Hewan: Sapi

  • Wabah PMK Merebak, Keran Impor Daging Sapi Jelang Puasa Bakal Dibuka?

    Wabah PMK Merebak, Keran Impor Daging Sapi Jelang Puasa Bakal Dibuka?

    Bisnis.com, JAKARTA — Ribuan ternak yang terjangkit wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) berpotensi membuka keran impor daging sapi besar-besaran untuk memenuhi permintaan daging menjelang puasa. Alhasil, harga daging sapi diperkirakan melambung pada momentum puasa.

    Kementerian Pertanian mencatat bahwa secara nasional, pada 28 Desember 2024–8 Januari 2025, terdapat 13.287 ekor ternak sakit dilaporkan akibat PMK. 

    Wabah ini terbanyak terjadi di Provinsi Jawa Timur, dengan data menunjukan total 496 kasus terjadi dalam satu bulan terakhir.

    Pengamat Peternakan dari Universitas Padjajaran Rochadi Tawaf mengaku khawatir akan adanya penurunan populasi ternak akibat wabah penyakit ini. Sebab, pada tahun lalu, dia menyebut penurunan populasi dan produksi hampir mencapai 30% imbas wabah PMK.

    Di sisi lain, permintaan daging sapi akan meningkat di dalam negeri, apalagi menjelang puasa.

    Dengan wabah PMK ini, kata Rochadi, permintaan daging sapi akan terus meningkat sedangkan populasi menurun. Imbasnya, pemenuhan daging sapi akan bergantung pada keran impor alias food trap (keterperangkapan pangan).

    “Kalau daging, diganti sama daging impor, impor [daging sapi] yang membesar nanti. Jadi ketergantungan kita terhadap impor [daging sapi] makin membesar,” kata Rochadi saat dihubungi Bisnis, Minggu (12/1/2025).

    Rochadi menyampaikan bahwa saat ini persentase impor daging sudah hampir mendekati 50%. Padahal, sebelumnya kebutuhan daging dalam negeri mampu diproduksi sebanyak 70%, sisanya berasal dari impor.

    Ilustrasi sapiPerbesar

    “Ketergantungan impornya membesar, harga pasti mahal, karena sapinya nggak ada, orang mintanya banyak,” ujarnya.

    Menyitir Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), Minggu (12/1/2025) pukul 17.46 WIB, harga daging sapi murni di pedagang eceran mencapai Rp135.100 per kilogram secara rata-rata nasional. Harganya merangkak 0,16% atau Rp210.

    Data tersebut menunjukkan harga daging sapi murni tertinggi terjadi di Papua Pegunungan tembus Rp170.000 per kilogram. Sedangkan harga terendah dipatok Rp116.800 per kilogram di Nusa Tenggara Timur (NTT).

    Sebelumnya, Direktur Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementan Imron Suandy mengatakan bahwa pemerintah telah melakukan program vaksinasi untuk mengendalikan kasus PMK. 

    Imron menyampaikan bahwa pemerintah bekerja sama dengan pelaku usaha peternakan, asosiasi, dan stakeholder lainnya untuk mengendalikan wabah PMK.

    Imron menjelaskan bahwa tingkat kematian PMK sangat kecil, yakni kurang dari 2%.

    “PMK bukan penyakit menular dan berbahaya bagi manusia, ternak yang terinfeksi aman untuk dikonsumsi, yang harus diperhatikan penanganannya tidak mencemari lingkungan dan berpotensi menjadi sumber penular bagi ternak hidup di sekitarnya,” jelas Imron kepada Bisnis, dikutip pada Minggu (12/1/2025).

    Selain vaksinasi, pengendalian PMK dilakukan dengan strategi pembentukan Satgas agar pekerjaan lebih terkoordinasi dari pusat hingga daerah, investigasi dan respons cepat terhadap laporan dugaan kasus PMK. Serta, vaksinasi pada hewan sehat di sekitar wilayah kasus.

    Pengendalian PMK juga dilakukan dengan pengobatan pada ternak sakit, peningkatan daya tahan tubuh ternak dengan pemberian vitamin, pembersihan dan desinfeksi kandang, peternakan, pasar hewan, dan edukasi kepada peternak dan masyarakat.

    Selain itu, Kementan juga menyediakan layanan hotline pelaporan masyarakat dalam pengaturan lalu lintas ternak. “Kewaspadaan kejadian PMK juga sudah dilakukan oleh wilayah yang masih bebas dari PMK,” pungkasnya.

  • Cegah Meluasnya PMK, DKPP Kabupaten Kediri Imbau Pemotongan Hewan di RPH Resmi

    Cegah Meluasnya PMK, DKPP Kabupaten Kediri Imbau Pemotongan Hewan di RPH Resmi

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Isya Anshori

    TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI – Dalam upaya menekan penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Kediri, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) mengimbau masyarakat untuk memanfaatkan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) resmi.

    Dua RPH yang direkomendasikan adalah RPH Pare dan RPH Wates.  

    Plt Kepala DKPP Kabupaten Kediri, Tutik Purwaningsih, menjelaskan bahwa RPH resmi memiliki standar higienitas dan pengawasan yang ketat, sehingga lebih aman untuk proses pemotongan hewan ternak. 

    “Dengan memotong hewan di RPH resmi, kita bisa memastikan kesehatan hewan dan meminimalisasi risiko penularan PMK kepada ternak lainnya,” kata Tutik, Minggu (12/1/2025).  

    Imbauan ini datang seiring meningkatnya kasus PMK di wilayah Kabupaten Kediri, yang mendorong pemerintah untuk mengambil langkah-langkah preventif. 

    Salah satu upaya penting adalah memastikan proses pemotongan hewan dilakukan di tempat yang memenuhi standar kesehatan dan kebersihan.  

    Tutik menambahkan, fasilitas di RPH Pare dan RPH Wates sudah dilengkapi dengan prosedur pengendalian PMK yang sesuai. Hewan yang masuk ke RPH akan diperiksa kesehatannya terlebih dahulu oleh petugas kesehatan hewan.

    Jika ditemukan gejala PMK, ternak akan ditangani secara khusus sesuai protokol yang berlaku.  

    “Selain menekan penyebaran PMK, pemotongan di RPH resmi juga menjamin kualitas daging yang dihasilkan. Hal ini penting untuk menjaga keamanan pangan bagi konsumen,” imbuhnya.  

    Sosialisasi terkait imbauan ini terus dilakukan oleh DKPP, baik melalui media maupun langsung kepada peternak dan pedagang di pasar hewan. DKPP juga memberikan informasi tentang risiko penyembelihan di tempat yang tidak terkontrol, yang dapat mempercepat penyebaran virus PMK.

    Sementara itu, salah satu peternak sapi asal Kandangan, Imam Romadhon (46), mendukung langkah pemerintah ini. Ia mengaku lebih nyaman memotong sapi di RPH resmi karena prosesnya terjamin.

    “Selain lebih higienis, daging yang dihasilkan juga lebih dipercaya konsumen,” katanya.  

  • Jelajahi Wisata Ijen Kaldera Naik Jeep, Merasakan Fasilitas Wisata Baru di Bondowoso

    Jelajahi Wisata Ijen Kaldera Naik Jeep, Merasakan Fasilitas Wisata Baru di Bondowoso

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sinca Ari Pangistu

    TRIBUNJATIM.COM, BONDOWOSO – Objek wisata Kawah Ijen, di Bondowoso-Banyuwangi masih menjadi jujukan favorit para pengunjung.

    Kini ada yang menarik jika datang melalui Bondowoso. Para pengunjung wisata bisa juga menikmati paket wisata baru. Yakni, menaiki Jeep dalam Geotrip Ijen Caldera Adventure.

    Para pengunjung akan diajak berkeliling dengan menaiki Jeep ke lokasi wisata selain Kawah Ijen.

    Di antaranya yakni mulai di Black Lava Plalangan, kemudian ke Kawah Wurung, Kali Pahit, Padang Savana, Guest Host Jampit, serta Jabal Kirmit. 

    Paket wisata Jeep ini merupakan fasilitas baru yang disuguhkan oleh Komunitas Jeep Ijen Caldera Adventure yang diketui oleh para Kades se Kecamatan Ijen. 

    Dan berada di bawah naungan Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Bondowoso.

    Setiap pengunjung yang melintasi jalur-jalur Jeep Geotrip Ijen Caldera Adventure, tak hanya bisa menikmati sensasi off road. Namun, juga akan dimanjakan dengan pemandangan cantik bukit-bukit Telletubies.

    Selain itu, hamparan kopi, padang Savana, hingga hutan-hutan Pinus juga akan dilewati.

    Tercantik, para pengunjung akan dibawa ke hamparan rumput tepat di tengah Kawah Wurung yang dikelilingi bukit-bukit. Sapi-sapi yang dilepas liarkan pun, membawa pengunjung seolah berada di tengah padang Savana Van Java.

    Di beberapa titik wisata, pengunjung akan diberi waktu untuk berfoto.

    Informasi dihimpun, terdapat beberapa paket Geo Trip menaiki Jeep yang bisa dinikmati oleh pengunjung.

    Menurut Kepala Disparbudpora Bondowoso, Moelyadi, ada tiga jalur nantinya yang bisa dinikmati pengunjung.

    Yakni untuk paket jalur super ekstrem dihargai Rp  800 ribu, paket jalur panjang dihargai Rp 650 ribu, dan paket jalur pendek yakni Rp 500 ribu.

    “Sementara yang sudah ready ada 10 jeep,” ujarnya.

    Ia menerangkan, para pengunjung nantinya bisa menikmati wisata Jeep ini dengan terlebih dahulu mendaftar di Basecampt Jeep. Yakni di Black Lava Plalangan.

    Pj Bupati Bondowoso, Muhammad Hadi Wawan Guntoro mengatakan, dalam soft launching ini pihaknya akan melihat jalur keamanan.

    “Ini soft launching, untuk jelajah wisata Ijen Geopark,” urainya.

    Faqih, Warga Desa/Kecamatan Sukosari, mengatakan, sangat menyenangkan melewati jalur-jalur yang ekstrem. Dan yang tak bisa dilupakan pemandanganannya seperti Jabal Kirmit, Padang Savana Cow, sama melewati bukit-bukit Telletubiesnya.

    “Wisata Jeep di tempat lain jalur ekstremnya sama seperti disini. Di Ijen Bondowoso ini yang juara itu Pemandangannya,” pungkasnya.

  • Cabai rawit Rp70.440/kg-bawang merah Rp38.330/kg

    Cabai rawit Rp70.440/kg-bawang merah Rp38.330/kg

    Arsip foto – Cabai rawit merah dan komoditas pangan lainnya yang dijual pedagang di Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (21/8/2024). ANTARA/Harianto.

    Harga pangan Minggu: Cabai rawit Rp70.440/kg-bawang merah Rp38.330/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Minggu, 12 Januari 2025 – 10:25 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga pangan secara umum mayoritas turun, cabai rawit merah Rp70.440 per kilogram (kg) dan bawang merah Rp37.330 per kg, di Minggu pagi.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas dilansir di Jakarta, pukul 09.13 WIB secara umum harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium naik 0,19 persen atau Rp30 menjadi Rp15.560 per kg.

    Sedangkan beras medium turun 0,81 persen atau Rp110 menjadi Rp13.470 per kg; begitu pun beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog juga turun 0,48 persen atau Rp60 menjadi Rp12.440 per kg.

    Selanjutnya komoditas bawang merah terpantau turun 3,81 persen atau Rp1.520 menjadi Rp38.330 per kg; begitu pun bawang putih bonggol turun 0,73 persen atau Rp310 menjadi Rp42.230 per kg.

    Kemudian, harga komoditas cabai merah keriting juga turun hingga 10,61 persen atau Rp5.370 menjadi Rp45.230 per kg; lalu cabai rawit merah juga turun 4,35 persen atau Rp3.200 menjadi Rp70.440 per kg. 

    Selanjutnya, harga daging sapi murni turun 0,84 persen atau Rp1.130 menjadi Rp133.760 per kg; lalu daging ayam ras turun 0,93 persen atau Rp350 menjadi Rp37.200 per kg; begitu pun telur ayam ras turun 0,63 persen atau Rp190 menjadi Rp29.950 per kg.

    Sementara itu, Komoditas kedelai biji kering (impor) terpantau naik 1,64 persen atau Rp170 menjadi Rp10.560 per kg; sedangkan gula konsumsi turun 0,28 persen atau Rp50 menjadi Rp17.920 per kg.

    Sementara itu, minyak goreng kemasan sederhana naik 0,36 persen atau Rp70 menjadi Rp19.320 per kg; berbeda dengan minyak goreng curah turun 1,72 persen atau Rp300 menjadi Rp17.130 per kg.

    Kemudian komoditas tepung terigu curah turun 3,05 persen atau Rp300 menjadi Rp9.520 per kg; begitu pula terigu non curah juga turun 3,76 persen atau Rp480 menjadi Rp12.270 per kg.

    Berikutnya, harga jagung di tingkat peternak turun 2,07 persen atau Rp130 menjadi Rp6.260 per kg; lalu harga garam halus beryodium juga turun 2,51 persen atau Rp280 menjadi Rp10.890 per kg.

    Kemudian, untuk harga ikan kembung terpantau naik 4,44 persen atau Rp1.760 menjadi Rp41.390 per kg; lalu ikan tongkol juga naik 2,08 persen atau Rp670 menjadi Rp32.850 per kg; sedangkan ikan bandeng turun 2,68 persen atau Rp870 menjadi Rp31.610 per kg.

    Sumber : Antara

  • Peneliti Ingin Ciptakan ‘Vaksin Obesitas’, Bisa Bebas Makan Sepuasnya?

    Peneliti Ingin Ciptakan ‘Vaksin Obesitas’, Bisa Bebas Makan Sepuasnya?

    Jakarta

    Mungkinkah peneliti menciptakan ‘vaksin obesitas’ sehingga orang-orang bisa makan bebas tanpa takut gemuk? Peneliti di University of Colorado Boulder mungkin telah menemukan mekanisme vaksin inovatif yang dapat membantu tubuh menjaga berat badan, melibatkan bakteri sehat.

    Dalam penelitian yang diterbitkan belum lama ini dalam jurnal Brain, Behaviour and Immunity, tikus yang disuntik dengan bakteri Mycobacterium vaccae (M vaccae), yang biasanya ditemukan di tanah dan susu sapi, menjadi lebih kebal terhadap kenaikan berat badan yang biasanya disebabkan oleh makan tinggi lemak dan gula.

    “Yang sangat mengejutkan tentang penelitian ini adalah kami melihat pencegahan lengkap kenaikan berat badan terkait pola makan pada hewan-hewan ini,” kata profesor fisiologi Christopher Lowry, dikutip dari NY Post, Minggu (12/1/2025).

    “Hal ini menunjukkan bahwa paparan bakteri bermanfaat itu dapat melindungi kita dari beberapa dampak kesehatan negatif dari pola makan khas barat,” sambungnya.

    M vaccae dalam penelitian berbeda disebut dapat mengurangi peradangan akibat stres pada tikus. Ini yang mendorong peneliti untuk mengeksplorasi ‘vaksin stres’ yang terbuat dari bakteri tersebut.

    Dalam penelitiannya itu, Lowry dan timnya menguji apakah M vaccae juga dapat membantu mengatasi peradangan otak dan kecemasan, yang sering kali disertai dengan pola makan yang buruk.

    Sekelompok tikus remaja dalam penelitian itu diberi makanan sehat, sementara kelompok lainnya diberi makan junk food berupa hamburger dan kentang goreng. Makanan-makanan tersebut diberikan selama 10 pekan dengan setengah dari masing-masing kelompok mendapat suntikan M vaccae setiap pekan.

    Pada akhir penelitian, kelompok tikus yang tidak disuntik bakteri dan makan junk food mengalami kenaikan berat badan 16 persen lebih besar dibanding tikus yang makan sehat. Tikus pada kelompok ini juga memiliki lemak visceral yang lebih banyak.

    Lemak visceral yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes.

    Hal yang mengejutkan adalah tikus yang mendapat suntikan dan makan junk food tidak mengalami kenaikan berat badan. Mereka juga memiliki lemak visceral yang lebih rendah daripada tikus yang makan sehat.

    Gagasan vaksin untuk melawan kenaikan berat badan terdengar seperti fiksi. Tapi jika berhasil, ini mungkin akan menjadi temuan yang besar dalam dunia kedokteran.

    Penelitian lebih lanjut pada manusia diperlukan untuk melihat seberapa besar efektivitasnya. Peneliti menduga vaksin tersebut nantinya dapat mengurangi peradangan, meningkatkan kesehatan jaringan lemak, dan meningkatkan metabolisme.

    (avk/up)

  • Jaga Produktivitas Susu dan Daging, Pemkab KBB Tangani PMK

    Jaga Produktivitas Susu dan Daging, Pemkab KBB Tangani PMK

    JABAR EKSPRES – Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bandung Barat (KBB) berjanji bakal segera menangani kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang ratusan hewan ternak di wilayahnya.

    Langkah ini bakal segera dilakukan guna menjaga menjaga peningkatan produksi susu serta daging hewan terutama sapi menjelang hari raya Idul Adha.

    Berdasarkan data dari Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan) KBB menyebut per Desember 2024 hingga 9 Januari 2025 lalu, sebanyak 229 sapi di wilayah Bandung Barat terpapar PMK dan 4 ekor sapi diantaranya mati serta 10 lainnya dipotong paksa.

    BACA JUGA:Gegara Bandar Nakal, Ratusan Sapi di Bandung Barat Kembali Terjangkit PMK

    “Kami akan segera menangani dan menekan kasus tersebut. Dinas terkait pun sudah berkoordinasi dengan pemerintah pusat soal penyediaan vaksin yang kami butuhkan,” kata Penjabat (Pj) Bupati Bandung Barat, Ade Zakir Hasyim belum lama ini.

    Berkaca pada tahun sebelumnya saat wabah PMK merebak di Bandung Barat, dikatakan Ade, Pemda KBB saat ini lebih siap dalam melakukan penanganan kasus penyakit mulut dan kuku yang menjangkit ratusan hewan ternak di Kabupaten Bandung Barat.

    “Tentu kita punya pengalaman pahit tahun lalu yang berdampak menurunkan produktivitas susu, dan saat ini kami lebih siap dalam menanganinya,” katanya.

    BACA JUGA:Tingkatkan Upaya Cegah PMK di Sektor Peternakan, Dispangtan Cimahi Lakukan Ini

    “Sekarang dengan pengalaman itu kita makin siap untuk tangani. Kalau ada vaksin pasti kita gencarkan, terus untuk lalu lintas ternak tentu kita juga menunggu arahan dari provinsi Jawa Barat,” imbuhnya.

    Sementara itu, Plt Kepala Dispernakan Bandung Barat, Wiwin Aprianti mengatakan sejauh ini Pemkab Bandung Barat memiliki stok vaksin PMK sebanyak 30.000 dosis yang tengah disuntikkan ke 10 kecamatan pusat ternak hewan.

    “Memang kita punya stok vaksin 30.000. Nah ini sedang terus digenjot penyuntikannya. Update terakhir baru 70 persen dari total sasaran. Untuk suntik booster kami menunggu dari pusat, kabarnya baru ada Februari 2025. Kebutuhannya sama 30.000 dosis,” tandasnya. (Wit)

  • Wabah PMK Merebak ke Sejumlah Daerah, Penjualan Ternak Stabil,Tapi Susah Cari Stok Sapi Sehat – Halaman all

    Wabah PMK Merebak ke Sejumlah Daerah, Penjualan Ternak Stabil,Tapi Susah Cari Stok Sapi Sehat – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Alivio Mubarak Junior

    TRIBUNNEWS.COM, BEKASI – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak membawa tantangan besar bagi para pedagang sapi. 

    Meski begitu, penjualan sapi kurban dilaporkan tetap stabil, meskipun para pedagang harus menghadapi kendala terkait ketersediaan stok hewan sehat.

    Wahyu Hujatul Hilmi, seorang pedagang sapi dan pengelola kandang di Bekasi Utara, mengungkapkan bahwa penjualan selama musim kurban tidak terlalu terpengaruh oleh wabah ini. 

    Namun, ia mengaku sering kesulitan mendapatkan stok sapi yang benar-benar sehat.

    “Sebenarnya penjualan nggak ada penurunan, tapi masalahnya stok yang jadi kendala. Kadang saya nggak berani ambil stok lebih banyak karena takut sapi baru malah membawa virus ke kandang,” kata Wahyu kepada Tribunnews, Jumat (10/1/2025).

    Ia juga menjelaskan bahwa wabah PMK yang masih terjadi membuat pengelolaan kandang harus ekstra hati-hati.

    Para pedagang seperti dirinya tidak hanya berdagang, tetapi juga melakukan penggemukan sapi untuk memastikan kualitas hewan tetap baik hingga musim kurban tiba.

    “Saya beli bahannya (sapi) 2024 buat Idul Adha 2025. Jadi selain jualan, saya juga ngegemukin sapi. Tapi risiko beli hewan baru itu besar, takutnya malah nularin sapi yang udah sehat,” ungkapnya.

    Sementara itu, dari sisi konsumen, kekhawatiran terhadap wabah PMK turut memengaruhi kebiasaan membeli daging sapi. 

    Hemi, seorang ibu rumah tangga di Bekasi mengaku lebih waspada dan mengurangi konsumsi daging sapi sejak adanya pemberitaan tentang wabah ini.

    “Udah dapat edaran juga untuk hati-hati. Ya agak khawatir sih sama pemberitaan ini. Jadi agak waspada konsumsi daging, tapi emang udah mengurangi pembelian daging sapi juga karena harganya mahal, mungkin ngaruh karena stok sapi sehat sedikit, gara-gara wabah PMK,” ujar Hemi.

    Meski begitu, Wahyu menekankan bahwa ia dan para pedagang lain terus berupaya menjaga kualitas sapi dengan mengikuti pelatihan dan menggunakan obat-obatan yang disarankan oleh dinas peternakan. 

    “Kesehatan ternak itu penting banget, apalagi buat konsumen yang akhirnya akan mengonsumsinya,” jelasnya.

  • Mengenal Bakso Bunderan Ciomas, Kuliner Bakso Viral di Bogor

    Mengenal Bakso Bunderan Ciomas, Kuliner Bakso Viral di Bogor

    Liputan6.com, Bandung – Bakso menjadi salah satu sajian kuliner yang selalu populer di Indonesia dan mempunyai penggemar yang besar. Makanan ini terdiri dari bola daging, kuah kaldu gurih, dan isian lainnya yang menggugah selera.

    Selain itu, bakso bisa terbuat dari berbagai jenis daging seperti sapi, ayam, ikan, dan lain-lain. Makanan ini bisa ditemukan dengan mudah karena biasa dijual di berbagai tempat seperti pedagang kaki lima hingga restoran mewah.

    Daya tarik lain dari sajian bakso adalah teksturnya yang kenyal dengan aneka pelengkap yang beragam. Di antaranya dilengkapi dengan mi, tahu, pangsit, siomay, tulang, dan tambahan makanan lainnya.

    Saat ini hidangan bakso sendiri sudah berinovasi dengan jenis-jenis yang lebih unik dan menarik untuk dicicipi. Terdapat variasi bakso dengan isian keju, telur, sambal, bahkan jengkol.

    Inovasi isian tersebut membuat bakso semakin menarik untuk dinikmati oleh masyarakat. Kemudian kuliner ini cocok dinikmati ketika waktu bersantai dengan keluarga atau teman dekat.

    Kuahnya yang hangat memberikan suasana berkumpul semakin nyaman dan hidangan ini jadi simbol kuliner yang bisa dinikmati oleh segala kalangan. Adapun bagi pencinta bakso di Bogor terdapat tempat makan bakso yang menarik untuk dijelajahi.

    Salah satunya Bakso Bunderan Ciomas yang memiliki hidangan bakso beragam dan populer dikunjungi influencer makanan hingga diliput televisi. Salah satu menu viral di tempat ini adalah bakso tulang sumsum hingga bakso tulang rangu.

  • Harga Pangan Hari Ini, 12 Januari 2025: Beras, Cabai, dan Telur Turun Harga

    Harga Pangan Hari Ini, 12 Januari 2025: Beras, Cabai, dan Telur Turun Harga

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat mayoritas harga pangan rata-rata nasional pada hari ini, Minggu (12/1/2025) mengalami penurunan. Hal itu sebagaimana terjadi pada beras, cabai, telur, hingga minyak goreng.

    Mengutip panel harga rata-rata nasional Bapanas pada pukul 09.48 WIB, beras medium turun 0,96% menjadi Rp13.450 per kg dan beras SPHP turun 0,24% menjadi Rp12.470 per kg. Sedangkan, harga beras premium stagnan di harpa Rp15.530 per kg.

    Bawang merah juga turun 2,61% menjadi Rp38.810 per kg, bawang putih bonggol turun 0,80% ke level Rp42.200, cabai merah keriting turun 6,23% menjadi Rp47.450 dan cabai rawit merah turun 0,65% menjadi Rp73.160 per kg.

    Selanjutnya produk unggas seperti daging ayam ras juga turun 0,51% menjadi Rp37.360 per kg. Diikuti telur ayam ras yang turun 0,43% menjadi Rp30.010 per kg.

    Di sisi lain, komoditas pangan sumber protein seperti daging sapi murni juga turun 0,04% menjadi Rp134.830 per kg dan ikan bandeng turun 1,51% menjadi Rp31.990 per kg.

    Kemudian, gula konsumsi juga pagi ini mengalami penurunan 0,39% menjadi Rp17.900 per kg, minyak goreng kemasan sederhana turun 0,10% menjadi Rp19.230 per liter dan minyak goreng curah turun 1,20% menjadi Rp17.220 per liter.

    Tepung terigu (curah) juga susut 2,24% ke level Rp9.600 per kg, tepung terigu kemasan (non-curah) turun 2,75% menjadi Rp12.400 per kg, dan garam halus beryodium turun 0,27% menjadi Rp11.140 per kg.

    Adapun, jagung pakan peternak menjadi komoditas yang paling besar mengalami lonjakan pada hari ini. Posisinya naik 2,86% menjadi Rp6.470 per kg. Diikuti kedelai biji kering naik 1,83% menjadi Rp10.580 per kg.

    Terakhir, ada ikan kembung naik 2,55% menjadi Rp40.460 per kg dan ikan tongkol naik 1,09% menjadi Rp32.530 per kg.

  • Anggota DPR RI Berharap Rencana Pemerintah Impor 2 Juta Sapi Tak Ganggu Peternak Lokal

    Anggota DPR RI Berharap Rencana Pemerintah Impor 2 Juta Sapi Tak Ganggu Peternak Lokal

    Jakarta (beritajatim.com) – Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Kebangkitan Bangsa, Rina Saadah, berharap rencana impor 2 juta ekor sapi tidak sampai menggganggu peternakan lokal.

    Sebelumnya, pemerintah Indonesia mengumumkan rencana ambisius untuk mengimpor 2 juta ekor sapi secara bertahap antara tahun 2025 hingga 2029. Program ini mencakup impor 1 juta sapi perah dan 1 juta sapi pedaging, dengan tujuan utama memenuhi kebutuhan susu dan daging nasional sekaligus mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Pada tahap awal tahun 2025, pemerintah menargetkan impor sebanyak 200.000 ekor sapi perah dan 200.000 ekor sapi pedaging. Meski demikian, rencana tersebut memicu berbagai tanggapan, termasuk dari Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Kebangkitan Bangsa, Rina Saadah.

    Ia mengingatkan pemerintah untuk memastikan bahwa kebijakan impor sapi tidak merugikan peternak lokal. “Pemerintah harus fokus pemberdayaan peternak sapi lokal dan memaksimalkan hasil produksi mereka,” kata Rina Saadah, Sabtu (11/1/2025).

    Ia menegaskan bahwa kebijakan impor sapi ini harus disertai dengan upaya nyata dalam meningkatkan produksi sapi dalam negeri.

    Menurut Rina, meskipun impor sapi dapat memberikan manfaat jangka pendek, langkah tersebut harus disertai strategi jangka panjang yang memastikan keberlanjutan peternakan domestik.

    “Jangan sampai terjadi lagi ketika banyak peternak susu lokal yang terpaksa membuang produksi mereka karena tidak terserap oleh industri dalam negeri,” ujarnya.

    Ia juga mengingatkan bahwa ketergantungan Indonesia pada impor sapi sudah berlangsung sejak 1980-an, mencakup sapi bakalan hingga sapi betina bunting. Kondisi ini menunjukkan bahwa hingga kini, swasembada daging sapi masih menjadi tantangan besar bagi Indonesia.

    “Ini bukan pertama kali Indonesia melakukan impor sapi. Meskipun ada upaya mencapai swasembada daging sapi sejak tahun 2000, hingga saat ini, ketergantungan pada impor masih tinggi,” ungkapnya.

    Lebih lanjut, Rina menyarankan pemerintah untuk mengambil langkah-langkah strategis dalam memperkuat produksi lokal dan memberdayakan peternak. “Penguatan kelembagaan peternak dengan membangun kemitraan akan membantu peternak skala kecil dalam mengembangkan teknologi dan pengetahuan,” tambahnya.

    Ia juga meminta pemerintah untuk mengevaluasi komitmen perusahaan yang terlibat dalam impor sapi. Hal ini termasuk memastikan rencana impor berjalan sesuai target serta menerapkan regulasi ketat terkait pemeriksaan kesehatan hewan guna mencegah masuknya penyakit yang dapat merugikan peternakan lokal.

    “Pemerintah juga harus menerapkan regulasi yang ketat terhadap impor sapi, termasuk pemeriksaan kesehatan hewan untuk mencegah masuknya penyakit yang dapat merugikan peternakan lokal,” tegas Rina. [hen/suf]