Hewan: buaya

  • Lantamal IV Kerahkan Personel Cari dan Evakuasi Buaya Lepas dari Penangkaran Pulau Bulan

    Lantamal IV Kerahkan Personel Cari dan Evakuasi Buaya Lepas dari Penangkaran Pulau Bulan

    BATAM – Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) IV Batam mengerahkan personel untuk membantu pencarian dan evakuasi buaya yang lepas dari penangkaran di Pulau Bulan akibat banjir.

    Kadispen Lantamal IV Mayor Marinir Rio Aditya menyebut, personel TNI bersama masyarakat dan instansi terkait yang tergabung dalam tim terpadu melakukan operasi pencarian dan evakuasi buaya penangkaran tersebut, hingga kini sudah 22 ekor buaya yang berhasil dievakuasi.

    “Operasi ini dilakukan sejak 13 Januari hingga tanggal 18 Januari 2025 sudah berhasil dievakuasi 22 ekor buaya dalam keadaan hidup,” katanya saat dihubungi di Batam, Antara, Minggu, 19 Januari.  

    Dia menjelaskan, operasi ini di bawah kendali koordinasi utama di Pos Terpadu Satgas Penangkapan dan Evakuasi buaya yang berlokasi di Pos Binpotmar Mengkada.

    “Pos ini berperan penting sebagai pusat kendali operasi, tempat pengumpulan informasi dan lokasi koordinasi antara tim,” katanya.

    Secara keseluruhan, operasi ini mencatat rincian evakuasi buaya sebagai berikut, pada 13 Januari dievakuasi satu ekor di Pulau Mengakda, 14 Januari tiga ekor di lokasi yang sama.

    Selanjutnya tanggal 15 Januari dievakuasi empat ekor di Pulau Buluh, Pulau Mengkada, Pulau Geranting dan Teluk Paku, lalu tanggal 16 Januari dievakuasi lima ekor buaya di Sungai Lokan dan Teluk Paku.

    Sedangkan sembilan ekor buaya lainnya dievakuasi pada 17-8 Januari di sekitar Pulau Mengakada, Teluk Sepaku dan Sungai Jawa.

    Menurut Rio, keberhasilan ini menunjukkan komitmen TNI AL dalam menjaga keselamatan masyarakat dan kelestarian ekosistem.

    Keberadaan Pos Terpadu Satgas di Pos Binpotma Mengkada menjadi elemen kunci yang mendukung kelancaran operasi ini.

    “Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya pengawasan terhadap fasilitas penangkaran satwa agar kejadian serupa tidak terulang,” ujarnya.

  • Warga Berharap Anggota DPRD Jakarta dari Perindo Bisa Realisasikan Kebutuhan Pemuda

    Warga Berharap Anggota DPRD Jakarta dari Perindo Bisa Realisasikan Kebutuhan Pemuda

    loading…

    Anggota DPRD DKI Jakarta dari Partai Perindo Dina Masyusin (kanan) bersama tokoh masyarakat di Rawa Buaya, Sahroni usai Sosialisasi Perda Kepemudaan di Rawa Buaya RW 11, Cengkareng, Jakarta Barat, Minggu (19/1/2025). FOTO/RIYAN RIZKI ROSHALI

    JAKARTA Sosialisasi Peraturan Daerah (Perda) tentang Kepemudaan yang digelar oleh Anggota DPRD DKI Jakarta dari Partai Perindo Dina Masyusin di Rawa Buaya RW 11, Cengkareng, Jakarta Barat dihadiri oleh tokoh masyarakat dan para pemuda. Salah seorang tokoh masyarakat di Rawa Buaya RW 11, Cengkareng, Jakarta Barat, Sahroni berharap wakil rakyat dari Perindo bisa merealisasikan seluruh masukan masyarakat.

    “Terutama tentang materi yang disampaikan, karena memang suatu masyarakat pemuda akan menjadi penggerak. Jika pemudanya baik, insyaAllah ke depan, maka masyarakat akan tertata dengan baik,” kata Sahroni saat ditemui di lokasi, Minggu (19/1/2025).

    Dengan adanya sosialisasi Perda Kepemudaan, ia berharap seluruh pemuda bisa lebih terarah untuk menjalani kehidupan. “Dengan yang disampaikan berkaitan dengan pembinaan, pembinaan itu yang sangat diharapkan oleh pemuda-pemuda kami, remaja-remaja kami, di mana mereka agar lebih tertata, terarah dalam menghadapi kehidupan seperti sekarang ini,” katanya.

    Karena itu, Sahroni berharap seluruh masukan dan keluhan yang sudah disampaikan kepada politikus Partai Perindo Dina Masyusin bisa terealisasi. “Karena memang itu adalah kebutuhan urgen di lingkungan kami. Kami sangat membutuhkan apa yang tadi disampaikan. Mudah-mudahan bisa terealisasi dengan cepat, sehingga dapat terlaksana dan berjalan. Dan kebutuhan remaja di lingkungan kami sudah terpenuhi,” katanya.

    Sementara itu, Anggota DPRD DKI Jakarta dari Partai Perindo, Dina Masyusin mengaku banyak menerima masukan tentang bagaimana memberdayakan pemuda agar tidak terjerumus hal-hal negatif, seperti tawuran hingga penyalahgunaan narkoba.

    “Banyak sekali masukan-masukan tentang kepemudaan terkait dengan bagaimana memberdayakan pemuda supaya pemuda tidak menyalahgunakan, tidak terjangkit atau ikut-ikutan hal-hal yang negatif, contoh tawuran, contoh narkoba,” katanya.

    Tak hanya masukan, ia juga mengaku menerima keluhan dari pemuda terkait fasilitas serta sarana dan prasarana di wilayah tersebut. “Banyak sekali keluhannya terkait bagaimana fasilitas yang belum ada, bagaimana dengan diperlukan pelatihan-pelatihan yang harus dilakukan supaya kepemudaan di DKI Jakarta bisa jauh lebih baik sesuai dengan harapan pemerintah,” katanya.

    “Di antaranya pelatihan. Lapangan sepak bola belum ada gawangnya, gawangnya baru ada bambu, terus sarana-prasarananya belum lengkap,” katanya.

    Dia menambahkan, rencananya dia akan menindaklanjuti laporan dari masyarakat yang kemudian akan disampaikan langsung ke pihak terkait. “Jadi yang menjadi keluhan atau keinginan daripada masyarakat, coba kita sortir, kita akomodir, dan kita akan sampaikan supaya itu diwujudkan. Sampaikan ke mana? Kepada dinas-dinas terkait,” katanya.

    (abd)

  • Anggota DPRD Jakarta dari Perindo Gelar Sosialiasi Kepemudaan di Cengkareng Jakbar

    Anggota DPRD Jakarta dari Perindo Gelar Sosialiasi Kepemudaan di Cengkareng Jakbar

    loading…

    Anggota DPRD DKI Jakarta dari Partai Perindo, Dina Masyusin menggelar sosialisasi Peraturan Daerah (Perda) tentang Kepemudaan di Rawa Buaya RW 11, Cengkareng, Jakarta Barat. FOTO/RIYAN RIZKI ROSHALI

    JAKARTA – Anggota DPRD DKI Jakarta dari Partai Perindo , Dina Masyusin menggelar sosialisasi Peraturan Daerah (Perda) tentang Kepemudaan di Rawa Buaya RW 11, Cengkareng, Jakarta Barat. Ia mengaku banyak menerima masukan dari warga tentang kepemudaan.

    “Hari ini kita sosialisasi Perda tentang Kepemudaan. Hari ini kami datang ke wilayah, ke masyarakat, untuk menyosialisasikan Perda yang ada di DKI Jakarta kepada masyarakat,” kata Dina saat ditemui di lokasi, Minggu (19/1/2025).

    Dina mengaku banyak menerima masukan tentang bagaimana memberdayakan pemuda sehingga tidak terjerumus hal-hal negatif seperti tawuran hingga penyalahgunaan narkoba.

    “Banyak sekali masukan-masukan tentang kepemudaan terkait dengan bagaimana memberdayakan pemuda supaya pemuda tidak menyalahgunakan, tidak terjangkit atau ikut-ikutan hal-hal yang negatif, contoh tawuran, contoh narkoba,” ujarnya.

    Tak hanya masukan, Masyusin juga mengaku menerima keluhan dari pemuda mulai dari fasilitas, pelatihan hingga sarana dan prasarana di wilayah tersebut.

    “Banyak sekali keluhannya terkait bagaimana fasilitas yang belum ada, bagaimana dengan diperlukan pelatihan-pelatihan yang harus dilakukan supaya kepemudaan di DKI Jakarta bisa jauh lebih baik sesuai dengan harapan pemerintah,” ungkapnya.

    “Di antaranya pelatihan. Lapangan sepak bola belum ada gawangnya, gawangnya baru ada bambu, terus sarana-prasarananya belum lengkap,” katanya.

    Dina Masyusin akan menindaklanjuti laporan dari masyarakat yang kemudian akan disampaikan langsung ke pihak terkait. “Jadi yang menjadi keluhan atau keinginan daripada masyarakat, coba kita sortir, kita akomodir, dan kita akan sampaikan supaya itu diwujudkan. Sampaikan ke mana? kepada dinas-dinas terkait,” katanya.

    (abd)

  • Kendaraan Wajib Punya Asuransi TPL Tahun Ini, Gaikindo Bilang Begini

    Kendaraan Wajib Punya Asuransi TPL Tahun Ini, Gaikindo Bilang Begini

    Jakarta

    Kewajiban asuransi third party liability (TPL) untuk kendaraan bermotor berlaku 2025. Kebijakan ini dirasa bisa memberatkan lantaran pasar otomotif yang sudah lesu.

    Asuransi TPL merupakan jenis asuransi untuk kendaraan bermotor untuk memberikan perlindungan terhadap risiko yang timbul ketika pemilik asuransi menyebabkan kerusakan pada kendaraan lain atau cedera pada orang lain saat berkendara. Termasuk juga biaya hukum dan ganti rugi yang mungkin harus dibayarkan.

    Asuransi itu berbeda dari asuransi Comprehensive (All Risk) dan Total Loss Only (TLO) yang lebih umum. Asuransi TPL tidak memberi jaminan kepada kendaraan pemilik asuransi sendiri.

    Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara menggunakan istilah “berburu di kebun binatang” saat munculnya kewajiban asuransi TPL. Artinya, saat ini pengenaan tarif tambahan sekadar itu-itu saja, khususnya di sektor otomotif.

    “Kita nggak tahu, ya (perkembangan kewajiban asuransi TPL). Orang kan beli mobil sudah pakai asuransi. Masalahnya kalau lihat itu (asuransi TPL), kayak berburu binatang dalam kebun binatang. Sasarannya jelas,” kata Sekretaris Utama Gaikindo, Kukuh Kumara di Jakarta, belum lama ini.

    Mobil di Indonesia saat ini hampir 50 persen sudah dikenakan pajak. Belum lagi pasar menghadapi tantangan berupa kenaikan pajak pertambahan nilai, serta pungutan opsen pajak di masing-masing provinsi.

    “Pajak kena, dari (harga off the road) Rp 100 juta, jadi Rp 150 juta. Tambah lagi sekarang asuransi,” sambung dia.

    Di sisi lain, kondisi antara harga dan pendapatan masyarakat Indonesia seperti buaya mangap.

    “Harga mobil kita itu naiknya rata-rata 7,5 persen per tahun. Sementara income masyarakat kelas menengah tadi, naiknya di batasan inflasi 3 persen. Jadi (kondisinya) makin lama, kayak mulut buaya (jarak harga mobil dan pendapatan), nganga terus. Nggak mampu beli mobil,” kata Kukuh Kumara di Gedung Kemenperin, Jakarta, belum lama ini.

    Diketahui, data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan 9,48 juta warga kelas menengah Indonesia turun kelas dalam lima tahun terakhir, proporsinya menjadi hanya 47,85 juta. Kini, proporsinya hanya 17,13% dari total populasi, turun dari 21,45% pada lima tahun silam. Padahal, proporsi kelas menengah diharapkan mencapai sekitar 70% dari total populasi pada 2045.

    Kelas menengah yang turun kasta ini juga bikin penurunan daya beli, khususnya di sektor otomotif.

    “Daya beli yang utama kalau kita lihat lebih lanjut, kemampuan dari kelas menengah kita. Kalau teman-teman melihat apa yang dilaporkan BPS dari 2019-2024, di mana jumlah kelas menengah kita berkurang,” kata Ekonom Senior, Raden Pardede dalam kesempatan yang sama.

    Faktanya belum semua masyarakat Indonesia paham tentang kewajiban asuransi ini.

    Populix meluncurkan laporan terbaru berjudul “Sentimen Masyarakat terhadap Program Wajib Asuransi Kendaraan”. Laporan ini mengungkapkan kurangnya pemahaman publik serta berbagai kesalahan persepsi terkait rencana program wajib asuransi Third Party Liability (TPL) dari survei kepada lebih dari 1.000 responden, dengan mayoritasnya adalah pekerja kelas menengah atas dengan sebagian besar berpendapatan bulanan hingga Rp 5 juta.

    “Sayangnya, dari seluruh responden yang 95%-nya memiliki kendaraan bermotor, hanya dua dari lima yang memahami program ini secara menyeluruh. Padahal, apabila mengacu pada peraturan perundang-undangan, program ini diharapkan mulai berlaku dua tahun setelah UU PPSK diterbitkan, yaitu pada Januari 2025 ini,” kata Indah Tanip, VP of Research Populix dalam keterangannya.

    (riar/rgr)

  • Ratusan Rumah di 3 Kecamatan di Bangka Barat Terendam Banjir

    Ratusan Rumah di 3 Kecamatan di Bangka Barat Terendam Banjir

    Pangkalpinang, Beritasatu.com – Ratusan rumah di tiga kecamatan di Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung, terendam banjir, Sabtu (18/1/2025). Sejumlah ruas jalan ditutup dan ratusan kendaraan mogok karena terendam air.

    Salah satu warga yang terdampak banjir, Muri mengatakan, air sudah meluap sejak Sabtu sekitar pukul 05.00 WIB. “Air meluap sejak pagi tadi, sudah membanjiri pasar di Kecamatan Parit Tiga ini,” kata Muri.

    Kepala BPBD Kabupaten Bangka Barat Bastomi mengatakan, curah hujan tinggi mengakibatkan tiga kecamatan terendam banjir dengan ketinggian yang bervariasi.

    “Ada tiga kecamatan yang terendam banjir yaitu Kecamatan Mentok, Kecamatan Parit Tiga, dan Kecamatan Jebus. Tinggi banjir bervariasi, dari 30 cm hingga 70 cm,” kata Bastomi.

    Bastomi mengungkapkan hingga kini belum diketahui secara pasti jumlah rumah yang terdampak, tetapi diperkirakan ratusan rumah terdampak banjir Bangka Barat.

    “Rumah yang terendan belum dilakukan pendataan karena hujan masih terus turun. Masyarakat harus selalu waspada karena hujan tidak ada henti-hentinya, terutama harus waspada kepada hewan yang masuk ke rumah, terutama buaya dan ular,” katanya terkait banjir di Bangka Barat.
     

  • Ratusan Rumah di Bangka Barat Terendam Banjir, 3 Kecamatan Terdampak Parah

    Ratusan Rumah di Bangka Barat Terendam Banjir, 3 Kecamatan Terdampak Parah

    Pangkalpinang, Beritasatu.com – Curah hujan tinggi mengakibatkan banjir besar merendam ratusan rumah di tiga kecamatan di Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Peristiwa ini juga menyebabkan sejumlah ruas jalan ditutup dan ratusan kendaraan mengalami kerusakan akibat mogok.

    Muri, salah satu warga terdampak banjir di Kecamatan Parit Tiga, mengungkapkan air mulai meluap sejak dini hari sekitar pukul 05.00 WIB. Luapan air telah membanjiri jalan raya hingga pasar setempat.

    “Air meluap sejak pagi tadi, sudah membanjiri pasar di Kecamatan Parit Tiga ini,” kata Muri, Sabtu (18/1/2025).

    Menurutnya, tingginya genangan air menyebabkan banyak jalan raya ditutup dan ratusan kendaraan mogok di tengah banjir.

    Kepala BPBD Kabupaten Bangka Barat Bastomi menyatakan, banjir melanda tiga kecamatan, yakni Kecamatan Mentok, Parit Tiga, dan Jebus. Ketinggian air di setiap wilayah bervariasi, mulai dari 30 sentimeter (cm) hingga mencapai 70 cm di beberapa lokasi tertentu.

    “Ada tiga kecamatan yang terendam banjir, yaitu Kecamatan Mentok, Parit Tiga, dan Jebus. Di Kecamatan Parit Tiga, ada tempat tertentu yang ketinggian airnya mencapai 70 cm, sementara di tempat lain sekitar 50 cm hingga 30 cm,” jelas Bastomi.

    Hingga kini, jumlah pasti rumah yang terdampak banjir belum dapat diketahui karena hujan masih terus mengguyur wilayah tersebut. Namun, diperkirakan ratusan rumah telah terendam.

    Bastomi mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama terhadap potensi bahaya hewan liar seperti ular dan buaya yang mungkin masuk ke permukiman akibat banjir.

    “Pendataan rumah yang terdampak belum selesai karena hujan masih berlangsung. Kami mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama terhadap hewan liar seperti buaya dan ular yang mungkin masuk ke rumah,” tambahnya.

    Selain merendam rumah, banjir juga mengakibatkan gangguan transportasi. Sejumlah jalan utama di tiga kecamatan terpaksa ditutup karena genangan air yang tinggi, membuat banyak kendaraan mogok.

    Pihak BPBD bersama instansi terkait terus memantau situasi dan melakukan langkah-langkah penanganan untuk membantu warga yang terdampak banjir.

  • Naiknya Harga Mobil Vs Pendapatan Orang RI Tak Sebanding, Kayak Buaya Mangap!

    Naiknya Harga Mobil Vs Pendapatan Orang RI Tak Sebanding, Kayak Buaya Mangap!

    Jakarta

    Penjualan mobil baru di Indonesia tidak tembus satu juta unit. Selain faktor masyarakat kelas menengah yang turun kasta, dan lebih memilih mobil bekas. Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengungkapkan kenaikan harga mobil tidak sama dengan besaran pendapatan masyarakat. Kondisi antara harga dan pendapatan masyarakat Indonesia seperti buaya mangap.

    “Harga mobil kita itu naiknya rata-rata 7,5 persen per tahun. Sementara income masyarakat kelas menengah tadi, naiknya di batasan inflasi 3 persen. Jadi (kondisinya) makin lama, kayak mulut buaya (jarak harga mobil dan pendapatan), nganga terus. Nggak mampu beli mobil,” kata Kukuh Kumara di Gedung Kemenperin, Jakarta, belum lama ini.

    Diketahui dalam Data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan 9,48 juta warga kelas menengah Indonesia turun kelas dalam lima tahun terakhir, proporsinya menjadi hanya 47,85 juta. Kini, proporsinya hanya 17,13% dari total populasi, turun dari 21,45% pada lima tahun silam. Padahal, proporsi kelas menengah diharapkan mencapai sekitar 70% dari total populasi pada 2045.

    Kelas menengah yang turun kasta ini juga bikin penurunan daya beli, khususnya di sektor otomotif.

    “Daya beli yang utama kalau kita lihat lebih lanjut, kemampuan dari kelas menengah kita. Kalau teman-teman melihat apa yang dilaporkan BPS dari 2019-2024. Di mana jumlah kelas menengah kita berkurang,” kata Ekonom Senior, Raden Pardede dalam kesempatan yang sama.

    Lebih lanjut Kukuh mengatakan kelas menengah bukannya tidak membeli mobil. Dia mengungkapkan data penjualan mobil bekas justru lebih tinggi dari total pasar otomotif kendaraan baru.

    “Kelas menengah beli mobil. Belakangan mereka belinya adalah beli mobil bekas. Jadi mobil bekas sekarang itu laku. Karena lebih transparan, cacatnya di mana, bekas baret di mana, kena banjir atau tidak. Ada semua,” ungkap Kukuh.

    “Ternyata itu ada jawaban lain. Kita belum punya data exact-nya. Pasar mobil bekasnya diperkirakan 1,8 juta unit setahun,” kata Kukuh.

    “Sementara mobil barunya hanya 1 juta. Total 1,8 juta. Alangkah eloknya kita bisa manfaatkan untuk kendaraan-kendaraan baru,” jelasnya lagi.

    Harga mobil baru di Indonesia juga dibentuk dari berbagai instrumen pajak. Bisa nyaris 50 persen merupakan tarif pengenaan pajak yang dibebankan ke konsumen.

    Tahun ini industri otomotif juga menghadapi tantangan dengan hadirnya opsen pajak. Meski beberapa daerah sedang melakukan relaksasi berupa pemotongan diskon pajak.

    Lantas apa jadinya jika opsen pajak diberlakukan sepenuhnya? berdasarkan hitung-hitungan Pengamat Otomotif dari LPEM UI, Riyanto, kenaikan harga mobil bisa sampai 6,2 persen. Dengan asumsi opsen diberlakukan ke semua wilayah, serta pungutan pajak kendaraan bermotor 1,2 persen dan bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB) 12 persen.

    “Kalau sebelum ada opsen itu kira-kira pajak mobil itu dijumlah sekitar 40 persen. Jadi kalau harga off the road-nya Rp 100 juta, on the road-nya jadi Rp 140 juta,” kata Riyanto.

    “Begitu ada opsen, opsen itu kan 66 persen dari PKB, 66 persen dari BBNKB, kira-kira bisa bertambah sekitar 9 persen. Jadi 49 persen adalah pajak. Jadi kalau ini berlaku seluruhnya, harga mobil akan naik sekitar 6,2 persen,” kata Riyanto.

    “Kalau harganya Rp 200 juta, naik jadi 212-213 juta. Jadi cukup besar,” jelas dia.

    (riar/dry)

  • Penjualan Lesu-Kelas Menengah Turun, Pabrikan Diminta Jangan Ambil Untung Kebanyakan

    Penjualan Lesu-Kelas Menengah Turun, Pabrikan Diminta Jangan Ambil Untung Kebanyakan

    Jakarta

    Ekonom Senior Raden Pardede mengungkapkan penyebab otomotif stagnan dalam 10 tahun terakhir, bahkan terus turun tidak bisa tembus satu juta unit. Salah satu penyebabnya adalah jumlah kelas menengah yang turun.

    Data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan 9,48 juta warga kelas menengah Indonesia turun kelas dalam lima tahun terakhir, proporsinya menjadi hanya 47,85 juta. Kini, proporsinya hanya 17,13% dari total populasi, turun dari 21,45% pada lima tahun silam. Padahal, proporsi kelas menengah diharapkan mencapai sekitar 70% dari total populasi pada 2045.

    “Daya beli yang utama kalau kita lihat lebih lanjut, kemampuan dari kelas menengah kita. Kalau teman-teman melihat apa yang dilaporkan BPS dari 2019-2024. Di mana jumlah kelas menengah kita berkurang,” kata Raden dalam Forum Wartawan Industri (Forwin) “Prospek Industri Otomotif 2025 dan Peluang Insentif dari Pemerintah” di Jakarta, Selasa (14/1/2024).

    Menyusutnya penjualan mobil itu juga disebabkan kelas menengah turun. Pemberian insentif untuk mendongkrak daya beli sifatnya hanya sementara.

    “Kata kunci adalah kelas menengah,” kata Raden.

    “Masa depan industri otomotif Indonesia secara keseluruhan potensinya sangat luar biasa kalau kita bisa mencapai visi 2045 dengan kelas menengah yang sama. That’s the key poin,” tambahnya lagi.

    PPN menjadi 12% dinilai akan semakin menghantam kelas menengah di Indonesia. Kenaikan PPN meningkatkan biaya hidup secara keseluruhan.

    Belum lagi pungutan opsen pajak yang berlaku 2025. Meskipun saat ini beberapa daerah melakukan relaksasi berupa potongan diskon pajak kendaraan bermotor (PKB).

    “Insentif boleh-boleh saja, semua insentif itu bersifat sementara. Sebetulnya yang utama daya beli.” kata Raden.

    Raden juga berpesan agar pabrikan tidak mengambil keuntungan yang banyak saat terjadinya pelemahan daya beli.

    “Di samping itu, jangan pula pengusaha dalam situasi sekarang ini mengambil margin terlalu banyak. Keseimbangan itu yang harus diperhatikan,” kata dia.

    Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara mengungkapkan penyebab harga mobil di Indonesia yang semakin tidak terjangkau juga dikarenakan kenaikan pendapatan masyarakat tidak diimbangi dengan pendapatan masyarakat.

    “Harga mobil kita itu naiknya rata-rata 7,5 persen per tahun. Sementara income masyarakat kelas menengah tadi, naiknya di batasan inflasi 3 persen. Jadi (kondisinya) makin lama, kayak mulut buaya, nganga terus. Nggak mampu beli mobil,” jelas Kukuh.

    Berdasarkan dinamika yang bakal terjadi saat ini, Gaikindo memproyeksikan target penjualan mobil di Indonesia belum tembus satu juta unit.

    “Kita belum duduk bareng (penetapan target 2025), belum menghitung secara rinci, kalau tahun kemarin saja, tidak ada opsen kita satu juta saja tidak dapat. Tahun ini kita harapkan dengan model baru, dan sebagainya, dan perkembangannya ada opsen yang ditunda, kita kalau mau optimis di 900-an (ribuan),” kata Kukuh.

    (riar/dry)

  • Kekhawatiran Masyarakat Batam Akibat Lepasnya Buaya dari Penangkaran
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        17 Januari 2025

    Kekhawatiran Masyarakat Batam Akibat Lepasnya Buaya dari Penangkaran Regional 17 Januari 2025

    Kekhawatiran Masyarakat Batam Akibat Lepasnya Buaya dari Penangkaran
    Tim Redaksi
    BATAM, KOMPAS.com
    – Masyarakat
    Kota Batam
    , Kepulauan Riau, belakangan ini dihebohkan oleh isu tentang lepasnya buaya dari penangkaran di Pulau Bulan, Kecamatan Bulang.
    Isu ini tidak hanya menarik perhatian warga setempat, tetapi juga pihak Kepolisian,
    BKSDA Batam
    , masyarakat pesisir, dan Pemerintah Kota Batam.
    Penampakan buaya yang mulai memasuki wilayah pemukiman membuat para nelayan di sekitar Kecamatan Bulang merasa takut untuk melaut.
    Kronologi lepasnya buaya ini bermula dari unggahan seorang pengguna media sosial pada hari Senin, 13 Januari 2025.
    Dalam video berdurasi 39 detik tersebut, terlihat buaya dewasa berukuran sekitar 3 meter berada di muara sungai.
    Video ini direkam di Pulau Mengkadah, yang berjarak 600 meter dari Pulau Bulan.
    Kapolsek Bulang, Iptu Adyanto Syofyan, membenarkan perihal lepasnya buaya dari penangkaran.
    Menurutnya, hal ini disebabkan ambruknya pagar penangkaran akibat hujan dengan intensitas tinggi yang melanda Batam selama empat hari berturut-turut.
    Iptu Adyanto menyebutkan bahwa terdapat lima ekor buaya dewasa yang lepas, dan pencarian masih dilakukan di sekitar perairan Pulau Bulan.
    Pada dini hari Selasa, 14 Januari 2025, pihak kepolisian yang dibantu oleh warga dan petugas dari PT Jagat Perkasa Karunia (JPK) berhasil mengamankan tiga ekor buaya dewasa.
    Satu ekor buaya ditemukan di muara Pulau Mengkadah, sedangkan satu ekor lainnya diamankan di wilayah Pulau Bulan.
    Satu ekor buaya lagi kembali ke wilayah penangkaran dengan sendirinya.
    Untuk menemukan dua buaya lainnya, pihak kepolisian bersama pengelola dan BKSDA berencana melakukan patroli malam.
    Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Batam memiliki data yang berbeda dengan pihak kepolisian mengenai jumlah buaya yang lepas.
    BKSDA melaporkan telah menangkap tiga ekor buaya lagi di wilayah pemukiman penduduk Pulau Buluh, sehingga total buaya yang diamankan kini berjumlah enam ekor.
    Kepala BKSDA Batam, Tomy, mengonfirmasi bahwa ada dugaan jumlah buaya yang lepas mencapai sepuluh ekor atau lebih.
    Warga Pulau Buluh dan pulau-pulau sekitar merasa skeptis terhadap klaim pihak kepolisian dan PT JPK mengenai jumlah buaya yang lepas.
    Beberapa warga melaporkan telah melihat lebih dari lima ekor buaya di sekitar perairan dan bahkan ada yang melintasi kolong rumah.
    Penampakan buaya juga dilaporkan di berbagai wilayah lain, seperti pulau Terong, pulau Mengkadah, dan bahkan di Pulau Geranting yang cukup jauh dari lokasi penangkaran.
    Safet, salah satu warga Pulau Buluh, menegaskan, “Pernyataan lima buaya itu darimana, jangan asal begitu, kalau makan korban bagaimana siapa yang mau tanggung jawab?” Tokoh masyarakat setempat juga mengungkapkan bahwa mereka masih melakukan patroli secara mandiri untuk menjaga keamanan di perairan.
    Wakil Ketua I DPRD Batam, Aweng Kurniawan, mendesak PT JPK sebagai pengelola penangkaran buaya untuk bertanggung jawab atas insiden lepasnya buaya tersebut.
    Ia meminta perusahaan untuk memberikan informasi akurat mengenai jumlah buaya yang lepas, mengingat total buaya di penangkaran berjumlah 800 ekor.
    Aweng menekankan bahwa keselamatan warga harus menjadi prioritas utama, dan DPRD akan mengawal penyelesaian masalah untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
    Dengan segala tindakan yang diambil, diharapkan insiden ini tidak menimbulkan dampak lebih lanjut bagi masyarakat dan memastikan keselamatan warga serta perlindungan terhadap satwa liar.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 2 Buaya Masih Lepas, Pagar Kolam Penangkaran Pulau Bulan Batam Jebol 70 Meter

    2 Buaya Masih Lepas, Pagar Kolam Penangkaran Pulau Bulan Batam Jebol 70 Meter

    BATAM- Seksi Konservasi Wilayah II Batam Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mengungkap kronologi jebolnya dinding kolam penangkaran buaya di Pulau Bulan, Kota Batam yang mengakibatkan sejumlah buaya keluar dari penangkaran.

    Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Batam BBKSDA Riau Tommy Steven Sinambela mengemukakan kejadian jebolnya dinding atau pagar atau tembok kolam penangkaran buaya milik PT Perkasa Jagat Karunia (PJK) dilaporkan terjadi pada Senin (13/1) pukul 06.26 WIB.

    “Jebolnya tembok atau pagar kolam itu pertama kali diketahui oleh dua petugas keamanan yang selesai berpatroli,” katanya dilansir ANTARA, Kamis, 16 Januari.

    Tanggul atau tembok pagar kolam penangkaran itu jebol di dua titik masing-masing sepanjang lebih kurang 70 meter.

    Kejadian tersebut dilaporkan ke manajer perusahaan dan diteruskan ke BBKSDA Riau serta Polsek Bulang.

    Siang itu sekitar pukul 12.52 WIB tim dari BBKSDA Riau, Polsek Bulang, Bhabinkamtibmas Batu Legong, Babinsa Batu Legong, Babinsa Pantai Gelam, Babinsa Pulau Buluh, dan Babinpotmar Pulau Mengkada langsung ke lokasi penangkaran di Pulau Bulan untuk melihat kondisi penangkaran tersebut.

    Dari pengecekan tersebut, diduga hujan yang turun selama tiga hari berturut-turut tersebut menyebabkan debit atau volume air berlebih atau banjir yang menyebabkan sirkulasi air kolam penangkaran tidak mampu lagi mengontrol volume tiga lapis tanggul atau tembok.

    “Pihak penangkaran sudah melakukan pengamanan awal di area kolam untuk mengantisipasi agar buaya yang berada di dalam kolam tidak keluar,” kata Tommy.

    Berdasarkan informasi dari pihak penangkaran jumlah buaya yang berada di kolam penangkaran sekitar 200 ekor.

    Buaya yang diperkirakan keluar dari kolam penangkaran kurang lebih lima ekor.

    “Kami sudah bentuk tim gabungan untuk patroli dari hari kejadian, dan sudah kami dapatkan tiga ekor buaya dari lima ekor yang lepas,” ujarnya.

    Sejak kejadian sudah dilakukan pembuatan pagar sementara di sekeliling area kolam penangkaran. Pekerja kolam penangkaran siaga untuk mengantisipasi buaya yang masih berada di dalam kolam.

    “Patroli bersama masih terus dilakukan selama beberapa hari ke depan,” kata Tommy.