Hewan: Sapi

  • Soto Padang, Soto dengan Kuah Kaldu yang Gurih

    Soto Padang, Soto dengan Kuah Kaldu yang Gurih

    Liputan6.com, Padang – Rendang bukan satu-satunya kekayaan kuliner Sumatra Barat. Ada sajian khas Padang lainnya yang layak masuk dalam menu favorit kuliner Nusantara, yakni soto padang.

    Bukan sekadar makanan, dalam semangkuk soto padang terdapat beragam komposisi dan kisah sejarah di baliknya. Konon, soto telah menjadi salah satu hidangan khas Padang yang sudah ada sejak dulu.

    Mengutip dari indonesiakaya.com, soto padang menyajikan kuliner berkuah kaldu sapi yang disajikan dengan aneka isian, seperti irisan daging sapi yang sudah digoreng kering, bihun, dan perkedel kentang. Tak lupa, taburan kerupuk sagu merah muda, seledri, bawang goreng, sambal lado, dan jeruk nipis menyempurnakan hidangan ini.

    Soto padang memiliki ciri khas berupa irisan dagingnya yang terasa garing. Meski renyah, irisan daging itu tetap terasa empuk.

    Untuk mendapatkan tekstur yang pas, daging sapi diolah dengan cara direbus terlebih dahulu hingga empuk. Selanjutnya, potongan daging digoreng hingga garing.

    Adapun air rebusan daging sapi tidak dibuang begitu saja, melainkan dijadikan kaldu untuk kuah soto.

    Kuah tersebut memiliki rasa gurih. Ditambah lagi, aneka rempah-rempah yang digunakan menambah kelezatan kuah tersebut.

    Soto padang merupakan soto dengan bumbu rempah terbanyak, yakni 16 ragam. Bumbu-bumbu dalam soto padang, di antaranya lengkuas, serai, kapulaga, bawang putih, bawang merah, gula pasir, jahe, merica, kemiri, daun salam, cengkeh, kayu manis, pala, bunga lawang, daun bawang, dan daun seledri.

    Kekhasan lain soto padang adalah tidak menggunakan santan kelapa, sebagaimana juga soto di wilayah Jawa, Surabaya, dan Madura. Tentu hal ini tergolong unik mengingat makanan khas Padang lain umumnya menggunakan santan.

    Soto padang bisa dengan mudah ditemukan di berbagai restoran Padang di seluruh Indonesia. Beberapa penjual soto padang di Kota Padang yang terkenal enak adalah Soto Simpang Karya, Soto Taluak Tampuruang, Soto Garuda, dan Soto Bopet Rajawali.

    Sebagai informasi, soto telah menjadi sajian yang umum ditemukan di beberapa daerah di Indonesia. Sejarah keberadaan soto juga telah melalui perjalanan panjang.

    Konon, soto masuk ke Indonesia pada abad ke-19 melalui Semarang. Hal itu bisa dilihat dari arsip foto era kolonial yang memperlihatkan banyaknya penjual soto yang berkeliling dengan memikul dagangannya.

    Dalam Nusa Jawa Silang Budaya 2: Jaringan Asia, sejarawan Denys Lombard mengatakan bahwa soto berasal dari pengaruh sop Tionghoa yang disebut caudo (sop daging). Orang-orang imigran Tionghoa kemudian memperkenalkan caudo di Semarang, hingga akhirnya menyebar ke seluruh wilayah Indonesia.

    Namun dalam perkembangannya, soto juga mendapat pengaruh dari India. Hal itu terlihat dari penggunaan kuah kari di beberapa jenis soto di Indonesia, seperti soto sulung, soto betawi, dan soto madura.

    Selanjutnya, soto juga mendapat pengaruh beragam kebudayaan lain. Hal ini pula yang membuat Indonesia memiliki ragam soto yang kaya di berbagai daerah.

    Setidaknya, ada sekitar 75 ragam soto yang tersebar di 22 daerah kuliner dari 34 daerah kuliner. Sebanyak 61 ragam soto terdapat di Jawa-Madura, sisanya ada di Sumatra, Nusa Tenggara Barat, dan Kalimantan.

    Mayoritas ragam soto berkuah kaldu. Namun. ada pula yang tidak menggunakan kuah kaldu. Salah satu soto yang menggunakan kuah kaldu adalah soto padang.

     

    Penulis: Resla

  • Soal Impor Sapi Perah untuk MBG, Ini Kata Guru Besar UGM

    Soal Impor Sapi Perah untuk MBG, Ini Kata Guru Besar UGM

    Liputan6.com, Yogyakarta – Guru Besar Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Widodo, memberikan pendapatnya tentang rencana pemerintah impor sapi perah agar pemerintah perlu melakukan perencanaan yang matang baik aspek teknis hingga mengantisipasi penyebaran penyakit baru berakibat menurunnya produktivitas susu sapi. Pasalnya, saat ini melonjak kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), tidak menutup kemungkinan akan menambah tingkat penyebaran dan menurunkan produktivitas ternak.

    “Jangan sampai nambah penyakit. Jika sudah menyerang akan menjadi berat. Sehingga diperlukan adanya kehati-hatian,” kata Widodo melalui keterangan, Kamis (16/1/2025).

    Menurutnya, impor sapi perah sebaiknya harus melalui proses karantina yang ketat. Hal ini agar tidak lagi mendatangkan virus atau bahkan mungkin mendatangkan penyakit baru. “Saat ini dunia sedang ditakutkan dengan adanya penularan virus yang aslinya datang pada binatang dan kemudian menular pada manusia,” katanya.

    Widodo mengatakan bahwa selama proses karantina yang ketat perusahaan importir harus mendatangkan pakan hijauan yang berkualitas. Tentunya pakan hijauan ini berasal dari lahan yang sudah disiapkan sebelumnya. “Sapi perlu makanan, hijauan mereka siap nggak lahannya? Untuk seratus ekor sapi berapa dihitungnya lahannya? Untuk seratus ribu berapa? Untuk satu juta berapa? Jadi kadang program pemerintah itu reasoningnya masuk, tetapi bombastis. Saya sebagai sebagai akademisi harus jujur dalam program ini ada manfaatnya asal ditata, disusun, dan direncanakan secara rasional,” paparnya.

    Widodo sepakat dengan kebijakan impor sapi perah untuk kebutuhan susu gratis namun harus didukung dengan ketersediaan lahan bagi sapi untuk mensuplai pakan hijauan dan pakan konsentrat lainnya. “Perlu perencanaan yang matang dan jangan sampai membawa penyakit dari luar apalagi lahan buat sapinya tidak ada,” katanya.

  • Soal Makan Bergizi Gratis, Guru di Banjarmasin Ini Dapat Jawaban Mengharukan dari Muridnya

    Soal Makan Bergizi Gratis, Guru di Banjarmasin Ini Dapat Jawaban Mengharukan dari Muridnya

    Jakarta, Beritasatu.com – Program makan bergizi gratis (MBG) yang sudah berjalan di 31 provinsi di Indonesia diterima dengan baik oleh baik siswa maupun guru. Seorang guru di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) dalam konten di media sosial TikTok menyampaikan rasa senang siswanya yang mendapat makan bergizi gratis.

    Bahkan guru bernama Ais di akun TikTok @aisyah_kizzmoet ini mendapat jawaban mengharukan dari seorang muridnya ketika ditanya soal menu makan bergizi gratis yang saat itu menyajikan lauk semur daging sapi, sayuran dan buah semangka.

    “Sintia, Sintia, kamu terakhir makan daging kapan?” tanya Ais pada salah satu muridnya, dikutip dari TikTok-nya, Sabtu (18/1/2025).

    “Ini,” jawab pelajar berjilbab itu sembari mengangguk.

    “Ini aja makan daging? Sebelumnya enggak pernah makan daging?” tanya Ais dan dijawab Sintia dengan menggelengkan kepalanya.

    Jawaban nyaris serupa juga diterima Ais kepada murid lainnya bernama Alfin. 

    “Alfin, Alfin, kapan terakhir kali kamu makan daging?” tanya Ais. Bocah itu hanya memberi isyarat agar gurunya menunggu dirinya yang sedang mengunyah makanan dengan lahap.

    “Enggak pernah makan daging? Kecuali hari raya kurban?” tanya Ais lagi dan Alfin hanya menggeleng.

    “Hari raya kurban makan daging, nggak?” pertanyaan Ais dijawab anggukan Alfin dalam video yang sudah diputar 500.000 kali itu.

    Pemerintah telah menjalankan program makan bergizi gratis selama dua pekan setelah digelar serentak mulai Senin (6/1/2025). Pada tahap awal, program ini menjangkau 190 titik yang tersebar di 26 provinsi Tanah Air.

    Presiden Prabowo Subianto menargetkan jumlah penerima manfaat program makan bergizi gratis mencapai 3 juta orang pada April 2025.  

    Untuk mencapai target 3 juta penerima manfaat pada April 2025, program ini akan dilaksanakan secara lintas sektor dengan dukungan berbagai kementerian dan lembaga, termasuk Bappenas, Kementerian Pertahanan, Kementerian Kesehatan, TNI-Polri, dan Kementerian Pendidikan. 

  • 10 Makanan Penyebab Asam Urat Tinggi, Ada Jeroan-Makanan Manis

    10 Makanan Penyebab Asam Urat Tinggi, Ada Jeroan-Makanan Manis

    Jakarta – Asam urat terjadi saat kadar zat ini dalam tubuh tinggi (hiperurisemia) lalu menumpuk dan membentuk kristal tajam di persendian. Akibatnya nyeri ekstrem dapat terasa di lutut, pergelangan dan jari-jari kaki, dan bagian sendi lain.

    Senyawa asam urat tubuh terbentuk setelah purin terurai. Zat purin secara alami dapat ditemukan dalam tubuh, tetapi juga bisa diperoleh dari berbagai makanan. Makanan tinggi purin mampu meningkatkan kadar asam urat tubuh sehingga memicu terkena asam urat.

    Karena itu, penting untuk membatasi makanan tinggi purin agar tidak terkena asam urat. Begitu pun pengidap asam urat mesti menghindari makanan tersebut agar penyakitnya tidak kumat. Lantas, apa saja makanan pemicu asam urat itu?

    Makanan Penyebab Asam Urat

    Mengutip Verywell Health, Healthline, dan Health, berikut sejumlah makanan tinggi purin yang bisa memicu asam urat:

    1. Daging Merah

    Daging merah memiliki kadar purin tinggi. Yang termasuk daging merah yaitu daging sapi, kambing, domba, babi, hingga daging rusa.

    Daging merah mengandung lebih banyak 2 purin spesifik yaitu hipoxantin dan adenin dibandingkan makanan lain. Keduanya terbukti meningkatkan risiko penyakit asam urat.

    Pengidap asam urat juga mesti mengurangi bahkan menghindari daging ini agar penyakitnya tidak kambuh. Selain itu, kuah kaldu dan makanan olahan berbahan dasar daging perlu dikurangi karena dapat mengandung purin tinggi.

    2. Jeroan

    Jeroan hewan seperti lidah, babat, usus, hati, paru, jantung, limpa, hingga otak juga mengandung purin tinggi. Dianjurkan memakan jeroan secukupnya agar tidak terjangkit asam urat. Namun bagi pasien, hindari konsumsi jeroan agar asam urat tidak kumat.

    3. Ikan Mengandung Purin

    Ikan berlemak seperti tuna dan salmon, merupakan sumber asam lemak omega 3 yang baik. Namun jenis ikan ini juga tinggi purin sama seperti teri, sarden, dan mackerel. Sehingga, pasien dengan gangguan asam urat wajib menghindari konsumsi ikan ini.

    Namun, hal berbeda bisa diterapkan bagi yang tidak mengalami gangguan asam urat. Ikan tinggi purin bisa tetap dikonsumsi dengan variasi seafood lain untuk melengkapi nutrisi.

    4. Makanan Laut

    Selain ikan, makanan laut meliputi kerang-kerangan, lobster, kepiting, udang, hingga gurita juga mengandung purin kategori sedang. Walau menyimpan purin sedang, sejumlah seafood ini sebaiknya dihindari atau tidak dikonsumsi berlebihan untuk menurunkan risiko asam urat.

    5. Daging Putih

    Daging putih seperti ayam, bebek, dan kalkun termasuk makanan dengan kadar purin sedang. Meski daging unggas tersebut, terutama ayam, menjadi sumber protein hewani baik yang menjadi pilihan banyak orang, asupannya jangan berlebihan.

    Kadar purin dalam setiap potongan daging ayam bervariasi dari rendah hingga sangat tinggi. Bagian paha, sayap, dan dadanya mengandung purin sedang. Namun jeroan ayam seperti hati dan ampelanya termasuk tinggi purin sehingga sebaiknya dimakan secukupnya.

    6. Makanan Manis

    Purin sebenarnya bukanlah alasan asam urat dari makanan manis. Masalah utamanya adalah kandungan gula, terutama fruktosa. Gula jenis fruktosa dapat menaikkan kadar asam urat tubuh, sehingga mampu memicu asam urat.

    Di sisi lain, terlalu banyak konsumsi makanan manis berisiko terserang obesitas dan diabetes. Kedua kondisi tersebut juga dapat memperburuk gejala nyeri persendian pada pengidap asam urat.

    7. Makanan Mengandung Ragi

    Ragi dan ekstrak ragi tertentu memiliki purin tinggi. Makanan mengandung ragi seperti aneka roti, pastry, dan biskuit. Makanan fermentasi juga umumnya diolah menggunakan ragi atau ekstraknya seperti acar, kecap asin, hingga tape. Konsumsi sejumlah makanan tersebut hendaknya tidak berlebihan.

    8. Makanan Olahan

    Makanan olahan berisiko meningkatkan kadar asam urat. Selain itu, makanan ini bisa menaikkan risiko terjangkit kondisi kesehatan seperti diabetes, penyakit jantung, dan obesitas. Karenanya, kurangi asupan makanan olahan dan kalau bisa menghindarinya.

    9. Buah-buahan Tertentu

    Kalau ingin memakan buah, pilihlah yang segar dan hindari yang sudah diawetkan atau dikemas dalam kaleng. Namun penting juga memperhatikan kandungan fruktosa dalam buah tersebut.

    Sebaiknya batasi asupan buah tinggi fruktosa seperti apel, pir, mangga, semangka, tin atau ara, dan buah-buah yang dikeringkan. Masih ada variasi buah lain yang juga menawarkan nutrisi sehat.

    10. Alkohol

    Bir mengandung purin tinggi. Meski alkohol lainnya mungkin tidak memiliki banyak purin, minuman tersebut dapat meningkatkan produksi purin dalam tubuh. Pada gilirannya mampu meningkatkan kadar asam urat yang bisa memicu terkena penyakit asam urat.

    (azn/row)

  • Jalan rusak, peternak sapi perah di lereng Gunung Wilis akui merugi

    Jalan rusak, peternak sapi perah di lereng Gunung Wilis akui merugi

    Ketua KUD Tani Wilis, Suwarto usai hearing dengan DPRD Tulungagung (ANATARA/HO – joko purnomo)

    Jalan rusak, peternak sapi perah di lereng Gunung Wilis akui merugi
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Jumat, 17 Januari 2025 – 06:55 WIB

    Elshinta.com – Peternak sapi perah di lereng Gunung Wilis Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, yang menggantungkan hidupnya dari memerah susu, mengaku merugi hingga ratusan juta rupiah akibat jalan rusak terdampak longsor yang tidak kunjung diperbaiki.

    Ketua KUD Tani Wilis, Suwarto di Tulungagung, Kamis, menyebut kerugian mencapai Rp61 juta per bulan akibat biaya tambahan untuk penyewaan tempat penampungan susu dan tenaga kerja.

    Biaya untuk melangsir susu ini sekitar Rp61 juta sebulan,” ujar Suwarto usai rapat dengar pendapat dengan DPRD Kabupaten Tulungagung.

    Jalan utama yang biasa digunakan untuk mengangkut susu langsung ke pabrik pengolahan di Pasuruan kini tak bisa dilalui truk besar.

    Sebagai solusi, KUD Tani Wilis menggunakan truk tangki kecil yang harus memutar lewat jalur alternatif dengan kondisi jalan kurang baik.

    Susu dari truk kecil itu kemudian dipindahkan ke truk tangki besar di Desa Boro Kecamatan Kedungwaru, untuk melanjutkan perjalanan ke pabrik.

    Meski pemindahan susu ke tangki besar berisiko menurunkan kualitas, Suwarto mengaku sejauh ini belum ada pengiriman yang ditolak oleh pabrik.

    “Alhamdulillah, belum ada susu yang ditolak,” katanya.

    Upaya perbaikan jalan pun sudah diupayakan KUD Tani Wilis dengan mengalokasikan anggaran Rp10juta hingga Rp15 juta.

    Namun, biaya pengurukan diperkirakan mencapai Rp50 hingga Rp75 juta, sehingga rencana tersebut terpaksa ditunda.

    Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tulungagung, Dwi Hari, mengatakan perbaikan jalan tersebut direncanakan menggunakan anggaran Biaya Tak Terduga (BTT) dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

    Menurut dia, pengerjaan akan memanfaatkan bronjong dengan ketinggian antara 7-10 meter untuk menahan longsor.

    Sumber : Antara

  • Ratusan Koin Perak Kuno Ungkap Sejarah Mengerikan Ribuan Tahun Lalu

    Ratusan Koin Perak Kuno Ungkap Sejarah Mengerikan Ribuan Tahun Lalu

    Jakarta

    Sekelompok arkeolog di Inggris membuat penemuan sejarah luar biasa. Mereka menemukan tumpukan koin perak dalam kondisi sangat baik. Koin yang jumlahnya ratusan itu membuat arkeolog yang menemukannya gemetar.

    Menurut pernyataan yang dirilis oleh Oxford Cotswold Archaeology (OCA) dan perusahaan pembangkit listrik, tumpukan koin dari zaman Anglo-Saxon abad ke-11 itu digali di pinggiran pembangkit listrik tenaga nuklir yang saat ini sedang dibangun di sepanjang Pantai Suffolk.

    Para ahli mengatakan, karung koin langka yang terkubur, yang bertanggal antara tahun 1036 hingga 1044, menunjukkan bahwa penobatan Raja Anglo-Saxon Edward ‘The Confessor’ pada 1042 merupakan peristiwa yang penuh gejolak bagi warga rezim tersebut.

    “Saya gemetar saat pertama kali menggalinya, melihat satu sisi koin mengintip ke arah saya! Kapsul waktu arkeologi yang sempurna,” kata peneliti OCA Andrew Pegg, yang menemukannya pertama kali, dikutip dari New York Post, Sabtu (18/1/2025).

    “Informasi yang kami pelajari darinya sangat menakjubkan dan saya sangat bangga telah menambah sejarah bagian kecil saya sendiri di Suffolk,” imbuhnya.

    Pemerintahan Raja Edward ‘The Confessor’ yang bergejolak atas Inggris diliputi oleh kerusuhan politik saat ia mengasingkan dan menyita properti semua orang yang menentangnya.

    Foto: Oxford Cotswold Archaeology

    Nilai simpanan tersebut, yang berjumlah 320 pence, bukanlah simpanan yang kecil. Menurut ahli koin OCA Alexander Bliss, jumlah tersebut cukup untuk membeli hingga 16 ekor sapi pada masa itu.

    “Mungkin pemilik simpanan tersebut khawatir tentang rezim baru atau situasi politik dan ketidakstabilan sosial yang lebih luas, sehingga mengambil langkah untuk menyembunyikan kekayaan mereka,” kata Bliss.

    “Sekarang ada tiga simpanan dari periode ini (1042 hingga 1044) yang diketahui di seluruh Inggris, yang memperkuat gagasan bahwa tahun-tahun pertama pemerintahan Raja Edward situasinya tidak tenang,” jelasnya.

    Foto: Oxford Cotswold Archaeology

    Para peneliti yakin, pemilik terakhir koin tersebut mungkin orang berpengaruh di daerah setempat dan, entah apa alasannya, menduga Raja Edward tidak akan menghargai kekayaannya, sehingga memilih untuk mengubur kekayaan tersebut beberapa hari setelah raja baru mengambil alih kekuasaan.

    Koin tersebut merupakan penemuan langka karena beberapa koin ditelusuri kembali ke percetakan uang kecil dan kurang dikenal di pedesaan Inggris. Yang lebih langka lagi adalah kesempatan untuk mempelajari tentang metode pengawetan leluhur Anglo Saxon.

    Tempat penyimpanan koin tersebut telah terbungkus dalam lembaran logam cetak tangan yang terbuat dari timah, kemudian dibungkus dengan kain sebelum disembunyikan di bawah tanah. Aktivitas pertanian selama berabad-abad bersama dengan kurangnya informasi dari para ahli logam telah memastikan bahwa sebagian besar harta karun yang terkubur seperti ini telah dipindahkan dari tempat aslinya.

    “Dalam hal ini, pengawetan kantong sangat penting karena merupakan bagian dari keseluruhan ‘objek’ sebagai salah satu elemen penahanan koin. Kami juga ingin memahami apakah timah itu hanya selembar kertas atau telah terlepas dari objek yang lebih besar,” Bliss menjelaskan.

    Ada beberapa alasan mengapa koin-koin itu tidak pernah diambil. Pemiliknya mungkin telah meninggal sebelum mendapatkan kesempatan itu.

    “Mereka mungkin juga tidak dapat mengambilnya kembali karena alasan lain, misalnya jika mereka pergi atau diasingkan dari negara itu dan tidak dapat kembali,” Bliss menambahkan.

    (rns/hps)

  • Kasus PMK di Jombang Mengkhawatirkan, Satu Pasar Hewan Ditutup Sementara, Lainnya Bakal Menyusul

    Kasus PMK di Jombang Mengkhawatirkan, Satu Pasar Hewan Ditutup Sementara, Lainnya Bakal Menyusul

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Pujie Widodo 

    TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG – Satu pasar hewan di Kabupaten Jombang sudah ditutup, yakni Pasar Hewan Kabuh, di Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang. 

    Langkah ini dimaksudkan untuk mencegah persebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak khususnya sapi. 

    Penutupan pasar Kabuh ini sudah dilakukan pada Jumat (18/1/2025). 
    Plt Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (DPP) Kabupaten Jombang Mochammad Saleh mengatakan jika satu pasar hewan sudah ditutup. 

    Pihaknya bersama jajaran Forkopimda juga turun langsung untuk memberikan sosialisasi kepada para peternak, pedagang hewan di Pasar Kabuh. 

    “Kemarin di Pasar Kabuh sudah dilakukan sosialisasi penutupan,” ucapnya saat dikonfirmasi terpisah pada Sabtu (18/1/2025). 

    Ia melanjutkan, langkah ini sudah dipertimbangkan matang mengingat kasus PMK di Jombang mengkhawatirkan karena sudah mencapai 600 lebih.

    Tercatat, data per hari Kamis (16/1/2025) total kasus PMK mencapai 686. Ada 378 hewan ternak yang sakit dan 46 mati. 

    Lebih lanjut, untuk beberapa pasar hewan besar lain yang ada di Jombang yakni di Ngoro dan Mojoagung kan segera menyusul untuk ditutup.

    Tidak hanya itu, total akan ada 10 pasar hewan yang terdiri dari pasar kambing dan hewan di Jombang yang bakal ditutup. 

    “Jadi ada 10 pasar hewan, termasuk pasar sapi, pasar kambing yang kami identifikasi, sesuai arahan akan kami tutup,” katanya melanjutkan.

    Penutupan pasar hewan ini juga mendapatkan respon dari anggota Komisi B DPRD Jombang, Arif Sutikno. Ia mengatakan, selain langkah penutupan pasar, vaksinasi juga harus digencarkan. 

    “Tindakan vaksinasi juga harus dilakukan selain upaya penutupan pasar hewan ini,” ungkapnya saat memantau vaksinasi hewan ternak di Desa Jenisgelaran, Kecamatan Bareng, Sabtu (18/1/2024). 

    Arif melanjutkan, jika pemerintah pusat membantu penyaluran vaksin PMK kepada peternak termasuk di Kabupaten Jombang lewat lokasi dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.

    Ia menjelaskan, untuk tahap satu di Puskesmas Ngoro akan dialokasikan vaksin untuk 1.800 ekor hewan ternak. Kemudian di Kecamatan Wonosalam akan mendapatkan jatah 800 ekor.

    “Untuk di Kecamatan Bareng dan Ngoto akan mendapatkan alokasi untuk 1.000 ekor hewan ternak,” beber anggota DPRD Jombang periode 2024-2029 itu

  • Cegah Sebaran PMK, Jombang Bakal Terima 7 Ribu Dosis Vaksin, Pemkab: Jauh dari Target

    Cegah Sebaran PMK, Jombang Bakal Terima 7 Ribu Dosis Vaksin, Pemkab: Jauh dari Target

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Pujie Widodo 

    TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG – Cegah persebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang bakal terima 7.000 dosis vaksin. 

    Hal tersebut disampaikan oleh Plt Kepala Dinas Peternakan Jombang Mochamad Saleh saat dikonfirmasi.

    Ia mengatakan dalam waktu dekat Pemkab Jombang akan mendapatkan 7.000 dosis vaksin PMK. 

    Nantinya, vaksin tersebut akan dibagikan dua tahap. Di tahap pertama sebanyak 7.000 dosis, sementara di tahap kedua belum diketahui jumlahnya. “Kalau tahap pertama 7.000 dosis vaksin, berarti untuk 7.000 hewan,” ucapnya saat dikonfirmasi pada Sabtu (18/1/2025). 

    Penyaluran dosis vaksin ini akan dilakukan bertahap ke sejumlah Kabupaten/Kota di wilayah Jawa Timur, termasuk Kabupaten Jombang. 

    Saleh melanjutkan, jumlah dosis vaksin yang diterima ini sebenarnya masih kurang dari target. 

    Pasalnya, populasi sapi di Kabupaten Jombang mencapai puluhan ribu alias 70.000 ekor sapi. “Masih di bawah 10 persen,” katanya melanjutkan.

    Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang terus putar otak dan menggodok opsi penutupan pasar hewan. Dari data yang dicatat Dinas Peternakan dan Perikanan (DPP), Kabupaten Jombang, akan ada 10 pasar hewan di Jombang yang bakal ditutup. 

    Ia mengatakan jika pihak Pemkab sudah mengambil beberapa kebijakan menanggapi PMK yang semakin merebak. 

    Kebijakan yang akan diambil dalam waktu dekat adalah melakukan penutupan pasar hewan. Pihaknya mencatat ada 10 pasar hewan yang terdiri dari pasar sapi, kambing maupun keduanya akan ditutup. 

    “Jadi ada 10 pasar hewan, termasuk pasar sapi, pasar kambing maupun par kambing dan sapi yang kami identifikasi, sesuai arahan akan kami tutup,” ungkapnya. 

    Selain itu, ia menyebut jika Pj Bupati Jombang memerintahkan Satgas Pangan untuk melakukan pemantauan pendistribusian daging di Jombang.

    Upaya ini dilakukan semata untuk menekan penyebaran PMK yang setiap pekannya terus bertambah. 

    Data terakhir per hari Kamis (16/1/2025) total kasus PMK mencapai 686. Ada 378 hewan ternak yang sakit dan 46 mati. Nantinya, penutupan pasar hewan ini akan dilakukan dari tiga pasar hewan terbesar di Jombang. 

    “Ada pasar hewan di Kecamatan Kabuh, Mojoagung dan Ngoro. Setelah ditutup kami akan kami lagi terkait Pemkab untuk menganggarkan BTT. Penutupan pasar ini masih menunggu SK dari bupati,” pungkasnya. 

  • Harga Pangan Hari Ini 18 Januari 2025: Bawang Merah Turun, Cabai dan Telur Naik

    Harga Pangan Hari Ini 18 Januari 2025: Bawang Merah Turun, Cabai dan Telur Naik

    Bisnis.com, JAKARTA – Mayoritas harga pangan hari ini mengalami kenaikan secara rata-rata nasional. Lonjakan harga terjadi pada komoditas beras premium dan medium, bawang putih bonggol, cabai merah keriting, telur ayam, hingga minyak goreng kemasan.

    Berdasarkan data panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), Sabtu (18/1/2025) pukul 10.30 WIB harga beras premium berada di kisaran Rp14.717 per kg hingga Rp17.608 per kg. Adapun harga beras premium zona II sebesar Rp16.103 per kg atau turun 0,01% dari hari sebelumnya.

    Harga beras medium zona II juga mengalami penurunan 0,21% menjadi Rp14.080 per kg hari ini. Di sisi lain, harga beras SPHP naik 0,11% menjadi Rp12.749 per kg. 

    Tak hanya beras, harga bawang putih bonggol juga naik 0,23% menjadi Rp41.936 per kg dari hari sebelumnya dan harga bawang merah turun 0,12% menjadi Rp39.447 per kg. 

    Sementara itu, komoditas daging sapi murni mengalami penurunan 0,04% menjadi Rp134.775 per kg. Harga daging ayam ras turun 0,17% menjadi Rp37.494 per kg dan telur ayam ras naik 0,17% menjadi Rp30.019 per kg.

    Tak hanya itu, harga kedelai biji kering (impor) turun 0,15% menjadi Rp10.232 per kg, sedangkan harga gula konsumsi naik 0,11% menjadi Rp17.998 per kg. 

    Lebih lanjut, harga minyak goreng kemasan sederhana naik 0,22% menjadi Rp19.981 per kg. Sementara itu, harga minyak goreng curah turun 0,23% menjadi Rp17.715 per kg. 

    Komoditas pangan lainnya yang naik yaitu harga tepung terigu curah Rp9.793 per kg dan harga tepung terigu noncurah naik 0,11% menjadi Rp12.845 per kg. Harga jagung tingkat peternak naik 0,5% menjadi Rp6.399 per kg. 

    Di sisi lain, harga cabai rawit merah turun 0,29% menjadi Rp55.111 per kg, sementara harga cabai merah keriting naik 0,77% menjadi Rp56.041 per kg. 

    Di samping itu, harga pangan ikan hari ini bervariasi. Adapun, harga ikan kembung naik 0,27% menjadi Rp39.795 per kg dan ikan tongkol naik 0.26% menjadi Rp32.419 per kg, sementara ikan bandeng turun 0,47% menjadi Rp32.838 per kg. 

  • PMK di Gunungkidul Makin Mengkhawatirkan, Anggota DPRD Desak Pasar Hewan Ditutup

    PMK di Gunungkidul Makin Mengkhawatirkan, Anggota DPRD Desak Pasar Hewan Ditutup

    Liputan6.com, Gunungkidul – Penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang telah menjangkiti banyak ternak di wilayah Gunungkidul menuai reaksi dari Anggota DPRD Gunungkidul dari Fraksi PDI Perjuangan, Lazarus Arintaka. Keprihatinannya hingga saat ini belum ada langkah konkret dari pemerintah kabupaten.

    Menurutnya, situasi ini menunjukkan bahwa sudah saatnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul mengambil langkah tegas dengan melakukan penutupan pasar hewan. Ia menekankan bahwa penutupan pasar hewan sangat diperlukan untuk memutus mata rantai penularan penyakit ini. “Langkah ini tidak hanya untuk melindungi ternak yang sehat, tetapi juga untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dari PMK. Bantul saja sudah ditutup, kenapa di sini belum?” ujarnya.

    Ia menambahkan bahwa penutupan ini juga bertujuan untuk melakukan sterilisasi pasar hewan dan pemberian desinfektan secara menyeluruh. Selain itu, penutupan pasar hewan akan membantu melokalisir hewan-hewan yang terpapar PMK. Lebih lanjut, Lazarus menjelaskan bahwa dengan cara ini, diharapkan hewan-hewan tersebut tidak berpindah tangan dan memperburuk situasi. Namun, ia juga mengingatkan bahwa keputusan untuk menutup pasar hewan kini berada di wilayah kewenangan eksekutif.

    Hingga saat ini, data menunjukkan bahwa kasus PMK di Gunungkidul telah mencapai angka yang cukup mengkhawatirkan, yaitu 1.423 sapi terpapar. Dari jumlah tersebut, sebanyak 99 sapi dilaporkan mati akibat penyakit ini. “PMK sendiri telah menyebar ke semua kapanewon di Gunungkidul, dengan wilayah yang paling parah terdampak adalah Karangmojo tercatat sebanyak 724 sapi terjangkit, dan 34 di antaranya telah mati,” ungkapnya.

    Dengan situasi saat ini, Lazarus berharap agar Pemkab Gunungkidul segera mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi ternak dan mencegah penyebaran PMK lebih lanjut. Ia mengajak semua pihak untuk bersinergi demi kesejahteraan peternak dan kesehatan hewan di daerah tersebut.

    Sementara itu, Bupati Gunungkidul, Sunaryanta, menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu merasa panik. Pemerintah Kabupaten Gunungkidul telah mengambil berbagai langkah antisipasi untuk mencegah penyebaran penyakit, termasuk melakukan penyemprotan disinfektan di pasar hewan. “Kami telah melakukan disinfeksi di pasar hewan, dan akan melakukan evaluasi lebih lanjut. Terdapat dua pasar hewan besar di daerah ini, yaitu Pasar Siyono dan Pasar Munggi. Kami akan segera melihat langkah-langkah lanjutan yang diperlukan,” ungkap Bupati.

    Ia juga menekankan bahwa situasi ini bukanlah hal baru bagi masyarakat Gunungkidul, mengingat merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) bukanlah kejadian pertama. Sebelumnya, kasus PMK juga pernah terjadi di wilayah ini. “Kami akan terus mengevaluasi situasi, termasuk mempertimbangkan apakah perlu menetapkan status darurat.” Tandasnya.

    Pemerintah Kabupaten Gunungkidul berkomitmen untuk terus memantau perkembangan situasi dan memastikan langkah-langkah pencegahan berjalan dengan maksimal demi melindungi kesehatan hewan ternak serta menjaga stabilitas pasar. Warga diimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan dari dinas terkait. Pemkab juga mengajak para peternak untuk lebih waspada dan segera melaporkan jika menemukan gejala PMK pada hewan ternak. Diharapkan, kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dapat mengatasi ancaman PMK secara efektif.

    Kepala Dinas Perdagangan Gunungkidul, Kelik Yunantara, menyatakan bahwa meskipun belum ada kebijakan penutupan, saat ini pasar sudah sangat sepi. Penutupan pasar sangat mungkin dilakukan, namun pihaknya masih menunggu penanganan dan pengendalian PMK. “Kami masih menunggu keputusan dari pimpinan mengenai penutupan pasar,” kata Kelik.