Hewan: Kambing

  • PT Pelindo Regional 3 Sub Regional Kalimantan salurkan bantuan hewan kurban

    PT Pelindo Regional 3 Sub Regional Kalimantan salurkan bantuan hewan kurban

    Sumber foto: Syahri Ruslan/elshinta.com.

    PT Pelindo Regional 3 Sub Regional Kalimantan salurkan bantuan hewan kurban
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 04 Juni 2025 – 20:45 WIB

    Elshinta.com – Dalam semangat kebersamaan dan kepedulian sosial menyambut Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 3 Sub Regional Kalimantan melaksanakan program Pelindo Berbagi Hewan Qurban sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat di sekitar wilayah kerjanya.

    Sebanyak 22 ekor sapi dan 12 ekor kambing telah disalurkan ke berbagai wilayah kerja Sub Regional Kalimantan. Hewan kurban ini dibagikan kepada masyarakat sekitar pelabuhan yang berhak menerima, termasuk melalui lembaga sosial dan organisasi kemasyarakatan yang telah ditunjuk untuk menyalurkan bantuan secara tepat sasaran.

    Khusus di wilayah Banjarmasin, Pelindo menyalurkan 17 ekor sapi dan 12 ekor kambing. Penyaluran ini melibatkan koordinasi bersama instansi lokal, tokoh masyarakat, serta perwakilan mitra kerja agar distribusi berjalan lancar dan amanah. Rabu 4/06/2025

    Program tahunan ini tidak hanya menjadi simbol pelaksanaan ibadah, tetapi juga wujud nyata kontribusi Pelindo dalam memperkuat hubungan harmonis dengan masyarakat pelabuhan. Momentum Iduladha dimanfaatkan sebagai ajang berbagi, mempererat silaturahmi, dan meningkatkan nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan bermasyarakat.

    Junior Manager Umum dan Humas, Suprayogi, dalam kesempatan penyerahan simbolis hewan kurban menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari komitmen Pelindo untuk selalu hadir dan berbagi dengan masyarakat.

    “Pelindo senantiasa menempatkan nilai kemanusiaan dan kebermanfaatan sosial sebagai bagian penting dari eksistensi perusahaan. Program ini adalah salah satu bentuk nyata komitmen kami terhadap masyarakat sekitar pelabuhan,” ujarnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Syahri Ruslan, Rabu (4/6). 

    Ia juga menyampaikan bahwa pelabuhan bukan hanya ruang aktivitas ekonomi dan logistik, tetapi juga bagian dari ekosistem sosial yang perlu dijaga harmoninya. Oleh karena itu, program seperti ini diharapkan mampu memberikan dampak positif secara langsung kepada masyarakat penerima manfaat.

    Suprayogi menambahkan bahwa keterlibatan Pelindo dalam kegiatan sosial seperti ini merupakan bentuk kolaborasi dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat. “Kami percaya bahwa hubungan antara pelabuhan dan masyarakat harus dibangun dalam semangat kolaboratif dan saling mendukung. Kurban ini adalah salah satu cara kami untuk menunjukkan bahwa kami peduli dan ingin tumbuh bersama masyarakat,” katanya. 

    Sumber : Radio Elshinta

  • Daging Kambing Vs Sapi, Mana yang Lebih Tinggi Kolesterol? Ini Kata Dokter

    Daging Kambing Vs Sapi, Mana yang Lebih Tinggi Kolesterol? Ini Kata Dokter

    Jakarta – Menyantap aneka olahan daging kurban menjadi salah satu bagian dari tradisi hari raya Idul Adha. Masyarakat Indonesia biasanya mengolah daging sapi dan kambing, dua hewan yang kerap dikurbankan saat Hari Raya.

    Namun, tak jarang orang yang lebih memilih mengonsumsi daging sapi lantaran dinilai lebih ‘ramah’ kolesterol. Lantas bagaimana faktanya?

    Dokter spesialis penyakit dalam dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr Ray Rattu, SpPD, mengatakan, daging kambing memang memiliki risiko sedikit lebih tinggi dalam meningkatkan kadar kolesterol darah dibandingkan daging sapi.

    Meski begitu, ia menekankan hal ini juga bergantung pada bagian daging yang dikonsumsi, serta bagaimana cara pengolahannya.

    “Ada area yang dibawa di bagian sentral atau yang kita sebut dengan lean. Itu umumnya adalah daging otot semua. Artinya dalam otot tersebut, kandungan lemak itu kecil,” ucapnya saat berbincang dengan detikcom, Selasa (28/5/2025).

    Menurut dr Ray, bagian lean meat cenderung rendah lemak karena sebagian besar terdiri dari otot. Jika seseorang mengonsumsi bagian tersebut, jumlah lemak jenuh yang masuk ke dalam tubuh akan lebih sedikit sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya peningkatan kolesterol darah.

    Karena itu, dr Ray mengatakan bagian orang yang memiliki risiko tinggi sebaiknya menghindari bagian-bagian daging berlemak, seperti dari perut atau dekat kulit.

    “Jadi kita tahu kan kadang ada berapa persen fat dari area daging tersebut. Memang fat yang ada di dalam daging, terutama di bagian otot paha, itu lebih kecil. Otot dada itu lebih kecil. Tetapi kalau di bagian perut, itu cenderung lebih banyak area lemak,” katanya.

    “Nah inilah yang kemudian kita pilih untuk kemudian tidak diolah. Kalau memang yang akan mengkonsumsi ini tentu bermasalah dengan konsumsi kolesterol yang berlebihan atau lemak berlebihan,” lanjutnya lagi.

    (suc/up)

  • Jangan Asal Sembelih! Ini Waktu yang Benar Menyembelih Hewan Kurban agar Sah

    Jangan Asal Sembelih! Ini Waktu yang Benar Menyembelih Hewan Kurban agar Sah

    Jakarta: Setiap Iduladha tiba, ribuan hingga jutaan umat Islam menunaikan ibadah kurban. Sapi, kambing, dan domba pun siap disembelih demi mendekatkan diri kepada Allah SWT. 

    Tapi di balik semangat berkurban, ada satu hal penting yang kerap luput diperhatikan yaitu waktu penyembelihan yang benar. 

    Jangan sampai hewan yang kamu niatkan untuk ibadah justru jadi sedekah biasa hanya karena disembelih di waktu yang keliru.
    Berkurban, sunah atau wajib?
    Dalam buku Panduan Kurban terbitan Dompet Dhuafa yang dikutip dari laman resminya, Rabu, 4 Juni 2025, dijelaskan bahwa hukum berkurban bagi umat Islam yang mampu adalah sunah muakkadah atau sangat dianjurkan, menurut mayoritas ulama dari mazhab Syafi’iyah, Hanbaliyyah, sebagian Malikiyah, dan Imam Abu Yusuf dari mazhab Hanafi.

    Namun, menurut Imam Abu Hanifah, hukum kurban adalah wajib bagi yang mampu. Sementara bagi Nabi Muhammad SAW, kurban menjadi wajib karena status beliau sebagai utusan Allah, sama halnya dengan ibadah sunah lainnya yang menjadi wajib bagi beliau.
     

    Kurban juga bisa menjadi wajib jika:

    – Dengan nazar (bi nadzr): Misalnya seseorang berkata, “Aku bernazar kurban tahun ini” Maka wajib baginya melaksanakannya.

    – Dengan penentuan (bi ta’yîn): Jika seseorang menunjuk hewan tertentu, seperti, “Kambing ini aku pastikan menjadi kurban” maka kurban itu wajib ditunaikan.
    Kapan waktu yang tepat menyembelih hewan kurban?
    Dalam Islam, waktu penyembelihan hewan kurban sangat diatur secara spesifik. Waktu sah menyembelih dimulai

    – Setelah matahari terbit pada Hari Raya Iduladha
    – Setelah salat Id 2 rakaat dan khotbah ringan

    Tiga syarat utama waktu sah menyembelih kurban adalah:

    – Terbitnya matahari pada 10 Zulhijah
    – Selesainya salat Iduladha
    – Selesainya khotbah setelah salat

    Adapun batas akhir penyembelihan adalah saat matahari terbenam pada 13 Zulhijah, yakni akhir dari Hari Tasyrik.
    Hadits shahih tentang waktu penyembelihan kurban
    “Barangsiapa menyembelih hewan kurban setelah salat Iduladha, maka sembelihannya telah sempurna dan ia sesuai dengan sunah kaum muslimin.” (HR Bukhari no. 5546)

    “Sesungguhnya hal pertama yang kita mulai pada hari ini adalah kita melaksanakan salat (Iduladha), kemudian kita pulang dan menyembelih (hewan kurban). Barangsiapa melakukan hal itu, niscaya ia telah sesuai dengan sunah kami. Adapun yang menyembelih hewan kurban sebelum salat Iduladha, maka sembelihannya itu hanyalah daging yang ia berikan untuk keluarganya, bukan termasuk daging hewan kurban (yang dimaksud).” (HR Bukhari no. 965)

    Jadi, jika kamu menyembelih sebelum waktunya, maka sembelihan itu tidak dihitung sebagai kurban, melainkan hanya sedekah biasa.

    Jakarta: Setiap Iduladha tiba, ribuan hingga jutaan umat Islam menunaikan ibadah kurban. Sapi, kambing, dan domba pun siap disembelih demi mendekatkan diri kepada Allah SWT. 
     
    Tapi di balik semangat berkurban, ada satu hal penting yang kerap luput diperhatikan yaitu waktu penyembelihan yang benar. 
     
    Jangan sampai hewan yang kamu niatkan untuk ibadah justru jadi sedekah biasa hanya karena disembelih di waktu yang keliru.
    Berkurban, sunah atau wajib?
    Dalam buku Panduan Kurban terbitan Dompet Dhuafa yang dikutip dari laman resminya, Rabu, 4 Juni 2025, dijelaskan bahwa hukum berkurban bagi umat Islam yang mampu adalah sunah muakkadah atau sangat dianjurkan, menurut mayoritas ulama dari mazhab Syafi’iyah, Hanbaliyyah, sebagian Malikiyah, dan Imam Abu Yusuf dari mazhab Hanafi.

    Namun, menurut Imam Abu Hanifah, hukum kurban adalah wajib bagi yang mampu. Sementara bagi Nabi Muhammad SAW, kurban menjadi wajib karena status beliau sebagai utusan Allah, sama halnya dengan ibadah sunah lainnya yang menjadi wajib bagi beliau.
     

    Kurban juga bisa menjadi wajib jika:
     
    – Dengan nazar (bi nadzr): Misalnya seseorang berkata, “Aku bernazar kurban tahun ini” Maka wajib baginya melaksanakannya.
     
    – Dengan penentuan (bi ta’yîn): Jika seseorang menunjuk hewan tertentu, seperti, “Kambing ini aku pastikan menjadi kurban” maka kurban itu wajib ditunaikan.
    Kapan waktu yang tepat menyembelih hewan kurban?
    Dalam Islam, waktu penyembelihan hewan kurban sangat diatur secara spesifik. Waktu sah menyembelih dimulai
     
    – Setelah matahari terbit pada Hari Raya Iduladha
    – Setelah salat Id 2 rakaat dan khotbah ringan
     
    Tiga syarat utama waktu sah menyembelih kurban adalah:
     
    – Terbitnya matahari pada 10 Zulhijah
    – Selesainya salat Iduladha
    – Selesainya khotbah setelah salat
     
    Adapun batas akhir penyembelihan adalah saat matahari terbenam pada 13 Zulhijah, yakni akhir dari Hari Tasyrik.
    Hadits shahih tentang waktu penyembelihan kurban
    “Barangsiapa menyembelih hewan kurban setelah salat Iduladha, maka sembelihannya telah sempurna dan ia sesuai dengan sunah kaum muslimin.” (HR Bukhari no. 5546)
     
    “Sesungguhnya hal pertama yang kita mulai pada hari ini adalah kita melaksanakan salat (Iduladha), kemudian kita pulang dan menyembelih (hewan kurban). Barangsiapa melakukan hal itu, niscaya ia telah sesuai dengan sunah kami. Adapun yang menyembelih hewan kurban sebelum salat Iduladha, maka sembelihannya itu hanyalah daging yang ia berikan untuk keluarganya, bukan termasuk daging hewan kurban (yang dimaksud).” (HR Bukhari no. 965)
     
    Jadi, jika kamu menyembelih sebelum waktunya, maka sembelihan itu tidak dihitung sebagai kurban, melainkan hanya sedekah biasa.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Risiko Parasit pada Hewan Kurban, Kenali Ciri Hewan Sehat

    Risiko Parasit pada Hewan Kurban, Kenali Ciri Hewan Sehat

    Surabaya, Beritasatu.com – Menjelang Iduladha, permintaan masyarakat akan hewan kurban seperti sapi dan kambing di pasar hewan mengalami peningkatan signifikan dibandingkan hari biasa. Peningkatan ini menyebabkan masuknya hewan kurban dari berbagai daerah, yang tak jarang membawa risiko infeksi parasit dan penularan penyakit ke hewan lainnya.

    Pakar Parasitologi Universitas Muhammadiyah Surabaya, Vella Rohmayani, menjelaskan sapi dan kambing sebagai hewan ternak memiliki risiko tinggi terinfeksi berbagai jenis parasit, yakni endoparasit yang hidup di dalam tubuh dan ektoparasit yang hidup di luar tubuh.

    “Jenis endoparasit yang sering menyebabkan infeksi pada hewan ternak antara lain protozoa parasit seperti Eimeria sp, Taenia saginata yaitu cacing pita, Fasciola sp alias cacing hati, serta cacing golongan nematoda usus,” ujar Vella, saat ditemui baru-baru ini.

    Sementara itu, jenis ektoparasit yang umum menyerang sapi dan kambing meliputi kutu, tungau seperti Sarcoptes scabiei, lalat pengisap darah, dan caplak.

    “Mengingat banyaknya jenis parasit yang dapat menginfeksi hewan ternak, kita perlu sangat hati-hati saat memilih dan membeli hewan yang akan dijadikan kurban,” tegasnya.

    Ada beberapa ciri-ciri fisik yang bisa dilihat dari hewan ternak yang bebas dari infeksi parasit. Sapi dan kambing yang sehat umumnya memiliki tubuh ideal, tidak terlalu kurus atau gemuk, bulu halus dan elastis, serta tidak kering atau bersisik.

    Selain itu tidak ada luka atau bengkak di tubuh, mata tampak bersih, tidak berair, tidak merah, dan tidak bengkak.

    “Selain itu, bagian telinga bersih, tidak mengeluarkan cairan berbau tak sedap, mulut bersih dan tidak mengeluarkan lendir berlebihan, kaki tidak pincang, serta kuku sehat dan tidak pecah-pecah,” tambah Vella.

  • Pastikan Hewan Kurban Sehat, Bupati Jombang Turun Langsung ke Kandang Jelang Iduladha

    Pastikan Hewan Kurban Sehat, Bupati Jombang Turun Langsung ke Kandang Jelang Iduladha

    Jombang (beritajatim.com) – Menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 H, geliat pasar hewan di Kabupaten Jombang mulai terasa. Aktivitas jual beli sapi dan kambing meningkat, seiring kebutuhan masyarakat terhadap hewan kurban. Namun, di balik semarak tersebut, perhatian terhadap kesehatan hewan menjadi prioritas utama pemerintah daerah.

    Pada Rabu (4/6/2025), Bupati Jombang H. Warsubi turun langsung ke lapangan untuk meninjau kondisi kandang dan kesehatan hewan kurban di tiga lokasi penjualan, yakni Denanyar, Kepatihan, dan Jogoroto. Dalam kegiatan tersebut, ia didampingi oleh Wakil Bupati Salmanudin Yazid dan Plt. Kepala Dinas Peternakan Mochammad Saleh.

    Tidak hanya memantau dari kejauhan, Warsubi menyapa para peternak, memeriksa kondisi kandang, serta mengecek langsung satu per satu hewan ternak yang akan dijual. Dalam kunjungannya, ia juga menyerahkan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) kepada para pemilik ternak yang telah memenuhi standar kesehatan.

    “Kesehatan hewan itu bukan hanya syarat sah kurban secara agama, tapi juga demi keamanan masyarakat yang akan mengonsumsi dagingnya,” tegas Warsubi.

    Surplus Ternak, Jombang Siap Sambut Iduladha

    Bupati Jombang Warsubi saat berada di kandang sapi

    Dalam kesempatan itu, Warsubi memastikan bahwa Jombang siap menyambut Idul Adha, baik dari segi kesehatan hewan maupun jumlah ketersediaannya. Berdasarkan data Dinas Peternakan, populasi hewan ternak di Jombang mencukupi, bahkan surplus.

    Tercatat ada 54.100 ekor sapi potong, 7.350 sapi perah, 99.300 kambing, dan 61.500 domba. “Kita tidak hanya siap, tapi bahkan surplus. Masyarakat tidak perlu khawatir, hewan kurban tersedia dan aman,” ungkapnya.

    Ia menambahkan bahwa hingga saat ini, tidak ditemukan kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) maupun Lumpy Skin Disease (LSD) di wilayah Jombang. Meski demikian, pihaknya tetap menerapkan langkah-langkah pengawasan secara ketat demi menjaga kondisi tersebut.

    Plt. Kepala Dinas Peternakan Mochammad Saleh menjelaskan bahwa pengawasan dan pemeriksaan kesehatan hewan telah dilakukan sejak satu bulan sebelum Idul Adha. Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh di seluruh kecamatan yang ada di Jombang.

    Langkah preventif yang dilakukan meliputi vaksinasi PMK, pemberian vitamin dan obat cacing, penyemprotan disinfektan, hingga penyediaan hand sanitizer bagi petugas dan pemilik kandang.
    “Kami lakukan ini secara masif di 21 kecamatan. Alhamdulillah, Jombang zero case untuk PMK dan LSD hingga saat ini,” jelas Saleh.

    Melalui rangkaian upaya yang telah dilakukan, Bupati Warsubi berharap pelaksanaan Idul Adha tahun ini dapat berlangsung dengan aman dan lancar. Ia mengimbau masyarakat untuk tidak ragu dalam membeli dan menyembelih hewan kurban karena semua hewan yang dijual telah melewati proses pemeriksaan ketat.

    “Kita ingin Idul Adha di Jombang berjalan dengan tenang. Hewan kurban harus sehat, penyembelihannya sesuai syariat, dan daging yang dikonsumsi masyarakat aman,” tutupnya. [suf]

  • Ini Sapi Kurban Milik Presiden Prabowo, Gubernur Khofifah, dan Wagub Emil

    Ini Sapi Kurban Milik Presiden Prabowo, Gubernur Khofifah, dan Wagub Emil

    Surabaya (beritajatim.com) – Pada pelaksanaan Hari Raya Iduladha 1446 H, Presiden RI Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak akan mengurbankan sapi untuk masyarakat Jatim. Ketiganya kompak memilih jenis Sapi Lokal Peranakan Ongole (PO).

    Secara khusus, ternak Banmas Presiden yang terdapat di Jawa Timur berjumlah 39 ekor, yang terdiri dari 38 ekor ternak untuk kabupaten kota dan 1 ekor ternak untuk Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

    Untuk hewan kurban dari Banmas Presiden Prabowo berjenis Sapi Lokal Peranakan Ongole (PO) yang berasal dari peternak Teguh di Desa takeran Kec. Solokuro Kabupaten Lamongan. Dengan kondisi tinggi badan 153 cm, panjang badan 170 cm, lingkar dada 219 cm, poel 4 pasang, dan bobot badannya mencapai 1.020 kg atau 1,020 ton.

    Untuk Gubernur Khofifah berkurban satu ekor Sapi Lokal Peranakan Ongole (PO) seberat 960 kg. Yang mana, berasal dari peternak Gani di Desa Takeran, Kec. Solokuro, Kabupaten Lamongan dengan tinggi badan 151 cm, panjang badan 156 cm, lingkar dada 219 cm dan poel 4 pasang.

    Sementara untuk hewan kurban Wagub Jatim berasal dari peternak Abdul di Desa takeran Kec. Solokuro Kab. Lamongan merupakan jenis Sapi Lokal Peranakan Ongole (PO). Bobot badan sapi ini mencapai 900 kg, dengan tinggi badan 151 cm, panjang badan 156 cm, lingkar dada 219 cm, poel 4 pasang.

    “Tahun ini perayaan Idul Adha jatuh pada tanggal 6 Juni. Meski saat ini sedang melaksanakan Ibadah Haji, Insya Allah ibadah kurban tetap dilakukan seperti tahun-tahun sebelumnya dengan kurban satu ekor sapi di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya,” kata Khofifah.

    Khofifah menyebut, kurban tersebut diniatkan untuk kemaslahatan Jawa Timur. Terlebih saat ini ditengah gejolak ekonomi dunia yang sedang lesu, ia berharap, Allah senantiasa memberikan keberkahan dan kemakmuran bagi masyarakat Jawa Timur secara umum.

    “Nantinya sapi kurban akan disembelih 10-13 Dzulhijjah atau 6-9 Juni 2025 oleh tim panitia Idul Adha Masjid Nasional Akbar Surabaya. Semoga membawa keberkahan dan kebermanfaatan,” imbuhnya.

    “Kesemua sapi yang akan dikurbankan tersebut untuk masyarakat Jatim. Sapi Bantuan ini telah diperiksa oleh Dokter Hewan dan dinyatakan dalam kondisi sehat serta sudah divaksin PMK dan LSD. Bismillah, semoga semua kurban baik dari Bapak Presiden, saya, Pak Wagub, dan semua masyarakat Jatim diterima Allah,” imbuhnya.

    Khofifah menjelaskan, sapi Peranakan Ongole dikenal sebagai ras unggulan lokal di Indonesia. Bahkan, Presiden Jokowi dan Presiden Prabowo juga membeli sapi jenis tersebut untuk dijadikan hewan kurban.

    “Ras sapi Ongole jadi ras nomor satu dikalangan peternak. Makanya, Presiden pun juga melirik sapi unggulan jenis ini,” tukasnya.

    Pada kesempatan yang sama, Gubernur Khofifah juga memastikan ketersediaan ternak kurban baik sapi, kambing, maupun domba di wilayah Jawa Timur dalam kondisi aman, stoknya cukup, serta sehat dari penyakit.

    Dia menjelaskan, sebagai salah satu sentra peternakan terbesar di Indonesia, Jawa Timur memiliki populasi ternak yang sangat potensial. Jatim telah surplus ternak kurban.

    Berdasarkan data Dinas Peternakan Jatim, total potensi ketersediaan ternak kurban tahun 2025 antara lain 526.985 ekor sapi, 872.195 ekor kambing, 292.251 ekor domba dan 1.730 ekor Kerbau.

    “Dari jumlah tersebut, sebagian besar telah melewati pemeriksaan kesehatan oleh dokter hewan dan petugas teknis di lapangan untuk memastikan ternak dalam kondisi sehat, layak, dan sesuai syariat Islam untuk dijadikan hewan kurban,” kata Gubernur Khofifah, di sela-sela kegiatannya menjalankan Ibadah Haji, Rabu (4/6/2025).

    Lebih lanjut disampaikan Khofifah, hewan kurban di Jatim telah mendapatkan vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) serta Lumpy Skin Disease (LSD). Ini sebagai bentuk pencegahan dan pengendalian penyakit hewan menular yang berpotensi mengganggu kelayakan kurban.

    Untuk memastikan kesehatan dan kelayakan hewan yang dijual di lapak-lapak penjualan, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur telah menurunkan tim ke seluruh kabupaten/kota.

    Tim ini terdiri dari dokter hewan, paramedik veteriner, Petugas Pengawas Mutu Pakan dan Pengawas Mutu Bibit, selain itu juga melibatkan perguruan tinggi (Fakultas Kedokteran Hewan dan Fakultas Peternakan), organisasi profesi Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI), Perkumpulan Insinyur dan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) dan Perhimpunan Paramedik Veteriner Indonesia (PAVETI) yang secara aktif melakukan pemeriksaan langsung di lapangan.

    “Pemeriksaan ini meliputi aspek kesehatan hewan,dan penerapan animal welfare, kebersihan kandang sementara, kecukupan pakan dan Kecukupan air minum. Berdasarkan laporan dari kabupaten kota di Jawa Timur pada tahun 2025, terdapat 198 pasar hewan dan 2.831 lapak penjualan ternak kurban,” jelasnya.

    Guna menjamin keamanan dan kesehatan hewan kurban yang ada di Provinsi Jawa Timur, juga tersedia petugas pemeriksa hewan kurban Provinsi Jawa Timur diantaranya Dokter Hewan (Medik Veteriner) sebanyak 950 orang, Paramedik Veteriner sebanyak 1.500 orang, Pengawas Bibit Ternak sebanyak 94 orang, Pengawas Mutu Pakan sebanyak 58 orang, dan Juru Sembelih Halal Bersertifikat sebanyak 3.254 orang.

    “Juru Sembelih Halal (JULEHA) akan di perbantukan melakukan pemotongan ternak kurban di RPH dan di tempat-tempat pemotongan ternak kurban di 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur,” katanya.

    Dengan langkah-langkah ini, Gubernur Khofifah menegaskan bahwa pemprov melalui Dinas Peternakan Jatim memberikan jaminan bahwa hewan kurban yang tersedia di pasaran aman, sehat, dan memenuhi standar.

    “Kami menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk membeli hewan kurban dari lapak resmi yang telah mendapatkan tanda pemeriksaan dari petugas untuk memastikan kualitas dan keamanan hewan yang dikurbankan dan memiliki Surat Keterangan Kesehatan Hewan,” jelasnya.

    “Ketersediaan ternak kurban Jatim cukup dan kondisinya sehat, jadi masyarakat masyarakat tidak perlu khawatir akan ketersediaan hewan kurban. Dinas Peternakan bersama instansi terkait terus memantau dan memastikan pasokan tetap stabil, harga dalam batas wajar, serta aspek kesehatan hewan tetap terjaga,” pungkasnya. [tok/beq]

  • Pemkot Jakut temukan belasan hewan kurban sakit

    Pemkot Jakut temukan belasan hewan kurban sakit

    Jakarta (ANTARA) –

    Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Utara hingga saat ini telah menemukan sedikitnya 12 ekor hewan kurban sakit, setelah melakukan pemeriksaan terhadap ribuan hewan kurban di daerah itu.

    “Total ada 12 ekor hewan kurban yang kami temukan sakit, 12 ekor belum cukup umur dan satu ekor cacat,” kata Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Utara Unang Rustanto di Jakarta, Rabu

    Menurut dia, untuk hewan yang sakit itu kebanyakan akibat kelelahan akibat dibawa menggunakan kendaraan dalam waktu yang lama.

    Selain itu beberapa hewan ini mengalami kurang nafsu makan dan juga luka ringan.

    Menurut dia, hewan-hewan tersebut diberikan multivitamin agar bisa sehat kembali dan siap untuk dikurbankan.

    “Alhamdulillah tidak ada penyakit yang mengarah pada penyakit kuku dan mulut (PMK), lumpy skin disease (LSD) atau penyakit kulit berbenjol akibat infeksi dan anthrax,” kata dia.

    Ia mengakui, temuan itu setelah dilakukan pemeriksaan terhadap 7.510 hewan kurban untuk Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah tahun ini.

    “Kami telah memeriksa 7.510 hewan kurban pada 140 tempat pemotongan hewan kurban pada di enam kecamatan Jakarta Utara,” katanya.

    Ia mengatakan 7.510 hewan kurban itu terdiri dari 2.789 ekor sapi, 3.929 kambing dan 792 ekor domba.

    Suku Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Utara mencatat pemeriksaan hewan kurban terbanyak dilakukan di Kecamatan Cilincing dengan 1.590 ekor di 46 tempat pemotongan hewan kurban.

    Kemudian, Kecamatan Koja dengan 704 hewan kurban di 39 tempat pemotongan hewan, lalu Kecamatan Kelapa Gading dengan 210 hewan kurban yang tersebar di 15 tempat pemotongan.

    Selanjutnya 231 hewan kurban diperiksa di Kecamatan Tanjung Priok di 16 lokasi pemotongan. 31 ekor di Pademangan dan 23 ekor di Penjaringan.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Golkar Jatim Kirim Sapi Kurban ke PWNU, Muhammadiyah, dan LDII

    Golkar Jatim Kirim Sapi Kurban ke PWNU, Muhammadiyah, dan LDII

    Surabaya (beritajatim.com) – Ketua DPD Partai Golkar Jatim, Ali Mufthi bersama beberapa pengurus partai melakukan silaturahmi ke kantor PWNU Jatim. Rombongan Golkar Jatim diterima Wakil Sekretaris PWNU Jatim, H Taufik Mukti.

    Golkar Jatim menyerahkan seekor sapi kepada PWNU Jatim. Setelah dari PWNU Jatim, rombongan bergerak menuju ke PW Muhammadiyah Jatim dan LDII Jatim, untuk menyerahkan kurban sapi juga masing-masing satu ekor.

    “Penyerahan sapi kurban ini untuk mempererat tali silarurahmi Golkar Jatim dengan PWNU Jatim, PWM Jatim dan LDII Jatim. Nantinya, Golkar Jatim juga memyembelih sebanyak 15 ekor sapi dan empat ekor kambing di kantor DPD pada Sabtu (7/6/2025) atau satu hari setelah Hari Raya Iduladha,” kata Ali.

    Dalam kesempatan itu, Ali juga menyampaikan susunan kepengurusan Golkar Jatim telah rampung dan diserahkan ke DPP untuk mendapatkan SK.

    “Insya Allah, jumlah pengurus kali ini lebih banyak dibandingkan sebelumnya. Nanti ya ada KSB, dan biro-biro. Nanti ada bidang baru yang mengurusi hubungan antarpesantren. Ketua Bidangnya Pak Ma’ruf Syah. Beliau dari NU,” pungkasnya. [tok/beq]

  • Jelang Iduladha 2025, Hewan Kurban di Bojonegoro Dijamin Bebas PMK

    Jelang Iduladha 2025, Hewan Kurban di Bojonegoro Dijamin Bebas PMK

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Menjelang Hari Raya Iduladha 2025, Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Bojonegoro memastikan tidak ada temuan kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak di wilayah setempat.

    Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Disnakkan Bojonegoro, drh Lutfi Nurrahman menyampaikan, sejak pertengahan Mei 2025, kasus PMK di daerahnya sudah dinyatakan terkendali. “Tidak ada temuan kasus PMK mulai pertengahan Mei,” ujarnya, Rabu (4/6/2025).

    Menurutnya, kondisi tersebut dapat dicapai berkat pemantauan rutin serta pemeriksaan kesehatan hewan ternak secara berkala, baik milik warga maupun yang masuk ke Bojonegoro. Hal ini dilakukan menyusul pengalaman saat wabah PMK sempat merebak sebelumnya.

    Menghadapi momen Iduladha, Disnakkan juga telah mengambil sejumlah langkah antisipasi. Salah satunya dengan menggelar bimbingan teknis (bimtek) Juru Sembelih Halal (Juleha) yang diikuti oleh para juru sembelih dan pengurus takmir masjid.

    “Kami juga memeriksa hewan kurban, baik yang berada di kandang peternak maupun lapak pedagang. Terutama yang akan dikirim ke luar daerah, untuk memastikan bebas dari penyakit termasuk PMK,” imbuhnya.

    Sementara itu, soal ketersediaan hewan kurban, Disnakkan mencatat Kabupaten Bojonegoro memiliki populasi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan lokal. Total terdapat 62.376 ekor hewan kurban yang siap dipasarkan, terdiri dari 18.400 ekor sapi, 19.635 ekor kambing, dan 24.341 ekor domba.

    “Kebutuhan hewan kurban sudah dapat dipenuhi dari peternak Kabupaten Bojonegoro sendiri,” pungkas drh Lutfi.

    Sementara salah seorang peternak kambing di Desa Simbatan Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro, Imron mengungkapkan, jika dalam momen Iduladha 2025 ini permintaan hewan kurban cukup tinggi. Dari jumlah 250 ekor kambing yang ada di kandangnya, kini hanya tinggal sekitar 30 ekor yang belum terjual.

    “Saat ini permintaan cukup tinggi. Untuk harga sendiri relatif dari Rp1,5 juta hingga Rp4 juta,” ujar Imron. [lus/ian]

  • Jelang Iduladha, Ojek Kambing di Gunungkidul Kebanjiran Pesanan

    Jelang Iduladha, Ojek Kambing di Gunungkidul Kebanjiran Pesanan

    Gunungkidul, Beritasatu.com – Suasana berbeda tampak di Pasar Hewan Munggi, Semanu, Kabupaten Gunungkidul, menjelang Iduladha. Di tengah riuhnya jual beli hewan ternak, deretan motor berkeranjang bambu memenuhi sisi pintu keluar pasar. Motor-motor tersebut bukan ojek biasa, melainkan ojek kambing, jasa pengangkutan khusus ternak kambing yang unik dan khas daerah ini.

    Fenomena ojek kambing menjadi pemandangan umum setiap kali hari pasaran tiba. Para pengojek ini rutin mangkal di sekitar pasar, menawarkan jasa angkut kambing ke berbagai pelosok desa, bahkan hingga luar kota. Tradisi ini telah berlangsung puluhan tahun dan menjadi bagian tak terpisahkan dari denyut ekonomi masyarakat lokal.

    Sigit Riyanto (54), salah satu tukang ojek kambing, mengaku sudah menekuni profesi ini sejak harga bahan bakar minyak (BBM) masih Rp 500 per liter, atau sekitar 35 tahun silam. Warga Padukuhan Wediutah, Kalurahan Ngeposari, Kapanewon Semanu ini masih setia menjalani profesinya karena permintaan jasa tetap tinggi, terutama menjelang hari raya kurban.

    “Saya lupa persisnya kapan mulai, yang jelas waktu itu bensin masih lima ratusan rupiah. Sekarang sudah Rp 10.000, tetapi saya masih ojek kambing,” ujar Sigit sambil tertawa.

    Tarif jasa ojek kambing berkisar antara Rp 25.000 hingga Rp 150.000, tergantung jarak dan kondisi pasar. Sigit bahkan pernah mengantar kambing hingga ke Kota Yogyakarta dan Pracimantoro, Wonogiri, Jawa Tengah.

    “Kalau lagi sepi bisa murah, tetapi menjelang Iduladha begini bisa sampai Rp 150.000,” tambahnya.

    Dalam kondisi normal, para ojek kambing biasanya mengantar dua ekor kambing per hari. Namun, menjelang Iduladha, jumlah pengangkutan bisa melonjak hingga 10 kali sehari. Pengangkutan dilakukan dengan metode sederhana, kambing diikat kakinya agar tidak meronta, lalu diletakkan di atas keranjang bambu (kronjot) di jok belakang motor. Untuk menjaga keseimbangan, sisi lain keranjang diberi pemberat atau dinaiki oleh pembeli.

    “Yang penting kambingnya tidak stres dan motor tetap seimbang,” kata Warsito, tukang ojek kambing lainnya.

    Ojek kambing bukan sekadar profesi, tetapi telah menjadi komunitas yang solid. Harjo Sutrisno, sesepuh ojek kambing di Semanu, menyebutkan bahwa profesi ini telah ada sejak Pasar Hewan Munggi berdiri. Saat ini terdapat sekitar 18 pengojek kambing aktif yang rutin hadir setiap Kliwon, jadwal pasaran di pasar tersebut.

    “Kami juga punya arisan rutin setiap Jumat Kliwon. Ini bukan sekadar cari uang, tetapi juga bentuk kebersamaan,” ujar Harjo.

    Menariknya, tidak ada patokan tarif resmi dalam jasa ojek kambing. Semua ditentukan berdasarkan kesepakatan antara tukang ojek dan pembeli, tanpa mempertimbangkan harga kambing yang diangkut.

    “Kadang sehari bisa 10 kali antar, kadang juga tidak dapat order sama sekali. Tergantung ramai tidaknya pasar,” imbuh Harjo.

    Di tengah perkembangan transportasi modern, keberadaan ojek kambing tetap bertahan dan relevan. Bukan hanya membantu pembeli yang tak punya kendaraan, mereka juga menjadi simbol ketahanan ekonomi rakyat di pedesaan.

    Pasar Hewan Munggi Semanu sendiri merupakan salah satu sentra jual beli ternak terbesar di wilayah Gunungkidul. Aktivitas pasar meningkat drastis menjelang Iduladha, seiring melonjaknya permintaan kambing dan sapi. Di saat seperti inilah, jasa ojek kambing menjadi sangat dibutuhkan.

    Bagi Anda yang ingin menyaksikan potret ekonomi rakyat yang unik, datanglah ke Pasar Munggi setiap hari Kliwon. Di sana, motor, kambing, dan semangat gotong royong menjadi satu harmoni yang menghidupkan denyut kehidupan masyarakat lokal.