yang lebih besar dijual dengan harga 3 juta rupiah per ekor.

    Harga kambing ini diperkirakan bakal meningkat mulai H-10, Hari Raya Idul Adha. Harga kambing kurban dengan ukuran standar mendekati Hari Raya Idul Adha bisa tembus Rp 3,5 juta per ekor.

    “Kalau sekarang masih normal. Tadi saya bawa enam ekor kambing baru laku dua ekor dengan harga Rp 2,7 juta per ekornya,” ujarnya.

    Pedagang lain, Toni warga Ponggok, Kabupaten Blitar mengatakan, saat ini penjualan dan harga kambing masih normal. Kambing miliknya dengan kondisinya sudah siap untuk hewan kurban laku dengan harga Rp 2,8 juta.

    “Penjualannya juga belum ramai. Saya bawa empat ekor kambing juga baru laku dua ekor. Satu kambing laku Rp 2,8 juta. Biasanya, seminggu menjelang Hari Raya Idul Adha, penjualan dan harga mulai naik,” katanya.

    Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Blitar, juga terus melakukan pemantauan terkait kondisi dan harga hewan kurban. Dalam waktu DKPP Kota Blitar juga akan mengecek kondisi kesehatan hewan kurban yang dijual di Pasar Hewan Dimoro.

    “Mulai minggu depan, kami akan mengecek kesehatan hewan kurban yang dijual di Pasar Hewan Dimoro,” ujarnya. [owi/but]

     

  • Jelang Pilkada 2024, Polres Jombang Sita Uang Palsu Rp1 Miliar Lebih

    Jelang Pilkada 2024, Polres Jombang Sita Uang Palsu Rp1 Miliar Lebih

    Jombang (beritajatim.com) – Polres Jombang menyita uang palsu (upal) Rp 1 miliar lebih dari empat tersangka. Meski pengungkapan tersebut mendekati Pilkada 2024, namun polisi memastikan bahwa upal itu tidak ada kaitannya dengan moment lima tahunan tersebut.

    “Uang palsu yang kita sita dari empat tersangka mencapai Rp1 miliar lebih. Pengungkapan awal kita lakukan pada 9 Mei 2024. Kemudian kita kembangkan. Upal tersebut terdiri pecahan Rp100 ribu dan Rp50 ribu,” kata Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Sukaca, Rabu (22/5/2024).

    Sukaca menjelaskan, kasus tersebut berawal ketika seorang pedagang daging sapi mendapatkan pembayaran dari IR dengan nominal Rp5,5 juta. Nah, saat diterima, pedagang baru menyadari didalamnya dioplos dengan upal Rp1,8 juta.

    Mengetahui itu, korban melaporkan ke Polres Jombang. Atas dasar laporan korbn, korps berseragam coklat melakukan penyelidikan. Walhasil, IR diamankan. Petugas juga melakukan penggeledahan di rumah IR. “Dari rumah IR kita sita upal sebesar Rp16,5 juta,” kata Sukaca.

    Petugas Kembali melakukan pengembangan. Karena dari hasil pemeriksaan ada dua teman IR yang terlibat, masing-masing SK dan S. Dengan cara dipancing, keduanya pun muncul. SK dan S ditangkap di alun-alun Mojoagung Jombang.

    Dari rumah keduanya, polisi Kembali menemukan upal sebesar Rp33,7 juta. Kepada petugas, tiga tersangka mengaku bahwa upal tersebut didapatkan dari seorang inisial B asal Jawa Tengah. Tak ingin kehilangan buruannya, polisi melakukan koordinasi dengan Polres di Jateng.

    Polisi berhasil menangkap B dan melakukan penggeledahan di rumahnya. “Hasilnya, kami menyita upal satu miliar serratus empat puluh juta rupiah. Empat tersangka sudah kita tahan. Kita terus melakukan pengembangan,” kata Sukaca.

    Sukaca juga menandaskan bahwa tiga tersangka dari Jombang ini mendapatkan upal sebesar Rp70 juta. Dari jumlah itu, upal Rp50,2 juta sudah diedarkan. “Sedangkan sisanya Rp19,8 juta masih beredar di masyarakat,” lanjutnya.

    Oleh sebab itu, lanjutnya, bagi masyarakat yang menemukan transaksi jual beli terindikasi upal diharap segera melapor ke Polres Jombang. Sehingga pengembangan lebih cepat bisa dilakukan.

    Selain menangkap empat tersangka dan upal Rp1 miliar lebih, pihaknya juga menyita dua unit Hp, lampu sinar ultraviolet, serta tas warna hitam. “Empat tersangka kami jerat pasal 36 ayat 2 dan 3 UU RI Nomor 7/2011 tentang mata uang. Ancamannya maksimal 15 tahun penjara dan denda maskimal Rp50 miliar,” pungkasnya. [suf]

  • Warga Sampang Penuhi Halaman Kantor Pemkab, Tuntut Apa?

    Warga Sampang Penuhi Halaman Kantor Pemkab, Tuntut Apa?

    Sampang (beritajatim.com) – Warga perwakilan dari 14 kecamatan memenuhi halaman Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang pada Selasa (21/5/2024). Mereka tidak sedang mengajukan tuntutan, lantas apa?

    Ternyata, berkumpulnya warga tersebut untuk menunjukkan dukungan terhadap kinerja Penjabat (Pj) Bupati Sampang, Rudi Arifiyanto. Sebab, baru-baru ini Pj Bupati Rudi Arifiyanto menjalankan fungsinya dan mengikuti Peraturan Bupati (Perbup) No 27 Tahun 2021. Tentang evaluasi kinerja Pj Kepala Desa (Kades) setiap enam bulan sekali.

    Massa menilai kinerja Pj Bupati Rudi Arifiyanto sangatlah tegas dan sudah semestinya menjalankan Perbup.

    “Jabatan Pj Kades ini bukan jabatan yang bisa diwariskan, sehingga sudah tepat jika pak Rudi melakukan evaluasi Pj Kades setiap enam bulan sekali,” teriak Sukardi koordinator aksi ribuan massa membanjiri kota Sampang, Selasa (21/5/2024).

    Ia menambahkan, meskipun hanya sebagai Penjabat Bupati dan bukan asli Sampang. Namun kinerja Rudi Arifiyanto dalam mengambil kebijakan mendapat dukungan dari warga. Terbukti, ribuan massa dari masing-masing perwakilan kecamatan rela melakukan aksi demo dan mengawal kepemimpinan Pj Bupati.

    “Kami akan menjaga Pak Rudi di Sampang dalam menjalankan tugasnya, siapapun yang mengusik akan berhadapan dengan ribuan massa,” tegasnya.

    Tidak hanya itu, meskipun baru seumur jagung berada di Sampang, Pj Bupati Rudi Arifiyanto telah mampu membuat gebrakan yang luar biasa. Seperti mengubah air asin menjadi air tawar, memanfaatkan urine sapi sebagai pupuk organik cair, dan merencanakan pembuatan embung-embung untuk mengurangi risiko banjir.

    Pantauan di lokasi, aksi ribuan massa itu berlangsung damai dan tidak menuntut harus bertemu dengan Pj Bupati, mereka hanya menujukan kekuatan massa pendukung kebijakan Pj Bupati. Setelah berorasi secara bergantian dari masing-masing perwakilan daerah, massapun membubarkan diri dengan tertib. [sar/beq]

  • Kades Argoyuwono Malang Banjir Pesanan Hewan Kurban

    Kades Argoyuwono Malang Banjir Pesanan Hewan Kurban

    Malang (beritajatim.com) – Menjelang Hari Raya Iduladha atau Hari Raya Kurban 1445 Hijriyah, para pedagang kambing dari kota Malang dan Surabaya mulai berdatangan ke Desa Argoyuwono, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang.

    Tingginya permintaan hewan kurban di Desa Argoyuwono itu, karena kambing di wilayah Kecamatan Ampelgading punya kualitas unggulan. Desa Argoyuwono juga menjadi sentra peternak kambing nomor satu di Malang.

    “Banyak pembeli dari luar kota untuk mendapatkan kambing-kambing bermutu dari sini. Saat ini kami sudah dapat pesanan sebanyak 200 ekor kambing dan 22 ekor sapi,” ungkap Purnomo, Kepala Desa Argoyuwono, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, Selasa(14/5/2024).

    Menurut Kades yang puluhan tahun dikenal sebagai peternak dan pedagang kambing ini, dari jumlah itu, sementara hanya 150 ekor kambing yang masih bisa ia penuhi.

    “Untuk harga satu ekor kambing yang layak kurban mulai dari harga Rp 2,5 juta hingga Rp 6 juta. Sementara untuk harga satu ekor sapi, mulai dari Rp 20 juta hingga Rp 25 juta,” beber Purnomo.

    Menurut Purnomo, harga kambing kurban saat ini masih terbilang normal. Artinya belum ada kenaikan harga yang signifikan. “Kenaikan harga kambing biasanya dua minggu sebelum Idul Adha. Itupun hanya dikisaran angka Rp 300 hingga Rp 500 ribu saja per satu ekor,” tugasnya.

    Kepala Desa Argoyuwono, Purnomo.

    Sementara itu, seorang peternak kambing di Desa Argoyuwono menambahkan, kambing dari Desa Argoyuwono sudah banyak yang terjual jauh hari sebelum datangnya Hari Raya Idul Adha pada 16 Juni 2024 mendatang.

    Para pedagang itu melakukan transaksi jual beli langsung kepada para peternak di desa setempat. “Itu khusus di Desa Argoyuwono ya, untuk di desa yang lain saya kurang paham,” katanya.

    Peternak kambing yang sudah dibilang sukses, selain Purnomo Kades Argoyuwono ada juga beberapa warga lain, meski pendapatannya masih jauh dibanding Purnomo. “Populasi kambing di wilayah Kecamatan Ampelgading saat ini lebih dari 20 ribu ekor,” pungkasnya. [yog/but]

  • Jelang Idul Adha 1445 H, Puluhan Ribu Ternak di Lamongan Siap Dipotong

    Jelang Idul Adha 1445 H, Puluhan Ribu Ternak di Lamongan Siap Dipotong

    Lamongan (beritajatim.com) – Menjelang Idul Adha 1445 Hijriah, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Lamongan mengungkapkan bahwa ketersediaan dan kesehatan hewan di Lamongan aman. Terdapat puluhan ribu hewan ternak yang siap dipotong.

    “Ketersediaan hewan kurban tahun ini dinyatakan aman. Perhitungannya mengacu pada kebutuhan kurban pada tahun 2023 lalu,” kata Kepala DPKH Kabupaten Lamongan, Shofiah Nurhayati, saat dikonfirmasi, Senin (13/5/2024) kemarin.

    Shofiah menyebutkan bahwa populasi sapi di Kabupaten Lamongan berjumlah 96.632 ekor pada tahun 2024 ini. Dari jumlah tersebut, terdapat sapi yang siap untuk dipotong (dewasa, jantan, memenuhi kriteria kesehatan) sebanyak 8.074 ekor, dengan cadangan 3.234 ekor.

    Selain sapi, tambah Shofiah, populasi kambing juga terbilang aman, yakni ada 94.635 ekor, dengan jumlah kambing yang siap dipotong ada 15.772 ekor. Dari jumlah itu, ada 1.276 ekor untuk cadangan. Sedangkan populasi domba di Lamongan ada 70.238 ekor, dengan 11 ribu ekornya siap dipotong.

    “Ketersediaan kita mengacu pada jumlah kebutuhan tahun lalu, maka jumlah ketersediaan kita berikan cadangan. Seperti kebutuhan kambing tahun lalu ada 14.490 ekor, tahun ini kita sediakan 15.772 ekor. Adapun cadangannya sejumlah 1.278 ekor, yang mana cadangan tersebut akan didistribusikan ke daerah lain seperti Gresik, Surabaya, dan Sidoarjo,” jelasnya.

    Kemudian untuk menjamin kualitas kesehatan hewan kurban, Shofiah meneegaskan, tim lapangan dari DPKH Kabupaten Lamongan sudah melakukan tindakan vaksinasi sejak Januari 2024 lalu. Hingga bulan Mei 2024, capaian vaksinasi pada ternak di Lamongan sudah mencapai 89 persen atau 86.700.

    “Tim lapangan sudah bergerak sejak Januari lalu untuk memberikan vaksin pada ternak di Lamongan. Diharapkan dengan tindakan tersebut dapat meminimalisir terjadinya penyakit pada ternak jelang Idul Adha dan kerugian peternak,” terangnya.

    Lebih lanjut, Shofiah menambahkan, selain pemberian vaksinasi, upaya menjamin kualitas kesehatan hewan kurban di Lamongan juga diwujudkan melalui pemberian disinfektan di dua pasar hewan yang ada di Lamongan, yang bekerja sama dengan pusat kesehatan hewan.

    Sementara untuk memudahkan pembeli hewan kurban, DPKH Kabupaten Lamongan telah menyediakan aplikasi Si Sapi.

    Melalui aplikasi tersebut, calon pembeli dapat memilih hewan kurban dan langsung terhubung dengan seluruh peternak yang ada di Kabupaten Lamongan. Hewan kurban yang tersedia di aplikasi Si Sapi ini juga sudah memenuhi standar kesehatan yang ditetapkan.

    “Puskeswan ini bertugas untuk membantu peternak yang ada di pasar hewan untuk melakukan penyemprotan disinfektan hingga pengaduan kondisi ternak,” pungkasnya. [riq/ian]

  • Dua Lansia Sumenep Tak Pernah Dapat Bantuan, Bupati Gercep

    Dua Lansia Sumenep Tak Pernah Dapat Bantuan, Bupati Gercep

    Sumenep (beritajatim.com) – Putriya (70) dan Hotipah (64), dua orang lansia warga Dusun Brakas Dajah, Desa Guluk-Guluk, Kecamatan Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur hidup di sebuah gubuk reyot, masuk kategori Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Tak hanya itu, keduanya hidup serba kekurangan.

    Mereka biasanya ‘angon’ atau memelihara sapi milik tetangganya untuk mendapatkan upah. Herannya, kedua lansia ini sama sekali tidak pernah mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah.

    Mendengar kabar itu, Bupati Sumenep, Ach. Fauzi Wongsojudo pun bergerak cepat. Fauzi menemui kedua lansia itu sambil membawa ‘oleh-oleh’ berupa uang, beras 3 karung, dan mie instan.

    Saat bertemu di gubuk tengah persawahan itu, Fauzi menanyakan apa keinginan dari dua lansia tersebut? Ternyata, lansia bersaudara itu sama-sama tidak ingin pindah dari rumahnya, meski kondisi sangat tidak layak.

    “Ini rumah peninggalan orang tua. Kami tidak ingin pindah dari sini. Tapi kami mengucapkan terima kasih, Pak Bupati mau datang ke sini. Tak nyangka kaula, Pak Bupati entar kaenje,” ujarnya dalam bahasa campuran Madura.

    Menanggapi itu, Fauzi meminta pihak terkait agar segera melakukan perbaikan rumah tidak layak huni milik Hotipah dan Putriya.

    “Saya juga minta bantuan aparat desa nantinya untuk ikut bergotong-royong membangun rumah Bu Hotipa dan Putriya. Karena rumahnya kan di tengah sawah. Tidak ada akses jalan. Jadi pasti perlu tenaga tambahan untuk mengangkut bahan,” ucap Bupati.

    Selain itu, ia juga meminta Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk membuatkan dokumen kependudukan berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK).

    Kemudian mereka juga dimasukkan ke dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) supaya bisa mendapatkan bantuan sosial.

    “Selama ini mereka tidak tersentuh bantuan karena tidak ada identitas kependudukannya. Karena itu, Pemkab segera membuatkan KTP dan KK untuk Buk Hotipa dan Putriya,” ungkapnya. [tem/beq]