Hewan: Domba

  • Prabowo Singgung Gangguan Asing: Sekarang Lebih Waspada, Tidak Mau Dikerjain Lagi
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        5 Juni 2025

    Prabowo Singgung Gangguan Asing: Sekarang Lebih Waspada, Tidak Mau Dikerjain Lagi Nasional 5 Juni 2025

    Prabowo Singgung Gangguan Asing: Sekarang Lebih Waspada, Tidak Mau Dikerjain Lagi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan, Indonesia kerap diganggu oleh pihak asing setiap kali hendak bersinergi untuk membuat negara ini lebih maju.
    Sebab, menurut Prabowo, mereka tahu Indonesia akan menjadi negara yang sangat makmur dengan bersinergi.
    Gangguan itu muncul saat Indonesia lengah.
    Hal ini ditekankannya dalam acara panen raya jagung serentak kuartal II di Landasan Udara Harry Hadisoemantri, Kecamatan Sanggau Ledo, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat (Kalbar), Kamis (5/6/2025).
    “Kelebihan Indonesia adalah sinergi itu. Ini adalah sesuatu yang unik dan ini adalah sesuatu yang selalu kita diganggu. Bangsa-bangsa lain, kekuatan-kekuatan asing, kadang enggak suka melihat sinergi ini, karena kita akan muncul sebagai suatu negara yang sangat makmur,” kata Prabowo.
    Ia mengajak semua pihak untuk lebih waspada dalam menganalisis gangguan-gangguan tersebut.
    “Selalu kita lengah, setiap kali kita mau muncul, kita dikerjain. Sekarang kita lebih waspada, dan kita tidak mau dikerjain, kita tidak mau diadu domba,” ucap Prabowo.
    Prabowo ingin Indonesia tidak mudah diadu domba, baik antara suku dengan suku, agama dengan agama, maupun etnis dengan etnis.
    “Mereka yang coba-coba mengadu domba, rakyat kita tidak bodoh lagi. Sinergi ini sangat menentukan,” jelas Prabowo.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Thailand Laporkan Kasus Antraks, Makan Daging Sapi Mentah Jadi Biang Keroknya

    Thailand Laporkan Kasus Antraks, Makan Daging Sapi Mentah Jadi Biang Keroknya

    Jakarta

    Thailand telah melaporkan kematian manusia pertama yang terkait antraks dalam 30 tahun. Kejadian yang terjadi di Mei 2025 itu memicu satu orang meninggal dan tiga dirawat di rumah sakit.

    Dilaporkan Bangkok Post, kasus terbaru tercatat pada 1 Juni 2025 pada pasien berusia 53 tahun di Sa Kaeo dengan riwayat sering makan daging sapi mentah.

    Dr Tarapong Kabko, kepala kesehatan masyarakat Sa Kaeo, mengatakan pria itu memiliki luka terbuka di kepalanya, bagian belakang lehernya, dan anggota tubuhnya. Tes kemudian mengonfirmasi bahwa pria itu terinfeksi antraks.

    Dia mengatakan pasien itu mengakui bahwa dia sering mengonsumsi daging sapi mentah sambil minum alkohol, yang terakhir minggu lalu. Kepala kesehatan provinsi percaya pasien itu terinfeksi oleh daging mentah.

    Dr Tarapong memperingatkan orang-orang di distrik Muang dan daerah sekitarnya untuk tidak menyentuh sapi, kambing, atau domba yang sakit atau mati secara tidak wajar, dan hanya makan makanan yang dimasak.

    Pihak berwenang menekankan bahwa dalam keadaan apa pun orang tidak boleh mengonsumsi daging dari hewan yang mati dalam kondisi yang tidak jelas atau mencurigakan. Pelaporan yang cepat akan membantu mencegah infeksi lebih lanjut.

    Antraks adalah penyakit menular serius yang disebabkan oleh bakteri pembentuk spora Bacillus anthracis. Penyakit ini terutama menyerang ternak seperti sapi, domba, dan kambing, tetapi manusia dapat terinfeksi melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi atau produk hewan yang terkontaminasi.

    Pada tanggal 30 April, Kantor Kesehatan Umum Mukdahan mengonfirmasi wabah antraks setelah kematian seorang penduduk setempat pada tanggal 27 April. Wabah tersebut mengakibatkan empat infeksi dan satu kematian, tetapi dinyatakan terkendali pada tanggal 7 Mei.

    (kna/kna)

  • Jaktim siapkan tiga RPH untuk potong ratusan hewan kurban

    Jaktim siapkan tiga RPH untuk potong ratusan hewan kurban

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Jakarta Timur menyiapkan sebanyak tiga rumah pemotongan hewan (RPH) di wilayah setempat dengan kapasitas pemotongan ratusan hewan kurban saat Idul Adha 1446 Hijriah.

    “Ada tiga RPH di Jakarta Timur yang memang memiliki kapasitas pemotongan hewan kurban banyak, hingga mencapai ratusan saat Idul Adha besok,” kata Kepala Suku Dinas KPKP Jakarta Timur, Taufik Yulianto saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

    Pertama, di Jalan Raya Penggilingan Nomor 25, Cakung (RPH Cakung) yang mampu melakukan pemotongan sapi berkapasitas 50 ekor per hari sampai cacah. Namun bisa mencapai 100 ekor sapi per hari jika hanya karkas.

    Pemotongan hingga dicacah berarti hewan dipotong-potong menjadi kecil-kecil. Sedangkan dikarkas berarti bagian tubuh sapi hanya disembelih, dikuliti, dikeluarkan jeroannya, lalu dipisahkan kepala, kaki, organ reproduksi, ambing, ekor dan lemak berlebih.

    Kedua, RPH di RT 01/RW 03, Kelurahan Jati, Pulogadung, yang mampu melakukan pemotongan kambing mencapai 300 ekor per hari.

    “Terakhir, ada RPH Cilangkap yang mampu melakukan pemotongan sapi dan kambing sebanyak 20-30 ekor per hari,” ujar Taufik.

    Taufik menjelaskan, pemotongan hewan kurban di RPH lebih mengutamakan kesehatan hewan kurban, kebersihan dan keamanan.

    RPH juga menyediakan fasilitas yang memadai untuk memastikan proses penyembelihan dan pengolahan daging dilakukan dengan benar, higienis dan sesuai dengan standar keamanan pangan serta syariat Islam.

    Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Timur hingga saat ini sudah memeriksa sebanyak 15 ribu lebih hewan kurban di lokasi penampungan yang ada di 10 kecamatan se-Jakarta Timur menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah.

    Sebanyak 15.631 hewan kurban tersebut berasal dari 204 titik lokasi penampungan dan penjualan hewan kurban di Jakarta Timur, yang terdiri dari 5.896 ekor sapi, 7.828 ekor kambing, 1.906 ekor domba dan satu ekor kerbau.

    Kecamatan Cakung 2.297 ekor dari 25 titik, Pasar Rebo 977 ekor (12 lokasi), Makasar 1.058 ekor (13 lokasi), Duren sawit 781 ekor (15 lokasi) dan Kramat Jati 2.407 ekor (24 lokasi).

    Lalu, Cipayung 3.021 ekor (37 lokasi), Matraman 832 ekor (9 lokasi), Ciracas 2.152 ekor (28 lokasi), Pulogadung 772 ekor (28 lokasi) dan Jatinegara 1.298 ekor dari 13 lokasi.

    Pemeriksaan kesehatan meliputi kesehatan kuku, badan, mulut, lidah dan lain sebagainya termasuk kebersihan dan kelayakan tempat penampungan. Hewan kurban juga dicek usianya, dan pengecekan penyakit mulut dan kuku (PMK), flu, antraks ataupun penyakit lainnya.

    Selain itu, dilakukan pengecekan dan pemeriksaan surat kesehatan hewan kurban dari daerah asal untuk mengantisipasi hewan kurban yang terjangkit penyakit menjelang Idul Adha hingga bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha ditambah tiga hari tasyrik.

    Kemudian juga pemeriksaan tanda-tanda penyakit ataupun cacat fisik yang dapat mempengaruhi kualitas kurban. Jika hasil tersebut menunjukkan hewan dalam kondisi sehat, maka Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) akan diterbitkan.

    Namun, jika ditemukan kecurigaan terhadap kasus PMK pada hewan kurban, masyarakat dapat melapor kepada petugas Suku Dinas (Sudin KPKP) wilayah setempat untuk mendapatkan penanganan.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Idualdha 2025, Kejaksaan Agung Serahkan 47 Hewan Kurban – Page 3

    Idualdha 2025, Kejaksaan Agung Serahkan 47 Hewan Kurban – Page 3

    Sebagai informasi, pada tahun ini Kejaksaan Agung menyumbangkan hewan kurban sebanyak 37 ekor sapi, 9 ekor kambing dan 1 ekor domba. Adapun rinciannya sebagai berikut.

    Hewan Kurban Sapi

    Jaksa Agung ST Burhanuddin: 25 ekor

    Jaksa Agung Muda Intelijen Reda Manthovani: 1 ekor

    Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Febrie Adriansyah: 1 ekor

    Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Asep N. Mulyana: 1 ekor

    Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara R. Narendra Jatna: 1 ekor

    Jaksa Agung Muda Pengawasan Rudi Margono: 1 ekor

    Staf Ahli Jaksa Agung Masyhudi: 1 ekor

    Sekretaris Jaksa Agung Muda Pembinaan Ponco Hartarto: 1 ekor

    Kepala Bagian Rumah Tangga Sulvia Triana Hapsari: 1 ekor

    Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Barat Hendri Antoro: 1 ekor

    PT Pembangunan Perumahan (PP): 1 ekor

    PT ASDP : 1 ekor.

    Hewan Kurban Kambing

    Jaksa Agung Muda Intelijen Reda Manthovani: 7 ekor

    Tim Satgasus P3TPU Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum: 1 ekor

    PT Hutama Karya: 1 ekor.

    Hewan Kurban Domba

    Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara R. Narendra Jatna: 1 ekor

     

    (*)

  • Jelang Iduladha 2025, Yogyakarta Perketat Pemeriksaan Hewan Kurban

    Jelang Iduladha 2025, Yogyakarta Perketat Pemeriksaan Hewan Kurban

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Menyambut hari raya Iduladha 1446 H, Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kota Yogyakarta gencar melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban. Langkah ini dilakukan untuk memastikan hewan kurban yang akan disembelih dalam kondisi sehat, bebas penyakit, dan layak konsumsi oleh masyarakat.

    Salah satu lokasi pemeriksaan intensif dilakukan di Jalan Sidikan, Kota Yogyakarta. Petugas kesehatan hewan dikerahkan untuk mengecek kondisi fisik sapi, kambing, dan domba.

    “Pemeriksaan meliputi mata, hidung, mulut, kulit, dan kuku. Tujuannya untuk mendeteksi tanda-tanda penyakit,” jelas petugas pemantau kesehatan hewan, Imam Abror kepada Beritasatu.com, Rabu (4/6/2025).

    Petugas menemukan beberapa kasus, seperti mata belekan, kaki pincang, dan kondisi tidak normal akibat perjalanan panjang dari luar kota ke Yogyakarta. Hewan-hewan dengan kondisi tersebut diminta tidak dijual.

    “Untuk penanganan lebih lanjut, kami sarankan pemilik hewan mengobati sendiri atau membawa ke Poliklinik Hewan Kota Yogyakarta,” tambah Imam.

    Sementara itu, para pedagang hewan kurban mulai merasakan peningkatan penjualan. Hewan yang paling banyak dicari adalah domba dengan kisaran harga Rp 3 juta hingga Rp 3,5 juta per ekor.

    “Biasanya pembeli mencari domba seharga Rp 3 juta sampai Rp 3,5 juta,” ujar Deden, salah satu pedagang hewan kurban.

    Pemeriksaan yang ketat ini diharapkan dapat memastikan seluruh daging kurban yang dibagikan saat Iduladha aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH) bagi masyarakat.

    Langkah proaktif ini menunjukkan komitmen Pemkot Yogyakarta dalam menjaga kesehatan masyarakat sekaligus menghormati nilai religius dan syariat kurban.

  • Jangan Asal Sembelih! Ini Waktu yang Benar Menyembelih Hewan Kurban agar Sah

    Jangan Asal Sembelih! Ini Waktu yang Benar Menyembelih Hewan Kurban agar Sah

    Jakarta: Setiap Iduladha tiba, ribuan hingga jutaan umat Islam menunaikan ibadah kurban. Sapi, kambing, dan domba pun siap disembelih demi mendekatkan diri kepada Allah SWT. 

    Tapi di balik semangat berkurban, ada satu hal penting yang kerap luput diperhatikan yaitu waktu penyembelihan yang benar. 

    Jangan sampai hewan yang kamu niatkan untuk ibadah justru jadi sedekah biasa hanya karena disembelih di waktu yang keliru.
    Berkurban, sunah atau wajib?
    Dalam buku Panduan Kurban terbitan Dompet Dhuafa yang dikutip dari laman resminya, Rabu, 4 Juni 2025, dijelaskan bahwa hukum berkurban bagi umat Islam yang mampu adalah sunah muakkadah atau sangat dianjurkan, menurut mayoritas ulama dari mazhab Syafi’iyah, Hanbaliyyah, sebagian Malikiyah, dan Imam Abu Yusuf dari mazhab Hanafi.

    Namun, menurut Imam Abu Hanifah, hukum kurban adalah wajib bagi yang mampu. Sementara bagi Nabi Muhammad SAW, kurban menjadi wajib karena status beliau sebagai utusan Allah, sama halnya dengan ibadah sunah lainnya yang menjadi wajib bagi beliau.
     

    Kurban juga bisa menjadi wajib jika:

    – Dengan nazar (bi nadzr): Misalnya seseorang berkata, “Aku bernazar kurban tahun ini” Maka wajib baginya melaksanakannya.

    – Dengan penentuan (bi ta’yîn): Jika seseorang menunjuk hewan tertentu, seperti, “Kambing ini aku pastikan menjadi kurban” maka kurban itu wajib ditunaikan.
    Kapan waktu yang tepat menyembelih hewan kurban?
    Dalam Islam, waktu penyembelihan hewan kurban sangat diatur secara spesifik. Waktu sah menyembelih dimulai

    – Setelah matahari terbit pada Hari Raya Iduladha
    – Setelah salat Id 2 rakaat dan khotbah ringan

    Tiga syarat utama waktu sah menyembelih kurban adalah:

    – Terbitnya matahari pada 10 Zulhijah
    – Selesainya salat Iduladha
    – Selesainya khotbah setelah salat

    Adapun batas akhir penyembelihan adalah saat matahari terbenam pada 13 Zulhijah, yakni akhir dari Hari Tasyrik.
    Hadits shahih tentang waktu penyembelihan kurban
    “Barangsiapa menyembelih hewan kurban setelah salat Iduladha, maka sembelihannya telah sempurna dan ia sesuai dengan sunah kaum muslimin.” (HR Bukhari no. 5546)

    “Sesungguhnya hal pertama yang kita mulai pada hari ini adalah kita melaksanakan salat (Iduladha), kemudian kita pulang dan menyembelih (hewan kurban). Barangsiapa melakukan hal itu, niscaya ia telah sesuai dengan sunah kami. Adapun yang menyembelih hewan kurban sebelum salat Iduladha, maka sembelihannya itu hanyalah daging yang ia berikan untuk keluarganya, bukan termasuk daging hewan kurban (yang dimaksud).” (HR Bukhari no. 965)

    Jadi, jika kamu menyembelih sebelum waktunya, maka sembelihan itu tidak dihitung sebagai kurban, melainkan hanya sedekah biasa.

    Jakarta: Setiap Iduladha tiba, ribuan hingga jutaan umat Islam menunaikan ibadah kurban. Sapi, kambing, dan domba pun siap disembelih demi mendekatkan diri kepada Allah SWT. 
     
    Tapi di balik semangat berkurban, ada satu hal penting yang kerap luput diperhatikan yaitu waktu penyembelihan yang benar. 
     
    Jangan sampai hewan yang kamu niatkan untuk ibadah justru jadi sedekah biasa hanya karena disembelih di waktu yang keliru.
    Berkurban, sunah atau wajib?
    Dalam buku Panduan Kurban terbitan Dompet Dhuafa yang dikutip dari laman resminya, Rabu, 4 Juni 2025, dijelaskan bahwa hukum berkurban bagi umat Islam yang mampu adalah sunah muakkadah atau sangat dianjurkan, menurut mayoritas ulama dari mazhab Syafi’iyah, Hanbaliyyah, sebagian Malikiyah, dan Imam Abu Yusuf dari mazhab Hanafi.

    Namun, menurut Imam Abu Hanifah, hukum kurban adalah wajib bagi yang mampu. Sementara bagi Nabi Muhammad SAW, kurban menjadi wajib karena status beliau sebagai utusan Allah, sama halnya dengan ibadah sunah lainnya yang menjadi wajib bagi beliau.
     

    Kurban juga bisa menjadi wajib jika:
     
    – Dengan nazar (bi nadzr): Misalnya seseorang berkata, “Aku bernazar kurban tahun ini” Maka wajib baginya melaksanakannya.
     
    – Dengan penentuan (bi ta’yîn): Jika seseorang menunjuk hewan tertentu, seperti, “Kambing ini aku pastikan menjadi kurban” maka kurban itu wajib ditunaikan.
    Kapan waktu yang tepat menyembelih hewan kurban?
    Dalam Islam, waktu penyembelihan hewan kurban sangat diatur secara spesifik. Waktu sah menyembelih dimulai
     
    – Setelah matahari terbit pada Hari Raya Iduladha
    – Setelah salat Id 2 rakaat dan khotbah ringan
     
    Tiga syarat utama waktu sah menyembelih kurban adalah:
     
    – Terbitnya matahari pada 10 Zulhijah
    – Selesainya salat Iduladha
    – Selesainya khotbah setelah salat
     
    Adapun batas akhir penyembelihan adalah saat matahari terbenam pada 13 Zulhijah, yakni akhir dari Hari Tasyrik.
    Hadits shahih tentang waktu penyembelihan kurban
    “Barangsiapa menyembelih hewan kurban setelah salat Iduladha, maka sembelihannya telah sempurna dan ia sesuai dengan sunah kaum muslimin.” (HR Bukhari no. 5546)
     
    “Sesungguhnya hal pertama yang kita mulai pada hari ini adalah kita melaksanakan salat (Iduladha), kemudian kita pulang dan menyembelih (hewan kurban). Barangsiapa melakukan hal itu, niscaya ia telah sesuai dengan sunah kami. Adapun yang menyembelih hewan kurban sebelum salat Iduladha, maka sembelihannya itu hanyalah daging yang ia berikan untuk keluarganya, bukan termasuk daging hewan kurban (yang dimaksud).” (HR Bukhari no. 965)
     
    Jadi, jika kamu menyembelih sebelum waktunya, maka sembelihan itu tidak dihitung sebagai kurban, melainkan hanya sedekah biasa.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Pastikan Hewan Kurban Sehat, Bupati Jombang Turun Langsung ke Kandang Jelang Iduladha

    Pastikan Hewan Kurban Sehat, Bupati Jombang Turun Langsung ke Kandang Jelang Iduladha

    Jombang (beritajatim.com) – Menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 H, geliat pasar hewan di Kabupaten Jombang mulai terasa. Aktivitas jual beli sapi dan kambing meningkat, seiring kebutuhan masyarakat terhadap hewan kurban. Namun, di balik semarak tersebut, perhatian terhadap kesehatan hewan menjadi prioritas utama pemerintah daerah.

    Pada Rabu (4/6/2025), Bupati Jombang H. Warsubi turun langsung ke lapangan untuk meninjau kondisi kandang dan kesehatan hewan kurban di tiga lokasi penjualan, yakni Denanyar, Kepatihan, dan Jogoroto. Dalam kegiatan tersebut, ia didampingi oleh Wakil Bupati Salmanudin Yazid dan Plt. Kepala Dinas Peternakan Mochammad Saleh.

    Tidak hanya memantau dari kejauhan, Warsubi menyapa para peternak, memeriksa kondisi kandang, serta mengecek langsung satu per satu hewan ternak yang akan dijual. Dalam kunjungannya, ia juga menyerahkan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) kepada para pemilik ternak yang telah memenuhi standar kesehatan.

    “Kesehatan hewan itu bukan hanya syarat sah kurban secara agama, tapi juga demi keamanan masyarakat yang akan mengonsumsi dagingnya,” tegas Warsubi.

    Surplus Ternak, Jombang Siap Sambut Iduladha

    Bupati Jombang Warsubi saat berada di kandang sapi

    Dalam kesempatan itu, Warsubi memastikan bahwa Jombang siap menyambut Idul Adha, baik dari segi kesehatan hewan maupun jumlah ketersediaannya. Berdasarkan data Dinas Peternakan, populasi hewan ternak di Jombang mencukupi, bahkan surplus.

    Tercatat ada 54.100 ekor sapi potong, 7.350 sapi perah, 99.300 kambing, dan 61.500 domba. “Kita tidak hanya siap, tapi bahkan surplus. Masyarakat tidak perlu khawatir, hewan kurban tersedia dan aman,” ungkapnya.

    Ia menambahkan bahwa hingga saat ini, tidak ditemukan kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) maupun Lumpy Skin Disease (LSD) di wilayah Jombang. Meski demikian, pihaknya tetap menerapkan langkah-langkah pengawasan secara ketat demi menjaga kondisi tersebut.

    Plt. Kepala Dinas Peternakan Mochammad Saleh menjelaskan bahwa pengawasan dan pemeriksaan kesehatan hewan telah dilakukan sejak satu bulan sebelum Idul Adha. Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh di seluruh kecamatan yang ada di Jombang.

    Langkah preventif yang dilakukan meliputi vaksinasi PMK, pemberian vitamin dan obat cacing, penyemprotan disinfektan, hingga penyediaan hand sanitizer bagi petugas dan pemilik kandang.
    “Kami lakukan ini secara masif di 21 kecamatan. Alhamdulillah, Jombang zero case untuk PMK dan LSD hingga saat ini,” jelas Saleh.

    Melalui rangkaian upaya yang telah dilakukan, Bupati Warsubi berharap pelaksanaan Idul Adha tahun ini dapat berlangsung dengan aman dan lancar. Ia mengimbau masyarakat untuk tidak ragu dalam membeli dan menyembelih hewan kurban karena semua hewan yang dijual telah melewati proses pemeriksaan ketat.

    “Kita ingin Idul Adha di Jombang berjalan dengan tenang. Hewan kurban harus sehat, penyembelihannya sesuai syariat, dan daging yang dikonsumsi masyarakat aman,” tutupnya. [suf]

  • Ini Sapi Kurban Milik Presiden Prabowo, Gubernur Khofifah, dan Wagub Emil

    Ini Sapi Kurban Milik Presiden Prabowo, Gubernur Khofifah, dan Wagub Emil

    Surabaya (beritajatim.com) – Pada pelaksanaan Hari Raya Iduladha 1446 H, Presiden RI Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak akan mengurbankan sapi untuk masyarakat Jatim. Ketiganya kompak memilih jenis Sapi Lokal Peranakan Ongole (PO).

    Secara khusus, ternak Banmas Presiden yang terdapat di Jawa Timur berjumlah 39 ekor, yang terdiri dari 38 ekor ternak untuk kabupaten kota dan 1 ekor ternak untuk Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

    Untuk hewan kurban dari Banmas Presiden Prabowo berjenis Sapi Lokal Peranakan Ongole (PO) yang berasal dari peternak Teguh di Desa takeran Kec. Solokuro Kabupaten Lamongan. Dengan kondisi tinggi badan 153 cm, panjang badan 170 cm, lingkar dada 219 cm, poel 4 pasang, dan bobot badannya mencapai 1.020 kg atau 1,020 ton.

    Untuk Gubernur Khofifah berkurban satu ekor Sapi Lokal Peranakan Ongole (PO) seberat 960 kg. Yang mana, berasal dari peternak Gani di Desa Takeran, Kec. Solokuro, Kabupaten Lamongan dengan tinggi badan 151 cm, panjang badan 156 cm, lingkar dada 219 cm dan poel 4 pasang.

    Sementara untuk hewan kurban Wagub Jatim berasal dari peternak Abdul di Desa takeran Kec. Solokuro Kab. Lamongan merupakan jenis Sapi Lokal Peranakan Ongole (PO). Bobot badan sapi ini mencapai 900 kg, dengan tinggi badan 151 cm, panjang badan 156 cm, lingkar dada 219 cm, poel 4 pasang.

    “Tahun ini perayaan Idul Adha jatuh pada tanggal 6 Juni. Meski saat ini sedang melaksanakan Ibadah Haji, Insya Allah ibadah kurban tetap dilakukan seperti tahun-tahun sebelumnya dengan kurban satu ekor sapi di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya,” kata Khofifah.

    Khofifah menyebut, kurban tersebut diniatkan untuk kemaslahatan Jawa Timur. Terlebih saat ini ditengah gejolak ekonomi dunia yang sedang lesu, ia berharap, Allah senantiasa memberikan keberkahan dan kemakmuran bagi masyarakat Jawa Timur secara umum.

    “Nantinya sapi kurban akan disembelih 10-13 Dzulhijjah atau 6-9 Juni 2025 oleh tim panitia Idul Adha Masjid Nasional Akbar Surabaya. Semoga membawa keberkahan dan kebermanfaatan,” imbuhnya.

    “Kesemua sapi yang akan dikurbankan tersebut untuk masyarakat Jatim. Sapi Bantuan ini telah diperiksa oleh Dokter Hewan dan dinyatakan dalam kondisi sehat serta sudah divaksin PMK dan LSD. Bismillah, semoga semua kurban baik dari Bapak Presiden, saya, Pak Wagub, dan semua masyarakat Jatim diterima Allah,” imbuhnya.

    Khofifah menjelaskan, sapi Peranakan Ongole dikenal sebagai ras unggulan lokal di Indonesia. Bahkan, Presiden Jokowi dan Presiden Prabowo juga membeli sapi jenis tersebut untuk dijadikan hewan kurban.

    “Ras sapi Ongole jadi ras nomor satu dikalangan peternak. Makanya, Presiden pun juga melirik sapi unggulan jenis ini,” tukasnya.

    Pada kesempatan yang sama, Gubernur Khofifah juga memastikan ketersediaan ternak kurban baik sapi, kambing, maupun domba di wilayah Jawa Timur dalam kondisi aman, stoknya cukup, serta sehat dari penyakit.

    Dia menjelaskan, sebagai salah satu sentra peternakan terbesar di Indonesia, Jawa Timur memiliki populasi ternak yang sangat potensial. Jatim telah surplus ternak kurban.

    Berdasarkan data Dinas Peternakan Jatim, total potensi ketersediaan ternak kurban tahun 2025 antara lain 526.985 ekor sapi, 872.195 ekor kambing, 292.251 ekor domba dan 1.730 ekor Kerbau.

    “Dari jumlah tersebut, sebagian besar telah melewati pemeriksaan kesehatan oleh dokter hewan dan petugas teknis di lapangan untuk memastikan ternak dalam kondisi sehat, layak, dan sesuai syariat Islam untuk dijadikan hewan kurban,” kata Gubernur Khofifah, di sela-sela kegiatannya menjalankan Ibadah Haji, Rabu (4/6/2025).

    Lebih lanjut disampaikan Khofifah, hewan kurban di Jatim telah mendapatkan vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) serta Lumpy Skin Disease (LSD). Ini sebagai bentuk pencegahan dan pengendalian penyakit hewan menular yang berpotensi mengganggu kelayakan kurban.

    Untuk memastikan kesehatan dan kelayakan hewan yang dijual di lapak-lapak penjualan, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur telah menurunkan tim ke seluruh kabupaten/kota.

    Tim ini terdiri dari dokter hewan, paramedik veteriner, Petugas Pengawas Mutu Pakan dan Pengawas Mutu Bibit, selain itu juga melibatkan perguruan tinggi (Fakultas Kedokteran Hewan dan Fakultas Peternakan), organisasi profesi Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI), Perkumpulan Insinyur dan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) dan Perhimpunan Paramedik Veteriner Indonesia (PAVETI) yang secara aktif melakukan pemeriksaan langsung di lapangan.

    “Pemeriksaan ini meliputi aspek kesehatan hewan,dan penerapan animal welfare, kebersihan kandang sementara, kecukupan pakan dan Kecukupan air minum. Berdasarkan laporan dari kabupaten kota di Jawa Timur pada tahun 2025, terdapat 198 pasar hewan dan 2.831 lapak penjualan ternak kurban,” jelasnya.

    Guna menjamin keamanan dan kesehatan hewan kurban yang ada di Provinsi Jawa Timur, juga tersedia petugas pemeriksa hewan kurban Provinsi Jawa Timur diantaranya Dokter Hewan (Medik Veteriner) sebanyak 950 orang, Paramedik Veteriner sebanyak 1.500 orang, Pengawas Bibit Ternak sebanyak 94 orang, Pengawas Mutu Pakan sebanyak 58 orang, dan Juru Sembelih Halal Bersertifikat sebanyak 3.254 orang.

    “Juru Sembelih Halal (JULEHA) akan di perbantukan melakukan pemotongan ternak kurban di RPH dan di tempat-tempat pemotongan ternak kurban di 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur,” katanya.

    Dengan langkah-langkah ini, Gubernur Khofifah menegaskan bahwa pemprov melalui Dinas Peternakan Jatim memberikan jaminan bahwa hewan kurban yang tersedia di pasaran aman, sehat, dan memenuhi standar.

    “Kami menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk membeli hewan kurban dari lapak resmi yang telah mendapatkan tanda pemeriksaan dari petugas untuk memastikan kualitas dan keamanan hewan yang dikurbankan dan memiliki Surat Keterangan Kesehatan Hewan,” jelasnya.

    “Ketersediaan ternak kurban Jatim cukup dan kondisinya sehat, jadi masyarakat masyarakat tidak perlu khawatir akan ketersediaan hewan kurban. Dinas Peternakan bersama instansi terkait terus memantau dan memastikan pasokan tetap stabil, harga dalam batas wajar, serta aspek kesehatan hewan tetap terjaga,” pungkasnya. [tok/beq]

  • Pemkot Jakut temukan belasan hewan kurban sakit

    Pemkot Jakut temukan belasan hewan kurban sakit

    Jakarta (ANTARA) –

    Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Utara hingga saat ini telah menemukan sedikitnya 12 ekor hewan kurban sakit, setelah melakukan pemeriksaan terhadap ribuan hewan kurban di daerah itu.

    “Total ada 12 ekor hewan kurban yang kami temukan sakit, 12 ekor belum cukup umur dan satu ekor cacat,” kata Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Utara Unang Rustanto di Jakarta, Rabu

    Menurut dia, untuk hewan yang sakit itu kebanyakan akibat kelelahan akibat dibawa menggunakan kendaraan dalam waktu yang lama.

    Selain itu beberapa hewan ini mengalami kurang nafsu makan dan juga luka ringan.

    Menurut dia, hewan-hewan tersebut diberikan multivitamin agar bisa sehat kembali dan siap untuk dikurbankan.

    “Alhamdulillah tidak ada penyakit yang mengarah pada penyakit kuku dan mulut (PMK), lumpy skin disease (LSD) atau penyakit kulit berbenjol akibat infeksi dan anthrax,” kata dia.

    Ia mengakui, temuan itu setelah dilakukan pemeriksaan terhadap 7.510 hewan kurban untuk Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah tahun ini.

    “Kami telah memeriksa 7.510 hewan kurban pada 140 tempat pemotongan hewan kurban pada di enam kecamatan Jakarta Utara,” katanya.

    Ia mengatakan 7.510 hewan kurban itu terdiri dari 2.789 ekor sapi, 3.929 kambing dan 792 ekor domba.

    Suku Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Utara mencatat pemeriksaan hewan kurban terbanyak dilakukan di Kecamatan Cilincing dengan 1.590 ekor di 46 tempat pemotongan hewan kurban.

    Kemudian, Kecamatan Koja dengan 704 hewan kurban di 39 tempat pemotongan hewan, lalu Kecamatan Kelapa Gading dengan 210 hewan kurban yang tersebar di 15 tempat pemotongan.

    Selanjutnya 231 hewan kurban diperiksa di Kecamatan Tanjung Priok di 16 lokasi pemotongan. 31 ekor di Pademangan dan 23 ekor di Penjaringan.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Jelang Iduladha 2025, Hewan Kurban di Bojonegoro Dijamin Bebas PMK

    Jelang Iduladha 2025, Hewan Kurban di Bojonegoro Dijamin Bebas PMK

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Menjelang Hari Raya Iduladha 2025, Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Bojonegoro memastikan tidak ada temuan kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak di wilayah setempat.

    Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Disnakkan Bojonegoro, drh Lutfi Nurrahman menyampaikan, sejak pertengahan Mei 2025, kasus PMK di daerahnya sudah dinyatakan terkendali. “Tidak ada temuan kasus PMK mulai pertengahan Mei,” ujarnya, Rabu (4/6/2025).

    Menurutnya, kondisi tersebut dapat dicapai berkat pemantauan rutin serta pemeriksaan kesehatan hewan ternak secara berkala, baik milik warga maupun yang masuk ke Bojonegoro. Hal ini dilakukan menyusul pengalaman saat wabah PMK sempat merebak sebelumnya.

    Menghadapi momen Iduladha, Disnakkan juga telah mengambil sejumlah langkah antisipasi. Salah satunya dengan menggelar bimbingan teknis (bimtek) Juru Sembelih Halal (Juleha) yang diikuti oleh para juru sembelih dan pengurus takmir masjid.

    “Kami juga memeriksa hewan kurban, baik yang berada di kandang peternak maupun lapak pedagang. Terutama yang akan dikirim ke luar daerah, untuk memastikan bebas dari penyakit termasuk PMK,” imbuhnya.

    Sementara itu, soal ketersediaan hewan kurban, Disnakkan mencatat Kabupaten Bojonegoro memiliki populasi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan lokal. Total terdapat 62.376 ekor hewan kurban yang siap dipasarkan, terdiri dari 18.400 ekor sapi, 19.635 ekor kambing, dan 24.341 ekor domba.

    “Kebutuhan hewan kurban sudah dapat dipenuhi dari peternak Kabupaten Bojonegoro sendiri,” pungkas drh Lutfi.

    Sementara salah seorang peternak kambing di Desa Simbatan Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro, Imron mengungkapkan, jika dalam momen Iduladha 2025 ini permintaan hewan kurban cukup tinggi. Dari jumlah 250 ekor kambing yang ada di kandangnya, kini hanya tinggal sekitar 30 ekor yang belum terjual.

    “Saat ini permintaan cukup tinggi. Untuk harga sendiri relatif dari Rp1,5 juta hingga Rp4 juta,” ujar Imron. [lus/ian]