Hewan: Monyet

  • Kisah Satu-satunya Penyintas Kecelakaan Pesawat, 8 Hari di Hutan

    Kisah Satu-satunya Penyintas Kecelakaan Pesawat, 8 Hari di Hutan

    Jakarta

    Pada awal Oktober 2025, film baru yang dibintangi Nicholas Saputra tentang satu-satunya penyintas dalam kecelakaan pesawat akan tayang. Namun kisah kali ini bukan film, ini adalah pengalaman Annette Herfkens, warga Belanda yang selamat seorang diri dari kecelakaan pesawat pada 1992 di Vietnam.

    Impian Annette menghabiskan liburan romantis bersama tunangannya, Willem van der Pas, yang selama ini menjalani hubungan jarak jauh akhirnya kandas.

    Pesawat kecil yang mereka tumpangi mendadak meluncur turun ketika posisinya sudah dekat Bandara Nha Trang, Vietnam.

    “Saya mendengar mesin-mesin berputar lebih cepat. Pesawat terus turun. Orang-orang berteriak. Dia menatap saya. Saya menatapnya. Kami berpegangan tangan, dan kemudian semuanya menjadi gelap,” kata Annette dalam podcast Lives Less Ordinary BBC.

    Semua penumpang dan awak pesawat tewas, kecuali Annette.

    Perempuan yang sehari-hari bekerja di sektor keuangan di Madrid, Spanyol, ini terbaring selama delapan hari di hutan.

    Berbagai derita menghampirinya dari rasa sakit yang hebat akibat luka dan patah tulang, dehidrasi, hingga kehilangan kekasih yang dalam waktu dekat akan dinikahinya.

    ‘Penerbangan terakhir bersama cinta sejati’

    Annette bercerita dirinya dan Willem merupakan teman baik dan tinggal di asrama mahasiswa yang sama. Namun keputusan untuk berkencan hadir karena tantangan dari Willem untuk menciumnya.

    Keputusan itu rupanya tidak salah. Tak lama setelah berkencan, keduanya menyadari telah menemukan cinta sejati.

    “Kami seperti memenangkan lotere. Sejak saat itu, kami tidak pernah berpisah,” tutur Annette.

    Akan tetapi, keduanya akhirnya terpisah setelah masuk dunia kerja. Meski begitu, Annette dan Willem tetap mengupayakan berbagai cara untuk rutin bertemu.

    Hingga pada 1992, Willem bekerja di Vietnam dan muncul gagasan untuk menghabiskan waktu di sana sekaligus Annette ingin mengetahui tentang kantor Willem dan suasana sehari-hari di sana.

    Apalagi saat itu, Willem telah melamarnya dan mereka sedang merencanakan pernikahan sehingga wajar jika Annette ingin mengetahui lokasi kerja belahan jiwanya itu.

    Alih-alih menuntaskan rasa ingin tahunya, Annette justru mendapat kejutan dari Willem. Sekitar pukul 7 pagi, ia diajak menaiki pesawat kecil, yakni Yak-40 buatan Soviet.

    Akibat klaustrofobia yang dimilikinya, Annette sempat menolak dan merasa kesal.

    “Saya tidak akan naik ke sana,” ucapnya ketika melihat pesawat itu.

    Cortesa de Annette HerfkensAnnette dan Willem bertemu saat kuliah di universitas dan sejak saat itu mereka tidak pernah berpisah.

    Namun, Willem mengiba berulang-ulang. “Saya tahu kamu akan mengatakan itu, tapi tolong, lakukanlah untuk kita.”

    Saat itu, Pasje beralasan pergi dengan mobil bukan pilihan tepat karena hutan terlalu lebat.

    “Lakukanlah untuk saya. Kamu akan sangat menikmatinya.”

    Demi kekasihnya, Annette mengabaikan ketakutan dan instingnya. Mereka duduk di baris kedua dengan Annette berada di sisi lorong.

    “Jantung berdebar kencang. Selama penerbangan, saya merasa sangat tidak nyaman dan bolak-balik melihat jam.”

    Penerbangan yang semestinya singkat, hanya 55 menit, pun berubah menjadi momen kelam sepanjang hidup. Lima menit sebelum mendarat, pesawat seperti kehilangan daya dorong dan meluncur turun.

    Orang-orang berteriak. Willem menatap dengan ketakutan dan berkata, “Saya tidak suka ini.”

    Annette dengan nada marah masih berusaha menenangkan dengan menjawab, “Pasti hanya turbulensi. Wajar jika pesawat sekecil ini mengalami penurunan ketinggian seperti ini. Jangan khawatir. Semuanya akan baik-baik saja.”

    Perkiraannya meleset. Pesawat terjun bebas. Orang-orang berteriak lebih keras.

    “Dia menatap saya. Saya menatapnya. Kami berpegangan tangan.”

    Semua menjadi gelap.

    Satu-satunya yang selamat

    Entah berapa jam tak sadarkan diri, Annette siuman. Ia berada di tengah hutan dengan suara jangkrik dan monyet di sekitarnya.

    Annette tertimpa kursi dengan penumpang pria yang sudah meninggal.

    “Saya mendorong sesuatu yang berat di atas saya. Dengan dorongan saya, tubuh itu jatuh dari kursi.”

    Ketika melihat ke kiri, ia mendapati kekasihnya masih terikat di kursinya dengan senyum manis di wajahnya. Namun, ia jelas sudah meninggal.

    Annette tidak mengingat detail kejadian setelahnya. Ia hanya mengetahui dirinya berada di hutan yang penuh pohon dan tanaman.

    Ia pun tak paham bisa selamat karena kaki dan rahangnya patah, 12 patahan tulang di pinggul, serta paru-paru sebelah kolaps.

    “Saya pasti mengalami syok saat itu.”

    Ia hanya menggambarkan pesawat menabrak gunung, kehilangan sayap, menabrak gunung kedua, dan terbalik.

    “Saya sudah tidak mengenakan sabuk pengaman. Saya seperti satu-satunya pakaian yang tertinggal di mesin pengering cucian lalu melayang dan mendarat di bawah kursi orang yang duduk di seberang lorong.”

    Cortesa de Annette HerfkensPesawat yang ditumpangi Willem dan Annette jatuh di Gunung Kha, di sebelah tenggara Vietnam.

    Di luar pesawat yang hancur berkeping-keping, semuanya adalah vegetasi yang sangat subur.

    “Saya ingat melihat semut merah besar. Dahan, daun, dan kaki telanjang saya. Saya bahkan tidak tahu di mana rok saya berada.”

    Namun ia menyadari ada luka terbuka yang lebar di kakinya hingga terlihat tulangnya. Serangga pun berkerumun di dekat lukanya.

    Tak lama kemudian, ia menyadari ada seorang pria Vietnam di sebelah kanannya yang masih hidup dan masih mampu berbicara.

    “Saya bertanya apakah dia yakin tim penyelamat akan datang, dan dia menjawab ya, karena dia adalah orang yang sangat penting. Dia bahkan mengeluarkan celana panjang dari koper kecil yang dibawanya untuk saya kenakan.”

    Dengan menahan sakit luar biasa, Annette memaksakan diri memakai celana yang ternyata menyelamatkan kakinya yang luka dari serangga.

    Ketika hari mulai gelap, Annette melihat pria yang berbincang dan membantunya tadi semakin lemah. Nyawanya perlahan-lahan seperti mulai terangkat hingga akhirnya dia menundukkan kepalanya dan meninggal.

    Semula, Annette juga masih mendengar rintihan kesakitan beberapa orang. Namun memasuki malam, tidak ada suara lain yang terdengar selain suara angin dan hewan di hutan.

    “Saya benar-benar sendirian.”

    Si gadis penjelajah yang bertahan hidup

    Annette mengaku sempat panik ketika menyadari pria Vietnam itu meninggal. Akan tetapi, ia menyadari harus tetap tenang.

    “Saya harus fokus pada napas saya, meski belum pernah mengikuti kursus mindfulness atau sejenisnya. Itu murni insting, tapi sangat membantu.”

    Dalam kondisi yang teramat sulit dan tragis itu, Annette berupaya menerima apa adanya sembari mengamati sekitar.

    Ia berkata pada diri sendiri: “Inilah yang terjadi. Saya tidak berada di pantai bersama tunangan saya.”

    Ia juga mulai berusaha membuang berbagai kekhawatiran yang menyeruak dalam benaknya, seperti “bagaimana jika ada harimau?”

    Hal ini sebenarnya wajar terlintas mengingat posisi Annette berada di tengah hutan. Namun, ia memilih untuk menyadari meski di hutan, harimau itu tidak serta merta mendatanginya.

    Dua hari pertama, ia tetap berada di dekat mayat pria Vietnam itu agar merasa tidak terlalu sendirian. Mirip cerita rusa kecil Bambi dengan ibunya yang mati tertembak pemburu.

    Seiring berjalannya waktu, mayat pria Vietnam itu berubah wujud sehingga Annette memutuskan menjauh.

    Pandangannya pun berkelana pada hutan dengan ribuan daun kecil di depannya.

    Cortesa de Annette HerfkensAnnette mengatakan bahwa setelah kecelakaan itu, hutan menjadi tempat aman baginya.

    Sebagai gadis kota yang bekerja kantoran dan acapkali bepergian ke kota besar, seperti New York dan London, Annette menyadari betapa indahnya hutan yang menaunginya beberapa hari ini.

    “Semakin saya fokus pada daun-daun, tetesan air di daun, dan cara cahaya memantul di tetesan air, semakin indah pemandangan itu. Saya terpesona oleh keindahan itu. Tapi tentu saja, saya harus bertahan hidup.”

    Haus tentu tidak bisa tertahan lagi. Saat hujan turun sedikit, Annette mulai menjulurkan lidahnya. Namun jelas itu tidak cukup. Ia mulai menyusun rencana agar tetap bertahan hidup.

    Salah satunya memanfaatkan bahan isolasi pesawat yang semacam busa untuk dijadikan mangkuk penampung air hujan.

    “Saya merangkak dengan siku, menyeret pinggul dan kaki yang terluka, dan dengan segenap tenaga saya bangkit. Saya meraih busa itu sebisa mungkin, melemparkannya ke lantai, lalu menjatuhkan diri. Saya sempat pingsan karena kesakitan.”

    “Ketika bangun, saya berhasil membuat tujuh mangkuk kecil dari busa itu. Saya menyusunnya dan menunggu hujan turun.”

    Caranya berlindung dari dingin dan hujan pun terbit dengan memanfaatkan barang penumpang lain, seperti ponco yang ditemukannya dari tas seorang gadis.

    Ketika hujan mulai turun dengan deras. Tidak hanya mangkuk-mangkuk yang terisi, tetapi ia juga bisa menadahkan ponco dan menyesapnya.

    “Rasanya seperti sampanye terbaik. Saya sangat bangga pada diri saya sendiri. Saya berpikir: “Lihat dirimu, gadis penjelajah!”.”

    “Saya kemudian menyadari betapa luar biasanya bisa tetap hidup dan sehat dalam kondisi mengenaskan ini.”

    Mantra penyelamat

    Dalam situasi tersebut, ia menyadari dirinya hanya punya pilihan untuk berdamai dan menerima kematian kekasihnya.

    “Setiap kali saya memikirkannya, saya melihat cincin kecil seharga 10 euro yang saya beli di sebuah toko perhiasan di Leiden, Belanda, di tangan saya yang bengkak akibat gigitan serangga.”

    “Sejujurnya, saya yakin kami akan menjadi pasangan yang sempurna. Kami adalah sahabat terbaik, belahan jiwa saya.”

    “Dia adalah orang yang menawan, sangat hangat. Tampan, tetapi tidak bersikap seperti orang tampan.”

    Tiap memikirkan itu, Annette akan menangis dan melemahkan tubuhnya. Sedangkan, ia bertekad untuk tetap hidup. Karena itu, selama berjam-jam terbaring di hutan, ia menciptakan sebuah mantra: “Jangan pikirkan Willem.”

    Ia juga tidak berani menengok kembali ke bangku di mana Willem masih terikat dengan sabuk pengamannya.

    “Saya memilih memikirkan keluarga saya. Saya memikirkan semua air yang mengalir dari shower mereka dan betapa indahnya mereka bisa minum air sepanjang hari.”

    Cortesa de Annette HerfkensAnnette dan Willem telah bertunangan.

    Dengan pikiran tersebut, Annette merasa lebih tenang dan kuat. Bahkan tumbuh keyakinan, orang-orang yang dicintainya tersebut pasti sedang mencarinya dengan berbagai cara.

    “Tapi kekurangan makanan dan luka-luka mulai mempengaruhi aku. Pada hari keenam, saya hampir seperti terhipnotis. Saya sekarat, tapi dengan cara yang paling indah dan bahagia.”

    Ia terus memandangi keindahan hutan dan merasa tubuhnya mulai terasa mengambang, hingga ia menangkap pria berpakaian oranye dari sudut matanya.

    “Saya mulai berteriak dan itu segera membawa saya kembali terbaring. Saya kembali merasakan sakit yang luar biasa, tetapi saya juga menyadari bahwa saya telah mendapatkan tiket untuk keluar dari sana.”

    “Halo. Bisakah Anda membantu saya, tolong?” ucap Annette saat itu.

    Pria itu hanya menatapnya dan tidak melakukan apa-apa. Pria itu kemudian menghilang.

    “Saya pikir itu hanya halusinasi. tapi keesokan paginya dia kembali. Saya sangat marah dan mulai mengumpat dalam semua bahasa dan dia pergi lagi.”

    Pada hari kedelapan, delapan orang dengan kantong mayat muncul. Mereka datang ke arah Annette.

    Misi penyelamatan berlangsung

    Mereka menyodorkan daftar penumpang dan Annette menandai namanya. Mereka memberinya minum dari botol dan membopongnya ke atas terpal yang diikatkan pada dua tongkat di kedua ujungnya lalu membawa keluar Annette dari hutan.

    “Itu adalah kali kedua saya panik. Benar-benar panik. Saya tidak ingin pergi. Saya ingin mengatakan bahwa saya ingin tetap di sana bersama Willem saya. Saya ingin tetap dalam kondisi mental yang indah.”

    Melihat kepanikan tersebut, tim penyelamat menurunkan lagi Annette ke tanah dan melepas sepatu mereka. Tim penyelamat khawatir langkah kaki bersepatu itu berdampak pada goncangan yang menyakitkan pada tubuh Annette.

    “Mereka tidak ingin melukai saya. Saya pun fokus pada mereka. Saya melupakan diri saya dan berpikir para pria itu sedang membantu saya dan telah melepas sepatu mereka untuk saya. Saya berterima kasih kepada mereka.”

    Cortesa de Annette HerfkensAnnette Herfkens menulis kisahnya dalam sebuah buku yang telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa.

    Sebelum dibawa ke rumah sakit, Annette dan regu penyelamat berkemah semalam di tengah hutan.

    Dengan sakit yang sangat hebat, Annette justru diserang rasa takut dan cemas akan ditinggalkan sehingga ia meminta agar ditemani ketika hujan dan masing-masing anggota tim masuk ke tendanya.

    “Anehnya, pada hari-hari sebelumnya, saat sendirian, saya tidak merasa takut. Saya meminta mereka untuk tidak masuk ke dalam tenda, agar meninggalkan saya sendirian.”

    “Mereka sangat baik hati. Mereka menyalakan api unggun dan memberi saya lebih banyak nasi dan air.”

    Ketika tiba di Kota Ho Chi Minh, Annette mendapati wajah-wajah familiar yang dirindukannya.

    “Saya melihat sahabat saya, Jaime. Saya melihat saudara-saudara dari tunangan saya dan langsung ingin berbicara dengan mereka.”

    “Saya merasa bertanggung jawab untuk memberi tahu mereka bagaimana saudara mereka meninggal, bahwa dia memiliki senyum yang indah di wajahnya dan tidak menderita.”

    “Kemudian saya melihat ibu saya. Saya ingat sempat berkata, ‘Ibu datang ke sini untuk menemui saya?’ dan kemudian saya seperti kehilangan tenaga.”

    Bunyi alat-alat rumah sakit yang berulang seperti alarm mulai terdengar. Petugas rumah sakit mulai memasang sesuatu di paru-paru Annette.

    “Sungguh, saya hampir mati saat melihatnya.”

    Kehidupan setelah tragedi

    Usai menerima kabar pesawat yang dinaikinya jatuh, semua orang di keluarga Annette berusaha realistis dan mengiranya sudah meninggal.

    “Mereka merencanakan pemakaman bersama dengan keluarga Willem di Leiden, tempat kami pernah belajar bersama.”

    Iklan di koran tentang kematian keduanya sudah terbit. Jadi, ketika Annette pulang ke rumah, ia disambut banyak surat belasungkawa yang isinya sangat indah.

    “Saya masih ingat surat-surat itu.”

    Hanya sahabatnya, Jaime, yang ikut datang ke Kota Ho Chi Minh yang yakin dirinya masih hidup dan marah kepada orang-orang yang membicarakan masa lalu Annette seakan sudah meninggal.

    Keyakinan Jaime ternyata berbuah baik.

    “Ketika saya kembali ke Belanda, rahang saya telah dipasang kembali dengan sekrup dan paru-paru saya telah dipompa. Pinggul saya hanya perlu diam agar bisa menyatu kembali. Mereka sedang merakit saya kembali.”

    “Di kaki, kematian jaringan tubuh akibat infeksi parah adalah masalah yang sangat serius, dan untungnya, dokter Vietnam menghabiskan banyak waktu untuk mengobatinya.”

    Ia merasa berterima kasih karena saat melanjutkan perawatan di Belanda kemungkinan besar kakinya bisa diamputasi jika tidak diobati dengan telaten selama di Vietnam.

    Cortesa de Annette HerfkensAnnette dan anak perempuannya.

    Pemakaman Willem pun menjadi momen mengerikan lain yang harus dihadapinya. Keluarganya membawa ke gereja.

    Rasanya seperti hendak melangsungkan pernikahan, tapi pasangannya sudah berupa peti mati.

    “Ada peti mati yang menunggu saya di altar, dan pria yang membawa saya yang tanpa sadar, mundur beberapa langkah lebih jauh, seperti dalam pernikahan.”

    Semua teman yang akan diundangnya dalam pernikahan ada di sana. Pidato-pidato yang indah dan juga musik yang indah.

    Bedanya, setelah upacara itu, Annette mengiringi Willem ke makam dan meninggalkan semua kenangan dan impian keduanya terkubur di sana.

    Menata kembali hidup

    Pascaperistiwa itu, Annette menemukan hutan menjadi tempat yang aman karena seolah masih bisa mereguk harapan bersama Willem.

    “Dia selalu ada di sana. Kembali tanpa separuh jiwa adalah trauma yang saya miliki.”

    Annette melewati semua fase duka. Ia banyak menangis dan merindukan kekasihnya. Pikirannya masih terpatri pada Willem. Namun seiring bertambahnya usia, Annette mengerti harus beranjak dari titiknya saat ini.

    “Saya melihat semua kehidupan yang dia lewatkan, semua yang tidak dia lakukan. Dia tidak memiliki anak-anak yang dia inginkan dengan sangat. Dan mungkin kita kehilangan kehidupan bersama yang kita rasakan ditakdirkan untuk kita.”

    Beberapa bulan setelah kecelakaan itu, banyak teman-teman kuliah keduanya yang menikah. Hingga Annette memutuskan: “Oke, saya tidak akan menikah. Sudah berakhir. Seperti film Four Weddings and a Funeral.”

    Namun, ada teman yang meyakinkannya bahwa ada sosok yang bisa mengobati yaitu: Jaime, rekan kerja yang pergi ke Vietnam untuk mencarinya dan percaya Annette masih hidup ketika tidak ada orang lain yang percaya.

    “Saya berpikir mengapa tidak? Kami sangat dekat dan saya rasa saya memiliki kecenderungan untuk jatuh cinta pada sahabat-sahabat saya karena itulah yang saya lakukan dengan Willem.”

    Kini, ia dan Jaime memiliki dua anak setelah akhirnya menikah.

    Anak laki-laki mereka, Max, didiagnosis autis saat masih kecil.

    “Ketika saya menghadapi berita itu, saya ingat apa yang saya pelajari di hutan, yang telah menyelamatkan saya.”

    “Begitu Anda menerima apa yang Anda miliki dan tidak terobsesi dengan apa yang tidak Anda miliki, keindahan akan terungkap.”

    Sama seperti Annette menerima keadaannya setelah kecelakaan itu. “Saya juga menerima diagnosis anak saya. Dan kemudian saya melihat siapa dia sebenarnya: sumber cinta tanpa syarat yang indah.”

    “Saya mencintai anak-anak saya dan tetap memiliki harapan terhadapnya.”

    “Cinta anak-anak ini yang benar-benar murni yang dia berikan kepada saya dan yang saya rasakan terhadapnya.”

    Catatan ini merupakan adaptasi dari salah satu episode podcast Lives Less Ordinary dari BBC. Untuk mendengarkannya, kunjungi tautan ini.

    BBC

    Lihat juga Video ‘Detik-detik Jet Tempur Polandia Jatuh Saat Latihan, Pilot Tewas’:

    (ita/ita)

  • Saling Silang Pendapat Soal Setop MBG

    Saling Silang Pendapat Soal Setop MBG

    Jakarta

    Kini sorotan masyarakat tertuju pada polemik evaluasi program Makan Bergizi Gratis. Ketua DPR, Puan Maharani mendorong adanya perbaikan sistem di masa depan agar berita miring mencuat di masyarakat soal program ini tidak semakin menjadi-jadi. Usulan Puan ini berkaitan dengan adanya temuan sejumlah keracunan yang diduga berasal dari makanan yang disajikan dalam MBG.

    “Ya harus selalu dilakukan evaluasi untuk bisa ditindaklanjuti, untuk bisa pelaksanaannya di lapangan bisa menjadi lebih baik dan jangan sampai kemudian anak-anak yang kemudian dirugikan,” kata Puan dikutip dari detikNews, Senin (22/9/2025).

    Sejalan dengan Puan, Anggota Komisi IX DPR Ashabul Kahfi sepakat dengan adanya evaluasi sistem MBG yang sudah berjalan. Meski demikian, dirinya tidak setuju bila Makan Bergizi Gratis (MBG) akibat maraknya kasus keracunan yang menimpa ribuan siswa di sejumlah daerah.

    “Kalau ada yang bilang program MBG harus dihentikan karena ada kasus keracunan atau menu basi, menurut saya itu keliru. Program ini punya tujuan mulia, yakni memastikan masyarakat…,” kata Ashabul dikutip dari detikNews, Rabu (24/9/2025).

    Ia kemudian menyoroti beberapa titik krusial MBG yang menurutnya perlu segera dibenahi. Beberapa diantaranya adalah rantai distribusi hingga kapasitas penyedia makanan, terutama UMKM atau katering yang terlibat. Ia menuntut adanya pelatihan tentang higienitas, standar gizi, dan keamanan pangan, sehingga kualitasnya seragam di seluruh daerah.

    “Lakukan edukasi masyarakat. Orang tua, guru, bahkan siswa, harus paham bagaimana mengenali makanan yang tidak layak konsumsi, sehingga pengawasan tidak hanya dari pemerintah tapi juga dari lingkungan sekitar,” kata Ashabul.

    Sisi kontra muncul dari Jaringan Pemantauan Pendidikan Indonesia (JPPI). Dalam kesempatannya di Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi IX DPR RI pada Senin (22/9/2025) lalu, Koordinator Program dan Advokasi JPPI, Ari Hadianto, menyampaikan jika MBG harus dihentikan.

    “Tolong wakilkan kami untuk sampaikan ini kepada ke Pak Prabowo. Pertama, hentikan program MBG sekarang juga. Ini bukan kesalahan teknis, tapi kesalahan sistem di BGN karena kejadiannya menyebar di berbagai daerah,” kata Ari dalam rapat tersebut.

    Terkait polemik ini, Ketua Badan Gizi Nasional (BGN) ikut menanggapi. Baginya sekarang hal yang dapat dilakukan adalah menanti arahan langsung dari presiden.

    “Saya ikut arahan Presiden, tidak berani mendahului,” ujar Ketua BGN Dadan Hindayana kepada wartawan, Rabu (24/9/2025).

    Seperti diketahui, program MBG merupakan salah satu program yang diusung Prabowo saat masa kampanye Capres 2024 lalu. Program ini menarget 80 juta lebih penerima manfaat dari seluruh Indonesia.

    Terlepas dari hal tersebut, detikSore hari ini akan mengulas sebesar apa gizi yang dibutuhkan oleh anak-anak usia sekolah. Menghadirkan Ahli Gizi Felix Zulhendri, detikSore juga akan mengulas bagaimana makanan dapat menjadi racun apabila tidak diolah dengan benar. Ikuti diskusinya dalam Editorial Review.

    Beralih ke Bali, detikSore akan membahas mengenai update terbaru kasus turis asal Australia yang dikabarkan harus membayar 69 juta rupiah untuk vaksin rabies. Adalah Flavia McDonald, suaminya, dan putri mereka yang berusia 12 tahun, Lorena, terbang ke Pulau Dewata pada Hari Ayah sebagai kejutan liburan dadakan bagi keluarga. Naas, saat mengunjungi Monkey Forest Ubud, putri mereka terkena gigitan salah satu monyet di sana. Lalu, benarkah mereka harus mengeluarkan membayar vaksin dengan harga tersebut? Apa update terbaru dari kasus ini? Simak liputannya bersama jurnalis detikcom selengkapnya.

    Pada penghujung acara nanti, Detik Sore akan kedatangan musisi ibu kota, Eros Tjokro. Dirinya kembali dengan karya terbaru berjudul “Sama Sama Mau”, sebuah lagu pop yang menangkap manisnya fase talking stage-saat dua orang saling tertarik, saling faham perasaan masing-masing, tapi belum benar-benar berani melangkah lebih jauh. Diciptakan oleh Pringgo Aryo dan Eros Tjokro, lagu ini bercerita tentang dua orang yang saling ingin, namun hanya bisa mencuri waktu di tengah kesibukan mereka. Apa cerita menarik dibalik lagu ini? Simak penampilan dan obrolannya hanya dalam segmen Sunsetalk.

    Ikuti terus ulasan mendalam berita-berita hangat detikcom dalam sehari yang disiarkan secara langsung langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 15.30-18.00 WIB, di 20.detik.com dan TikTok detikcom. Jangan ketinggalan untuk mengikuti analisis pergerakan pasar saham jelang penutupan IHSG di awal acara. Sampaikan komentar Anda melalui kolom live chat yang tersedia.

    “Detik Sore, Nggak Cuma Hore-hore!”

    (far/vys)

  • Pelajar Suspek Cacar Monyet Meninggal di Kepulauan Meranti, Bupati: Masyarakat Tetap Tenang
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        21 September 2025

    Pelajar Suspek Cacar Monyet Meninggal di Kepulauan Meranti, Bupati: Masyarakat Tetap Tenang Regional 21 September 2025

    Pelajar Suspek Cacar Monyet Meninggal di Kepulauan Meranti, Bupati: Masyarakat Tetap Tenang
    Tim Redaksi
    PEKANBARU, KOMPAS.com
    – Sebuah kasus diduga cacar monyet atau virus monkeypox terkonfirmasi di Kepulauan Meranti, Riau.
    Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti, terdapat dua orang yang dicurigai terinfeksi, keduanya merupakan pelajar.
    Salah satu dari mereka telah dinyatakan meninggal dunia.
    Bupati Kepulauan Meranti, AKBP (Pur) Asmar, mengonfirmasi bahwa ia telah menerima laporan mengenai anak-anak yang diduga terinfeksi cacar monyet.
    “Saya sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan pihak rumah sakit. Ternyata memang benar ada satu pasien meninggal. Sementara satu orang lagi sudah mulai pulih,” kata Asmar saat dihubungi wartawan melalui sambungan telepon, Minggu (21/9/2025).
    Asmar menegaskan bahwa ia telah menginstruksikan Dinas Kesehatan dan RSUD Kepulauan Meranti untuk bertindak cepat.
    Jika fasilitas lokal tidak memadai, pasien disarankan untuk segera dirujuk ke Pekanbaru untuk penanganan lebih lanjut.
    Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan mengikuti arahan petugas kesehatan.
    “Imbauan kami kepada masyarakat agar tetap tenang,” ujar Asmar.
    Bupati Asmar mengingatkan warganya untuk menjaga kesehatan dan kebersihan.

    “Apabila ada warga yang mengalami gejala seperti demam, ruam, atau pembengkakan kelenjar, agar segera memeriksakan diri ke petugas kesehatan,” tambahnya.
    Ia mengingatkan agar masyarakat tetap waspada terhadap penyakit seperti ini.
    Diketahui bahwa kedua orang yang diduga terinfeksi cacar monyet merupakan santri di salah satu pesantren di Kepulauan Meranti.
    Asmar menyatakan akan segera berkoordinasi untuk memutus rantai penyeberan penyakit tersebut.
    “Bisa saja untuk sementara proses belajar dan mengajar diliburkan. Nanti saya koordinasi lagi sama pimpinan pesantren,” tutup Asmar.
    Sebelumnya, dua remaja di Kabupaten Kepulauan Meranti diduga terinfeksi cacar monyet.
    Salah satu dari mereka meninggal setelah menjalani perawatan intensif di RSUD Kepulauan Meranti.
    Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti, Ade Suhartian, juga mengonfirmasi bahwa kedua korban berstatus pelajar.
    “Ini baru suspek. Ada dua orang suspek. Benar, satu orang meninggal dunia. Untuk satu pasien lagi sudah pulih dan sudah pulang ke rumahnya hari ini,” ujar Ade saat dihubungi Kompas.com.
    Ade menambahkan bahwa meskipun gejala yang muncul pada korban mengarah ke
    monkeypox
    , pihaknya belum dapat memastikan diagnosis tersebut hingga hasil laboratorium dari Pekanbaru keluar.
    “Kami belum bisa pastikan ini monkeypox. Masih menunggu hasil laboratorium,” kata Ade.
    Dalam situasi ini, Ade mengimbau masyarakat Kepulauan Meranti untuk tidak panik.
    Ia meminta warga untuk menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan.
    “Masyarakat kami minta agar melakukan gerakan hidup sehat, seperti olahraga, istirahat yang cukup, dan mengonsumsi makanan yang bergizi. Kami imbau masyarakat jangan terlalu panik. Kami juga telah melakukan langkah-langkah pencegahan. Bila ada gejala, segera lapor ke petugas medis,” tutup Ade.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • DKI harus tetap lakukan surveilans Mpox walau status darurat dicabut

    DKI harus tetap lakukan surveilans Mpox walau status darurat dicabut

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tetap harus tetap melakukan pemantauan penyebaran (surveilans) penyakit cacar monyet (Mpox) walau status darurat global telah dicabut oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

    Hal itu disampaikan oleh Direktur Penyakit Menular WHO Kantor Regional Asia Tenggara 2018-2020, Prof Tjandra Yoga Aditama saat dihubungi di Jakarta, Minggu.

    “Jakarta perlu terus melakukan surveilans dan pengendalian Mpox. Kita ingat data sampai Agustus 2024, di Indonesia tercatat selama periode 2022-2024, ada 88 kasus terkonfirmasi Mpox,” katanya.

    Dari jumlah kasus tersebut, terbanyak ada di DKI Jakarta dengan 59 kasus dan Jawa Barat 13 kasus serta Banten 9 kasus.

    Adapun keputusan WHO mencabut status darurat global Mpox pada Jumat (5/9) didasarkan pada penurunan kasus dan angka kematian yang berkelanjutan di Republik Demokratik Kongo dan negara lain yang terdampak seperti Burundi, Sierra Leone dan Uganda.

    Prof Tjandra Yoga Aditama. (ANTARA/HO-Tjandra Yoga Aditama)

    Tjandra mengatakan, alasan pencabutan status darurat juga karena ilmu pengetahuan sudah semakin memahami perjalanan penyakit dan penanganan penyakit Mpox. Negara-negara terjangkit juga telah melakukan program pengendalian penyakit dengan baik.

    Namun, kata dia, Mpox masih perlu diwaspadai dan program pengendalian tetap harus dijalankan.

    Kendati di level dunia, Mpox sudah tak lagi berstatus kedaruratan kesehatan masyarakat (PHEIC), tetapi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (Africa CDC) menyatakan, Mpox masih tetap merupakan “Continent Emergency” atau keadaan darurat masyarakat bagi keamanan kontinental.

    “Indonesia harus tetap perlu mewaspadai Mpox, sama seperti berbagai penyakit menular yang berpotensi menjadi wabah di negara kita,” demikian Tjandra yang pernah menjabat sebagai Dirjen Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI itu.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Video: WHO Cabut Status Darurat Cacar Monyet

    Video: WHO Cabut Status Darurat Cacar Monyet

    JakartaOrganisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencabut status penyakit Mpox atau cacar monyet sebagai darurat kesehatan internasional. Pencabutan status darurat Mpox itu disampaikan Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

    Meski demikian, pencabutan status darurat Mpox tak serta merta penyakit tersebut berakhir.

    (/)

  • WHO Cabut Status Darurat Global Penyakit Mpox, Ini Alasannya

    WHO Cabut Status Darurat Global Penyakit Mpox, Ini Alasannya

    Jakarta

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan mencabut status darurat global atau public health emergency of international concern terkait Mpox. Pengumuman ini menyusul pertemuan kelima Komite Darurat IHR mengenai lonjakan mpox.

    “Tentu saja, mencabut deklarasi darurat tidak berarti ancaman telah berakhir, atau respons kita akan berhenti,” tutur Dirjen WHO Tedros Adhanom dikutip dari akun X pribadinya, Minggu (7/9/2025).

    Keputusan ini didasarkan pada penurunan kasus dan kematian yang berkelanjutan di Republik Demokratik Kongo dan di negara-negara lain yang terdampak, termasuk Burundi, Sierra Leone, dan Uganda. Kini terdapat pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor pendorong penularan dan risiko keparahan, dan negara-negara yang paling terdampak telah mengembangkan kapasitas respons berkelanjutan.

    WHO menyatakan mpox sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional, tingkat kewaspadaan tertingginya pada bulan Agustus tahun lalu, ketika wabah jenis baru mpox mulai menyebar dari DRC ke negara-negara tetangga.

    Menyoal Mpox

    Mpox, atau yang dulu dikenal sebagai penyakit cacar monyet dapat menyebar melalui kontak dekat. Biasanya ringan, namun fatal dalam kasus yang jarang terjadi. Penyakit ini menyebabkan gejala seperti flu dan lesi bernanah pada tubuh.

    Anak-anak, ibu hamil, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV, semuanya berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi.

    Meskipun mpox masih menjadi masalah kesehatan, WHO memutuskan untuk menurunkan status PHEIC berdasarkan saran dari Komite Darurat, yang bertemu setiap tiga bulan untuk mengevaluasi wabah tersebut.

    “Sementara kita mencabut status darurat, kita perlu mempertahankan urgensinya,” kata Dimie Ogoina dari Komite Darurat.

    Dari kasus-kasus yang tercatat, terdapat tingkat kematian yang mengkhawatirkan di antara orang yang hidup dengan HIV/AIDS, khususnya di Uganda dan Sierra Leone, serta tanda-tanda kerentanan di antara bayi dan anak-anak di Republik Demokratik Kongo, kata Ogoina.

    Bentuk baru mpox, klade Ib, masih dominan menyerang Afrika sub-Sahara. Kasus-kasus terkait perjalanan juga telah ditemukan di Thailand, Inggris, dan negara-negara lain.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • Fenomena Gerhana Bikin Hewan Berperilaku Aneh

    Fenomena Gerhana Bikin Hewan Berperilaku Aneh

    Jakarta

    Bagi sebagian besar hewan, struktur hari mereka, dan bahkan tahun mereka, bergantung pada siklus terang-gelap. Siklus teratur dan berirama dalam panjang hari ini memberi tahu hewan kapan mereka harus mencari makan, kapan mereka harus tidur, kapan waktunya bermigrasi, dan kapan waktunya berkembang biak.

    Hewan dapat mengetahui semua ini dari berapa jam siang hari yang mereka alami. Namun, siklus Bulan juga sangat memengaruhi perilaku mereka.

    Siklus sinodis Bulan, perjalanan Bulan yang teratur dari Bulan purnama ke Bulan purnama berikutnya selama 28 malam, menyebabkan perubahan medan magnet Bumi, tarikan gravitasi Bulan terhadap Bumi, dan tingkat cahaya di malam hari.

    Banyak spesies dapat mendeteksi hal ini dan menggunakannya untuk menyelaraskan perkembangbiakan mereka. Pemijahan massal di karang menyebabkan puluhan juta telur dilepaskan sekaligus di terumbu bertepatan dengan fase Bulan purnama atau Bulan baru. Namun, apa yang terjadi pada hewan ketika Bulan atau Matahari melakukan sesuatu yang tidak biasa atau tak terduga, seperti gerhana misalnya?

    Gerhana Matahari

    Dari semua peristiwa kosmik, gerhana Matahari mungkin memicu perubahan terbesar dalam perilaku hewan. Hewan-hewan yang aktif di siang hari kebingungan dan kembali ke tempat tinggal malam mereka, sementara hewan-hewan nokturnal mengira mereka kesiangan.

    Gerhana Matahari terjadi ketika Matahari, Bulan, dan Bumi sejajar pada sumbu yang sama sehingga Bulan sepenuhnya menghalangi Matahari. Di seluruh dunia, kejadian-kejadian perilaku yang tidak biasa biasanya dilaporkan saat semua orang menyaksikan gerhana.

    Saat peristiwa ini terjadi, beberapa spesies laba-laba mulai merusak jaring mereka, seperti yang biasa mereka lakukan di penghujung hari. Setelah gerhana berlalu, mereka mulai membangunnya kembali, mungkin meratapi kurangnya waktu istirahat di antaranya.

    Demikian pula, ikan dan burung yang aktif di siang hari menuju tempat peristirahatan malam mereka, sementara kelelawar nokturnal muncul, seolah tertipu oleh kegelapan yang tiba-tiba.

    Kuda nil di Zimbabwe terlihat meninggalkan sungai mereka saat terjadi gerhana, menuju tempat makan malam mereka di daratan. Di tengah perjalanan, gerhana berlalu, siang hari kembali, dan kuda nil-kuda nil tersebut menghentikan aktivitas mereka. Hewan-hewan tersebut tampak gelisah dan stres setelah gerhana sepanjang sisa hari itu.

    Gerhana Bulan

    Sementara itu, gerhana Bulan terjadi ketika Bulan, Bumi, dan Matahari berada pada posisi yang sangat sejajar, dengan Bumi berada di antara keduanya.

    Saat Bulan melintas tepat di belakang kita, Bumi menghalangi sinar Matahari untuk mencapai Bulan secara langsung, sehingga muncul cahaya kemerahan. Fenomena yang disebut Blood Moon atau Bulan Darah ini hanya dapat terjadi saat purnama, sehingga sulit untuk membedakan dampak gerhana Bulan terhadap hewan dibandingkan dengan Bulan purnama pada umumnya.

    Sebuah studi pada 2010 menemukan bahwa monyet burung hantu Azara, spesies yang umumnya nokturnal, berhenti mencari makan di Argentina selama gerhana Bulan karena dunia mereka tiba-tiba menjadi lebih gelap. Mereka mungkin kesulitan melihat makanan mereka, atau merasa terlalu gugup untuk bergerak dengan aman di antara pepohonan.

    Sekitar tiga kali setahun, supermoon terjadi, yaitu ketika purnama bertepatan dengan perigee, titik ketika Bulan berada paling dekat dengan Bumi. Jarak Bulan ke Bumi bervariasi sepanjang Bulan, karena orbit Bulan bukanlah lingkaran sempurna. Selama perigee, Bulan berada sekitar 46.000 km lebih dekat ke Bumi dibandingkan saat apogee, yakni saat Bulan berada pada posisi terjauh dari Bumi.

    Selama supermoon, tingkat cahaya di malam hari sekitar 30% lebih terang daripada titik mana pun dalam siklus bulanan Bulan, dan tampak jauh lebih besar di langit.

    Dikutip dari The Conversation, Senin (1/9/2025) studi terbaru yang dilakukan Steve Portugal, ahli dalam biologi dan fisiologi hewan dari Royal Holloway University of London, Inggris, menemukan bahwa angsa teritip liar merespons fenomena supermoon ini saat mereka melewati musim dingin di Skotlandia barat daya.

    “Kami memasang perangkat kecil pada hewan tersebut untuk mengukur perilaku mereka dan menemukan bahwa detak jantung dan suhu tubuh angsa meningkat di malam hari selama supermoon, padahal biasanya pada waktu tersebut mereka akan tenang,” tulisnya.

    Burung-burung tidak merespons fenomena supermoon ketika Bulan tertutup awan tebal dan malam tetap gelap. Jadi, tampaknya, mirip seperti manusia, cahaya terang supermoon membangunkan angsa-angsa, menyebabkan detak jantung dan suhu tubuh mereka meningkat, kemungkinan sebagai persiapan untuk siang hari.

    Siklus Bulan dan Makhluk Hidup

    Selama berabad-abad, orang-orang telah terpesona oleh hubungan antara perilaku manusia dan siklus Bulan. Banyak cerita rakyat dan fabel yang dikaitkan dengan interaksi kita dengan Bulan, contoh paling ekstrem mungkin adalah makhluk mitos seperti manusia serigala.

    Maka, tidak mengherankan jika sebelumnya istilah ‘lunatic’ (dari bahasa Latin ‘lunaticus’ yang berarti Bulan), digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang dianggap sakit jiwa, gila, atau tidak terduga, hingga 1930, ketika istilah yang lebih tepat dan sensitif diperkenalkan.

    Dahulu, siklus Bulan dipercaya memengaruhi berbagai perubahan aneh pada fisiologi seseorang dan perilaku masyarakat luas, mulai dari angka kelahiran, kesuburan, epilepsi, hingga sifat argumentatif secara umum. Banyak yang masih percaya bahwa insiden kejahatan kekerasan dan gangguan umum meningkat sekitar waktu purnama.

    Serangkaian studi yang diterbitkan pada akhir 1980-an tidak menemukan bukti sama sekali adanya hubungan antara siklus Bulan dan perilaku manusia. Pengaruh Bulan terhadap manusia mungkin masih menjadi legenda, tetapi kebingungan yang ditimbulkannya di antara hewan liar memang nyata.

    Halaman 2 dari 2

    (rns/fay)

  • Monyet di Ubud Masturbasi Pakai Batu Bikin Ilmuwan Penasaran

    Monyet di Ubud Masturbasi Pakai Batu Bikin Ilmuwan Penasaran

    Jakarta

    Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis ) di Bali, Indonesia, menjadi perhatian ilmuwan karena perilaku aneh yang diperlihatkannya. Hewan itu terekam kamera memperlakukan batu sebagai mainan seks (sex toys) dan menggunakannya untuk masturbasi.

    Para peneliti menemukan bahwa monyet-monyet tersebut berulang kali mengetuk dan menggosok alat kelamin mereka dengan batu untuk memuaskan diri. Studi mengenai perilaku aneh ini dipublikasikan pada 4 Agustus 2022 di jurnal Ethology.

    Temuan ini memberikan bukti lebih lanjut terkait hipotesis mainan seks yang diajukan oleh peneliti yang sama dalam studi sebelumnya, yang menggambarkan aktivitas tersebut sebagai bentuk masturbasi pada hewan dengan bantuan alat.

    Tim menemukan bahwa monyet jantan dan betina dari berbagai kelompok usia menggunakan batu untuk bermain, tetapi terdapat beberapa variasi di antara kelompok-kelompok tersebut. Monyet betina lebih pemilih dalam memilih batu yang mereka gunakan, sementara monyet jantan muda paling banyak terlibat. Para peneliti yang mengamati monyet-monyet tersebut biasanya tidak perlu menunggu lama untuk mengamati perilaku tersebut.

    “Anda akan melihat mereka menggunakan batu ini untuk digosok-gosokkan secara teratur,” ujar penulis utama Camilla Cenni, kandidat doktor di Lethbridge University di Alberta, Kanada, dikutip dari Live Science. “Mereka memang tidak melakukannya terus-menerus, tetapi jika Anda berhenti dan melihat mereka mulai bermain-main dengan batu, kemungkinan besar mereka akan melakukannya.”

    Cenni menyebutkan, beberapa populasi kera secara teratur memanipulasi batu sebagai bagian dari perilaku mereka, seolah-olah sebagai bentuk permainan. Mereka membawa batu, menggosokkannya ke permukaan, dan membenturkannya. Manipulasi batu ini kemungkinan merupakan budaya, karena hanya terlihat pada populasi tertentu.

    ‘Masturbasi dengan bantuan alat’ yang dijelaskan dalam studi ini kemungkinan besar berasal dari penggunaan batu yang lebih luas. Namun, praktik ini hanya didokumentasikan pada satu populasi monyet di Bali.

    “Ketika kita berbicara tentang penggunaan alat pada hewan, kita biasanya berpikir tentang kejadian-kejadian yang bergantung pada kelangsungan hidup,” kata Cenni.

    Misalnya, simpanse (Pan troglodytes) menggunakan batu untuk memecahkan kacang agar bisa dimakan. “Semakin banyak penelitian yang menunjukkan bahwa menggunakan benda sebagai alat tidak harus menjadi masalah kelangsungan hidup. Ini jelas sebuah contoh,” jelasnya.

    Penelitian ini didasarkan pada studi yang dipimpin oleh Cenni dan diterbitkan dalam jurnal Physiology & Behavior pada 2020. Studi ini pertama kali mengajukan hipotesis mainan seks pada monyet jantan, sementara penelitian baru mengamati monyet jantan dan betina serta potensi motivasi mereka.

    Monyet jantan muda menghabiskan lebih banyak waktu untuk melakukan aktivitas ini dibandingkan monyet jantan dewasa. Faktanya, monyet jantan dewasa cenderung tidak terlalu tertarik dengan masturbasi menggunakan batu, mungkin karena mereka memiliki ‘akses’ ke monyet betina dewasa. Namun, terdapat banyak variasi penggunaan batu di antara masing-masing monyet, baik jantan maupun betina.

    “Dalam kelompok-kelompok tersebut, terdapat monyet yang melakukannya jauh lebih sering daripada yang lain,” kata Cenni.

    Monyet-monyet tersebut adalah monyet perkotaan yang tinggal di dalam dan sekitar Suaka Hutan Monyet Suci di Ubud, Bali. Mereka hidup bebas dan diberi makan oleh manusia.

    Para peneliti berpendapat bahwa pemberian makan dapat mengurangi tekanan pada monyet untuk mencari makan, sehingga mereka lebih banyak terlibat dalam perilaku yang memanfaatkan batu. Dengan kata lain, mereka memiliki lebih banyak waktu luang daripada monyet lain, dan emilih untuk menghabiskannya bersama batu.

    (rns/afr)

  • Peneliti Asal Belanda Kagum Lihat Habitat Alami Bekantan di Pulau Curiak

    Peneliti Asal Belanda Kagum Lihat Habitat Alami Bekantan di Pulau Curiak

    KALSEL – Pulau Curiak, pulau di luar kawasan konservasi yang dikelola oleh Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) menyambut kehadiran tamu, seorang peneliti dari Wageningen University & Research (WUR) Belanda bernama Dr Corina van Middelaar.

    Kedatangannya ke Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan itu adalah untuk mempelajari kehidupan bekantan di sana. Ia sangat terkesan dengan temuannya di pulau tersebut.

    “Sungguh menakjubkan melihat bekantan dan melihat mereka melompat dari pohon ke pohon dan terutama yang jantan yang paling kuat dan paling besar, sangat mengesankan, sungguh sangat hebat,” kata Founder SBI Foundation Dr Amalia Rezeki menerjemahkan ucapan Corina atas kekagumannya terhadap bekantan di Pulau Curiak, mengutip ANTARA pada Minggu, 24 Agustus.

    Corina ditemani Amalia Rezeki bersama tim SBI menyusuri kawasan greenbelt atau area hijau Stasiun Riset Bekantan Pulau Curiak.

    Suasana alami hutan mangrove rambai (Sonneratia caseolaris) dengan suara kicauan beragam burung khas lahan basah menghiasi pesona kawasan yang sekarang menjadi bagian dari situs Meratus UNESCO Global Geopark.

    Sontak Corina dikejutkan oleh suara bekantan pejantan alpha dari kelompok Bravo yang berkumpul di Menara Pantau.

    Corina yang jauh-jauh dari negeri kincir angin ke Kalimantan Selatan ingin melihat bekantan di alam liar, takjub melihat perilaku bekantan monyet besar dari dunia lama ini, yang status konservasinya oleh lembaga konservasi internasional (IUCN) dimasukkan dalam daftar merah dengan kategori Endangered Species atau terancam punah.

    Dia pun berpesan kepada Amalia Rezeki yang juga sebagai Biologist Conservation dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) agar terus melanjutkan kerja besarnya yang luar biasa dalam upaya melestarikan monyet langka dan endemik dari Kalimantan ini.

    Pada kesempatan kunjungannya ke Stasiun Riset Bekantan, Corina juga turut mempelajari program restorasi mangrove rambai yang dilakukan SBI bekerja sama dengan masyarakat lokal.

    Kemudian dia juga ikut menanam bibit pohon mangrove rambai yang menjadi tradisi setiap kunjungan wisatawan minat khusus di Pulau Curiak.

    Kedatangan Corina ke Stasiun Riset Bekantan didampingi mitranya dari Indonesia Ir Tri Satya Mastuti Widi, Ph.D., IPM., ASEAN Eng dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM).

    Tri Satya pulalah yang mengenalkan bekantan di Belanda dalam sharing diskusi tentang penelitian bekantan di Stasiun Riset Bekantan Pulau Curiak.

    Sementara Amalia Rezeki mengucapkan terima kasih atas kunjungan Corina yang disertai keluarganya itu.

    Dia berharap di kemudian hari bisa lebih terjalin komunikasi, serta dapat dibangun kerja sama baik di bidang riset maupun konservasi.

    Corina van Middelaar merupakan peneliti yang ahli di bidang sistem produksi hewan, peternakan sapi perah, analisis lingkungan, peternakan berkelanjutan, gas rumah kaca hingga jejak air.

    Wageningen University & Research (WUR) tempatnya mengabdi sebagai akademisi adalah universitas riset negeri terkemuka di Wageningen, Belanda, yang berspesialisasi dalam ilmu hayati dan sumber daya alam, terutama di bidang pertanian, kehutanan, pangan, dan lingkungan.

    Universitas ini dikenal sebagai pusat riset global untuk ilmu pangan dan pertanian, serta memiliki peringkat teratas dunia dalam bidang tersebut versi QS World University Rankings.

  • Mengenal Macam-macam Virus Berbahaya dan Pencegahannya

    Mengenal Macam-macam Virus Berbahaya dan Pencegahannya

    Jakarta

    Virus adalah mikroorganisme yang bisa menyebabkan berbagai penyakit pada manusia, mulai dari gejala ringan hingga kondisi yang mengancam jiwa. Beberapa virus bahkan bisa memicu wabah di suatu tempat.

    Memahami jenis-jenis virus berbahaya beserta cara pencegahannya sangat penting untuk menjaga kesehatan diri dan orang sekitar. Dengan langkah dan pencegahan, risiko terinfeksi virus bisa diminimalkan.

    Macam-macam Virus Berbahaya dan Pencegahannya

    Beberapa virus berbahaya di antaranya HIV, Hepatitis B, Dengue, hingga Ebola. Ketahui penjelasan mengenai virus-virus tersebut beserta cara mencegahnya.

    1. HIV (Human Immunodeficiency Virus)

    HIV adalah virus yang menargetkan dan menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, dengan menyerang sistem kekebalan tubuh, HIV melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit.

    Belum ada obat yang bisa menyembuhkan HIV, namun terdapat berbagai pengobatan yang bisa memperlambat pekembangan penyakit dan memungkinkan orang yang mengalaminya menjalani khidupan yang lebih normal dan sehat.

    Saat berkembang menjadi tahap akhir, kondisinya dikenal dengan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). Ketika ini terjadi, tubuh hampir tidak memiliki kemampuan untuk melawan infeksi.

    Adapun sejumlah penularan HIV sebagai berikut:

    Praktik seks aman, gunakan kondom saat berhubungan seksual untuk mengurangi risiko penularan HIV dan penyakit menular seksual enyakilainnyaJangan pernah berbagi jarum atau peralatan yang digunakan untuk menyuntikkan obat dengan orang lain. Sebab, ini adalah salah satu cara umum penularan HIV.Lakukan tes HIV secara rutin jika berisiko. Konsultasikan dengan dokter tentang cara-cara pencegahan yang efektif.Bagi orang-orang yang berisiko tinggi terkena HIV, penggunaan profilaksis pra-papaan (PrEP) bisa menjadi opsi. PrEP merupakan obat yang diambil sebelum paparan HIV untuk mengurangi risiko infeksi.

    2. Hepatitis B

    Virus Hepatitis B adalah penyebab penyakit Hepatitis B. Penyakit ditularkan melalui cairan tubuh pengidap Hepatitis B dan bisa terjadi secara vertikal, yaitu dari ibu yang mengidap Hepatitis B ke bayi yang dilahirkan.

    Selain itu, penyakit ini juga bisa ditularkan secara horizontal, yaitu melalui transfusi darah, jarum suntik yang tercemar, pisau cukur, tatto, hingga transplantasi organ.

    Gejalanyanya bisa berupa kehilangan nafsu makan, mual dan munah, nyeri perut, hingga mata dan kulit menjadi kuning.

    Dikutip dari laman CDC, cara terbaik untuk mencegah penyakit hepatitis B adalah dengan mendapatkan vaksinasi. Vaksin hepatitis B aman dan efektif.

    3. Rabies

    Virus rabies menyebabkan rabies, penyakit infeksi pada sistem saraf pusat (otak). Penyakit ini bisa ditularkan melalui gigitan, cakaran, serta jilatan hewan pada kulit yang terluka.

    Hewan-hewan yang bisa menularkan penyakit rabies ke manusia, di antaranya adalah anjing, kucing, dan kera. Gejala yang dirasakan di anaranya demam, mual, sakit tenggorokan, sakit kepala hebat, gelisah, hingga air liur berlebihan (hipersalivasi).

    Beberapa cara pencegahan rabies di antaranya, ikat atau kandangi hewan peular rabies, vaksinasi hewan secara berkala, jika hewan penular rabies dbawa keluar rumah, lengkapi dengan pengaman mulut, jika terlanjur digigit, cuci luka dengan sabun atau deterjen menggunakan air mengalir selama 15 menit sesegera mungkin oleh penderita atau keluarga lalu segera ke puskesmas atau rumah sakit untuk mendapat tatalaksana penanganan kasus gigitan hewan penular rabies sesuai prosedur.

    4. SARS-COV-2

    COVID-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh SARS-COV-2. Virus ini pertama kali diidentifikasi pada bulan Desember tahun 2019 di Wuhan, China.

    Gejala umumnya di antaranya demam, batuk, kehilangan, indra perasa atau penciuman, dan sesak napas. Penularanya melalui tetes respirasi, yaitu melalui batuk hingga bersin, sentuhan tangan atau kontak fisik dengan orang yang terinfeksi, dan menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi virus, lalu menyentuh wajah.

    Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan yaitu penggunaan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan melakukan vaksinasi.

    5. Dengue

    Dengue merupakan virus yang menyebabkan penyakit demam berdarah dengue (DBD).
    Penyakit demam berdarah ditularkan kepada manusia melalui nyamuk Aedes Aegypti.

    Gejala utamanya adalah demam mendadak yang tinggi dan berlangsung selama 2-7 hari, kemudian turun dengan cepat. Adapun gejala lainnya adalah nyeri kepala, nyeri di belakang mata, otot, dan tulang, ruam kulit kemerahan, kesulitan menelan makanan dan minuman, gusi berdarah, hingga timbul bintik merah pada kulit.

    Adapun pencegahan dari DBD yaitu menguras tempat penampungan air, menutup wadah penampungan air, mengubur barang-barang bekas, menjaga kebersihan rumah, dan melakukan penyemprotan nyamuk atau fogging. Vaksinasi dengue juga bisa dilakukan pada anak-anak berusia 9-16 tahun.

    6. Virus Ebola

    Virus Ebola bisa mematikan, hingga 90 persen kasusnya berakibat fatal. Wabah Ebola sendiri pertama kali diidentifikasi pada tahun 1976 di Republik Sudan dan Republik Kongo.

    Virus ini ditularkan melalui kontak darah atau cairan tubuh hewan yang terinfeksi, biasanya monyet atau kelelawar. Gejalanya biasanya dimulai dengan influenza, kehilangan selera makan, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, demam, sakit tenggorokan, sering diikuti muntah, muntah, diare, dan sakit perut bagian atas dan bawah. Kemudian, sekitar separuh kasus, penderita mengalami ruam pada kulit 5-7 hari setelah gejala pertama terjadi.

    Napas juga menjadi pendek, dada menjadi sakit dan terjadi pembengkakan serta kesadaran berkurang. Adapun gejala lainnya di antaranya terjadi pendarahan dalam dan luar 5-7 hari setelah gejala pertama terjadi, kesulitan pembekuan darah, sehingga mengalami pendarahan dari selaput hidung, mulut, dan tenggorokan, serta dari bekas lubang suntikan. Hal ini menyebabkan muntah darah, batuk darah, dan berak darah.

    Adapun beberapa pencegahan virus ebola yaitu, pemeriksaan hewan terhadap infeksi dan membunuh atau membuang hewan yang terpapar virus ebola, memasak daging dengan benar, serta mencuci tangan dengan benar di sekitar orang yang mengalami penyakit ebola..

    7. Influenza

    Dikutip dari laman CDC, influenza membunuh sebagian kecil orang yang terinfeksi, sekitar 1,8 dari 100.000 orang setiap tahun. Akan tetapi, karena menginfeksi begitu banyak orang, penyakit ini menjadi salah satu pembunuh utama di seluruh dunia.

    Ada beberapa jenis penyakit influenza:

    Influenza A: Penyebab paling umum dari wabah flu dan pandemi global. Subtipe virus, seperti H1N1 dan H3N2 sering berubah, sehingga menyebabkan kebutuhan vaksin yang berbeda setiap tahunInfluenza B: Menyebabkan wabah yang lebih lokal dan lebih ringan dibandingkan influenza AInfluenza C: Penyebab gejala flu paling ringan dan tidak menyebabkan wabah.

    Pencegahan influenza di antaranya dengan mendapatkan vaksinasi flu tahunan, menghindari kontak dengan pengidap flu, mencuci tangan dengan sabun, dan menghindari menyentuh wajah.

    (elk/suc)