Hewan: Gajah

  • Masuki Satu Dekade, SOUL Conference 2025 di Banyuwangi Usung Tema Holistic Growth

    Masuki Satu Dekade, SOUL Conference 2025 di Banyuwangi Usung Tema Holistic Growth

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Komunitas spiritual SOUL kembali menggelar agenda tahunan bergengsi, SOUL Conference 2025, yang tahun ini genap memasuki satu dekade penyelenggaraan dengan mengambil lokasi strategis di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

    Tahun ini, konferensi tersebut mengusung tema besar “Bertumbuh Menyeluruh (Holistic Growth)”, yang dirancang sebagai wadah transformasi bagi para praktisi SOUL Meter.

    Tujuannya adalah memfasilitasi peserta untuk mencapai pertumbuhan yang utuh, seimbang, dan menyeluruh pada empat aspek fundamental kehidupan, yakni spiritual, kesehatan, hubungan, dan kemakmuran.

    Antusiasme peserta terlihat dari tingginya tingkat kehadiran. SOUL Conference 2025 dihadiri oleh hampir 500 peserta secara offline yang memadati ballroom Hotel Aston Banyuwangi, serta diikuti oleh 161 peserta secara daring melalui Zoom Webinar.

    SOUL Conference sendiri telah menjadi agenda wajib tahunan bagi para praktisi SOUL Meter. Forum ini berfungsi sebagai ruang utama untuk berbagi pengalaman, belajar metode baru, dan bertumbuh bersama dalam sebuah ekosistem yang positif.

    Tahun 2025 menjadi penanda sejarah penting karena merupakan tonggak perjalanan 10 tahun konferensi ini dalam mengiringi perkembangan komunitas SOUL.

    Eksistensi kegiatan ini tidak lepas dari dukungan solid komunitas praktisi SOUL Meter, yang kini mencatatkan jumlah anggota Soul Development Program (SDP) mencapai 1.309 orang.

    Sejak pertama kali digelar, SOUL Conference konsisten menjadi ruang transformasi spiritual bagi ribuan peserta.

    Banyak di antara peserta yang sebelumnya mengalami stagnasi pertumbuhan diri, namun melalui penerapan metode SOUL Meter, mereka difasilitasi untuk mengenali sekaligus membuka berbagai hambatan yang selama ini menghalangi perkembangan potensi diri mereka.

    Selain itu, konferensi ini juga menjadi ajang pendalaman ilmu secara langsung dari Guru Arsaningsih, selaku Founder SOUL.

    Dedikasi dan aktivitas pelayanan yang dilakukan Bunda Arsaningsih tercatat telah mencerahkan ratusan ribu jiwa melalui berbagai kegiatan sosial dan spiritual yang didukung oleh Yayasan Cahaya Cinta Kasih selama 13 tahun terakhir.

    “Selain menjadi forum pembelajaran, SOUL Conference menjadi ruang silaturahmi dan reuni bagi praktisi SOUL Meter dari berbagai kota di dunia. Kegiatan ini sekaligus menjadi bentuk apresiasi kepada komunitas yang aktif menyelenggarakan program SOUL Action di berbagai daerah,” ungkap Arsaningsih.

    Pemilihan Kabupaten Banyuwangi sebagai tuan rumah SOUL Conference 2025 juga bukan tanpa alasan, melainkan memiliki makna filosofis yang mendalam. Wilayah di ujung timur Pulau Jawa ini dikenal memiliki latar spiritual yang kuat, salah satunya melalui simbol budaya Gajah Oling.

    Dalam filosofi lokal, Gajah melambangkan Yang Maha Besar atau Sang Pencipta. Sementara Oling memiliki arti eling atau ingat.

    Maknanya adalah ajakan untuk senantiasa mengingat, menyadari, dan hidup dalam kesadaran penuh. Filosofi luhur tersebut dinilai sangat selaras dengan ajaran SOUL, yang menekankan bahwa pertumbuhan sejati manusia hanya dapat dicapai melalui koneksi spiritual yang kuat dengan Sang Pencipta. [alr/beq]

  • Miris, Bangga, Haru Jadi Satu

    Miris, Bangga, Haru Jadi Satu

    Jakarta

    Dalam sepekan terakhir, linimasa media sosial dipenuhi unggahan berbagai inisiatif masyarakat yang bahu membahu mengoordinasi bermacam bantuan untuk korban banjir di Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh.

    Di tengah keterbatasan akses pemerintah yang dinilai lambat menangani bencana, masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia bergerak spontan, mengerahkan apa yang mereka bisa lakukan.

    Ada yang menggalang dana hingga terkumpul puluhan miliar rupiah, ada yang berinisiatif mengirimkan pakaian layak pakai dengan memanfaatkan jasa ekspedisi yang digratiskan, para pemilik warung makan menggratiskan makanan bagi para mahasiswa asal Sumatra, netizen aktif menyebarkan update lokasi yang belum terjamah bantuan, belum lagi orang-orang yang berebut menawarkan diri menjadi relawan.

    Unggahan tentang saling bantu ini viral di media sosial, memperlihatkan bahwa meski bencana datang tanpa peringatan, kepedulian warga Indonesia selalu lebih dulu tiba. Di balik musibah, fenomena ini menghangatkan hati namun sekaligus menyisakan keprihatinan.

    “Pemerintah ga mau tetapkan bencana nasional, karena ga ada uang dan ga mau program lain tergerus dananya. Nunggu warga bantu warga, karena tau pasti pada gotong royong saling bantu,” tulis akun @Sxxxxxxxxxxxxxk.

    “Rakyat kita itu solid dan gotong royong, karena hidup di Indonesia memang cuma bisa saling ngandelin sesama warga. Kita terbiasa berulang kali dibuat kecewa pemerintah yang gak bisa ngapa-ngapain,” kata @Nxxxxxxh.

    “Dalam 24 jam, Ferry Irwandi berhasil kumpulkan Rp10,3 miliar. Ribuan warga bergerak duluan, saling bantu ketika situasi di lapangan makin mendesak. Solidaritas publik lagi2 menunjukkan geraknya bisa lebih cepat daripada negara,” cetus @lxxxxxxxxa.

    “Dari kemarin nangisin banjir Sumatra, gajah mati, hutan dirusak. Tp aku jg nangis liat kebaikan orang-orang Indonesia. Bangga, haru, sekaligus miris. Nyawa emg cuma statisik aja di negara ini, ngga ada artinya. Bener-bener emang cuma warga yang bisa bantu warga, saling menopang, saling mendoakan,” kata @dxxxxxxr campur aduk.

    “Keren bgt rakyat Indonesia. Jangan lelah untuk selalu menyiarkan, berisik tentang keadaan saudara2 kita di Sumatera. Jika yang berwenang masih belum sadar untuk bergerak lebih dan adil maka mari kita warga saling bantu,” ajak @cxxxxxxxxe.

    (rns/rns)

  • Spesies Aneh Ular Kuno Ditemukan di Inggris

    Spesies Aneh Ular Kuno Ditemukan di Inggris

    Jakarta

    Sebuah fosil ular yang baru diidentifikasi mengungkapkan petunjuk tentang evolusi ular awal. Ciri-ciri campurannya menyoroti cabang kuno pohon keluarga caenophidian.

    Identitasnya baru terungkap setelah lebih dari empat puluh tahun setelah pertama kali digali. Reptil yang diberi nama Paradosophision richardoweni ini membantu para peneliti mengeksplorasi bagaimana kelompok ular modern yang paling luas pertama kali mulai berevolusi.

    Fosil yang ditemukan di Hordle Cliff, di sepanjang pantai selatan Inggris pada 1981 ini, sekarang diakui sebagai milik spesies yang belum pernah didokumentasikan sebelumnya.

    Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Comptes Rendus Palevol, hewan ini mewakili spesies baru yang disebut Paradoksofiion richardoweni. Ular ini hidup sekitar 37 juta tahun yang lalu, pada zaman Ketika wilayah yang kini menjadi Inggris memiliki lebih banyak spesies ular.

    Evolusi Caenophidian Awal

    Meskipun biologi tentang ular masih belum banyak diketahui, sisa-sisanya memberikan informasi berharga tentang sejarah awal capophidians, kelompok besar yang mencakup sebagian besar ular hidup. Paradoksofision tampaknya menjadi salah satu anggota paling awal dari garis keturunan ini.

    Anatominya menunjukkan perpaduan sifat yang tidak biasa yang saat ini tersebar di ular caenophidian yang berbeda, kombinasi yang tercermin dalam nama genus Paradoksofi, yang diterjemahkan menjadi ‘ular paradoks’ dalam bahasa Yunani.

    Adapun penamaan spesies ini mengambil nama dari Sir Richard Owen, yang menggambarkan ular fosil pertama dari Hordle Cliff dan memainkan peran kunci membangun Museum Sejarah Alam, tempat fosil-fosil ini disimpan.

    Penulis Utama studi Dr. Georgios Georgalis, dari Institute of Systematics and Evolution of Animals of the Polish Academy of Sciences di Krakow, mengatakan bahwa keberhasilan menggambarkan spesies baru dari koleksi yang sudah ada merupakan mimpi yang menjadi kenyataan.

    “Itu adalah impian masa kecil saya untuk dapat mengunjungi Museum Sejarah Alam, apalagi melakukan penelitian di sana,” ungkap Georgios seperti dikutip dari SciTechDaily.

    “Jadi, ketika saya melihat tulang belakang yang sangat aneh ini dalam koleksi dan tahu bahwa itu adalah sesuatu yang baru, itu adalah perasaan yang luar biasa,” sebutnya.

    Penemuan di Hordle Cliff

    Hordle Cliff, dekat Christchurch di pantai selatan Inggris, ibarat menawarkan jendela untuk menengok periode sejarah Bumi yang dikenal sebagai Eosen yang berlangsung sekitar 56 hingga 34 juta tahun yang lalu.

    Dr. Marc Jones, kurator reptil fosil dan amfibi yang ikut menulis penelitian, mengatakan bahwa zaman ini menyaksikan perubahan iklim yang dramatis di seluruh dunia.

    “Sekitar 37 juta tahun yang lalu, Inggris jauh lebih hangat dari sekarangMeskipun Matahari sedikit redup, kadar karbon dioksida atmosfer jauh lebih tinggi,” Marc menjelaskan.

    “Inggris pada zaman itu juga sedikit lebih dekat ke khatulistiwa, yang berarti bahwa ia menerima lebih banyak panas dari Matahari sepanjang tahun,” imbuhnya.

    Fosil pertama kali ditemukan di Hordle Cliff sekitar 200 tahun yang lalu. Pada awal 1800an Barbara Rawdon-Hastings, Marchioness of Hastings yang berburu fosil, mengumpulkan tengkorak kerabat buaya dari situs tersebut.

    Sejak itu, berbagai fosil kura-kura, kadal, dan mamalia juga telah ditemukan di Hordle Cliff. Ada juga fosil ular yang melimpah, termasuk beberapa spesies yang sangat penting.

    “Fosil ular yang ditemukan di Hordle Cliff adalah yang pertama dikenali ketika Richard Owen mempelajarinya pada pertengahan abad kesembilan belas. Mereka termasuk PaleryxPaleryx, ular konstriktor pertama yang disebutkan dalam catatan fosil,” kata Georgios.

    Untuk melihat lebih baik fosil-fosil ini, Marc dan Georgios mengambil CT scan tulang. Secara total, mereka mengidentifikasi 31 vertebra dari berbagai bagian tulang belakang Paradoksofi.

    Pemindaian menunjukkan bahwa fosil ini memiliki bentuk dan ukuran yang sedikit berbeda, karena tulang belakang ular secara bertahap meruncing dari kepala ke ekor. Namun, mereka berbagi beberapa fitur yang menunjukkan bahwa mereka semua milik satu spesies.

    Georgios memperkirakan bahwa Paradoksofi memiliki Panjang kurang dari satu meter, tetapi rincian lain tentang kehidupan hewan ini sulit untuk diungkap. Kurangnya tengkorak membuat sulit untuk mengetahui apa yang dimakannya, dan tulang belakang tidak memiliki tanda-tanda apakah hewan ini memiliki kebiasaan khusus, misalnya menggali.

    Meskipun tulang belakang tidak memberikan banyak tentang gaya hidup Paradoksofi, mereka sangat mirip dengan sekelompok ular yang dikenal sebagai Acrochordids. Reptil ini dikenal sebagai ular belalai gajah karena kulitnya yang luar biasa longgar.

    Saat ini, hanya beberapa spesies ular ini yang dapat ditemukan hidup di Asia Tenggara dan Australia utara. Tetapi mereka adalah salah satu cabang paling awal dari pohon keluarga caenophidian, dengan catatan fosil yang membentang lebih dari 20 juta tahun.

    “Karena Paradoksofi sangat mirip dengan acrochordids, mungkin saja ular ini bisa menjadi anggota tertua dari keluarga ini. Jika demikian, maka itu bisa berarti bahwa hewan ini adalah spesies akuatik, karena semua Acrochordids adalah akuatik,” rinci Georgios.

    “Di sisi lain, itu mungkin milik kelompok capophidian yang sama sekali berbeda. Tidak ada cukup bukti saat ini untuk membuktikan bagaimana ular ini mungkin hidup, atau keluarga mana yang dimilikinya,” duganya.

    Mencari tahu lebih banyak tentang Paradoksofi dan evolusi awal caenophidians berarti bahwa lebih banyak fosil perlu dipelajari. Georgios berharap untuk melanjutkan karya penelitiannya dalam koleksi reptil fosil yang ada. Ia percaya ada lebih banyak spesies baru menunggu ditemukan.

    (rns/afr)

  • Perjuangan Warga Aceh Menembus Zona Longsor Demi Bertemu Buah Hati  

    Perjuangan Warga Aceh Menembus Zona Longsor Demi Bertemu Buah Hati  

     

    Liputan6.com, Jakarta – Banjir dan longsor di Sumatera meninggalkan banyak cerita. Mulai dari kehilangan, hingga pertemuan yang mengharukan di tengah situasi bencana yang meluluhlantakkan bentala.

    Di Timang Gajah, Bener Meriah, belasan orang rela menempuh perjalanan berkilo-kilo meter jauhnya, melalui medan yang sulit untuk menjemput anak-anak mereka.

    Adalah Safrizal (35) dan empat belas orang lainnya merupakan warga Timang Gajah, sebuah desa yang relatif tidak terdampak banjir dan longsor secara signifikan di Aceh. Namun, desa tersebut mengalami dampak pasca bencana dan terisolasi.

    “Kami hanya makan dengan sisa stok yang ada,” Safrizal memulai kisahnya, kepada Liputan6.com.

    Safrizal kelahiran Aceh Selatan yang merantau ke Dataran Tinggi Gayo kemudian menikahi warga setempat. Dataran Tinggi Gayo saat ini merupakan salah satu wilayah paling parah dengan korban terbanyak, hancur mumur dan terisolasi.

    Saat banjir dan longsor Sumatera, Aceh jadi salah satu provinsi yang dikoyak-moyak oleh bencana yang telah memakan korban ratusan jiwa itu. Secara rinci, jumlah korban meninggal di Aceh berdasarkan data terbaru dari otoritas bencana sebanyak 277 orang, sementara 193 dinyatakan masih hilang.

    Safrizal menempatkan anak perempuannya di salah satu pesantren di kawasan Bireuen untuk menempuh ilmu agama. Ia mulai dilanda gelisah akan anaknya itu yang tak kunjung berkabar akibat putusnya komunikasi.

    Namun, Safrizal tidak sendiri. Banyak di antara penduduk desa yang menempatkan anak-anak mereka ke pesantren sama seperti dirinya.

    “Akhirnya, saya dan belasan warga duduk dan bersepakat untuk menjemput anak-anak kami,” tutur Safrizal.

    Safrizal dan penduduk lainnya pun mempersiapkan diri dengan bekal seadanya. Perjalanan dimulai pada pagi hari, melewati jalur Bener Meriah – Bireuen, yang telah diluluhlantakkan oleh banjir dan longsor.

    Perjalanan memakan waktu selama setengah hari. Sepanjang perjalanan, rombongan ini melewati jalanan terjal yang telah tertimbun oleh longsor dari perbukitan.

    Tebing-tebing di kiri dan kanan jalan yang dilalui remuk. Segalanya terlihat sudah tidak berbentuk lagi.

    Selama perjalanan, adakalanya mereka menumpang kendaraan warga yang desanya terletak di antara jalur yang mereka lalui. Mereka pun memberi upah seadanya atas bantuan tersebut.

    “Karena sedang sama-sama kena musibah. Kita juga mengerti. Sekarang bensin langka,” ujar Safrizal.

    Lewat tengah hari, rombongan ini akhirnya sampai di Bireuen. Dari Bireuen, Safrizal sendiri langsung menuju ke terminal, mencari mobil penumpang yang dapat membawanya ke Kecamatan Jeunieb.

    Setelah menjemput anak perempuannya, Safrizal menginap semalam di rumah seorang kerabat di mana rekan-rekan perjalanannya juga berada bersama anak-anak mereka.

    Keesokan paginya, mereka kembali melalui jalan yang sama, pulang ke Timang Gajah. Bersama anak-anak mereka.

    “Namun, kami baliknya bertujuh, sisanya masih menjemput anak-anak. Tujuh berarti tambah anak-anak yang kini bersama kami. Kami harus bersiap, karena perjalanan sepertinya akan ada hujan,” pungkas Safrizal.

  • Enggan Lakukan Permintaan Komisi Informasi, UGM Dinilai Semakin Vulgar Lindungi Jokowi dari Pengungkapan Ijazah Palsu

    Enggan Lakukan Permintaan Komisi Informasi, UGM Dinilai Semakin Vulgar Lindungi Jokowi dari Pengungkapan Ijazah Palsu

    Fajar.co.id, Jakarta — Sikap perwakilan UGM yang tidak mengamini permintaan hakim untuk melakukan uji konsekuensi terkait Kartu Hasil Studi (KHS) milik Jokowi dengan melibatkan pihak eksternal jadi sorotan.

    Sikap itu dinilai sebagai bukti bahwa Universitas Gajah Mada (UGM) semakin vulgar melindungi dan memproteksi Jokowi agar kejanggalan ijazahnya tidak terbuka ke publik.

    Penilaian itu disampaikan Wakil Ketua Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) Rizal Fadilah. Menurut dia, UGM bergerak untuk melindungi Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo (Jokowi). Hal ini dilihatnya dalam sidang lanjutan sengketa informasi yang digelar Komisi Informasi Pusat, pada Selasa (2/12/2025).

    Pada kesempatan itu, Rizal hadir sebagai pengunjung dalam sidang sengketa informasi publik yang diajukan Leony Lidya, Lukas Luwarso dan Herman yang tergabung dalam Kelompok Bongkar Ijazah Jokowi (Bon Jowi).

    Rizal pun menganggap hal itu merupakan bentuk UGM melindungi Jokowi.

    “Saya kira UGM itu selalu memproteksi (Jokowi). Walaupun sudah diberi oleh pihak hakim ini jangan hanya konteks Jokowi tapi umum saja, sampai sebegitunya, tapi frame berpikir dia (UGM) Jokowi harus dilindungi,” beber Rizal kepada awak media di Kantor Komisi Informasi Pusat, Selasa (2/12/2025).

    Rizal menilai hal ini menjadi masalah serius dalam perkara ijazah Jokowi yang tak kunjung bisa dilihat publik. UGM pun dinilai Rizal memang berniat menutupi informasi perjalanan akademik Jokowi saat berkuliah di UGM.

    Lihat saja Dekan, Rektor, sampai ke pihak perwakilannya di pihak termohon KIP. Sama saja, menyembunyikan. Tidak mau menunjukan hal yang sebenarnya kepada publik, bagaimana Jokowi dalam statusnya dalam perkuliahan, maupun hasil, KKN dan sebagainya,” tegas Rizal.

  • PSI Dorong Kaesang Bin Jokowi Nyalon Presiden, Ahmad Ali Singgung Takdir Allah

    PSI Dorong Kaesang Bin Jokowi Nyalon Presiden, Ahmad Ali Singgung Takdir Allah

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep disiapkan partainya menjadi pemimpin masa depan. Tak tanggung-tanggung, partai berlambang gajah itu akan mendorong Kaesang menjadi Presiden RI.

    Hal tersebut diungkapkan Ketua Harian PSI, Ahmad Ali. Menurutnya, Kaesang saat ini belum bersedia dicalonkan. Namun tak menutup kemungkinan 10 tahun ke depan, pemikiran itu berubah.

    “Siapa tahu ketum kita (PSI) ini 10 tahun yang akan datang jadi presiden kita. Siapa tahu,” kata Ahmad Ali dalam Rakorwil PSI se-Sultra yang digelar di Kendari, Sulawesi Tenggara belum lama ini.

    Ali mengakui bahwa saat ini Kaesang mungkin belum menunjukkan ketertarikan untuk maju sebagai calon presiden.

    Namun, ia mengingatkan bahwa perjalanan politik seseorang bisa berubah kapan saja.

    “Manusia boleh berencana, Allah yang menentukan. Hari ini belum tentu mau, dipaksa juga dia tidak mau. Namun, kalau takdir Allah yang menentukan, siapa yang mau tolak?,” ucapnya lugas.

    Karena itu, menurut Ali, PSI harus sejak dini membangun pengenalan publik terhadap figur Kaesang.

    Ia menegaskan pentingnya kesiapan partai untuk melahirkan pemimpin, bukan sekadar mengikuti arus politik partai besar.

    “Jadi, sebelum itu kita (PSI) sudah harus memperkenalkan kepada masyarakat,” tegas mantan politisi Nasdem itu.

    Ali mengaku, PSI tidak ingin selamanya berada di posisi papan tengah sebagai pengikut dalam konstelasi politik nasional.

    “Kami tentu juga mau melahirkan pemimpin, sampai kapan mau hanya menjadi pengikut. Kalau hanya sekedar jadi follower dan bagi-bagi kekuasaan, ya ngapain,” pungkasnya. (Pram/fajar)

  • Pemuda Desa Ditemukan Tewas di Kebun, Lehernya Penuh Luka Sayatan

    Pemuda Desa Ditemukan Tewas di Kebun, Lehernya Penuh Luka Sayatan

    Liputan6.com, Jakarta Ketenangan suasana Dusun Sekuping Desa Tubanan Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara berubah gempar pada Minggu (30/11/2025) sekitar pukul 06.00 WIB. Warga geger setelah penemuan mayat laki laki berwajah ganteng dengan penuh luka sayatan di lehernya.

    Mayat dalam kondisi mengenaskan itu diduga korban aksi pembunuhan. Korban ditemukan di perkebunan rumput gajah Dusun Sekuping Desa Tubanan.

    Mayat laki laki itu diketahui bernama Axsyal Rendy Saputra (24). Korban merupakan warga yang tinggal di Dusun Sekuping RT/RW 04/06 Desa Tubanan. Korban ditemukan di area kebun yang jarak dari rumahnya sekitar 60 meter.

    Saat ditemukan pihak keluarga, mayat korban dalam posisi terlentang berlumuran darah serta lehernya ditemukan bekas sayatan.

    Berawal dari cerita keluarga yang kebingungan karena korban tak kunjung pulang ke rumah. Keluarga korban kemudian mencari ke berbagai tempat, namun tak kunjung ditemukan.

    Pada Minggu (30/11/2025) pagi sekitar pukul 05.30 WIB, Ngatipah yang juga nenek korban kebingungan mencari cucunya itu karena tak pulang ke rumahnya. Lalu Ngatipah mengajak dua orang yakni Supriyohadi dan Kardi untuk mencari korban.

    Pencarian awalnya dilakukan di sekeliling rumah hingga akhirnya korban ditemukan tewas bersimbah darah di area kebun rumput gajah.

    Saat melakukan pencairan di sekitar kebun rumput gajah yang berjarak 60 meter dari rumah korban, keluarga dibuat kaget. Ternyata Axsyal Rendy Saputra telah tewas dengan kondisi mengenaskan.

    Atas temuan tersebut, Supriyohadi menyampaikan kepada perangkat RW dan Desa Tubanan. Informasi tersebut kemudian dilaporkan kepada Polsek Kembang.

  • 14 Ribu Lebih Warga Terdampak Banjir Bandang di Kabupaten Nagan Raya, Aceh

    14 Ribu Lebih Warga Terdampak Banjir Bandang di Kabupaten Nagan Raya, Aceh

    JAKARTA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh mencatat setidaknya 14.537 jiwa masyarakat di daerah tersebut terdampak banjir bandang yang terjadi sejak Rabu hingga Kamis, 26 dan 27 November kemarin.

    “Jumlah korban banjir bandang dan banjir luapan di Nagan Raya sudah mencapai belasan ribu, saat ini kami terus berupaya melakukan pendataan terhadap masyarakat yang terdampak bencana alam,” kata Kepala BPBD Kabupaten Nagan Raya, Aceh, Irfanda Rinaldi dikutip dari ANTARA, Minggu 30 November.

    Adapun sebaran korban banjir di Nagan Raya, Aceh meliputi di Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang terdiri dari Gampong Blang Puuk (250 KK/755 Jiwa), Gampong Blang Meurandeh (141 KK/428 Jiwa), Gampong Babah Suak )143 KK/429 Jiwa), Gampong Kuta Teungoh (180 KK/544 Jiwa).

    Kecamatan Darul Makmur Gampong Ujong Lamie( 517 KK / 1553 Jiwa), Gampong Lamie (778 KK/2.335 Jiwa), Gampong Kuta Trieng (523 KK /1.571 Jiwa), Gampong Geulanggang Gajah (194 KK / 584 Jiwa), Gampong Kaye Unoe (125 KK / 377 Jiwa), Gampong Tuwi Buya (180 KK/544 Jiwa).

    Kemudian di Gampong Suak Palembang (361 KK/1.083 Jiwa), Gampong Alue Wakie (834 KK/2.504 Jiwa), Gampong Gunong Cut (475 KK/1.427 Jiwa.

    Di Kecamatan Tripa Makmur meliputi Desa Panton Pange (136 KK/560 Jiwa), Ujong Krueng 137 KK / 453 Jiwa), Mon Dua (155 KK/492 Jiwa), Neubok Yee PP (153 KK / 469 Jiwa), Neubok Yee PK (137 KK/450 Jiwa), Pasie kebeu Dom (289 KK/747 Jiwa), Lueng Keubeu Jagat (483 KK/1.590 Jiwa), Drien Tujoh (329 KK/1.052 Jiwa), Babah Lueng (302 KK/1.003 Jiwa, Kabu (386 KK/1.258 Jiwa), Kuala Tripa (399 KK/1.451 Jiwa).

    Di Kecamatan Tadu Raya meliputi Desa Cot Mee (397 KK/956 Jiwa), Cot Mue (145 KK/595 Jiwa) serta di Desa Alue Siron (109 KK/398 Jiwa).

    Irfanda Rinaldi mengatakan saat ini Pemerintah Kabupaten Nagan Raya, Aceh juga terus melakukan pendistribusian bantuan masa panik kepada masyarakat yang terdampak bencana banjir bandang di empat kecamatan.

    “Penyaluran bantuan makanan masih terus kami lakukan hingga saat ini,” kata Irfanda Rinaldi.

  • BPBD Kabupaten Mojokerto Pasang EWS di Jalur Cangar–Pacet Pasca Longsor Beruntun

    BPBD Kabupaten Mojokerto Pasang EWS di Jalur Cangar–Pacet Pasca Longsor Beruntun

    Mojokerto (beritajatim.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto memasang perangkat Early Warning System (EWS) di kawasan rawan longsor jalur Cangar–Pacet, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. Pemasangan dilakukan di Tikungan Gajah Mungkur, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.

    Sementara alarm perangkat ditempatkan di Rest Area Sendi Kecamatan Pacet sebagai titik yang mudah dijangkau masyarakat. EWS ini dilengkapi tiga sensor pendeteksi ancaman yang dirancang untuk memberikan peringatan dini kepada warga dan pengguna jalan. Pemasangan EWS dilakukan pada, Minggu (30/11/2025) kemarin.

    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim mengatakan, pemasangan teknologi tersebut diharapkan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap potensi bahaya di wilayah rawan. “Dengan adanya sistem peringatan, masyarakat bisa lebih waspada dan mengetahui langkah-langkah darurat yang harus dilakukan ketika terjadi ancaman,” ungkapnya, Senin (1/12/2025).

    Langkah tersebut diambil sebagai respons cepat setelah dua kejadian tanah longsor beruntun melanda jalur penghubung Mojokerto–Batu pada pekan lalu. Longsor pertama terjadi pada, Senin (24/11/2025) di Blok Kutukan Sendi, Desa Pacet, sekitar pukul 14.00 WIB. Material longsor menutup seluruh badan jalan sepanjang 15–20 meter dengan ketebalan 1,5–2 meter.

    Tebing setinggi sekitar 70 meter dengan kemiringan hampir 90 derajat membuat material langsung menumpuk di badan jalan. Longsor kedua terjadi pada Kamis (27/11/2025) sekitar pukul 19.00 WIB setelah hujan deras mengguyur kawasan Pacet. Material tanah kembali meluncur ke jalan alternatif Cangar–Pacet.

    Tepatnya di wilayah Gajah Mungkur. Material longsor menutup sebagian badan jalan. Meski tidak sepenuhnya menutup jalur, kondisi tersebut tetap membahayakan pengendara, terutama pada malam hari. BPBD Kabupaten Mojokerto mengimbau masyarakat dan pengguna jalan untuk tetap waspada, mematuhi rambu peringatan.

    Serta menghindari perjalanan saat hujan lebat jika tidak mendesak. BPBD Kabupaten Mojokerto memastikan akan melakukan pemantauan lokasi rawan akan terus dilakukan, terutama selama musim penghujan berlangsung. Sementara hingga saat ini, jalur alternatif Pacet-Batu belum bisa dilakukan kendaraan. [tin/aje]

  • Respons Menhut Raja Juli soal Tagar SaveTessoNilo yang Viral

    Respons Menhut Raja Juli soal Tagar SaveTessoNilo yang Viral

    Liputan6.com, Jakarta – Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengapresiasi warganet perihal tagar gerakan #SaveTessoNilo yang menjadi viral. Menurut dia, tagar itu menjasi gelombang solidaritas ini disebut menjadi energi penting dalam upaya memperbaiki dan memulihkan habitat Taman Nasional Tesso Nilo salah satu benteng terakhir gajah Sumatra.

    “Dukungan masyarakat di berbagai platform digital telah memperkuat komitmen pemerintah dalam mempercepat proses rehabilitasi kawasan tersebut,” kata Raja melalui siaran pers diterima, Minggu (30/11/2025).

    Ia menegaskan, perlindungan Tesso Nilo bukan hanya tugas pemerintah, tetapi agenda penyelamatan bersama yang menghubungkan kepedulian warga, masyarakat lokal, dan berbagai pemangku kepentingan.

    “5-6 bulan terakhir kami telah bekerja keras mengambil alih Tesso Nilo untuk diperbaiki habitatnya. Alhamdulillah dengan kejadian terakhir (penghancuran posko pengamanan), dukungan dan simpati publik terutama di medsos, #SaveTessoNilo membuat kami tambah yakin dan tambah semangat mengamankan habitat Gajah Domang dan saudara-saudaranya,” yakin Raja.