Hewan: Domba

  • Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres, Relawan: Momentum Anak Bangsa Bersatu

    Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres, Relawan: Momentum Anak Bangsa Bersatu

    Jakarta (beritajatim.com) – Ketua Umum Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas), Anggawira, menilai penetapan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai pemenang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 oleh KPU hari ini, Rabu (24/4/2024), sebagai momentum anak bangsa bersatu. Penetapan tersebut, kata Anggawira, juga menjadi langkah strategis menuju pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih, yang dijadwalkan berlangsung pada 20 Oktober 2024.

    Anggawira mengungkapkan harapannya agar terbangun solidaritas lebih kuat selama pemerintahan Prabowo-Gibran. Dia juga berharap, kabinet akan diisi para menteri yang kompeten.

    “Tentunya para menteri yang mengakselerasi program dengan sangat cepat dan akseleratif,” ujar Anggawira.

    Pria yang juga menjabat sebagai Sekjen Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini juga berharap sektor usaha turut memberikan dukungan pada akselerasi program. Sehingga ekonomi dapat tumbuh lebih tinggi dan merata demi menyongsong Indonesia Emas 2045.

    “Kami ucapkan selamat atas penetapan kemenangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka oleh KPU sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih,” kata dia.

    Koordinator Nasioal Penerus Negeri, Muhammad Pradana Indraputra, mengaku optimistis Prabowo-Gibran bakal merangkul semua kalangan anak bangsa untuk membangun Indonesia. Apalagi, kata dia, para pendukung pada Pemilu 2024 ini tidak terlalu fanatik sehingga perbedaan pandangan dapat segera berakhir, tidak berlangsung berkepanjangan.

    “Terlihat dari berbagai aksi dan gerakan kubu lain tidak seintens dulu. Kedua, masyarakat Indonesia cukup rasional. Apalagi perbandingan persentase pemilih sangat jauh. Saya rasa masyarakat cukup rasional dan tidak terjebak dengan diksi-diksi atau redaksional yang menjebak dan mengadu domba,” ungkapnya.

    Pradana menyebut, pilpres 2024 menjadi sejarah baru dengan partisipasi anak muda terbanyak. Dia pun berharap Prabowo-Gibran bisa terus menjaga kepentingan anak muda Indonesia.

    Tak hanya itu, sambung Pradana, kepada dunia internasional juga menunjukkan bahwa Indonesia 5 tahun ke depan punya pemerintahan yang solid dan punya visi yang sejalan dengan masyarakat Indonesia.

    “Harapan kami juga dengan presentasi pemilih tersebut juga dapat meningkatkan kepercayaan investor dan dunia usaha dan perdagangan Indonesia bahwa kita punya presiden yang sah dan satu visi degan masyarakat Indonesia,” harapnya. [beq]

  • Disumbang Kambing Maju Pilkada Jember 2024, Gus Fawait Merinding

    Disumbang Kambing Maju Pilkada Jember 2024, Gus Fawait Merinding

    Surabaya (beritajatim.com) – Komunitas pedagang sapi dan kambing memiliki cara tersendiri untuk memberikan dukungannya kepada Ketua Fraksi Gerindra DPRD Jatim, Muhammad Fawait (Gus Fawait) maju Pemilihan Bupati (Pilbup) Jember.

    Para pedagang ini memberikan domba kepada politikus Partai Gerindra tersebut sebagai dukungan secara simbolis.

    Ketua Pedagang Sapi dan Kambing Kecamatan Mayang Jember, Munasip mengatakan, domba ini merupakan dukungan kepada Gus Fawait, yang juga Presiden Laskar Sholawat Nusantara (LSN) ini.

    “Kami gotong royong menyerahkan kambing domba untuk membantu perjuangan Gus Fawait dalam pilkada. Kami hanya punya kambing yang disumbangkan sebagai bentuk komitmen kami memberikan dukungan,” ujarnya dalam pernyataan tertulisnya, Sabtu (23/3/2024).

    Dia menyebut Gus Fawait memiliki kapasitas untuk memimpin Jember. Sosoknya yang masih muda diyakini dapat memajukan kabupaten yang berada di timur Jatim tersebut.

    “Di Jember, kesejahteraan masyarakat terutama kemiskinan belum merata. Oleh sebab itu, kami yakin di bawah kepemimpinan Gus Fawait dengan pemikirannya yang luas mampu membawa masyarakat Jember terentas dari kemiskinan,” katanya.

    Munasip mengaku siap memberikan dukungan penuh kepada Gus Fawait untuk maju di Pilbup Jember. Pihaknya berharap Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan DPP memberikan restu dan rekomendasinya.

    “Kami selaku pedagang yang tergabung dalam komunitas pedagang sapi dan kambing di Jember, khususnya di Kecamatan Mayang memohon dengan sangat kepada Ketua Umum Partai Gerindra Pak Prabowo Subianto agar merekomendasikan kepada Gus Fawait maju di Pilkada Jember,” ungkapnya.

    Gus Fawait berterima kasih atas dukungan yang diberikan kepada komunitas pedagang.

    “Saya merinding dan terharu atas dukungan tersebut. Masyarakat desa rela menyumbangkan kambingnya untuk perjuangan saya nantinya di pilkada Jember. Saya kaget sekali atas dukungan tersebut. Ini pertama kali bagi saya terjun dalam dunia politik atas dukungan masyarakat tersebut,” tuturnya.

    Dukungan tersebut menguatkannya untuk maju di Pilbup Jember. Gus Fawait akan melaporkan dukungan tersebut partai.

    “Saya akan terus keliling menyerap aspirasi masyarakat Jember. Atas dukungan pedagang sapi dan kambing tersebut inilah yang dinamakan The Power of Love (semua karena cinta), ojo lali moco sholawat,” pungkasnya. (tok/ted)

  • Hidangan Berbuka Puasa Internasional yang Wajib Dicoba

    Hidangan Berbuka Puasa Internasional yang Wajib Dicoba

    Surabaya (beritajatim.com) – Selama bulan Ramadan, umat Islam berpuasa dari fajar hingga matahari terbenam, menahan diri dari makan dan minum hingga azan maghrib berkumandang. Saat waktu berbuka tiba yang disebut iftar, umat Muslim mulai dengan menyantap kurma dan meminum air. Berikut hidangan berbuka puasa yang wajib dicoba selama berpuasa ramadhan.

    Makan malam setelah shalat maghrib menjadi momen untuk berkumpul dengan keluarga dan komunitas, menikmati hidangan yang sering kali disiapkan sesuai dengan resep keluarga. Mulai dari sup lezat khas Maroko hingga semur ala Badui yang sehat, dan berbagai kudapan manis khas Indonesia, berikut adalah beberapa hidangan berbuka puasa terlezat dari berbagai belahan dunia yang dapat dicoba selama bulan Ramadan.

    1. Timur Tengah: Shorbat Adas

    Bagi banyak orang Muslim di Uni Emirat Arab (UEA), Yordania, dan Lebanon, waktu berbuka puasa dimulai dengan menikmati semangkuk shorbat adas atau sup miju-miju, yang biasanya disajikan dengan keripik pitta. Sup ini terbuat dari lentil merah yang dimasak dengan bumbu kunyit, jinten, kayu manis, peterseli, dan lemon. Di Timur Tengah, bumbu yang digunakan bisa bervariasi tergantung pada daerahnya. Shorbat adas ini sangat kaya protein dan dapat dengan cepat membuat perut yang sedang berpuasa kenyang. Untuk menambah nilai gizi, bisa menambahkan wortel, bawang bombay, dan kentang bersama dengan lentil sebelum mencampurkan mereka ke dalam sup.

    2. Turki: Ramazan Pidesi

    Saat senja tiba, orang-orang lokal di Turki berjejer di depan took roti untuk membawa pulang Ramazan Pidesi, roti bulat yang baru saja dipanggang, yang harumnya menyelimuti jalan-jalan selama bulan suci Ramadan. Roti ini sangat istimewa di Turki dan disantap saat berbuka puasa. biasanya, roti lembut dan hangat ini disajikan dengan tambahan seperti buah zaitun, keju, mentega, dan pastirma (daging sapi kering). Proses pembuatannya melibatkan penambahan susu ke dalam adonan untuk memberikan tekstur yang lembut. Setelah adonan mengembang, campuran yogurt-telur diolesi di atasnya, dan roti dibentuk menjadi bulat dengan tangan. Permukaannya dihiasi dengan pola wajik menggunakan biji nigella dan wijen sebelum dipanggang.

    3. India dan Pakistan: Kebab Shami

    Pada malam Ramadan di India dan Pakistan, aroma harum dari shami kebab yang diolah dengan rempah-rempah seperti kapulaga mengisi udara. Di sepanjang jalan, penduduk setempat berkumpul di sekitar kios-kios untuk menyaksikan proses pembuatan camilan daging yang lezat ini. Asal-usul dari roti daging kambing yang lembut ini diyakini berasal dari kota Lucknow, India. Di sana, hidangan ini pertama kali disajikan kepada nawab (penguasa pada abad ke-18 dan ke-19) yang gigi-giginya sudah rontok dan gemar makan. Daging sapi atau domba dimasak bersama dengan chana dal atau gram Bengal, kemudian digiling dan dibumbui dengan berbagai rempah seperti bawang putih, jahe, kayu manis, merica, cengkeh, jintan, mint, ketumbar, dan cabai hijau. Kemudian, campuran daging ini dicelupkan ke dalam telur, digoreng hingga kecoklatan di luar, sementara didalamnya hampir larut. Ketika disajikan, shami kebab ini biasanya disertai dengan sambal ketumbar mint, saus tomat, dan irisan bawang bombay.

    4. Asia Selatan: Samosa

    Samosa adalah makanan favorit di Asia Selatan yang biasanya diisi dengan kentang tumbuk atau daging cincang, dan dibumbui dengan jintan, ketumbar, dan garam masala. Meskipun versi kentangnya bisa dinikmati sepanjang tahun di berbagai tempat, mulai dari jalanan di Mumbai hingga pasar di Lahore, samosa keema (daging domba cincang) sangat terkenal selama bulan Ramadan. Dikatakan berasal dari Persia, camilan yang serbaguna ini bisa digoreng atau dipanggang dan sering disajikan dengan sambal ketumbar dan sambal asam yang pedas dan manis. Selain itu, samosa juga bisa dimodifikasi dengan rasa dan isian tambahan seperti keju feta, bayam, atau daging sapi cincang.

    5. Nigeria: Moi Moi

    Moi moi adalah hidangan yang lezat dan bergizi yang sangat populer untuk berbuka puasa, dari Lagos hingga Abuja. Moi-moi adalah puding gurih dan lembut yang terbuat dari kacang-kacangan yang dihaluskan dan diisi dengan bahan kaya protein seperti telur, daging sapi, ikan, atau udang. Untuk membuatnya, kacang polong hitam atau kacang madu yang sudah dikupas digunakan, yang memberikan rasa manis dan lembut. Kacang-kacangan ini kemudian dibumbui dengan paprika Romano, scotch bonnet, bawang bombay, dan air, sebelum dicampur dengan protein yang sudah dimasak. Campuran ini dituangkan ke dalam daun pisang, wadah plastik, atau mangkuk tahan panas tertutup, dan dikukus dalam panci besar yang berisi air sampai mengeras seperti kue.

    6. Levant: Qatayef

    Di beberapa negara seperti Mesir, Yordania, Lebanon, Palestina, Suriah, dan wilayah Teluk, kue penutup favorit untuk berbuka puasa disebut qatayef. Qatayef adalah kue berbentuk bulan sabit yang sangat disukai. Awalnya, kue ini terbuat dari panekuk semolina yang hanya dimasak di satu sisi. Biasanya, panekuk tersebut diisi dengan keju seperti akkawi atau nabulsi, serta campuran kacang pistachio, hazelnut, almond, atau kenari yang sudah dihancurkan. Kemudian, panekuk dilipat menjadi dua, ditutup rapat, digoreng, dan disiram dengan sirup gula untuk memberikan cita rasa manis. Ada juga versi lain dari qatayef, di mana pancake yang sudah matang diisi dengan krim yang menggumpal.

    7. Indonesia: Kolak Pisang

    Di Indonesia, malam hari dimulai dengan kelezatan kolak, sebuah hidangan manis yang terbuat dari campuran gula aren atau gula Jawa, santan, daun pandan, dan buah-buahan. Kolak bisa dinikmati dalam keadaan hangat atau dingin, dan bisa menggunakan berbagai macam buah sesuai selera. Hidangan ini sangat cocok untuk mengembalikan energi setelah seharian berpuasa. Misalnya, ketika irisan pisang direbus bersama susu dan gula, disebut kolak pisang. Bisa juga menambahkan ubi jalar, singkong, nangka, atau kolang kaling untuk variasi rasa yang lebih beragam.  [aje]

  • Bupati Tuban Safari Ramadan di Ponpes Imarotul Khoirot Widang

    Bupati Tuban Safari Ramadan di Ponpes Imarotul Khoirot Widang

    Tuban (beritajatim.com) – Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky melaksanakan Safari Ramadan 1445 H/2024 M yang bertempat di Pondok Pesantren (Ponpes) Imarotul Khoirot di Desa Minohorejo, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban. Senin (18/03/2024).

    Adapun Safari Ramadan di Kecamatan Widang menjadi lokasi pertama dan bakal dilanjutkan ke beberapa wilayah Kecamatan di Tuban.

    Pada kesempatan tersebut, Bupati Tuban turut menyerahkan sejumlah bantuan kepada warga. Diantaranya, bantuan paket sembako, santunan kematian dari BPJS Ketenagakerjaan dan bantuan bahan material untuk warga terdampak bencana banjir.

    Mas Lindra sapaan Bupati Tuban mengatakan, Safari Ramadan kali ini menjadi momen untuk menguatkan kebersamaan, sekaligus menjadi wahana melatih kepekaan sosial.

    “Mari kita berbagi kebahagiaan sebagai wujud kepedulian kepada masyarakat, mengingat beberapa waktu lalu beberapa desa di Kecamatan Widang tergenang banjir,” ucap Mas Lindra.

    Menurutnya, adanya musibah kejadian banjir beberapa hari yang lalu menjadi pengingat untuk introspeksi diri. Salah satunya yakni cara hidup berdampingan dengan alam.

    “Dengan melestarikan alam maka alam memberikan hasil bumi yang berkualitas dan menjaga manusia,” paparnya.

    Selain itu, pihaknya juga menyinggung soal Pemilu Serentak beberapa waktu lalu mencapai 86 persen. Kata mas Lindra selama pasca pemilu, masyarakat diimbau untuk menghargai perbedaan sebagai wujud implementasi persatuan dan kesatuan bangsa.

    “Jangan mau kita dipecah belah akibat adu domba,” serunya.

    Ia juga menyampaikan terima kasih atas dukungan selama ini. Sebab, proses yang ditempuh selama kurang lebih 3 tahun membawa kesan yang mendalam. “Saya mohon maaf apabila selama memimpin membuat kesalahan dan khilaf,” tutup Lindra.

    Sementara itu, pengasuh ponpes Imarotul Khoirot, KH. Amiril Ismail juga mengucapkan terima kasih atas kunjungan Safari Ramadan oleh Bupati Tuban serta Forkopimda dan bersama rombongan lainnya.

    Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky saat melakukan safari Ramadan.

    Hal ini sebagai bentuk kepedulian dan kehadiran Pemkab Tuban terhadap kalangan santri dan ponpes, dengan begitu KH Amiril Ismail berharap Pemkab Tuban dapat lebih memberikan perhatian dan dukungan kepada masyarakat, khususnya kepada kalangan warga ponpes.

    “Harapan kami, kebijakan yang diambil mampu membawa manfaat bagi kemaslahatan umat,” ujar KH Amiril Ismail.

    Sebagai informasi, tahun ini Safari Ramadan dilaksanakan satu hari di empat lokasi, dimana satu tempat untuk lima kecamatan. Selaim di Ponpes Imarotul Khoirot Desa Minohorejo Kecamatan Widang, juga dilaksanakan di Ponpes Al Falah Desa Punggulrejo Kecamatan Rengel, Ponpes Assalam Putri Kecamatan Bangilan dan Ponpes Al Hikmah Desa Margomulyo Kecamatan Kerek. [ayu/but]

  • Daftar Food Estate Jokowi yang Disebut Gagal Cak Imin dan Mahfud MD

    Daftar Food Estate Jokowi yang Disebut Gagal Cak Imin dan Mahfud MD

    Jakarta, CNN Indonesia

    Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut satu Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan cawapres nomor urut tiga Mahfud MD kompak mengkritik program food estate atau lumbung pangan yang dijalankan Jokowi.

    Cak Imin menilai program tersebut merugikan petani hingga memicu konflik agraria. Sementara Mahfud menyebut program food estate adalah program gagal dan merusak lingkungan yang dapat merugikan negara.

    Menanggapi kritikan dari keduanya, cawapres nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka mengakui bahwa program food estate memang ada yang gagal. Akan tetapi, ia menyebut ada juga yang berhasil dan sudah sukses panen.

    Senada dengan Gibran, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pun kemudian membantah kritikan tersebut. Menurut Amran, food estate sedang dikerjakan di beberapa dengan baik dan sesuai target, bahkan ada yang sudah panen.

    “Food estate ini bukan proyek instan, butuh proses. Kenyataannya kita memiliki 10 juta hektare yang sebelumnya tidak dimanfaatkan untuk lahan pertanian. Kami sekarang menggarap itu, butuh proses, butuh teknologi agar menjadi lahan produktif,” katanya dalam keterangan resmi, Senin (22/1).

    Amran mencontohkan food estate di Temanggung dan Wonosobo, Jawa Tengah, seluas 907 hektare (ha) yang telah panen komoditas hortikultura. Lalu food estate Kalimantan Tengah disebut berhasil melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi lahan hingga mampu panen padi dengan produktivitas 5 ton per hektare.

    Kemudian food estate di Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang telah panen jagung seluas 500 ha.

    “Food estate tersebut sudah berhasil panen. Food estate Gunung Mas juga sudah panen jagung seluas 10 hektare dan singkong seluas 3 hektare. Kita pantau terus lahan tersebut,” katanya.

    Presiden Jokowi menggagas food estate sejak awal periode kedua kekuasaannya. Proyek ini di bawah kendali eks Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Namun, dalam praktiknya banyak petinggi kementerian terlibat, termasuk Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

    Jika mengacu Perpres Nomor 108 Tahun 2022, food estate masuk proyek prioritas strategis. Bahkan, food estate masuk dalam golongan proyek strategis nasional (PSN) dalam Permenko Perekonomian Nomor 21 Tahun 2022.

    “Daftar proyek diatur dalam peraturan presiden tentang program peningkatan penyediaan pangan nasional melalui pengembangan kawasan food estate,” tulis beleid tersebut, dikutip Rabu (16/8).

    Namun, hingga kini Jokowi belum menerbitkan perpres yang merinci daftar food estate di seluruh Indonesia. Terlebih, pembangunan food estate dilakukan oleh berbagai kementerian/lembaga (K/L).

    CNNIndonesia.com mencoba merangkum sederet food estate Jokowi yang tersebar di seluruh Indonesia, berikut daftarnya:

    1. Sumatra Utara

    Rencana proyek food estate di Sumatra Utara termaktub dalam Kepmen Menteri PPN/Bappenas Nomor Kep.19/M.PPN/HK/03/2023. Disebutkan pelaksanaan food estate ini bakal dibangun dalam dua tahap pelaksanaan.

    Tahap pertama, dilaksanakan pada 2020-2024 di atas tanah seluas kurang lebih 3.964 hektare. Sedangkan tahap kedua bakal dilakukan pada 2024-2029 dengan sisa tanah seluas 7.623 hektare.

    Beberapa kawasan food estate di Sumatra utara, yakni lumbung pangan di Humbang Hasundutan, Pakpak Barat, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Utara.

    2. Kalimantan Tengah

    Untuk proyek food estate di Kalimantan Tengah tercantum dalam Perpres Nomor 108 Tahun 2022. Bahkan, ekonomi wilayah Kalimantan secara keseluruhan diramal akan tumbuh 5,5 persen sampai 6 persen jika food estate ini rampung.

    Kala itu, Jokowi menjelaskan area pembangunan food estate di Kalimantan Tengah cukup luas, yakni 148 ribu hektare. Area itu termasuk wilayah irigasi dan akan digunakan untuk menanam padi.

    “Kemudian area nonirigasi seluas 622 ribu hektare, yang ini akan dikembangkan untuk menanam singkong, jagung, dan lain-lain, serta peternakan,” terang Jokowi saat itu.

    Sayangnya, pada akhirnya proyek tersebut malah mangkrak dan terbengkalai. Bahkan, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menilai food estate di Kalimantan Tengah yang terbengkalai menambah daftar panjang cerita kegagalan proyek lumbung pangan pemerintah Jokowi.

    Namun, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyebut food estate di Kalimantan Tengah sudah bisa ditanami.

    “Pak Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo) membuktikan lahannya sudah bisa ditanami, hanya karena memang mungkin orangnya enggak ada, jadi agak lambat. Jadi kita setop di 43.500 hektare,” jelasnya dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi V DPR RI, Senin (28/11).

    3. Sumatera Selatan

    Pada 2021 lalu, mantan Mentan Syahrul Yasin Limpo meresmikan program food estate di Sumatera Selatan (Sumsel).

    Terdapat lima kabupaten yang menjadi kawasan food estate yakni Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Banyuasin, OKU Selatan dan OKU Timur. Komoditas utamanya adalah padi dan jagung.

    4. Nusa Tenggara Timur (NTT)

    Kemudian ada juga food estate di Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyebut food estate ini berfokus pada komoditas sorgum, seperti jagung, tomat, kacang hijau.

    Pada 2022 silam, ia melaporkan ke DPR bahwa sedang ada pengembangan jaringan irigasi air tanah (JIAT) dari Bendungan Haekrit.

    Selain itu, Basuki menyebut ada proyek pembangunan jaringan irigasi dan pipa transmisi di kawasan food estate NTT lain, seperti Sumba Tengah hingga Sumba Timur.

    Di Kabupaten Sumba Tengah, pengembangan food estate difokuskan pada pengembangan komoditas padi dan jagung. Sasaran luas areal pengembangan pada 2022-2024 ditetapkan bertahap.

    Pada 2022, direncanakan seluas 4.709 ha, 2023 menjadi 6.350 ha, dan pada 2024 menjadi 10 ribu ha. Jumlah itu terdiri dari luas padi 6.000 ha dan jagung 4.000 ha.

    Kegiatan utama yang dilakukan adalah pengembangan mandiri benih, diikuti pembuatan pupuk organik, fasilitasi teknologi dan infrastruktur pendukung, alsintan, peningkatan IP, penerapan GAP, dan pengembangan korporasi petani.

    5. Papua

    Masih berdasarkan keterangan Menteri PUPR Basuki, food estate lainnya berada di Kirom, Papua yang terbagi dalam 11 zona.

    Ia merinci luas potensial lumbung pangan ini bisa mencapai 10 ribu hektare, dengan 7.000 hektare merupakan area penggunaan lain (APL) berupa hutan. Sedangkan sisanya adalah area eks plasma sawit di 7 kampung yang akan ditangani proses irigasinya.

    Pada 2022 lalu, Basuki mengatakan pihaknya sedang melakukan land clearing di lahan seluas 496 hektare, di mana progresnya mencapai 67,2 persen. Nantinya, food estate ini bakal berfokus pada komoditas jagung.

    “Pembangunan jaringan saluran drainase untuk 2022-2023 seluas 3.000 hektare, ini yang kami utamakan. Selain melakukan land clearing, sudah langsung diolah tanah dan disiapkan bibitnya untuk kita mulai tanam,” jelas Basuki kala itu.

    6. Kabupaten Wonosobo

    Di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, pengembangan food estate difokuskan pada pengembangan komoditas cabai, bawang putih, bawang merah, dan kentang.

    Sasaran luas food estate 2022 ditetapkan sekitar 340 ha, 2020 dikembangkan 322 ha, sehingga menjadi 662 hektar. Lalu, pada 2024 dikembangkan lagi seluas 338 ha, sehingga secara keseluruhan mencapai 1.000 ha.

    Kegiatan utama yang diintroduksi adalah pengembangan prasarana tata air, peningkatan prasarana transportasi, pengembangan alsintan, perakitas paket teknologi, fasilitasi penyediaan sarana produksi, mengembangkan diversifikasi produk, pengembangan kapasitas dan kompetensi SDM, serta pengembangan korporasi petani.

    7. Kabupaten Temanggung

    Di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, pengembangan food estate diarahkan pada pengembangan komoditas bawang merah, bawang putih dan cabai. Sasaran pengembangan food estate pada 2022 dan 2023 yaitu masing-masing seluas 400 ha.

    Sementara, pada 2024 dikembangkan 200 ha, sehingga total menjadi 1.000 ha.

    [Gambas:Photo CNN]

    8. Kabupaten Bantul

    Di Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, pengembangan food estate difokuskan pada pengembangan komoditas bawang merah, padi, dan cabai. Sasaran pengembangan food estate dengan target luas lahan pada 2022 seluas 300 ha.

    Kemudian, dikembangkan menjadi 600 ha pada 2023 dan 1.000 ha pada 2024.

    9. Kabupaten Garut

    Di Kabupaten Garut, Jawa Barat, pengembangan food estate diarahkan pada pengembangan komoditas cabai, bawang merah, dan kentang. Target luas areal intensifikasi dimulai dari 230 ha pada 2022. Lalu, meningkat menjadi 590 ha di 2023 dan akhirnya menjadi 1.000 ha di 2024.

    10. Kabupaten Gresik

    Di Kabupaten Gresik, pengembangan food estate difokuskan pada pengembangan komoditas mangga yang dikombinasikan dengan intercropping jagung, kacang tanah, kacang hijau dan jeruk nipis, serta integrated farming jagung dengan sapi dan domba. Bentuk kegiatan berupa intensifikasi untuk tanaman/ternak yang sudah eksis serta ekstensifikasi.

    Sasaran pengembangan komoditas mangga sebagai tanaman utama seluas 100 ha pada 2022. Lalu dilanjutkan menjadi 700 ha pada 2023 dan menjadi 1.175 ha pada 2024.

    Kegiatan utama yang dilakukan adalah pengembangan prasarana tata air, peningkatan prasarana transportasi, pengembangan alsintan, penyediaan sarana produksi, pengembangan diversifikasi produk, penguatan kapasitas SDM dan pengembangan korporasi petani.

  • Apa Itu Food Estate yang Disebut Gagal oleh Cak Imin dan Mahfud?

    Apa Itu Food Estate yang Disebut Gagal oleh Cak Imin dan Mahfud?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut satu Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan cawapres nomor urut tiga Mahfud MD kompak mengkritik program food estate atau lumbung pangan.

    Cak Imin menilai program tersebut merugikan petani hingga memicu konflik agraria sehingga perlu dihentikan. Sementara Mahfud menyebut program food estate adalah program gagal dan merusak lingkungan yang dapat merugikan negara.

    Menanggapi kritikan dari Cak Imin dan Mahfud, cawapres nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka mengakui bahwa program food estate memang ada yang gagal. Namun, ia menyebut ada juga yang berhasil dan sudah sukses panen.

    Senada dengan Gibran, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman juga kemudian membantah kritikan tersebut. Menurut Amran, food estate sedang dikerjakan di beberapa dengan baik dan sesuai target, bahkan ada yang sudah panen.

    “Food estate ini bukan proyek instan, butuh proses. Kenyataannya kita memiliki 10 juta hektare yang sebelumnya tidak dimanfaatkan untuk lahan pertanian. Kami sekarang menggarap itu, butuh proses, butuh teknologi agar menjadi lahan produktif,” katanya dalam keterangan resmi, Senin (22/1).

    Amran mencontohkan food estate di Temanggung dan Wonosobo, Jawa Tengah, seluas 907 hektare (ha) yang telah panen komoditas hortikultura. Kemudian food estate di Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang telah panen jagung seluas 500 ha.

    “Food estate tersebut sudah berhasil panen. Food estate Gunung Mas juga sudah panen jagung seluas 10 hektare dan singkong seluas 3 hektare. Kita pantau terus lahan tersebut,” katanya.

    Lantas apa itu food estate?

    Proyek food estate merupakan salah satu kebijakan pemerintah yang dirancang dengan konsep pengembangan pangan secara terintegrasi. Kebijakan ini menjadi bagian dari program strategis nasional (PSN) 2020-2024 yang digagas oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

    Proyek itu di bawah kendali mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

    Food estate masuk proyek prioritas strategis mengacu pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 108 Tahun 2022 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2023. Dalam Perpres tersebut, pemerintah menganggarkan Rp235,46 miliar untuk food estate.

    Kala itu, Jokowi menyatakan pembangunan lumbung pangan perlu dilakukan untuk mengantisipasi potensi krisis pangan di tengah pandemi virus corona. Hal ini sesuai dengan peringatan kelangkaan bahan pangan yang disampaikan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO).

    Menurut informasi dari laman Sekretariat Kabinet RI, program lumbung pangan berfokus pada pengembangan sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan di suatu kawasan tertentu. Beberapa komoditas yang dikembangkan dalam kerangka kebijakan ini melibatkan cabai, padi, singkong, jagung, kacang tanah, dan kentang.

    Pelaksanaan proyek ini melibatkan berbagai kementerian, termasuk Kementerian Pertanian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pertahanan, dan Kementerian PUPR.

    Berdasarkan catatan Kementerian Pertanian, implementasi pengembangan food estate, telah diawali dengan membangun di Provinsi Kalimantan Tengah, Sumatera Utara dan Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak 2020. Proyek ini direncanakan akan terus dikembangkan sampai 2024.

    Selain di tiga wilayah tersebut, food estate juga tersebar di beberapa daerah di Indonesia.

    Di Provinsi Kalimantan Tengah, pengembangan food estate telah dilaksanakan sejak pertengahan 2020 pada areal lahan sawah eksisting sekitar 30 ribu ha. Lahan itu tersebar di Kabupaten Pulang Pisau 10 ribu ha dan Kabupaten Kapuas 20 ribu ha.

    Direncanakan mulai 2022, pengembangan food estate Kalimantan Tengah akan diperluas dengan target 70 ribu ha sampai pada 2024. Perluasan tersebut akan dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan pembangunan jaringan tata air yang dilakukan oleh Kementerian PUPR selama periode 2022-2024.

    Di Kabupaten Sumba Tengah, pengembangan food estate difokuskan pada pengembangan komoditas padi dan jagung. Sasaran luas areal pengembangan pada 2022-2024 ditetapkan bertahap.

    Pada 2022, direncanakan seluas 4.709 ha, 2023 menjadi 6.350 ha, dan pada 2024 menjadi 10 ribu ha. Jumlah itu terdiri dari luas padi 6.000 ha dan jagung 4.000 ha.

    Kegiatan utama yang dilakukan adalah pengembangan mandiri benih, diikuti pembuatan pupuk organik, fasilitasi teknologi dan infrastruktur pendukung, alsintan, peningkatan IP, penerapan GAP, dan pengembangan korporasi petani.

    Di Kabupaten Wonosobo, pengembangan food estate difokuskan pada pengembangan komoditas cabai, bawang putih, bawang merah, dan kentang.

    Sasaran luas food estate 2022 ditetapkan sekitar 340 ha, 2020 dikembangkan 322 ha, sehingga menjadi 662 hektar. Lalu, pada 2024 dikembangkan lagi seluas 338 ha, sehingga secara keseluruhan mencapai 1.000 ha.

    Kegiatan utama yang diintroduksi adalah pengembangan prasarana tata air, peningkatan prasarana transportasi, pengembangan alsintan, perakitas paket teknologi, fasilitasi penyediaan sarana produksi, mengembangkan diversifikasi produk, pengembangan kapasitas dan kompetensi SDM, serta pengembangan korporasi petani.

    Di Kabupaten Temanggung, pengembangan food estate diarahkan pada pengembangan komoditas bawang merah, bawang putih dan cabai. Sasaran pengembangan food estate pada 2022 dan 2023 yaitu masing-masing seluas 400 ha.

    Sementara, pada 2024 dikembangkan 200 ha, sehingga total menjadi 1.000 ha.

    Di Kabupaten Bantul, pengembangan food estate difokuskan pada pengembangan komoditas bawang merah, padi, dan cabai. Sasaran pengembangan food estate dengan target luas lahan pada 2022 seluas 300 ha. Kemudian, dikembangkan menjadi 600 ha pada 2023 dan 1.000 ha pada 2024.

    Di Kabupaten Garut, pengembangan food estate diarahkan pada pengembangan komoditas cabai, bawang merah, dan kentang. Target luas areal intensifikasi dimulai dari 230 ha pada 2022.

    Lalu, meningkat menjadi 590 ha di 2023 dan akhirnya menjadi 1.000 ha di 2024.

    Di Kabupaten Gresik, pengembangan food estate difokuskan pada pengembangan komoditas mangga yang dikombinasikan dengan intercropping jagung, kacang tanah, kacang hijau dan jeruk nipis, serta integrated farming jagung dengan sapi dan domba.

    Bentuk kegiatan berupa intensifikasi untuk tanaman/ternak yang sudah eksis serta ekstensifikasi. Sasaran pengembangan komoditas mangga sebagai tanaman utama seluas 100 ha pada 2022.

    Lalu dilanjutkan menjadi 700 ha pada 2023 dan menjadi 1.175 ha pada 2024. Kegiatan utama yang dilakukan adalah pengembangan prasarana tata air, peningkatan prasarana transportasi, pengembangan alsintan, penyediaan sarana produksi, pengembangan diversifikasi produk, penguatan kapasitas SDM dan pengembangan korporasi petani.

    Ada yang gagal

    Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menilai food estate di Kalimantan Tengah yang terbengkalai menambah daftar panjang cerita kegagalan proyek lumbung pangan pemerintah.

    Pasalnya, program food estate secara historis, sejak masa Presiden Soeharto, tak pernah mendulang cerita sukses. Dengan begitu, menurut Walhi, kegagalan lumbung pangan di Kalteng adalah bukti pemerintah tidak belajar dari pengalaman.

    Hal itu diungkapkan Pengkampanye Hutan dan Kebun Walhi Uli Arta Siagian merespons tanaman singkong di lahan seluas 600 hektare di Gunung Mas, Desa Tewai Baru yang tidak terurus.

    “Semua cerita food estate itu cerita kegagalan. Sekarang cerita kegagalan itu diulang lagi [di Kalteng]. Seperti tidak belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya,” kata Uli kepada CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.

    Uli pun menyoroti program lumbung pangan itu yang banyak mengalih fungsi lahan. Ditambah, alih fungsi lahan itu tidak banyak mempertimbangkan karakteristik tanah.

    Uli menuturkan food estate di Kalimantan banyak dilakukan di lahan gambut. Padahal, tidak semua tanaman bisa di tanam di lahan tersebut, sehingga proyek food estate banyak menjadi gagal.

    Menurutnya, pemerintah lebih baik mempercayakan pengelolaan lahan kepada rakyat. Sebab, kata Uli, masyarakat setempat lebih tahu jenis tanaman apa yang cocok untuk ditanam.

    “Jadi sebenarnya berikan saja ruang untuk masyarakat bisa aktivitas pertanian pangan dengan aman. Yang penting jangan mengambil itu dan mengubahnya menjadi konsesi ekstraktif lainnya seperti food estate,” jelas dia.

    (del/agt)

  • Pemimpin Dunia Menyaksikan Anak-anak Palestina Meninggal dalam Jumlah Sangat Besar

    Pemimpin Dunia Menyaksikan Anak-anak Palestina Meninggal dalam Jumlah Sangat Besar

    Apakah membunuh hampir 1.000 anak setiap pekannya merupakan bentuk pembelaan diri?

    Ini adalah pertanyaan yang perlu direnungkan oleh para pemimpin di seluruh dunia dalam beberapa hari mendatang, seiring berlanjutnya perang antara Israel dan Hamas, bahkan kemungkinan akan semakin sengit.

    Menjadi sebuah pertanyaan yang menantang. Mungkin akan mengadu domba Israel dan para pendukung kuatnya dengan pihak lain. Ini adalah pertanyaan yang mungkin akan ditanyakan kepada Perdana Menteri Australia suatu saat nanti.

    Organisasi-organisasi seperti Save the Children dan UNICEF sedang mengkaji angka-angka kematian yang diberikan Kementerian Kesehatan Gaza yang dijalankan kelompok Hamas. Organisasi-organisasi ini mengatakan angka kematian warga sipil sangat mencengangkan.

    Badan-badan ini percaya jumlah anak-anak Palestina yang terbunuh sejak perang dimulai tiga minggu lalu hampir mencapai 3.000 orang, meskipun mereka mengatakan jumlah tersebut mungkin jauh lebih tinggi karena ratusan anak-anak hilang, atau mungkin terkubur di bawah reruntuhan.

    Bayangkan jika 1.000 anak-anak Amerika dibunuh dalam seminggu. Respon dunia akan sangat berbeda.

    Alasan mengapa pertanyaan ini muncul adalah karena perang yang terjadi saat ini antara Israel dan Hamas menampilkan sesuatu yang jarang terjadi di dunia, atau bahkan pernah terjadi: warga sipil di Gaza terbunuh setiap harinya dalam jumlah yang sangat besar, sementara banyak pemimpin dunia, termasuk PM Australia Anthony Albanese menahan diri untuk menyerukan gencatan senjata.

    Biasanya, para pemimpin secara naluri menyerukan gencatan senjata. Berakhirnya kekerasan perang selalu jadi hal yang baik. Biasanya. Atau setidaknya menahan diri di kedua belah pihak.

    Ingatan yang akan selalu membekas

    Di Israel, tempat saya menulis artikel ini, ada jawaban yang sangat umum ketika bertanya kepada warga Israel apakah pembunuhan 1.000 anak setiap pekannya merupakan bentuk pembelaan diri? Kematian warga sipil, terutama anak-anak, menurut mereka, sangat disesalkan. Tapi apa yang bisa dilakukan? Hamas bersembunyi di antara warga sipil, menurut warga Israel, dan sayangnya sebagai konsekuensinya, akan banyak warga sipil yang tewas. Hamas bertanggung jawab. Dan mereka membunuh anak-anak kami dalam pembantaian tanggal 7 Oktober, dan sekarang ada 30 anak dan bayi yang disandera di beberapa terowongan bawah tanah di Gaza.

    Bagi warga Palestina, ada juga jawaban yang umum yang disampaikan: pembunuhan terhadap 3.000 anak-anak dalam tiga minggu pertama perang adalah bentuk kejahatan perang. Mereka berpendapat, apa yang terjadi saat ini adalah hukuman kolektif terhadap 2,3 juta orang di Gaza atas tindakan Hamas pada 7 Oktober. Tentara Israel dan para pemimpin politiknya bertanggung jawab atas hal ini. Mengapa tentara yang menekankan kalau mereka berusaha keras untuk menghindari pembunuhan warga sipil malah membunuh begitu banyak orang?

    Patut diingat apa yang memicu perang terbaru ini, aksi kekerasan yang dilakukan kelompok Hamas ketika mereka menyerang warga sipil Israel pada tanggal 7 Oktober lalu.

    Seringkali, ketika orang-orang Israel tahu kalau Anda adalah seorang jurnalis asing, mereka langsung mengeluarkan ponselnya untuk menunjukkan foto-foto yang dikirimkan dari korban-korban kekerasan tersebut. Sangat mengerikan. Gambaran kebiadaban itu akan terus diingat oleh warga Israel.

    Sama juga dengan 3.000 anak-anak yang akan akan selalu ada dalam ingatan warga di Palestina.

    Sebuah dilema bagi para pemimpin Barat

    Tapi ini menjadi krisis yang dihadapi para pemimpin di seluruh dunia.

    Israel mempunyai dua tujuan dalam serangan militernya di Gaza, selain menyelamatkan sandera. Tujuan pertama adalah untuk membalas dendam kejadian tanggal 7 Oktober, serta tujuan kedua untuk menghancurkan Hamas. Hamas tidak boleh lagi kuat untuk bisa melakukan aksi teror terhadap warga Israel.

    Bagi Joe Biden dari Amerika Serikat, Rishi Sunak dari Inggris, Emmanuel Macron dari Prancis, dan Anthony Albanese dari Australia, hal ini menimbulkan dilema.

    Keempat pemimpin dunia ini sudah mendeklarasikan “Israel punya hak untuk membela diri”. Tapi selagi jenazah bayi-bayi dan anak-anak terus dikuburkan, para pemimpin ini akan terus mendapat tekanan yang semakin besar untuk bisa menyerukan kepada Israel agar menghentikan serangan.

    Dalam perang antara Israel dan Hamas, kita memasuki masa yang belum pernah terjadi sebelumnya. Saya tidak bisa mengingat kapan pernah ada sebuah perang berkecamuk dengan korban warga sipil yang begitu besar, tapi tak ada satu pun dari empat pemimpin dunia tadi tidak menyerukan gencatan senjata.

    Bagi para pemimpin dunia ini, menyerukan gencatan senjata saat ini akan secara langsung menantang tujuan Israel, yakni butuh waktu selama mungkin untuk bisa bergerak secara metodis ke kota Gaza dan menghancurkan jaringan terowongan, infrastruktur militer, dan kepemimpinan kelompok Hamas.

    Yang kemudian membawa saya pada tahap selanjutnya dalam perang ini.

    Karena tidak ada tekanan untuk melakukan gencatan senjata, Israel saat ini memulai invasi darat atau ground invasion. Mereka tidak menyebutnya sebagai ground invasion, karena “ground incursion” terdengar tidak terlalu dramatis.

    Mungkin istilah ini menjadi sensitif bagi dunia yang saat ini berkembang wacana soal pembunuhan massal warga sipil, karenanya tentara Israel terlibat dalam tiga “ground incursions”. Media dunia tidak dapat memuat berita dengan judul “Ground invasion sudah dimulai”. Bagaimana pun, Presiden Macron dari Perancis sangat menentang ground invasion besar-besaran, dengan mengatakannya sebagai sebuah “kesalahan”.

    Apa yang saat ini kita saksikan adalah ground invasion saat kita tidak melakukan sebuah ground invasion.

    Ditulis oleh John Lyons, editor masalah global ABC, baca analisanya dalam bahasa Inggris

  • Perjuangan Warga Banaran Blitar Merebut Tanah Leluhur Yang Telah Terampas 40 Tahun Lamanya

    Perjuangan Warga Banaran Blitar Merebut Tanah Leluhur Yang Telah Terampas 40 Tahun Lamanya

    Blitar (beritajatim.com) – Satu tahun sudah warga Dusun Klakah Desa Sidorejo Kecamatan Doko Kabupaten Blitar, memasang bendera setengah tiang di depan rumah mereka. Langkah ini dilakukan sebagai simbol karena warga tidak bisa hidup merdeka di tanah leluhurnya sendiri.

    Aksi ini sebenarnya merupakan simbol perlawanan warga untuk mempertahankan lahan yang diklaim merupakan milik nenek moyangnya. Namun kini lahan tersebut, justru termasuk dalam HGU salah satu perkebunan cengkeh terbesar di Blitar.

    Djemuri dan warga sekitar menceritakan bahwa lahan yang kini masuk dalam HGU perusahaan cengkeh tersebut adalah milik nenek moyangnya. Hal itu dibuktikan adanya pemberian lembaran Letter D pada akhir tahun 1956 lalu oleh seorang petugas dari Tulungagung bernama Arimun. Dokumen Letter D ini diberikan di rumah salah satu RT di desa tersebut.

    Lembaran Letter D ini muncul setelah warga menggarap lahan yang merupakan bekas perkebunan karet milik Belanda usai perang kemerdekaan. “Pada tahun 1958 petugas Pendapatan Tulungagung mengadakan rapat di bekas pabrik Karet Belanda di Desa Senggrong, lurah Senggrong nama awal desa Sidorejo kala itu bernama Rustamaji mengatakan akan menarik kembali seluruh dokumen bukti kepemilikan lahan masyarakat dengan alasan akan diperbarui,” kata Djemuri, warga Branggah Banaran, Rabu (18/10/23).

    Konflik lahan di Dusun Klakah dan Telogo Arum atau yang lebih di kenal dengan Branggah Banaran ini muncul ketika tahun 1958. Saat itu sejumlah petugas mulai melakukan penarikan Lembaran Letter D yang dimiliki oleh 150 kepala keluarga dan 415 hak pilih.

    Setahun berselang dilakukanlah rapat dengan warga di lokasi tanah garapan tersebut. Disana warga diberi tahu bahwa penarikan Letter D ini dilakukan lantaran tanah mereka akan digunakan sebagai lapangan pesawat terbang.

    Lalu pada tahun 1960, pemerintah setempat menjanjikan ganti rugi atas lahan tersebut, seluruh lembaran dokumen Letter D di masyarakat ditarik oleh aparat desa kala itu dengan alasan akan diperbaharui. Tentu saja masyarakat desa pun patuh pada aturan pemerintah kala itu.

    “Hingga tahun lalu ,dilampiri oleh dokumen yang diperlukan untuk diserahkan kepada Kantor Staf Presiden NKRI, surat pembaharuan yang dimaksud di atas tidak kunjung ada, dan Letter D yang sudah terlanjur diserahkan hingga sekarang tidak dikembalikan dan lapangan Kapal Terbang yang diceritakan tidak pernah ada,” ungkapnya.

    Waktu terus berlalu, namun tidak ada kejelasan mengenai Letter D yang telah tarik oleh petugas. Warga desa pun tidak tahu kemana dokumen kepemilikan tanah mereka tersebut, kompensasi yang pernah dijanjikan pun juga tak kunjung ada titik terangnya.

    Sampai pada tahun 1962, Lapangan Kapal Terbang yang pernah diinformasikan ternyata juga tidak dibangun. Pada saat itu justru dimulailah penanaman pohon cengkeh oleh perusahaan yang bernama GAPRI Gabungan Pabrik Rokok Republik Indonesia.

    Waktu terus berjalan dimana nama perusahaan yang mengelola lahan cengkeh itu terus berganti berganti ganti. Selama perusahaan perkebunan cengkeh tersebut beroperasi, masyarakat di 2 dusun yaitu Dusun Klakah dan Dusun Telogo Arum tidak diperkenankan masuk areal kebun. Masyarakat yang nekat masuk hanya untuk sekedar mencari rumput pun sering mengalami perlakuan kasar hingga kontak fisik dengan petugas keamanan dari perkebunan cengkeh tersebut.

    Upaya masyarakat Dusun Klakah dan Dusun Telogo Arum untuk bisa menggarap lahan berlangsung selama 40 tahun, dilakukan baik kepada Pemerintah Desa, Kecamatan hingga Kabupaten. Namun semua upaya itu nampak sia sia tanpa ada hasil ataupun perhatian dari Pemerintah.

    Puncak konflik lahan ini terjadi pada tahun 2000 lalu, saat itu warga melakukan unjuk rasa besar-besaran di area perkebunan cengkeh. Kericuhan dan kontak fisik pun tidak bisa terhindarkan, bahkan dari keterangan warga ada tindakan represif dari aparat.

    “Yang kami tahu dua warga kami yang tewas itu Pak Sumarlin dan Samidi. Itupun jasadnya disembunyikan pihak perkebunan. Jumlah yang korban sangat banyak, dibiarkan saja bergeletakan di lokasi,” tutur Djemuri yang saat itu berada di lokasi.

    Jumlah korban meninggal saat demo tanah leluhur itu bisa jadi lebih banyak. Pasalnya informasi yang beredar di masyarakat memang saat itu banyak jatuh korban jiwa yang berasal dari daerah lain seperti Dampit, Kalipare hingga Ngadri. Mereka yang meninggal dari daerah lain ini masih memiliki hubungan darah dengan nenek moyang mereka yang berasal dari Branggah Banaran.

    “Hingga saat ini kasus tersebut seolah terkubur dan tidak ada keadilan hukum bagi masyarakat dusun Klakah dan dusun Telogo Arum,” kata Djemuri.

    Pasca kerusuhan tersebut, masyarakat sempat dijanjikan kompensasi oleh perusahaan cengkeh yang memiliki HGU. Hal tersebut dituangkan dalam bentuk Perdes, yang menyatakan, jika panen raya, masyarakat akan mendapat 5 ton cengkeh kering. Jika tidak panen raya, masyarakat akan mendapat separuhnya yaitu 2,5 ton dibagikan secara merata kepada seluruh masyarakat di 5 dusun yang jumlahnya 1.500 KK.

    “Padahal kasus lahan diatas menimpa masyarakat 2 Dusun yaitu dusun Klakah dan Telogo Arum saja. Ini merupakan potensi konflik horizontal. Kami seperti diadu domba,” imbuhnya.

    Selama 19 tahun berjalan pembagian 5 ton cengkeh kering terjadi selama 10 kali. Dan sisa 9 tahun dibagikan 50% yaitu 2,5 ton Cengkeh Kering.

    Namun pembagian ganti rugi itu secara mendadak berubah. Perusahaan cengkeh secara tiba-tiba dan sepihak mengubah besaran sharing hasil panen yang sebelumnya 5 ton dan atau 2,5 ton menjadi hanya 2,5 kuintal. Dan dibagikan 4 mata antara perkebunan dan pihak Kades saja.

    Praktik tersebut berhenti ketika tahun 2019 lalu saat itu Kepala Desa yang baru yakni Danang Dwi Suratno, tidak bersedia menerima atas tawaran 2,5 kuintal tersebut dan berlangsung hingga sekarang.

    Masyarakat di 2 dusun tersebut sebenarnya sempat menulis surat kepada Presiden dan pihak terkait, mengenai konflik lahan ini. Hal ini dilakukan warga lantaran tekanan ekonomi akibat pandemi covid pada tahun 2022 lalu.

    Harapan masyarakat dusun Klakah dan dusun Telogo Arum adalah, lahan seluas sekitar 200 hektar yang awalnya milik masyarakat, bisa dikembalikan lagi kepada pemiliknya. Serta kompensasi hasil panen yang dijanjikan bisa diberikan kepada masyarakat Dusun Klakah dan Dusun Telogo Arum. Terakhir, penegakan keadilan terhadap masyarakat korban penganiayaan dan penembakan.

    “Saya berpegang teguh pada aturan hukum dan perundang-undangan yang berlaku. Saya memohon, pihak perkebunan terbuka berkomunikasi dengan pihak desa. Saya selama ini tidak pernah tahu bentuk fisiknya HGU yang dimiliki mereka seperti apa. Saya tidak pernah dikasih hanya untuk melihat saja. Apakah benar masih aktif atau tidak. Makanya saya mengakomodir tuntutan warga, ayo kalau mau menuntut hak, tapi kita pakai jalan yang benar,” pungkasnya. (owi/kun)

    BACA JUGA: Imbas KA Argo Semeru Anjlok, 9 KA Terlambat Datang di Stasiun Blitar dan Malang

  • Gempa Afghanistan, Warga Tak Punya Sekop untuk Evakuasi Bayi dari Puing

    Gempa Afghanistan, Warga Tak Punya Sekop untuk Evakuasi Bayi dari Puing

    Kabul

    Ma’souma hendak keluar untuk memberi makan domba-dombanya ketika dia terlempar ke udara. Dia kemudian melihat rumah keluarganya runtuh.

    Hal berikutnya yang diingat oleh wanita berusia 45 tahun itu adalah ibu mertuanya yang menariknya menjauh dari reruntuhan.

    “Rumah itu berputar di sekitar saya dan saya terlempar tiga hingga empat kali sebelum saya terkubur di bawah tumpukan tanah, ujarnya, menggambarkan gempa bumi yang melanda rumahnya di Nayeb Rafi di Afghanistan pada Sabtu (07/10).

    Ma’souma sangat terpukul saat mengetahui bencana tersebut merenggut nyawa bayi perempuannya. “Anak perempuanku yang sedang menyusui sudah tiada,” katanya dengan suara sedih.

    Dia tidak tahu di mana keenam anaknya yang lain berada. “Saya tidak tahu apakah mereka bersama seseorang atau berada di kamp,” ucapnya.

    “Ada 300 hingga 400 rumah di desa itu dan semuanya hilang,” tuturnya.

    Tiga gempa bumi besar telah melanda Afghanistan barat dalam waktu kurang dari seminggu, menewaskan lebih dari 2.000 orang dan melukai hampir 1.800 orang, menurut PBB.

    Perempuan dan anak-anak adalah korban utama gempa bumi di Afghanistan. (Getty Images)

    Gempa bumi telah memblokir rute ke wilayah tersebut, menghambat aliran bantuan. Di beberapa desa, masyarakat terpaksa menggunakan tangan kosong untuk mencari korban selamat dan menemukan jenazah.

    “Kami bahkan tidak punya sekop untuk mengeluarkan bayi perempuan saya. Kami kehilangan dia,” kata Shaima, warga berusia 25 tahun, yang diselamatkan oleh seorang tetangga di Desa Sia Aab. “Rumah itu baru saja runtuh menimpa kami.”

    Baca juga:

    Sebuah makalah tahun 2021 yang diterbitkan dalam Journal of Disaster Risk Studies menemukan bahwa sebagian besar rumah di pedesaan Afghanistan terbuat dari batu bata yang dibakar dengan mortar semen atau batu bata yang dijemur. Konsekuensinya, rumah-rumah di pedesaan Afghanistan sangat rentan terhadap aktivitas seismik.

    Lebih dari 90% korban tewas dalam gempa bumi ini adalah perempuan dan anak-anak, menurut PBB.

    “Perempuan dan anak-anak seringkali berada di rumah, mengurus rumah tangga dan merawat anak-anak. Jadi ketika bangunan runtuh, merekalah yang paling berisiko terdampak,” kata Siddig Ibrahim, petugas lapangan yang bekerja untuk UNICEF.

    Hal itulah yang terjadi pada keluarga Kubra di Desa Keshkak. Remaja berusia 17 tahun itu kehilangan 13 kerabatnya, termasuk ibu, seorang saudara perempuan, seorang bibi, dan tiga keponakan laki-laki. Pinggul dan kaki Kubra patah akibat bencana tersebut.

    “Kami semua berada di dalam rumah dan tidak punya kesempatan untuk menyelamatkan diri,” katanya kepada BBC dari ranjang rumah sakit di kota Herat.

    Mina menempelkan telinganya ke tanah untuk mencari orang yang selamat meski tertimbun reruntuhan (BBC)

    Keluarga Mina, yang tinggal di desa yang sama dengan Ma’souma, juga ikut terpukul akibat bencana tersebut.

    Rumah-rumah milik mereka runtuh jadi dia mengelilingi permukiman itu sambil menempelkan telinganya ke tanah untuk mencoba menemukan tanda-tanda kehidupan.

    “Saya menemukan orang-orang dari suara tangisan mereka,” ucapnya.

    “Anak-anak saya berada di bawah reruntuhan dan tidak ada seorang pun yang membantu mereka,” tuturnya.

    Pada akhirnya keponakannya datang membantu dan mereka berhasil menarik 10 anak dari reruntuhan. Namun tiga putranya, dua cucunya, dan ayah mertuanya kehilangan nyawa.

    Mina dan keluarganya telah dipindahkan ke kamp pengungsi di kota Herat. Dua putrinya dirawat di rumah sakit karena cedera tulang belakang dan salah satu putranya berada dalam kondisi kritis.

    Baca juga:

    Wilayah ini hanya memiliki satu rumah sakit milik pemerintah yang kewalahan menangani jumlah korban jiwa, kata seorang perawat muda bernama Sahar. Dia berkata kepada BBC, kamar mayat penuh dengan cepat sehingga staf rumah sakit harus meletakkan jenazah di lantai, bahkan menumpuknya.

    “Jumlah jenazah terlalu banyak. Dari bayi hingga usia 70 tahun, semua orang tergeletak di sana. Bertumpuk-tumpuk,” kata Sahar.

    Sahar mengatakan, rumah sakit tersebut kesulitan menyediakan air minum untuk semua pasien. Meskipun kekacauan pekan lalu mulai mereda, staf rumah sakit kelelahan.

    Satu-satunya rumah sakit milik pemerintah di wilayah tersebut kewalahan menangani bencana ini. (Getty Images)

    “Bekerja tanpa kenal lelah selama beberapa hari dan melihat begitu banyak orang tewas dan terluka telah berdampak buruk pada kesehatan mental kami,” ujar Sahar.

    “Setiap orang yang datang ke sini mempunyai kisah menyakitkan tentang tragedi yang telah merenggut orang yang mereka cintai. Mereka menceritakannya kepada kami dan kami menangis bersama mereka,” ucapnya.

    Dalam sebuah pernyataan pada 9 Oktober lalu, Wakil Perdana Menteri Urusan Perekonomian dari pemerintahan Taliban, Abdul Ghani Baradar, mengatakan pemerintah memberikan “bantuan segera”, tetapi kelompok tersebut telah meminta lebih banyak bantuan dari komunitas internasional.

    Sejumlah organisasi kemanusiaan mengatakan respons yang mereka salurkan lambat karena banyak negara enggan berhubungan langsung dengan pemerintah Taliban. Perhatian juga terfokus pada konflik di Israel dan Gaza.

    (nvc/nvc)

  • Dokter Hewan Gadungan di Blitar Sudah Buka Praktik 8 Tahun

    Dokter Hewan Gadungan di Blitar Sudah Buka Praktik 8 Tahun

    Blitar (beritajatim.com) – Awal bulan ini, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar menutup sebuah praktik dokter hewan yang tidak berizin alias gadungan. Dokter hewan gadungan ini membuka praktik di Kecamatan Wates Kabupaten Blitar.

    Pelaku telah membuka praktik selama 8 tahun. Padahal hasil penelusuran dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar, pelaku belum memiliki sertifikasi sebagai dokter hewan. Bahkan belakangan diketahui bahwa pria tersebut belum lulus dari pendidikan kesehatan hewan.

    “Dalam pendampingan yang kami lakukan yang bersangkutan tidak pernah menyampaikan bahwa dirinya dokter hewan tapi dalam pelayanan nya memang kesehatan hewan dan IB,” kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Disnakkan Kabupaten Blitar, Nanang Miftahuddin, Jumat (13/10/23).

    Pelaku sendiri diketahui telah mengikuti diklat inseminasi buatan dan menempuh pendidikan D3 kesehatan di salah satu perguruan tinggi. Namun pihaknya belum lulus pendidikan tersebut sehingga tidak bisa menunjukkan ijazahnya.

    Menurut Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar, meski memiliki dasar keilmuan sebagai dokter hewan, namun saat hendak membuka praktik wajib hukumnya untuk mengurus izin atau legalitas. Pelaku sendiri diketahui juga belum memiliki izin untuk buka praktik sebagai dokter hewan.

    Maka dari itu pelaku diminta untuk menutup praktiknya, hingga izinnya dilengkapi. Pelaku juga meminta maaf atas apa yang diperbuat selama 8 tahun belakangan ini. “Ketika pembinaan kami minta pelaku yakni QR nanti menunjukkan ijazahnya setelah wisuda. Sebenarnya membuka praktik tanpa memiliki keahlian dan belum berizin tentu tidak boleh secara aturan. Bahkan orang yang sudah sarjana, namun belum berizin juga belum boleh buka praktik,” jelas Nanang.

    Pelaku sendiri kini harus menempuh uji kompetensi oleh Balai Besar Akreditasi Kesehatan Hewan agar bisa memperoleh izin atau legalitas untuk membuka praktik. Dalam hal ini Disnakkan Kabupaten Blitar akan memberi surat pemberitahuan kepada camat Wates untuk memberi pembinaan kepada pelaku.

    “QR biasanya melayani kesehatan hewan besar seperti sapi, kerbau, kambing dan domba. Sebenarnya ini salah persepsi masyarakat yang intinya mereka menganggap semua pelayanan kesehatan hewan itu pasti dokter hewan, namun itu belum tentu,” tegasnya.

    Sesuai aturan Permentan Nomor 3 Tahun 2019, jasa medik veteriner wajib mengantongi legalitas surat izin praktik dokter. Sedangkan para medik wajib memiliki Surat Ijin Praktek Paramedik (SIPP). (owi/kun)

    BACA JUGA: Pemkab Blitar Peroleh Penghargaan Pangan dari Gubernur Jatim, Terkait Ketahanan Pangan