ANTARA – Ada gebrakan inovasi dari penjual kambing kurban mendekati Hari Raya Idul Adha 2025. Dari penjualan secara daring hingga merekrut mahasiswi cantik untuk dijadikan sebagai Sales Promotion Girl (SPG) kambing kurban. Ini yang diterapkan peternak milenial dari Bantul, Yogyakarta. (Farah Khadija/Imam Prasetyo Nugroho/Chairul Fajri/Farah Khadija)
Hewan: Kambing
-

Jelang Iduladha 2025, Jatim Surplus Hewan Kurban dan Siap Suplai ke Provinsi Lain
Surabaya (beritajatim.com) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa memastikan bahwa ketersediaan hewan kurban di wilayahnya aman, sehat, dan sesuai dengan syariat Islam. Selain dalam kondisi bebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), jumlah hewan kurban di Jatim juga surplus dan siap memenuhi kebutuhan daerah lain di Indonesia menjelang Iduladha 2025.
“Ketersediaan hewan kurban di Jatim dalam kondisi sangat cukup. Bahkan proyeksi kebutuhan hewan kurban di Jatim tahun 2025 surplus signifikan dibandingkan dengan ketersediaannya,” kata Gubernur Khofifah usai meninjau Peternakan Sapi Sawojajar Farm milik Syaiful Hidayat di Jalan Raya Ngawi Caruban, Prandon, Karang Tengah, Kabupaten Ngawi, Sabtu (24/5/2025).
Berdasarkan data, kebutuhan sapi kurban di Jatim tahun ini sebanyak 98.388 ekor, sedangkan ketersediaannya mencapai 526.987 ekor. Hal ini menunjukkan surplus sebesar 428.599 ekor.
Sementara itu, untuk kambing, proyeksi kebutuhannya 346.924 ekor, sedangkan stok mencapai 872.195 ekor, atau surplus 525.271 ekor. Untuk domba, kebutuhan 66.352 ekor dengan ketersediaan 292.251 ekor, sehingga surplus 225.899 ekor. Adapun kerbau, proyeksi kebutuhan hanya 13 ekor, sementara ketersediaannya sebanyak 1.730 ekor atau surplus 1.717 ekor.
“Bagi masyarakat di luar Jatim bisa mengakses hewan kurban karena ketersediaan hewan kurban di Jatim cukup besar untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat,” tegas Khofifah.
Dalam kunjungannya ke Sawojajar Farm, Khofifah juga meninjau langsung kondisi kesehatan hewan ternak serta berdialog dengan pemilik peternakan dan tim petugas kesehatan hewan. Di kandang tersebut, terdapat sekitar 158 ekor sapi potong yang terdiri dari sapi lokal dan sapi hasil persilangan.
“Jelang Idul Kurban, kami telah mengerahkan tim pemeriksa kesehatan hewan dari dinas terkait untuk memantau, memeriksa, dan memastikan semua hewan kurban bebas dari penyakit, terutama PMK. Kami memastikan bahwa hewan ternak kami sehat dan dagingnya layak untuk dikonsumsi,” ujarnya.
Guna menjamin keamanan hewan ternak, Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Peternakan (Disnak) menyiapkan total 2.598 petugas pemeriksa kesehatan hewan kurban. Mereka terdiri atas Dokter Hewan Medik Veteriner sebanyak 950 orang, Paramedik Veteriner 1.500 orang, pengawas bibit ternak 94 orang, serta pengawas mutu pakan sebanyak 58 orang.
Selain itu, Pemprov Jatim juga menyiagakan 3.254 orang Juru Sembelih Halal (Juleha) untuk membantu proses penyembelihan hewan kurban di 38 kabupaten/kota se-Jawa Timur.
Secara rutin, pengawasan dan pemeriksaan dilakukan di titik-titik strategis seperti lokasi penjualan hewan kurban, rumah potong hewan, serta di peternakan-peternakan.
Khofifah turut menanggapi kekhawatiran masyarakat terkait potensi wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) serta Lumpy Skin Disease (LSD). Ia memastikan bahwa kasus PMK dan LSD terus menurun dan terkendali hingga Mei 2025.
Proses pengendalian dilakukan dengan pemberian vaksin, obat-obatan, vitamin, dan disinfektan, yang didukung oleh anggaran dari Pemerintah Provinsi Jatim dan Kementerian Pertanian melalui Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan.
“Allhamdulillah PMK dan LSD pada hewan kurban baik kambing, domba dan sapi bisa dilaksanakan dengan menerapkan SOP lalu lintas ternak antar wilayah,” sebutnya.
Pada kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah juga meninjau Sapi Bantuan Masyarakat (Banmas) milik Presiden Prabowo yang berjenis Peranakan Onggole (PO). Sapi jantan berusia 7-8 tahun itu memiliki tinggi 170 cm dan bobot 1.011 kg.
Gubernur turut mengapresiasi langkah Pemerintah Kabupaten Ngawi yang telah mendorong hilirisasi peternakan di wilayahnya. Menurutnya, inisiatif tersebut berdampak positif terhadap peningkatan kualitas peternakan lokal sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi pelaku UMKM di sektor peternakan. [tok/suf]
-

Wamentan Sudaryono pastikan sapi aman dari PMK menjelang Idul Adha
Masih lama (Idul Adha 2025), aman (stok). Kita di Idul Fitri 2025 aja aman. PMK udah landai, kita udah tekan PMK, nggak ada masalah
Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono memastikan stok sapi dalam negeri menjelang Idul Adha 1446 H aman dari ancaman penyakit mulut dan kuku (PMK) melalui berbagai langkah antisipatif yang telah dilakukan.
“Masih lama (Idul Adha 2025), aman (stok). Kita di Idul Fitri 2025 aja aman. PMK udah landai, kita udah tekan PMK, nggak ada masalah,” kata Wamentan ditemui seusai menghadiri Rapat Koordinasi Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan Jakarta, Jumat.
Ia menyampaikan ketersediaan sapi saat Idul Fitri 1446 H sudah mencukupi, sehingga ia optimistis menghadapi kebutuhan hewan kurban pada Idul Adha tanpa kendala berarti dari sisi kesehatan ternak.
Menurut Sudaryono, wabah PMK saat ini sudah berhasil ditekan secara signifikan, termasuk yang sempat merebak pada awal tahun, sehingga tak menimbulkan dampak luas terhadap populasi dan distribusi sapi.
Pemerintah telah menyiapkan sekitar 4 juta dosis vaksin PMK, dan aktif melakukan sosialisasi kepada peternak individu, koperasi, maupun perusahaan untuk mengadakan vaksinasi secara mandiri.
“PMK di awal tahun kan sempat, tapi kita udah tekan benar, kita punya vaksin 4 juta dosis,” ucapnya.
Ia menjelaskan biaya satu dosis vaksin untuk mandiri hanya sekitar Rp25.000, atau setara satu bungkus rokok, sehingga sangat terjangkau dan sebanding dengan nilai aset ternak yang harus dilindungi.
Sudaryono menegaskan monitoring dilakukan secara ketat dan berkelanjutan, sebagai bentuk keseriusan pemerintah dalam memastikan kesehatan hewan ternak menghadapi momentum keagamaan besar.
Dengan berbagai upaya tersebut, ia optimistis PMK tidak akan menjadi hambatan, dan distribusi sapi kurban menjelang Idul Adha dapat berlangsung lancar tanpa gangguan berarti di lapangan.
“Dan sekarang kita sudah tekan, dan kita betul-betul monitor itu. PMK itu kita nggak main-main, kita betul-betul harus siaga, dan alhamdulillah sampai dengan kita berdiri di sini, so far kita bisa tekan, nggak ada masalah,” imbuh Wamentan.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan Agung Suganda mengatakan pihaknya memperketat pengawasan kesehatan hewan kurban guna mencegah penyebaran penyakit hewan menular strategis (PHMS) dan zoonosis menjelang Idul Adha 2025.
Dia menekankan, pentingnya pengawasan lalu lintas ternak dan mitigasi risiko di seluruh rantai distribusi hewan kurban.
Pengawasan mencakup peternakan, pasar hewan, tempat penjualan, hingga rumah potong hewan (RPH) dan lokasi pemotongan non-RPH.
“Kebutuhan hewan kurban yang meningkat signifikan turut memicu tingginya mobilisasi ternak antarwilayah. Jika tidak diantisipasi serius, hal ini dapat membuka celah masuknya penyakit seperti PMK, LSD, hingga Anthrax,” kata Agung di Jakarta, Rabu (7/5).
Salah satu langkah konkret yang diwajibkan adalah vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan kurban di sekitar titik penjualan dalam radius minimal tiga kilometer. Vaksinasi harus dilakukan paling lambat enam bulan sebelum penyembelihan.
Kementan mencatat kebutuhan hewan kurban sapi dan kambing/domba pada tahun ini diperkirakan mencapai 2.074.269 ekor, naik 1,98 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara, ketersediaan nasional mencapai 3.217.397 ekor, sehingga terdapat surplus sekitar 1,14 juta ekor.
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025 -

DKPP Surabaya Imbau Warga Beli Hewan Kurban di Lapak Resmi dan Bersertifikat
Surabaya (beritajatim.com) – Menjelang Iduladha 1446 Hijriah/2025, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya mengimbau masyarakat agar berhati-hati dan tidak asal membeli hewan kurban. Imbauan ini disampaikan untuk memastikan hewan yang dikurbankan dalam kondisi sehat dan layak konsumsi.
Kepala DKPP Surabaya, Antiek Sugiarti menegaskan pentingnya membeli hewan kurban di lapak yang berada dalam pengawasan resmi serta memiliki Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH).
“Kami mengimbau masyarakat membeli hewan kurban di tempat penjualan yang telah mendapatkan pengawasan, serta telah memiliki surat keterangan pemeriksaan dari Dinas (DKPP Kota Surabaya),” ujar Antiek, Rabu (21/5/2025).
Antiek menyebut, lapak-lapak penjualan hewan kurban tersebar di beberapa wilayah Surabaya. Di Surabaya Timur terdapat di sekitar Jalan Merr, Kecamatan Rungkut, Gunung Anyar, dan Tenggilis. Sementara di Surabaya Barat berada di Kecamatan Jambangan, Pagesangan, dan Gayungan.
“Hewan kurban yang dijual di Surabaya ini wajib telah divaksin minimal satu kali. Kemudian juga melengkapi Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari otoritas peternakan daerah asalnya,” tambahnya.
Antiek juga menekankan pentingnya kelengkapan data lalu lintas ternak melalui Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional Indonesia (iSIKHNAS), untuk memastikan hewan yang masuk ke Surabaya terdata dan aman.
Terkait ketersediaan stok, Antiek memastikan bahwa pasokan hewan kurban di Surabaya pada Iduladha 2025 diprediksi mencukupi. Pemantauan dilakukan melalui permohonan izin penjualan yang masuk dari kelurahan dan kecamatan.
“Berdasarkan dari tahun sebelumnya, tercatat ada sebanyak 3.924 sapi dan 11.950 domba atau kambing dari 189 pemohon kurban di Kota Surabaya,” pungkasnya. [ram/beq]
-

Jelang Idul Adha, Kolaborasi Polisi dan Desa di Sidoarjo Lakukan Pengecekan Kesehatan Hewan Ternak
Sidoarjo (beritajatim.com) – Menjelang perayaan Idul Adha 1446 H, berbagai persiapan terus dilakukan untuk memastikan kesehatan hewan kurban di wilayah Sidoarjo. Salah satunya dilakukan oleh Kanit Binmas Polsek Gedangan Polresta Sidoarjo AKP Muryati bersama Bhabinkamtibmas Bripka Rizky dan perangkat Desa Ganting, yang melakukan pengecekan langsung terhadap kondisi kesehatan hewan ternak kambing di desa setempat, Rabu (21/5/2025).
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya preventif untuk memastikan hewan-hewan kurban yang akan disembelih dalam kondisi sehat dan layak konsumsi, sekaligus mencegah penyebaran penyakit hewan menular yang dapat berdampak pada kesehatan masyarakat.
AKP Muryati menjelaskan, selain sebagai bentuk pengawasan rutin jelang Idul Adha, kegiatan ini juga sejalan dengan program prioritas pemerintah, khususnya Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam bidang ketahanan dan kedaulatan pangan nasional.
“Melalui pengecekan kesehatan hewan ternak secara rutin, kita ingin memastikan hewan kurban di wilayah Gedangan ini sehat, aman, dan sesuai syariat. Ini juga bagian dari kontribusi kami mendukung program ketahanan pangan Polresta Sidoarjo Polda Jatim,” ujar AKP Muryati di sela-sela kegiatan.
Para peternak pun menyambut baik Langkah Polisi Cinta Petani ini, karena dapat memberikan rasa aman dan kepercayaan kepada masyarakat yang akan membeli hewan kurban. Pihak desa berharap, kegiatan serupa terus dilakukan secara berkala, tidak hanya menjelang hari raya, tetapi juga untuk memantau kondisi peternakan warga ke depannya.
Dengan adanya kolaborasi antara aparat kepolisian, perangkat desa, dan masyarakat peternak, diharapkan ketahanan pangan di wilayah Sidoarjo bisa semakin kuat, sekaligus memastikan perayaan Idul Adha berjalan aman dan sehat. Hal ini juga sesuai yang menjadi perhatian dari Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Christian Tobing ke seluruh jajarannya. [isa/aje]
-

Wujudkan Idul Adha Lancar Bebas Penyakit, Ribuan Hewan Kurban Kota Malang Bakal Diperiksa
Malang(beritajatim.com) – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang bakal melakukan pemeriksaan untuk 7.500 ekor hewan kurban yang terdiri dari 1.800 sapi, 5.200 kambing dan 500 domba yang disiapkan untuk Hari Raya Idul Adha.
Kepala Bidang Peternakan Dispangtan Kota Malang, Anton Pramujiono mengatakan, pemeriksaan ini akan dimulai sejak 2 hingga 9 Juni 2025 menjelang perayaan Hari Raya Idul Adha. Tujuan pemeriksaan untuk mengantisipasi penyebaran penyakit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Lumpy Skin Disease (LSD) dan penyakit zoonosis lainnya.
“Tanggal 2 sampai 4 Juni kita mulai pemeriksan di lapak penjual. Sedangkan 5 sampai 9 Juni, kami fokus pada pemeriksaan ante mortem dan post mortem di lokasi penyembelihan,” ujar Anton, Selasa, (20/5/2025).
Setidaknya 700 personel dilibatkan dalam pemeriksaan ini. Dispangtan akan melibatkan mahasiswa hingga tenaga kesehatan (nakes).
“Tenaga yang kita siapkan sekitar 700 orang lebih,” ujar Anton.
Sementara itu, salah satu penjual hewan kurban dari peternakan This is Farm yakni Izza menegaskan kesiapannya jika Dispangtan akan melakukan pemeriksaan pada hewan-hewan dipeternakannya. This is Farm yang berada di Lesanpuro gang 2 Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, memastikan kambing kurban yang mereka jual layak dan sehat.
“Kami siap saja jika ada pemeriksaan, ini demi kesehatan dan kelancaran Idul Adha. Karena kami juga peduli dengan kelayakan hewan kurban,” ujar Izza. [luc/aje]
-

Banjir Luapan Kali Gandong Rendam Lima Desa di Purwosari Bojonegoro, Satu Rumah Hanyut dan 9 Kambing Tewas
Bojonegoro (beritajatim.com) – Banjir akibat luapan Sungai Gandong kembali melanda wilayah Kecamatan Purwosari, Kabupaten Bojonegoro, pada Sabtu pagi (17/5/2025). Hujan deras yang mengguyur sejak Jumat malam (16/5) menyebabkan air sungai meluap dan merendam permukiman, jembatan, serta fasilitas warga di lima desa.
Kapolsek Purwosari IPTU Subeki melaporkan bahwa banjir mulai terjadi sejak pukul 05.00 WIB. Banjir merendam sejumlah rumah warga dengan ketinggian variasi antara 50 cm hingga 100 cm. Sementara saat ini banjir tersebut sudah surut. Warga sudah membersihkan material banjir yang masuk ke dalam rumah.
“Luapan sungai terjadi setelah hujan deras turun sejak Jumat malam hingga Sabtu dini hari. Tidak ada korban jiwa, namun kerugian material cukup signifikan,” ungkapnya.
Berikut sebaran dampak banjir di Kecamatan Purwosari:
Desa Ngrejeng
Sebanyak 16 rumah warga tergenang air. Selain itu, jembatan kayu penghubung Desa Ngrejeng dan Dusun Sogo, Desa Mojodelik Kecamatan Gayam, hanyut terbawa arus deras Sungai Gandong.
Desa Tlatah
Jembatan penghubung antara Desa Tlatah dan Mojodelik tergenang air, namun tidak terdapat kerusakan atau korban jiwa.
Desa Punggur
Banjir menggenangi Dusun Poncotan dan membuat sejumlah warga mengungsi ke tempat aman. Sebanyak 16 warga terdampak dengan rumah tergenang. Tidak ada korban jiwa dilaporkan.
Desa Pojok
Banjir turut menggenangi jembatan penghubung antara Desa Pojok dan Desa Bonorejo, Kecamatan Gayam. Meski terdampak, tidak ada kerusakan atau korban jiwa di wilayah ini.
Desa Purwosari
Dampak terparah terjadi di Desa Purwosari, tepatnya di Dusun Sambong:
Rumah milik Marjis, warga RT 07/RW 07, terendam air. Tujuh ekor kambing mati terjebak dalam rumah, sementara dua ekor berhasil diselamatkan oleh Kapolsek dengan berenang mengevakuasi. Rumah kayu milik Nurkayah, warga RT 01/RW 08, hanyut terbawa arus. Diperkirakan kerugian mencapai Rp20 juta.
Petugas dari Polsek Purwosari dan BPBD Bojonegoro telah melakukan evakuasi, pendataan korban, dan menginventarisasi kerugian akibat banjir. Bantuan logistik dan sembako juga disalurkan kepada warga terdampak.
“Air sudah mulai surut, namun warga tetap kami imbau waspada karena potensi cuaca ekstrem masih bisa terjadi,” pungkas IPTU Subeki. [lus/ian]
-

Ini Penyebab Banjir Bandang dan Longsor di Lereng Gunung Wilis Kediri
Kediri (beritajatim.com) – Curah hujan tinggi yang mengguyur sejak dini hari menjadi penyebab utama terjadinya banjir bandang dan tanah longsor di lereng Gunung Wilis, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jumat (9/5/2025). Bencana ini menerjang tiga desa, yaitu Petungroto, Ngetrep, dan Blimbing, dan menyebabkan kerusakan signifikan serta satu warga hilang.
Kapolsek Mojo, AKP Karyawan Hadi, S.H., M.H., menjelaskan bahwa hujan dengan intensitas ekstrem mulai mengguyur sejak sebelum subuh hingga pagi hari. “Itu penyebab utamanya. Debit air tinggi dan kontur lereng yang labil membuat tanah mudah longsor,” ujarnya, Sabtu (17/5/2025).
Di Desa Petungroto, tercatat 15 titik mengalami longsor dan banjir. Di Ngetrep, tanah longsor merusak lahan dan rumah warga di tiga lokasi.
Sementara di Desa Blimbing, satu rumah warga dihantam arus deras yang juga menghanyutkan 13 kambing ternak dan seorang wanita lanjut usia bernama Bu Tekat (70), yang hingga kini masih belum ditemukan.
“Diindikasikan korban terpendam material tanah dan terbawa arus sungai yang deras. Tim dari BPBD Kabupaten Kediri, Sat Brimob, dan Polsek Mojo masih melakukan pencarian,” jelas AKP Karyawan.
Sejumlah rumah warga lainnya mengalami kerusakan ringan, seperti tembok jebol, pekarangan tertimbun material longsor, dan jalan yang tertutup lumpur. Warga di lokasi terdampak mengungsi sementara ke tempat yang lebih aman dan melakukan perbaikan secara gotong royong.
AKP Karyawan mengingatkan masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi bencana saat musim hujan.
“Kami imbau masyarakat untuk tidak tidur saat hujan deras turun, terutama di wilayah rawan. Harus saling memberi informasi dan meningkatkan kesiapsiagaan,” tegasnya. [nm/beq]
-

Banjir Bandang Terjang Mojo Kediri, Lansia Hilang Terseret Arus
Kediri (beritajatim.com) – Banjir bandang menerjang Dusun Tumpakbeji, Desa Blimbing, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, pada Sabtu dini hari (17/5/2025). Dua rumah warga dilaporkan rusak berat dan satu korban yang merupakan lansia dilaporkan hilang.
Peristiwa ini terjadi akibat luapan Sungai Bruni yang berhulu di lereng Gunung Wilis dipicu hujan deras mengguyur kawasan tersebut sejak Magrib hingga tengah malam.
Dua rumah yang terdampak milik Tekat (65) dan Hariyanto (45). Tekat dilaporkan hilang setelah terseret arus banjir bandang yang menghantam rumahnya saat ia sedang tidur di kamar.
“Kamarnya jebol diterjang banjir bandang. Di rumah bersama dua keponakannya Putri (22) dan Nanang (25),” ujar Sirtomo, kerabat korban.
Selain merenggut satu korban manusia, banjir bandang juga mengakibatkan hilangnya 11 ekor kambing peliharaan milik Tekat. Sementara itu, keluarga Hariyanto, yang terdiri dari istri dan anak, sempat ikut hanyut hingga ke halaman rumah, namun berhasil menyelamatkan diri.
Sabtu pagi, para penghuni rumah bersama kerabat dan tetangga mulai membersihkan material lumpur dan puing-puing yang terbawa banjir. Warga bekerja bergotong royong untuk mengangkat sisa-sisa banjir dari dalam rumah dan halaman.
Banjir bandang ini bukan satu-satunya bencana yang terjadi di Kecamatan Mojo. Sejumlah titik di wilayah tersebut, termasuk Desa Pamongan, Ngetrep, dan Petungroto, juga dilaporkan mengalami longsor menyusul intensitas hujan tinggi dalam beberapa hari terakhir.
Hingga saat ini, proses pencarian korban hilang masih terus dilakukan oleh warga bersama aparat setempat. [nm/beq]

