Hewan: Sapi

  • 7 Makanan untuk Anak Kucing dengan Kandungan Nutrisi Tinggi, Merek Apa Saja?

    7 Makanan untuk Anak Kucing dengan Kandungan Nutrisi Tinggi, Merek Apa Saja?

    YOGYAKARTA – Memelihara anak kucing perlu perhatian lebih, salah satunya dalam pemilihan makanannya. Ada makanan khusus kitten yang berbeda dengan yang biasanya diberikan pada kucing dewasa. Oleh karena itu, sebagai pemilik maka Anda harus tahu apa saja makanan untuk anak kucing. 

    Ketika masih usia bayi atau kitten, kucing kecil belum bisa mencerna makanan seperti pada kucing dewasa. Biasanya makanan untuk anak kucing dibuat khusus dengan bentuk kecil dan tekstur lebih lembut. 

    Selain itu, makanan untuk kitten juga diformulasikan dengan berbagai nutrisi untuk mendukung pertumbuhannya. Lantas apa saja makanan untuk anak kucing yang mengandung nutrisi baik dan aman dikonsumsi kitten?

    Rekomendasi Makanan untuk Anak Kucing

    Ada berbagai merek makanan kucing yang bisa anda pilih untuk mencukupi kebutuhan anabul Anda. Biasanya makanan yang diperuntukkan bagi anak kucing akan diberi label ‘kitten’. Jadi Anda bisa dengan mudah membedakan dan mencari mana makanan yang tepat untuk anak kucing. 

    Berikut ini beberapa makanan untuk anak kucing dari berbagai merek yang bisa Anda jadikan pilihan:

    1. Oricat Kitten 20kg

    Oricat Kitten Food adalah makanan kering berkualitas premium untuk kucing yang diproduksi di China. Produk ini dibuat dari bahan-bahan alami terbaik, seperti ikan, daging kambing, daging sapi, dan berbagai bahan alami lain yang kaya akan nutrisi lengkap dan seimbang. 

    Pakan ini sangat mendukung pertumbuhan kucing, mulai dari pembentukan massa otot, menjaga kesehatan bulu dan kulit, serta melancarkan pencernaan yang sehat. Untuk kemasan 20 kg, harga Oricat Kitten Food dimulai dari Rp478.000.

    2. Royal Canin Kitten Instinctive Gravy 85gr

    Royal Canin Wet Kitten Instinctive in Gravy dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak kucing sejak dini. Dengan formula yang disesuaikan untuk mendukung pertumbuhan, makanan ini membantu anak kucing berkembang secara optimal. 

    Makanan khusus kitten ini dirancang agar disukai oleh anak kucing dan mudah dicerna. Mengandung nutrisi penting seperti antioksidan dan protein, makanan ini berperan dalam memperkuat sistem kekebalan tubuh, mendukung pembentukan tulang yang kuat, serta menjaga kesehatan keseluruhan.

    Dilengkapi tekstur lembut yang mudah dikunyah, produk ini tersedia dalam bentuk jeli dengan potongan daging yang lezat. Harga Royal Canin Kitten Instinctive Gravy 85 gr dimulai dari Rp20.390.

    3. Bolt Kitten Salmon 20kg

    Pakan kucing ini diformulasikan dengan kandungan protein tinggi untuk mendukung pertumbuhan optimal kitten. Pakan ini juga berperan dalam memperkuat pembentukan gigi dan tulang, serta menjaga kesehatan pencernaan. Selain itu, pakan ini memberikan manfaat untuk menjaga kesehatan kulit, bulu, dan penglihatan kucing.

    Diperuntukkan bagi kucing berusia di bawah 1 tahun, pakan ini mengandung berbagai bahan, seperti tepung ikan, tepung ayam, jagung, beras, kedelai, dan minyak ikan serta ayam. Pakan ini juga mengandung taurin, vitamin, mineral, dan antioksidan. Bolt Kitten Salmon 20 kg dijual dengan harga mulai dari Rp 505.000.

    4. Lams Cat Mother And Kitten 400gr

    Lams Cat Mother And Kitten adalah pakan premium yang dirancang khusus untuk anak kucing. Produk ini mengandung protein, omega-3, dan daging ayam berkualitas tinggi. Diformulasikan dengan kolostrum dan DHA, makanan ini mendukung perkembangan mata dan otak anak kucing.

    Pakan ini terbuat dari bahan-bahan seperti daging ayam, jagung, gandum, minyak ayam, penyedap rasa, bubur bit, mineral, minyak ikan, garam beryodium, serta bahan alami lainnya. Harga pakan anak kucing 400 gr ini mulai dari Rp 59.360.

    5. Felibite Cat Food 500gr

    Felibite Cat Food diformulasikan dengan kandungan nutrisi seimbang yang bertujuan untuk mendukung stamina serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh kucing. Pakan ini mengandung omega 3 dan 6 yang baik untuk kesehatan bulu, taurin untuk mendukung kesehatan mata, serta ekstrak yucca untuk mengurangi bau kotoran.

    Dengan mengonsumsi makanan ini, kucing Anda akan memperoleh nutrisi penting yang diperlukan untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraannya. Harga Felibite Cat Food bentuk ikan 500 gr mulai dari Rp 16.000.

    6. Purina Proplan Kitten Chicken 8kg

    Proplan Kitten Chicken adalah pakan yang diformulasikan khusus untuk anak kucing dengan kandungan yang lebih baik. Terbuat dari daging ayam asli sebagai bahan utama, pakan ini juga diperkaya dengan Kolostrum dan nutrisi penting lainnya.

    Proplan Kitten Chicken cocok diberikan pada anak kucing hingga usia satu tahun, membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan mendukung pertumbuhannya. Pakan ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan kucing Anda. Harga pakan kucing Proplan Kitten Chicken 8 kg ini mulai dari Rp 940.000.

    7. Beauty Adult & Kitten 1kg 

    Beauty Cat Food adalah pakan kucing kering dengan formula lengkap yang memiliki rasa ayam dan salmon yang disukai kucing. Makanan ini disajikan dalam bentuk kibble bulat kecil dengan tekstur renyah yang memudahkan proses pengunyahan dan pencernaan.

    Beauty Cat mengandung berbagai nutrisi penting seperti vitamin, mineral, dan asam amino esensial yang mendukung kesehatan sistem pencernaan dan organ tubuh lainnya. Pakan ini aman dan cocok diberikan untuk kucing dewasa maupun anak kucing. Harga Beauty Adult & Kitten 1 kg mulai dari Rp 28.875.

    Demikianlah rekomendasi makanan untuk anak kucing dari beberapa merek yang sudah terkenal. Ketika memelihara anak kucing, pastikan memberi makanan yang khusus kitten demi mendukung pertumbuhannya. Baca juga cara merawat kucing saat musim hujan, biar gak cacingan dan sakit-sakitan. 

    Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI. Kami menghadirkan info terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.

  • Telur Ayam dan Cabai Rawit Naik

    Telur Ayam dan Cabai Rawit Naik

    Jakarta: Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat kenaikan harga sejumlah komoditas pangan pada 2 Januari 2025. Salah satunya telur ayam ras menjadi Rp30.810 per kilogram (kg) dan cabai rawit merah naik menjadi Rp61.180 per kg.
     
    Melansir Antara, berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas pukul 09.00 WIB, secara umum harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional, untuk beras premium turun 1,74 persen atau Rp270 menjadi Rp15.230 per kg.
     
    Begitu pun beras medium turun 0,89 persen atau Rp120 menjadi Rp13.360 per kg; lalu beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog juga turun 0,40 persen atau Rp50 menjadi Rp12.410 per kg.
     
    Selanjutnya komoditas bawang merah terpantau turun 5,19 persen atau Rp2.150 menjadi Rp39.310 per kg; begitu pun bawang putih bonggol turun 4,01 persen atau Rp1.740 menjadi Rp41.680 per kg.
     

    Harga cabai merah keriting turun
    Kemudian, harga komoditas cabai merah keriting turun 0,45 persen atau Rp220 menjadi Rp49.190 per kg; sedangkan cabai rawit merah naik 1,32 persen atau Rp800 menjadi Rp61.180 per kg.
     
    Selanjutnya harga daging sapi murni turun 0,64 persen atau Rp860 menjadi Rp134.140 per kg; lalu daging ayam ras turun 1,27 persen atau Rp490 menjadi Rp38.090 per kg; lalu telur ayam ras juga turun 1,79 persen atau Rp560 menjadi Rp30.810 per kg.
     
    Komoditas kedelai biji kering (impor) terpantau turun 4,52 persen atau Rp490 menjadi Rp10.340 per kg; lalu gula konsumsi juga turun 1,38 persen atau Rp250 menjadi Rp17.930 per kg.
     
    Minyak goreng kemasan sederhana turun 1,83 persen atau Rp350 menjadi Rp18.820 per kg; lalu minyak goreng curah jug turun 2,09 persen atau Rp370 menjadi Rp17.330 per kg.
     
    Kemudian komoditas tepung terigu curah juga turun 6,47 persen atau Rp670 menjadi Rp9.680 per kg; begitu pula terigu non curah juga turun 3,59 persen atau Rp470 menjadi Rp12.620 per kg.
     
    Harga jagung di tingkat peternak turun 5,21 persen atau Rp330 menjadi Rp6.010 per kg; lalu harga garam halus beryodium juga turun 1,04 persen atau Rp120 menjadi Rp11.430 per kg.
     
    Sementara itu, untuk harga ikan kembung terpantau naik 6,68 persen atau Rp2.470 menjadi Rp39.460 per kg; lalu ikan tongkol juga naik 2,01 persen atau Rp650 menjadi Rp33.020 per kg; sedangkan ikan bandeng turun 7,44 persen atau Rp2.600 menjadi Rp32.350 per kg.
     
     
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Harga pangan 2 Januari, telur ayam Rp30.810/kg cabai rawit Rp61.180/kg

    Harga pangan 2 Januari, telur ayam Rp30.810/kg cabai rawit Rp61.180/kg

    Arsip foto – Cabai rawit merah dan cabai merah keriting yang dijual pedagang di Pasar Minggu, Jakarta. ANTARA/Harianto.

    Harga pangan 2 Januari, telur ayam Rp30.810/kg cabai rawit Rp61.180/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Kamis, 02 Januari 2025 – 10:25 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga pangan pada 2 Januari 2025, telur ayam ras menjadi Rp30.810 per kilogram (kg) dan cabai rawit merah naik menjadi Rp61.180 per kg. Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas pukul 09.00 WIB, secara umum harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional, untuk beras premium turun 1,74 persen atau Rp270 menjadi Rp15.230 per kg.

    Begitu pun beras medium turun 0,89 persen atau Rp120 menjadi Rp13.360 per kg; lalu beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog juga turun 0,40 persen atau Rp50 menjadi Rp12.410 per kg. Selanjutnya komoditas bawang merah terpantau turun 5,19 persen atau Rp2.150 menjadi Rp39.310 per kg; begitu pun bawang putih bonggol turun 4,01 persen atau Rp1.740 menjadi Rp41.680 per kg.

    Kemudian, harga komoditas cabai merah keriting turun 0,45 persen atau Rp220 menjadi Rp49.190 per kg; sedangkan cabai rawit merah naik 1,32 persen atau Rp800 menjadi Rp61.180 per kg. Selanjutnya harga daging sapi murni turun 0,64 persen atau Rp860 menjadi Rp134.140 per kg; lalu daging ayam ras turun 1,27 persen atau Rp490 menjadi Rp38.090 per kg; lalu telur ayam ras juga turun 1,79 persen atau Rp560 menjadi Rp30.810 per kg.

    Komoditas kedelai biji kering (impor) terpantau turun 4,52 persen atau Rp490 menjadi Rp10.340 per kg; lalu gula konsumsi juga turun 1,38 persen atau Rp250 menjadi Rp17.930 per kg. Minyak goreng kemasan sederhana turun 1,83 persen atau Rp350 menjadi Rp18.820 per kg; lalu minyak goreng curah jug turun 2,09 persen atau Rp370 menjadi Rp17.330 per kg.

    Kemudian komoditas tepung terigu curah juga turun 6,47 persen atau Rp670 menjadi Rp9.680 per kg; begitu pula terigu non curah juga turun 3,59 persen atau Rp470 menjadi Rp12.620 per kg. Harga jagung di tingkat peternak turun 5,21 persen atau Rp330 menjadi Rp6.010 per kg; lalu harga garam halus beryodium juga turun 1,04 persen atau Rp120 menjadi Rp11.430 per kg.

    Sementara itu, untuk harga ikan kembung terpantau naik 6,68 persen atau Rp2.470 menjadi Rp39.460 per kg; lalu ikan tongkol juga naik 2,01 persen atau Rp650 menjadi Rp33.020 per kg; sedangkan ikan bandeng turun 7,44 persen atau Rp2.600 menjadi Rp32.350 per kg.

     

    Sumber : Antara

  • 800 Hewan Ternak Jatim Terjangkit Virus PMK

    800 Hewan Ternak Jatim Terjangkit Virus PMK

    Surabaya, CNN Indonesia

    Sebanyak 800 ekor hewan ternak di Jawa Timur dilaporkan terjangkit virus penyakit mulut dan kuku (PMK). Kasus itu dilaporkan mulai melonjak signifikan sejak pertengahan Desember 2024 lalu.

    “Jadi ada kasus per hari pertama ada 21 naik menjadi 64 naik lagi, naik lagi, sampai tadi malam ada hampir 800 kasus dari seluruh Jawa Timur dari laporan iSIKHNAS (sistem informasi kesehatan hewan nasional),” kata Kepala Dinas Peternakan Jatim Indyah Ariyani, Kamis (2/1).

    Indyah menuturkan, faktor melonjaknya kasus PMK ini ialah cuaca ekstrem yang terjadi sepanjang Desember 2024. Hal itu berpengaruh pada kondisi kesehatan hewan ternak.

    “Nah di Desember ini intensitas hujannya tinggi, kemudian pancaroba itu juga berpengaruh pada kondisi ternak, sehingga ini berpengaruh pada kasus. Memang di akhir bukan Desember itu tren naik pada pertengahan Desember sampai akhir Desember trennya naik,” ucapnya.

    Tapi dari ratusan kasus PMK itu, Indyah mengatakan, tingkat kematian hewan ternak masih tergolong kecil. Dari catatan mereka ada delapan ekor yang dilaporkan meninggal dunia.

    “Untuk yang mati saat ini ada beberapa, enggak banyak, memang tingkat kematiannya kecil, kurang lebih delapan ekor,” ucapnya.

    Sebaran kasus PMK itu, kata dia, terjadi di Jember, Tuban, Lumajang, Ngawi, Bojonegoro dan beberapa daerah di Jatim lainnya.

    Untuk mengatasi kasus PMK ini, Indyah mengatakan pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak terkait termasuk pemda setempat, untuk penanganan, pengobatan, termasuk vaksinasi rutin tiap enam bulan.

    “Kita sudah lakukan rapat koordinasi untuk penanganan lanjutan, sebenarnya kita semua masih terus menangani PMK. PMK ini disebabkan virus, penanganannya butuh vaksinasi berulang enam bulan,” ucapnya.

    Ia menyebut, pihaknya bakal terus melakukan edukasi kepada para peternak untuk memisahkan hewan yang bergejala PMK, dengan yang masih sehat. Serta mengawasi kegiatan perniagaan di pasar-pasar hewan seluruh Jatim.

    “Jawa Timur ini populasinya cukup besar kita yang rentan ada sapi, kambing, domba, kemudian kerbau termasuk babi, kita total yang harus divaksin sebanyak 10,4 juta ekor. Ini merupakan populasi terbesar di Indonesia sehingga memang Jatim harus kerja keras untuk mempertahankan Jatim sebagai gudangnya ternak,” pungkasnya.

    (frd/isn)

    [Gambas:Video CNN]

  • PMK Kembali Menjangkit Ternak di Jatim, Disnak Gerak Cepat Lakukan Penanganan

    PMK Kembali Menjangkit Ternak di Jatim, Disnak Gerak Cepat Lakukan Penanganan

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Fatimatuz Zahroh

    TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur Indyah Aryani menyatakan Pemprov Jatim gerak cepat melakukan penanganan mulai merebaknya kembali kasus PMK pada hewan ternak di sejumlah daerah di Jatim.

    Sebagaimana diketahui, para peternak di sejumlah daerah di Jatim mengeluhkan hewannya yang sakit dan dengan gejala penyakit mirip PMK. Seperti banyak sapi yang tidak mau makan, mulut berlendir, atau juga seperti sariawan.

    Saat dikonfirmasi Tribun Jatim Network, Indyah membenarkan bahwa ada indikasi PMK yang mulai kembali merebak di Jawa Timur. Beberapa kasus yang muncul seperti di Ponorogo, Madiun dan juga Mojokerto serta sejumlah daerah yang lain. 

    “Benar ada kenaikan kasus di masing-masing kabupaten di Jatim. Kita mulai melakukan sejumlah tindakan untuk antisipasi dan penanganan,” kata Indyah, Kamis (2/1/2025) sore.

    Sejumlah langkah yang dilakukan, Dinas Peternakan Jawa Timur adalah melakukan sosialisasi dan vaksinasi. Pihaknya juga melakukan pengobatan bagi hewan yang sakit.

    “Kita mulai aktif melakukan komunikasi memberikan informasi dan Edukasi kepada peternak. Selain itu kami juga melakukan pengobatan pada ternak sakit dan melakukan vaksinasi pada ternak yang sehat,” jelas Indyah.

    Pihaknya pun menegaskan bahwa Pemprov Jatim juga melakukan pengamanan dengan menerapkan pengaturan lalu lintas ternak. Dimana ternak yang keluar masuk Jatim dilakukan pemeriksaan.

    “Kami melaksanakan biosecuriti, melaksanakan pengendalian lalu lintas ternak, ini penting kami lakukan untuk menjaga agar tidak ada penularan yang masif pada hewan yang keluar masuk ke Jatim,” ujarnya.

    Tidak hanya itu, Dinas Peternakan Jatim juga sudah menurunkan tim untuk melakukan penyemprotan desinfektan pada pasar tenak. Desinfektan ini penting untuk mencegah penularan yang lebih luas.

    “Selain itu kami juga sudah melakukan rapat koordinasi dengan Dinas Kabupaten Kota dan Kementrian Pertanian, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk pengendalian PMK dengan menyediakan obat, vitamin, vaksin dan biaya operasional vaksinasi,” pungkas Indyah

  • Disnak Jatim: 30 Daerah Alami Kenaikan Kasus PMK

    Disnak Jatim: 30 Daerah Alami Kenaikan Kasus PMK

    Surabaya (beritajatim.com) – Dinas Peternakan (Disnak) Provinsi Jatim akhirnya buka suara terkait merebaknya kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Bahkan, beberapa daerah sudah masuk Kejadian Luar Biasa (KLB).

    “Kami sudah drop obat-obatan dan vitamin kepada kabupaten/kota. Kemarin bantuan vaksin dari Pusvetma didrop, untuk selanjutnya melaksanakan Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) dan disinfektan, pengobatan dan vaksinasi,” kata Kadisnak Jatim, Indyah Aryani dikonfirmasi beritajatim.com, Kamis (2/1/2025).

    Menurut Indyah, sebanyak 30 kabupaten/kota di Jatim mengalami kenaikan kasus. “Untuk populasi yang kecil seperti Kota Surabaya belum ada laporan kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK),” ujarnya.

    Diberitakan sebelumnya, memasuki 2025, Kabupaten Blitar masuk dalam kategori daerah dengan Kejadian Luar Biasa (KLB) Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Blitar masuk kategori KLB usai 235 sapi terjangkit PMK, bahkan 30 ekor di antaranya mati.

    Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Blitar, Nanang Miftahudin menyebut bahwa berdasarkan melonjaknya kasus yang jauh diatas standar, sebenarnya di Kabupaten Blitar sudah bisa dikategorikan wabah atau KLB.

    Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) juga mulai mengancam kesehatan ternak di Kabupaten Ponorogo. Di Desa Jimbe, Kecamatan Jenangan, sejumlah sapi milik warga dilaporkan menunjukkan gejala khas PMK, seperti mulut berlendir dan luka pada kuku. Bahkan, beberapa sapi dilaporkan telah mati akibat penyakit tersebut.

    Meski kasus Penyakit Kulit dan Kuku (PMK) di Kabupaten Pasuruan mengalami peningkatan, namun sejumlah ternak masih belum disuntik vaksin. Kondisi ini terjadi lantaran vaksin dari Kementerian Pertanian masih belum datang. [tok/beq]

  • Wabah PMK Kembali Melanda Batang, Vaksinasi Jadi Kendala Utama

    Wabah PMK Kembali Melanda Batang, Vaksinasi Jadi Kendala Utama

    TRIBUNJATENG.COM, BATANG – Kabupaten Batang kembali dilanda wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak.

    Kekurangan vaksin membuat peternak di daerah ini semakin khawatir.

    Hingga awal Januari 2025, tercatat 161 ekor sapi terinfeksi PMK pada akhir tahun lalu, dengan tambahan 25 sapi, 14 kambing, dan 4 domba yang dilaporkan terjangkit tahun ini.

    Kepala Bidang Peternakan Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Batang, Syam Manohara, menjelaskan bahwa lonjakan kasus disebabkan oleh masuknya ternak baru dari luar daerah yang belum divaksin.

    “Ternak yang sudah divaksin di Batang relatif aman, namun ternak baru dari Jawa Timur dan Lampung membawa risiko besar,” ungkapnya, Kamis (2/1/2025).

    Wabah pertama kali terdeteksi pada Oktober 2024 di beberapa desa, termasuk Desa Silurah, Sodong, Kecamatan Wonotunggal, dan Kebaturan Bawang, yang menjadi daerah terdampak terparah.

    Menurut Syam, persediaan vaksin PMK habis sejak akhir tahun lalu, dan pihaknya sedang berkoordinasi dengan Provinsi Jawa Tengah untuk tambahan alokasi vaksin.

    “Saat ini kami tidak ada vaksin sama sekali. Langkah yang bisa dilakukan hanya fokus pada kebersihan kandang dan biosekuriti,” ujarnya.

    Petugas lapangan mengedukasi peternak tentang pemisahan ternak baru dari ternak lama serta menjaga kebersihan kandang untuk mencegah penyebaran virus.

    “Virus berkembang pesat saat musim hujan, sehingga pencegahan adalah langkah terbaik saat ini,” tambah Syam.

    Dokter hewan Ambar Puspitaningsih dari Dinas Pangan dan Pertanian Batang memastikan bahwa PMK tidak menular ke manusia.

    “Jika daging dan jeroan ditangani dengan baik, produk tersebut aman dikonsumsi,” jelasnya.

    Namun, ia mengingatkan bahwa biosekuriti tetap menjadi kunci utama.

    “Ternak yang sakit harus dipisahkan dari yang sehat, dan ternak baru dipisahkan dari ternak lama dengan pemantauan ketat,” pungkasnya.

    Dinas berharap ketersediaan vaksin segera terpenuhi agar wabah PMK dapat diatasi lebih efektif, sehingga peternak dapat kembali tenang dalam mengelola usaha ternak mereka.

  • Blitar KLB Penyakit Mulut dan Kuku, 30 Ekor Sapi Mati

    Blitar KLB Penyakit Mulut dan Kuku, 30 Ekor Sapi Mati

    Blitar (beritajatim.com) – Memasuki 2025, Kabupaten Blitar masuk dalam kategori daerah dengan Kejadian Luar Biasa (KLB) Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Blitar masuk kategori KLB usai 235 sapi terjangkit PMK, bahkan 30 ekor di antaranya mati.

    Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Blitar, Nanang Miftahudin menyebut bahwa berdasarkan melonjaknya kasus yang jauh diatas standar, sebenarnya di Kabupaten Blitar sudah bisa dikategorikan wabah atau KLB.

    “Tapi untuk penyakit hewan penetapannya oleh Kementan, berbeda dengan sektor kesehatan manusia yang bisa ditetapkan oleh pimpinan daerah,” ujar Nanang, Kamis (2/1/2025).

    Lebih lanjut Nanang menjelaskan kasus PMK pada Desember 2024 ini, jauh meningkat dibanding awal 2024 apalagi 2023. Karena program vaksinasi berjalan dengan maksimal, sedangkan mulai April 2024 pelaksanaan vaksinasi merosot tajam.

    “Terutama karena sama sekali tidak didampingi biaya operasional, makanya dimasukkan kondisi darurat,” jelasnya.

    Diungkapkan Nanang pada Senin (30/12/2024), Dinas Peternakan Provinsi Jatim melaksanakan rapat darurat, dalam rangka pengusulan perubahan status di Jatim. Untuk menentukan penetapan wabah PMK atau perubahan status, dari tertular menjadi wabah PMK agar bisa mengalokasikan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT).

    Disampaikan Nanang jika sejak awal Desember 2024, kasus PMK yang menyerang ternak sapi di Kabupaten Blitar kembali meningkat.

    “Dari data sementara, sampai terakhir 31 Desember 2024 total ada 315 kasus dan 235 ekor ternak sapi yang positif PMK. Dimana 35 ekor sudah sembuh, serta 30 ekor sapi mati dan 15 dipotong paksa,” bebernya.

    Peningkatan ternak sapi yang positif terserang PMK, tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Blitar. Kasus ini menyerang ternak sapi yang terutama belum pernah divaksin, atau tidak jelas sudah atau belum divaksin.

    “Karena ternak baru dibeli atau didatangkan dari luar daerah, sehingga Disnakkan melakukan beberapa langkah pencegahan. Seperti melakukan pemeriksaan ketat ternak sapi di Pasar Hewan, kalau diketahui sakit dengan gejala mirip PMK diminta untuk dibawa kembali dan diobati sampai sembuh,” jelasnya.

    Pihak Disnakkan juga sudah melakukan upaya pencegahan diantaranya, membuat surat edaran untuk camat, lurah/desa perihal kewaspadaan muncul Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS). Kemudian, berkoordinasi dengan organisasi profesi PDHI Jatim 8 dan Paravetindo serta petugas Puskeswan dalam kesiapsiagaan menghadapi PHMS ini.

    “Serta penyebaran informasi melalui media sosial, flyer tentang kewaspadaan terhadap penyakit PMK dan PHMS. Komunikasi, Informasi dan Edukasi oleh petugas kesehatan hewan pada peternak, agar segera melapor jika menemukan hewan dengan gejala PMK dan penyakit strategis lainnya,” ungkapnya.

    Ditanya mengenai program vaksinasi PMK, Nanang mengakui jika vaksinasi memang merupakan perlindungan yang bagus. Tapi saat ini tidak ada stok vaksin di pemerintah dan sesuai surat pemberitahuan Kementan, agar para peternak berupaya dengan vaksinasi mandiri.

    “Tapi di rakor Senin (30/12/2024) lalu, Kementan akan mengusahakan persediaan vaksin/alokasi vaksin dengan berupaya menggeser dari anggaran kegiatan lain. Tapi waktunya kapan tersedianya vaksin dari pemerintah, menunggu info lebih lanjut,” imbuhnya. [owi/beq]

  • Daftar Harga Bahan Pokok di Awal Tahun 2025

    Daftar Harga Bahan Pokok di Awal Tahun 2025

    Jakarta

    Awal tahun 2025 diwarnai dengan fluktuasi harga sejumlah bahan pokok. Kenaikan signifikan terjadi pada harga cabai yang mencapai Rp 140.000/kg. Kemudian harga ayam juga mengalami kenaikan. Sementara untuk harga beras dan daging sapi masih stabil.

    Kenaikan harga tersebut terjadi di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan dan Pasar Palmerah pada Kamis (2/1/2025). Dari pantauan detikcom, harga cabai kini mengalami kenaikan hingga Rp 30.000/kg.

    Di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, harga cabai rawit merah Rp 140.000/kg, dari harga sebelum pergantian tahun Rp 100.000/kg. Untuk cabai rawit hijau dibanderol Rp 80.000, dari sebelumnya Rp 50.000/kg, cabai merah keriting Rp 80.0000 dari sebelumnya Rp 50.000/kg.

    Kenaikan juga terjadi pada harga bawang merah dan bawang putih. Bawang putih kini dibanderol Rp 60.000/kg, dari harga sebelumnya Rp 55.000/kg. Dan bawang merah Rp 50.000/kg.

    Kenaikan juga terjadi di Pasar Palmerah, harga cabai rawit merah dibanderol Rp 110.000/kg, dari harga sebelumnya Rp 100.000/kg.Kemudian untuk cabai rawit ijo kini Rp 70.000/kg dari sebelumnya Rp 40.000/kg. Dan untuk cabai merah keriting Rp 60.000/kg. Sementara untuk bawang putih Rp 45.000/kg dan bawang merah Rp 42.000/kg.

    Untuk harga ayam di kedua pasar tersebut juga mengalami kenaikan harga di kisaran Rp 1.000/kg.

    Di Pasar Kebayoran Lama, harga ayam potong per kilogramnya dibanderol Rp 29.000 sampai Rp 30.000. Sementara di Pasar Palmerah Rp 30.000 sampai Rp 31.000/kg.

    Kemudian harga daging sapi di Pasar Kebayoran Lama dijual dengan harga Rp 120.000/kg. Untuk harga daging di Pasar Palmerah di jual dengan harga Rp 130.000.

    Untuk telur di kedua pasar tersebut masih menjual di atas harga Rp 30.000/kg. Di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan harga tertinggi untuk telur Rp 31.000/kg. Sementara di Pasar Palmerah Rp 32.000/kg.

    Hal yang sama juga terjadi di harga beras, kedua pasar tersebut menjual beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yakni Rp 12.000/kg. Harga ini masih berada di bawah Harga Eceran tertinggi yakni Rp 12.500/kg

    (kil/kil)

  • 43 Sapi Suspek PMK di Gunungkidul Mati
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        2 Januari 2025

    43 Sapi Suspek PMK di Gunungkidul Mati Yogyakarta 2 Januari 2025

    43 Sapi Suspek PMK di Gunungkidul Mati
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com
    – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH)
    Gunungkidul
    , DI Yogyakarta, mencatat ada 43 ternak sapi suspek Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), mati sejak beberapa pekan terakhir.
    “Sampai saat ini data yang masuk ke kita antara 42 sampai 43 yang mati,” kata Kepala DPKH Kabupaten Gunungkidul, Wibawanti Wulandari, saat dihubungi melalui telepon pada Kamis (2/1/2025).
    Dikatakannya, untuk pencegahan dilakukan disinfektan wilayah yang muncul PMK setiap hari. Selain itu, pihaknya mengimbau pemilik ternak agar mencegah orang lain yang tidak memiliki kepentingan masuk kandang.
    “Ketika kita berkunjung dari pasar atau berkunjung ke kandang orang lain, harapan kita pulang mandi dulu baru masuk kandang,” kata dia.
    Hal ini untuk mencegah virus masuk ke area kandang dan menyebabkan ternak sakit.
    Wibawanti mengaku tidak bisa mencegah ternak dari luar masuk ke Gunungkidul karena setiap daerah memiliki kebijakan berbeda dalam penanganan.
    Pihaknya melakukan pemantauan dengan menjadwalkan pelayanan pengobatan hingga uji kebuntingan.
    Dia mengimbau kepada peternak agar melaporkan jika mendapati sapinya sedang sakit atau mati agar bisa segera dilakukan penanganan lebih jauh.
    “Itu terus kita lakukan di pasar,” kata dia.
    Sebelumnya, Lurah Pampang, Kapanewon Paliyan, Saiful Khohar, mengatakan wilayahnya sejak Minggu (22/12/2024) telah mencatat total ada 15 sapi mati di lima padukuhan.
    Adapun di Padukuhan Polaman terdapat sembilan ekor mati. Kemudian di Kedungdowo Wetan ada dua ekor. 
    Lalu di Jetis ada satu ekor, di Kedungdowo Kulon ada satu ekor, dan di Pampang ada satu ekor.
    “Baru saja (Senin hari ini) sekitar pukul 10.40 WIB ada satu mati di Padukuhan Polaman,” kata Saiful saat ditemui di Balai Padukuhan Polaman, Senin (30/12/2024).
    Dikatakannya, kematian ternak ini memukul petani atau peternak, karena biasanya sapi digunakan untuk tabungan.
    Pihaknya berharap ada ganti rugi atau bantuan dari pemerintah terhadap petani yang kehilangan hewan ternaknya.
    “Ternak ini tabungannya orang tani. Kejadian ini sangat memprihatinkan kami,” ucap dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.