Bali Darurat Banjir, Gubernur Koster: 70 Tahun Tak Pernah Hujan Sebesar Ini
Tim Redaksi
DENPASAR, KOMPAS.com
– Banjir ekstrem yang melanda Bali pada Rabu (10/9/2025) merusak ratusan bangunan dan menyebabkan belasan korban jiwa.
Berdasarkan data sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Kamis (11/9/2025) pukul 12.00 Wita, korban tewas sebanyak 14 orang. Selain itu, dua korban masih dalam proses pencarian.
Banjir itu melanda tujuh kabupaten dan kota di Bali.
Gubernur Bali I Wayan Koster mengecek proses penyedotan air banjir di lokasi terdampak, seperti Pasar Badung, area Jalan Gajah Mada dan sekitarnya. Koster menyebut, peristiwa seperti ini tidak pernah terjadi dalam 70 tahun terakhir.
“Hujan deras kali ini luar biasa, bahkan menurut pedagang sudah 70 tahun tidak pernah terjadi hujan sebesar ini. Kami akan menetapkan status darurat untuk percepatan penanganan, termasuk alokasi anggaran tak terduga bagi kerugian masyarakat,” ungkap Koster.
Pemprov Bali mendata ada 43 titik banjir di Kota Denpasar dengan dua lokasi terparah yaitu kawasan Pasar Badung dan sepanjang aliran Tukad Badung yang berimpitan, serta kawasan Jalan Pura Demak.
Sementara itu, menurut laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Bali, banjir terjadi di 123 titik, dengan rincian 81 titik di Kota Denpasar, 14 di Kabupaten Gianyar, 4 di Kabupaten Karangasem, serta beberapa titik di Kabupaten Jembrana dan Kabupaten Badung.
Longsor terjadi di 18 titik, yang tersebar di Gianyar sebanyak lima titik, 12 lokasi di Karangasem, dan satu di Badung.
Bencana banjir juga menyebabkan 16 titik bangunan jebol. Dua di Gianyar, dua di Badung, 11 di Karangasem, dan satu di Denpasar.
Hingga Rabu malam, sebanyak 240 orang mengungsi di sejumlah titik di Denpasar, seperti Banjar Tohpati, Kesambi, Gedung NU, dan SD Pemecutan Kelod.
Danrem 163/Wirasatya Brigjen TNI Ida I Dewa Agung Hadisaputra menyampaikan, di area Pasar Badung terdapat 50 sampai 70 kendaraan yang masih terjebak di basement dengan ketinggian air mencapai 8 meter.
“Kami menyiapkan kendaraan khusus untuk menarik mobil-mobil tersebut, sekaligus kerahkan empat Satuan Setara Kompi untuk pembersihan di Pasar Kumbasari, Pasar Badung, dan Jalan Pulau Demak,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menjelaskan, timnya datang dengan komposisi lengkap, termasuk staf khusus Kemenko PMK, untuk membantu secara rinci permasalahan di lapangan.
“Logistik awal berupa pompa dan genset sudah kami serahkan. Itu langsung kami hibahkan untuk percepatan penyedotan air,” katanya.
Suharyanto juga menyoroti fenomena cuaca ekstrem yang jarang terjadi di Bali.
“Kenapa sekarang besar sekali? Curah hujannya sangat tinggi karena ada fenomena atmosfer berbeda dari biasanya. Termasuk gelombang equatorial Rossby dan Kelvin. Kami sudah berkonsultasi dengan BMKG bahwa gelombang ini sudah tidak ada di Bali dan mengarah ke barat,” jelasnya.
Dia juga menegaskan bahwa status darurat bencana bukan persoalan kepemimpinan. Melainkan untuk mempercepat administrasi bantuan pusat ke daerah.
BNPB memastikan bantuan logistik akan terus diberikan, termasuk makanan bayi dan anak-anak, serta mendukung pencarian korban hilang bersama Basarnas.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Hewan: Gajah
-
/data/photo/2025/09/11/68c282482913c.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
9 Bali Darurat Banjir, Gubernur Koster: 70 Tahun Tak Pernah Hujan Sebesar Ini Denpasar
-
/data/photo/2025/09/10/68c1292034cfe.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Banjir Ekstrem di Bali, Ahli Tata Ruang: Banyaknya Alih Fungsi Lahan Resapan Air Jadi Penyebabnya Denpasar 10 September 2025
Banjir Ekstrem di Bali, Ahli Tata Ruang: Banyaknya Alih Fungsi Lahan Resapan Air Jadi Penyebabnya
Tim Redaksi
DENPASAR, KOMPAS.com
– Ahli tata ruang, yang juga dosen dan periset di Program Studi Arsitektur Universitas Warmadewa, Nyoman Gede Maha Putra ST MSc PhD, mengungkap ada beberapa penyebab parahnya banjir di Bali.
Menurutnya, selain memang karena faktor cuaca, juga ada peran manusia yang menyebabkan bencana ini terjadi.
Sungai yang biasanya masih bisa menampung air, sekarang sudah tidak memiliki kemampuan yang sama.
“Artinya, air tidak terserap di tanah karena banyaknya alih fungsi lahan. Berkurangnya lahan hijau, baik sawah, tegalan, atau hutan, menyebabkan semua air permukaan mengalir ke sungai,” jelasnya, Rabu (10/9/2025).
Dia menegaskan, dahulu ada areal banjir yang disebut sebagai sempadan sungai, jarak aman seandainya terjadi luapan.
“Nampaknya sekarang sudah hilang,” imbuhnya.
Maha Putra menyebut pemerintah memang sedang mengupayakan beberapa hal dalam mengatasi banjir, termasuk penyiapan drainase perkotaan.
“Tetapi hal paling penting yang harus dilakukan adalah review terhadap tata ruang. Ini yang belum pernah dilakukan,” ungkap dia.
Beberapa daerah yang merupakan wilayah rendah seperti kawasan Jalan Pura Demak yang parah terdampak banjir, terlanjur menjadi pemukiman.
“Saya pikir, ini titik penting buat kita memikirkan lagi tata ruang kota kita,” tegasnya.
Kondisi terkini pada Rabu (10/9), banjir masih menggenangi wilayah-wilayah terdampak.
Berdasarkan pantauan
Kompas.com
, hingga siang hari lalu lintas di area pusat Kota Denpasar masih belum normal.
Para pemilik toko di Jalan Gajah Mada yang terdampak banjir berusaha menyelamatkan barang-barang dagangan mereka.
Adapun pemantauan potensi cuaca, wilayah Bali pada hari ini hingga pukul 16.00 Wita masih berpotensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai angin kencang.
Peringatan dini cuaca teridentifikasi berada di beberapa wilayah Bali, seperti Kabupaten Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Bangli, Karangasem, Buleleng dan Kota Denpasar.
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk waspada terhadap ancaman bahaya hidrometeorologi basah.
Seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor maupun angin kencang.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/09/10/68c124c2eaef3.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Banjir di Bali, 2 Warga Meninggal Dunia dan 200 Jiwa Terdampak Denpasar 10 September 2025
Banjir di Bali, 2 Warga Meninggal Dunia dan 200 Jiwa Terdampak
Tim Redaksi
DENPASAR, KOMPAS.com
– Dua warga di Kabupaten Jembrana meninggal dunia pada Selasa (9/9/2025) malam akibat banjir besar yang melanda Bali.
Bencana terjadi setelah adanya hujan lebat mulai pukul 00.15 Wita, Rabu (10/9/2025).
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, beberapa wilayah di Bali terdampak akibat banjir besar tersebut, di antaranya Kabupaten Jembrana, Gianyar, Tabanan, Klungkung, dan Kota Denpasar.
Data sementara yang diterima BNPB pada Rabu (10/9/2025), pukul 12.30 Wita, dua warga meninggal dunia dan 103 KK (200 jiwa) terdampak di Kabupaten Jembrana.
Selain itu, BPBD mencatat 85 warga mengungsi di beberapa titik di Kabupaten Jembrana, di antaranya di pos balai Desa Yeh Kuning ada 10 jiwa, 10 orang di pos balai banjar Yeh Kuning, 40 orang di musala Assidiqie, dan 25 orang di musala Darul Mustofa.
Sementara itu, di Kabupaten Klungkung, sebanyak 104 KK (432 jiwa) terdampak.
Wilayah lain masih dalam proses pendataan BPBD setempat.
“Wilayah yang terdampak banjir di Provinsi Bali, yakni empat kecamatan di Kota Denpasar yaitu Kecamatan Denpasar Timur, Denpasar Utara, Denpasar Selatan, dan Denpasar Barat,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, melalui keterangan resminya.
Di wilayah Kabupaten Jembrana, banjir melanda Kecamatan Jembrana.
Sementara itu, di daerah lain, banjir melanda Kecamatan Sukawati di Kabupaten Gianyar, Kecamatan Kediri di Kabupaten Tabanan, dan Kecamatan Dawan di Kabupaten Klungkung.
“Menyikapi bencana tersebut, BPBD setempat masih melakukan upaya penanganan darurat. BPBD Provinsi Bali turut mendukung BPBD kabupaten dan kota untuk memastikan penanganan darurat berjalan baik,” ucapnya.
Kondisi terkini pada Rabu (10/9), banjir masih menggenangi wilayah-wilayah terdampak.
Pantauan
Kompas.com
, hingga siang hari, lalu lintas di area pusat Kota Denpasar masih belum normal.
Para pemilik toko di Jalan Gajah Mada yang terdampak banjir berusaha menyelamatkan barang-barang dagangan mereka.
Adapun pemantauan potensi cuaca, wilayah Bali pada hari ini hingga pukul 16.00 Wita masih berpotensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai angin kencang.
Peringatan dini cuaca teridentifikasi berada di beberapa wilayah Bali, seperti Kabupaten Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Bangli, Karangasem, Buleleng, dan Kota Denpasar.
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk waspada terhadap ancaman bahaya hidrometeorologi basah, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, maupun angin kencang.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Prabowo panggil Airlangga, Bahlil, hingga Raja Juli ke Istana
Jakarta (ANTARA) – Presiden RI Prabowo Subianto memanggil sejumlah menteri ke Istana Kepresidenan, Selasa, di antaranya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia, serta Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni.
Berdasarkan pantauan ANTARA di lapangan, para menteri mulai berdatangan ke Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta sekitar pukul 14.00 WIB untuk mengikuti rapat terbatas (ratas) dengan Presiden Prabowo.
Airlangga mengatakan dirinya dipanggil Presiden untuk membahas isu terkait ekonomi.
“Nanti kita lihat, ya biasalah kalau di tempat saya kan ekonomi, update,” kata Airlangga.
Airlangga menyebut, selain dirinya Presiden Prabowo juga memanggil Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan dan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.
Sementara itu, Raja Juli mengatakan dirinya telah menyiapkan data terkait hutan sebagai cadangan pangan, energi, dan air.
“Saya kira nanti saya akan menyiapkan bahan tentang hutan cadangan pangan dan energi dan air,” kata dia.
Selain itu, dirinya juga akan menyampaikan kepada Presiden Prabowo tentang perkembangan Peusangan Elephant Conservation Initiative (PECI) di Aceh serta rencana restorasi hutan di Way Kambas.
“Kemungkinan Pak Presiden akan menanyakan progres PECI, Peusangan Elephant Conservation Initiative di aceh yang lahannya Pak Presiden yang diberikan untuk koservasi gajah dan juga rencana restorasi hutan di way kambas,” ucapnya.
Nampak hadir pula Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid serta Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Alam Pacet Mojokerto Berbisik! 5 Kasus Pembuangan Mayat 2020-2025 di Jalur Angker Terungkap
Mojokerto (beritajatim.com) – Jalur Cangar–Pacet yang menghubungkan Kabupaten Mojokerto dengan Kota Batu kembali menjadi perhatian publik selama 3 hari terakhir ini karena ditemukan potongan tubuh yang dibuang di jurang Dusun Sendi Pacet Mojokerto.
Selama lima tahun terakhir, kawasan berhawa dingin ini tercatat sedikitnya menjadi lokasi pembuangan mayat dalam lima kasus berbeda.
Fenomena ini menegaskan citra Pacet sebagai lokasi yang kerap dipilih pelaku kejahatan untuk menghilangkan jejak, namun nyatanya justru selalu berujung pada terbongkarnya kasus.
Kapolres Mojokerto AKBP Ihram Kustarto mengingatkan kepada calon pelaku kejahatan agar tidak menjadikan kawasan Pacet sebagai tempat pembuangan mayat.
“Pacet ini milik alam semesta beserta isinya. Jangan kotori Pacet. Pacet adalah tempat indah untuk melepas lelah dengan nuansa alam sangat luar biasa. Jangan jadikan Pacet tempat terakhir untuk membuang jenazah, pasti saya tangkap,” tegasnya pada Senin (8/9/2025).
Peringatan ini disampaikan tidak tanpa alasan. Jalur Cangar-Pacet-Cangar telah berulang kali dijadikan lokasi pembuangan mayat dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
Data yang terkumpul menunjukkan setidaknya lima kasus pembuangan mayat telah terjadi di jalur penghubung Kota Batu dan Kabupaten Mojokerto ini sejak tahun 2020 .
Kronologi Kelam: Lima Kasus Pembuangan Mayat di Pacet (2020-2025)
Berikut adalah rangkuman kelima kasus pembuangan mayat yang terjadi di kawasan Pacet, Mojokerto:
1. Rabu, 24 Juni 2020: Sesosok mayat ditemukan di Kawasan Tahura Raden Soerjo Blok Gajah Mungkur, Desa Pacet Selatan. Korban diidentifikasi sebagai Vina Aisyah Pratiwi (21), warga Kediri yang tinggal di Porong, Sidoarjo.
Dua pelaku, Mas’ud Andy Wiratama (27) dan Rifat Rizatur Rizan (20), berhasil diringkus satu hari setelah penemuan mayat .
2. Selasa, 22 November 2022: Mayat terbungkus karpet ditemukan di jalur tanjakan AMD, Kawasan Sendi, Dusun Pacet Selatan. Korban adalah Ahmad Hasan Muntolip (26) warga Mojosari, Mojokerto. Tiga pelaku, MNH (25), MSJ (27), dan AA (23), diamankan pada 23 November 2024 .
3. Rabu, 7 Juni 2023: Bungkusan karung diduga berisi mayat ditemukan di jalur Pacet-Cangar. Korban adalah Angeline Nathania (22), mahasiswi asal Surabaya. Pelaku adalah kekasihnya, RBA (41), yang menghabisi nyawa korban di sebuah apartemen pada 3 Mei 2024 .
4. Jumat, 13 September 2024: Sesosok mayat ditemukan di Blok Lembah Bang, Tahura Raden Soerjo. Korban diidentifikasi sebagai Anyk Mariyanni (36) warga Kediri. Pelaku, Dedi Abdullah (36) dari Brebes, Jawa Tengah, adalah teman dekat korban yang merampok dan membunuhnya .
5. Sabtu, 6 September 2025: Potongan tubuh manusia (mutilasi) ditemukan di pinggir jalan Jurang AMD Sendi. Korban diidentifikasi sebagai Tiara Angelina Saraswati (25) warga Lamongan. Pelaku, Alvi Maulana (24)—yang merupakan pacar korban dan tinggal satu atap—diamankan di Surabaya pada 7 September dini hari .
Alam Pacet yang Berbicara: Mengungkap Kebenaran di Balik Kesunyian
⚫️ Kondisi Geografis Pacet yang sepi, berliku, dan memiliki jurang dalam seringkali dianggap “aman” oleh pelaku untuk membuang mayat dan menghilangkan jejak . Namun, ironisnya, justru karakteristik alamiah inilah yang kemudian membantu pihak berwajib mengungkap kejahatan tersebut.
⚫️ Kesunyian dan keterpencilan kawasan Pacet, yang awalnya dipilih pelaku untuk menghindari deteksi, justru memudahkan petugas dalam melacak aktivitas mencurigakan dan menemukan bukti-bukti. Setiap gangguan terhadap keseimbangan alam di daerah yang sepi itu menjadi lebih mudah terdeteksi.
⚫️ Satwa liar dan kondisi hutan di Tahura Raden Soerjo juga kerap menjadi “penjaga” tak terduga. Aktivitas hewan atau adanya perubahan tidak wajar pada vegetasi seringkali menarik perhatian penjaga hutan atau warga yang melintas, yang kemudian melaporkannya kepada pejabat berwenang .
⚫️ Dalam setiap kasus, meskipun pelaku berusaha menyembunyikan bukti dengan memanfaatkan kondisi alam Pacet, jejak-jejak yang ditinggalkan—entah itu berupa barang bukti kecil, perubahan pada lingkungan, atau kesaksian tidak langsung dari alam—pada akhirnya membantu polisi menyatukan teka-teki kejahatan.
Penegakan Hukum yang Tak Kenal Lelah
Kapolres Mojokerto, AKBP Ihram Kustarto, menegaskan komitmennya untuk menangkap setiap pelaku kejahatan yang mencoba menggunakan Pacet sebagai tempat pembuangan akhir korbannya. “Selama satu tahun saya bertugas di sini, sudah empat kali terjadi di wilayah Pacet. Saya pastikan semua pelaku akan kami tangkap,” tegasnya .
Dalam kasus mutilasi terbaru (2025), pelaku Alvi Maulana dijerat dengan Pasal 338 dan 340 KUHP dengan ancaman hukuman seumur hidup atau pidana mati .
Proses penyidikan melibatkan teknologi forensik canggih dan penyisiran ekstensif oleh puluhan personel dibantu Unit Satwa Ditsamapta Polda Jatim untuk mengumpulkan ratusan potongan tubuh korban .
Refleksi: Pacet Bukan Tempat Sunyi untuk Menghilangkan Dosa
Pacet, dengan keindahan alamnya yang memesona, seharusnya menjadi tempat untuk memulihkan jiwa, bukan mengubur tragedi dan mengakhiri cerita hidup seseorang secara tragis. Peringatan Kapolres bukan hanya sekadar ancaman, tetapi juga sebuah permohonan untuk menjaga martabat kemanusiaan dan kelestarian alam.
Alam Pacet mungkin terlihat sunyi dan penyabar, tetapi seperti diungkapkan oleh berbagai kasus, ‘ia tidak akan pernah diam menyimpan rahasia kejahatan’. Pada akhirnya, alam akan “berbisik” melalui berbagai cara, membimbing para penegak hukum untuk mengungkap kebenaran dan menuntut keadilan bagi setiap nyawa yang direngut secara paksa. (tin/ted)
-

Kapolres Mojokerto : Jangan Jadikan Pacet Tempat Pembuangan Mayat
Mojokerto (beritajatim.com) – Kapolres Mojokerto, AKBP Ihram Kustarto mengingatkan kepada para calon pelaku kejahatan agar tidak menjadikan Pacet sebagai tempat pembuangan mayat. Hal tersebut disampaikan saat pers rilis ungkap kasus mutilasi di Mapolres Mojokerto.
“Pacet ini milik alam semesta beserta isinya. Jangan kotori Pacet. Pacet adalah tempat indah untuk melepas lelah dengan nuansa alam sangat luar biasa. Jangan jadikan Pacet tempat terakhir untuk membuang jenazah, pasti saya tangkap,” ungkapnya, Senin (8/9/2025).
Hal tersebut lantaran jalur Cangar-Pacet-Cangar beberapa kali dijadikan lokasi pembuangan mayat. Sepanjang tahun 2020-2025 ini, ada setidaknya lima kasus pembuangan mayat di jalur penghubung Kota Batu dan Kabupaten Mojokerto tersebut.
Sebelumnya, sesosok mayat ditemukan di Kawasan Tahura Raden Soerjo Blok Gajah Mungkur Desa Pacet Selatan, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto pada, Rabu (24/6/2020). Korban diketahui atas nama Vina Aisyah Pratiwi (21 warga Kediri yang tinggal di Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo.
Dua pelaku yakni Mas’ud Andy Wiratama (27) dan Rifat Rizatur Rizan (20) diringkus di dua lokasi berbeda pada Kamis (25/6/2020) atau satu hari setelah mayat ditemukan warga. Kasus kedua, mayat terbungkus karpet ditemukan di jalur tanjakan AMD, Kawasan Sendi, Dusun Pacet Selatan, Desa Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Selasa (22/11/2022).
Korban diketahui atas nama Ahmad Hasan Muntolip (26) warga Dusun Jurangsari, Desa Belahantengah, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto. Ketiga pelaku yakni MNH (25), MSJ (27), dan perempuan berinisial AA (23), warga Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto diamankan pada 23 November 2024.
Kasus ketiga, ditemuka bungkusan karung diduga berisi mayat di jalur Pacet-Cangar, Desa Pacet, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Rabu (7/6/2023). Korban yakni Angeline Nathania (22), warga Gununganyar Tambak, Kota Surabaya yang merupakan mahasiswi dari Fakultas Hukum Ubaya semester VI.
Korban dihabisi kekasihnya berinisial RBA (41) warga Gunung Anyar Kidul, Kota Surabaya. Pembunuhan terjadi di dalam sebuah apartemen tanggal 3 Mei 2024. Kasus keempat, sesosok mayat ditemukan di Blok Lembah Bang, Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo tepatnya di Dusun Pacet Selatan, Desa Pacet, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto pada Jumat (13/9/2024).
Identitas korban diketahui atas nama Anyk Mariyanni (36) warga Dusun Banjarjo RT 001/005 Kelurahan Besuk, Kacamatan Gurah, Kabupaten Kediri. Pelaku adalah Dedi Abdullah (36) warga Sisalam RT 002 RW 001, Kelurahan Sisalam, Kecamatan Wanasari, Kota Brebes, Jawa Tengah yang merupakan teman dekat korban.
Dan terbaru, potongan tubuh manusia ditemukan di pinggir jalan Jurang AMD Sendi, Dusun Pacet Selatan, Desa Pacet, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto pada, Sabtu (6/9/2025). Usai menemukan telapak tangan korban berhasil diidentifikasikan yakni Tiara Angelina Saraswati (25) warga Lamongan.
Tak butuh waktu lama, Minggu (7/9/2025) dini hari, pelaku pembunuhan dan mutilasi berhasil diamankan di kawasan Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya. Pelaku tidak lain adalah pacar korban, Alvi Maulana (24) dan keduanya sudah tinggal satu atap tanpa ikatan yang sah. [tin/kun]
-

Kuda Nil Ganas Seruduk Kapal, 11 Penumpang Hilang
Pantai Gading –
Seekor kuda nil liar menenggelamkan sebuah perahu yang penuh penumpang di Pantai Gading. Insiden ini menyebabkan 11 orang-termasuk anak-anak dan seorang bayi-hilang.
Menurut pernyataan Myss Belmonde Dogo, Menteri Kohesi dan Solidaritas negara Afrika Barat tersebut, perahu yang membawa 14 penumpang itu sedang berlayar di sepanjang Sungai Sassandra di kota Buyo di barat daya pada Jumat (5/9) pagi ketika ditenggelamkan oleh kuda nil tersebut.
“Dengan duka yang mendalam, kami mengetahui bahwa 11 orang, termasuk perempuan, anak perempuan, dan seorang bayi, hilang setelah sebuah perahu terbalik akibat ditabrak kuda nil,” tulis Dogo.
Operasi pencarian dan penyelamatan masih berlangsung untuk mencari korban hilang. “Berduka atas tragedi yang meresahkan kita semua ini, Pemerintah Pantai Gading turut berduka cita sedalam-dalamnya atas duka yang dirasakan orang tua dan kerabat korban serta menyampaikan solidaritas kepada para penyintas,” lanjut Dogo.
Sekitar 500 kuda nil hidup di Pantai Gading, sebagian besar menghuni sungai-sungai di selatan. Mamalia besar ini merupakan penyebab terumum serangan hewan yang mengakibatkan kematian atau cedera di negara tersebut, menurut studi tahun 2022 oleh peneliti Pantai Gading.
Ada perkiraan berbeda untuk jumlah orang yang terbunuh tiap tahun oleh hewan ini, dilaporkan sekitar 500. Kuda nil adalah mamalia darat terbesar kedua setelah gajah dan beratnya dapat mencapai 3.200 kg. Panjangnya bisa mencapai 3,6 meter dan tingginya sekitar 1,5 meter. Pada Mei 2023, seorang anak meninggal dan lebih dari 20 penduduk desa hilang setelah seekor kuda nil menenggelamkan sebuah perahu di Malawi.
Mulutnya sangat besar dan dapat membuka rahang mereka yang kuat hingga 150 derajat. Gigi mereka mungkin merupakan hal yang paling menakutkan. Gerahamnya digunakan untuk memakan tumbuhan, tapi gigi taring mereka yang tajam, yang mungkin mencapai 51 sentimeter, digunakan untuk pertahanan dan pertarungan.
Dikutip detikINET dari CNN, gigitan mereka hampir tiga kali lebih kuat daripada singa. Yang mengerikan, satu gigitan kuda nil mungkin dapat membelah tubuh manusia menjadi dua.
Mereka ditemukan secara alami di berbagai bagian Afrika sub Sahara, terutama di Afrika Timur dan Selatan, hidup di dalam atau di dekat sungai dan sumber air lain. Kuda nil sangat teritorial dan mungkin secara agresif menyerang hewan apa pun yang melanggar batas wilayah mereka, termasuk hyena, singa, dan buaya. Mereka juga membunuh manusia.
(fyk/fyk)

/data/photo/2025/09/10/68c1156f8d2cc.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
