Hewan: Kambing

  • KPKP Jakbar periksa hewan kurban yang dijual di trotoar

    KPKP Jakbar periksa hewan kurban yang dijual di trotoar

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Barat akan melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban yang dijual di pinggir jalan atau trotoar.

    “Pasti kita lakukan pemeriksaan. Kita melakukan teknis pemeriksaan hewannya saja,” kata Kasudin KPKP Jakbar Novy C. Palit saat dikonfirmasi, Rabu.

    Novy mengatakan bahwa pihaknya hanya bertugas secara teknis untuk melakukan pemeriksaan, namun tidak tidak berwenang dalam menentukan titik-titik lokasi penjualan hewan kurban.

    “Kalau untuk lokasinya itu sudah ada SK (Surat Keterangan) Wali Kota. Kalau untuk penentuan lokasi, kita tidak ada wewenang di situ. Cuma kita hanya melakukan pemeriksaan secara teknisnya, saja pasti kita lakukan,” ujar Novy.

    Novy mengatakan hal itu menyusul merebaknya lokasi-lokasi penjualan atau penampungan hewan kurban yang berada di pinggir jalan atau trotoar di Jakarta Barat, salah satunya di wilayah Tawakal, Grogol Petamburan.

    Hingga kini, kata dia, pihaknya telah melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban di 51 lokasi penampungan hewan kurban yang tersebar di delapan kecamatan di Jakarta Barat.

    Total hewan kurban yang diperiksa mencapai 3.628 ekor yang terdiri dari sapi kambing dan domba.

    Sebelumnya, Pemerintah Kota Jakarta Barat (Pemkot Jakbar) menjamin tempat pemotongan hewan kurban di wilayah setempat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    “Insya Allah tidak ada penampungan hewan kurban di tempat-tempat yang tidak sesuai dengan aturan atau ketentuan,” kata Wali Kota Jakbar Uus Kuswanto saat dihubungi ANTARA di Jakarta pada Kamis (1/5).

    Adapun ketentuan tempat pemotongan hewan kurban di Jakarta masih berpatokan pada Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 10 tahun 2022 tentang pedoman penyelenggaraan pemotongan hewan kurban di Jakarta.

    “Kita masih menunggu Pergub baru ya terkait ketentuannya. Tapi sementara kita masih berpegangan pada ketentuan di Pergub 10 tahun 2022 itu,” kata Uus.

    Dalam Pergub tersebut, persyaratan teknis utama yang mesti dipenuhi adalah memadainya fasilitas pemotongan, lahan pemotongan, akses air bersih, penampungan limbah, tempat perebusan, badan dan peralatan disinfeksi, kondisi kesehatan panitia, penyediaan kandang isolasi dan karantina, lokasi yang tidak rawan banjir dan tidak mengganggu ketertiban umum.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Dokter Hewan: Jangan Asal Beli! Ini Tanda Hewan Kurban Layak Disembelih

    Dokter Hewan: Jangan Asal Beli! Ini Tanda Hewan Kurban Layak Disembelih

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Dokter hewan Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Bojonegoro berbagi tips untuk memilih hewan kurban menyambut Hari Raya Idul Adha 2025. Sehingga hasil kurban aman dan sehat saat dikonsumsi.

    Dokter Hewan Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Bojonegoro Rizky Pamwidya mengungkapkan, tips bagi muslim yang akan berkurban harus memilih hewan kurban yang sehat, tidak kurus dan tidak cacat. Kedua, hewan kurban cenderung aktif dan tidak lesu. “Ketiga, mengecek setiap lubang di organ hewan memastikan tidak ada cairan asing yang keluar,” ujarnya, Rabu (28/5/2025).

    Hal ini dilakukan salah satunya untuk menghindari virus PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) yang sempat merebak di beberapa wilayah dan menyerang hewan berkuku belah seperti sapi dan kambing. Pemeriksaan fisik sederhana ini penting untuk memastikan hewan kurban benar-benar sehat dan layak disembelih.

    Drh Rizky juga mengingatkan agar masyarakat tidak ragu bertanya kepada penjual terkait riwayat kesehatan hewan, serta lebih baik membeli hewan dari tempat yang sudah diawasi oleh petugas kesehatan hewan.

    “Sebaiknya tidak khawatir akan adanya PMK, karena dari Dinas Peternakan dan Perikanan telah melakukan vaksinasi rutin setiap 6 bulan sekali. Insya Allah di Bojonegoro sudah aman karena di 28 Kecamatan sudah dilaksanakan,” imbaunya. [lus/kun]

  • Pedagang hewan kurban di Kebon Jeruk tak masalah diperiksa Sudin KPKP

    Pedagang hewan kurban di Kebon Jeruk tak masalah diperiksa Sudin KPKP

    Jakarta (ANTARA) – Pedagang hewan kurban Putra Jakarta Farm yang berada di Jalan Meruya Ilir, RT 01/RW 01, Kebon Jeruk, Syaiful Anwar mengaku tidak ada masalah bila petugas Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Barat melakukan pemeriksaan.

    Dia juga tidak khawatir jika ditemukan penyakit pada hewan kurbannya saat pemeriksaan yang dilakukan Sudin KPKP Jakbar.

    “Saya dukung ada kontrol dari pemerintah, terutama dari Sudin KPKP untuk melakukan pengecekan. Itu kan untuk menjamin kesehatan hewan kurbannya juga,” kata dia di Jakarta, Rabu.

    Melalui pemeriksaan itu, penyakit-penyakit yang ditemukan dalam tubuh hewan kurbannya dapat segera diberikan obat, sehingga tidak menularkan ke hewan lainnya.

    “Saya juga disuruh laporan kalau ada apa-apa, dan itu tidak masalah. Senang malah kalau ada,” kata Syaiful.

    Menurut dia, penyakit yang rawan muncul pada hewan kurban terutama saat musim hujan adalah sakit mata, pilek dan batuk (ISPA) dan sebagainya.

    “Kalau hari-hari kayak gini paling pilek, sakit mata. Nah untuk mengatasinya lewat suntik imun, vitamin gitu. Makanya, perlu pemeriksaan,” katanya.

    Jumlah hewan kurban yang dimilikinya saat ini mencapai 100 ekor, 50 ekor sapi dan 50 ekor kambing. Sebagian dari hewan-hewan tersebut sudah dipesan pembelinya.

    Untuk harganya sendiri, kata Syaiful, harga sapi dijual dengan harga Rp23 juta hingga Rp75 juta/ekor. Sementara, kambing dijual dengan harga Rp3 juta hingga Rp8 juta/ekor.

    Sebelumnya, Kepala Suku Dinas KPKP Jakarta Barat Novy C. Palit meminta warga untuk memperhatikan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dan stiker hewan sehat sebelum membeli hewan kurban.

    Novy menegaskan bahwa SKKH dan stiker adalah bukti bahwa hewan kurban bersangkutan sudah diperiksa oleh Dinas KPKP dan dinyatakan sehat.

    “Imbauan kita, beli hewan kurban yang sudah diperiksa oleh petugas dari Dinas KPKP DKI Jakarta. Cara tau hewan itu sudah diperiksa, ada surat-suratnya. Ada SKKH dari Jakarta, kemudian kita beri stiker juga,” kata Novy kepada wartawan di Jakarta, Selasa (27/5).

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kementan pastikan terus dorong hilirisasi riset peternakan

    Kementan pastikan terus dorong hilirisasi riset peternakan

    Ilustrasi – Peternak memerah susu kambing etawa di kandang milik koperasi Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqo, Sindang, Indramayu, Jawa Barat. bANTARA FOTO/Dedhez Anggara/wsj.b

    Kementan pastikan terus dorong hilirisasi riset peternakan
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Selasa, 27 Mei 2025 – 20:08 WIB

    Elshinta.com – Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian memastikan terus mendorong hilirisasi riset peternakan guna meningkatkan daya saing, inovasi, dan kesejahteraan peternak secara berkelanjutan.

    “Pemerintah melalui Kementerian Pertanian memastikan mendorong hilirisasi riset peternakan,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Tri Melasari dalam keterangan dikonfirmasi di Jakarta, Selasa, merespon adanya temuan molekul dalam susu kambing yang dapat membuat anak sehat dan cerdas oleh Prof. Dr. Epi Taufik dari IPB University, Bogor.

    “Apa yang disampaikan Prof. Epi adalah bukti bahwa inovasi tidak hanya soal teknologi besar, tapi juga pada pemanfaatan potensi lokal yang selama ini tersembunyi,” ujar Tri Melasari.

    Dia menegaskan bahwa Kementerian Pertanian sangat mendukung agar riset-riset semacam itu bisa diadopsi ke dalam kebijakan strategis pangan nasional.

    Sebelumnya, dalam pidato pengukuhan sebagai guru besar tetap Fakultas Peternakan IPB University, Bogor, pada 24 Mei 2025, Prof. Dr. Epi Taufik menyampaikan satu gagasan yakni susu bukan sekadar minuman bergizi tetap adalah sumber molekul ajaib.

    “Molekul itu bernama oligosakarida. Oligosakarida ini seperti makanan premium bagi bakteri baik di usus kita, Di dalam tubuh, mereka tak langsung dicerna, tapi justru memberi makan mikroba yang baik. Hasilnya? Sistem imun lebih kuat, pencernaan lebih sehat, dan otak berkembang lebih optimal,” ujar Prof. Epi.

    Dalam ASI, katanya, kandungan oligosakarida jumlahnya ratusan, tapi ternyata kambing juga punya versi yang cukup menjanjikan, khususnya kambing leranakan etawah, ras lokal unggulan Indonesia.

    Melalui riset bertahun-tahun, Prof. Epi dan timnya berhasil mengidentifikasi oligosakarida jenis 3’-SL dan 6’-SL dalam kolostrum (susu awal) kambing PE. Dua jenis ini dikenal berfungsi sebagai pelindung alami bayi dari infeksi, sekaligus mendukung tumbuh kembang otak.

    Ia menerangkan susu kambing memiliki struktur mirip ASI dan kandungan laktosa tinggi, menandakan banyak oligosakarida tersembunyi yang dapat dipisahkan serta dimurnikan menggunakan teknologi modern seperti HPLC dan NMR.

    “Bayangkan kalau oligosakarida ini bisa ditambahkan ke dalam produk makanan atau minuman sehari-hari dari susu bubuk, biskuit, sampai probiotik,” katanya.

    Menurutnya, hal itu memiliki potensi komersial yang cukup tinggi. Di luar negeri, katanya, beberapa perusahaan besar sudah lebih dulu mengembangkan suplemen oligosakarida dari susu untuk bayi dan lansia. Indonesia punya peluang serupa, bahkan bisa lebih unggul karena ragam ternak lokalnya.

    “Namun, tantangan masih ada. Selama ini perhatian kita terhadap molekul bioaktif susu masih minim. Padahal ini peluang strategis, apalagi dengan adanya program nasional Makan Bergizi Gratis,” ujarnya.

    Ia berharap ke depan Indonesia bisa memproduksi sendiri oligosakarida berbasis susu lokal, bukan hanya untuk konsumsi dalam negeri, tapi juga sebagai komoditas ekspor bernilai tinggi.

    Prof. Epi menambahkan susu kambing dengan oligosakarida lokal dinilai mampu menjawab isu gizi sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi peternak kecil melalui pengembangan produk bioaktif bernilai tambah dari kambing lokal secara berkelanjutan.

    Sumber : Antara

  • DKI lakukan uji antraks pada hewan kurban di Kebon Jeruk Jakbar

    DKI lakukan uji antraks pada hewan kurban di Kebon Jeruk Jakbar

    Jakarta (ANTARA) – Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta melakukan uji penyakit antraks terhadap hewan-hewan kurban di penampungan Jalan Meruya Ilir, RW 01, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa.

    Uji penyakit tersebut dilakukan dengan mengambil sampel preparat ulas darah dan tanah di tempat penampungan hewan kurban menjelang Idul Adha 1446 Hijriah.

    “Pemeriksaan hari ini kita melakukan pemeriksaan preparat ulas darah kemudian pemeriksaan sampel tanah untuk dilakukan pengujian untuk penyakit antraks,” ungkap Kepala Suku Dinas KPKP Jakarta Barat, Novy C. Palit di lokasi kepada wartawan, Selasa.

    Preparat ulas darah adalah metode pemeriksaan sampel darah hewan kurban untuk mendeteksi penyakit atau infeksi tertentu, dalam hal ini antraks.

    “Sampel preparat ulas darah dan tanah selanjutnya diuji di laboratorium. Hasilnya diperkirakan keluar besok, tapi nanti diumumkan oleh Dinas KPKP DKI Jakarta pekan depan, karena kita pemeriksaannya semua lima wilayah DKI,” ujar Novy.

    Meskipun secara fisik hewan-hewan kurban seperti sapi dan kambing di lokasi tersebut dalam kondisi sehat, pihaknya akan mengambil langkah jika memang uji laboratorium mendapat hasil positif antraks.

    “Semoga tidak ditemukan, tapi jika ada ditemukan kita akan melakukan tindak lanjut. Langkah-langkah yang diambil, kita menunggu hasil dari pimpinan,” kata Novy.

    Novy menambahkan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban di 51 lokasi penampungan hewan kurban yang tersebar di delapan kecamatan di Jakarta Barat.

    Total hewan kurban yang diperiksa mencapai 3.628 ekor yang terdiri dari sapi kambing dan domba.

    “Diambilnya sampel peparat dari ulas darah, kemudian dari sampel tanahnya. Nanti kita ujikan ke lab,” katanya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Rahasia Dapur: 8 Bahan Alami untuk Mengempukkan Daging agar Lebih Lezat dan Empuk

    Rahasia Dapur: 8 Bahan Alami untuk Mengempukkan Daging agar Lebih Lezat dan Empuk

    JABAR EKSPRES – Bahan alami untuk mengempukkan daging ternyata sangat mudah ditemukan di sekitar kita. Tanpa perlu menggunakan bahan kimia atau alat khusus, kamu bisa membuat olahan daging jadi lebih empuk dan lezat hanya dengan memanfaatkan rempah dan buah yang ada di dapur.

    Banyak dari kita mungkin merasa frustrasi saat memasak daging sapi, kambing, atau ayam karena hasil akhirnya terasa keras atau alot. Padahal, ada solusi mudah dan alami untuk mengatasi masalah ini.

    Di tengah maraknya teknik memasak modern, bahan alami untuk mengempukkan daging tetap menjadi pilihan favorit para ibu rumah tangga hingga chef profesional. Selain aman, cara ini juga menjaga cita rasa dan keaslian masakan. Lalu, apa saja bahan alami tersebut? Berikut daftar lengkapnya!

    8 Bahan Alami untuk Mengempukkan Daging

    1. Nanas: Si Manis yang Kaya Enzim Pengempuk

    Bahan alami untuk mengempukkan daging yang pertama adalah nanas. Buah tropis ini mengandung enzim bromelain yang mampu memecah serat otot pada daging.

    Caranya cukup mudah, kamu tinggal memarut atau menumbuk nanas, kemudian balurkan ke permukaan daging. Diamkan selama 30 menit hingga 2 jam, tergantung tingkat keempukan yang diinginkan.

    Tapi hati-hati ya, kalau didiamkan terlalu lama, daging bisa jadi terlalu lembek. Nanas sangat cocok untuk mengempukkan daging sapi, kambing, atau bahkan ayam kampung yang biasanya alot.

    BACA JUGA: Obat Kolesterol Tinggi dan Asam Urat dengan Bahan Alami

    2. Daun Pepaya: Tradisi Lama yang Masih Ampuh

    Kalau kamu tanya nenek atau orang tua dulu, pasti mereka akan menyebut daun pepaya sebagai bahan alami untuk mengempukkan daging.

    Daun ini mengandung enzim papain yang punya fungsi mirip dengan bromelain. Caranya cukup tumbuk daun pepaya lalu balurkan ke daging, atau bungkus daging dengan daun tersebut. Diamkan selama beberapa jam sebelum dimasak.

    Teknik ini sering digunakan saat membuat sate, rendang, atau tongseng. Rasanya tetap lezat, tapi tekstur daging jauh lebih empuk dan mudah dikunyah.

    3. Jeruk Lemon atau Nipis: Asam yang Membantu Memecah Protein

    Bahan alami untuk mengempukkan daging selanjutnya datang dari keluarga jeruk. Lemon dan jeruk nipis mengandung asam alami yang bisa memecah protein dalam daging. Cukup peras airnya dan balurkan merata ke seluruh permukaan daging. Diamkan sekitar 1 hingga 2 jam sebelum dimasak.

  • 3.310 Hewan Kurban di Jakut Dipastikan Sehat, Bebas PMK dan Antraks
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        27 Mei 2025

    3.310 Hewan Kurban di Jakut Dipastikan Sehat, Bebas PMK dan Antraks Megapolitan 27 Mei 2025

    3.310 Hewan Kurban di Jakut Dipastikan Sehat, Bebas PMK dan Antraks
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sebanyak 3.310
    hewan kurban
    di Jakarta Utara dipastikan bebas dari segala jenis penyakit.
    Hal ini diketahui usai Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (Sudin KPKP) Jakarta Utara melakukan pemeriksaan kesehatan. 
    “Kita sudah meriksa kurang lebih 3000-an hewan. Kemudian, dari hasil pemeriksaan itu ada sekitar dua yang tidak layak karena faktor usia, belum layak untuk kurban,” ungkap Kasudin KPKP Jakarta Utara Unang Rustanto saat diwawancarai
    Kompas.com
    , Selasa (27/5/2025).
    Unang memastikan, ribuan hewan kurban tersebut terbebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Lumpy Skin Disease (LSD), dan tidak terindikasi penyakit antraks.
    Ke-3.310 hewan itu tersebar di 69 titik tempat penampungan hewan di enam kecamatan Jakarta Utara, yakni Kecamatan Cilincing, Koja, Kelapa Gading, Tanjung Priok, Pademangan, dan Penjaringan.
    Unang mengatakan, pihaknya akan terus melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap hewan-hewan di tempat penampungan hingga satu hari menjelang Idul Adha.
    Titik-titik tempat penampungan hewan yang diperiksa juga akan terus bertambah seiring dengan banyaknya pedagang hewan yang baru membuka lapak mendekati hari Idul Adha.
    “Serta pedagang kambing baru menjual itu satu minggu sebelum hari H,” jelas Unang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mau Berkurban Tanpa Repot? Begini Cara Mudah Kurban Online Lewat BAZNAS!

    Mau Berkurban Tanpa Repot? Begini Cara Mudah Kurban Online Lewat BAZNAS!

    Jakarta: Menjelang Iduladha, banyak dari kita ingin menjalankan ibadah kurban dengan cara yang mudah, aman, dan tepat sasaran. 
     
    Nah, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menawarkan solusi kurban online yang praktis tanpa harus keluar rumah. 
     
    Mulai dari memilih hewan hingga distribusi ke pelosok, semua bisa dilakukan dalam satu genggaman.

    Berikut ini panduan lengkap berkurban lewat Kurban Berkah BAZNAS yang bisa kamu ikuti, seperti yang telah dirangkum dari laman BAZNAS!

    1. Pilih hewan kurban sesuai kebutuhan dan budget
    BAZNAS menyediakan berbagai pilihan hewan kurban. Mulai dari domba atau kambing dengan berat sekitar 27-29 kg seharga Rp3.000.000 per ekor, 1/7 sapi dengan berat 220-250 kg dengan harga Rp3.000.000, hingga 1 ekor sapi dengan berat 220-250 kg dengan harga Rp21.000.000
     
    Kamu bisa memilih hewan kurban dan langsung memasukkan nominalnya sesuai dengan pilihanmu.
     

    2. Lengkapi data diri dan lakukan pembayaran
    Setelah memilih hewan kurban, kamu cukup isi data pribadi seperti:
     
    – Nama lengkap
    – Nomor handphone
    – Email
     
    Kemudian, lanjutkan ke proses pembayaran yang bisa dilakukan secara online melalui berbagai metode berikut:
     
    Transfer ke Rekening BAZNAS:
     
    BSI: 100.078.2854
    BNI: 777.4040.408
    Mandiri: 122.001.771.7771
    BCA: 686.073.7777
    BRI: 0504.01.000.425.309
    BCA Syariah: 0011.7777.11
    a.n. Badan Amil Zakat Nasional
     
    Kalau kamu menggunakan QRIS atau transfer, jangan lupa konfirmasi pembayaran ke WhatsApp BAZNAS di 0811-8882-1818 ya!
    3. Proses penyembelihan sesuai syariat
    Setelah pembayaran selesai, hewan kurbanmu akan disembelih oleh tim BAZNAS sesuai syariat Islam dan ketentuan yang berlaku. Semua dilakukan dengan profesional dan transparan.

    4. Daging kurban disalurkan ke seluruh Indonesia
    Hebatnya, daging kurban dari BAZNAS tidak hanya dibagikan di kota besar, tapi juga disalurkan ke daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar). Daging akan dibagikan dalam bentuk potong segar atau daging olahan kaleng kepada mereka yang benar-benar membutuhkan.

    5. Terima Sertifikat dan Laporan Kurban
    Sebagai bukti transparansi, kamu akan menerima sertifikat dan laporan penyembelihan yang dikirim langsung oleh BAZNAS. Jadi, kamu bisa tahu ke mana kurbanmu disalurkan dan kapan penyembelihannya dilakukan.
     
    Dengan layanan Kurban Berkah BAZNAS, kamu bisa menjalankan ibadah kurban dengan tenang dan aman. Semua proses mulai dari pemilihan hewan, pembayaran, penyembelihan, hingga distribusi dilakukan secara profesional dan transparan.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Polsek Krembung Dukung Ketahanan Pangan Melalui Pendampingan Peternak Kambing di Desa Rejeni

    Polsek Krembung Dukung Ketahanan Pangan Melalui Pendampingan Peternak Kambing di Desa Rejeni

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Kanit Binmas Polsek Krembung Polresta Sidoarjo Aiptu Adin bersama Bhabinkamtibmas Desa Rejeni Aipda Eko Mei Ludianto melaksanakan pengecekan dan pendampingan terhadap peternak kambing, Bapak Daiman, di lahan pekarangan Desa Rejeni, Kecamatan Krembung Senin (26/5/2025).

    Pengecekan dan pendampingan peternak ini dalam mensukseskan program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto terkait ketahanan pangan dan gerakan Polisi Cinta Petani untuk Pekarangan Pangan Bergizi (P2B) serta arahan Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Christian.

    Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan kesiapan dan keberlanjutan lahan, yang digunakan sebagai sarana pendukung ketahanan pangan Polresta Sidoarjo Polda Jatim di wilayah tersebut. Lahan pekarangan milik Daiman yang difungsikan sebagai peternakan kambing dinilai sangat potensial.

    Aiptu Adin menyampaikan pentingnya perawatan dan pendampingan secara berkala, agar usaha peternakan bisa berkembang secara optimal. “Kami hadir tidak hanya melakukan pengecekan, tetapi juga memberikan semangat dan pendampingan agar para petani dan peternak termotivasi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan ketahanan pangan sekaligus kesejahteraan warga,” ucapnya.

    Selain itu, perawatan terhadap lahan dan hewan ternak juga dilakukan secara intensif. Pakan kambing diberikan secara teratur dan kondisi kandang dicek untuk memastikan kesehatan hewan terjaga dengan baik. Langkah ini dinilai mampu meningkatkan produktivitas dan hasil ternak yang dapat memberikan nilai ekonomi bagi pemilik maupun warga sekitar.

    Dari hasil pendampingan ini, lahan pekarangan milik Daiman diharapkan bisa tumbuh subur dan menjadi model bagi masyarakat dalam mendukung ketahanan pangan lokal. “Hasil ternak yang berkembang nantinya diharapkan mampu meningkatkan penghasilan serta memenuhi kebutuhan pangan bergizi bagi masyarakat setempat,” terang Daiman.

    Sinergi nyata antara aparat kepolisian dan masyarakat dalam menjaga stabilitas pangan serta mendorong swasembada pangan melalui sektor peternakan, harus terus terwujud. “Sinergitas seperti ini yang diharapkan oleh masyarakat,” imbuh Daiman. (isa/kun)

  • Pastikan Kelayakan Hewan Kurban, Mas Dhito Terjunkan Tim DKPP ke Kandang Peternak

    Pastikan Kelayakan Hewan Kurban, Mas Dhito Terjunkan Tim DKPP ke Kandang Peternak

    Kediri (beritajatim.com) – Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana menerjunkan petugas kesehatan hewan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) untuk melakukan monitoring hewan kurban.

    Dalam kegiatan monitoring ini, petugas mendatangi kandang milik peternak yang menyediakan hewan untuk kurban. Hewan ternak yang ada kemudian dilakukan pengecekan untuk memastikan dalam kondisi sehat dan sudah cukup umur.

    “Lewat monitoring ini, kami dari DKPP memastikan keterkaitan kesehatan dan kondisi hewan yang akan dijadikan kurban,” kata Plt. Kepala DKPP Kabupaten Kediri Tutik Purwaningsih, Kamis (22/5/2025).

    Di Kabupaten Kediri, meski beberapa bulan terakhir tidak ditemukan Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak, namun hal ini diakui tetap masih menjadi ancaman yang harus diwaspadai. Selain kegiatan vaksinasi yang masih berjalan, lewat kegiatan monitoring itu petugas sekaligus melakukan edukasi kepada peternak supaya menjaga kondisi kesehatan hewan ternak dan kebersihan kandang.

    Disisi lain, melalui kegiatan monitoring yang dilakukan, petugas juga mendata populasi hewan ternak yang siap kurban. Di Kabupaten Kediri dari data DKPP pada 2025 ini jumlah sapi yang siap kurban sebanyak 12.000 ekor, kambing kurang lebih 46.000 dan domba 6.600 ekor.

    “Hasil monitoring selama 10 hari ini, permintaan (hewan kurban) baik dari masyarakat Kabupaten Kediri maupun luar Kabupaten betul-betul luar biasa,” ungkapnya.

    Tingginya permintaan hewan kurban dari luar daerah itu menurut Tutik patut menjadi perhatian pelaku usaha ternak supaya mengetahui harapan konsumen. Pasalnya, pembeli saat ini lebih selektif dalam memilih hewan yang akan dijadikan kurban.

    Untuk memastikan hewan ternak yang keluar kandang dalam kondisi sehat, menjelang Idul Adha ini Tutik mengaku meminta dokter hewan yang terjun ke lapangan untuk membuatkan surat keterangan kesehatan hewan (SKKH).

    “Jadi nanti yang menerima sudah tahu ada SKKH, minimal sudah dicek dokter hewan dan tidak ada indikasi penyakit hewan menular,” tambahnya.

    Kegiatan monitoring hewan kurban yang dilakukan petugas dari DKPP mendapatkan sambutan positif dari peternak, salah satunya Wahyu Widianto. Pemilik kandang ternak di Desa Mangunrejo, Kecamatan Ngadiluwih tersebut mengaku SKKH saat ini sangat dibutuhkan para peternak.

    “Seperti tempat kami ini, pembeli kebetulan juga minta SKKH. Alhamdulilah adanya kegiatan monitoring yang dilakukan oleh pemerintah ini sangat membantu kami para peternak,” akunya.

    Wahyu Widianto menambahkan, di kandang miliknya terdapat 20 ekor sapi dan hampir semua telah dipesan konsumen untuk kurban. Selain sapi, dia juga mengembangkan ternak domba yang populasinya kini sekitar 200 ekor. [ADV PKP/nm]