Hewan: Kambing

  • Gubernur Heran Anggaran Konsumsi Rapat Dinas sampai Rp1,3 M, Tak Sesuai Debatnya: Kan Harusnya Turun

    Gubernur Heran Anggaran Konsumsi Rapat Dinas sampai Rp1,3 M, Tak Sesuai Debatnya: Kan Harusnya Turun

    TRIBUNJATIM.COM – Dedi Mulyadi bingung biaya konsumsi rapat ASN Pemerintah Provinsi Jawa Barat sampai Rp1,3 M.

    Jumlah ini berbanding terbalik dengan rencana Dedi Mulyadi dan tak sesuai dengan materi Debat Cagub Jabar.

    Padahal Dedi Mulyadi mencanangkan e-goverment yang dimana semua kegiatan berbasis digital.

    Keresahan ini sebenarnya sudah diluapkan Dedi Mulyadi saat debat Calon Gubernur Jawa Barat dalam Pilkada 2024 lalu.

    Ia merasa heran, meski sudah berbasis digital, namun rapat dan pertemuan tetap digelar secara langsung atau offline.

    Dalam acara seperti itu, Dedi Mulyadi mengatakan bakal menelan banyak anggaran, mulai dari konsumsi sampai sewa gedung.

    Dan benar saja, dalam pertemuan dengan Dinas Komunikasi dan Informasi Pemprov Jabar, anggaran tersebut masih terbilang sangat tinggi.

    Pada tahun 2025, Dinas Komunikasi dan Informasi Pemerintah Provinisi Jawa Barat ketumpahan anggaran sebesar Rp215 miliar.

    Belanja pegawai Rp36,5 miliar

    Belanja barang dan jasa Rp162 miliar

    Belanja modal Rp13,1 miliar

    Belanja hibah Rp3,4 miliar

    “Belanja barang, barang yang dibeli apa? Tujuan kalimat barang dan jasa agar tiap tahun ada penambahan aset, uang yang dibelanjakan menjadi aset,” tuturnya.

    “Jadi uang yang dibelanjakan menjadi aset dan investasi, logika e-goverment tuh itu. Nah, barangnya apa yang dibeli?” tanya Dedi Mulyadi.

    Dedi Mulyadi bingung biaya konsumsi rapat satu dinas sampai Rp1,3 M, padahal Pemprov Jabar mengusung e-goverment atau pemerintahan yang berbasis IT (YouTube/KANG DEDI MULYADI CHANNEL)

    Pejabat Pemprov Jabar Deny Hermawan menerangkan belanja barang terdiri dari makan dan minum, souvenir, hingga perabotan kantor.

    Berikut ini rinciannya:

    Belanja makan minum rapat Rp1,3 miliar

    Belanja souvenir Rp649 juta

    Makan minum tamu Rp312 juta

    Belanja perabotan kantor Rp189 juta

    Alat listrik Rp180 juta

    Atas rincian inilah, Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi merasa heran.

    Ia tak menyangka, meski mengusung e-goverment, namun biaya konsumsi rapat dan ATK masih sangat tinggi.

    “Kan sudah e-goverment birokrasi yang berbasis IT, tapi jumlah rapat dan makan minum tetap saja semakin naik,” kata Demul.

    Ia bercerita sewaktu debat Calon Gubernur Jabar, hal ini sudah dikemukakan.

    “Waktu saya debat, itu kan saya katakan iya kita berbasis informasi komunikasi, kan harusnya anggaran makan minum turun, anggaran rapat turun, anggaran sewa gedung turun, ATK turun.”

    “Dengan ini dinaikkan misal sampai Rp200 miliar, dia menurunkan Rp500 miliar belanja lain.”

    “Kalau sekarang terbalik, belanja ini naik, belanja itu naik,” papar Dedi Mulyadi.

    Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi ingin mengadakan ambulans udara untuk melayani warga Jawa Barat yang sakit (Dok Humas Partai Golkar)

    Dedi Mulyadi belakangan mengaku ingin menghapus anggaran yang berkaitan dengan pakaian dinas dan perjalanan ke luar negeri.

    Berbeda dengan pendahulunya, pria yang karib disapa Kang Dedi ini ingin menghapus semua anggaran pakaian dinas dan perjalanan luar negeri Gubernur Jawa Barat.

    Artinya saat nanti ia menjabat sebagai Gubernur Jabar, Kang Dedi ogah menerima anggaran untuk baju seragamnya hingga biaya perjalanan luar negeri.

    Kepada pegawainya yang mengatur APBD dan anggaran Jabar, Kang Dedi menyampaikan rencananya soal anggaran rumah tangga Gubernur Jawa Barat.

    “Enggak usah (biaya pakaian dinas). Kita ini pegawai sudah digaji, bapak tunjangannya kurang lebih Rp20 juta sebulan, masak baju aja dibeliin negara?”

    “Memang bapak anak yatim mau Lebaran?” kata Dedi Mulyadi, dilansir dari tayangan di kanal YouTubenya, Selasa (4/2/2025).

    Saat nanti dilantik sebagai Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi mengaku tak perlu pakai dana dari Pemprov.

    Kang Dedi berencana untuk menjahit sendiri seragam kerjanya.

    “Saya mau dilantik jadi Gubernur, bajunya jahit sendiri, saya enggak minta dan enggak usah diganti.”

    “Nanti duit anggaran baju saya, hapus, masukin jadi belanja infrastruktur. Sepatu hapus, saya udah punya sepatu, dasi hapus, jas hapus,” ungkap Kang Dedi.

    Lagipula diakui Dedi Mulyadi, ia punya banyak baju yang bisa dipakai untuk agenda Pemprov Jabar nantinya.

    Kang Dedi meminta anggaran untuk pakaian dinasnya dialihkan saja untuk urusan yang lebih penting yakni biaya infrastruktur.

    “Di anggaran rumah tangga Gubernur ya, hapus anggaran pakaian dinas Gubernur, beli sendiri aja baju, baju saya banyak, hapus pak.”

    “Yang khusus untuk pengadaan pakaian dinas Gubernur, hapus saja, saya sudah punya baju sendiri dan malah banyak. Itu lumayan tuh,” tegas Kang Dedi.

    Tak cuma pakaian dinas, Kang Dedi juga minta agar anggaran perjalanan dinas luar negeri Gubernur Jabar dihapus total.

    Mendengar permintaan Kang Dedi, pegawainya pun tampak syok.

    “Ada perjalanan dinas luar negeri enggak? Hapus,” kata Kang Dedi.

    “Bapak enggak akan ke luar negeri?” tanya pegawai.

    “Ngapain? Ngomong bahasa Inggris juga enggak bisa saya mah,” ujar Kang Dedi.

    Selain dinas luar negeri, Kang Dedi juga minta anggaran untuk perjalanan dinas dalam negeri ikut dikurangi.

    “Perjalanan dinas dalam negerinya dikurangi, sesuai impres, potong 50 persen. Aman,” imbuh Kang Dedi.

    Dedi Mulyadi saat bertemu Kepala SMA dan SMK di Subang, Jawa Barat, Senin (3/2/2025). (YouTube/KANG DEDI MULYADI CHANNEL)

    Selanjutnya, Dedi Mulyadi juga meminta agar anggaran untuk seremonial berbagai acara Gubernur Jabar nantinya dikurangi secara maksimal.

    Pun dengan acara peresmian Gubernur Jabar, Kang Dedi meminta agar para pegawainya tidak perlu datang di satu tempat misalnya di hotel.

    Kang Dedi berencana untuk mengumpulkan pegawainya secara online saja.

    “Sementara ini kita tunda kegiatan seperti itu. Kita fokuskan belanja yang lebih penting dulu. Kegiatan seremonial Gubernur, udah lah enggak usah.”

    “Jangan ada kejadian misalnya gerakan menaman pohon reboisasi Dinas Kehutanan Pemprov Jabar, biaya seremonialnya Rp500 juta, nanam pohonnya Rp70 juta, habis itu mati dimakan kambing.”

    “Udah lah enggak usah, fokus aja ke tujuan utama,” ujar Kang Dedi.

    “Nanti peresmiannya (Gubernur dan Wagub Jabar) tetap di Gedung Pakuan, seremonial (dengan para pegawai) via Zoom, udah selesai.”

    “Kan kita sudah teknologi digital, ngapain diundang dikumpulin? Cukup Zoom, berarti stay di kantor masing-masing, perintah tinggal dilaksanakan, ngapain ngumpul lagi?” sambungnya.

    Tak cuma peresmian Gubernur saja, Kang Dedi juga minta agar seremonial acara lain di Pemprov Jabar turut dikurangi.

    “(Datang seremonial) pakai motor sendirian, peresmian, gunting (pita) apa susahnya sih? Murah. Makan pakai timbal udah selesai. “

    “Misal seremoni ngeresmiin sekolah, kan enggak usah biaya gede, kita datang, gunting, udah enggak usah pasang tenda,” tandas Kang Dedi.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

  • Pemilik Acara Selamatan di Ponorogo Pesan Makanan di Katering, 1 Warga Tewas Alami Keracunan – Halaman all

    Pemilik Acara Selamatan di Ponorogo Pesan Makanan di Katering, 1 Warga Tewas Alami Keracunan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sejumlah warga Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo, Ponorogo, Jawa Timur, mengalami keracunan setelah menyantap hidangan sate gulai kambing di acara selamatan pada Kamis (30/1/2025) lalu.

    Dari 90 undangan yang hadir, 46 di antaranya mengalami keracunan yang diduga disebabkan oleh makanan yang disajikan.

    Sedangkan, 1 orang lainnya meninggal dunia usai mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Yasfin Gontor di Desa Gontor, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo, Jatim, Sabtu (1/2/2025).

    “Ada acara dzikir fida’ di tempat saya. Saya tidak memasak, semua pesan,” jelas pemilik hajatan, Miswaji, Sabtu (1/2/2025) kepada wartawan, dikutip dari TribunJatim.com.

    Miswaji tak menyangka bahwa acara dzikir fida’ yang ia gelar itu berakhir petaka.

    “Saya sendiri tidak menyangka. Setelahnya banyak yang muntah-muntah. Sampel sudah diambil. Saya sendiri juga tidak tahu,” ucap Miswaji.

    Miswaji lantas menjelaskan asal usul hidangan untuk selamatan tersebut. .

    Pasalnya, keluarga Miswaji memilih untuk pesan di katering.

    “Saya sediakan kambingnya. Baru saya antar ke katering kemudian diolah oleh pihak katering baru diantar ke rumah,” tegas Miswaji.

    Kades Bondrang, Baru Pria Sukaca menjelaskan bahwa acara dzikir fida’ digelar, Kamis (30/1/2025) malam. Kemudian sebagian besar warga mengalami mual muntah pada Jumat (31/1/2025)

    “Meninggal dunia 1, rawat inap masih satu. Puluhan rawat jalan dan mulai membaik. Total korban ada 46 orang. Mereka mual muntah dan mencret,” tuturnya.

    Sementara itu, salah satu warga bernama Azis Nuryono mengaku makanannya tidak terasa aneh. Bahkan, ia pun sudah menghabiskan satu porsi.

    “Saya sempat makan satu piring. Rasanya enak. Alhamdulillah saya tidak apa-apa. Tetapi warga lain banyak yang kena,” ungkap Azis Nuryono, Minggu (2/2/2025).

    Kemudian, Azis menjelaskan gejala yang dirasakan warga usai menyantap sate gulai kambing tersebut.

    “Keluhannya pusing mual badan adem panas adem panas,” tambah Azis.

    Menurut Azis, warga tidak langsung mual dan diare di hari setelah menyantap. Akan tetapi, baru dirasakan pada Jumat (31/1/2025) siang.

    Hal yang sama diutarakan oleh warga lain yang menjadi tamu undangan yaitu Muhammad Sidik. Ia juga tidak merasakan keanehan pada makanan tersebut.

    “Habis makan ya biasa saja. Saya tidak apa-apa. Tetapi tetanga ada yang diare. Kurang tahu puluhan ada,” tegasnya.

    Kasus ini tengah diselidiki oleh Satreskrim Polres Ponorogo.

    “Ya kami ambil sampel makanannya dari lokasi, berupa kuah gulai kambing,” ujar Kasatreskrim Polres Ponorogo, AKP Rudy Hidajanto, Minggu (2/2/2025).

    “Ini masih dalam proses penelitian, apakah betul-betul keracunan, apakah karena makanan yang dipesan atau yang lain,” sambung AKP Rudy.

    Pihaknya telah mengirim sampel tersebut ke laboratorium dan sedang menunggu hasilnya.

    “Nanti hasil laboratorium yang akan menjelaskan di dalam makanan ada racun atau tidak,” terang mantan Kasatreskrim Polres Magetan ini.

    (Tribunnews.com/Falza) (TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum)

  • Jangan Konsumsi Ini Jika Asam Urat Kambuh

    Jangan Konsumsi Ini Jika Asam Urat Kambuh

    Liputan6.com, Yogyakarta – Ketika asam urat menyerang, penting untuk segera mengambil langkah-langkah penanganan yang tepat. Selain pengobatan dari dokter, perubahan gaya hidup juga memegang peranan penting dalam meredakan gejala dan mencegah kekambuhan.

    Salah satu aspek penting dari perubahan gaya hidup ini adalah memperhatikan asupan makanan dan minuman. Beberapa jenis makanan dan minuman diketahui dapat memicu peningkatan kadar asam urat dalam tubuh, sehingga sebaiknya dihindari atau dibatasi konsumsinya.

    Makanan dan minuman yang tinggi purin adalah salah satu pemicu utama peningkatan kadar asam urat. Purin adalah senyawa alami yang ditemukan dalam berbagai jenis makanan.

    Ketika purin dipecah oleh tubuh, dihasilkan asam urat sebagai produk sampingan. Jika kadar asam urat dalam tubuh berlebihan, dapat terbentuk kristal asam urat yang menumpuk di persendian, menyebabkan peradangan dan nyeri yang hebat. Mengutip dari berbagai sumber, berikut makanan yang tinggi akan purin:

    1. Tape Ketan

    Penderita asam urat sebaiknya menghindari konsumsi tape ketan karena kandungan purin dan alkohol di dalamnya. Purin dapat memicu peningkatan kadar asam urat dalam tubuh, yang merupakan penyebab utama dari kondisi asam urat.

    Asam urat sendiri adalah jenis radang sendi yang terjadi akibat penumpukan kristal asam urat dalam tubuh. Oleh karena itu, menghindari makanan tinggi purin seperti tape ketan dapat membantu mencegah atau mengurangi gejala asam urat.

    2. Daging Jeroan

    Penderita asam urat disarankan untuk menghindari konsumsi jeroan seperti hati, jantung, otak, babat, usus, dan ampela. Hal ini dikarenakan jeroan memiliki kandungan purin yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan daging merah.

    Purin sendiri merupakan senyawa yang dapat meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh. Kadar asam urat yang berlebihan dapat menyebabkan penumpukan kristal asam urat pada persendian.

    Hal inilah yang memicu peradangan dan nyeri pada penderita asam urat. Oleh karena itu, penderita asam urat sangat dianjurkan untuk menghindari konsumsi jeroan guna mencegah atau mengurangi risiko serangan asam urat.

    3. Mie Instan

    Penderita asam urat sebaiknya membatasi konsumsi mie instan karena kandungan garam dan bahan tambahannya yang dapat memperburuk gejala asam urat. Mi instan mengandung garam yang tinggi.

    Asupan garam yang berlebihan dapat menyebabkan hipertensi yang dapat memperburuk kondisi asam urat. Mie instan mengandung bahan tambahan seperti pengawet, pewarna, dan pemanis buatan.

    Hal inilah yang dapat mengganggu metabolisme purin. Mi instan sering digoreng sehingga mengandung lemak jenuh yang dapat meningkatkan risiko kolesterol tinggi.

    4. Sate Kambing

    Penderita asam urat sebaiknya tidak mengonsumsi sate kambing jika sedang kambuh. Daging kambing mengandung purin yang dapat meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh.

    Purin adalah senyawa alami yang dapat memicu kekambuhan asam urat. Gejala asam urat kambuh di antaranya nyeri sendi, peradangan, kemerahan, dan terbatasnya rentang gerak.

    Selain daging kambing, daging merah lainnya seperti sapi dan domba juga mengandung purin. Selain daging merah, makanan laut seperti udang, kerang, sarden, dan ikan teri juga mengandung purin.

    5. Emping Mlinjo

    Penderita asam urat sebaiknya tidak mengonsumsi emping melinjo, terutama jika kadar asam urat sedang tinggi. Emping melinjo mengandung purin yang tinggi, sehingga dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah.

    Emping melinjo mengandung purin, yaitu zat kimia yang dipecah tubuh menjadi asam urat. Konsumsi emping melinjo secara berlebihan dapat menyebabkan tubuh memproduksi asam urat berlebih. Kristal asam urat yang menumpuk di persendian dapat memicu penyakit asam urat.

    6. Kacang Polong

    Kacang polong sebaiknya dihindari oleh penderita asam urat yang sedang kambuh. Hal ini karena kacang polong mengandung purin yang dapat meningkatkan produksi asam urat dalam tubuh. Selain kacang polong, kacang-kacangan lain yang juga sebaiknya dihindari oleh penderita asam urat adalah kacang merah, kacang hijau, dan kacang kedelai.

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • 20 Tahun Resep Selalu Sama, Owner Katering di Ponorogo Heran Warga Keracunan Sate Gulainya, 1 Tewas

    20 Tahun Resep Selalu Sama, Owner Katering di Ponorogo Heran Warga Keracunan Sate Gulainya, 1 Tewas

    TRIBUNJATIM.COM – Pemilik katering di Ponorogo merasa sangat heran karena kejadian puluhan warga mengalami keracunan.

    Puluhan warga mengalami keracunan bahkan ada yang meninggal dunia karena makanan di dalam dua acara yang berbeda.

    Keracunan massal tersebut diawali dari  santapan sate gulai yang dibuat oleh sebuah katering di Ponorogo.

    Kepolisian Resor Ponorogo, Jawa Timur, melakukan penyelidikan terhadap kasus keracunan massal yang menimpa 68 warga setelah menyantap sate gulai dalam dua acara berbeda.

    Kejadian ini berlangsung pada Kamis (30/1/2025), saat acara selamatan zikir fida’ di rumah seorang warga di Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo, dan saat berbuka puasa di Pondok Pesantren Desa Belang, Kecamatan Bungkal.

    Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo, mengungkapkan bahwa pemilik katering yang menyajikan sate gulai tersebut mengaku tidak percaya jika hidangan yang disajikan menjadi penyebab keracunan.

    “Pemilik katering sudah kami mintai keterangan. Pemilik kateringnya sama, hanya acaranya beda, satu hidangan untuk acara berbuka puasa dan satunya selamatan.” 

    “Pemilik katering kaget, tidak menyangka,” ujarnya saat ditemui di Polres Ponorogo pada Selasa, 4 Februari 2025, seperti dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com, Rabu (5/2/2025).

    Andin menambahkan bahwa pemilik katering telah berjualan sate gulai selama 20 tahun dengan resep yang sama.

    “Selama kurang lebih 20 tahun, pemilik katering mengaku bumbu serta cara masaknya sama, tidak diubah. Tiba-tiba ada yang keracunan, itu membuat pemilik katering terkejut tersendiri,” imbuhnya.

    Saat ini, Polres Ponorogo masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium dari sampel makanan sate gulai yang diambil di dua lokasi tersebut.

    Selain itu, pihak kepolisian telah meminta keterangan dari 40 orang saksi lainnya.

    KORBAN KERACUNAN – Petugas RSUA Ponorogo saat mengecek infus korban keracunan sate gulai kambing, Elsa Fitria dirawat di ruang Multazam, RSUA Ponorogo Jatim, Senin (3/2/2025). Elsa menjadi salah satu dari puluhan korban keracunan makanan sate gulai  dari salah satu wali santri Ponpes di Desa Belang, Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo Jatim.  (TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum)

    “Sampel makanan sudah diambil untuk dites di laboratorium kesehatan. Tinggal menunggu hasilnya kira-kira apa yang menjadi penyebab warga keracunan,” ucap Andin Wisnu.

    Sebelumnya, keracunan massal ini dialami oleh 46 warga Desa Bondrang saat menghadiri acara selamatan zikir fida di rumah Miswaji.

    Di Pondok Pesantren Desa Belang, 22 santri juga mengalami gejala serupa setelah menyantap sate gulai yang disajikan oleh pemilik katering yang sama.

    Tragisnya, satu warga dilaporkan meninggal dunia akibat kejadian tersebut.

    41 orang telah diperiksa sebagai saksi oleh Satreskrim Polres Ponorogo dalam kasus keracunan massal yang dialami oleh 46 warga Desa Bondrang Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo Jatim dan 22 santri serta pengasuh salah satu pondok pesantren (Ponpes) di Desa Belang Kecamatan Bungkal Kabupaten Ponorogo Jatim.

    Dari 41 saksi itu, 1 diantaranya adalah pemilik katering yang menyediakan sate gulai.

    Dimana hidangan yang menyebabkan puluhan warga Bumi Reog itu keracunan hidangan sate gulai dengan katering yang sama.

    “Pemilik kateringnya sama. Hanya saja obyeknya berbeda. Satu hidangan berbuka puasa, satunya selamatan. Pemilik katering sudah kita mintai keterangan,” ungkap Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo, Selasa (4/2/2025).

    KERACUNAN MASSAL – Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo bersama Kasatreskrim Polres Ponorogo, AKP Rudy Hidajanto di Mapolres Ponorogo, Jalan Bhayangkara, Ponorogo Jatim, Selasa (4/2/2025) saat memberikan keterangan tentang update kasus puluhan warga Ponorogo keracunan massal. Pemilik katering telah diperiksa sebagai saksi dan mengaku kaget.  (TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum)

    AKBP Andin menyebutkan bahwa pemilik katering saat dihadapan petugas mengaku tidak menyangka bahwa puluhan warga keracunan karena makan sate gulai buatannya.

    “Intinya pemilik katering kaget atau tidak menyangka,” kata mantan Waka Polres Berau Polda Kalimantan Timur ini ketika dikonfirmasi Tribunjatim.com.

    Keterkejutan pemilik katering berdasar.

    Lantaran, menurut pemilik katering mereka telah berjualan puluhan tahun.

    “Selama kurang lebih 20 tahun, bumbu serta cara masaknya tidak diubah. Tetiba ada yang keracunan itu juga membuat keterkejutan tersendiri,” tambah AKBP Andin.

    Keracunan massal  dialami oleh 46 warga Desa Bondrang Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo, Jatim.

    Juga puluhan santri dan pengasuh pondok pesantren (Ponpes) di Desa Belang, Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo Jatim juga mengalami keracunan.

    Baik mereka yang keracunan dari Desa Bondrang dan Belang mengalami keluhan mual, muntah, pusing dan diare setelah menyantap sate gulai Kamis (30/1/2025) malam.

    Untuk Desa Bondrang Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo Jatim menyantap sate gulai kambing acara acara dzikir fida’ di rumah Miswaji warga RT 01 RW 01 Dukuh Tengah, Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo Jatim pada Kamis (30/1/2025) malam.

    Sedangkan santri dan pengasuh makan berbuka puasa dengan menu yang sama dengan, sate dan gulai kambing.

    Puluhan orang mengeluh mual, muntah, pusing dan diare pada Jumat (31/1/2025) pagi. 

    Berita viral lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • 5 Fakta Keracunan Massal di Ponorogo: Terjadi saat Buka Bersama dan Selamatan, 1 Warga Meninggal – Halaman all

    5 Fakta Keracunan Massal di Ponorogo: Terjadi saat Buka Bersama dan Selamatan, 1 Warga Meninggal – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kasus keracunan massal di Ponorogo, Jawa Timur, terjadi di dua tempat berbeda yakni di Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo dan di Pondok Pesantren di Desa Belang, Kecamatan Bungkal, Kamis (30/1/2025).

    Sebanyak 68 warga mengalami keracunan massal yang terdiri dari 46 warga Desa Bondrang serta 22 santri dan pengurus Ponpes di Desa Belang.

    Satu warga Desa Bondrang bernama Misnan meninggal akibat keracunan makanan.

    Korban sempat dirawat di rumah sakit Yasyfin Gontor, Ponorogo, Jumat (31/1/2025).

    Polisi masih mendalami penyebab keracunan massal yang terjadi di acara selamatan serta buka puasa di Ponpes.

    Diduga sate gulai kambing yang dihidangkan menjadi penyebab keracunan massal.

    1. Menu Buka Bersama Sumbangan Donatur

    Gejala keracunan dialami 22 santri serta pengurus ponpes di Desa Belang usai buka bersama.

    Mereka dilarikan sejumlah fasilitas kesehatan dengan rincian lima rawat jalan, empat di Rumah Sakit Aisyiyah Ponorogo, dan tiga di Puskesmas Bungkal.

    Kapolsek Bungkal, AKP HM Anwar Fatoni, menjelaskan makanan yang disantap para korban berasal dari donatur.

    “Kami (Polsek Bungkal) sudah ke lokasi bersama Satreskrim Polres Ponorogo. Sudah mengambil langkah-langkah penyelidikan,” ungkapnya.

    2. Kesaksian Tuan Rumah

    Misnan, seorang warga Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo, Ponorogo, Jawa Timur, meninggal akibat keracunan makanan, Jumat (31/1/2025).

    Korban sempat dirawat di rumah sakit Yasyfin Gontor, Ponorogo, setelah mengikuti acara selamatan di rumah Miswaji.

    Miswaji mengaku tak menyangka acara selamatan di rumahnya berujung duka untuk keluarga Misnan.

    Sebanyak 90 orang mengikuti acara selamatan dan 46 di antaranya mengalami keracunan massal.

    Diduga, sate gulai kambing yang dihidangkan tuan rumah menjadi penyebab keracunan.

    Makanan tersebut dipesan di sebuah katering lantaran Miswaji tak ada waktu untuk memasak.

    “Ada acara zikir fida’ di tempat saya. Saya tidak memasak, semua pesan,” bebernya, Sabtu (1/2/2025), dikutip dari TribunJatim.com.

    Ia mengetahui adanya keracunan massal sehari setelah acara berlangsung.

    “Saya sediakan kambingnya. Baru saya antar ke katering kemudian diolah oleh pihak katering baru diantar ke rumah,” lanjutnya.

    3. Kata Korban Selamat

    Seorang warga yang ikut selamatan, Azis Nuryono, merasa tak ada yang aneh dari sate gulai yang dihidangkan tuan rumah.

    “Saya sempat makan satu piring. Rasanya enak. Alhamdulillah saya tidak apa-apa. Tetapi warga lain banyak yang kena,” tandasnya.

    Ia menambahkan acara digelar di rumah Miswaji pada Kamis (30/1/2025) malam dan para korban mengalami mual pada Jumat (31/1/2025).

    “Keluhan pusing panas muntah mual sering ke toilet. Yang ikut acara dzikir fida ada 90 orang. Separuh berarti yang kena. Anak muda banyak yang kena,” imbuhnya.

    4. Pemilik Katering Diperiksa

    Setelah ditelusuri sate gulai yang disajikan berasal dari katering yang sama.

    Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo, mengatakan pemilik katering telah diperiksa untuk mengungkap dugaan penyebab keracunan massal yang menewaskan satu warga.

    “Pemilik katering sudah kami mintai keterangan. Pemilik kateringnya sama, hanya acaranya berbeda, satu hidangan untuk berbuka puasa dan satunya untuk selamatan,” ungkapnya, Selasa (4/2/2025).

    Pemilik katering berstatus saksi dan telah menjalani pemeriksaan bersama 40 saksi lain.

    “Karena penyedia katering sate gulai di dua tempat yang mengalami keracunan, sama,” terangnya.

    5. Kesaksian Pemilik Katering

    Saat diperiksa, pemilik katering mengaku telah berjualan sate gulai selama 20 tahun.

    Resep dan cara masak yang digunakan tak pernah berubah sehingga pemilik katering tak menyangka hidangannya mengakibatkan keracunan.

    “Selama kurang lebih 20 tahun, pemilik katering mengaku bumbu serta cara masaknya sama, tidak diubah. Tiba-tiba ada yang keracunan, itu membuat pemilik katering terkejut,” kata AKBP Andin.

    Sampel makanan sate gulai telah dibawa ke laboratorium kesehatan untuk proses penyelidikan.

    “Tinggal menunggu hasilnya kira-kira apa yang menjadi penyebab warga keracunan,” tukasnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Terkuak Asal Hidangan Bikin Warga di Ponorogo Keracunan Menu Selamatan, Pemilik Hajatan: Tak Sangka

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum) (Kompas.com/Sukoco)

  • 5 Fakta Keracunan Massal di Ponorogo: Terjadi saat Buka Bersama dan Selamatan, 1 Warga Meninggal – Halaman all

    Cerita Pemilik Acara Selamatan di Ponorogo: Sate Gulai Pesan dari Katering, 1 Warga Tewas Keracunan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Misnan, seorang warga Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo, Ponorogo, Jawa Timur, meninggal akibat keracunan makanan, Jumat (31/1/2025).

    Korban sempat dirawat di rumah sakit Yasyfin Gontor, Ponorogo, usai mengikuti acara selamatan di rumah Miswaji.

    Miswaji mengaku tak menyangka acara selamatan di rumahnya berujung duka untuk keluarga Misnan.

    Sebanyak 90 orang mengikuti acara selamatan dan 46 di antaranya mengalami keracunan massal.

    Diduga sate gulai kambing yang dihidangkan tuan rumah menjadi penyebab keracunan.

    Makanan tersebut dipesan di sebuah katering lantaran Miswaji tak ada waktu untuk memasak.

    “Ada acara dzikir fida’ di tempat saya. Saya tidak memasak, semua pesan,” bebernya, Sabtu (1/2/2025), dikutip dari TribunJatim.com.

    Ia mengetahui adanya keracunan massal sehari setelah acara berlangsung.

    “Saya sediakan kambingnya. Baru saya antar ke katering kemudian diolah oleh pihak katering baru diantar ke rumah,” lanjutnya.

    Salah satu warga yang ikut selamatan, Azis Nuryono, merasa tak ada yang aneh dari sate gulai yang dihidangkan tuan rumah.

    “Saya sempat makan satu piring. Rasanya enak. Alhamdulillah saya tidak apa-apa. Tetapi warga lain banyak yang kena,” tandasnya.

    Ia menambahkan acara digelar di rumah Miswaji pada Kamis (30/1/2025) malam dan para korban mengalami mual pada Jumat (31/1/2025).

    “Keluhan pusing panas muntah mual sering ke toilet. Yang ikut acara dzikir fida ada 90 orang. Separuh berarti yang kena. Anak muda banyak yang kena,”imbuhnya.

    Pemilik Katering Diperiksa

    Sebanyak 68 warga Ponorogo, Jawa Timur mengalami keracunan massal setelah menyantap sate gulai pada Kamis (30/1/2025) lalu.

    Insiden keracunan massal terjadi di dua wilayah berbeda yakni di Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo serta di Pondok Pesantren di Desa Belang, Kecamatan Bungkal. 

    Setelah ditelusuri sate gulai yang disajikan berasal dari katering yang sama.

    Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo, mengatakan pemilik katering telah diperiksa untuk mengungkap dugaan penyebab keracunan massal yang menewaskan satu warga.

    “Pemilik katering sudah kami mintai keterangan. Pemilik kateringnya sama, hanya acaranya berbeda, satu hidangan untuk berbuka puasa dan satunya untuk selamatan,” ungkapnya, Selasa (4/2/2025).

    Saat diperiksa, pemilik katering mengaku telah berjualan sate gulai selama 20 tahun.

    Resep dan cara masak yang digunakan tak pernah berubah sehingga pemilik katering tak menyangka hidangannya mengakibatkan keracunan.

    “Selama kurang lebih 20 tahun, pemilik katering mengaku bumbu serta cara masaknya sama, tidak diubah. Tiba-tiba ada yang keracunan, itu membuat pemilik katering terkejut,” tandasnya.

    Sampel makanan sate gulai telah dibawa ke laboratorium kesehatan untuk proses penyelidikan.

    “Tinggal menunggu hasilnya kira-kira apa yang menjadi penyebab warga keracunan,” tukasnya.

    Pemilik katering berstatus saksi dan telah menjalani pemeriksaan bersama 40 saksi lain.

    “Karena penyedia katering sate gulai di dua tempat yang mengalami keracunan, sama,” terangnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Terkuak Asal Hidangan Bikin Warga di Ponorogo Keracunan Menu Selamatan, Pemilik Hajatan: Tak Sangka

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum) (Kompas.com/Sukoco)

  • Tangani PMK, Pemprov Jatim kucurkan anggaran Rp25 miliar

    Tangani PMK, Pemprov Jatim kucurkan anggaran Rp25 miliar

    Sumber foto: Efendi Murdiono/elshinta.com.

    Tangani PMK, Pemprov Jatim kucurkan anggaran Rp25 miliar
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 04 Februari 2025 – 15:58 WIB

    Elshinta.com – Penanganan serangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang terjadi di Provinsi wilayah Jawa Timur telah dialokasikan anggaran Rp 25 miliar setelah melalui rapat Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur, kucuran dana penanganan PMK lewat anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2025.

    Hal ini disampaikan sampai Anggota Komisi B DPRD Provinsi Jawa Timur Muhammad Khusnul Khuluk saat melakukan kegiatan di wilayah Kabupaten Lumajang yang merupakan salah satu daerah pemilihannya. Selasa (04/02).

    Kata pria asal Kecamatan Klakah Kabupaten Lumajang, bahwa anggaran tersebut digunakan untuk berbagai kebutuhan penanggulangan PMK, di antaranya untuk pengadaan obat-obatan, vitamin, pendampingan peternak, serta pemberian vaksin bagi ternak yang terdampak penyakit ini. 

    “Langkah ini kita ambil sebagai bentuk perhatian serius pemerintah daerah dalam menangani wabah PMK yang mengancam sektor peternakan di wilayah Jawa Timur,” ujarnya saat dikonfirmasi Kontributor Elshinta, Efendi Murdiono, Selasa (4/2). 

    DPRD Jawa Timur dari fraksi PKS tersebut berharap penanganan yang dilakukan bisa menekan penularan pada ternak baik sapi maupun kambing, bila tidak sampai terkendali maka yang akan terjadi penurunan ekonomi. Sapi atau kambing merupakan tabungan andalan peternak yang selama ini untuk dilakukan meningkatkan perekonomiannya.

    “PMK dapat menjadi pemicu merosotnya ekonomi masyarakat peternak karena pelihara sapi atau kambing merupakan tabungannya andalan mereka,” kata mantan Ketua DPD PKS Lumajang.

    Khusnul Khuluk memaparkan Jawa Timur merupakan lumbung ternak untuk memenuhi kebutuhan daging baik di dalam kabupaten atau kota sendiri maupun di beberapa luar wilayah Jawa Timur, bila tidak ada respon cepat penanganan sampai terjadi pandemi tidak menutup kemungkinan kebutuhan daging akan sulit terpenuhi.

    “Kami berharap tidak sampai ada kematian berjatuhan karena Jawa Timur merupakan lumbung ternak, semoga apa yang telah dilakukan penanganan PMK membentuk antibodi terhadap serangan penyakit tersebut,” pungkasnya.

    Sumber : Radio Elshinta

  • 5 Fakta Keracunan Massal di Ponorogo: Terjadi saat Buka Bersama dan Selamatan, 1 Warga Meninggal – Halaman all

    Kateringnya Diduga Picu Keracunan Massal di Ponorogo, Pemilik Diperiksa Polisi, Ini Pengakuannya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemilik katering makanan sate gulai yang diduga menyebabkan keracunan massal di dua desa di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, telah diperiksa polisi.

    Hasilnya, pemilik katering mengaku tidak menyangka bahwa puluhan warga keracunan karena makan sate gulai buatannya.

    “Pemilik katering sudah kita mintai keterangan,” kata Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo, Selasa (4/2/2025) dilansir dari TribunJatim.com.

    “Intinya pemilik katering kaget atau tidak menyangka,” imbuhnya.

    Pemilik katering terkejut sebab mereka telah menjalankan bisnis makanan selama puluhan tahun.

    “Selama kurang lebih 20 tahun, bumbu serta cara masaknya tidak diubah. Tetiba ada yang keracunan itu juga membuat keterkejutan tersendiri,” ungkap Andin.

    Selain memeriksa pemilik katering, Satreskrim Polres Ponorogo juga telah memeriksa 40 orang lainnya sebagai saksi dalam kasus keracunan massal ini.

    Puluhan orang keracunan

    Sebanyak 46 warga Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo, serta 22 santri dan pengasuh salah satu pondok pesantren (ponpes) di Desa Belang, Kecamatan Bungkal, Ponorogo, mengalami keracunan massal.

    Warga Desa Bondrang dan Belang mengalami keluhan mual, muntah, pusing, dan diare setelah menyantap sate gulai kambing pada Jumat (31/1/2025) pagi.

    Di Desa Bondrang, warga menyantap sate gulai kambing dalam acara selamatan di rumah Miswaji, warga Dukuh Tengah, Desa Bondrang, pada Kamis (30/1/2025) malam. Saat itu, Miswaji mengundang 90 orang untuk acara dzikir fida’ tersebut.

    Dari 46 warga Desa Bondrang yang mengalami gejala keracunan makanan itu, seorang korban bernama Misnan meninggal dunia, Sabtu (1/2/2025).

    Dari puluhan orang yang keracunan itu, ada yang rawat jalan maupun rawat inap di sejumlah fasilitas kesehatan.

    Terdapat dua orang harus dirujuk. Satu orang dilarikan ke Rumah Sakit Yasyfin Gontor dan meninggal dunia. Satu di klinik yang berlokasi Kecamatan Jetis Ponorogo.

    Sementara itu, masih pada hari yang sama, yakni Kamis malam, santri serta pengasuh ponpes di Desa Belang berbuka puasa dengan menu yang sama, yakni sate dan gulai kambing. 

    Puluhan santri dan pengasuh ponpes tersebut ada yang menjalani rawat jalan maupun rawat inap di sejumlah fasilitas kesehatan. 

    Rinciannya, sebanyak 15 orang rawat jalan, 4 orang di Rumah Sakit Aisyiyah Ponorogo, dan 3 orang lainnya di Puskesmas Bungkal.

    Dua kasus keracunan massal di Ponorogo tersebut rupanya diduga disebabkan oleh makanan yang berasal dari katering yang sama.

    “Pemilik kateringnya sama. Hanya saja objeknya berbeda. Satu hidangan berbuka puasa, satunya selamatan,” kata Andin.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Pengakuan Pemilik Katering pada Polisi dalam Kasus Keracunan Massal di Ponorogo, Tak Merubah Apapun

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum)

  • Pemilik Katering dan Puluhan Saksi Diperiksa terkait Keracunan Massal di Ponorogo – Halaman all

    Pemilik Katering dan Puluhan Saksi Diperiksa terkait Keracunan Massal di Ponorogo – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polisi periksa puluhan saksi terkait kasus keracunan massal yang dialami lebih dari 60 warga di dua desa di Ponorogo, Jawa Timur.

    Diketahui, keracunan terjadi di dua desa, yakni Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo, dengan korban 46 orang yang satu di antaranya meninggal dunia.

    Lalu, 22 santri dan pengasuh pondok pesantren di Desa Belang, Kecamatan Bungkal.

    Kini, pihak kepolisian melakukan pemeriksaan terhadap 41 saksi, termasuk pemilik katering.

    “41 saksi kami periksa termasuk pemilik katering,”

    “Karena penyedia katering sate gulai di dua tempat yang mengalami keracunan, sama,” ungkap Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo, Senin (3/2/2025).

    Mengutip TribunJatim.com, Andin menuturkan, pihaknya masih mendalami kasus ini.

    “Mulai dari korban yang keracunan, hingga pihak katering, semua diminta keterangan,” kata AKBP Andin.

    Sampel makanan juga telah diambil dan diperiksa di laboratorium.

    “Sampel makanan, sudah ambil, dites kan di laboratorium kesehatan, tinggal menunggu hasil. Kira-kira apa yang menjadi penyebab keracunan tersebut,” katanya.

    Dari Katering yang Sama

    Diwartakan sebelumnya, puluhan warga Ponorogo tersebut keracunan usai menyantap makanan dari katering yang sama.

    Dua tempat tersebut menyantap makanan yang sama, yakni sate dan gulai kambing.

    Demikian yang disampaikan Kasat Reskrim Polres Ponorogo, AKP Rudy Hidajanto.

    “Sama-sama sate gulai kambing. Berasal dari katering yang sama,” ujarnya, dikutip dari TribunJatim.com.

    Ia menuturkan, pihak kepolisian tengah melakukan pemeriksaan di dua tempat yang alami keracunan tersebut.

    “Kami lakukan pengecekan juga yang di Desa Belang. Mereka menyantap makanan dari katering yang sama,” terang mantan Kasatreskrim Polres Magetan ini.

    Sampel makanan juga sudah diambil untuk diperiksa di laboratorium.

    “Sudah, langsung kita ambil sampel makanannya, jadi ada dua sampel, satu di Bondrang, satu di Belang,” lanjut AKP Rudy.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Usut Keracunan Massal di Ponorogo, Polisi Periksa Pemilik Katering dan Puluhan Saksi

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJatim.com, Pramita Kusumaningrum)

  • Banjir Kiriman Rendam 800 Rumah, Jalan Pantura Mlandingan Situbondo Sempat Macet
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        3 Februari 2025

    Banjir Kiriman Rendam 800 Rumah, Jalan Pantura Mlandingan Situbondo Sempat Macet Surabaya 3 Februari 2025

    Banjir Kiriman Rendam 800 Rumah, Jalan Pantura Mlandingan Situbondo Sempat Macet
    Tim Redaksi
    SITUBONDO, KOMPAS.com
    – Banjir melanda Kecamatan Mlandingan, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur, setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut pada Senin (3/2/2025).
    Kalaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Situbondo, Sruwi Hartanto, menjelaskan bahwa hujan deras menyebabkan banjir di beberapa desa, termasuk Desa Mlandingan Kulon dan Desa Sumberpinang.
    Sebelumnya, dua bronjong penahan air di sempadan sungai di Dusun Krajan Desa Mlandingan terbawa arus, yang mengakibatkan luapan air dan masuk ke rumah warga.
    “Untuk sekarang masih penanganan,” ujar Sruwi Hartanto.
    Data sementara menunjukkan bahwa di Dusun Meranggi, Dusun Krajan, dan Dusun Pesisir di Desa Mlandingan Kulon, masing-masing terdapat 200 rumah yang terendam.
    Sementara itu, di Dusun Merakan Timur, Desa Sumberpinang, tercatat 100
    rumah terendam
    banjir.
    Ketinggian air di dalam rumah berkisar antara 100 hingga 200 centimeter, sedangkan di jalan raya mencapai 150 hingga 200 centimeter.
    Sruwi menambahkan bahwa banjir tidak hanya menggenangi rumah warga, tetapi juga menghanyutkan hewan ternak seperti sapi, kambing, dan ayam.
    Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai korban jiwa atau luka akibat kejadian ini.
    “Banjir menggenangi lahan pertanian dan ternak warga hanyut,” tambahnya.
    Farid (37), seorang warga Desa Mlandingan, melaporkan bahwa banjir mulai terjadi sekitar pukul 19.30 WIB dan hampir semua wilayah di Kecamatan Mlandingan terdampak.
    “Untuk Jalan Pantura terdampak banjir, namun tidak tinggi sekitar sebetis,” ungkapnya.
    Pada pukul 22.00 WIB, banjir masih berlanjut, bahkan sebuah mobil terseret arus akibat derasnya air yang meluber ke Jalan Pantura Situbondo.
    Namun, pada pukul 23.00 WIB, banjir mulai surut dan arus lalu lintas kembali normal.
    “Ada mobil yang sampai terseret banjir namun belum diketahui ada korban atau tidak,” tutup Farid.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.