Hewan: Kambing

  • Warung Sate Kambing ini Hanya Buka di Malam Kliwon

    Warung Sate Kambing ini Hanya Buka di Malam Kliwon

    Liputan6.com, Gunungkidul – Penanggalan kalender Jawa di dalamnya dikenal ada yang namanya hari pasaran, satu di antaranya adalah Kliwon. Bagi sebagian masyarakat Jawa penganut suatu kepercayaan, malam Kliwon menjadi malam sakral untuk melaksanakan ritual atau peribadatan tertentu.

    Warung sate kambing milik Panijem ini juga hanya buka di malam pasaran Kliwon, 5 hari sekali. Mulai melayani pembeli sejak jam 9 pagi sebelum Kliwon, sampai malam dan dini hari, buka 24 jam. Tutup sekitar jam 9 atau 10 pagi di hari berikutnya.

    Selama malam Kliwon, warung sate kambing ini terus melayani pembeli yang datang dari berbagai daerah.

    Menurut Panijem, warung sate kambing miliknya didirikan pada sekitar 1998. Setiap buka, nyaris tidak pernah sepi pengunjung, baik yang makan di tempat, maupun yang bungkus.

    Selain harga yang terhitung sangat murah, menu yang disediakan juga lengkap, tidak hanya sate, tetapi juga ada tongseng dan gulai kambing. Biarpun murah, tetapi rasanya enak dan porsinya banyak.

    “Untuk kondisi sekarang, selama 24 jam buka, menghabiskan sekitar 1 ekor kambing ditambah daging yang beli dari penyedia daging kambing,” ujarnya.

    Warung sate kambing milik Panijem ini berlokasi di dalam komplek pasar kambing Trowono, dalam wilayah Desa Karangasem, Kecamatan Paliyan, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.

    Pasar kambing yang buka tiap pasaran Kliwon hari apa saja, menjadi strategi marketing andalan untuk Panijem, sehingga warung satenya hanya buka di pasaran kliwon saja.

    Apalagi jika masuk pagi, pasaran kambing Kliwonan mulai dibuka, maka warung sate kambing milik Panijem ini pengunjungnya sampai membludak. Mulai dari blantik, pedagang kambing, dan para pembeli menyempatkan singgah untuk menikmati berbagai menu yang disediakan.

    Bagi yang tidak cocok dengan daging kambing, warung milik Panijem ini juga menyediakan nasi rames, lele goreng, dan berbagai menu masakan ikan laut.

    Tidak hanya Panijem, di sebelahnya juga ada warung lain milik Suti, menyediakan nasi rames, gudangan, juga penganan tradisional seperti puli tempe dan bermacam aneka gorengan.

    Jadi kalau sudah masuk pasaran kliwon, jangan lupa menyempatkan diri untuk meluncur menikmati kuliner malam di komplek pasar kambing Trowono.

    Penulis: Arief Muhammad

  • Nasi Briani dan Kari Kambing, Menu Spesial Buka Puasa ala Komunitas India Muslim di Masjid Ghaudiyah Medan

    Nasi Briani dan Kari Kambing, Menu Spesial Buka Puasa ala Komunitas India Muslim di Masjid Ghaudiyah Medan

    Diakui Muhammad Siddik, tradisi ini sudah dilakukan sejak puluhan tahun silam. Saat ini, keberadaan Komunitas India Muslim telah berkembang pesat di Kota Medan.

    Hal itu dibuktikan dengan banyaknya etnis India yang memenuhi di Kampung Madras.

    “Bahkan, keberadaan etnis India Muslim ini menjadi ikon dan menjadikan Kota Medan sebagai kota yang majemuk dan multi etnis,” pungkasnya.

    Seorang jemaah bernama Umar, warga Jalan Gaharu, mengatakan, dirinya sengaja berbuka puasa di Masjid Ghaudiyah setiap hari Minggu.

    “Karena setiap hari Minggu di masjid ini ada menu spesial, yakni nasi briani dan kari kambing,” Umar menandaskan.

  • Upacara Kasada, Ritual Sakral Simbol Keteguhan Spiritual Masyarakat Tengger Jawa Timur

    Upacara Kasada, Ritual Sakral Simbol Keteguhan Spiritual Masyarakat Tengger Jawa Timur

    Pelaksanaan Upacara Kasada diawali dengan serangkaian persiapan yang melibatkan seluruh komunitas masyarakat Tengger. Sehari sebelum upacara puncak, para dukun atau pemuka adat berkumpul di Pura Luhur Poten untuk melakukan ritual khusus yang bertujuan memohon berkah dari Sang Hyang Widhi dan para leluhur.

    Pada malam sebelum hari ke-14 bulan Kasada, masyarakat Tengger berkumpul di sekitar pura untuk melaksanakan doa bersama yang dipimpin oleh para dukun. Upacara ini tidak hanya sebagai bentuk penghormatan kepada para dewa, tetapi juga menjadi momen penting bagi dukun-dukun baru yang ingin mendapatkan pengesahan sebagai pemimpin spiritual di komunitas mereka.

    Prosesi pengesahan ini disebut dengan Pemilihan Dukun Tengger, di mana calon dukun diuji dalam membacakan mantra-mantra suci dengan tepat dan benar di hadapan masyarakat. Jika mereka berhasil, maka mereka akan secara resmi diakui sebagai dukun yang bertugas memimpin berbagai upacara adat di komunitas Tengger.

    Setelah prosesi doa dan pengesahan dukun selesai, masyarakat kemudian bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan menuju kawah Gunung Bromo, membawa sesaji yang telah mereka persiapkan dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan. Saat fajar mulai menyingsing, prosesi puncak Upacara Kasada dimulai dengan perjalanan dari Pura Luhur Poten menuju kawah Gunung Bromo.

    Para peserta upacara, yang terdiri dari masyarakat Tengger dan para dukun, berjalan kaki melewati lautan pasir yang luas dengan membawa sesaji yang terdiri dari berbagai hasil bumi, seperti kentang, jagung, padi, serta ayam dan kambing sebagai simbol rasa syukur kepada para dewa.

    Setibanya di tepi kawah, mereka melakukan doa-doa suci yang dipimpin oleh para dukun, memohon berkah dan keselamatan bagi seluruh komunitas. Setelah doa selesai, satu per satu sesaji dilemparkan ke dalam kawah Gunung Bromo sebagai simbol pengorbanan dan pengabdian kepada Sang Hyang Widhi.

    Meski terkesan sederhana, ritual ini mengandung makna yang sangat dalam bagi masyarakat Tengger, yakni bahwa segala sesuatu yang mereka miliki adalah anugerah dari para dewa dan harus dikembalikan sebagai bentuk penghormatan dan rasa syukur.

    Uniknya, selama prosesi ini berlangsung, ada fenomena menarik di mana beberapa orang dari luar komunitas Tengger, yang sering disebut sebagai pemburu sesaji, berusaha menangkap sesaji yang dilemparkan sebelum jatuh ke dalam kawah. Meskipun tampak berisiko, tradisi ini telah berlangsung selama bertahun-tahun dan dipercaya membawa keberuntungan bagi mereka yang berhasil mengambil sesaji tersebut.

    Upacara Kasada bukan hanya sekadar ritual tahunan, tetapi juga menjadi salah satu warisan budaya yang memperkuat identitas masyarakat Tengger dan menghubungkan mereka dengan leluhur serta alam semesta. Dalam dunia yang semakin modern, di mana banyak tradisi mulai ditinggalkan, masyarakat Tengger tetap teguh mempertahankan warisan ini sebagai bagian dari kehidupan mereka.

    Selain memiliki nilai spiritual yang tinggi, Upacara Kasada juga memberikan dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat sekitar. Kedatangan wisatawan yang ingin menyaksikan ritual ini memberikan peluang ekonomi bagi warga lokal, baik melalui penyediaan jasa transportasi, penginapan, maupun perdagangan cendera mata.

    Namun, seiring dengan meningkatnya jumlah wisatawan, ada tantangan tersendiri dalam menjaga kesakralan upacara ini agar tetap murni dan tidak tergerus oleh aspek komersialisasi. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak, baik masyarakat Tengger maupun para pengunjung, untuk menghormati nilai-nilai sakral yang terkandung dalam ritual ini.

    Upacara Kasada bukan hanya menjadi simbol keteguhan spiritual masyarakat Tengger, tetapi juga merupakan bukti bahwa tradisi dan budaya lokal tetap bisa bertahan dan relevan di tengah perkembangan zaman. Keberadaan upacara ini mengajarkan kepada kita semua bahwa keseimbangan antara manusia, alam, dan spiritualitas adalah hal yang sangat penting untuk dijaga, agar kehidupan tetap harmonis dan sejahtera.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

     

  • Entaskan kemiskinan, BAZNAS RI luncurkan Program Balai Ternak di Sleman Yogyakarta

    Entaskan kemiskinan, BAZNAS RI luncurkan Program Balai Ternak di Sleman Yogyakarta

    Sumber foto: Istimewa/elshinta.com.

    Entaskan kemiskinan, BAZNAS RI luncurkan Program Balai Ternak di Sleman Yogyakarta
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 12 Maret 2025 – 18:10 WIB

    Elshinta.com – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI meluncurkan Program Balai Ternak di Sleman, Yogyakarta, sebagai upaya pemberdayaan ekonomi mustahik melalui sektor peternakan guna mengentaskan kemiskinan.

    Balai Ternak yang tergabung dalam Kelompok Ternak Lumbung Berkah ini merupakan Balai Ternak Domba/Kambing ke- 40 dari 43 Balai Ternak Domba dan Kambing, dengan total keseluruhan 52 Balai Ternak BAZNAS yang tersebar di seluruh Indonesia. 

    Peluncuran Balai Ternak tersebut diselenggarakan di Desa Merdikorejo, Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman, Provinsi D.I Yogyakarta, pada Senin (10/3/2025). 

    Turut hadir Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA., Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, SE, Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Saidah Sakwan MA., Waka III BAZNAS Jateng H. Nursyabani Purnama, S.E, M.Si, Kepala Kantor Kemenag Sleman H. Sidik Pramono, S.Ag, M.Si, Kepala BBPPM Yogyakarta Tunggak Santosa, S.H, M.H., serta Ketua BAZNAS Kab/Kota se DIY.

    Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA., menyampaikan Program Balai Ternak merupakan bagian dari strategi BAZNAS dalam memberdayakan ekonomi mustahik melalui pengelolaan ternak secara komunal. 

    “Kolaborasi yang dilakukan dalam program Balai Ternak Sleman ini adalah pembiakan, penggemukan, pengolahan hasil samping peternakan (komposting), dan pertanian terpadu, dengan pemberdayaan masyarakat, khususnya petani dan peternak kecil. Dengan konsep ini, kami ingin meningkatkan populasi ternak sekaligus memberikan dampak ekonomi bagi peternak mustahik agar lebih mandiri,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Kiai Noor menjelaskan, pemeliharaan ternak dilakukan dengan sistem komunal atau tersentral di satu kawasan. Model yang diterapkan dalam Balai Ternak ini mengacu pada pemberdayaan ekonomi masyarakat, dengan memberikan aset produktif berupa ternak kambing, domba, atau sapi kepada mustahik.  

    Selain itu, kata Kiai Noor, program ini juga diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan dan mendukung kebutuhan pasar akan daging berkualitas. 

    “Dengan pengelolaan yang profesional dan berkelanjutan, Balai Ternak ini dapat menjadi model percontohan bagi daerah lain dalam mengembangkan sektor peternakan berbasis komunitas,” ujar Kiai Noor.

    Ia juga menjelaskan, alasan dipilihnya Sleman sebagai lokasi program ini karena daerah ini memiliki potensi besar dalam bidang peternakan domba. Peternakan domba semakin berkembang di Sleman, didukung oleh sumber daya alam dan sumber daya manusia yang memadai.

    Kiai Noor mengatakan, Program Balai Ternak di Sleman secara resmi terbentuk pada 26 November 2024, dengan melibatkan 20 peternak laki-laki sebagai penerima manfaat utama. 

    “Saat ini, jumlah populasi ternak yang dikelola mencapai 190 ekor, terdiri dari 10 ekor pejantan domba Sakub dan Dombos, 100 ekor domba indukan, serta 80 ekor bakalan jantan,” jelasnya.

    Ia menekankan, bantuan yang diberikan BAZNAS kepada para peternak tidak perlu dikembalikan. “Ini adalah bentuk penyaluran dana zakat untuk meningkatkan kesejahteraan mustahik. 

    “Balai Ternak BAZNAS di Sleman ini menjadi bukti bahwa zakat memiliki peran strategis dalam meningkatkan kesejahteraan umat melalui sektor produktif dan diharapkan dapat menjadi solusi efektif dalam mengentaskan kemiskinan di wiliayah Sleman,” pungkasnya. 

    Sementara itu, Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, SE, menyampaikan apresiasinya terhadap BAZNAS atas pembangunan balai ternak ini. Ia berharap keberadaan balai ternak dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat, terutama dalam meningkatkan kesejahteraan para peternak.

    “Kehadiran Balai Ternak Lumbung Berkah ini menjadi harapan baru dalam pemberdayaan peternak. Dengan adanya stimulan berupa 190 ekor domba, serta pengelolaan mandiri yang didukung oleh pendampingan BAZNAS, saya optimis bahwa balai ternak ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengembangkan sektor peternakan berbasis masyarakat,” ujar Danang.

    Lebih lanjut, ia mengajak seluruh pihak untuk bekerja keras dan berinovasi dalam mengembangkan usaha peternakan ini. “Kita harus memastikan bahwa usaha ini berkembang lebih baik dari balai ternak lainnya, agar para peternak dapat naik kelas dari mustahik menjadi muzaki,” tambahnya.

    Sumber : Elshinta.Com

  • Nugel si Pelen, Ritual dalam Tradisi Seren Taun di Kampung Budaya Sindang Barang

    Nugel si Pelen, Ritual dalam Tradisi Seren Taun di Kampung Budaya Sindang Barang

    Liputan6.com, Bogor – Nugel si pelen merupakan salah satu ritual dalam tradisi seren taun yang dilakukan masyarakat Sunda, termasuk di Kampung Budaya Sindang Barang. Ritual ini menjadi salah satu rangkaian tradisi seren taun yang dilaksanakan sebagai bentuk syukur atas panen padi yang melimpah.

    Mengutip dari indonesiakaya.com, seren taun umumnya dilakukan melalui beberapa tahap ritual. Beberapa di antaranya adalah netepkeun, ngembang ke makam leluhur, serta mengumpulkan air dari tujuh mata air melalui ritual gala cai kukulu.

    Selanjutnya, digelar pula sedekah daging melalui ritual nugel si pelen. Nugel si pelen berasal dari kata nugel dan si pelen.

    Dalam bahasa Sunda, nugel berarti memotong. Sementara Si Pelen merupakan nama dari hewan yang dikorbankan. Secara harfiah, ritual ini dimaknai dengan memotong hewan kurban yang kemudian dagingnya akan dibagi-bagikan kepada masyarakat.

    Salah satu hal yang menarik dalam tradisi ini adalah pemilihan hewan kurbannya. Biasanya, hewan yang dikorbankan berupa kerbau atau kambing berwarna hitam.

    Pemilihan warna ini berkaitan dengan kepercayaan masyarakat setempat. Konon, kerbau maupun kambing hitam dipercaya mampu menghubungkan manusia dengan para leluhur secara batin.

    Nugel si pelen bukan sekadar ritual biasa. Ritual ini mengandung makna yang dalam tentang arti penting saling berbagi.

    Hal itu bisa dilihat dari proses membagi-bagikan daging hewan kurban dalam ritual ini. Prosesi tersebut sekaligus menjadi wujud ungkapan rasa syukur atas panen raya dan kesejahteraan yang diberikan Tuhan.

    Usai ritual nugel si pelen, keesokan harinya tradisi seren taun pun memasuki ritual puncak. Pada acara puncak biasanya akan digelar ritual helaran dongdang. Acara kemudian dilanjutkan dengan memasukkan padi hasil panen ke dalam leuit, yakni rumah yang berfungsi sebagai lumbung padi.

    Beberapa ritual dalam tradisi seren taun yang dilakukan masyarakat Kampung Budaya Sindang Barang konon mengikuti pola yang tertulis dalam Babat Padjajaran dan pantun Bogor. Termasuk di dalamnya adalah ritual nugel si pelen.

    Penulis: Resla

  • Bintang-bintang yang Terbesar dan Paling Terang di Galaksi

    Bintang-bintang yang Terbesar dan Paling Terang di Galaksi

    Jakarta

    Bintang-bintang di alam semesta hadir dalam berbagai ukuran dan tingkat terangnya, tetapi beberapa di antaranya jauh lebih besar dan lebih terang daripada yang lain. Di antara miliaran bintang yang menghuni galaksi kita, ada segelintir yang begitu masif dan bercahaya.

    Bintang-bintang raksasa ini tidak hanya menakjubkan dari segi ukuran, tetapi juga memainkan peran penting dalam siklus kehidupan kosmik. Selain itu, kita perlu tahu bahwa setiap bintang punya variasi warnanya masing-masing.

    Padahal, setiap kita menatap langit malam dan melihat gugusan bintang, sebagian besar tampak serupa dengan mata telanjang. Langit malam dapat menjadi tempat menakjubkan yang dipenuhi bintang-bintang, tetapi ada beberapa cahaya langit cemerlang yang bersinar lebih terang daripada yang lain.

    Bintang-bintang yang Terbesar dan Paling Terang di Galaksi

    Dikutip dari laman Space, bintang yang berwarna biru memiliki suhu tertinggi dan massa terbesar, sehingga membuatnya tampak paling terang dibandingkan jenis bintang lainnya.

    Setiap bintang memiliki komposisi dasar yang sama yakni sekitar 75% hidrogen, 24% helium, dan sejumlah kecil unsur lainnya. Namun, bintang warna biru memiliki aktivitas yang jauh lebih intens dan tingkat terang yang lebih tinggi.

    Warna biru dipancarkan karena adanya suhu yang sangat panas, yang memungkinkan mereka memancarkan energi dalam jumlah besar ke luar angkasa. Namun, energi yang besar ini juga menyebabkan bintang biru membakar bahan bakarnya dengan sangat cepat, sehingga umurnya jauh lebih pendek dibandingkan bintang dengan massa yang lebih kecil.

    Bahkan, energi yang dipancarkan bintang biru bisa mencapai 60.000 kali lebih besar daripada energi yang dipancarkan Matahari. Di alam semesta, ada beberapa bintang biru yang sangat terkenal.

    Terangnya bintang untuk dilihat dari bumi, dipengaruhi oleh ukuran bintang dan seberapa jauh jaraknya dari bumi. Dirangkum dari laman Space, Britannica, dan Michigan State University terdapat daftar bintang yang paling besar dan terang, serta mampu dilihat dari bumi. Berikut tujuh di antaranya:

    1. Sirius

    Sirius adalah bintang paling terang di langit malam. Bahkan saking terangnya, bulan, planet Jupiter, Venus, Mars, dan Merkurius menjadi satu-satunya objek alami yang cukup terang untuk mengalahkannya.

    2. Canopus

    Canopus, merupakan bintang yang dapat dilihat di belahan bumi selatan dan tak kalah terang. Canopus memiliki tipe spektrum yang sama, A0, seperti Sirius.

    Canopus juga punya ukuran yang cukup besar, yakni sepuluh kali lebih besar dari matahari, atau lima kali lebih besar dari salah satu tipe bintang Sirius A. Jaraknya setara 313 tahun cahaya, 36 kali lebih jauh daripada Sirius.

    3. Arcturus

    Massanya satu setengah kali lebih besar dibanding matahari. Namun, Arcturus mengeluarkan lebih banyak energi, dengan luminositas intrinsik 113 kali lebih besar daripada matahari.

    Arcturus hanya berjarak 37 tahun cahaya dari kita, sehingga termasuk salah satu bintang paling terang di langit malam. Tidak seperti Canopus, Arcturus terletak cukup jauh di utara sehingga sering muncul dalam mitologi Eropa.

    4. Alpha Centauri

    Alpha Centauri adalah sistem bintang terdekat dengan matahari, berjarak sekitar empat tahun cahaya. Alpha Centauri adalah bintang yang terletak paling selatan dari semua bintang, jadi bintang ini hanya dapat dilihat oleh mereka yang tinggal di belahan bumi selatan. Bintang ini sangat menonjol salah satunya di Australia.

    5. Vega

    Vega adalah bintang yang mirip dengan Sirius. Namun, jaraknya sekitar tiga kali lebih jauh yakni pada jarak 25 tahun cahaya dari kita, sehingga tidak terlihat begitu terang di langit.

    Tapi, ada beberapa hal yang membuatnya menjadi bintang yang sangat menarik bagi para astronom. Salah satunya, usia Vega relatif muda, hanya sekitar 450 juta tahun atau kurang dari sepersepuluh usia matahari kita.

    Vega juga punya laju rotasi yang cepat, hanya butuh 12,5 jam untuk berputar hingga 360 derajat. Begitu cepatnya sehingga bintang itu tampak pipih di kutub-kutubnya.

    6. Capella

    Entah mengapa, Capella telah dikenal sejak zaman dahulu kala dikaitkan dengan seekor kambing kecil. Capella sebenarnya terdiri dari empat bintang, yang tersusun dalam dua pasang.

    Dua bintang paling terang memiliki tipe spektrum yang mirip dengan matahari, tetapi ukurannya sekitar sepuluh kali lebih besar, sedangkan dua bintang lainnya adalah bintang berwarna merah (kalah panas dari bintang biru) dengan ukuran yang kecil, dan terlihat jauh lebih redup.

    7. Rigel

    Dari semua bintang dalam daftar ini, Rigel adalah bintang yang terjauh dari kita, dengan jarak 863 tahun cahaya. Namun, bintang ini tetap menjadi bintang paling terang ke-7 di langit malam karena luminositas intrinsiknya sangat tinggi yakni sekitar 10.000 kali lipat dari matahari.

    Secara teknis, bintang ini disebut sebagai ‘bintang super raksasa biru’, yang berwarna biru (berarti sangat panas), dan super raksasa berarti sangat besar yakni hampir 80 kali diameter matahari. Bintang biru paling terang adalah Rigel, yang berada di rasi Orion.

    Nah itulah tadi bintang yang paling terang dan terbesar di galaksi. Para ilmuwan mengungkap bahwa semua bintang yang dapat diamati saat ini, masih berada dalam fase awal evolusi mereka.

    (aau/fds)

  • Bubur Muhdor, Sejarah dan Kelezatan Takjil Khas Tuban untuk Berbuka Puasa

    Bubur Muhdor, Sejarah dan Kelezatan Takjil Khas Tuban untuk Berbuka Puasa

    Tuban, Beritasatu.com – Bubur muhdor selalu hadir setiap bulan suci Ramadan. Bahkan, ratusan orang rela mengantre dan berdesak-desakan untuk menikmati hidangan dengan bumbu khas Timur Tengah ini. Bubur ini disajikan sebagai menu takjil bagi umat muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa.

    Bubur muhdor menjadi salah satu takjil yang paling dicari saat Ramadan tiba. Sejak pertama kali dibuat hingga sekarang, bubur ini tidak pernah sepi peminat. Warga Tuban, Jawa Timur dan masyarakat dari luar Kabupaten Tuban pun ikut berburu bubur muhdor.

    Proses pembuatan bubur muhdor memakan waktu antara dua hingga tiga jam. Bahan-bahan yang digunakan meliputi beras, santan kelapa, daging kambing, dan rempah-rempah khas Timur Tengah yang membuat rasanya unik. Bubur ini telah ada sejak 1937 dan diwariskan secara turun-temurun hingga sekarang.

    Proses pembuatan bubur muhdor di kompleks Masjid Al-Mudhor, Kelurahan Kutorejo, Tuban, Jawa Timur. – (Beritasatu.com/Suwanto)

    Makanan ini pertama kali dibuat oleh tokoh terkemuka keturunan Arab, syekh Habib Abdul Qodir bin Alwi Assegaf. Bubur muhdor diciptakan sebagai solusi untuk mengatasi krisis pangan yang terjadi pada masa penjajahan Belanda.

    “Sejarah bubur muhdor dimulai pada 1937. Dahulu untuk membuat bubur ini, kami harus iuran, tidak seperti sekarang. Sekarang, sudah ada investornya. Bahan bakarnya pun berbeda, dahulu menggunakan kayu bakar, sekarang sudah menggunakan elpiji,” ujar Alwi Ba’agil, salah seorang remaja Masjid Al-Mudhor kepada Beritasatu.com belum lama ini.

    Menurut Alwi, dahulu bubur muhdor diperuntukkan bagi warga kurang mampu. Namun, seiring berjalannya waktu, peminat bubur ini semakin banyak sehingga akhirnya dibuatlah bubur muhdor di Masjid Al-Mudhor yang terletak di Kelurahan Kutorejo, Kecamatan Tuban. Dalam satu kali produksi, bubur muhdor bisa menghabiskan sekitar 50 kilogram beras.

    “Yang spesial dari bubur muhdor ini adalah bumbunya, yang khas Timur Tengah. Sekali produksi, bisa mencapai 50 kilogram beras. Bubur ini sangat enak disantap saat berbuka puasa atau setelah salat tarawih. Selama Ramadan, bubur ini dibagikan secara gratis untuk umum,” jelas Alwi.

    Bubur muhdor saat dibagikan kepada warga. – (Beritasatu.com/Suwanto)

    Sementara itu, Kaffi warga Kelurahan Kutorejo, Tuban mengaku selalu datang ke Masjid Al-Mudhor setiap sore untuk mengantre bubur muhdor. Menurutnya, bubur muhdor sangat cocok disantap saat berbuka puasa.

    “Rasa bubur muhdor enak, ada rasa daging kambing gulai. Setiap Ramadan, saya pasti datang ke sini untuk ikut mengantre bubur muhdor,” ungkap Kaffi.

  • Berkah Ramadan 2025, 5 Masjid di Yogyakarta Ini Bagikan Takjil Gratis Setiap Hari

    Berkah Ramadan 2025, 5 Masjid di Yogyakarta Ini Bagikan Takjil Gratis Setiap Hari

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Selama Ramadan 2025, sejumlah masjid di Yogyakarta menyediakan takjil gratis bagi umat muslim yang berpuasa. Tradisi ini menjadi wujud kepedulian sosial dan kebersamaan, tidak hanya bagi jemaah masjid, tetapi juga untuk musafir dan masyarakat sekitar.

    Berikut lima masjid di Yogyakarta yang rutin membagikan takjil gratis selama Ramadan:

    Masjid Gedhe Kauman

    Sebagai salah satu masjid tertua di Yogyakarta, Masjid Gedhe Kauman selalu menyediakan takjil gratis setiap hari selama Ramadan. Berbagai menu khas disajikan, seperti gudeg, sayur lodeh, hingga gulai kambing yang paling ditunggu setiap Kamis. Selain berbuka puasa, jemaah dapat menikmati suasana bersejarah yang kental di masjid ini.

    Masjid Jogokariyan

    Masjid ini dikenal dengan program berbagi takjil yang telah berjalan bertahun-tahun. Setiap harinya, 3.500 porsi takjil gratis dibagikan kepada masyarakat. Selain itu, Masjid Jogokariyan juga mengadakan buka puasa bersama dengan menu lengkap yang dapat dinikmati oleh siapa saja.

    Masjid Syuhada Kotabaru

    Terletak di kawasan Kotabaru, Masjid Syuhada menjadi salah satu masjid bersejarah di Yogyakarta. Selama Ramadan, panitia masjid menyediakan takjil gratis dengan menu khas Nusantara bagi jemaah dan warga sekitar. Selain itu, masjid ini juga rutin menggelar kajian menjelang berbuka puasa.

    Masjid UGM (Universitas Gadjah Mada)

    Masjid Kampus UGM menjadi lokasi favorit mahasiswa dan masyarakat sekitar untuk berbuka puasa. Setiap hari, ratusan porsi takjil gratis disediakan dari hasil donasi berbagai pihak. Kehangatan suasana Ramadan semakin terasa dengan banyaknya jemaah yang datang untuk berbuka dan beribadah bersama.

    Masjid Suciati Saliman

    Masjid ini juga rutin membagikan takjil gratis selama Ramadan 2025. Keunikan dari program di Masjid Suciati Saliman adalah variasi menu yang berbeda setiap hari, mulai dari makanan ringan hingga hidangan berat, sehingga jemaah selalu menantikan takjil yang disediakan.

  • Gulkarmat Jaksel evakuasi 15 ekor kambing di lokasi banjir Rawajati

    Gulkarmat Jaksel evakuasi 15 ekor kambing di lokasi banjir Rawajati

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Kota Jakarta Selatan membantu evakuasi sebanyak 15 ekor kambing di lokasi banjir kawasan Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran, Selasa.

    “Totalnya ada 15 ekor kambing, tetapi baru kita evakuasi 8 ekor,” kata Satgas Gulkarmat Jakarta Selatan Kelurahan Kalibata, Rolly Fahary kepada wartawan di Jakarta, Selasa.

    Menurut dia, dari 15 ekor kambing yang akan dievakuasi itu, ada dua dua ekor kambing yang mati akibat kedinginan. Nantinya, kambing itu akan dijual untuk merayakan Idul Adha mendatang.

    Saat melakukan evakuasi kambing dari kandangnya yang berada di kawasan RT 03/RW 01 Kelurahan Rawajati, tepatnya belakang gudang Aqua, petugas Gulkarmat Jaksel sempat mengalami kendala lantaran akses jalannya yang terbilang kecil.

    Selain itu, kandang kambing yang memiliki dua lantai sudah terendam, sehingga perlu upaya “esktra” saat melakukan evakuasi.

    “Kita coba lewat dalam gang, ternyata masuk ke area kandang kambing perahu tidak muat karena akses jalan kecil. Jadinya, kita lewat akses pinggiran Kali Ciliwung,” ujarnya.

    Selain itu, Sudin Gulkarmat Jakarta Selatan memprioritaskan evakuasi warga lanjut usia (lansia) dan anak-anak saat banjir melanda di Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran dengan ketinggian mencapai tiga meter.

    Berdasarkan pantauan sejak pukul 09.05 WIB, terlihat banjir di Rawajati tak kunjung surut sejak Senin (3/3).

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI mencatat hingga pukul 10.00 WIB, ada 7 Rukun Tetangga (RT) di Rawajati, Jakarta Selatan yang terendam banjir dengan ketinggian 170 hingga 350 sentimeter (cm), yang disebabkan meluapnya air Kali Ciliwung.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Ramadan 2025, Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta Punya Tradisi Bagikan Takjil Gulai Kambing

    Ramadan 2025, Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta Punya Tradisi Bagikan Takjil Gulai Kambing

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta memiliki tradisi khas selama Ramadan 2025, yaitu membagikan takjil gulai kambing setiap Kamis kepada jemaah yang berbuka puasa di masjid tersebut. Tradisi ini telah berlangsung lama dan menjadi bagian penting dari nuansa Ramadan di Yogyakarta.

    Setiap pekannya, 1.200 hingga 1.500 porsi gulai kambing disiapkan takmir Masjid Gedhe Kauman untuk para jemaah. Ketua Takmir Masjid Azman Latif menyatakan, masyarakat sudah mengenal baik tradisi ini dan selalu menantikannya setiap Ramadan.

    “Biasanya, masyarakat sudah tahu setiap Kamis ada gulai kambing. Tradisi ini tetap kami selenggarakan, bahkan tidak hanya pada Kamis. Misalnya, pada acara donor darah massal pada 15 Ramadan nanti, kami juga akan menyediakan gulai kambing untuk menambah semangat para jemaah,” ujar Azman.

    Selain gulai kambing setiap Kamis, Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta juga menyediakan berbagai menu takjil lainnya, seperti sayur asem, gudeg, dan lodeh jipang, yang disajikan pada hari-hari lain selama Ramadan 2025.

    Selain berbagi takjil, masjid yang dibangun pada abad ke-17 ini juga mempertahankan tradisi salat tarawih 1 juz, yang diselenggarakan dua kali dalam sepekan, yaitu setiap malam Jumat dan malam Ahad.

    “Di luar takjil, kami masih menyelenggarakan salat tarawih satu juz setiap malam Jumat dan malam Ahad. Jadi dua kali sepekan,” tambah Azman.

    Tradisi takjil gulai kambing setiap Kamis ini menjadikan Masjid Gedhe Kauman bukan hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kebersamaan dan ukhuwah Islamiyah di tengah masyarakat Yogyakarta selama Ramadan 2025.