Hewan: Sapi

  • Gabungan Koperasi Susu Indonesia Berencana Impor 100 Ribu Sapi dari Amerika – Halaman all

    Gabungan Koperasi Susu Indonesia Berencana Impor 100 Ribu Sapi dari Amerika – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) berencana impor sapi dari Amerika Serikat.

    Langkah tersebut ditandai dengan diskusi dan Penyerahan Non-Disclosure Agreement (NDA) Rencana Importasi Sapi Perah dari Amerika Serikat.

    Dalam pembukaan acara tersebut, Bendahara Umum GKSI, Febryanto menyampaikan, motivasi mengimpor 100 ribu sapi dari Amerika Serikat dilatarbelakangi kondisi sapi yang ada di Indonesia saat ini merupakan hasil persilangan genetik antara sapi lokal dan Frisian Holstein, sehingga menghasilkan sapi yang tidak ideal dalam hal menghasilkan susu.

    “Selain itu, berkurangnya jumlah populasi sapi di Indonesia juga semakin memperparah keadaan dengan adanya Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) yang merebak di tahun 2022 mengakibatkan kematian sekitar 65.000 ekor sapi,” tutur Febryanto dalam keterangannya, Selasa (7/1/2025).

    Menurutnya, adanya kebutuhan ketersediaan susu dalam program Makan Bergizi Gratis pemerintahan Presiden Prabowo, program impor sapi ini menjadi bentuk nyata komitmen GKSI dalam menyukseskan program pemerintah tersebut dengan memenuhi kebutuhan susu.

    Dalam diskusi, Epi Taufiq yang merupakan ahli susu lembaga gizi nasional menyampaikan, susu merupakan bagian penting yang harus disertakan dalam program pemerintah Makan Bergizi Strategis untuk mengoptimalkan asupan gizi anak bangsa.

    Sedangkan, Lisa Ahramjian sebagai Konselor Agrikultur Kedubes AS menyebutkan, GKSI telah melakukan langkah awal yang baik karena penting sekali antara AS dan Indonesia untuk bekerjasama dalam bidang-bidang strategis yang ada di pemerintahan.

     

  • 9,2 Juta Ekor Ternak di Jatim Rentan Terserang PMK
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        7 Januari 2025

    9,2 Juta Ekor Ternak di Jatim Rentan Terserang PMK Surabaya 7 Januari 2025

    9,2 Juta Ekor Ternak di Jatim Rentan Terserang PMK
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Jumlah hewan ternak di
    Jawa Timur
    yang rentan terkena penyakit mulut dan kuku (
    PMK
    ) tercatat mencapai 9,2 juta ekor.
    Dari jumlah tersebut, sapi menjadi jenis hewan ternak yang paling banyak terancam. Jumlahnya mencapai 3,4 juta ekor.
    Data menunjukkan bahwa untuk jenis kambing, terdapat 5 juta ekor, domba 610.000, kerbau 10.000 dan babi 107.000.
    “Hewan ternak rentan terkena PMK paling banyak adalah sapi. Sekitar 3,4 juta ekor,” ungkap Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono saat rapat koordinasi swasembada pangan di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (7/1/2025).
    Adhy Karyono juga mencatat bahwa kasus PMK mengalami peningkatan menjelang akhir 2024, dengan rata-rata lebih dari 250 kasus per hari.
    Dia memperkirakan total kebutuhan vaksin di Jawa Timur pada 2024 mencapai 7,2 juta dosis, yang setara dengan 70-80 persen dari total hewan yang rentan.
    Pada akhir 2024, Kementerian Pertanian mengirimkan 12.500 dosis vaksin untuk memenuhi kebutuhan di Jawa Timur, dengan rencana total bantuan vaksin mencapai 1,4 juta dosis.
    “Sementara itu, belanja Pemprov Jatim untuk vaksin saat ini mencapai 320 ribu dosis dan dalam proses pembelian,” ujar Adhy Karyono.
    Untuk mengatasi kekurangan dosis vaksin PMK, pihaknya berencana menggunakan skema pendanaan dari pos anggaran Bantuan Tak Terduga (BTT) Pemprov Jatim serta Kabupaten/Kota.
    Sebelumnya, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur melaporkan adanya peningkatan kasus PMK yang menyerang ternak sapi dalam dua bulan terakhir.
    Dari November hingga Desember 2024, terdapat 6.072 kasus PMK di Jawa Timur, yang menyebabkan 282 ekor ternak sapi mati.
    “Kasus PMK dilaporkan terjadi di 30 daerah di Jatim,” kata Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Indyah Aryani, saat dikonfirmasi pada Senin (6/1/2025).
    Indyah menjelaskan gejala klinis yang dilaporkan pada hewan ternak antara lain kondisi lemah, kepincangan, dan adanya air liur berlebihan yang menggantung dan berbusa.
    “Hewan ternak juga tampak lemas dan lebih banyak berbaring, sehingga terjadi penurunan produksi susu pada sapi perah,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Wabah PMK Menyebar hingga 9 Provinsi, DPR RI Desak Pemerintah Lakukan Upaya Penanganan Serius

    Wabah PMK Menyebar hingga 9 Provinsi, DPR RI Desak Pemerintah Lakukan Upaya Penanganan Serius

    Jakarta (beritajatim.com) – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang belakangan ini merebak di beberapa daerah termasuk di beberapa wilayah di Jawa Timur. Pemerintah pun didesak melakukan upaya serius dalam menangani wabah PMK.

    Anggota Komisi IV DPR RI Hindun Anisah mengaku khawatir, apabila merebaknya PMK ini tak segera tertangani, akan meluas ke daerah-daerah lain. Terlebih lagi, kata dia, imbasnya petani peternak yang akan mengalami kerugian. Sebab menurutnya, lonjakan PMK semakin hari semakin meningkat, bahkan menyebabkan kematian pada ribuan hewan ternak, terutama sapi.

    “Laporan dari beberapa daerah di Lamongan, Lumajang (Jawa Timur) dan Rembang (Jawa Tengah), PMK mulai meningkat,” kata Hindun, Selasa (7/1/2025).

    Dia pun mendorong Kementerian Pertanian segera melakukan vaksinasi. Dia pun memandang perlu membatasi pergerakan penjualan sapi antar daerah biar tidak meluas ke daerah lain.

    “Kalau bisa segera diterjunkan petugas untuk melakukan vaksin dan membatasi pergerakan penjualan sapi,” kata anggota Fraksi PKB ini.

    Selain itu, dia menambahkan, agar penanganan PMK bisa lebih cepat dan massif, Kementan diminta berkolaborasi dan bersinergi dengan pihak lain. “ Kementan harus segera menggandeng dan melibatkan Perguruan tinggi dan juga asosiasi dokter hewan agar penanganannya bisa lebih cepat,” tegasnya.

    Seperti diketahui, wabah PMK kembali merebak di Indonesia. Jenis wabah yang menyerang hewan berkuku belah seperti sapi, babi, kerbau, hingga domba ini mengalami lonjakan kasus sejak awal bulan Desember 2024 lalu.

    Hingga saat ini, total kasus PMK yang telah dilaporkan mencapai 8.483 kasus dengan jumlah kematian 223 kasus, dan pemotongan paksa sebanyak 73 kasus. Data tersebut tersebar di 9 provinsi, termasuk Jawa Tengah dan Jawa Timur. [hen/ian]

  • Denmark Kenakan “Pajak Sendawa Sapi” demi Selamatkan Bumi – Halaman all

    Denmark Kenakan “Pajak Sendawa Sapi” demi Selamatkan Bumi – Halaman all

    Gebrakan baru! Denmark bakal jadi negara pertama di dunia yang memperkenalkan pajak khusus buat emisi metana dari hewan ternak, seperti sapi yang bersendawa.

    Pajak ini bertujuan buat mengurangi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh sektor peternakan. Terdengar seperti lelucon ya? Namun, kebijakan ini sebenarnya punya dampak yang cukup signifikan buat Bumi, lo!

    Sapi versus netral iklim

    Denmark lagi punya target buat memenuhi status netral iklimnya pada tahun 2045. Kenapa fokus ke sapi ya?

    Ternyata, sapi adalah hewan pemamah biak yang menghasilkan gas metana saat mereka mencerna makanan. Lalu, gas metana itu dilepaskan saat sapi bersendawa. Efek “sendawa sapi” ini ternyata 25 kali lebih kuat dibandingkan efek pemanasan global akibat karbon dioksida (CO2).

    Data juga menyebutkan kalau setiap sapi mengeluarkan setidaknya 100 kilo metana per tahun.

    Berapa yang harus dibayar?

    Mulai 2030, Denmark bakal memberlakukan pajak sebesar 40 euro (sekitar Rp670.000) per ton metana. Itu artinya, peternak sapi harus membayar sekitar 4 euro (sekitar Rp67.000) untuk seekor sapinya setiap tahun.

    Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Kebijakan ini juga bagian dari langkah komprehensif untuk mengurangi jumlah hewan ternak di Denmark. Pemerintah berharap, pajak ini tidak hanya akan mengurangi emisi metana, tetapi juga ikut membantu menjaga kualitas perairan publik, seperti danau dan teluk yang tercemar akibat pupuk dari lahan pertanian.

    Meski begitu, untuk meringankan beban para peternak, pemerintah Denmark juga menawarkan keringanan pajak sebesar 60 persen. Harapannya, untuk menjaga keseimbangan antara keberlanjutan lingkungan dan keberlangsungan industri peternakan di negara itu.

    Namun, pihak Greenpeace Denmark justru menilai kebijakan ini kurang ambisius, karena tidak cukup buat mendorong transisi hijau tersebut. Greenpeace juga khawatir kalau jumlah hewan ternak enggak akan berkurang secara signifikan, sehingga dampaknya terhadap lingkungan juga tetap terbatas.

    Jadi, apakah kebijakan ini bakal berhasil mencapai tujuannya? Sepertinya, dunia masih harus menunggu jawabannya. Tapi, satu hal yang pasti, langkah sekecil apa pun akan sangat berdampak untuk Bumi kita.

  • Gandeng Amerika Serikat, IPB University Dorong Pelatihan Peternak Sapi Perah Indonesia

    Gandeng Amerika Serikat, IPB University Dorong Pelatihan Peternak Sapi Perah Indonesia

    JABAR EKSPRES – IPB University melakukan Kick-off kemitraan U.S Indonesia Dairy Farmer Partnership (USIDP), sebuah aliansi yang memperkuat program edukasi untuk mendukung peternak sapi perah di Indonesia.

    Rektor IPB University Prof Arif Satria menjelaskan bahwa program ini didesain untuk mendorong proses pelatihan dalam produksi sapi perah.

    Pada acara ini, dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara IPB University, United States Dairy Export Council (USDEC), dan New Mexico Department of Agriculture (NMDA) terkait USIDP Education Program.

    Prof Arif Satria menyatakan pentingnya program ini karena susu merupakan komponen vital dalam program Makanan Bergizi Gratis (MBG).

    “Kerjasama antara IPB University, USDEC, dan NMDA merupakan tindak lanjut dari pertemuan dengan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian,” kata Prof Arif Satria dalam kegiatan Seminar Nasional Indonesian Dairy Farming Scale Up Strategy dan Kick Off Program U.S. Indonesia Dairy Farmer Partnership (USIDP) di IPB International Convention Center pada Selasa (7/1/2025).

    BACA JUGA: IPB University Kenalkan Hasil Riset dan Tiga Inovasi Terbaru, Ada Teknologi Bayi Tabung untuk Hewan Langka!

    Ia menegaskan, bahwa IPB University berkomitmen untuk mendukung keberhasilan program MBG yang menjadi fokus pemerintahan saat ini.

    Melalui program ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan volume produksi susu di Indonesia dengan melibatkan peternak perah skala kecil dan menengah.

    Dengan adanya kerjasama ini, diharapkan juga terjadi pertukaran pengetahuan dan kolaborasi antar pihak untuk mendukung pertumbuhan sektor peternakan di Indonesia.

    Pasalnya, produksi susu nasional masih memiliki potensi yang besar untuk ditingkatkan, mengingat sebagian besar kebutuhan masih harus dipenuhi melalui impor.

    “Selama ini produksi susu nasional kita masih belum tinggi, baru 20 persen untuk bisa mensuport kebutuhan nasional, untuk memenuhi kebutuhan susu Indonesia, Indonesia masih mengandalkan 80 persen impor. Saya kira Amerika Serikat punya pengalaman yang luar biasa dalam hal produksi susu,” beber Prof Arif.

    BACA JUGA: Pemkab Bogor Siap Gelontorkan Rp 50-70 Miliar dari BTT untuk Program Makan Bergizi Gratis

  • Gampang Banget Hasilkan Rp290.000/Jam dari Aplikasi Penghasil Uang 2025

    Gampang Banget Hasilkan Rp290.000/Jam dari Aplikasi Penghasil Uang 2025

    JABAR EKSPRES – Siapa sangka, hanya dengan bermain game sederhana, Kamu bisa menghasilkan uang Rp290.000/jam dalam waktu singkat? Kami baru saja mencoba sebuah aplikasi penghasil uang dan hasilnya? Benar-benar terbukti membayar!

    Bayangkan, saldo DANA kami bertambah hingga Rp290.000/jam. Prosesnya super gampang dan enggak ribet sama sekali.

    Kami akan membahas cara kerjanya aplikasi penghasil uang tercepat ini , bukti pembayaran, dan langkah-langkah agar Kamu juga bisa mencobanya. Yuk, kita mulai! Berikut rangkumannya dari tayangan YouTube Bang Gaptek ID.

    BACA JUGA: Cukup “Absen” Harian Terima Reward Rp50.000/hari dari Aplikasi Penghasil Uang Tercepat 2025

    Gimana Cara Mainnya?

    Aplikasi penghasil uang 2025 ini sangat simpel, cocok buat semua umur. Tugas utamanya adalah berternak hewan, seperti sapi, domba, ayam, dan bebek.

    Kamu tinggal pindahkan hewan ke lahan kosong di game, tunggu beberapa menit, dan voila, hewan-hewan tersebut berubah menjadi daging. Kalau mau cepat, Kamu bisa tap-tap layar atau nonton iklan untuk mempercepat prosesnya.

    BACA JUGA: Nonton 3-5 Menit Dibayar Rp 220.000/Hari di Aplikasi Penghasil Uang 2025

    Selain itu, game ini punya misi harian yang memberikan bonus koin tambahan. Misalnya, login harian atau menyelesaikan tugas kecil lainnya. Setiap misi punya hadiah mulai dari ratusan hingga ribuan rupiah.

    Bagaimana dengan Pembayarannya?

    Kami sudah coba tarik uang ke akun DANA, dan hasilnya? Dalam waktu kurang dari 5 menit, uang langsung masuk ke saldo kami.

    Proses penarikannya juga fleksibel karena bisa melalui DANA, OVO, atau GoPay. Kamu hanya perlu memasukkan nomor akun e-wallet, klik withdraw, dan uang akan dikirim.

    Lebih keren lagi, game ini memberikan bukti nyata bahwa penarikan bisa mencapai Rp290.000/jam. YouTuber sudah mencoba berkali-kali dan hasilnya selalu memuaskan.

    Apa Keunggulannya?

    Cepat dan Terbukti Membayar: Uangnya benar-benar landing dalam hitungan menit.Mudah Dimainkan: Enggak perlu skill khusus, cukup main santai sambil nonton TV.Banyak Pilihan Penarikan: Dari DANA hingga OVO, semuanya tersedia.Hadiah Melimpah: Selain ternak, banyak misi yang memberikan koin tambahan.

  • Tak Selalu Ada Susu Dalam Menu Makan Bergizi Gratis, Jubir Kepresidenan: Diganti Tempe atau Tahu
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        7 Januari 2025

    Tak Selalu Ada Susu Dalam Menu Makan Bergizi Gratis, Jubir Kepresidenan: Diganti Tempe atau Tahu Megapolitan 7 Januari 2025

    Tak Selalu Ada Susu Dalam Menu Makan Bergizi Gratis, Jubir Kepresidenan: Diganti Tempe atau Tahu
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO)
    Adita Irawati
    mengatakan, tidak selalu ada
    susu
    yang diberikan dalam menu
    makan bergizi gratis
    (MBG).
    Hal tersebut disampaikan Adita usai mendampingi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi meninjau SDN Susukan 01 dan SDN Susukan 02, Jakarta Timur, Selasa (7/1/2025).

    Susu
    bisa diberikan bisa tidak, karena susu juga punya bahan pengganti yang lain. Susu ini kandungannya kan utamanya protein dan vitamin mineral,” kata Adita di SDN Susukan 01, Selasa.
    Adita mengatakan, ada sejumlah bahan makanan yang bisa dijadikan sebagai pengganti susu yang nantinya tersaji dalam menu MBG.
    “Jika itu bisa digantikan oleh bahan makanan yang lain seperti misalnya tadi ada tempe, ada tahu. Artinya kecukupan proteinnya sudah terpenuhi,” ucap Adita.
    Adita menjelaskan, terdapat sejumlah daerah yang jauh dari sentra susu. Karena itu, tak adanya susu di dalam menu MBG bisa digantikan dengan protein lain.
    “Jika merujuk pada Badan Gizi Nasional itu setidaknya ada dua jenis makanan yang mengandung protein untuk mengganti susu,” kata Adita.
    “Jadi susu sekali lagi jadi bahan evaluasi, tetapi mohon untuk bisa diperhatikan bahwa ini tidak selalu harus ada. Yang penting kandungan gizi itu tercukupi. Kami sudah berkonsultasi dengan ahli gizi,” sambungnya.
    Sebelumnya, Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mengungkapkan, penyediaan susu untuk program makan bergizi gratis (MBG) di Jakarta masih terkendala.
    Ketersediaan susu sapi yang belum merata menjadi penyebab utama masalah ini.
    Namun, daerah dengan produksi susu sapi yang mencukupi, seperti Jawa Timur, sudah bisa menyalurkan susu dalam menu MBG.
    “Jawa Timur sudah bisa, kooperasi susu kita kuat di sana, seperti di Malang. Kalau Jakarta masih susah,” ujar Budi Arie saat memberikan keterangan pers setelah kunjungan ke SD Negeri Angkasa 5, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (6/1/2025).
    Menu MBG yang dibagikan pada hari pertama berupa nasi, sayur tumis buncis, ayam teriyaki, dan satu buah pisang untuk masing-masing siswa. Namun, susu belum bisa disalurkan pada hari pertama.
    Budi Arie menambahkan, susu akan diberikan pada hari kedua pelaksanaan MBG, yaitu Selasa (7/1/2025).
    “Tidak perlu berkecil hati, ada kekurangan sana-sini. Susu belum siap, nanti diurus,” kata Budi.
    Saat ini, koperasi susu Indonesia hanya mampu menyediakan sekitar 1,3 juta liter susu per hari untuk mendukung program MBG. Untuk itu, Badan Gizi Nasional (BGN) tengah mencari strategi guna menambah ketersediaan susu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Wamenkop Sarankan Susu Tetap Harus Ada di Makan Bergizi Gratis Sekalipun Kemasan UHT – Halaman all

    Wamenkop Sarankan Susu Tetap Harus Ada di Makan Bergizi Gratis Sekalipun Kemasan UHT – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono menyarankan agar susu tetap menjadi bagian dari menu Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Pada saat penyelenggaraan perdana MBG hari Senin (6/1/2025) kemarin, ditemukan beberapa murid sekolah tidak menerima susu dalam menu makanan mereka.

    Padahal sebelumnya, menu susu selalu ada dalam uji coba program MBG.

    Menurut Ferry, susu masih ada di dalam program MBG, haya saja pembagiannya tidak setiap hari.

    “Masuk. Masih tetap ada. Kan kita tetap selingi susu di 1-2 hari dalam seminggu,” katanya ketika ditemui di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Selasa (7/1/2025).

    Terkait dengan tidak adanya susu di beberapa sekolah selama dua hari ini MBG berjalan, Ferry menduga itu karena program ini masih dalam tahap uji coba pertama.

    “Mungkin karena itu baru tahap uji coba pertama, tapi mudah-mudahan insyaallah bisa diselingi dalam 1-2 hari, tetap diberikan susu,” ujar Ferry.

    Ia berharap pekan ini sudah bisa diberikan susu bagi para siswa penerima MBG.

    “Ya, insyaallah sih. Ini kan masih simulasi uji coba, jadi ya mudah-mudahan uji cobanya bisa lancar,” ucap Ferry.

    Ia pun menyarankan agar ke depannya susu bisa selalu menjadi bagian dari menu MBG, sekalipun itu berbentuk kemasan UHT.

    Sebab, jika mengadalkan susu hasil produksi koperasi peternakan sapi perah lokal akan sulit karena mereka biasanya hanya memproduksi untuk di daerah sekitarnya.

    “Kalau koperasi peternakan sapi perah itu kan pasti hanya bisa berkontribusi terhadap siswa-siswa di sekolah yang ada di sekitar sentra-sentra pertanakan sapi perahnya,” jelas Ferry.

    “Tapi kalau di luar Jawa atau daerah-daerah sekolah-sekolah yang jauh dari sentra pertanakan sapi perah, menurut pendapat saya memang tetap harus diberikan susu dalam bentuk kemasan UHT atau susu bubuk supaya bisa tetap menjaga protein mereka dari asupan susu,” pungkasnya.

    Sebelumya, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengungkapkan alasan tidak adanya susu dalam menu makan bergizi gratis yang didistribusikan kepada siswa di wilayah Jakarta hari ini.

    Dadan mengatakan bahwa keputusan tersebut didasarkan pada pertimbangan pemberdayaan sumber daya lokal.

    “Sudah saya jelaskan susu akan menjadi bagian makanan bergizi untuk wilayah-wilayah di mana sapi perahnya ada,” kata Dadan seusai rapat dengan Komisi IX DPR di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (6/1/2025).

    Dia menjelaskan, hal tersebut penting agar semua daerah memanfaatkan potensinya masing-masing.

    “Untuk mendorong agar setiap daerah punya sapi perah dan kami tidak ingin program ini menjadi bagian peningkatan impor tetapi ingin memberdayakan sumber daya lokal,” ujar Dadan.

    Dadan menyebut, pihaknya telah menyusun rencana pemberian susu secara bertahap.

    Di daerah yang memiliki sapi perah, susu akan diberikan minimal tiga kali seminggu. 

    Namun, untuk wilayah yang belum memiliki sapi perah, pemerintah menyediakan alternatif protein dan kalsium lainnya.

    “Untuk daerah-daerah yang tidak ada sapi perahnya untuk sementara proteinnya bisa digantikan dengan protein lainnya misalnya dengan ikan dengan telur, dan lain dan sumber kalsium lainnya termasuk seperti yang sudah saya sebutkan kelor ya,” ujar Dadan.

    Dadan mengatakan, pelaksanaan program makan bergizi gratis ini akan dilakukan evaluasi setiap hari.

    “Tentu kita akan evaluasi setiap hari, dan seperti yang sudah saya sampaikan bahwa target kita dari Januari sampai April kan akan mencakup 3 juta penerima manfaat,” ucapnya.

    Dia menjelaskan, pelaksanaan program tersebut dilakukan secara bertahap sesuai kesiapan di lapangan.

    Menurutnya, Prabowo juga memberikan arahan agar implementasi makan bergizi gratis tidak terburu-buru, tetapi disesuaikan dengan kesiapan anggaran dan infrastruktur.

  • Wakil Ketua DPR Soroti Komponen Susu MBG, Dasco: Gula Semua

    Wakil Ketua DPR Soroti Komponen Susu MBG, Dasco: Gula Semua

    Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menyebut keberadaan susu di dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) memiliki komponen yang lebih tinggi gula.

    Dasco menyebut bahwa produk susu memiliki kandungan gula yang tinggi. Ditambah lagi, anggaran yang digelontorkan pemerintah adalah Rp10.000 per porsi dari semula dianggarkan Rp15.000 per porsi.

    “Gimana mau ada susu, gula semua,” kata Dasco saat ditemui di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (7/1/2025).

    Sayangnya, Dasco lebih banyak diam saat ditanya lebih lanjut terkait keberadaan susu di dalam program MBG. Pasalnya, menurut Dasco, program MBG ini baru bergulir secara serentak di Tanah Air pada Senin (6/1/2025).

    “Baru sehari, baru sehari masa dievaluasi? Baru sehari [program MBG],” tuturnya.

    Dihubungi terpisah, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan bahwa menu susu di dalam program MBG setidaknya akan diberikan kepada penerima sebanyak 2–3 kali seminggu.

    “2–3 kali seminggu [pemberian susu kepada penerima MBG],” kata Dadan kepada Bisnis, Selasa (7/1/2025).

    Sebelumnya, Kementerian Koperasi (Kemenkop) menyampaikan penerima program MBG untuk wilayah DKI Jakarta hanya akan diberikan susu dalam bentuk bubuk atau kemasan ultra-high temperature (UHT).

    Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono mengatakan bahwa susu dalam kemasan untuk penerima MBG di DKI Jakarta ini lantaran wilayah ini tidak menjangkau sentra peternakan sapi perah. Sebab, sentra produksi susu terpusat di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

    “Susu segar kan karena sentra peternakan sapi perahnya ada di Jawa Barat, jadi mungkin pemberiannya kalau untuk Jakarta pakai susu yang dalam bentuk kemasan [untuk MBG],” kata Ferry saat ditemui di Kantor Kemenkop, Jakarta, Selasa (7/1/2025).

    Ferry menjelaskan bahwa koperasi peternakan sapi perah hanya bisa menjangkau siswa-siswa sekolah yang berada di radius dekat dengan koperasi peternakan sapi perah. Imbasnya, hanya penerima MBG terdekat yang bisa menikmati susu sapi segar.

    “Kalau untuk menjangkau wilayah-wilayah yang jauh dari sentra-sentra peternakan sapi perah, memang sebaiknya diberikan susu dalam bentuk bubuk atau UHT yang memiliki daya tahan lebih lama dan lain sebagainya,” ujarnya.

    Namun demikian, Ferry menyampaikan bahwa pemberian susu di dalam program MBG tidak bisa dilakukan setiap hari. Adapun, susu setidaknya bakal diberikan sebanyak 1–2 kali dalam sepekan.

  • Denny Siregar Sindir Menu Makan Bergizi Gratis: Nunggu Penampakan Susu Ikan dan Daun Kelor

    Denny Siregar Sindir Menu Makan Bergizi Gratis: Nunggu Penampakan Susu Ikan dan Daun Kelor

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Program makan gratis yang digagas Presiden Prabowo Subianto menyimpan cerita unik di balik tujuan yang sebenarnya.

    Alih-alih dinikmati sepenuhnya, beberapa siswa justru mengungkapkan selera yang beragam dan kadang mengejutkan.

    Bahkan tidak sedikit siswa menolak memakan ayam hingga sayur yang disajikan. Ada juga yang hanya mengambil buah jeruk dan meninggalkan menu utama.

    Sutradara sekaligus pegiat media sosial, Denny Siregar, turut menyoroti fenomena ini dengan gaya khasnya yang sarkastik.

    Dalam unggahannya di X @Dennysiregar7, ia mempertanyakan elemen menu yang sebelumnya sempat menjadi perbincangan, seperti susu ikan dan daun kelor.

    “Nunggu penampakan susu ikan dan daun kelor kok gada yang laporan ya?,” kata Denny dalam keterangannya dikutip pada Selasa (7/1/2025).

    Badan Gizi Nasional (BGN) jauh hari telah mengungkapkan bahwa tidak semua penerima Program Makan Bergizi Gratis akan mendapatkan susu dalam menu mereka.

    Sebagai penggantinya, telur ayam dan daun kelor akan disediakan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak yang mengikuti program ini.

    Kepala BGN, Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa telur ayam dapat memenuhi kebutuhan protein, sementara daun kelor dipilih karena kaya akan kalsium.

    Solusi ini diambil untuk daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh distribusi susu, terutama di wilayah non-peternakan sapi perah.

    Hal tersebut diungkapkan Dadan dalam Rapat Koordinasi Terbatas CPP 2025 di Jakarta, Senin (23/12/2024) lalu.

    “(Menu susu) cukup bisa diganti dengan telur. Kalsiumnya bisa dengan (daun) kelor. Yang jauh dari susu dan logistiknya susah, ya tidak usah dipaksakan. Bisa ada telur, bisa kelor,” ujar Dadan.