Hewan: Domba

  • Kenaikan Harga Hewan Kurban di Gunungkidul: Sapi Limosin Dibanderol Rp 90 Juta, Kambing Mulai Rp 4 Juta

    Kenaikan Harga Hewan Kurban di Gunungkidul: Sapi Limosin Dibanderol Rp 90 Juta, Kambing Mulai Rp 4 Juta

    Liputan6.com, Gunungkidul – Jelang perayaan Iduladha 2025, harga hewan kurban di Kabupaten Gunungkidul mengalami kenaikan signifikan. Kepala Dinas Perdagangan Gunungkidul, Kelik Yunianto, menyebutkan harga sapi kurban di wilayahnya bervariasi, mulai dari Rp 40 juta per ekor, bahkan ada yang mencapai Rp 90 juta untuk jenis sapi Limosin.

    “Harga hewan kurban memang bervariasi tergantung kualitas, jenis, dan berat hewan. Untuk sapi, di Gunungkidul ada yang dijual mulai dari Rp 40 juta per ekor. Sementara untuk sapi Limosin yang bobotnya besar dan kualitasnya premium, harganya bisa mencapai Rp 90 juta,” jelas Kelik saat ditemui di kantornya.

    Tidak hanya sapi, harga kambing kurban di Gunungkidul juga mengalami kenaikan. Jika tahun lalu rata-rata berada di kisaran Rp3 juta per ekor, kini harga kambing mencapai Rp4 juta hingga Rp5 juta per ekor.

    Sementara itu, di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) secara umum, harga hewan kurban juga mengalami kenaikan yang masih tergolong wajar. Berdasarkan data yang dihimpun, kenaikan harga hewan kurban di DIY berkisar antara Rp1 juta hingga Rp3 juta.

    Kelik memastikan ketersediaan hewan kurban di Gunungkidul mencukupi. Dengan stok yang memadai, pengawasan ketat, dan kesehatan hewan yang terjamin, masyarakat diharapkan dapat menjalankan ibadah kurban dengan tenang dan sesuai syariat Islam.

    “Kami rutin melakukan pemantauan kesehatan dan vaksinasi hewan. Semua hewan kurban yang akan disalurkan juga wajib memiliki Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH),” tegasnya.

    Untuk mencegah penyebaran penyakit hewan, pengawasan diperketat di wilayah perbatasan. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY meningkatkan pengawasan di tujuh pos lalu lintas hewan kurban, yang tersebar di perbatasan Gunungkidul, Sleman, dan Kulon Progo.

    “Ini (pengawasan) rutin dilakukan setiap tahun,” ujar Kepala Bidang Peternakan DPKP DIY, Erna Rusmiyati, belum lama ini.

    Berdasarkan catatan DPKP DIY Pada tahun 2025 ini, DIY diperkirakan memiliki 81.135 ekor hewan kurban, yang terdiri dari 30.969 ekor sapi, 38 ekor kerbau, 28.768 ekor kambing, dan 21.360 ekor domba. Kebutuhan hewan kurban di DIY pada 2024 lalu mencapai 78.876 ekor, sehingga ketersediaan hewan kurban cukup mencukupi.

    Sebagai perbandingan, Pada triwulan I 2024, populasi sapi siap potong di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tercatat sebanyak 294.839 ekor, sedangkan populasi kambing siap potong mencapai 455.889 ekor. Data ini menunjukkan bahwa DIY memiliki stok hewan kurban yang mencukupi, termasuk sapi dan kambing.

    Lebih lanjut, Kelik menambahkan bahwa harga di pasaran bisa berbeda dengan harga hewan kurban yang disalurkan melalui lembaga atau pemerintah. Pastikan hewan yang dipilih sehat, tidak cacat, dan tidak kurus. Jangan hanya tergiur harga murah, tapi perhatikan juga kelayakan hewan kurban.

     “Ada banyak faktor yang mempengaruhi harga, seperti biaya pemeliharaan, pakan, hingga permintaan pasar. Jadi, harga bisa berbeda-beda,” pungkasnya.

     

    Heboh Pasutri Berangkat Haji Naik Sepeda Ontel di Purwokerto

  • Tips Memilih Hewan Kurban yang Sehat untuk Idul Adha
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        31 Mei 2025

    Tips Memilih Hewan Kurban yang Sehat untuk Idul Adha Regional 31 Mei 2025

    Tips Memilih Hewan Kurban yang Sehat untuk Idul Adha
    Tim Redaksi

    KEDIRI, KOMPAS.com
    – Jelang perayaan Hari Raya
    Idul Adha
    , umat Muslim mulai berburu hewan ternak untuk dijadikan kurban.
    Namun, tidak semua hewan bisa disembelih. Ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi agar hewan tersebut layak dijadikan
    hewan kurban
    .
    Syarat utama hewan kurban antara lain harus merupakan hewan berkaki empat seperti kambing, domba, atau sapi, serta berada dalam kondisi sehat dan cukup umur.
    Kepala Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Kediri, Hariyanto, mengatakan bahwa tanda fisik paling mudah untuk mengenali hewan ternak yang sehat adalah dari kondisi bulunya.
    “Paling mudah dilihat adalah bulunya. Kalau terang tidak kusam, ya sehat,” ujar Hariyanto pada Kompas.com, Sabtu (1/6/2025).
    Selain itu, hewan kurban juga harus cukup umur, yakni minimal 1 tahun untuk kambing dan 2 tahun untuk sapi, yang ditandai dengan tanggalnya gigi susu.
    Ciri lainnya adalah tidak adanya cacat fisik, seperti kehilangan organ tubuh atau bagian tubuh yang tidak sempurna.
    Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Kediri, Mohamad Ridwan, menambahkan bahwa pemeriksaan fisik langsung tetap menjadi langkah paling sederhana namun efektif.
    “Ternak tidak cacat, tidak mempunyai masalah nafsu makan, mata terang, maupun tidak berliur berlebihan,” ujar Ridwan.
    Ia juga mengingatkan agar menghindari ternak yang menunjukkan gejala lesu atau tidak aktif.
    “Malas berdiri juga tanda-tanda ternak kurang sehat. Jadi harus dihindari jangan dipilih,” tambahnya.
    Bagi masyarakat yang membeli hewan kurban jauh hari sebelum Idul Adha, Ridwan menyarankan agar meminta jaminan sehat saat pengiriman.
    Sebagai tambahan, pembelian sebaiknya dilakukan melalui peternak atau pedagang langganan yang sudah terpercaya.
    “Belinya di peternak atau pedagang langganan,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dispertan Banyuwangi Gencar Periksa Hewan Kurban: Stok Aman, Kualitas Terjamin

    Dispertan Banyuwangi Gencar Periksa Hewan Kurban: Stok Aman, Kualitas Terjamin

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Menjelang Hari Raya Idul Adha 2025, Dinas Pertanian (Dispertan) Banyuwangi terus menggencarkan pemeriksaan kesehatan hewan kurban di sejumlah lapak pedagang musiman di wilayah Kabupaten Banyuwangi.

    Plt Kepala Dinas Pertanian Banyuwangi Ilham Juanda mengatakan, pemeriksaan dilakukan serentak di seluruh kecamatan.

    “Hari ini juga kita lakukan serempak juga se-Kabupaten Banyuwangi. Termasuk yang kita lakukan pemeriksaan di pedagang musiman yang berada di sekitar Kecamatan Kota dan Kecamatan Giri,” kata Ilham.

    Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dispertan Banyuwangi, drh Nanang Sugiharto mrnambahkan pemeriksaan yang dilakukan merupakan pemeriksaan antemortem, yaitu pengecekan kondisi hewan sebelum dipotong. Hal ini dilakukan untuk memastikan hewan dalam keadaan sehat.

    “Artinya ternak yang dijual oleh pedagang sudah diperiksa kesehatannya, sesuai syariat Islam juga. Biar masyarakat merasa aman dan nyaman ketika membeli,” jelas Nanang.

    Nanang menyebut, saat pemeriksaan di salah satu lapak milik M. Naseh di Jalan Kepiting, Kelurahan Sobo, Kecamatan Banyuwangi, petugas menemukan 70 ekor kambing dan 20 ekor domba dalam kondisi sehat, tanpa gejala penyakit menular.

    Dispertan juga menyarankan seluruh pedagang untuk menjaga kebersihan kandang dengan penyemprotan disinfektan. Tujuannya agar tidak menimbulkan bau yang mengganggu warga.

    “Kita sarankan juga biar tidak mengganggu lingkungan disemprot pakai antibiotik, pakai desinfektan. Kita berikan desinfektannya. Karena hari ini masih ada penyakit Mulut dan Kuku (PMK) ya, biar tidak menular ke ternak,” tambah Nanang.

    Dia juga memastikan bahwa ketersediaan stok hewan kurban di Banyuwangi dalam kondisi aman. Untuk sapi, tercatat surplus sekitar 1.200 ekor. Sementara untuk domba, terdapat kelebihan antara 2.000 hingga 5.000 ekor, berdasarkan kebutuhan kurban tahun sebelumnya. [kun]

  • Pemkot Jakbar sosialisasikan tata cara pemotongan hewan kurban

    Pemkot Jakbar sosialisasikan tata cara pemotongan hewan kurban

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat melalui Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) menyosialisasikan tata cara pemotongan hewan kurban di Kantor Wali Kota Jakarta Barat, Rabu.

    “Tidak semua pelaku penyembelihan hewan kurban itu paham benar pentingnya kesehatan hewan dan daging. Perlu penanganan daging yang baik dan benar, sehingga akan menghasilkan daging yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH),” kata Kepala Bagian Perekonomian Pemkot Jakbar Febriandri Suharto di Jakarta, Rabu.

    Pada umumnya, lanjut dia, penyembelihan hewan kurban dilakukan di sejumlah tempat seperti, halaman masjid, rumah, mushala dan kantor.

    “Untuk mendapat daging hasil pemotongan hewan kurban, perlu pemeriksaan hewan sebelum dipotong (ante mortem) dan daging (setelah dipotong/post mortem) oleh Suku Dinas KPKP Jakbar,” kata dia.

    Melalui kegiatan sosialisasi ini, lanjut Febriandri, diharapkan pengetahuan dan keterampilan dalam penanganan hewan dan daging kurban meningkat.

    “Jadi, setelah ikut kegiatan ini bisa melakukan pemeriksaan sendiri kesehatan hewan dan daging kurbannya apabila tidak terjangkau petugas. Tetapi, tetap perhatikan protokol kesehatan,” kata dia.

    Dalam kegiatan ini, Sudin KPKP Jakarta Barat memberikan bantuan terpal kepada 50 peserta panitia pemotongan hewan kurban.

    Hingga kini, Sudin KPKP Jakbar telah melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban di 51 lokasi penampungan hewan kurban yang tersebar di delapan kecamatan di Jakarta Barat.

    Total hewan kurban yang diperiksa mencapai 3.628 ekor yang terdiri dari sapi, kambing, dan domba.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • KPKP Jakbar periksa hewan kurban yang dijual di trotoar

    KPKP Jakbar periksa hewan kurban yang dijual di trotoar

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Barat akan melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban yang dijual di pinggir jalan atau trotoar.

    “Pasti kita lakukan pemeriksaan. Kita melakukan teknis pemeriksaan hewannya saja,” kata Kasudin KPKP Jakbar Novy C. Palit saat dikonfirmasi, Rabu.

    Novy mengatakan bahwa pihaknya hanya bertugas secara teknis untuk melakukan pemeriksaan, namun tidak tidak berwenang dalam menentukan titik-titik lokasi penjualan hewan kurban.

    “Kalau untuk lokasinya itu sudah ada SK (Surat Keterangan) Wali Kota. Kalau untuk penentuan lokasi, kita tidak ada wewenang di situ. Cuma kita hanya melakukan pemeriksaan secara teknisnya, saja pasti kita lakukan,” ujar Novy.

    Novy mengatakan hal itu menyusul merebaknya lokasi-lokasi penjualan atau penampungan hewan kurban yang berada di pinggir jalan atau trotoar di Jakarta Barat, salah satunya di wilayah Tawakal, Grogol Petamburan.

    Hingga kini, kata dia, pihaknya telah melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban di 51 lokasi penampungan hewan kurban yang tersebar di delapan kecamatan di Jakarta Barat.

    Total hewan kurban yang diperiksa mencapai 3.628 ekor yang terdiri dari sapi kambing dan domba.

    Sebelumnya, Pemerintah Kota Jakarta Barat (Pemkot Jakbar) menjamin tempat pemotongan hewan kurban di wilayah setempat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    “Insya Allah tidak ada penampungan hewan kurban di tempat-tempat yang tidak sesuai dengan aturan atau ketentuan,” kata Wali Kota Jakbar Uus Kuswanto saat dihubungi ANTARA di Jakarta pada Kamis (1/5).

    Adapun ketentuan tempat pemotongan hewan kurban di Jakarta masih berpatokan pada Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 10 tahun 2022 tentang pedoman penyelenggaraan pemotongan hewan kurban di Jakarta.

    “Kita masih menunggu Pergub baru ya terkait ketentuannya. Tapi sementara kita masih berpegangan pada ketentuan di Pergub 10 tahun 2022 itu,” kata Uus.

    Dalam Pergub tersebut, persyaratan teknis utama yang mesti dipenuhi adalah memadainya fasilitas pemotongan, lahan pemotongan, akses air bersih, penampungan limbah, tempat perebusan, badan dan peralatan disinfeksi, kondisi kesehatan panitia, penyediaan kandang isolasi dan karantina, lokasi yang tidak rawan banjir dan tidak mengganggu ketertiban umum.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • DKI lakukan uji antraks pada hewan kurban di Kebon Jeruk Jakbar

    DKI lakukan uji antraks pada hewan kurban di Kebon Jeruk Jakbar

    Jakarta (ANTARA) – Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta melakukan uji penyakit antraks terhadap hewan-hewan kurban di penampungan Jalan Meruya Ilir, RW 01, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa.

    Uji penyakit tersebut dilakukan dengan mengambil sampel preparat ulas darah dan tanah di tempat penampungan hewan kurban menjelang Idul Adha 1446 Hijriah.

    “Pemeriksaan hari ini kita melakukan pemeriksaan preparat ulas darah kemudian pemeriksaan sampel tanah untuk dilakukan pengujian untuk penyakit antraks,” ungkap Kepala Suku Dinas KPKP Jakarta Barat, Novy C. Palit di lokasi kepada wartawan, Selasa.

    Preparat ulas darah adalah metode pemeriksaan sampel darah hewan kurban untuk mendeteksi penyakit atau infeksi tertentu, dalam hal ini antraks.

    “Sampel preparat ulas darah dan tanah selanjutnya diuji di laboratorium. Hasilnya diperkirakan keluar besok, tapi nanti diumumkan oleh Dinas KPKP DKI Jakarta pekan depan, karena kita pemeriksaannya semua lima wilayah DKI,” ujar Novy.

    Meskipun secara fisik hewan-hewan kurban seperti sapi dan kambing di lokasi tersebut dalam kondisi sehat, pihaknya akan mengambil langkah jika memang uji laboratorium mendapat hasil positif antraks.

    “Semoga tidak ditemukan, tapi jika ada ditemukan kita akan melakukan tindak lanjut. Langkah-langkah yang diambil, kita menunggu hasil dari pimpinan,” kata Novy.

    Novy menambahkan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban di 51 lokasi penampungan hewan kurban yang tersebar di delapan kecamatan di Jakarta Barat.

    Total hewan kurban yang diperiksa mencapai 3.628 ekor yang terdiri dari sapi kambing dan domba.

    “Diambilnya sampel peparat dari ulas darah, kemudian dari sampel tanahnya. Nanti kita ujikan ke lab,” katanya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Mau Berkurban Tanpa Repot? Begini Cara Mudah Kurban Online Lewat BAZNAS!

    Mau Berkurban Tanpa Repot? Begini Cara Mudah Kurban Online Lewat BAZNAS!

    Jakarta: Menjelang Iduladha, banyak dari kita ingin menjalankan ibadah kurban dengan cara yang mudah, aman, dan tepat sasaran. 
     
    Nah, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menawarkan solusi kurban online yang praktis tanpa harus keluar rumah. 
     
    Mulai dari memilih hewan hingga distribusi ke pelosok, semua bisa dilakukan dalam satu genggaman.

    Berikut ini panduan lengkap berkurban lewat Kurban Berkah BAZNAS yang bisa kamu ikuti, seperti yang telah dirangkum dari laman BAZNAS!

    1. Pilih hewan kurban sesuai kebutuhan dan budget
    BAZNAS menyediakan berbagai pilihan hewan kurban. Mulai dari domba atau kambing dengan berat sekitar 27-29 kg seharga Rp3.000.000 per ekor, 1/7 sapi dengan berat 220-250 kg dengan harga Rp3.000.000, hingga 1 ekor sapi dengan berat 220-250 kg dengan harga Rp21.000.000
     
    Kamu bisa memilih hewan kurban dan langsung memasukkan nominalnya sesuai dengan pilihanmu.
     

    2. Lengkapi data diri dan lakukan pembayaran
    Setelah memilih hewan kurban, kamu cukup isi data pribadi seperti:
     
    – Nama lengkap
    – Nomor handphone
    – Email
     
    Kemudian, lanjutkan ke proses pembayaran yang bisa dilakukan secara online melalui berbagai metode berikut:
     
    Transfer ke Rekening BAZNAS:
     
    BSI: 100.078.2854
    BNI: 777.4040.408
    Mandiri: 122.001.771.7771
    BCA: 686.073.7777
    BRI: 0504.01.000.425.309
    BCA Syariah: 0011.7777.11
    a.n. Badan Amil Zakat Nasional
     
    Kalau kamu menggunakan QRIS atau transfer, jangan lupa konfirmasi pembayaran ke WhatsApp BAZNAS di 0811-8882-1818 ya!
    3. Proses penyembelihan sesuai syariat
    Setelah pembayaran selesai, hewan kurbanmu akan disembelih oleh tim BAZNAS sesuai syariat Islam dan ketentuan yang berlaku. Semua dilakukan dengan profesional dan transparan.

    4. Daging kurban disalurkan ke seluruh Indonesia
    Hebatnya, daging kurban dari BAZNAS tidak hanya dibagikan di kota besar, tapi juga disalurkan ke daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar). Daging akan dibagikan dalam bentuk potong segar atau daging olahan kaleng kepada mereka yang benar-benar membutuhkan.

    5. Terima Sertifikat dan Laporan Kurban
    Sebagai bukti transparansi, kamu akan menerima sertifikat dan laporan penyembelihan yang dikirim langsung oleh BAZNAS. Jadi, kamu bisa tahu ke mana kurbanmu disalurkan dan kapan penyembelihannya dilakukan.
     
    Dengan layanan Kurban Berkah BAZNAS, kamu bisa menjalankan ibadah kurban dengan tenang dan aman. Semua proses mulai dari pemilihan hewan, pembayaran, penyembelihan, hingga distribusi dilakukan secara profesional dan transparan.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Pastikan Kelayakan Hewan Kurban, Mas Dhito Terjunkan Tim DKPP ke Kandang Peternak

    Pastikan Kelayakan Hewan Kurban, Mas Dhito Terjunkan Tim DKPP ke Kandang Peternak

    Kediri (beritajatim.com) – Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana menerjunkan petugas kesehatan hewan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) untuk melakukan monitoring hewan kurban.

    Dalam kegiatan monitoring ini, petugas mendatangi kandang milik peternak yang menyediakan hewan untuk kurban. Hewan ternak yang ada kemudian dilakukan pengecekan untuk memastikan dalam kondisi sehat dan sudah cukup umur.

    “Lewat monitoring ini, kami dari DKPP memastikan keterkaitan kesehatan dan kondisi hewan yang akan dijadikan kurban,” kata Plt. Kepala DKPP Kabupaten Kediri Tutik Purwaningsih, Kamis (22/5/2025).

    Di Kabupaten Kediri, meski beberapa bulan terakhir tidak ditemukan Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak, namun hal ini diakui tetap masih menjadi ancaman yang harus diwaspadai. Selain kegiatan vaksinasi yang masih berjalan, lewat kegiatan monitoring itu petugas sekaligus melakukan edukasi kepada peternak supaya menjaga kondisi kesehatan hewan ternak dan kebersihan kandang.

    Disisi lain, melalui kegiatan monitoring yang dilakukan, petugas juga mendata populasi hewan ternak yang siap kurban. Di Kabupaten Kediri dari data DKPP pada 2025 ini jumlah sapi yang siap kurban sebanyak 12.000 ekor, kambing kurang lebih 46.000 dan domba 6.600 ekor.

    “Hasil monitoring selama 10 hari ini, permintaan (hewan kurban) baik dari masyarakat Kabupaten Kediri maupun luar Kabupaten betul-betul luar biasa,” ungkapnya.

    Tingginya permintaan hewan kurban dari luar daerah itu menurut Tutik patut menjadi perhatian pelaku usaha ternak supaya mengetahui harapan konsumen. Pasalnya, pembeli saat ini lebih selektif dalam memilih hewan yang akan dijadikan kurban.

    Untuk memastikan hewan ternak yang keluar kandang dalam kondisi sehat, menjelang Idul Adha ini Tutik mengaku meminta dokter hewan yang terjun ke lapangan untuk membuatkan surat keterangan kesehatan hewan (SKKH).

    “Jadi nanti yang menerima sudah tahu ada SKKH, minimal sudah dicek dokter hewan dan tidak ada indikasi penyakit hewan menular,” tambahnya.

    Kegiatan monitoring hewan kurban yang dilakukan petugas dari DKPP mendapatkan sambutan positif dari peternak, salah satunya Wahyu Widianto. Pemilik kandang ternak di Desa Mangunrejo, Kecamatan Ngadiluwih tersebut mengaku SKKH saat ini sangat dibutuhkan para peternak.

    “Seperti tempat kami ini, pembeli kebetulan juga minta SKKH. Alhamdulilah adanya kegiatan monitoring yang dilakukan oleh pemerintah ini sangat membantu kami para peternak,” akunya.

    Wahyu Widianto menambahkan, di kandang miliknya terdapat 20 ekor sapi dan hampir semua telah dipesan konsumen untuk kurban. Selain sapi, dia juga mengembangkan ternak domba yang populasinya kini sekitar 200 ekor. [ADV PKP/nm]

  • Ribuan Pekerja Ikuti Jalan Sehat May Day 2025 di Kota Mojokerto

    Ribuan Pekerja Ikuti Jalan Sehat May Day 2025 di Kota Mojokerto

    Mojokerto (beritajatim.com) – Peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day 2025 di Kota Mojokerto berlangsung semarak dan penuh kebersamaan. Ribuan pekerja, pengusaha, hingga jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) kompak mengikuti kegiatan jalan sehat bersama, Minggu (25/5/2025).

    Acara yang mengambil start dan finish di GOR Seni Majapahit ini menjadi simbol eratnya sinergi antara unsur tripartit—pemerintah, pengusaha, dan pekerja—dalam menciptakan hubungan industrial yang harmonis dan kondusif. Rute jalan sehat melintasi sejumlah ruas jalan utama seperti Jalan Benteng Pancasila, Jalan Empunala, hingga Jalan Gajah Mada.

    Tercatat sekitar 8.000 pekerja dari berbagai perusahaan di Kota Mojokerto turut ambil bagian. Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari, menyampaikan apresiasi terhadap kolaborasi yang solid antara Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) di Kota Mojokerto tersebut.

    “Saya berterima kasih kepada SPSI dan Apindo yang selama ini telah menjaga hubungan baik yang luar biasa. Di Kota Mojokerto, dalam beberapa tahun terakhir, hubungan industrial terjaga sangat kondusif,” ungkapnya.

    Pada kesempatan tersebut, Ning Ita (sapaan akrab, red) juga menyerahkan santunan dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan kepada ahli waris pekerja, meliputi jaminan kematian, jaminan hari tua, pensiun, dan jaminan kecelakaan kerja. Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto juga memberikan perlindungan jaminan sosial.

    Yakni kepada 7.131 pekerja rentan, seperti tukang becak, ojek, juru parkir, dan ketua RT se-Kota Mojokerto. Dalam menghadapi tantangan ekonomi global, Ning Ita menegaskan komitmen Pemkot untuk memperluas akses lapangan kerja melalui kerja sama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) Provinsi Jawa Timur.

    “Pemerintah memberikan pelatihan keterampilan seperti menjahit, memasak, perbaikan elektronik, hingga keahlian digital. Kami juga memberikan program bimbingan jabatan bagi siswa-siswi SMK se-Kota Mojokerto untuk membekali mereka dengan soft skill agar siap kerja setelah lulus,” tambahnya.

    Sebagai bagian dari rangkaian Hari Jadi Kota Mojokerto, Pemkot Mojokerto juga akan menggelar Job Fair pada Juni 2025 mendatang dengan melibatkan sejumlah perusahaan besar. Warga yang memiliki kompetensi diharapkan dapat memanfaatkan peluang ini untuk mengembangkan karier.

    Kemeriahan jalan sehat semakin terasa dengan kehadiran peserta yang mengenakan kostum unik seperti ayam, domba, hingga maskot perusahaan. Penampilan barongsai, live music, bazar Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan doorprize menarik turut menyemarakkan suasana. [tin/aje]

  • Jelang Iduladha 2025, Jatim Surplus Hewan Kurban dan Siap Suplai ke Provinsi Lain

    Jelang Iduladha 2025, Jatim Surplus Hewan Kurban dan Siap Suplai ke Provinsi Lain

    Surabaya (beritajatim.com) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa memastikan bahwa ketersediaan hewan kurban di wilayahnya aman, sehat, dan sesuai dengan syariat Islam. Selain dalam kondisi bebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), jumlah hewan kurban di Jatim juga surplus dan siap memenuhi kebutuhan daerah lain di Indonesia menjelang Iduladha 2025.

    “Ketersediaan hewan kurban di Jatim dalam kondisi sangat cukup. Bahkan proyeksi kebutuhan hewan kurban di Jatim tahun 2025 surplus signifikan dibandingkan dengan ketersediaannya,” kata Gubernur Khofifah usai meninjau Peternakan Sapi Sawojajar Farm milik Syaiful Hidayat di Jalan Raya Ngawi Caruban, Prandon, Karang Tengah, Kabupaten Ngawi, Sabtu (24/5/2025).

    Berdasarkan data, kebutuhan sapi kurban di Jatim tahun ini sebanyak 98.388 ekor, sedangkan ketersediaannya mencapai 526.987 ekor. Hal ini menunjukkan surplus sebesar 428.599 ekor.

    Sementara itu, untuk kambing, proyeksi kebutuhannya 346.924 ekor, sedangkan stok mencapai 872.195 ekor, atau surplus 525.271 ekor. Untuk domba, kebutuhan 66.352 ekor dengan ketersediaan 292.251 ekor, sehingga surplus 225.899 ekor. Adapun kerbau, proyeksi kebutuhan hanya 13 ekor, sementara ketersediaannya sebanyak 1.730 ekor atau surplus 1.717 ekor.

    “Bagi masyarakat di luar Jatim bisa mengakses hewan kurban karena ketersediaan hewan kurban di Jatim cukup besar untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat,” tegas Khofifah.

    Dalam kunjungannya ke Sawojajar Farm, Khofifah juga meninjau langsung kondisi kesehatan hewan ternak serta berdialog dengan pemilik peternakan dan tim petugas kesehatan hewan. Di kandang tersebut, terdapat sekitar 158 ekor sapi potong yang terdiri dari sapi lokal dan sapi hasil persilangan.

    “Jelang Idul Kurban, kami telah mengerahkan tim pemeriksa kesehatan hewan dari dinas terkait untuk memantau, memeriksa, dan memastikan semua hewan kurban bebas dari penyakit, terutama PMK. Kami memastikan bahwa hewan ternak kami sehat dan dagingnya layak untuk dikonsumsi,” ujarnya.

    Guna menjamin keamanan hewan ternak, Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Peternakan (Disnak) menyiapkan total 2.598 petugas pemeriksa kesehatan hewan kurban. Mereka terdiri atas Dokter Hewan Medik Veteriner sebanyak 950 orang, Paramedik Veteriner 1.500 orang, pengawas bibit ternak 94 orang, serta pengawas mutu pakan sebanyak 58 orang.

    Selain itu, Pemprov Jatim juga menyiagakan 3.254 orang Juru Sembelih Halal (Juleha) untuk membantu proses penyembelihan hewan kurban di 38 kabupaten/kota se-Jawa Timur.

    Secara rutin, pengawasan dan pemeriksaan dilakukan di titik-titik strategis seperti lokasi penjualan hewan kurban, rumah potong hewan, serta di peternakan-peternakan.

    Khofifah turut menanggapi kekhawatiran masyarakat terkait potensi wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) serta Lumpy Skin Disease (LSD). Ia memastikan bahwa kasus PMK dan LSD terus menurun dan terkendali hingga Mei 2025.

    Proses pengendalian dilakukan dengan pemberian vaksin, obat-obatan, vitamin, dan disinfektan, yang didukung oleh anggaran dari Pemerintah Provinsi Jatim dan Kementerian Pertanian melalui Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan.

    “Allhamdulillah PMK dan LSD pada hewan kurban baik kambing, domba dan sapi bisa dilaksanakan dengan menerapkan SOP lalu lintas ternak antar wilayah,” sebutnya.

    Pada kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah juga meninjau Sapi Bantuan Masyarakat (Banmas) milik Presiden Prabowo yang berjenis Peranakan Onggole (PO). Sapi jantan berusia 7-8 tahun itu memiliki tinggi 170 cm dan bobot 1.011 kg.

    Gubernur turut mengapresiasi langkah Pemerintah Kabupaten Ngawi yang telah mendorong hilirisasi peternakan di wilayahnya. Menurutnya, inisiatif tersebut berdampak positif terhadap peningkatan kualitas peternakan lokal sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi pelaku UMKM di sektor peternakan. [tok/suf]