Hewan: Kambing

  • Lapas Mojokerto Dorong Ketahanan Pangan Lewat Program Pembinaan WBP

    Lapas Mojokerto Dorong Ketahanan Pangan Lewat Program Pembinaan WBP

    Mojokerto (Beritajatim.com) – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Mojokerto terus berinovasi dalam mendukung program ketahanan pangan melalui berbagai kegiatan produktif yang melibatkan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Sejumlah program pembinaan kemandirian dijalankan, diantaranya budidaya lele, peternakan kambing, serta penanaman cabai dan terong.

    Budidaya lele yang dijalankan Lapas Kelas IIB Mojokerto melalui kolam Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) menjadi salah satu program unggulan karena dinilai mampu memberikan hasil signifikan. Di sisi lain, peternakan kambing dikembangkan untuk melatih keterampilan beternak sekaligus memenuhi kebutuhan konsumsi protein hewani.

    Lahan yang tersedia di lingkungan Lapas Kelas IIB Mojokerto juga dimanfaatkan untuk bercocok tanam komoditas hortikultura, seperti cabai dan terong. Hasil panen digunakan untuk memenuhi kebutuhan dapur lapas sekaligus menjadi media pembelajaran langsung bagi para WBP. Dengan berbagai kegiatan ini, Lapas Kelas IIB Mojokerto berupaya mencetak WBP yang lebih produktif, mandiri, dan siap kembali ke masyarakat.

    Inovasi tersebut juga menjadi wujud kontribusi nyata pemasyarakatan dalam mendukung visi pemerintah menuju bangsa yang sejahtera dan berdaya saing. Program tersebut tidak hanya berorientasi pada peningkatan keterampilan WBP, tetapi juga bagian dari upaya mendukung ketahanan pangan nasional

    “Kegiatan ini sejalan dengan Asta Cita Presiden dan 13 Program Akselerasi IMIPAS. Kami ingin WBP memiliki bekal keterampilan yang berguna setelah selesai menjalani masa pidana,” ungkap Kepala Lapas (Kalapas) Kelas IIB Mojokerto, Rudi Kristiawan mengatakan, Rabu (24/9/2025). [tin/ian]

  • OPINI: Menimbang Ulang HET Beras

    OPINI: Menimbang Ulang HET Beras

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) akhirnya menyesuaikan harga eceran tertinggi (HET) beras. Melalui Keputusan Kepala Bapanas No. 299 Tahun 2025 tentang Penetapan HET Beras, 22 Agustus 2025, HET beras medium zona I naik dari Rp12.500/kg menjadi Rp13.500/kg (naik 8%), zona II naik dari Rp13.100/kg jadi Rp14.000/kg (6,9%) dan zona III naik dari Rp13.500/kg jadi Rp15.500/kg (14,8%).

    Langkah ini membuat penggilingan kecil yang ‘sesak napas’ sejak Januari lalu mulai lega. ‘Sesak napas’ penggilingan terjadi ketika Bapanas, 12 Januari 2025, menaikkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah di petani dari Rp6.000/kg menjadi Rp6.500/kg.

    HPP yang semula disertai syarat kualitas dan rafaksi harga itu di kemudian hari diubah tanpa syarat kualitas dan rafaksi harga. Anehnya, ketika HPP gabah dinaikkan, HET beras tak dikoreksi. Padahal gabah adalah bahan baku beras. Kala harga bahan baku naik, hasil olahan juga naik. Penafikan golden rules ini membuat pasar beras mengalami regresi: pedagang dan penggilingan harus bisa berproduksi di tengah margin kecil, bahkan rugi.

    Sebagai regulator pemerintah tentu paham hal ini. Bukannya mengoreksi, otoritas penguasa justru melontarkan tudingan tak masuk akal: ‘mafia beras’, ‘beras oplos’, dan kalkulasi (potensi) kerugian bombastis: Rp99 triliun. Bahkan, belakangan pedagang dan penggilingan besar dicap ‘musuh negara’. Kini, setelah HET disesuaikan, apakah situasi membaik? Tidak. Karena penyesuaian HET hanya pada beras medium. Penggilingan menengah-besar produsen beras premium tetap sulit bernapas.

    Jangan salahkan jika ada yang berpikir nakal: ini wujud kebijakan penggilingan menengah-besar musuh negara? Bukti riil bahwa produsen beras premium sulit bernafas kasat mata dari raibnya aneka merek beras premium di retail-retail modern di berbagai kota. Mereka tak mampu menanggung kerugian bertubi-tubi. Sebagian menyiasati dengan menjual kemasan 50 kg tanpa merek di jejaring pasar tradisional yang tak pernah patuh HET. Sebagian lagi mulai menggarap pasar beras khusus, yang harganya tak diatur.

    Beras khusus inilah yang hari-hari ini meng-isi sebagian retail modern. Harganya bisa Rp18.000—Rp20.000/kg. Sebagian sisa-nya berhenti berproduksi dengan konsekuensi cicilan bank macet dan PHK karyawan. Apakah HET beras medium tercapai setelah dinaikan pada 22 Agustus? Merujuk panel data Bapanas, 1 September 2025, harga beras medium masih di atas HET di semua zona. Demikian pula beras premium.

    Padahal, untuk membuktikan harga beras segera turun seperti dijanjikan ke publik otoritas kuasa kini menempuh cara-cara tak elok, termasuk cara intimidatif dengan meminta penggilingan tak membeli gabah petani di atas Rp6.500/kg. Ini melukai petani. Ini harus dihentikan. Satgas Pangan yang intens masuk ke pasar harus menahan diri. Aura ketakutan di industri perberasan harus dipulihkan. Pada titik ini, pertanyaan yang relevan diajukan adalah: Apa perlu HET beras? HET mulai diterapkan pada September 2017.

    Alasan saat itu: ada mafia beras. Mafia ini menangguk keuntungan berlebih. Sampai sekarang mafia beras yang dituduhkan tidak pernah terbukti. Akan tetapi, narasi itu selalu diulang sebagai kambing hitam manakala tata kelola perberasan nasional acakadut dan tidak mampu dikelola otoritas penguasa, seperti saat ini. HET beras, hemat saya, adalah salah satu biang acakadut perberasan kita.

    Pertama, mustahil mematok harga tetap, seperti HET, di hilir manakala harga bahan baku fluktuatif. HET akan lebih mudah dipatuhi apabila harga gabah sebagai input produksi tidak potensial melonjak. Namun, mematok harga gabah secara tetap seperti HET tentu tidak adil bagi petani karena input produksi pertanian (tenaga kerja, bibit, sewa lahan, pupuk, dan yang lain) harganya tidak tetap. Kalau harga bahan baku tak tetap, mengapa harga jual dibuat tetap? Bukankah harga jual tetap itu juga membatasi inovasi?

    Kedua, sampai saat ini HET tidak efektif. Buktinya sampai sekarang pedagang di pasar tradisional tak pernah patuh HET. Kalau 8 tahun berlalu tak efektif kenapa HET beras masih tetap dipertahankan? Apakah masih perlu trial and error lagi? Bukankah sudah banyak penggilingan gulung tikar? Bukankah penggilingan dan pedagang beras terus dihantui traumatik kehadiran Satgas Pangan saat mengamankan HET? Diakui atau tidak, hemat saya beleid HET telah mengirim banyak penggilingan ke jurang maut.

    Ketiga, HET (dan HPP) hanya mengikat pemerintah. Pasal 56 ayat a dan b UU Pangan No. 18/2012 mengatur bahwa stabilisasi pasokan dan harga pangan pokok dilakukan melalui penetapan harga di tingkat produsen sebagai pedoman pembelian pemerintah dan penetapan harga di konsumen sebagai pedoman penjualan pemerintah. Rumusan UU ini jelas: HPP sebagai penetapan harga di produsen dan HET sebagai penetapan harga di konsumen hanya berlaku bagi pemerintah. Kekacauan muncul karena HET yang kini diatur lewat Peraturan Kepala Bapanas mengikat publik dan ada sanksi.

    Merujuk sejarah perberasan, HET adalah jelmaan ‘harga langit-langit’ (ceiling price) saat Orde Baru. Beleid ini tak mengikat publik dan berapa level harga tak pernah diumumkan. Seperti ‘harga langit-langit’, dalam konteks stabilisasi harga sejatinya HET adalah instrumen pemerintah. Bukan piranti mengatur pelaku usaha. HET adalah batas perlu-tidaknya pemerintah mengintervensi pasar. Kala harga beras melampaui persentase tertentu dari HET, ini sinyal bagi pemerintah turun ke pasar mengintervensi harga. Golden rules ini harus kembali ke rel. Jangan sampai pemerintah dituduh melanggar UU.

  • Politikus PDI-P Tegaskan Budi Gunawan Bukan Kader: Reshuffle Murni Hak Prerogatif Prabowo
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        19 September 2025

    Politikus PDI-P Tegaskan Budi Gunawan Bukan Kader: Reshuffle Murni Hak Prerogatif Prabowo Nasional 19 September 2025

    Politikus PDI-P Tegaskan Budi Gunawan Bukan Kader: Reshuffle Murni Hak Prerogatif Prabowo
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Politikus PDI-P Guntur Romli menegaskan, mantan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Budi Gunawan bukanlah kader PDI-P.
    Guntur mengatakan, keputusan memilih dan me-
    reshuffle
    Budi Gunawan sepenuhnya hak prerogatif Presiden Prabowo Subianto.
    “Bapak Budi Gunawan bukan kader PDI Perjuangan. Beliau dipilih karena prerogatif Presiden, dan di-
    reshuffle
    juga karena prerogatif Presiden. PDI Perjuangan berada di luar pemerintahan dan tidak terkait
    reshuffle
    ,” ujar Guntur kepada Kompas.com, Jumat (19/9/2025).
    Guntur menjelaskan, berdasarkan putusan Rakernas 2024 dan diperkuat di Kongres 2025, PDI-P berada di luar pemerintahan.
    Dia menyebut PDI-P menjadi partai politik penyeimbang demi menjaga demokrasi dan fungsi
    check and balances.
    Lebih jauh, Guntur turut menyinggung PDI-P yang kerap difitnah baru-baru ini.
    Guntur pun membantah informasi menyesatkan yang menyebut PDI-P terlibat kerusuhan demo Agustus 2025.
    “Apalagi ada berita bahwa Presiden Prabowo menerima informasi yang PDI Perjuangan terlibat kerusuhan. Di tengah tuduhan fitnah itu, PDI Perjuangan tetap konsisten di luar pemerintahan dan setia bersama rakyat,” katanya.
    “Buat apa PDI Perjuangan ikutan rusuh? Bertugas di DPR adalah kekuatan politik PDI Perjuangan saat ini, buat apa demo-demo dengan tuntutan bubarin DPR apalagi sampai rusuh? Ini seperti ‘membakar kandang sendiri’,” sambung Guntur.
    Guntur lantas menyinggung Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto yang memperoleh amnesti dari Prabowo bersama 1.116 orang lainnya.
    Meski posisi PDI-P tetap berada di luar pemerintahan, kata dia, Hasto mengucapkan apresiasi dan berterima kasih kepada Prabowo.
    Selain itu, kehadiran Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri dalam konferensi pers bersama Prabowo dan para ketua umum parpol, baik di dalam maupun luar pemerintahan pada 31 Agustus lalu, sebagai dukungan kepada Presiden untuk mengendalikan situasi.
    “Maka, tuduhan PDI Perjuangan terlibat dengan kerusuhan merupakan ‘informasi sesat’ dan upaya untuk mencari ‘kambing hitam’. Karena pola kerusuhan yang terorganisir dan terlatih memantik dugaan kuat adanya pertarungan elite-elite yang memegang kekuasaan dan komando,” paparnya.
    “Bahwa PDI Perjuangan juga adalah korban dari kerusuhan. Ada 2 kader kami yang meninggal saat kantor DPRD Makassar dibakar,” imbuh Guntur.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 2 Tahun Usai Terbakar, Pasar Lontar Kini Kumuh, Penuh Sampah & Kambing

    2 Tahun Usai Terbakar, Pasar Lontar Kini Kumuh, Penuh Sampah & Kambing

    Jakarta

    Eksistensi pasar tradisional di pusat kota Jakarta seperti ditinggalkan masyarakat. Banyak pasar tradisional di Jakarta yang kini kondisinya semakin memprihatinkan dan tak terurus. Salah satunya ada Pasar Lontar Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

    Pasar ini pernah terbakar pada Agustus 2023. Setelah terbakar, Pasar Lontar Kebon Melati belum direvitalisasi sepenuhnya. Hal ini membuat kondisi pasar jauh dari kata layak.

    Berdasarkan pantauan detikcom di lokasi, Kamis (18/9/2025), pasar ini berlokasi di sepanjang Jalan Sabeni Raya, membentang memanjang di sisi jalan. Tepat di samping pasar yang dekat persimpangan Jalan K.H Mas Mansyur, terdapat unit Puskesmas Kel. Kebon Melati.

    Secara berurutan dari sisi barat hingga ke timur dekat Jl. K.H Mas Mansyur, pasar ini tampak terbagi menjadi beberapa blok. Mulai dari sisi paling barat terdapat pasar basah tempat buah dan sayur berada, lalu terdapat pasar perlengkapan rumah tangga, dilanjutkan pasar baru tempat buah-sayur hingga bumbu masak dan perlengkapan rumah tangga berlokasi, kemudian paling ujung timur sebelah puskesmas terdapat pasar kambing.

    “Habis kebakaran sudah dibenahi, tapi baru yang bagian samping sini doang (bagian pasar dekat puskesmas). Kalau yang ke bawah itu, dari bak sama ke sana lah, itu belum dibenahi sampai sekarang,” kata salah seorang penjual pasar itu kepada detikcom.

    Untuk kawasan pasar baru yang dikatakan sudah direvitalisasi usai kebakaran, kondisi pasar terlihat cukup bersih dengan bangunan semi permanen dengan dinding-dinding yang terbuat dari blok beton.

    Setiap lapak pedagang sudah terbagi dengan rapi, serta terdapat rolling door di sisi depan dan belakang pasar. Belum lagi bagian dalam pasar ini terlihat cukup terang karena setiap lapak memiliki lampu penerangan.

    Namun kondisi ini hanya terlihat di bagian pasar baru, sebab tepat di sebelahnya berdiri bangunan Pasar Lontar Kebon Melati lama yang tampak tak terurus dan sangat memprihatinkan.

    Tepat di bagian depan bangunan pasar terdapat tumpukan sampah yang dijadikan pusat pembuangan pedagang dan warga sekitar. Di tumpukan sampah ini terdapat banyak kambing yang tengah mengais dan memakan sisa-sisa sayuran yang dibuang.

    Di ujung tumpukan sampah yang menempel dengan dinding bangunan pasar, terdapat sisa bercak hitam yang menjadi penanda bahwa di kawasan itu sempat terjadi kebakaran. Di bagian dalam, lantai terbuat dari semen dan becek penuh kubangan air.

    Pasar Lontar Kebon Melati Foto: Ignacio Geordi Oswaldo

    Berbeda dengan pasar baru, di bangunan pasar ini suasana terasa sangat gelap meski di siang hari. Sebab hanya ada beberapa kios pedagang yang memiliki pencahayaan, sementara beberapa lapak lainnya terlihat hanya bisa mengandalkan penerangan dari lapak sebelah.

    Sedikit bergeser ke bangunan blok paling barat Pasar Lontar Kebon Melati, terlihat kawasan ini jauh lebih memprihatinkan daripada dua blok sebelumnya. Bangunan pasar yang berwarna dasar kuning dengan atap seng ini terlihat sangat kumuh.

    Lokasi pasar yang lebih rendah dari jalan di depannya juga membuat lantai area pasar menjadi sangat becek, lebih parah dari blok sebelah. Kumuh, sepi, becek, langit-langit bangunan yang sudah rusak hingga bau menyengat menjadi gambaran bagaimana pasar ini kian tak terurus.

    Lorong antar kios yang juga terasa sempit dan gelap karena bercampur dengan kontrakan warga. Terlihat dinding-dinding kayu menjadi pembatas tempat tinggal warga sekitar. Meski lorong pasar terlihat gelap, namun pada celah dinding tempat tinggal warga terlihat ada pencahayaan diiringi suara-suara perbincangan mereka yang tinggal di sana.

    Hingga pada bagian belakang blok pasar ini, terdapat area lapang dengan petak-petak ubin yang merupakan area bekas terbakar paling parah. Sekilas kawasan ini tampak seperti ‘lapangan’ di belakang pasar karena tidak ada dinding pembatas sama sekali di area itu.

    Namun jika dilihat lebih jauh, di beberapa titik pada ujung-ujung tembok terdapat bercak hitam jejak si jago merah. Namun tak ada bangunan berdiri, menandakan area itu ditinggalkan begitu saja usai kebakaran dua tahun silam.

    “Iya bagian belakang itu yang bekas kebakaran tapi belum diapa-apain, cuma diberesin doang, sudah,” jelas pedagang itu lagi.

    Sebagai informasi, dalam situs berita resmi Pemprov Jakarta (Beritajakarta) dikatakan ratusan kios di Pasar Lontar, Kebon Melati, Tanah Abang mengalami kebakaran pada 9 Agustus 2023 silam. Kala itu kebakaran dilaporkan terjadi sekitar pukul 06.55 WIB.

    Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Pusat, dilaporkan tiba di lokasi sekitar pukul 07.00 WIB, membawa 71 personel berikut 18 unit mobil pemadam. Petugas melakukan pemadaman hingga pukul 08.30, sampai api sudah berstatus hijau atau pendinginan.

    Kebakaran diketahui berasal dari salah satu kios. Dalam kejadian itu, 146 kios semi permanen dilaporkan dilalap si jago merah, tidak ada korban jiwa maupun luka.

    Pasar Lontar Kebon Melati Foto: Ignacio Geordi Oswaldo

    Tonton juga video “Purbaya soal IHSG Anjlok: Saya 15 Tahun di Pasar, Kita Perbaiki” di sini:

    (igo/fdl)

  • 5 Rekomendasi Restoran dengan Menu Nusantara Kelas Premium

    5 Rekomendasi Restoran dengan Menu Nusantara Kelas Premium

    JAKARTA – Indonesia kaya akan ragam kuliner yang tidak hanya menggugah selera, tetapi jugaNmerefleksikan identitas budaya bangsa. Dari Sabang sampai Merauke, setiap daerah

    memiliki cita rasa khas yang begitu unik. Tidak heran jika kuliner Nusantara kerap menjadi daya tarik utama wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.

    Dalam artikel ini, kami merangkum 5 restoran Nusantara terbaik di Indonesia yang mampu mengangkat warisan kuliner tanah air ke level berikutnya, dengan kualitas, cita rasa, hingga presentasi yang memukau.

    1. Bumi Aki Signature – Sentuhan Modern pada Kuliner Nusantara

    Jika berbicara tentang restoran Nusantara modern, Bumi Aki Signature layak berada di daftar teratas. Restoran ini merupakan bagian dari Bumi Aki Group yang sudah dikenal luas dalam menghadirkan hidangan khas Indonesia dengan kualitas terbaik. Menyatukan Tradisi dan Modernitas Di antara restoran Nusantara terbaik, Bumi Aki Signature menempati posisi istimewa karena berhasil mengangkat hidangan Nusantara menjadi sebuah pengalaman kuliner premium.

    Tak hanya menyajikan hidangan lezat, Bumi Aki Signature juga menghadirkan atmosfer dining yang memukau, membuat setiap kunjungan menjadi pengalaman tak terlupakan. Bumi Aki Signature mengusung konsep kuliner Nusantara dengan sentuhan modern, di mana hidangan tradisional disajikan dengan presentasi elegan tanpa mengurangi cita rasa autentiknya. Misalnya, sajian 72 hours Iga Short Ribs Maranggi, Sop Konro Makassar, hingga Salmon Nyat Nyat dikemas dalam plating bergaya modern yang tak hanya memanjakan lidah, tetapi juga memikat mata.

    Pengalaman Kuliner Tak Tertandingi

    Dengan interior modern bernuansa hangat dan pelayanan berkelas, setiap kunjungan ke Bumi Aki Signature terasa seperti sebuah perayaan. Restoran ini juga kerap menjadi pilihan bagi keluarga, eksekutif, hingga wisatawan asing yang ingin merasakan kuliner Indonesia dalam kemasan premium.

    2. 1945 – Fine Dining Nusantara di Jantung Jakarta

    Restoran 1945 yang berada di Hotel Fairmont Jakarta adalah representasi kuliner Indonesia dalam format fine dining berkelas internasional. Sesuai namanya, 1945 mengangkat semangat kemerdekaan melalui cita rasa Nusantara.

    Cita Rasa Premium

    Menu andalan seperti Wagyu Rendang, Sop Buntut, hingga Nasi Goreng Lobster

    menjadi bukti bahwa kuliner tradisional bisa disajikan dalam standar internasional. Atmosfer Elegan

    Dengan interior mewah dan layanan profesional, 1945 menjadi destinasi pilihan bagi eksekutif, tamu negara, hingga wisatawan mancanegara yang ingin merasakan hidangan Indonesia dalam suasana prestisius.

    3. Plataran – Pesona Kuliner Nusantara di Balik Nuansa Heritage

    Plataran merupakan brand restoran yang menggabungkan heritage Indonesia dengan cita rasa otentik. Cabangnya tersebar di beberapa kota besar, termasuk Jakarta, Bogor, hingga Bali.

    Menu Autentik dan Lengkap

    Plataran menghadirkan menu klasik seperti Gurame Pesmol, Ayam Betutu, hingga Tongseng Kambing, dengan bumbu autentik dan kualitas bahan terbaik.

    Suasana Tradisional

    Konsep arsitektur dan interior Plataran mengusung nuansa heritage khas Indonesia, sehingga pengunjung tidak hanya makan, tetapi juga menikmati suasana budaya yang kental. Cocok untuk acara keluarga, pertemuan bisnis, maupun perayaan khusus.

    4. Biku Bali – Perpaduan Kuliner Nusantara dan Tradisi Tea House

    Berbeda dari restoran Nusantara lain, Biku Bali memadukan kuliner tradisional Indonesia dengan konsep tea house bergaya kolonial. Restoran ini berada di Seminyak, Bali, dan menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan internasional. Menu Nusantara dengan

    Sentuhan Modern

    Selain sajian teh premium, Biku juga menawarkan menu Nusantara seperti Nasi Campur Bali, Soto Ayam, hingga Sate Lilit, yang dipadukan dengan suasana santai khas Bali.

    Suasana Cozy untuk Semua Kalangan

    Interior kayu klasik dengan perpustakaan mini menjadikan Biku sebagai tempat ideal untuk bersantai, bekerja, atau sekadar menikmati brunch bersama teman dan keluarga.

    5. Merah Putih – Modernisasi Kuliner Indonesia di Bali

    Restoran Merah Putih Bali dikenal sebagai salah satu restoran paling ikonik yang mengangkat kuliner Indonesia dengan gaya kontemporer. Interiornya yang megah dengan desain futuristik membuat pengalaman makan semakin istimewa.

    Menu Kreatif dan Inovatif

    Merah Putih menawarkan sajian tradisional dengan teknik modern, seperti Sate Babi Kecap, Ikan Asap Papua, hingga Bebek Betutu yang dikemas dalam plating fine dining.

    Daya Tarik Wisatawan Mancanegara

    Dengan konsep sharing plate, restoran ini menjadi favorit para wisatawan asing yang ingin mengeksplorasi kekayaan rasa Nusantara dalam suasana modern.

  • Bank Pohon Polda Riau Tak Cuma Tumbuhkan Tanaman tapi Bangun Usaha Masa Depan

    Bank Pohon Polda Riau Tak Cuma Tumbuhkan Tanaman tapi Bangun Usaha Masa Depan

    Pekanbaru

    Polda Riau membangun ‘Bank Pohon’ yang tak sekadar menumbuhkan tanaman untuk Bumi Lancang Kuning. Bank pohon juga menjadi peluang membangun usaha masa depan.

    Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan mengatakan Bank Pohon menjadi wadah bagi personel untuk menyiapkan keterampilan dengan belajar menanam, sehingga personel memiliki bekal untuk masa depan saat pensiun.

    “Melalui program tanam dan pelatihan di Bank Pohon, anggota saya dorong agar memiliki keterampilan nyata belajar menanam, mengolah, dan menghasilkan. Dengan begitu, bukan hanya disiplin yang terjaga, tapi juga terbuka peluang membangun usaha yang benar dan bermanfaat,” ujar Irjen Herry Heryawan, dalam kunjungannya di Bank Pohon, Pekanbaru, Senin (15/9/2025).

    Bank Pohon ini juga dipersiapkan sebagai tempat bagi personel yang melakukan pelanggaran. Di Bank Pohon ini, personel diberikan kesempatan untuk introspeksi dan memperbaiki diri.

    Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan mengecek Bank Pohon di Rumbai, Pekanbaru, Senin (15/9/2025). Bank Pohon Polda Riau tak sekadar menumbuhkan tanaman tapi juga membangun usaha masa depan. (Foto: dok. Polda Riau)

    “Menjadi polisi adalah amanah yang tidak mudah. Masih ada kesempatan untuk memperbaiki diri, terutama bagi mereka yang pernah salah langkah. Berhenti dari narkoba, belajar introspeksi, dan manfaatkan kesempatan ini untuk tumbuh,” jelasnya.

    Jenderal bintang dua ini berpesan kepada jajarannya untuk bekerja dengan jujur dan ikhlas. Ia juga senantiasa mendorong personel untuk menjadi polisi yang tak hanya menjaga keamanan tetapi juga melindungi alam.

    Bank Pohon Polda Riau tak sekadar menumbuhkan tanaman tapi juga membangun usaha masa depan. (Foto: dok. Polda Riau)

    “Saya tegaskan, hanya dengan hati yang bersih, keterampilan yang kuat, dan komitmen yang jujur, kita bisa menjaga marwah Polri sekaligus menjaga alam,” imbuhnya.

    Sebagai informasi, Bank Pohon merupakan inisiasi Kapolda Irjen Herry Heryawan untuk mendukung program Green Policing. Bank Pohon ini memiliki ribuan bibit dengan berbagai varietas pohon.

    Setiap bibit yang disalurkan akan didata secara digital dan dilengkapi QR code yang mencatat jenis tanaman, lokasi penanaman, serta pihak pengampu perawatannya.

    Kapolda menegaskan, gerakan ini tidak hanya dilakukan di kalangan internal Polri, tetapi juga ditujukan bagi masyarakat luas. Distribusi bibit akan diarahkan ke sekolah, rumah ibadah, komunitas hingga instansi pemerintah, dengan dukungan teknis dari dinas terkait, serta potensi dukungan CSR dari kalangan swasta.

    Tak hanya menyediakan bibit pohon, Bank Pohon Polda Riau juga memiliki kolam ikan dan ternak kambing. Di sana, personel kepolisian dan masyarakat bisa belajar mengembangkan usaha dari ternak kambing dan kolam ikan.

    (mei/dhn)

  • Jambret Kalung Emas Milik Lansia di Wonosari Malang Tertangkap

    Jambret Kalung Emas Milik Lansia di Wonosari Malang Tertangkap

    Malang (beritajatim.com)- Seorang nenek berusia 85 tahun di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang menjadi korban penjambretan. Polres Malang berhasil menangkap pelaku penjambretan kalung emas yang menimpa seorang nenek di Kecamatan Wonosari.

    Pelaku berinisial M (55) asal Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang, berhasil diamankan berikut barang bukti hasil kejahatannya.

    Peristiwa itu terjadi Sabtu (13/9/2025) siang. Korban, Aptinem (85), tengah memberi makan kambing di kandang ketika pelaku mendekat dengan dalih meminta sayuran dan plastik.

    Namun, bukan meminta, pelaku justru menarik paksa kalung emas seberat 6 gram yang melingkar di leher korban.

    Korban yang kaget langsung berteriak minta tolong hingga warga sekitar mengetahui kejadian itu. Informasi tersebut segera diteruskan kepada aparat Polsek Wonosari yang kemudian bergerak ke lokasi untuk melakukan pengamanan.

    Kasihumas Polres Malang AKP Bambang Subinajar mengatakan, begitu mendapat laporan, polisi segera menindaklanjuti.

    “Anggota berhasil mengamankan pelaku inisial M beserta barang bukti berupa kalung emas dan sepeda motor yang digunakan melakukan pemotretan,” ujarnya, Minggu (14/9/2025).

    Bambang menjelaskan, pelaku sempat terjatuh saat berusaha kabur dan mengalami luka di kepala serta tubuhnya. Polisi kemudian membawanya ke puskesmas untuk mendapatkan perawatan medis dengan pengawasan petugas.

    “Meski dalam perawatan, proses hukum tetap berjalan sesuai aturan,” kata Bambang.

    Menurut Bambang, modus yang digunakan pelaku cukup sederhana, yakni berpura-pura meminta barang kepada korban yang sedang lengah.

    “Saat korban lengah, kalung emas ditarik paksa hingga putus. Tindakan ini jelas membahayakan keselamatan korban,” tuturnya.

    Atas perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 362 KUHP tentang pencurian. Penyidik juga sudah mengamankan barang bukti untuk proses lebih lanjut.

    “Kasus ini akan kami sidik tuntas, dan berkas perkara segera kami limpahkan,” tegas Bambang.

    Polres Malang juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada dalam beraktivitas, terutama kelompok rentan seperti lansia.

    “Kami akan terus meningkatkan patroli dan pengawasan di wilayah rawan kejahatan untuk menjaga situasi tetap kondusif,” pungkas Bambang. [yog/aje]

  • Wabah PMK di Bogoarum Magetan, Tiga Sapi Mati, 450 Ternak Terancam

    Wabah PMK di Bogoarum Magetan, Tiga Sapi Mati, 450 Ternak Terancam

    Magetan (beritajatim.com) – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali merebak di Desa Bogoarum, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan. Hingga kini tercatat tiga ekor sapi mati, sementara ratusan lainnya dalam kondisi rawan.

    Kepala Desa Bogoarum, Suyanto, mengatakan kasus kematian sapi pertama kali dilaporkan sekitar tiga bulan lalu. Seiring waktu, jumlah ternak yang sakit bertambah, meski sebagian masih bisa bertahan. “Awalnya ada laporan hewan sapi milik warga meninggal, kemudian bertambah lagi hingga kini tercatat tiga ekor sapi mati. Masih ada juga yang sakit,” ujarnya, Minggu (14/9/2025)

    Pemerintah desa langsung melaporkan kejadian itu ke Dinas Peternakan Kabupaten Magetan. Rencananya, pihak dinas akan menggelar sosialisasi di balai desa sekaligus membagikan vitamin dan obat cacing bagi hewan ternak.

    Berdasarkan pendataan yang dilakukan melalui RT, populasi sapi di Desa Bogoarum mencapai sekitar 450 ekor. Fokus penanganan saat ini diarahkan pada sapi, sementara pendataan kambing akan dilakukan kemudian.

    Suyanto menyebut dampak wabah ini cukup serius. Sebagian warga dilanda rasa cemas hingga memilih menjual sapinya dengan harga murah. “Ada warga yang was-was akhirnya menjual sapi dengan harga di bawah standar,” ungkapnya.

    Terkait vaksinasi, respon masyarakat beragam. Sebagian mendukung, sebagian menolak. Penolakan biasanya muncul karena efek samping pascavaksin, seperti sapi tidak mau makan selama 1–3 hari dan tubuh terasa panas. “Kalau dulu waktu PMK pertama semua sapi sudah divaksin. Tapi karena sistemnya penggemukan, setelah divaksin lalu dijual, dibelikan sapi baru. Jadi status vaksinasinya sulit dideteksi,” jelasnya.

    Sementara itu, sebagian warga melakukan pengobatan tradisional untuk hewan ternaknya, dan ada pula yang langsung menghubungi dokter hewan secara mandiri. [fiq/aje]

  • 5
                    
                        Cerita Fristo: Kerja PP Cipanas–Jakarta, Sambil Raup Cuan Jastip Makanan Khas Puncak
                        Megapolitan

    5 Cerita Fristo: Kerja PP Cipanas–Jakarta, Sambil Raup Cuan Jastip Makanan Khas Puncak Megapolitan

    Cerita Fristo: Kerja PP Cipanas–Jakarta, Sambil Raup Cuan Jastip Makanan Khas Puncak
    Tim Redaksi

    KOMPAS.com –
    Fristo Linanggeng (30), warga Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, sehari-hari menempuh perjalanan 85 kilometer pergi-pulang ke kantornya di Tebet, Jakarta Selatan.
    Di sela rutinitas panjang itu, ia justru menemukan peluang usaha baru, yakni jasa titip (jastip) makanan khas Puncak yang kini menjadi sumber penghasilan tambahan.
    Berawal dari sebuah konten media sosialnya yang viral hingga ditonton jutaan orang, Fristo mulai menerima permintaan warga yang menitipkan makanan khas Puncak, dari sate hingga camilan populer.
    Dari iseng melayani tiga pesanan, kini ia bisa mencatat hingga 17 order dalam sehari.
    “Awal mulanya kan dari salah satu konten aku yg FYP 2,1 juta. Lalu ada beberapa orang yang komen dan DM nanyain bisa jastip atau enggak? Tadinya iseng aja, aku terima tiga orang, tapi ternyata beberapa hari kemudian yang minat banyak banget,” kata Fristo kepada Kompas.com, Jumat (12/9/2025).
    Fristo mengaku awalnya tidak pernah terpikir akan menjalani usaha ini. Semuanya bermula dari sebuah konten di TikTok yang mendadak FYP hingga 2,1 juta tayangan.
    Dari sana, banyak warganet yang menanyakan apakah ia bisa membantu membelikan makanan khas Puncak untuk dititipkan.
    “Awal mulanya kan dari salah satu konten aku yang FYP 2,1 juta. Lalu ada beberapa orang yang komen dan DM nanyain bisa jastip atau enggak? Tadinya iseng aja, kuterima tiga orang, tapi ternyata beberapa hari kemudian yang minat banyak banget,” ujarnya, Jumat (12/9/2025).
    Meski tidak memiliki pengalaman berjualan, Fristo mulai belajar dari setiap pesanan yang masuk.
    Ia juga menjalin relasi dengan sejumlah penjual makanan khas Puncak agar bisa mengakomodasi pesanan dalam jumlah besar.
    “Jadi ya udah, aku mulai belajar jadi jastiper, mulai kenalan sama semua vendor oleh-oleh atau makanan yang paling sering dipesan agar mudah ketika melakukan pemesanan banyak ke depannya,” jelasnya.
    Kini, Fristo bisa menerima hingga 17 pesanan dalam sehari. Semua pesanan yang masuk hampir selalu berupa makanan khas Puncak, mulai dari sate hingga camilan populer.
    “Full makanan semua, mulai dari Sate Maranggi Sari Asih, Sate Kambing Hanjawar, Okeke, Gemblong Bu Juju, Duren Goreng Pasundan sampai Chocomory,” ungkapnya.
    Uniknya, pelanggan Fristo bukan berasal dari lingkaran terdekat, melainkan orang asing yang mengenalnya lewat TikTok dan Instagram.
    “Dari awal, pelanggan aku stranger semua. Mereka tau aku dari konten-konten aku di TikTok & IG,” katanya.
    Di awal perjalanan, Fristo mengaku sering kewalahan karena harus menangani semua sendiri, mulai dari membalas pesan pelanggan, membeli pesanan, hingga mengirimkan ke tujuan.
    Tak jarang, ia mengalami masalah, seperti pesanan tertukar, ketinggalan, atau bahkan ada yang lupa dibeli.
    “Pernah banget, pas awal-awal tuh aku kan ngerjain semuanya sendiri. Mulai dari chat, ngangkut, ngirim. Nah, itu sering keteteran. Pernah pesanannya ketukerlah, ketinggalan di Puncak, ketinggalan di kereta, bahkan ada yang lupa dibeli juga,” tuturnya.
    Meski begitu, Fristo tetap menekankan pentingnya mendengarkan keluhan pelanggan.
    “Ada komplain, tapi ya kita harus akui dan terima juga, kan kita usahanya di bidang pelayanan ya. Jadi ya harus banget mendengarkan keluhan dari customer, sepahit apapun,” tambahnya.
    Usaha jastip ini memang tidak dijalankan setiap hari, hanya di waktu tertentu. Namun, hasilnya cukup menjanjikan.
    “Aku enggak buka setiap hari sih, hanya di hari-hari tertentu aja. Dan untuk penghasilannya per minggu alhamdulillah banget deh, sangat di luar ekspektasi,” ujar Fristo.
    “Keluarga juga seneng dan mendukung aja, apalagi pas tahu nominal yang kita dapat. Ya asal tetap jaga kesehatan dan keselamatan karena jaraknya tuh jauh banget dan harus PP,” lanjutnya.
    Ke depan, Fristo berharap usaha jastip yang dijalankannya bisa berkembang lebih besar. Ia bahkan memiliki mimpi untuk membuka lapangan kerja bagi orang-orang di sekitarnya.
    “Mimpiku sih saat ini aku berharap nantinya dengan usaha ini aku bisa membuka lowongan pekerjaan buat orang-orang di sekitar aku dan membantu banyak orang,” ungkapnya.
    Bagi Fristo, usaha jastip bukan sekadar cara menambah penghasilan, melainkan juga proses pembelajaran yang ia nikmati.
    “Aku sangat menikmati semua prosesnya, gagal dan berhasilnya aku sangat menikmati. Untuk ke depannya aku bakalan belajar lagi buat mempromosikan di sosmed agar lingkup orang yang tahu jasa ini lebih banyak. Syukur-syukur bisa menjadi top of mind warga Jabodetabek nantinya,” tutupnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Denda Kambing Buat yang Pakai Knalpot Brong

    Denda Kambing Buat yang Pakai Knalpot Brong

    Jakarta

    Direktorat Lalu Lintas Polda Sulawesi Tengah mengapresiasi langkah masyarakat bersama lembaga Adat di Kelurahan Talise Valangguni, Kota Palu, dalam menerapkan sanksi sosial berupa denda seekor kambing bagi pengendara yang kedapatan menggunakan knalpot brong.

    Dirlantas Polda Sulawesi Tengah Kombes Pol. Atot Irawan mengatakan aturan berbasis kearifan lokal ini menjadi bentuk partisipasi masyarakat dalam menjaga ketertiban sekaligus memberi efek jera kepada pelanggar lalu lintas di Palu, Sulawesi Tengah.

    “Harapan pihak kepolisian, khususnya direktorat lalu lintas mengajak semua lapisan masyarakat untuk berperan dalam rangka menjaga keamanan dan ketertiban lalu lintas,” kata Atot dikutip dari Antara.

    “Ini menjadi kerarifan lokal yang perlu kita support,” tambah dia.

    Diwartakan Antara, kambing yang dijadikan denda, kemudian diolah, dan dimakan bersama warga. Aturan adat ini sejatinya sudah dibuat sejak 2022, meliputi 12 pelanggaran dan 7 kewajiban sosial, penggunaan knalpot brong merupakan yang masuk dalam salah satu item tersebut.

    Lebih lanjut, meski sanksi adat diberikan, pelanggar tetap dikenakan denda berdasarkan Undang-undang Nomor 20 tahun 1999 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

    “Setiap orang yang mengemudikan motor di jalan tidak memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan meliputi kaca spion, klakson, lampu utama, lampu rem, lampu penunjuk arah, alat pemantul cahaya, alat pengukur kecepatan, knalpot, dan kedalaman alur ban, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (3) juncto Pasal 48 ayat (2) dan ayat (3), dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama satu bulan atau denda paling banyak Rp 250 ribu,” begitu bunyi pasal 285.

    Selain itu, menyoal suara knalpot juga diatur dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 56 tahun 2019 tentang Baku Mutu Kebisingan Kendaraan Bermotor Tipe Baru dan kendaraan Bermotor yang sedang Diproduksi Kategori M, Kategori N, dan Kategori L.

    Dalam aturan itu disebutkan bahwa motor berkapasitas kurang dari 80 cc tingkat maksimal kebisingan 77 dB, motor berkubikasi 80-175 cc tingkat maksimal kebisingan 80 dB, dan untuk motor di atas 175 cc maksimal bising 83 dB.

    (riar/dry)