Hewan: Kambing

  • Dogdog Lojor, Alat Musik Tradisional Khas Banten

    Dogdog Lojor, Alat Musik Tradisional Khas Banten

    Liputan6.com, Banten – Dogdog lojor adalah alat musik tradisional yang berasal dari Banten Selatan. Alat musik ini dimainkan dengan cara ditabuh.

    Mengutip dari indonesiakaya.com, nama dogdog lojor merujuk pada bunyi alat musik ini saat ditabuh, yakni ‘dog dog dog’. Adapun nama lojor yang berarti panjang merujuk pada bentuk dan ukuran alat musik ini yang memiliki panjang hampir satu meter.

    Dodog lojor merupakan alat musik yang dibuat dari kayu dengan bentuk silinder memanjang. Pada bagian tengah dibuat berongga dengan salah satu sisinya ditutup menggunakan membran yang terbuat dari kulit kambing.

    Membran tersebut direnggangkan dengan cara diikat menggunakan tali yang terbuat dari kulit bambu. Tingkat kerenggangan membran atau kulit kambing inilah yang menentukan bunyi yang dihasilkan dogdog lojor.

    Konon, dogdog lojor berkembang pertama kali di Kabupaten Lebak yang berada di sisi selatan Banten. Alat musik ini menjadi salah satu pengiring beberapa ritual adat masyarakat, seperti seren taun atau ruwatan.

    Alat musik ini umumnya dimainkan oleh sejumlah pemain secara riang gembira. Hal itu sebagai wujud rasa syukur akan hasil panen yang melimpah.

    Dogdog lojor pun berkembang menjadi sebuah prosesi adat yang disebut ngadu dogdog. Dalam prosesi ini, dua kelompok pemain dogdog lojor dan angklung saling berhadapan dan adu ketangkasan.

    Masing-masing berupaya untuk memukul dogdog milik lawannya. Adu ketangkasan ini dikemas dengan gaya jenaka, sehingga menjadi hiburan bagi masyarakat setempat.

    Hingga kini, dogdog lojor masih digunakan untuk mengiringi tarian dalam upacara adat dan ritual-ritual khusus suku Baduy maupun suku pedalaman di wilayah Lebak Selatan. Alat musik ini juga kerap dimainkan untuk merayakan ritual adat seren taun.

    Penulis: Resla

  • Banjir di Tulang Bawang Lampung Rendam Jalan Lintas Sumatera dan Puluhan Rumah Warga

    Banjir di Tulang Bawang Lampung Rendam Jalan Lintas Sumatera dan Puluhan Rumah Warga

    Tulang Bawang, Beritasatu.com – Hujan deras yang melanda Kabupaten Tulang Bawang, Lampung, menyebabkan puluhan rumah warga serta jalan lintas Sumatera (jalinsum) ruas Kampung Astra Kestra, Menggala, terendam banjir. 
    Sejumlah kendaraan warga mengalami mati mesin akibat menerobos banjir dan harus didorong oleh petugas kepolisian.

    Hujan yang terjadi pada Sabtu (1/3/2025) dini hari, mengakibatkan Sungai Way Kali Miring meluap, sehingga merendam jalinsum di ruas Kampung Astra Kestra, Kecamatan Menggala.

    Ketinggian air yang mencapai 40 hingga 60 sentimeter membuat kendaraan yang melintas harus memperlambat kecepatan.

    Belasan petugas kepolisian dari Polres Tulang Bawang dikerahkan ke lokasi banjir untuk mengatur lalu lintas. Sejumlah mobil dan sepeda motor mengalami mogok akibat mati mesin setelah menerobos jalan yang terendam air.

    Polisi membantu mendorong kendaraan yang mogok ke lokasi aman agar tidak menghambat arus lalu lintas dari arah Bandar Lampung maupun sebaliknya.

    Banjir tidak hanya merendam jalinsum yang menghubungkan Provinsi Lampung dengan provinsi lain di Pulau Sumatera, tetapi juga menyebabkan puluhan rumah warga tergenang.

    Warga Kampung Astra Kestra Sarpudi (48) mengatakan, banjir di Tulang Bawang, Lampung ini terjadi akibat meluapnya Sungai Way Kali Miring saat warga akan melaksanakan sahur sekitar pukul 03.30 WIB.

    “Iya, akibat Sungai Way Kali Miring meluap saat warga akan sahur,” kata Sarpudi saat ditemui di lokasi banjir, Sabtu siang (1/3/2025).

    Ia membenarkan bahwa selain merendam jalinsum, banjir juga menggenangi rumahnya, rumah warga lainnya, serta kandang hewan peliharaan.

    “Betul, selain jalan, rumah saya dan rumah warga juga terendam banjir. Itu kandang kambing saya juga ikut terendam,” ujar Sarpudi sembari menunjuk ke arah kandangnya.

    Polisi mengimbau pengendara untuk berhati-hati dan mengurangi kecepatan saat melintas di Jalinsum ruas Kampung Astra Kestra, Menggala, karena arus banjir cukup deras.

    Kepala Unit (Kanit) Patroli Polres Tulang Bawang Aiptu Yudi mengatakan,  meskipun banjir mencapai ketinggian 40 hingga 60 sentimeter, kendaraan masih dapat melintas dengan pengawasan petugas kepolisian.

    “Arus lalu lintas masih dapat dilalui kendaraan, tetapi harus tetap dijaga oleh petugas karena arus banjir tergolong deras,” kata Aiptu Yudi di lokasi banjir.

    Sungai Way Kali Miring meluap akibat tingginya debit air yang tidak mampu ditampung, sehingga menggenangi pemukiman warga dan Jalinsum. Hingga Sabtu (1/3/2025 petang, jalinsum dan puluhan rumah warga di Kampung Astra Kestra masih terendam banjir. Warga tetap bertahan di rumah mereka sambil menunggu debit air surut akibat banjir di Tulang Bawang, Lampung.
     

  • Islam dan Budaya: Menyambut Bulan Ramadan dengan Tradisi Meugang dan Megengan

    Islam dan Budaya: Menyambut Bulan Ramadan dengan Tradisi Meugang dan Megengan

    Ramadan bukan hanya tentang aspek fisik, tetapi juga merupakan kesempatan untuk membersihkan hati, memperdalam spiritualitas, dan mempererat hubungan sosial. Dalam momen yang penuh ampunan ini, umat Islam berusaha meraih pahala sebanyak-banyaknya dan menumbuhkan rasa syukur atas segala nikmat yang diberikan oleh-Nya. 

    Hal ini tertuang pada Q.S.al-Baqarah [2]:183.

    يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

    Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Q.S.al-Baqarah:183).

    Menurut Abdullah bin Mas’ud, apabila suatu ayat telah dimulai dengan panggilan kepada orang yang percaya, sebelum sampai hingga akhirnya kita sudah tahu bahwa ayat ini mengandung perihal yang penting atau larangan yang berat. Oleh karena itu, ayat ini menegaskan bahwa puasa di bulan Ramadan merupakan suatu hal yang wajib.

    Bahkan Nabi SAW memiliki cara tersendiri dalam menyambut bulan suci Ramadan dengan memperbanyak puasa sunah di bulan Syakban. Salah satu riwayat yang masyhur diceritakan Sayyidah Aisyah radliyallahu ‘anha, bahwa Nabi SAW mengisi bulan Syakban dengan memperbanyak berpuasa.

    .ْمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ
    . َ أَخْرَجَه ُ الْبُخَارِي ُّ وَمُسْلِم

    Tidaklah aku melihat Rasulullah SAW berpuasa sebulan penuh kecuali Ramadan dan aku tidak melihat beliau berpuasa sebanyak pada bulan Syakban. (H.R. al-Bukhari dan Muslim).

    Hadis di atas setidaknya memunculkan nilai-nilai yang baik dalam menyambut bulan suci Ramadan. Uniknya terdapat tradisi tersendiri di kalangan masyarakat dalam menyambut bulan suci Ramadan dengan mengakulturasikannya pada budaya. Tradisi meugang di Aceh dan megengan di Jawa adalah dua contoh ritual budaya yang mendalam dan sangat dihargai oleh masyarakat setempat, terutama dalam konteks menyambut bulan Ramadan, Idulfitri, dan Iduladha. 

    Kedua tradisi ini menggabungkan dimensi sosial, budaya, dan keagamaan yang saling berkaitan, menciptakan sebuah kesempatan untuk mempererat hubungan sosial, menunjukkan rasa syukur, dan mempersiapkan diri secara spiritual untuk menjalani ibadah puasa.

    Tradisi Meugang di Aceh

    Meugang merupakan tradisi yang dilaksanakan pada tiga waktu utama, menjelang Ramadan, Idulfitri, dan Iduladha. Pada hari-hari tersebut, masyarakat Aceh melakukan pemotongan hewan seperti sapi atau kambing yang dibeli secara kolektif. Setelah penyembelihan dilakukan sesuai dengan prosedur syar’i, daging hewan tersebut dibagikan kepada keluarga, tetangga, dan masyarakat sekitar. 

    Pembagian daging ini memiliki makna simbolis berupa rasa kebersamaan dan berbagi, terutama kepada mereka yang kurang mampu, yang menjadikan meugang sebagai bentuk solidaritas sosial yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Aceh.

    Terdapat empat model yang dipraktikkan masyarakat Aceh dalam menyediakan daging untuk meugang. Pertama, acara meuripee, di mana masyarakat mengumpulkan uang untuk membeli hewan sembelihan yang kemudian dibagikan sesuai kontribusi peserta. Kedua, membeli daging pada agen yang akan menyembelih hewan pada hari meugang, dengan daging dibagikan dalam bentuk tumpok (campuran daging, tulang, dan kulit). 

    Ketiga, membeli daging di pasar, di mana pedagang daging menjualnya dengan harga yang lebih tinggi, dan berbagai kalangan membelinya sesuai status sosial mereka. Keempat, beberapa masyarakat memilih menyembelih ayam atau bebek yang dipelihara sendiri, biasanya oleh mereka yang kurang mampu, sebagai alternatif untuk merayakan meugang.

    Tradisi Megengan di Jawa

    Sama halnya dengan meugang, tradisi megengan dilakukan beberapa hari sebelum Ramadan, biasanya melalui acara makan besar bersama keluarga besar atau tetangga, dengan hidangan khas seperti nasi, lauk-pauk, dan hidangan tradisional lainnya. Selain makan bersama, tradisi ini juga mencakup kegiatan bersih-bersih rumah dan desa, serta menghias rumah dengan ornamen khas. 

    Dimensi sosial dari megengan terletak pada kebersamaan yang tercipta antara anggota keluarga dan masyarakat sekitar. Acara makan bersama menjadi ajang untuk mempererat hubungan sosial antar individu dan memperkuat rasa kebersamaan dalam komunitas.  Selain itu, megengan juga melibatkan pembagian makanan kepada tetangga atau mereka yang kurang mampu, menunjukkan solidaritas sosial yang kuat di kalangan masyarakat Jawa.

    Secara keagamaan, megengan memiliki makna sebagai bentuk rasa syukur dan kesiapan untuk menjalankan ibadah puasa. Makanan yang disajikan dalam acara megengan tidak hanya berfungsi sebagai hidangan fisik, tetapi juga sebagai simbol persiapan batin untuk menahan nafsu dan menjalankan ibadah puasa dengan penuh kesabaran. 

    Dalam banyak kasus, acara megengan juga disertai dengan doa bersama sebagai bentuk harapan agar bulan Ramadan dapat dijalani dengan baik dan penuh berkah.

    Kesamaan antara Meugang dan Megengan

    Titik temu meugang dan megengan terletak pada dimensi sosial dan keagamaan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Aceh dan Jawa. Kedua tradisi ini berfungsi sebagai sarana untuk mempererat hubungan sosial antar individu dalam komunitas, sambil menunjukkan rasa syukur dan berbagi kebahagiaan. Keduanya juga mengandung makna spiritual yang mendalam, yang mengingatkan umat Islam akan pentingnya berpuasa dan menahan diri. 

    Baik meugang maupun megengan mengajarkan nilai-nilai kebersamaan, solidaritas, dan ketaatan kepada Allah Swt, serta mempersiapkan umat Islam untuk menjalani ibadah puasa dengan penuh kesabaran dan pengendalian diri. Selain itu, kedua tradisi ini juga memberikan dampak positif pada sector ekonomi, dengan mendorong perputaran ekonomi lokal, terutama bagi pedagang dan peternak.

    Dengan demikian, baik meugang maupun megengan tidak hanya berfungsi sebagai tradisi budaya, tetapi juga sebagai manifestasi dari ajaran Islam yang mengajarkan kebersamaan, rasa syukur, dan persiapan spiritual dalam menjalankan ibadah puasa. 

    *Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI)

  • Gulai Kambing, Takjil Hari Pertama Ramadhan 2025 di Masjid Gedhe Kauman

    Gulai Kambing, Takjil Hari Pertama Ramadhan 2025 di Masjid Gedhe Kauman

    Jakarta, Beritasatu.com – Masjid Gedhe Kauman siap menggelar salat tarawih perdana Ramadhan atau Ramadan 2025 yang akan digelar pada Jumat (28/2/2025) malam. Tidak hanya itu, pihak masjid juga sudah menyediakan takjil atau menu berbuka puasa, yaitu gulai kambing.

    Ketua Takmir Masjid Gedhe Kauman Azman Latif mengatakan, salah satu tradisi khas yang terus dilestarikan di Masjid Gedhe Kauman selama Ramadhan adalah takjil gulai kambing yang disediakan setiap Kamis. Namun, pada tahun ini, gulai kambing akan menjadi menu buka puasa pada hari pertama Ramadhan 2025.

    “Biasanya di sini sudah dikenal kalau Kamis pasti ada gulai kambing. Tahun ini tetap kita selenggarakan. Bahkan tidak hanya Kamis, besok (Sabtu, 29 Februari) sore hari pertama buka puasa Ramadhan juga ada,” ungkapnya.

    Azman menambahkan, pada pertengahan Ramadhan, pihak masjid juga akan mengadakan donor darah massal. “Suguhannya gulai kambing untuk menambah semangat jemaah,” ucapnya.

    Masjid Gedhe Kauman Bersiap

    Sebelumnya, Azman menuturkan, pihaknya telah menyiapkan sarana dan prasarana untuk kenyamanan jemaah menjelang salat tarawih perdana Ramadhan 2025 pada Jumat malam.

    “Kami sudah mempersiapkan masjid ini sejak lama, termasuk membersihkan karpet, ruangan, serta menyiapkan imam, penceramah subuh, takjil, hingga kegiatan menjelang salat tarawih,” ujarnya.

    Sesuai dengan metode hisab hakiki wujudul hilal, Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadhan 1446 H jatuh pada Sabtu (1/3/2025), lebih awal dibandingkan keputusan pemerintah yang masih menunggu sidang isbat.

    Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah mengumumkan awal Ramadhan 1446 H ditetapkan berdasarkan hisab hakiki wujudul hilal, metode yang menjadi pedoman organisasi ini dalam menentukan awal bulan hijriah.

    Pemerintah Masih Menunggu Sidang Isbat

    Sementara itu, pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) masih menunggu hasil sidang isbat yang digelar hari ini, Jumat (28/2/2025), untuk menentukan awal Ramadhan 2025 berdasarkan rukyatul hilal (pengamatan bulan).

    Meski terdapat perbedaan dalam penetapan awal Ramadhan 2025, hal ini sudah menjadi hal yang lumrah di Indonesia dan selalu dijalani dengan toleransi antarumat Islam.

  • Pemkab Mahulu siapkan pertanian organik wujudkan kemandirian pangan

    Pemkab Mahulu siapkan pertanian organik wujudkan kemandirian pangan

    Ujoh Bilang, Kaltim (ANTARA) – Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu (Pemkab Mahulu), Kalimantan Timur, siap mengembangkan pertanian berbasis organik untuk mewujudkan kemandirian pangan, agar daerah yang berbatasan dengan Malaysia bagian timur ini tidak lagi tergantung pangan dari daerah lain.

    “Kami sedang merancang model pertanian berkelanjutan berbasis organik, salah satu langkah konkretnya adalah menjalin kerja sama dengan Pusat Kajian Pertanian Organik Terpadu di Kabupaten Malang,” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Mahulu Stephanus Madang di Ujoh Bilang, Kaltim, Kamis.

    Ia menjelaskan bahwa sistem pertanian organik yang disiapkan tidak hanya berfokus pada produksi tanaman, tetapi juga melibatkan peternakan sebagai pendukung utama pembuatan pupuk kompos, di samping bahan organik lain sebagai penopang.

    Kotoran ternak, baik sapi, kambing, maupun ayam, lanjutnya, dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik, termasuk daun dan kayu lapuk, sehingga hal ini akan menciptakan siklus alami yang saling menguntungkan dalam ekosistem pertanian.

    Di sisi lain, Pemkab Mahulu berencana membangun laboratorium pertanian di ibu kota kabupaten, yakni di Ujoh Bilang, sebagai pusat edukasi bagi petani yang fungsinya untuk mendukung percepatan pengalihan pertanian dari yang terbiasa menggunakan bahan kimia, diubah ke organik.

    “Di laboratorium tersebut, petani akan diberikan pendampingan teknis, mulai dari cara bersawah yang benar hingga pembuatan pupuk organik dari bahan-bahan lokal, seperti sekam padi, serbuk gergaji, cacing, pohon pisang, dan lainnya,” kata Madang

    Ke depan, katanya lagi, pihaknya tidak ingin petani bergantung pada pupuk kimia karena penggunaan bahan kimia bisa menurunkan kesuburan tanah, sehingga pihaknya ingin petani mendapat pengetahuan alternatif yang lebih ramah lingkungan dan mudah diakses oleh petani setempat.

    Sebagai langkah awal, beberapa kelompok tani di Kampung Ujoh Bilang pun telah mulai mengadopsi sistem pengolahan sawah yang lebih efisien, sehingga model ini ke depan akan dikembangkan secara bertahap di wilayah lain guna mendukung swasembada pangan.

    “Inisiatif ini bertujuan memperkuat ketahanan pangan daerah melalui pengembangan pertanian terpadu berbasis organik. Kami ingin memastikan petani mandiri, terutama dalam pengelolaan sawah lahan basah,” kata Madang.

    Pewarta: M.Ghofar
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

  • Perusahaan Wajibkan Karyawan Nikah Jika Tidak akan Dipecat, Langsung Batal setelah Panen Hujatan

    Perusahaan Wajibkan Karyawan Nikah Jika Tidak akan Dipecat, Langsung Batal setelah Panen Hujatan

    TRIBUNJATIM.COM – Para karyawan terancam dipecat karena masih lajang.

    Pasalnya, perusahaan tempat mereka bekerja menjadikan pernikahan sebagai syarat.

    Perusahaan di China itu mengeluarkan kebijakan yang mengancam akan memecat karyawan lajang jika mereka tidak menikah sebelum akhir September.

    Perusahaan itu bernama Shuntian Chemical Group, yang berbasis di Provinsi Shandong dan memiliki lebih dari 1.200 karyawan.

    Mereka memperkenalkan aturan ini pada Januari dengan tujuan meningkatkan tingkat pernikahan di lingkungan kerja mereka.

    Kebijakan tersebut mewajibkan pekerja yang berusia antara 28 hingga 58 tahun yang saat ini masih lajang atau duda maupun janda untuk menikah sebelum September tahun ini.

    Jika masih lajang hingga Juni, perusahaan akan melakukan evaluasi terhadap mereka.

    Apabila tidak juga menikah sampai September, mereka akan diberhentikan.  

    Selain itu, perusahaan juga mengedepankan nilai-nilai tradisional Tiongkok seperti kesetiaan dan bakti.

    Dalam pernyataan resminya, perusahaan menegaskan bahwa mengabaikan seruan pemerintah untuk meningkatkan angka pernikahan dianggap sebagai tindakan tidak loyal, tidak mendengarkan orang tua sebagai sikap tidak berbakti, membiarkan diri tetap lajang dianggap tidak baik hati, dan kurangnya kepedulian terhadap rekan kerja dinilai tidak adil, melansir dari TribunTrends.

    Didirikan pada tahun 2001, Shuntian Chemical Group termasuk dalam daftar 50 perusahaan teratas di Kota Linyi.

    Namun, setelah dilakukan inspeksi oleh otoritas ketenagakerjaan setempat pada 13 Februari, perusahaan menarik kebijakan tersebut dalam waktu kurang dari satu hari.

    Tidak ada karyawan yang diberhentikan akibat status perkawinannya.  

    Kebijakan ini menuai banyak kritik, terutama dari warganet.

    Beberapa menyebut perusahaan tersebut seharusnya lebih fokus pada bisnisnya daripada mengatur kehidupan pribadi pegawai.

    Ada pula yang menyarankan agar karyawan yang dipecat menuntut kompensasi melalui arbitrase, sementara yang lain mempertanyakan apakah perusahaan nantinya juga akan menghukum pasangan yang menikah tetapi tidak memiliki anak.

    Seorang pejabat pemerintah menegaskan bahwa kebijakan perusahaan ini melanggar Undang-Undang Ketenagakerjaan serta Undang-Undang Kontrak Tenaga Kerja di China.

    Sementara itu, Profesor Yan Tian dari Fakultas Hukum Universitas Peking menyatakan bahwa kebijakan ini bertentangan dengan kebebasan individu dalam memilih pasangan hidup, sehingga dianggap tidak konstitusional.  

    Di bawah hukum ketenagakerjaan China, perusahaan seharusnya tidak boleh menanyakan rencana pernikahan atau kelahiran kepada calon karyawan. Namun, dalam praktiknya, aturan ini sering diabaikan. 

    Secara lebih luas, angka pernikahan di China mengalami penurunan, dengan hanya 6,1 juta pernikahan tercatat tahun lalu, turun 20,5 persen dibandingkan 7,68 juta pernikahan pada tahun sebelumnya.

    Sementara itu di Indonesia, seorang wanita apes beli tiket pesawat dari karyawan travel yang sudah resign.

    Wanita berinisial AS itu pun rugi Rp 77 juta karena ulah karyawan agen travel tersebut.

    AS diketahui membeli tiket pesawat dari pelaku berinisial DDK.

    AS memesan tiket perjalanan dinas ke Batam pada 7 Februari 2025 melalui DDK.

    Di mana yang dikenal sebagai karyawan di perusahaan jasa perjalanan dan pariwisata.

    Kabid Humas Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi menjelaskan, pelaku diminta mentransfer uang untuk pemesanan.

    “Pelaku meminta pelapor mentransfer pada 11 Januari 2025 ke rekening pelaku sebesar Rp 9,4 juta,” ucap Ade Ary, Selasa (21/1/2025), melansir dari Kompas.com.

    Namun, kata Ade, keesokan harinya DDK kembali meminta AS untuk mentransfer uang senilai Rp 16 juta.

    Kemudian, pada 17 Januari 2025, AS juga mentransfer sebesar Rp 51,9 juta.

    “Setelah pengiriman uang ini, pelaku tak kunjung ada kabar,” ujar Ade Ary.

    Ketika AS mendatangi kantor DDK untuk menanyakan perihal tiket, dia mendapati bahwa pelaku sudah resign.

    Akibat kejadian ini, AS mengalami kerugian total mencapai Rp 77,8 juta.

    AS pun melaporkan kasus ini ke Kepolisian Sektor (Polsek) Metro Tanah Abang untuk penyelidikan lebih lanjut.

    Sebelumnya, warga di Kabupaten Gresik tertipu oleh salah satu koperasi simpan pinjam swasta. Mereka tergiur bunga tinggi.

    Korbannya mencapai puluhan, di Desa Lowayu, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik. 

    Diketahui para korban selain tergiur bunga tinggi, mereka juga kepincut sejumlah hadiah. Seperti lemari es, magic com, televisi, bahkan kambing, dan lain sebagainya.

    Bukan hadiah yang didapat, para korban yang berjumlah 29 orang justru tidak bisa menarik dana deposito dan tabungan yang dijanjikan pihak koperasi. 

    Total kerugian yang mereka alami diperkirakan mencapai miliaran rupiah.

    Kuasa hukum para korban, M. Bonang Khalimudin mengungkapkan bahwa kasus ini bermula saat para korban ditawari seorang oknum karyawan koperasi berinisial TY untuk menyimpan uang dengan janji bunga 0,3 persen per bulan dan beragam hadiah.

    Mendengar iming-iming tersebut, mayoritas korban kemudian menempatkan uangnya, mulai dari Rp 10 juta sampai Rp110 juta per orang melalui skema deposito dan tabungan.

    Namun ketika jatuh tempo, uang tersebut justru tidak dapat dicairkan. 

    Pihak koperasi memberikan berbagai alasan, seperti dana yang telah digunakan untuk kepentingan internal dan lain-lain.

    “Jadi total kerugian yang dialami oleh para korban mencapai miliaran rupiah, belum yang di luar sana. Ini bukan angka kecil, terutama bagi masyarakat yang menaruh kepercayaan penuh pada koperasi ini,” ujar Bonang.

    Dikatakannya, upaya mediasi oleh pemerintah desa dan pihak terkait sudah dilakukan namun tidak menghasilkan solusi. Para korban pun akhirnya melapor ke Polres Gresik untuk meminta keadilan.

    “Para korban tergiur janji bunga yang tinggi, tetapi dana mereka disalahgunakan oleh pihak koperasi,” tukasnya.

    Menurut bonang, kasus ini menunjukkan indikasi penipuan terencana. 

    Sebab itu dia meminta agar pihak kepolisian mengusut tuntas kasus ini. Sebab sangat merugikan masyarakat. 

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Terima Ribuan Vaksin PMK, Disnakkan Bondowoso Sasar Sapi, Domba, dan Kambing

    Terima Ribuan Vaksin PMK, Disnakkan Bondowoso Sasar Sapi, Domba, dan Kambing

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sinca Ari Pangistu

    TRIBUNJATIM.COM, BONDOWOSO – Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Bondowoso kembali menerima vaksin PMK atau penyakit mulut dan kuku (PMK).

    Jumlahnya mancapai 18.000 dosis. Jika ditotal dengan tahap pertama, maka total mencapai 21 ribuan dosis yang sudah diterima Bondowoso. Baik dari Pemprov atau pun Pemerintah pusat.

    Untuk diketahui pada tahap pertama sekitar Januari 2025 kemarin, telah diterima 3.525 dosis. Dan sudah disuntikkan pada hewan ternak sapi.

    Menurut Kabid Keswan Kesmavet dan P2HP pada Disnakkan Bondowoso, drh. Cendy Herdiawan, pihaknya hanya menerima bantuan vaksin saja. Tak ada bantuan alat suntiknya.

    Kendati, informasinya dari APBD kabupaten Bondowoso akan ada alokasi untuk pengadaan alat suntik. Namun, masih menyusul.

    “Alhamdulillahnya, masih ada alat suntik yang kemarin,” jelasnya dikonfirmasi TribunJatim.com pada Selasa (25/2/2025).

    Ia menerangkan, belasan ribu dosis vaksin ini selanjutnya disuntikkan pada sapi, domba dan kambing. Baik sebagai vaksin booster, vaksin pertama, atau pun vaksin ke dua.

    Disinggung  perihal menyasar kambing dan domba juga, kata Cendy, karena kasus PMK pada sapi sudah melandai se Indonesia. Sehingga, sudah diperbolehkan juga vaksin dilakukan pada domba dan kambing.

    Sementara di lain sisi, vaksin kambing atau domba sudah memasuki enam bulan vaksin pertama. Perlu, dilakukan vaksin booster lagi.

    Lebih-lebih dalam sebulan ini PMK mulai menyasar kambing. Bahkan, sudah ada 4 kasus kendati tak ada yang mati atau pun kondisinya parah.

    “Ada kasus, tapi tak sampai lima ekor kok. Dan sudah sembuh, sudah kapan hari itu,” ungkapnya.

    Ia menegaskan, kambing yang terpapar PMK tak separah sapi. Kendati begitu, pihaknya tetap menyuntikkan vaksin PMK pada kambing dan domba sebagai upaya antisipasi.

    Sementara untuk kasus PMK sapi, di Bondowoso tercatat hingga saat ini menurun signifikan dari 200 lebih kasus. Sekarang yang masih sakit sekitar 50an ekor. Terlebih, pasca ada penyuntikan vaksin.

    Untuk kasus sapi mati, masih tetap seperti data sebelumnya yakni 4 ekor sapi mati.

    “Tak ada tambahan jumlah kasus mati karena PMK,” urainya.

    Menurutnya, vaksin yang diterima ini masih kurang dari kebutuhan. Karena, jika merunut pada kebutuhan satu tahun lalu, mencapai 70 ribu dosis.

    Namun begitu, pihaknya mendengar infonya akan ada dropping vaksin lagi. 

    “Cuma kita belum tahu, kapan dan jumlahnya berapa,” pungkasnya.

  • Siapa Memimpin Masyarakat Adat Bonokeling yang Tak Mengenal Ketua Adat?

    Siapa Memimpin Masyarakat Adat Bonokeling yang Tak Mengenal Ketua Adat?

    Liputan6.com, Semarang – Tradisi Perlon Unggahan yang berlangsung di Bonokeling, desa Pekuncen kecamatan Jatilawang kabupaten Banyumas, Jumat (21-2/2025) adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat adat Bonokeling yang dilaksanakan secara turun-temurun. 

    Ritual ini diawali dengan perjalanan panjang yang melibatkan warga dari berbagai desa, yang berjalan kaki tanpa alas kaki di tengah terik matahari dan aspal yang menyengat dari tempat asal masing-masing untuk mengikuti prosesi perlon unggahan di desa Pekuncen kecamatan Jatilawang kabupaten Banyumas.

    Sudarno, salah satu anak keturunan Bonokeling menjelaskan bahwa warga Bonokeling memulai ritual dengan jalan kaki dari berbagai desa di sekitar Bonokeling, seperti Adiraja, Daun Lumbung, Kalikudi, Kepungla, Jipara, Gubugan, Banjarwaru, hingga Kroya di satu sisi.

    Di sisi lainnya, ada Sawangan, Semampir Karangpucung, dan berbagai desa lainnya di Banyumas, antara lain Tinggarwangi, Adisara, Pekuncen, Kedungringin, Gunung Wetan, hingga Kali Plang. 

    “Sebenarnya warga masyarakat adat Bonokeling ini tidak hanya terkonsentrasi di Banyumas saja. Tapi juga di Kabupaten lain yang cukup jauh,” kata Sudarno.

    Setiap peserta ritual jalan kaki harus mematuhi syarat tertentu, seperti antri, tidak mengobrol, dan tidak boleh mendahului peserta lainnya. Bagi perempuan, harus dalam keadaan yang sesuai dengan ketentuan adat, misalnya dalam kondisi suci.

    “Selama berjalan kaki ini, kami membawa bekal bahan makanan untuk acara selamatan di Pekuncen,” katanya.

    Bekal ini kemudian diserahkan di perbatasan Desa Pekuncen Bonokeling, tepatnya di perbatasan yang dikenal sebagai tempat penyerahan bekal. Setelah itu, bekal bahan mentah yang dibawa oleh para peserta akan dikumpulkan di setiap bedogol dan dimasak bersama oleh warga, yang nantinya akan dipersembahkan dalam acara utama, yaitu Babaran (doa bersama yang mengakhiri rangkaian acara).

    Pada pagi hari, usai salat subuh dilakukan ritual penyembelihan hewan kurban, kambing, sapi, dan ayam. Hewan-hewan tersebut dimasak secara gotong-royong oleh kaum laki-laki.

    “Setelah penyembelihan dan pembersihan hewan selesai, anggota keluarga laki-laki kemudian membersihkan makam, termasuk pengecatan dan perbaikan area makam, sebagai persiapan untuk acara pisowanan,” tambah Sudarno.

    Sementara itu, kaum perempuan bersiap untuk mengganti pakaian dan bersiap menuju juru kunci serta bedogol, sebagai persiapan untuk melakukan ziarah ke makam Kiai Bonokeling dan keluarga. Kaum laki-laki, sementara itu, masih berada di sekitar makam untuk menyelesaikan pembersihan.

    Acara pisowanan dimulai dengan kaum perempuan, yang dipimpin oleh Nyai Siwen, keturunan langsung Bonokeling. Setelah selesai, kaum laki-laki mengikuti prosesi yang dipimpin oleh juru kunci dan lima bedogol. Ziarah ini harus dilakukan secara bergiliran, satu per satu, dengan setiap individu menyampaikan doa dan permohonan kepada Tuhan dan mendoakan Kiai Bonokeling.

    Proses ini bisa berlangsung hingga menjelang matahari terbenam, bahkan pernah mencapai hingga pukul 22.00 WIB, akibat banyaknya peserta yang hadir. Acara ritual ini ditutup dengan Babaran, sebuah doa keselamatan bersama.

    Dalam Babaran, setiap peserta memohon agar keluarga Bonokeling mendapat berkah dan restu dari leluhur. Pada akhir acara, setiap peserta akan mendapatkan berkat berupa bungkusan yang dapat dibawa pulang sebagai simbol keberkahan dan keselamatan.

     

    Belajar Toleransi Beragama di Desa Kalikudi Cilacap

  • Ramadan 2025, Aston Inn Pandanaran Semarang Hadirkan Paket Buka Puasa Bertema Nostalgic Ramadan

    Ramadan 2025, Aston Inn Pandanaran Semarang Hadirkan Paket Buka Puasa Bertema Nostalgic Ramadan

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG –  Menyambut bulan suci Ramadan 2025, Aston Inn Pandanaran Semarang menghadirkan paket buka puasa bertema Nostalgic Ramadan.

    Nostalgic Ramadan menyuguhkan menu-menu internasional, yang dapat dinikmati tamu mulai tanggal 5 Maret –  28 Maret 2025 di Altitude Sky Lounge, Aston Inn Pandanaran Semarang.

    General Manager Aston Inn Pandanaran Semarang, Ibnoe Ichwan Chambali memaparkan, pemilihan tema Nostalgic Ramadan tahun ini untuk menjadi sebuah kenangan indah saat menikmati hidangan buka puasa all you can eat buffet dengan menu International, Asian, dan Indonesian bersama teman maupun keluarga.

    Selain itu, juga sebagai ajang melepas rindu akan datangnya bulan suci Ramadan bagi umat muslim serta berkumpul bersama untuk berbuka puasa.

    Paket menu buka puasa all you can eat buffet Internasional, Asia dan Indonesia dihadirkan di Aston Inn Pandanaran dengan harga Rp 200.000 nett/orang.

    Beragam hidangan menu tersaji mulai dari takjil, gorengan, salad, aneka soup, shawarma (chicken & beef), tengkleng kambing dan tongseng, roasted beef, sei sapi, peking duck, bulgogi, lamian, dimsum, sushi & california rool, maincourse, Indonesian dessert, hingga ice cream.

    “Menikmati waktu menjelang buka puasa, kami menyuguhkan alunan musik hidup yang akan membawakan lagu lagu Islami setiap harinya yang akan menambah syahdu saat berbuka puasa, disertai pemandangan yang indah Kota Semarang dari rooftop di Altitude Sky Lounge lantai 12,” ungkapnya dalam keterangannya, Minggu (23/2/2025).

    Ia menambahkan, tamu juga berkesempatan memenangkan doorprize dari Modena, Al-Fath, Margaria, Era Jaya, hingga voucher kamar dari Aston Inn Pandanaran Semarang serta Sister hotel yang tergabung dalam group Archipelago.

    Selain hiburan live musik, akan dihadirkan pula hiburan berupa Live Cooking dari Modena dengan jadwal yang telah ditentukan.

    Adapun bagi tamu yang menginginkan promo, ada promo paket all you can eat Nostalgic Ramadan yaitu buy 10 get 11 (Syarat & Ketentuan berlaku).

    “Aston Inn Pandanaran Semarang  menjadikan tema Nostalgic Ramadan untuk program ramadhan tahun ini dengan beragam rangkaian kegiatan.

    Tidak hanya paket buka puasa, akan ada juga kegiatan sosial seperti donor darah sebelum Ramadan dan pada saat bulan Ramadan mengundang anak anak yatim piatu untuk berbuka puasa bersama dan menginap di hotel,” imbuhnya. (*)

  • Dedi Mulyadi Beri Kambing Jutaan ke Siswa Pencuri Pisang Demi Adik, Salut karena Jujur: Penderitaan

    Dedi Mulyadi Beri Kambing Jutaan ke Siswa Pencuri Pisang Demi Adik, Salut karena Jujur: Penderitaan

    TRIBUNJATIM.COM – Peristiwa siswa SMA pencuri pisang demi adik diarak keliling kampung ikut disorot Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

    Remaja asal Pati Jawa Tengah berinisial AAP (17) itu pun mendapat hadiah dari Kang Dedi.

    Kang Dedi rupanya salut dengan kejujuran AAP.

    AAP pun sumringah menerima hadiah yang didapatkannya.

    Lewat sambungan telepon, Dedi Mulyadi menghubungi untuk menanyainya terkait insiden pencurian tersebut.

    Dedi Mulyadi rupanya penasaran dengan alasan remaja yang masih duduk di bangku SMA itu nekat mencuri pisang milik warga.

    Sebelumnya viral di media sosial AAP diarak keliling kampung oleh warga Desa Gunungsari, Kecamatan Tlogowungu, Pati, Jawa Tengah lantaran mencuri beberapa tandan pisang.

    Gara-gara kejadian tersebut, khalayak di media sosial terenyuh dengan sosok pelaku.

    Pasalnya AAP mengaku nekat mencuri pisang karena butuh uang untuk jajan sang adik.

    “Saat itu ngambil pisang untuk apa?” tanya Dedi Mulyadi dalam postingan di akun TikTok-nya, dilansir dari TribunnewsBogor pada Minggu (23/2/2025).

    “Untuk jajan bersama adek,” akui AAP.

    Kepada Kang Demul, AAP menceritakan nasib pilunya yang ditinggal mati ibu sejak enam tahun lalu.

    AAP dan adiknya juga ditinggal menikah lagi oleh sang ayah.

    Terkait dengan rinciannya mencuri pisang, AAP jujur.

    Bahwa saat itu ia terpaksa mengambil pisang orang lain karena perutnya lapar.

    Sementara jarak tempatnya mencari rumput dari rumahnya saat itu sangat jauh yakni 1 jam jalan kaki.

    “Karena enggak punya uang pengin punya uang,” akui AAP.

    “Bukan buat makan?” tanya Dedi Mulyadi.

    “Ya buat makan, karena pengin beli jajan, perut lapar,” ujar AAP.

    Penasaran, Dedi Mulyadi pun bertanya ke AAP soal makanan di rumahnya.

    Tinggal bersama nenek dan kakek, AAP bercerita bahwa sebenarnya di rumahnya ada nasi dan lauk.

    Mendengar hal itu, Kang Dedi pun sedikit menegur AAP.

    “Emang di rumah enggak ada nasi?” tanya Dedi Mulyadi.

    “Ya ada, tapi posisi saya di luar, mau pulang jauh, orang saya niatnya ngarit mencari rumput untuk makan kambing,” ujar AAP.

    “Lauk ada?” tanya Kang Dedi lagi.

    “Ada tahu tempe,” pungkas AAP.

    “Artinya makan masih cukup. Lah kenapa nyuri?” tanya Kang Dedi.

    “Karena enggak punya uang, pengin punya uang untuk jajan ke luar,” jawab AAP.

    “Oalah ya enggak usah jajan segala kalau di rumah masih ada nasi, jangan maksain jajan, sampai ngambil punya orang,” timpal Kang Dedi.

    “Iya siap,” ujar AAP mengakui kesalahan.

    Terkait dengan profesinya selain sekolah, AAP jujur.

    Bahwa selama ini dia bekerja mengurus kambing milik desa.

    Karenanya saat ditanyai soal mengurus kambing, AAP bersemangat.

    “Punya kambingnya berapa sekarang?” tanya Kang Dedi.

    “23 kecil-kecil. Itu sering dijual,” ujar AAP.

    “Buat biaya sekolah?” tanya Kang Dedi lagi.

    “Iya,” jawab AAP.

    “Bagus, anak hebat itu lahir dari penderitaan,” imbuh Kang Dedi.

    Jujur mengakui kesalahannya, AAP membuat Kang Dedi terkejut lantaran jawabannya saat ditanya masa depan.

    Kepada Kang Dedi, AAP mengaku cita-citanya ingin jadi presiden.

    “Nanti sudah besar pengin apa? ke mana arahnya?” tanya Dedi Mulyadi.

    “Jadi presiden,” jawab AAP tegas.

    “Waduh kalau jadi presiden nanti enggak boleh ambil pisang orang lagi,” pungkas Kang Dedi.

    Bak terketuk hatinya usai mengetahui kisah AAP yang nekat mencuri pisang karena butuh uang, Kang Dedi pun memberikan bantuan.

    Bukan uang atau beasiswa, Kang Dedi memilih untuk memberikan kambing etawa agar AAP bisa mengurusnya.

    Mengetahui hadiah dari Kang Dedi, AAP pun semringah.

    “Sudah merasa bersalah, sudah (minta maaf),” akui AAP.

    “Kamu semangat enggak punya kambing?” tanya Kang Dedi.

    “Semangat,” jawab AAP.

    “Kambing yang bagus apa di Pati?” tanya Kang Dedi lagi.

    “Kambing etawa,” jawab AAP.

    “Nanti saya beliin kambing etawa tiga ekor, jantannya satu. Jadi semua empat ekor. Empat kali tiga, Rp12 juta, mungkin datangnya Rp2 juta. Nanti dititipin di situ uang Rp16 juta,” ungkap Kang Dedi.

    “Alhamdulillah. Makasih pak, sehat selalu,” jawab AAP dengan nada ceria.

    Kronologi Kejadian

    Kejadian itu terjadi tepatnya pada Senin, (17/2/2025) di Desa Gunungsari, Kecamatan Tlogowungu, Pati, Jawa Tengah.

    AAP ditangkap setelah ketahuan mencuri pisang oleh pemiliknya sendiri, Kamari (50).

    Bocah laki-laki itu kemudian diarak keliling kampung dengan bertelanjang dada, sebelum pada akhirnya dibawa ke kantor desa.

    Kasus ini kemudian ditangani Polsek Tlogowungu dan berkahir dengan perjanjian damaia secara kekeluargaan.

    Tidak sampau di situ, kasus AAP pun mendapat perhatian dari pihak kepolisian.

    Bahkan, Kapolresta Pati, Kombes Pol Andhika Bayu Adhittama, mengarahkan Kapolsek Tlogowungu untuk memberikan bantuan kepada AAP dan keluarganya.

    Pada Jumat, (21/2/2025), Kapolsek Tlogowungu Mujahid mengunjungi AAP di rumahnya di Desa Rejoagung, Kecamatan Trangkil, Pati, Jawa Tengah.

    Kedatangannya untuk melihat kondisi pelaku dan keluarganya.

    Ternyata benar, AAP hidup bersama nenek dan adiknya.

    Sang ibu telah wafat, sedangkan ayahnya tak tahu di mana.

    Melihat kondisi itu, kepolisian Polsek Tlogowungu berempati dan berencana memberikan kesempatan untuk AAP berubah menjadi lebih baik.

    “Kami ingin membantu mereka keluar dari kesulitan. Adik AAP kami jadikan anak asuh dan kami bantu sekolahnya, sementara AAP kami beri kesempatan untuk membantu di Polsek agar mendapatkan penghasilan,” kata Kapolsek Mujahid.

    Kapolsek Mujahid berharap dengan bantuan yang diberikan, AAP dan adiknya dapat melanjutkan pendidikan dan tidak putus sekolah.

    Ia juga menekankan pentingnya memberikan bimbingan agar AAP memiliki masa depan yang lebih baik.

    Dalam kesempatan tersebut, Kapolsek juga memberikan bantuan untuk memenuhi kebutuhan harian AAP.

    Dengan langkah ini, Polsek Tlogowungu berkomitmen untuk mendukung remaja yang terlibat dalam tindakan kriminal agar dapat kembali ke jalur yang benar dan mendapatkan pendidikan yang layak.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com