Hewan: buaya

  • Presiden Prabowo pimpin upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila

    Presiden Prabowo pimpin upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila

    Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto untuk pertama kalinya memimpin upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta, Rabu, untuk mengenang tragedi gugurnya Pahlawan Revolusi pada 30 September 1965.

    Upacara berlangsung sekitar pukul 08.00 WIB, tidak lama setelah Presiden Prabowo selaku inspektur upacara tiba di Monumen Pancasila Sakti. Di lokasi upacara, kedatangan Presiden disambut oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Kepala Badan Komunikasi Pemerintah sekaligus Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Angga Raka Prabowo, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, dan Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo.

    Prosesi upacara diisi di antaranya dengan laporan komandan upacara oleh Kolonel Pnb. M. Amry Taufanny, kemudian dilanjutkan dengan mengheningkan cipta.

    “Marilah kita sejenak mengenang arwah dan jasa-jasa para Pahlawan Revolusi dan para pendahulu kita yang telah berkorban untuk kedaulatan, kehormatan, kemerdekaan bangsa Indonesia dan untuk mempertahankan Pancasila. Mengheningkan cipta, mulai,” kata Presiden Prabowo.

    Prosesi berikutnya, Ketua MPR RI Ahmad Muzani membacakan teks Pancasila.

    Selepas itu, pembacaan teks Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dibacakan oleh Wakil Ketua DPD RI Yorrys Raweyai, kemudian pembacaan Ikrar Kesetiaan Kepada Pancasila oleh Ketua DPR RI Puan Maharani.

    Prosesi berikutnya pembacaan doa oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar.

    Selepas itu, prosesi upacara berakhir, Presiden pun meninggalkan mimbar kehormatan. Presiden Prabowo, didampingi oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, bersama jajaran menteri Kabinet Merah Putih, meninjau Monumen Pancasila Sakti.

    Jajaran menteri dan pejabat negara yang mengikuti upacara hari ini, antara lain Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Djamari Chaniago, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Agus Andrianto, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Perdagangan Budi Santoso.

    Kemudian, ada pula Wakil Ketua DPD RI Yorrys Raweyai, Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri, Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa, Wakil Menteri Ketenagakerjaan Afriansyah Noor, kemudian ada Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Muhammad Ali, dan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI M. Tonny Harjono.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kolonel Pnb. Amry Taufany jadi komandan upacara peringatan HKP 2025

    Kolonel Pnb. Amry Taufany jadi komandan upacara peringatan HKP 2025

    Jakarta (ANTARA) – Kolonel Pnb. M. Amry Taufany bertindak selaku komandan upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila (HKP) 2025 yang berlangsung di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta, Rabu.

    Amry Taufany lahir di Denpasar pada 11 Desember 1981. Dia merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 2002 dan saat ini menjabat Kepala Dinas Operasi Lanud Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat.

    Adapun cadangan komandan upacara adalah Kolonel Infanteri Didin Nasrudin Darsono, yang lahir di Sidoarjo pada 5 Juli 1979. Dia merupakan lulusan Akademi Militer tahun 2001 dan menjabat sebagai Kepala Seksi Teritorial Korem 163/Wirasatya Kodam IX/Udayana.

    Sementara itu, perwira upacara dipercayakan kepada Brigadir Jenderal TNI Fitriana Nur Heru Wibawa. Perwira tinggi TNI yang lahir di Mempawah pada 8 Juni 1978 itu merupakan lulusan Akademi Militer 1999 dan kini menjabat Kepala Staf Komando Garnisun Tetap I/Jakarta.

    Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila tahun ini dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto selaku inspektur upacara.

    Jajaran menteri dan pejabat negara yang mengikuti upacara hari ini, antara lain Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Djamari Chaniago, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

    Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Agus Andrianto, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.

    Menteri Agama Nasarudin Umar, Menteri Perdagangan Budi Santoso, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo, Ketua DPR RI Puan Maharani, Ketua MPR RI Ahmad Muzani, dan Ketua DPD RI Sultan Bachtiar Najamudin.

    Kepala Badan Komunikasi Pemerintah sekaligus Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Angga Raka Prabowo, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri, Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa, Wakil Menteri Ketenagakerjaan Afriansyah Noor.

    Kemudian ada pula Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Muhammad Ali, dan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI M. Tonny Harjono.

    Pewarta: Fathur Rochman/Genta Tenri Mawangi
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Spesies Baru Anaconda Raksasa Ditemukan Ilmuwan

    Spesies Baru Anaconda Raksasa Ditemukan Ilmuwan

    Jakarta

    Sebuah tim ilmuwan baru-baru ini mengumumkan penemuan spesies baru anaconda raksasa di hutan hujan Amazon, tepatnya di wilayah Ekuador.

    Ular yang dinamakan anaconda hijau utara (Eunectes akayima) ini terbukti berbeda secara genetik dari kerabat terdekatnya, anaconda hijau (E. murinus), dan berpotensi menjadi spesies ular terbesar di dunia. Penemuan ini menjadi sorotan dunia sains setelah penelitian selama dua dekade akhirnya membuahkan hasil signifikan.

    Selama 20 tahun, para peneliti mengumpulkan sampel darah dan jaringan dari anaconda hijau di berbagai wilayah Amerika Selatan. Namun, titik balik penemuan ini terjadi pada tahun 2022, ketika sampel dari komunitas Bameno di wilayah adat Baihuaeri Waorani, Amazon Ekuador, dianalisis.

    Sampel tersebut mengungkap perbedaan genetik yang mencolok, menandakan keberadaan spesies baru. Penelitian ini dipandu oleh tim ilmuwan yang bekerja sama dengan masyarakat adat Waorani, dipimpin oleh pemimpin lokal Penti Baihua.

    “Pemandu adat Waorani adalah kunci keberhasilan identifikasi spesies ini,” ungkap Bryan Fry, salah satu peneliti utama, dalam jurnal Diversity yang memuat temuan tersebut dikutip dari GK.

    Ekspedisi penemuan ini tidak biasa. “Pemburu pribumi membawa kami ke hutan dalam perjalanan sepuluh hari untuk mencari ular yang mereka anggap suci,” kata Fry.

    Menariknya, aktor Hollywood Will Smith turut bergabung dalam ekspedisi ini saat syuting serial National Geographic. “Kami mendayung kano menyusuri sungai dan cukup beruntung menemukan beberapa anaconda bersembunyi di perairan dangkal, menunggu mangsa,” tambahnya.

    Anaconda Hijau Utara. Foto: Jesús Rivas via GK

    Analisis genetik menunjukkan bahwa Eunectes akayima berbeda hingga 5,5% secara genetik dari E. murinus. “Angka ini sangat mengesankan,” ujar Fry, seraya membandingkan bahwa perbedaan genetik antara manusia dan kera hanya sekitar 2%.

    Anaconda hijau utara ini juga mencuri perhatian dengan ukurannya yang luar biasa. Salah satu individu betina yang ditemukan di desa Waorani memiliki panjang 6,3 meter, meskipun laporan lokal menyebut ada ular yang jauh lebih besar.

    Peran Penting Anaconda

    Anaconda hijau. Foto: India Times

    Sebagai predator puncak, anaconda memainkan peran penting dalam ekosistem hutan hujan. Mereka mengendalikan populasi mangsa seperti ikan, hewan pengerat, rusa, hingga buaya, dengan kecepatan dan kemampuan mencekik yang mematikan.

    “Kehilangan ular ini akan menjadi bencana besar bagi keseimbangan ekologi,” Fry memperingatkan.

    Namun, ancaman terhadap spesies ini nyata. Penggundulan hutan, perburuan, dan polusi akibat tumpahan minyak mengancam habitatnya, terutama populasi kecil anaconda hijau utara yang baru ditemukan.

    Masyarakat adat Waorani, yang telah lama melindungi wilayah mereka, menjadi garda terdepan dalam upaya konservasi. Pada 2019, pemimpin Waorani Nemonte Nenquimo memenangkan gugatan melawan pemerintah Ekuador yang berupaya membuka wilayah mereka untuk eksplorasi minyak.

    “Kami melindungi hutan dari polusi dan kerusakan,” kata Nenquimo, yang masuk daftar 100 orang paling berpengaruh versi Time pada 2020.

    Meski begitu, ancaman terhadap Amazon terus berlanjut, mulai dari eksplorasi minyak hingga perubahan iklim. “Habitat ular ini sangat rentan terhadap kepunahan,” kata Fry.

    Penemuan spesies baru ini menjadi pengingat akan kekayaan biodiversitas Amazon sekaligus urgensi untuk melindunginya. “Kita harus bertindak cepat,” tegasnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Spesies Baru Anakonda Ditemukan, Panjangnya 26 Kaki”
    [Gambas:Video 20detik]
    (afr/fyk)

  • Ilmuwan Bicara Soal ‘Virgin Birth’, Wanita Bisa Hamil Tanpa Pria Tapi…

    Ilmuwan Bicara Soal ‘Virgin Birth’, Wanita Bisa Hamil Tanpa Pria Tapi…

    Jakarta

    Ilmuwan berbicara soal kemungkinan wanita mengalami ‘virgin births’ tanpa sperma pria. Kondisi ini dikenal dengan partenogenesis, salah satu bentuk reproduksi aseksual alami yang memungkinkan keturunan berkembang dari sel telur betina yang tidak dibuahi.

    Ada beberapa jenis hewan yang dapat melakukan hal ini. Beberapa di antaranya seperti hiu, buaya, kalajengking, lebah, dan masih banyak lagi.
    Belum jelas apa yang memicu spesies tertentu menjalani proses ini, atau apa persamaan di antara spesies-spesies yang mampu melakukannya. Namun, diketahui parthenogenesis biasanya terjadi ketika betina terisolasi lama dan hampir tidak punya harapan menemukan pasangan.

    Beberapa tahun lalu, peneliti berhasil menerapkan partenogenesis pada mamalia tikus, sesuatu yang ‘mustahil’ sebelumnya. Pada tahun 2022, peneliti di China melaporkan partenogenesis yang berhasil dilakukan dengan bantuan alat rekayasa gen kontroversial CRISPR.

    Hasilnya, seekor tikus lahir melalui metode ini, tumbuh hingga dewasa, dan bahkan mampu bereproduksi. Dengan logika ini, mungkin saja di masa depan metode yang sama dilakukan pada manusia.

    Pakar zoologi Nottingham Trent University, Dr Louise Gentle mengatakan secara teknis partenogenesis pada manusia mungkin saja dilakukan. Namun, ini hanya bisa dilakukan dengan mutasi gen tertentu berkembang biak satu sama lain.

    “Memang ada studi laboratorium yang menghasilkan embrio partenogenetik pada mamalia, tapi itu melalui modifikasi genetik,” jelas Gentle dikutip dari Daily Mail, Rabu (24/9/2025).

    “Walau DNA kita bisa berubah lewat mutasi alami, peluang mutasi yang tepat untuk menyebabkan partenogenesis sangatlah kecil. Untuk bisa terjadi pada manusia, individu dengan mutasi serupa harus bertemu dan bereproduksi. Itu kemungkinan yang amat tipis, tapi secara teori bisa saja,” sambungnya.

    Sel telur telur manusia masih membutuhkan ‘informasi’ tertentu dari sperma agar bisa berkembang menjadi embrio. Informasi ini berupa modifikasi epigenetik, yaitu perubahan pada aktivitas gen tanpa mengubah susunan DNA.

    Alat rekayasa gen seperti CRISPR bisa saja mengubah syarat dasar ini dengan menciptakan mutasi buatan. Namun, untuk melakukannya pada manusia akan menimbulkan masalah etika serius.

    “Secara teori, CRISPR bisa dipakai untuk mengubah gen, tapi pada manusia hal itu ilegal, tidak bermoral, dan tidak etis,” tegas profesor genetika di Universitas São Paulo Brazil, Tiago Campos Pereira sembari menegaskan adanya hambatan biologis untuk hal tersebut.

    Profesor Biologi Universitas Southampton Herman Wijnen menuturkan sejauh ini hanya tikus satu-satunya mamalia yang berhasil menjalani partenogenesis. Ia mengingatkan adanya potensi bahaya jangka panjang dari individu hasil partenogenesis, termasuk risiko penyakit.

    Semua bayi yang lahir melalui partenogenesis pada dasarnya adalah klon genetik identik dari induknya, termasuk hidup spesies.

    “Saya tidak yakin ada peneliti yang serius mencoba pada manusia karena alasan etika yang jelas,” ujar Wijnen.

    Gentle juga menambahkan kurangnya keragaman genetik dapat mengancam kelangsungan hidup spesies. Ini dapat memicu kepunahan sebuah populasi.

    Jadi, meskipun partenogenesis pada manusia tidak sepenuhnya mustahil, sebaiknya tetap dihindari demi kelangsungan umat manusia.

    “Parthenogenesis berisiko bagi kelangsungan hidup spesies, karena jika satu individu rentan terhadap penyakit, maka semua akan rentan, dan populasi bisa punah,” tandas Gentle.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video KuTips: Catat Pertolongan Pertama Jika Anak Keracunan Makanan!”
    [Gambas:Video 20detik]
    (avk/kna)

  • Kisah Gustave, Buaya Raksasa Pemakan Ratusan Manusia

    Kisah Gustave, Buaya Raksasa Pemakan Ratusan Manusia

    Jakarta

    Sungai Ruzizi dan tepian utara Danau Tanganyika di Burundi, Afrika, menyimpan kisah mengerikan tentang seekor predator air raksasa, Gustave, buaya Nil jantan yang ditakuti karena reputasinya sebagai pemakan manusia.

    Meskipun angka pasti mengenai jumlah korbannya sulit diverifikasi, Gustave diperkirakan telah menewaskan 300 orang, membuatnya menjadi salah satu buaya paling mematikan di dunia.

    Asal Usul Nama Gustave

    Nama “Gustave” diberikan kepada buaya raksasa tersebut oleh Patrice Faye, seorang herpetologis Perancis yang meneliti dan mencoba menangkapnya pada akhir 1990-an.

    Sayangnya, tidak ada informasi pasti mengapa Faye memilih nama Gustave. Kemungkinan besar, nama itu dipilih secara acak atau mungkin terinspirasi oleh tokoh atau orang yang dikenal oleh Faye.

    Meskipun asal-usulnya mungkin sederhana, nama “Gustave” kini telah menjadi identik dengan buaya raksasa yang menakutkan dan menjadi bagian dari legenda di Burundi dan sekitarnya.

    Ukuran Raksasa

    Gustave telah menjadi legenda di kalangan penduduk setempat. Ukurannya yang luar biasa besar, dengan perkiraan panjang lebih dari 6 meter dan berat lebih dari 1 ton, membuatnya menjadi makhluk yang menakutkan. Ia memiliki ciri khas berupa tiga bekas luka tembak di tubuhnya dan luka parah di bahu kanan, menambah kesan sangar pada sosoknya.

    Lamban Tapi Cerdik

    Gustave disebutnya tidak terlalu cepat dan kesulitan menangkap makanan buaya pada umumnya seperti mamalia kecil. Maka ia mengincar mangsa yang lebih lambat, dua di antaranya manusia dan kuda nil.

    Pun begitu Gustave dikenal sebagai pemburu yang sangat cerdik. Kemampuannya untuk menghilang di air dan menyerang secara tiba-tiba membuat Gustave sulit ditangkap. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menangkapnya, termasuk menggunakan perangkap raksasa dan umpan hidup, namun semuanya gagal.

    Pada tahun 2002 misalnya, Faye menyiapkan perangkap dengan bantuan banyak orang, akan tetapi gagal menjebaknya.

    “Kami menempatkan perangkat di sungai Ruzizi, menaruh umpan di dalamnya dan menghabiskan waktu di sana dengan kamera, tapi gagal total. Ia berada di luar perangkap dan kami tidak bisa menangkapnya. Ia sangat besar, tiga kali lebih besar dari buaya lain di Burundi,” kata Faye ketika itu kepada BBC.

    Misteri yang Belum Terpecahkan

    Hingga kini, Gustave masih berkeliaran di perairan Afrika, menjadi misteri yang belum terpecahkan. Usianya yang diperkirakan mencapai lebih dari 60 tahun membuatnya menjadi salah satu buaya tertua di dunia.

    Keberadaannya terus menjadi ancaman bagi penduduk setempat dan menarik perhatian para ilmuwan yang ingin mempelajari lebih lanjut tentang perilaku dan kemampuan beradaptasi buaya Nil.

    Dalam sebuah dokumenter di tahun 2014 berjudul Capturing the Killer Croc, Faye menyimpulkan dalam 3 bulan penelitian di habitatnya, Gustave telah memakan 17 manusia. “Saya mengkalkulasi bahwa jika dia membunuh orang dalam 20 tahun di angka ini, dia sudah makan lebih dari 300 orang,” sebutnya.

    Tentu dugaan itu masih perlu diteliti lebih lanjut. Saat ini, belum diketahui apakah Gustave masih hidup atau sudah mati. Mungkin saja juga Gustave tidak membunuh semua manusia itu sendirian, melainkan ada buaya lain yang juga ganas. Pastinya, legenda Gustave masih menghantui warga setempat.

    (afr/fyk)

  • Tasya Farasya Tampil dengan Tas Hermes Rp 7,5 Miliar saat Tuntut Nafkah Rp100 Perak di Sidang Perceraian

    Tasya Farasya Tampil dengan Tas Hermes Rp 7,5 Miliar saat Tuntut Nafkah Rp100 Perak di Sidang Perceraian

    JAKARTA – Tasya Farasya menjadi sorotan saat hadir dalam sidang perdana perceraiannya dengan Ahmad Assegaf di Pengadilan Agama Jakarta Selatan pada Rabu, 24 September 2025.

    Di momen tersebut, sang beauty influencer tampil anggun dalam balutan setelan kuning lembut. Namun hal paling mencuri perhatian justru tas mewah yang dibawanya.

    Wanita berusia 33 tahun itu menenteng Hermes Birkin Himalayan, salah satu seri tas paling langka dan prestisius di dunia dengan nilai fantastis mencapai Rp7,5 miliar.

    Dilansir dari laman Voila, seri ini termasuk jajaran tas termahal dari rumah mode Prancis Hermes yang hanya beredar terbatas dan sangat diburu kolektor tas mewah.

    Hermes Birkin Himalayan dikenal karena proses pembuatannya yang rumit, eksklusif, dan penuh kerahasiaan. Tas ini dibuat dari kulit buaya Crocodylus niloticus yang telah melalui proses khusus. Nama “Himalayan” sendiri diambil dari gradasi warnanya yang menyerupai puncak gunung bersalju di Pegunungan Himalaya.

    Model ukuran 30 pertama kali diluncurkan pada 2008 dan langsung menjadi incaran. Setahun kemudian hadir ukuran 35, lalu diikuti ukuran 25 pada 2012. Dari semua varian, seri Diamond dianggap paling mewah karena dihiasi hardware white gold 18 karat serta berlian putih.

    Keunikan lain dari Hermes Birkin Himalayan terletak pada gradasi warnanya. Tidak ada dua tas yang sama persis, sehingga tiap koleksi memiliki ciri khas masing-masing. Bagian pegangan dan strap depan yang dikencangkan dengan turn lock juga memperlihatkan detail buatan tangan yang menjadi ciri khas Hermes.

    Menariknya, tas super langka tersebut justru dibawa Tasya ketika menuntut nafkah hanya Rp 100 kepada Ahmad. Sidang perdana dengan agenda mediasi antara Tasya dan Ahmad tidak menghasilkan kesepakatan damai. Alhasil, proses perceraian akan berlanjut ke tahap selanjutnya.

  • Fosil Dinosaurus Ganas Megaraptor Ditemukan Santap Buaya

    Fosil Dinosaurus Ganas Megaraptor Ditemukan Santap Buaya

    Jakarta

    Ahli paleontologi menemukan spesies baru dinosaurus megaraptor di Argentina, bersama dengan petunjuk mengejutkan tentang apa yang dimakannya. Dinamakan Joaquinraptor casali, predator puncak ganas itu tampaknya memakan buaya, dilihat dari tulang kaki yang ditemukan di mulutnya.

    Seperti namanya, megaraptor adalah dinosaurus karnivora yang tampak seperti versi raksasa dari raptor yang terkenal di Jurassic Park. Peneliti memperkirakan Joaquinraptor panjangnya lebih dari 7 meter dari hidung hingga ekor, dan berat lebih dari 1.000 kilogram.

    Tanpa tyrannosaurus di bagian dunia itu, Joaquinraptor kemungkinan besar menikmati hidup di puncak rantai makanan. Temuan fosil ini mencakup beberapa bukti paling langsung dari pola makan megaraptor sejauh ini, salah satunya nenek moyang buaya purba.

    “Menariknya, kami menemukan humerus, di antara tulang rahang bawah Joaquinraptor, yang menunjukkan megaraptor baru itu mungkin telah memakan buaya tersebut ketika mati,” ujar Lucio Ibiricu, paleontolog di Patagonian Institute of Geology and Paleontology (IPGP), kepada Science Alert yang dikutip detikINET.

    Tulang kaki itu bisa saja sampai di sana dengan cara lain, misalnya tersapu ke mulut megaraptor yang sudah mati. Namun tulang itu tidak hanya menyentuh beberapa gigi predator, tetapi juga terdapat bekas gigi.

    Peneliti memperkirakan usia individu ini saat mati dengan mempelajari struktur mikro tulangnya. Joaquinraptor ini tampaknya telah matang secara seksual, tapi belum sepenuhnya tumbuh. “Usia minimum spesimen Joaquinraptor ini adalah 19 tahun,” ujar Ibiricu.

    Meskipun ahli paleontologi hanya menemukan potongan rahang, tengkorak, tungkai depan, kaki, dan beberapa ruas tulang ekornya, ini adalah salah satu spesimen megaraptor terlengkap yang ditemukan.

    Sementara daratan utara didominasi oleh tyrannosaurus besar, ketidakhadiran mereka di selatan berarti bahwa raptor berevolusi untuk mengisi peran predator puncak di tempat yang sekarang menjadi Amerika Selatan dan Australia.

    Hewan-hewan ini dapat mengisi posisi itu hingga peristiwa kepunahan akhir Zaman Kapur. Sisa-sisa Joaquinraptor ini diperkirakan berusia sekitar 68 juta tahun, menjadikannya salah satu megaraptor termuda yang diketahui, yang kekuasaannya mungkin akan terus berlanjut jika bukan karena hantaman asteroid.

    Selama masa mereka, megaraptor tampaknya membawa evolusi ke arah yang berbeda. Alih-alih mengejar ukuran dan kekuatan, mereka mempertahankan perawakan yang cepat dan menumbuhkan tangan yang besar dan kuat.

    “Megaraptorid, di antara aspek-aspek lainnya, dicirikan tungkai depan yang berkembang pesat dan dilengkapi cakar pada jari pertama dan kedua. Jadi, cakarnya mungkin memainkan peran ekologis penting. Misalnya, megaraptorid mungkin menggunakannya untuk mengakses jaringan lunak dan/atau untuk membantu menangkap dan memanipulasi mangsa,” pungkasnya.

    (fyk/rns)

  • Cek Jadwal Kereta Bandara dari Soekarno-Hatta, Operasional Pukul 05.57-22.57 WIB

    Cek Jadwal Kereta Bandara dari Soekarno-Hatta, Operasional Pukul 05.57-22.57 WIB

    Bisnis.com, JAKARTA — Jadwal kereta bandara dari bandar udara Soekarno—Hatta di Tangerang (Commuter Line Basoetta) beroperasi setiap hari dengan jarak antarkereta setiap 30 menit sekali, mulai pukul 05.57 WIB sampai dengan pukul 22.57 WIB.  

    Untuk diketahui, pada hari hari tertentu, seperti akhir pekan atau weekend, sejumlah jadwal ditiadakan sehingga jarak antarkereta menjadi satu jam sekali. 

    Misalnya, pada perjalanan pukul 06.27 WIB, 21.27 WIB, dan 22.27 WIB yang ditiadakan setiap Sabtu dan Minggu. Alhasil, calon penumpang dapat memilih waktu keberangkatan terdekat, yakni 05.57, 06.57, atau 20.57, 21.57, atau keberangkatan terakhir pada 22.57 WIB.  

    Kereta bandara ini melayani setidaknya lima tujuan, yakni Batu Ceper, Rawa Buaya, Duri, BNI City, dan Manggarai. 

    Adapun lama perjalanan dari Bandara Soekarno—Hatta ke Batu Ceper selama 12 menit. Kemudian ke Rawa Buaya membutuhkan waktu 19 menit, ke Stasiun Duri selama 31 menit, ke Stasiun BNI City menempuh waktu 40 menit, dan stasiun akhir Manggarai membutuhkan waktu selama 46 menit.  

    Sebagai informasi, KAI Commuter mencatat volume pengguna Commuter Line Basoetta sepanjang Juli 2025 sebanyak 204.871 orang, angka tersebut lebih tinggi 6,32% dibanding periode yang sama pada Juli 2024 lalu, yaitu sebanyak 192.700 orang. Jumlah perjalanan saat ini mencapai 70 perjalanan setiap harinya.

    Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, KAI Commuter mengimbau pengguna yang hendak bepergian ke Bandara Soekarno-Hatta agar sudah tiba di stasiun tujuan minimal 2–3 jam sebelum jadwal penerbangan internasional. 

    Untuk tarif tiket kereta bandara, dapat dibeli melalui aplikasi maupun vending machine di stasiun keberangkatan dengan harga Rp70.000 per perjalanan dari Basoetta—Manggarai. Pada waktu-waktu tertentu, KAI Commuter memberikan promo khusus sehingga harga dapat lebih murah. 

    Sementara untuk relasi Stasiun Basoetta–Stasiun Batu Ceper/Rawa Buaya seniali Rp35.000. Untuk relasi Stasiun Batu Ceper/Rawa Buaya – Stasiun Manggarai/BNI City Rp35.000. Stasiun Rawa Buaya – Stasiun Batu Ceper Rp25.000.

    Kemudian relasi Stasiun Rawa Buaya/Batu Ceper–Stasiun Duri Rp25.000 dan relasi Stasiun Manggarai/BNI City – Stasiun Duri seharga Rp10.000.

    Cara Beli Tiket Kereta Bandara via Access by KAI:

    -Unduh aplikasi Access by KAI 

    -Pilih stasiun asal dan tujuan 

    -Pilih tanggal pemberangkatan dan jumlah pengguna

    -Klik temukan tiket dan memilih jadwal jam keberangkatan di tanggal yang dipilih

    -Masukkan nama, email, dan nomor telepon pemesan

    -Pemesanan tiket secara online diakhiri dengan pembayaran pemesanan dengan memilih metode pembayaran yang akan dilakukan.

     

    Jadwal Kereta Bandara dari Bandara Soekarno—Hatta:

    -05.57 

    -06.27

    -06.57

    -07.27

    -07.57

    -08.27

    -08.57

    -09.27

    -09.57

    -10.27

    -10.57

    -11.27

    -11.57

    -12.27

    -12.57

    -13.27

    -13.57

    -14.27

    -14.57

    -15.27

    -15.57

    -16.27

    -16.57

    -17.27

    -17.57

    -18.27

    -18.57

    -19.27

    -19.57

    -20.27

    -20.57

    -21.27

    -21.57

    -22.27

    -22.57

  • Lolong Jadi Buaya Terbesar di Dunia, Panjangnya 6,17 Meter

    Lolong Jadi Buaya Terbesar di Dunia, Panjangnya 6,17 Meter

    Jakarta

    Dengan ukuran 6,17 meter dari moncong hingga ekor, Lolong adalah buaya terbesar yang pernah ditangkap, diukur, dan ditempatkan di penangkaran.

    Buaya air asin jantan (Crocodylus porosus) ini secara resmi diukur pada November 2011, menurut Departemen Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Filipina. Pengukurannya secara resmi dilakukan beberapa bulan setelah hewan tersebut ditangkap dari alam liar pada September 2011.

    Buaya itu dikejar bukan hanya karena ukurannya, tetapi karena dianggap sebagai ancaman. Pihak berwenang mencurigainya terlibat dalam setidaknya dua serangan fatal pada 2009, satu terhadap seorang gadis muda dan satu lagi terhadap seorang nelayan, serta berbagai insiden pemangsaan ternak.

    Seperti dikutip dari IFL Science, meskipun tidak pernah terbukti secara meyakinkan bahwa buaya ini bertanggung jawab atas insiden-insiden tersebut, Lolong tetap disalahkan. Penangkapan itu pun dianggap sebagai prestasi besar. Dibutuhkan waktu tiga minggu bagi pemburu profesional dan unit pemerintah setempat, upaya 100 penduduk desa, dan bahkan sebuah derek untuk menangkap reptil tersebut dan mengangkutnya dari rawa di Bunawan, di pulau Mindanao, Filipina selatan.

    Nama Lolong diberikan pada buaya tersebut sebagai penghormatan kepada seorang pemburu setempat yang terkenal, Ernesto ‘Lolong’ Conate, yang meninggal karena stroke saat mengatur penangkapan.

    Setelah ditangkap, Lolong dibawa ke kota terdekat dan ditempatkan di kandang khusus tempat ia memakan lebih dari 17 kilogram daging babi setiap lima hari. Raksasa lapar itu dengan cepat menjadi daya tarik utama kota, menarik sekitar 500 pengunjung setiap hari ke komunitas terpencil yang berpenduduk 27.000 jiwa.

    Ketika pengukuran tersebut resmi dicatat oleh Guinness World Record, Lolong merebut gelar ‘buaya terbesar di dunia’ dari seekor buaya Australia bernama Cassius Clay, yang berukuran 5,48 meter. Raksasa ini, yang ditangkap pada 1980-an dan diperkirakan berusia lebih dari 110 tahun, mati pada November 2024 .

    Sayangnya, Lolong tidak hidup lama di penangkaran. Ia mati pada 10 Februari 2013, kurang dari dua tahun setelah ditangkap. Kelompok hak asasi hewan PETA Asia mengklaim otopsi hewan tersebut menunjukkan buaya itu dipaksa hidup di kandang beton dengan kolam dangkal, yang menyebabkan kematiannya akibat pneumonia stadium akhir, gagal jantung, kegagalan banyak organ, dan respons stres yang tidak adaptif.

    Buaya adalah hewan yang sangat kuat dan tangguh, tetapi bahkan raksasa perkasa seperti Lolong terbukti rentan ketika dikeluarkan dari habitat aslinya.

    (rns/rns)

  • Cerita ‘Ahmad Yani’ Sempat Datang Temui Istri Sampaikan Kabar Pascaperistiwa Lubang Buaya

    Cerita ‘Ahmad Yani’ Sempat Datang Temui Istri Sampaikan Kabar Pascaperistiwa Lubang Buaya

    GELORA.CO –  Putri Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Amelia Ahmad Yani, menceritakan keluarganya mendapat kepastian bahwa Panglima Angkatan Darat ini telah gugur.

    Amelia dalam siniar YKCB dikutip pada Senin, 22 September 2025, menuturkan, setelah peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S) PKI, semua keluarganya mengungsi di sebuah rumah di wilayah Pasar Minggu, Jakarta Selatan (Jaksel).

    “Itu adaya di Pasar Minggu karena banyak pohon rambutan. Jadi kami di sana itu ceritanya mengungsi,” ujarnya.

    Adapun rumah di Jalan Lembang Nomor 58, Menteng, Jakarta Pusat yang ditempati kala sang ayah diculik pasukan Cakrabirawa, dijadikan semacam Poskomando (Posko) untuk koordinasi dengan Kostrad.

    “Nah, tanggal 3 [Oktober] itu, Ibu [Yayu Rulia Sutowiryo] saya kan sudah enggak bangun-bangun, dia di kamar saja. Kita enggak pakai listrik waktu itu,” ucapnya.

    Sekitar pukul enam sore, Yayu keluar kamar dan tiba-tiba meminta agar diberikan kebaya hitam. Permintaan tersebut mengundang tanyak anak-anaknya.

    “Lah Ibu kenapa kok minta kebaya, buat apa,” kata Amelia mengingat permintaan sang bunda.

    Tiba-tiba, mulut sang bunda menyampaikan ucapan yang sangat menyedihkan sekaligus mengundang tanya karena belum ada orang yang menyampaikan kabar tentang kondisi pasti Jenderal Ahmad Yani usai diculik.

    “Bapak mu wis ora ono, ibu saya bilang gitu. Kok tahu gitu ya. Kita itu masih eggak tahu kalau Bapak itu sudah gugur, enggak tahu,” ujarnya.

    Amelia menyampaikan, meskipun pada peristiwa pagi buta 1 Oktober 1965 itu melihat tubuh ayahnya diseret para penculik, namun masih yakin dia masih hidup.

    “Katanya sih dirawat di rumah sakit, di mana saya juga enggak tahu. Ceritanya pengawal kan begitu,” katanya.

    Mulut Yayu kemudian berucap bahwa Ahmad Yani pada petang itu barusan datang dan menyampaikan pesan khusus.

    “Barusan Bapak itu datang, ibu saya bilang, jaga anak-anak,” ucap Amel menirukan ucapan sang bunda.

    Rupa-rupayanya, lanjut Amel, magrib itu, Lubang Buaya yang menjadi tempat pengumpulan para jenderal Angkatan Darat (AD) yang diculik, disiksa, kemudian dihabisi lalu dimasukkan ke sumur dan ditutup, sudah ditemukan.

    “Itu [sumur] lagi digali kan sama penggali-penggali [untuk evakuasi jenazah],” ucapnya.

    Setelah Ahamd Yani diculik, pengawal atau ajudannya, di antaranya Mayor CPM Subardi melakukan pencarian hingga sampai di daerah Lubang Buaya.

    Om Baldi, demikian keluarga Ahmad Yani biasa memanggil ajudan tersebut, sempat mencari lokasi tempat penguburan para jenderal.

    “Dicari sama Om Baldi yang nusuk-nusuk [tanah] gitu sama pak Kitman, menemukan yang bisa blus [jeblos]. Karena itu sudah rata, jadi enggak mungkin tahu kalau ada sumur,” ucapnya.

    “Nah, setelah ketemu itu [lokasi sumur], itu yang gaibnya ngasih tahu bahwa dia sudah enggak ada, sudah pergi gitu. Terus pesan sama ibu saya, jagak anak-anak. [Kami] nangis aja waktu itu. Ibu saya bilang, udah jangan nangis terus,” ungkapnya.

    Keesokan harinya, 4 Oktober 1965, Om Bardi baru datang ke rumah sekitar pukul 4 sore. Kondisinya tampak kusut, kelelahan, dan lusuh.

    “Uh matanya merah, keringat sudah enggak karu-karuan, bajunya kotor sekali, sepatu botnya penuh lumpur,” ungkapnya.

    Amelia yang kala itu berusia 15 tahun, menuturkan, pihak keluarga menanyakan perkembangan kepada Om Bardi.

    “Pertanyaannya cuman satu, sudah ketemu Bapak, Om? Sudah katanya,” katanya.

    Bardi kemudian melaporkan kondisi Jenderal Ahmad Yani kepada Yayu di dalam kamar. Setelah itu, baru anak-anak Ahamad Yani dipanggil.

    Anak-anak Ahamad Yani sontak loncat dari tempat tidur karena ingin segera mengetahui kepastian kondisi sang ayah.

    “Tapi Om Bardi saya lihat nunduk kepalanya, nangis. Aduh ini pasti firasat jelek sekali gitu. Ibu akhirnya gini, sekarang Bapak mu sudah benar-benar enggak ada, yang ada hanya Ibu dan kamu semua. Dan kamu harus bisa menerima kenyataan ini,” kata Amel.***