Hewan: Gajah

  • 7 Tantangan Cari Kejanggalan di Gambar, Cuma Mata Setajam Elang yang Lolos!

    7 Tantangan Cari Kejanggalan di Gambar, Cuma Mata Setajam Elang yang Lolos!

    Jakarta

    Pada tantangan temukan hal janggal dalam gambar, mungkin kamu tidak akan melihat sesuatu yang aneh di awal. Tapi, setelah diperhatikan lebih lanjut, barulah tampak ada yang tidak sesuai.

    Gambar-gambar seperti ini bisa menjadi tantangan menarik untuk menguji kejelian mata dan melatih fokus. Siap memecahkan tantangan visual ini?

    Temukan Hal Janggal dalam Gambar

    Lihat beberapa gambar ini dan pastikan memerhatikannya dengan baik. Jika bisa menemukan hal janggal dengan cepat, kamu hebat.

    1. Pada gambar, terlihat ada sekelompok sapi yang sedang makan rumput. Tapi, ada yang janggal dari gambar ini.

    asah otak detikhealth Foto: Atilah Tia Abelta/detikHealth

    2. Perhatikan situasi kafe ini. Mungkin tampak tidak ada yang aneh, tapi coba lihat lebih teliti.

    asah otak detikhealth Foto: Atilah Tia Abelta/detikHealth

    3. Apa ya kira-kira hal janggal di taman ini? Coba temukan dengan cepat.

    asah otak detikhealth Foto: Atilah Tia Abelta/detikHealth

    4. Perhatikan meja kerjanya. Cari hal janggal dalam waktu 5 detik!

    Asah otak detikHealth Foto: Dharmajati Yusuf Fadli/detikHealth

    5. Pada gambar, ada seorang wanita yang menuangkan kopi ke cangkir. Ada pria dan wanita juga yang tengah bersantai. Coba temukan kejanggalan kecil dalam gambar.

    Asah otak detikHealth Foto: Firdaus Anwar/detikHealth

    6. Buktikan penglihatanmu tajam. Coba temukan hal yang janggal pada gambar ini. Perhatikan dengan seksama.Asah otak detikHealth Foto: Firdaus Anwar/detikHealth

    7. Cari sesuatu yang janggal dari teko, gelas, dan makanan di meja ini. Cukup mudah untuk menemukannya.

    Asah otak detikHealth Foto: Dharmajati Yusuf Fadli/detikHealth

    Jawaban Temukan Hal Janggal dalam Gambar

    Inilah jawaban dari teka-teki temukan hal janggal. Berhasil tidak menjawab semuanya?

    1. Ternyata tidak semuanya sapi. Ada gajah yang ikut makan rumput.

    asah otak detikhealth Foto: Atilah Tia Abelta/detikHealth

    2. Kuenya diletakkan di atas buku, bukan piring.

    asah otak detikhealth Foto: Atilah Tia Abelta/detikHealth

    3. Gambar di sampul buku yang dibaca wanita itu terbalik.

    asah otak detikhealth Foto: Atilah Tia Abelta/detikHealth

    4. Pada gambar, ada tanggal 31 Juni, padahal, bulan Juni hanya sampai tanggal 30.Asah otak detikHealth Foto: Dharmajati Yusuf Fadli/detikHealth

    5. Teko airnya tidak ada pegangan tangannya. Bagaimana bisa menuangkan air minum.

    Asah otak detikHealth Foto: Firdaus Anwar/detikHealth

    6. Kaki mejanya hanya tiga.Asah otak detikHealth Foto: Firdaus Anwar/detikHealth

    7. Harusnya keterangan Min atau minimal di bawah dan Max untuk maksimal di atas.

    Asah otak detikHealth Foto: Dharmajati Yusuf Fadli/detikHealth

    Halaman 2 dari 6

    (elk/suc)

  • Eks Direktur SDM BPJS Kesehatan Resmi Jadi Direktur Operasional Bulog

    Eks Direktur SDM BPJS Kesehatan Resmi Jadi Direktur Operasional Bulog

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Pengaturan Badan Usaha Milik Negara mengangkat Andi Afdal sebagai Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog. Pengangkatan eks Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan itu diketahui dari unggahan akun media sosial Instagram BPJS Kesehatan yang dikutip CNBC Indonesia, Sabtu (25/10/2025).

    [Gambas:Instagram]

    Andi Afdal menggantikan Mokhamad Suyamto yang telah habis masa jabatannya. Demikian keterangan yang disampaikan A. Widiarso selaku Sekretaris Perusahaan Perum Bulog yang diterima CNBC Indonesia pada akhir pekan lalu.

    “Sesuai surat penugasan dari Badan Pengaturan BUMN, per hari ini Pak Mokhamad Suyamto, sudah selesai menunaikan tugasnya selama 5 tahun sebagai Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum BULOG. Segenap Dewan Pengawas, Direksi dan seluruh Pegawai Perum BULOG mengucapkan terima kasih atas dedikasi dan pengabdian yang luar biasa selama di Perum BULOG,” tulis A. Widiarso.

    Profil Andi Afdal
    Seperti dikutip dari situs resmi BPJS Kesehatan, Andi Afdal lahir di Makassar tanggal 11 Mei 1973. Beliau merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin pada tahun 1998.

    Kemudian beliau mengambil Magister Manajemen di Universitas Gajah Mada dan lulus tahun 2016. Saat ini beliau telah mendapatkan gelar Doktor Ekonomi Kesehatan dari Universitas Indonesia.

    Beliau mengawali kariernya sebagai Kepala Puskesmas pada tahun 1998 di Puskesmas Kebun Sari Wonomulyo Polmas, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Beliau mulai masuk ASKES pada tahun 2002 sebagai Staf Pelayanan Kesehatan PT Askes (Persero).

    Karier beliau sangat baik di PT Askes (Persero), mulai menjadi Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan PT Askes (Persero) Tahun 2004 dan menjadi kepala cabang dimulai tahun 2005 hingga menjabat sebagai Kepala Grup Manajemen Manfaat (General Manager) PT Askes (Persero) pada tahun 2012 dan terakhir menjadi Deputi Direksi Manajemen Data dan Informasi BPJS Kesehatan pada tahun 2020.

    [Gambas:Instagram]

    (miq/miq)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pemkot Mojokerto Buka Seleksi Pimpinan Baznas 2026–2031, Warga Didorong Ikut Berpartisipasi

    Pemkot Mojokerto Buka Seleksi Pimpinan Baznas 2026–2031, Warga Didorong Ikut Berpartisipasi

    Mojokerto (beritajatim.com) – Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto resmi membuka pendaftaran calon pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) masa jabatan tahun 2026–2031. Proses seleksi dilakukan oleh Tim Seleksi (Timsel) sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 10 Tahun 2025 tentang Seleksi Calon Anggota Baznas.

    Ketua Panitia Seleksi, Robik Subagiyo menjelaskan bahwa kebutuhan pimpinan Baznas Kota Mojokerto dari unsur masyarakat ditetapkan sebanyak tiga orang. Mereka nantinya akan bertugas mengelola dan mengoptimalkan potensi zakat di daerah.

    “Seleksi ini terbuka bagi seluruh warga negara Indonesia yang memenuhi persyaratan. Kami mengundang tokoh masyarakat Islam, ulama, maupun profesional yang memiliki dedikasi dalam pengelolaan zakat untuk ikut berpartisipasi,” ungkapnya, Sabtu (25/10/2025).

    Adapun persyaratan utama bagi calon pimpinan Baznas antara lain beragama Islam, berusia minimal 40 tahun, berakhlak mulia, tidak terlibat politik praktis, dan memiliki kompetensi di bidang pengelolaan zakat. Pendaftaran dibuka selama satu bulan, mulai 24 Oktober hingga 24 November 2025 setiap hari kerja pukul 08.00–15.00 WIB.

    Pendaftaran dilakukan di Kantor Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah Kota Mojokerto, Jalan Gajah Mada No.145. Proses seleksi akan berlangsung dalam dua tahap, yaitu seleksi administrasi dan seleksi kompetensi yang meliputi tes pengetahuan dasar, penulisan makalah, serta wawancara.

    “Dari hasil seleksi ini akan dipilih 10 orang yang akan dinilai oleh Baznas RI. Selanjutnya, Baznas RI akan menetapkan tiga orang sebagai pimpinan Baznas Kota Mojokerto periode 2026–2031. Seluruh tahapan seleksi dipastikan tidak dipungut biaya. Pendaftar dapat melakukan registrasi secara daring melalui laman simzat.kemenag.go.id,” katanya.

    Peserta dapat mengunduh berkas persyaratan melalui tautan bit.ly/PendaftaranBaznas2025. Informasi lebih lanjut dapat diperoleh melalui Sekretariat Panitia Seleksi di Bagian Kesra Setda Kota Mojokerto atau menghubungi kontak panitia: Dodik Irawan (08125205707) dan Masfudin (0811344224). [tin/ian]

  • Wali Kota Mojokerto Dorong Remaja Segera Rekam e-KTP, Pastikan Data Kependudukan Valid

    Wali Kota Mojokerto Dorong Remaja Segera Rekam e-KTP, Pastikan Data Kependudukan Valid

    Mojokerto (beritajatim.com) – Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto terus menggencarkan upaya tertib administrasi kependudukan (adminduk) melalui kegiatan sosialisasi yang melibatkan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) bersama pihak kelurahan. Salah satu kegiatan tersebut digelar di Kelurahan Surodinawan, dengan menghadirkan Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari.

    Berdasarkan data Dispendukcapil, terdapat 81 warga Kelurahan Surodinawan yang hingga kini belum melakukan perekaman KTP elektronik (e-KTP). Mayoritas di antaranya merupakan remaja yang baru berusia 17 tahun. Untuk mempercepat capaian perekaman, Ning Ita—sapaan akrab Wali Kota—meminta pihak kelurahan, RT/RW, serta kader PKK aktif membantu mengoordinasikan warganya agar segera melakukan perekaman data.

    Dalam arahannya, Ning Ita menegaskan bahwa validitas data kependudukan menjadi kunci keberhasilan berbagai program pemerintah daerah. Data yang akurat akan memastikan setiap warga menerima manfaat pembangunan secara tepat sasaran.

    “Maka data administrasi kependudukan harus valid agar tidak ada warga yang terlewat dari penerima manfaat kebijakan,” ujar Ning Ita di hadapan perangkat kelurahan, RT/RW, dan kader PKK, Jumat (24/10/2025).

    Ia juga menyoroti pentingnya dokumen kependudukan seperti Kartu Identitas Anak (KIA) dan KTP sebagai dasar dalam berbagai layanan publik dan penyaluran bantuan sosial. Ning Ita mengimbau para remaja yang telah berusia 17 tahun segera melakukan perekaman e-KTP agar tidak tertinggal dari proses pendataan.

    “Banyak remaja yang sudah berusia 17 tahun tapi belum mau foto KTP karena merasa belum perlu. Padahal KTP itu sangat penting, tidak hanya untuk keperluan pribadi seperti membuat SIM, tapi juga untuk menjaga keakuratan data kependudukan di Kota Mojokerto,” katanya.

    Selain sosialisasi di kelurahan, Dispendukcapil Kota Mojokerto juga menjalankan program jemput bola ke sekolah-sekolah guna mempermudah perekaman KTP bagi pelajar. Bagi siswa yang bersekolah di luar kota, difasilitasi melalui perekaman kolektif di kelurahan.

    “Kalau sekolahnya di luar kota, bisa diatur perekaman bersama di kelurahan, misalnya hari Sabtu di luar jam sekolah. Tidak perlu datang ke MPP Gajah Mada, yang penting anak-anak mau difoto KTP agar data kependudukan segera valid,” jelasnya.

    Melalui sosialisasi ini, Pemkot Mojokerto berharap kesadaran masyarakat terhadap pentingnya tertib administrasi kependudukan semakin meningkat. Data kependudukan yang valid akan menjadi dasar pemerintah dalam menentukan sasaran program pembangunan agar seluruh warga mendapat manfaatnya secara merata. [tin/beq]

  • Wapres Gibran berziarah ke makam ulama besar K.H. Abbas Buntet

    Wapres Gibran berziarah ke makam ulama besar K.H. Abbas Buntet

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Presiden Gibran Rakabuming berziarah ke makam ulama besar K.H. Abbas Abdul Jamil atau K.H. Abbas Buntet di kompleks Pemakaman Gajah Ngambung, Pondok Buntet Pesantren, Desa Mertapada Kulon, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Kamis (23/10) malam.

    Sekretariat Wakil Presiden di Jakarta, Jumat, menginformasikan bahwa Wapres memanjatkan doa bagi almarhum K.H. Abbas atas jasa dan pengabdiannya yang besar dalam menanamkan nilai-nilai keislaman dan kebangsaan di tanah air.

    “Ziarah ini juga menjadi bentuk penghormatan Wapres terhadap perjuangan para ulama dalam meraih dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia,” demikian petikan keterangan Setwapres.

    Kiai Haji Abbas merupakan salah satu ulama kharismatik asal Cirebon yang dikenal sebagai tokoh pejuang kemerdekaan sekaligus pendidik pesantren.

    Ia adalah pengasuh Pondok Buntet Pesantren pada masa penjajahan dan dikenal luas karena kiprahnya dalam memadukan semangat keagamaan dengan perjuangan nasional.

    Bersama para santri dan ulama lainnya, K.H. Abbas turun langsung dalam peristiwa pertempuran melawan pasukan Sekutu di Surabaya pada 10 November 1945.

    Saat itu, Hadratussyekh K.H. Hasyim Asy’ari mendapuknya sebagai Panglima Perang. Rais Akbar Nahdlatul Ulama tersebut bahkan meminta agar perang dimulai setelah kedatangan Macan dari Jawa Barat, yang tidak lain adalah K.H. Abbas Buntet.

    Hingga kini, nilai-nilai perjuangan, keikhlasan, serta semangat cinta tanah air yang diwariskan K.H. Abbas terus hidup dalam tradisi pendidikan dan pengajaran di Pondok Buntet Pesantren.

    Ziarah ini menjadi bagian dari rangkaian kunjungan kerja Wapres di Cirebon untuk memperkuat silaturahmi dengan para ulama dan santri serta mendorong penguatan peran pesantren dalam pembangunan nasional yang berkeadilan dan berkelanjutan.

    Pewarta: Andi Firdaus
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Penemuan Fosil Gajah Purba Stegodon di Hutan Tritik Nganjuk, Bukti Kekayaan Sejarah Indonesia

    Penemuan Fosil Gajah Purba Stegodon di Hutan Tritik Nganjuk, Bukti Kekayaan Sejarah Indonesia

    Surabaya (beritajatim.com) – Penemuan fosil gajah purba jenis Stegodon di kawasan Hutan Desa Tritik, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, baru-baru ini menjadi sorotan utama dalam dunia arkeologi.

    Temuan ini tidak hanya menandai perjalanan panjang sejarah bumi Nusantara, tetapi juga berpotensi menjadi salah satu temuan fosil gajah purba paling signifikan di Indonesia.

    Fosil purbakala tersebut diperkirakan berusia sekitar 800 ribu tahun, sebuah angka yang menunjukkan eksistensi kehidupan prasejarah di wilayah tersebut.

    Keistimewaan temuan ini terletak pada tingkat keutuhannya yang luar biasa, di mana tim ahli menduga fosil ini mencapai sekitar 70 persen utuh, menjadikannya spesimen dengan tingkat keutuhan tertinggi yang pernah ditemukan di Indonesia.

    ​Kronologi Penemuan Awal dan Ekskavasi

    Penemuan awal fosil ini terjadi pada Oktober 2024, saat tim gabungan dari Dinas Porabudpar Nganjuk, Museum Geologi Bandung, dan KOTASEJUK (Komunitas Pecinta Sejarah dan Ekologi Nganjuk) sedang melakukan survei sebaran fosil di kawasan hutan Tritik.

    Menurut Sukadi, Humas KOTASEJUK, tim tersebut secara tidak sengaja menemukan tonjolan fosil di lokasi yang kini menjadi tempat ekskavasi. Setelah dilakukan penggalian awal, mereka memastikan bahwa temuan tersebut adalah fosil bagian rahang Stegodon.

    ​”Saat itu kami melakukan ekskavasi tahap awal (pembukaan) selama kurang lebih 10 hingga 14 hari,” jelas Sukadi dikonfirmasi beritajatim.com, Kamis (23/10/2025).

    “Kami menyingkap sekitar 10 persen dari temuan, yang kemudian kami tutup dengan terpal untuk menjaga kondisinya agar tetap baik, sebelum dilanjutkan pada ekskavasi berikutnya.” tambahnya.

    Ekskavasi Penemuan Fosil Gajah Purba Stegodon di Hutan Tritik Nganjuk (dok. KOTASEJUK)

    Tahap Ekskavasi Terkini

    ​Ekskavasi resmi tahap lanjutan, yang bekerja sama dengan Museum Geologi Bandung, dimulai kembali pada Selasa, 14 Oktober 2025 dengan rencana berakhir pada 21 Oktober 2025. Namun, karena kendala hujan deras, proses ekskavasi dan pengangkatan dilanjutkan selama dua hari tambahan.

    “Seharusnya sudah berakhir tanggal 21, karena ada kendala hujan deras, maka di dua hari ini masih dilanjutkan untuk tahap pengangkatan,” urai Sukadi.

    Identifikasi Fosil dan Keutuhan

    ​Fosil yang ditemukan telah diidentifikasi sebagai Stegodon atau gajah purba, yang diketahui hidup antara 2,6 juta hingga 12 ribu tahun yang lalu.

    Berdasarkan lapisan batuan tempat ditemukannya, fosil di Hutan Tritik ini diduga berusia 800 ribu tahun.

    ​Sementara, lanjut Sukadi, informasi dari Museum Geologi Bandung, persentase keutuhan fosil ini mencapai sekitar 70 persen, menjadikannya dugaan temuan Stegodon paling lengkap di Indonesia.

    “Dugaan sementara merupakan yang paling lengkap di Indonesia,” ucap Sukadi.

    Adapun bagian-bagian fosil yang telah ditemukan meliputi:

    • ​1 buah gading
    • ​Tulang rusuk
    • ​Tulang ekor
    • ​Tulang rahang
    • ​Tulang paha
    • ​Bagian lutut
    • ​Tulang pinggul
    • ​Tulang jari

  • Predator Super Paling Ditakuti Melebihi Singa, Siapa Dia?

    Predator Super Paling Ditakuti Melebihi Singa, Siapa Dia?

    Jakarta

    Singa dijuluki sebagai Si Raja Hutan. Akan tetapi, masih ada satu super predator yang lebih ditakuti oleh banyak spesies melebihinya. Siapa predator tersebut?

    Jawabannya adalah kita, manusia. Dalam lebih dari 10.000 rekaman satwa liar di sabana Afrika, 95% spesies yang diamati merespons dengan jauh lebih ngeri terhadap suara manusia.

    “Rasa takut terhadap manusia sudah mengakar dan menyebar luas. Ada anggapan bahwa hewan-hewan akan terbiasa dengan manusia jika tidak diburu. Namun, kami telah menunjukkan bahwa kenyataannya tidak demikian,” kata ahli biologi konservasi Michael Clinchy dari Western University, Kanada.

    Dalam penelitian yang dipublikasikan tahun lalu, ahli ekologi dari Western University, Liana Zanette dan rekan-rekannya memperdengarkan serangkaian vokalisasi dan suara kepada hewan-hewan di lubang-lubang air di Taman Nasional Kruger Raya Afrika Selatan dan merekam respons mereka.

    Kawasan lindung ini merupakan rumah bagi populasi singa (Panthera leo) terbesar yang tersisa di dunia, sehingga mamalia lain sangat menyadari bahaya yang ditimbulkan oleh karnivora ini.

    Melansir Science Alert, para peneliti menyiarkan suara percakapan manusia dalam bahasa lokal, termasuk Tsonga, Sotho Utara, Inggris, hingga Bahasa Afrika lainnya. Ada juga suara perburuan manusia, termasuk gonggongan anjing dan tembakan. Mereka juga memutar suara singa yang berkomunikasi satu sama lain.

    “Kuncinya adalah vokalisasi singa tersebut berupa geraman dan geraman, seolah-olah sedang ‘berbicara’, bukan saling mengaum. Dengan begitu, vokalisasi singa tersebut dapat dibandingkan secara langsung dengan suara manusia yang sedang berbicara,” ucap Clinchy.

    Hasilnya mengejutkan, hampir semua 19 spesies mamalia yang diamati dalam eksperimen dua kali lebih mungkin meninggalkan kubangan air ketika mendengar manusia berbicara dibandingkan dengan singa atau bahkan suara berburu. Mamalia tersebut meliputi badak, gajah, jerapah, macan tutul, hyena, zebra, dan babi hutan, beberapa di antaranya dapat menimbulkan bahaya tersendiri.

    “Mendengar vokalisasi manusia secara khususlah yang memicu rasa takut terbesar,” tim menjelaskan dalam makalah mereka.

    “(Ini) menunjukkan bahwa satwa liar mengenali manusia sebagai bahaya yang sebenarnya, sedangkan gangguan terkait seperti gonggongan anjing hanyalah proksi yang lebih kecil,” sambungnya.

    Zanette mengatakan bahwa meluasnya rasa takut di seluruh komunitas mamalia sabana merupakan bukti nyata dampak lingkungan yang ditimbulkan manusia.

    “Bukan hanya melalui hilangnya habitat, perubahan iklim, dan kepunahan spesies, yang semuanya merupakan hal-hal penting. Tetapi kehadiran kita di lanskap tersebut saja sudah cukup menjadi sinyal bahaya sehingga mereka merespons dengan sangat kuat. Mereka sangat takut pada manusia, jauh lebih takut daripada predator lainnya,” tuturnya.

    Penelitian ini telah dipublikasikan di Current Biology.

    (ask/ask)

  • Titik Balik Hari Jadi Bojonegoro ke-348: Museum Rajekwesi Bangkit, Hidupkan Sejarah yang Lama Sunyi

    Titik Balik Hari Jadi Bojonegoro ke-348: Museum Rajekwesi Bangkit, Hidupkan Sejarah yang Lama Sunyi

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Momen Hari Jadi Bojonegoro (HJB) ke-348 tahun ini terasa berbeda. Senin (20/10/2025) kemarin bukan hanya perayaan usia baru, tetapi menjadi sebuah titik balik penting: kebangkitan sejarah yang lama tertidur. Museum Rajekwesi, yang penataannya telah lama dinanti, akhirnya resmi dibuka untuk umum.

    Peresmian ini menjadi simbol refleksi besar-besaran, di mana masa lalu Bojonegoro kini memiliki ‘rumah’ baru yang representatif di jantung kota, Jl Pahlawan, tepat di selatan alun-alun. Koleksi museum sebelumnya telah dipindah beberapa kali, mulai di komplek perkantoran Dinas Pendidikan, kemudian dipindahkan ke bangunan mess pemain Persibo Bojonegoro, hingga lama di SDMT Sukowati.

    Peresmian yang penuh makna ini ditandai dengan prosesi “Boyong Museum Rajakwesi”. Sesaat setelah upacara HJB di alun-alun, Bupati Setyo Wahono didampingi Cantika Wahono dan Wabup Nurul Azizah memimpin langsung prosesi. Suara pecah kendi dan pemotongan ronce melati menjadi penanda dibukanya pintu museum yang menempati gedung eks Inspektorat tersebut.

    “Kita harus berbangga hati. Museum bukan hanya tempat menyimpan barang, tapi juga refleksi bagi generasi muda untuk belajar, mengenal tokoh budaya, dan membentuk Bojonegoro hingga ke depan nanti,” ungkap Bupati Setyo Wahono dalam sambutannya.

    Langkah bupati dan rombongan Forkopimda meninjau isi museum seolah menjadi langkah pertama menyusuri lorong waktu. Di ruang pra sejarah, fosil gigi hiu purba dan tulang gajah kuno menjadi bukti bisu bahwa Bojonegoro jutaan tahun lalu adalah lautan dangkal.

    Bergeser ke ruang Hindu Budha, koleksi unggulan Prasasti Adan-adan menyapa pengunjung, menceritakan peradaban masa lalu. Tak ketinggalan, ruang pertanian memamerkan pacul dan ani-ani (alat panen padi tradisional), mengingatkan akar agraris kabupaten ini.

    Kebangkitan museum ini tak hanya dirayakan oleh pemerintah. Ketua panitia, Ari Komari, menjelaskan bahwa 30 paguyuban dari dalam dan luar kota—seperti Madiun, Solo, hingga Cirebon—turut hadir. Mereka menggelar pameran benda pusaka, patung, hingga lukisan selama tiga hari (20-22 Oktober 2025).

    “Museum ini aset bangsa. Peninggalan pusaka ini wajib kita boyong ke museum untuk kita lestarikan. Ini wujud kepedulian yang harus kita tularkan kepada anak cucu,” ujar Ari.

    Benar saja, titik balik itu langsung terasa. Sehari setelah dibuka, Selasa (21/10/2025), Museum Rajekwesi langsung diserbu pengunjung. Puluhan siswa sekolah dan masyarakat umum tampak antusias melihat koleksi yang selama ini mungkin hanya mereka dengar ceritanya.

    Teguh, seorang guru dari SMP Negeri 5 Bojonegoro, membawa 50 muridnya dan mengapresiasi lokasi baru ini. “Sangat mudah dijangkau karena berada di pusat kota. Ini sangat bernilai edukasi bagi siswa,” katanya.

    Kasi Budaya Disbudpar Bojonegoro, Damiati, menyampaikan bahwa museum ini dibuka gratis untuk umum, setiap Senin hingga Jumat pukul 08.00-16.00 WIB. “Yang mungkin awalnya hanya bisa melihat dari gambar, sekarang bisa langsung melihat bentuk aslinya,” terang Damiati.

    Damiati juga berpesan, peresmian ini adalah ajakan bagi publik. Jika ada warga yang menemukan fosil atau benda purbakala, museum siap menjadi rumahnya. Ini adalah cara bersama untuk merawat sejarah panjang Bojonegoro, dari dasar lautan purba hingga menjadi lumbung energi seperti sekarang. [lus/aje]

  • Fosil Gajah Purba Stegodon Ditemukan Utuh di Nganjuk, Diperkirakan Berusia 800 Ribu Tahun

    Fosil Gajah Purba Stegodon Ditemukan Utuh di Nganjuk, Diperkirakan Berusia 800 Ribu Tahun

    Dilansir Museum Geologi Bandung, penyidikan paleontologi di Indonesian pada masa awal keberadaan Belanda yakni abad ke-17 dan 18, masih sangat terbatas. Kondisi alam pedalaman yang banyak ditutupi oleh hutan tropis menjadi sandungan tersendiri untuk melakukan eksplorasi, diimbuh lagi pada waktu itu belum terdapat ahli khusus dalam bidang geologi yang notabene merupakan disiplin baru.

    Informasi mengenai sejarah alam, batuan, fosil, logam dan mineralogi diperoleh dari para naturalis awal, di mana mereka mencampurkan sejumlah domain sains, tidak hanya menginformasikan aspek geologi saja, melainkan juga vegetasi tumbuhan dan hewan.

    Georg Eberhard Rumpf atau lebih dikenal sebagai Rumphius (1627-1702) “si buta yang melihat dari Ambon” merupakan seorang naturalis terkemuka dan pegawai di maskapai dagang Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), Rumphius orang Eropa pertama yang memelopori pekerjaan geologis dan penyelidikan fosil di Nusantara.

    Kendati demikian, interpretasi geologinya masih kurang memadai, sebab, geologi baru berkembang sebagai sebuah disiplin sekitar setengah abad setelah kematian Rumphius.

    Rumphius memulai petualangan ilmiah di Nusantara pada paruh kedua abad ke-17 dan menghabiskan sebagian besar sisa hidupnya di Ambon hingga wafat pada tahun 1702.

    Selama bertahun-tahun Rumphius telaten dalam mengoleksi berbagai temuan yang menarik untuk ilmu kebumian dan sejarah alam, meski, di sisi lain, banyak kemalangan yang menerpa, seperti, kehilangan koleksi dan naskah penelitian akibat kebakaran Kota Ambon, kemudian, kapal yang mengirim naskahnya ke Belanda karam di tengah perjalanan, selain itu, bencana gempa bumi menewaskan istri dan salah satu anak perempuannya serta kebutaan yang kemudian ia derita.

    Akibatnya, Rumphius tidak dapat membuat lagi sketsa koleksi-koleksi dalam penyelidikannya. Untungnya, VOC memberikan bantuan dengan mengirimkan juru tulis dan gambar yang memudahkan Rumphius dalam menuntaskan lagi naskah-naskah nya, walakin semua yang dikerjakan Rumphius baru terbit bertahun-tahun setelah kematiannya.

  • Petani di Arjosari Pacitan Ditemukan Meninggal di Kebun Rumput Gajah, Diduga Karena Hipertensi

    Petani di Arjosari Pacitan Ditemukan Meninggal di Kebun Rumput Gajah, Diduga Karena Hipertensi

    Pacitan (beritajatim.com) – Seorang petani asal Dusun Krajan, Desa Arjosari, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan. Ditemukan meninggal dunia di ladang rumput desa setempat. Dia adalah Bonari alias Sibun (59), warga setempat, Sabtu (18/10/2025)

    Saat ditemukan, korban dalam posisi telungkup di tepi Sungai Grindulu, tepatnya di lahan rumput gajah yang biasa ia garap, “ kata Kapolsek Arjosari Ipda Ferry Ardyanto Minggu (19/10/2025).

    Anggota Polsek dan tim medis Puskesmas Kedungbendo langsung mendatangi lokasi setelah menerima laporan dari perangkat desa sekitar pukul 21.15 WIB. “Di dekat tubuh korban ditemukan sabit, tongkat kayu, dan karung berisi rumput. Diduga korban meninggal dunia saat sedang merumput,” terangnya.

    Menurut keterangan saksi, sepanjang hari rumah dalam keadan terkunci, bahkan hingga malam hari. Warga kemudian mencari keberadaan Bonari di lahan yang biasa ia garap.

    Korban ditemukan sudah tidak bernyawa, Dari hasil pemeriksaan medis luar, ditemukan luka gores di telapak kaki kiri dan luka melepuh di bagian paha, tangan, dan punggung. Namun tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan yang mengarah pada tindak pidana.

    Polisi memastikan tidak ada unsur kesengajaan dari pihak lain dalam peristiwa tersebut. Hasil penyelidikan awal mengindikasikan korban meninggal akibat serangan hipertensi yang dideritanya sejak lama.

    “Korban memiliki riwayat hipertensi dan diabetes, bahkan sebelumnya pernah menjalani operasi. Kemungkinan besar serangan itu kambuh saat korban sedang bekerja,” tambah Kapolsek.

    Jenazah kemudian dievakuasi dan diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan di pemakaman umum desa setempat. [tri/suf]