Hewan: buaya

  • Kemunculan 4 Buaya di Kali Cengkareng PIK Bikin Geger, Sering Terlihat Berjemur

    Kemunculan 4 Buaya di Kali Cengkareng PIK Bikin Geger, Sering Terlihat Berjemur

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

    TRIBUNJAKARTA.COM, PENJARINGAN – Kemunculan buaya di aliran Kali Cengkareng, kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Penjaringan, Jakarta Utara, menggegerkan warga setempat pada Minggu (26/1/2025).

    Keberadaan hewan buas itu bahkan sempat terekam video amatir warga dan viral di media sosial.

    Dalam video yang beredar, buaya tersebut muncul di permukaan air dan sesekali naik ke gundukan tanah di bawah turap kali.

    Kemunculan buaya ini dibenarkan oleh petugas UPS Badan Air Kecamatan Penjaringan, Lukman.

    Menurut Lukman, bukan sekali itu saja buaya terlihat muncul di aliran kali tempat dirinya biasa membersihkan sampah.

    Bahkan, ungkap Lukman, tak cuma satu ekor buaya yang kerap kali dilihatnya, melainkan empat ekor.

    “Jumlahnya ada empat, tidak muncul semua. Kadang satu, kadang dua, tidak muncul semua. Kalau yang besar ukurannya berapa dua meter lebih,” kata Lukman, Selasa (28/1/2025). 

    Buaya-buaya itu biasanya terlihat sebagian tubuhnya ketika berenang di permukaan air.

    Namun, tak jarang juga omnivora amfibi itu terlihat berjemur di gundukan tanah yang berada di sepanjang aliran kali, persisnya di bawah jembatan.

    “Kalau siang muncul dia, munculnya (pada saat) berjemur, nyari matahari,” ungkap Lukman.

    Meski mengaku sempat khawatir dengan keberadaan buaya di aliran kali itu, Lukman kini menganggapnya hal biasa.

    “Takut ya takut ya kita, cuma selama kita nggak ganggu, dia biasa saja. Yang penting nyaman saja, cuma kadang kaget saja kalau muncul,” pungkasnya.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Teror Buaya Hantui Nelayan Batam, Ekspor Ikan Hoki Imlek ke Singapura dan Malaysia Jadi Melempem

    Teror Buaya Hantui Nelayan Batam, Ekspor Ikan Hoki Imlek ke Singapura dan Malaysia Jadi Melempem

     

    Liputan6.com, Batam – Ada yang berbeda dengan perayaan Imlek tahun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ikan Dingkis, makanan khas masyarakat Tionghoa di Batam, Singapura, dan Malaysia, yang disajikan tiap Imlek tidak sebanyak tahun lalu. Hal itu disampikan Haji Salam, seorang nelayan Belakang Padang. 

    “Tangkapan Dingkis saat ini turun drastis dibanding tahun lalu,” kata Haji Tempos, sapaan akrabnya, saat meninjau alat tangkap tancap (kelong) miliknya di Pulau Pocong, Belakang Padang.

    Ia menuturkan salah satu penyebab berkurangnya tangkapan ikan Dingkis adalah adanya teror buaya. Buaya-buaya yang lepas di Penangkaran di perairan Pulau Bulan, kecamatan Bulang, Kota Batam beberapa waktu lalu, menyebabkan sebagian nelayan enggan turun melaut, mereka takut. 

    “Kemarin buaya yang lepas sudah masuk ke pulau Gerenting, Belakang Padang,” kata Haji Tempos.

    Bahkan sebelumnya kata Salam ada nelayan yang diterkam upaya di Pulau Jaloh.

    Nelayan yang memiliki 17 alat tangkap khusus itu mengaku ikan Dingkis merupakan salah satu ikan yang memiliki nilai ekonomi tinggi di saat Imlek.

    “Ikan Dingkis kalau hari biasa harganya cuma Rp35 ribu per kilo, kalau Imlek harganya bisa Rp300 ribuan per kilo, 27 sampai 30 dolar Singapura,” katanya.

    Dirinya juga menuturkan, ikan Dingkis menjadi sajian istimewa saat Imlek karena memiliki telur, dan dianggap sebagai ikan pembawa hoki. Masyarakat Tionghoa, kata Haji Tempos, banyak yang percaya, orang yang memakan ikan Dingkis yang ada telornya saat imlek akan mendatangkan hoki.

    Tapi sayang, tahun ini tangkapan ikan Dingkis para nelayan tidak sebanyak tahun lalu. Biasanya dua hari sebelum Imlek, nelayan bisa mendapatkan ikan Dingkis seberat 60 kilogram per kelong.

     

  • Oemah Herborist Rawat Kecantikan Alami Khas Indonesia Bareng Shopee

    Oemah Herborist Rawat Kecantikan Alami Khas Indonesia Bareng Shopee

    Jakarta, CNBC Indonesia – Hasil riset Statista pada akhir 2024, menunjukkan pasar skincare berbahan alami di Indonesia diproyeksikan tumbuh sebesar 6,84% per tahun, mulai tahun 2025 hingga 2029 mendatang. Hal tersebut menunjukkan potensi industri kecantikan di Tanah Air.

    Peran aktif brand kecantikan lokal lewat inovasi dan kesadaran masyarakat terhadap produk kecantikan yang berkualitas turut mendorong pertumbuhan industri ini.

    Salah satu brand kecantikan lokal yang berhasil secara konsisten bersinar mewarnai industri kecantikan lokal, adalah Oemah Herborist. Hadir dengan misi menghadirkan produk kecantikan berbahan baku alami khas Indonesia, Oemah Herborist kini sukses menjadi salah satu produk kecantikan lokal, yang menjadi top of mind masyarakat Indonesia. Dengan menggabungkan warisan tradisional dan teknologi modern, brand ini berhasil menghadirkan produk unggulan yang dapat menarik daya beli pembeli. Beberapa jenis produk Oemah Herborist seperti Oemah Herborist Body Butter, Herbal Soap, dan Body Scrub senantiasa menjadi pilihan favorit dalam melindungi berbagai jenis karakter kulit tropis masyarakat Indonesia. 

    Foto: Dok: Ist
    Oemah Herborist

    Founder Oemah Herborist, Billy Hartono Salim mengatakan, Oemah Herborist berangkat dari kearifan tradisi lokal, sebuah pengalaman dalam memahami dan menggali warisan budaya dan kekayaan alam untuk kecantikan wajah Indonesia. Oemah Herborist senantiasa menggunakan bahan baku alami Tanah Air yang memiliki kandungan berkualitas tinggi yang terbukti secara turun temurun.

    “Dengan inovasi yang berkelanjutan, kami ingin meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa kecantikan alami dapat diperoleh menggunakan produk lokal berkualitas tinggi yang dikembangkan dengan standar global. Peran kemajuan teknologi, seperti platform e-commerce, layaknya Shopee telah menghadirkan peluang luar biasa bagi kami untuk mewujudkan hal tersebut, terutama dalam menjangkau banyak generasi muda yang kini lebih terbuka untuk mencoba produk loka,” ujar Billy.

    “Alhasili, kami dapat terus mempopulerkan ragam produk tradisional dengan cara yang lebih interaktif, sehingga bahan baku alami Indonesia tetap dapat terus berkembang di tengah perkembangan zaman,”imbuh Billy dikutip Minggu (26/1/2025).

    Perjalanan Oemah Herborist Menghadirkan Produk Alami dari Akar Tradisi

    Sejak awal berdiri di tahun 2013, Oemah Herborist berkomitmen untuk meredefinisi kecantikan alami Indonesia. Terinspirasi dari resep tradisional turun-temurun peninggalan nenek moyang, Herborist telah menciptakan banyak inovasi produk dengan memanfaatkan bahan-bahan lokal terbaik seperti ekstrak lidah buaya, bunga mawar, dan berbagai herbal lainnya. “Kami bertekad senantiasa memaksimalkan potensi bahan alami Indonesia untuk menciptakan produk berkualitas yang relevan dengan kebutuhan konsumen masa kini,” tambah Billy.

    Foto: Dok: Ist
    Oemah Herborist

    Oemah Herborist juga memiliki program spesial yang berkonsep unik dengan menggabungkan wisata edukasi dan pengalaman berbelanja untuk mempromosikan lini produk mereka, melalui tur pabrik kecantikan mereka yang berlokasi di Kota Semarang, Jawa Tengah dan Kawasan Bedugul, di Pulau Bali. Program ini memungkinkan pengunjung menyaksikan langsung proses produksinya dari awal. Tur dimulai dengan pengamatan proses riset di laboratorium, dilanjutkan dengan pengenalan berbagai tanaman herbal asli Indonesia, dan diakhiri dengan tahapan produksi, pengemasan, hingga produk jadi yang siap dipasarkan

    Shopee Live dan Shopee Video Menjadi Kunci Interaksi dan Kepercayaan Konsumen

    Keputusan bergabung dengan Shopee menjadi langkah strategis bagi Oemah Herborist dalam terus berinovasi dan bertumbuh. Hal ini dilakukan demi meningkatkan kapasitas bisnis & jangkauan pasar. Sejak bergabung bersama Shopee pada tahun 2016, Oemah Herborist terus beradaptasi, berinovasi, dan berinvestasi dalam memanfaatkan berbagai peluang yang disediakan Shopee, mulai dari rangkaian kampanye belanja angka kembar, hingga fitur interaktif Shopee Live dan Shopee Video.

    Peka terhadap perkembangan tren dan perilaku masyarakat yang kini kian menggemari metode Live Shopping, membuat mereka adaptif dalam menjadikan fitur Shopee Live dan Shopee Video sebagai salah satu kanal penjualan strategisnya. Melalui kedua fitur interaktif ini, Oemah Herborist mampu menjangkau lebih banyak konsumen sekaligus membangun serta mengelola hubungan yang lebih dekat dengan pengguna setianya.

    Kontribusi signifikan fitur Shopee Live pun terus menunjukkan performa penjualan positif dan konsisten Oemah Herborist di pasar kecantikan dalam negeri. Selama tahun 2024, Oemah Herborist merasakan peningkatan transaksi yang signifikan sejak aktif memanfaatkan kanal penjualan melalui fitur Shopee Live. Selain itu, produk Herborist Minyak Zaitun + Collagen serta Herborist Body Butter menjadi produk paling dicari oleh konsumen di fitur Shopee Live pada tahun lalu.

    “Fitur-fitur seperti Shopee Live memungkinkan kami untuk mempromosikan produk secara interaktif dan informatif dalam menjawab kebutuhan konsumen secara langsung. Tak hanya itu kami turut berkreasi memanfaatkan fitur Shopee Video untuk memberikan ragam kontenedukasi, rekomendasi, serta tips bermanfaat bagi pengguna untuk mengedukasi pengguna mengenai manfaat, khasiat, serta cara penggunaan produk yang ideal,” jelas Billy.

    Komitmen Oemah Herborist Melestarikan Warisan Lokal Bersama Shopee

    Ke depannya, Oemah Herborist akan terus mengoptimalkan berbagai peluang yang dihadirkan Shopee untuk terus berkembang menjadi brand kecantikan pilihan masyarakat Indonesia.

    “Membuka tahun 2025, Oemah Herborist berkomitmen untuk terus inovatif dan adaptif dalam meluncurkan ragam lini produk-produk terbaru yang relevan dengan tren kecantikan saat ini, dan terus mempertahankan warisan lokal. “Kami percaya bahwa Shopee tidak hanya membantu kami untuk memperluas jangkauan pasar, tetapi juga menghadirkan pengalaman belanja yang lebih mudah dan menyenangkan bagi para konsumen,” tutup Billy. 

    (bul/bul)

  • Kualitas udara Jakarta masuk kualitas sedang pada Minggu pagi

    Kualitas udara Jakarta masuk kualitas sedang pada Minggu pagi

    Jakarta (ANTARA) – Kualitas udara di DKI Jakarta berdasarkan data dari situs pemantau kualitas udara IQAir pada Minggu pagi masuk kategori sedang.

    Berdasarkan pantauan pada pukul 06.40 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 71 dengan angka partikel halus (particulate matter/PM) 2.5.

    Angka itu menjadikan Jakarta dengan kualitas udara terburuk ke-49 di dunia.

    Adapun kota dengan kualitas udara terburuk di dunia adalah Lahore (Pakistan) dengan indeks kualitas udara di angka 270. Kemudian di urutan kedua diikuti Karachi (Pakistan) di angka 213 dan di urutan ketiga diikuti Dhaka (Bangladesh) di angka 198.

    Sistem Informasi Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta juga menunjukkan bahwa kualitas udara di Jakarta berada pada kategori sedang.

    Kategori kualitas udara tersebut berarti tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika.

    Sejumlah wilayah yang terpantau Bundaran HI (55), Kelapa Gading (58), Jagakarsa (57), Kebon Jeruk (64) dan Lubang Buaya (45).

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Disbudpar Batam imbau pengelola wisata pantai waspada buaya lepas

    Disbudpar Batam imbau pengelola wisata pantai waspada buaya lepas

    Saya sudah sampaikan kepada pengelola destinasi wisata pantai, agar berhati-hati. Tapi jangan takut, cuma lebih berhati-hati saja. Kalau pantai yang ditutup tidak ada, cuma imbauan saja. Saya sudah surati kepada semua pengelola-pengelola

    Batam (ANTARA) – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam, Kepulauan Riau mengimbau pengelola wisata pantai agar waspada terhadap buaya yang lepas saat libur panjang dalam peringatan Isra Mi’raj dan Hari Raya Imlek.

    Kepala Disbudpar Kota Batam Ardiwinata saat dihubungi di Batam, Sabtu mengatakan terkait lepasnya buaya dengan jumlah yang belum jelas, pihaknya tidak meminta pengelola untuk menutup tempat usaha mereka, tetapi hanya mengimbau untuk waspada.

    “Saya sudah sampaikan kepada pengelola destinasi wisata pantai, agar berhati-hati. Tapi jangan takut, cuma lebih berhati-hati saja. Kalau pantai yang ditutup tidak ada, cuma imbauan saja. Saya sudah surati kepada semua pengelola-pengelola,” kata Ardiwinata.

    Ia menambahkan, mengingat adanya potensi bahaya yang bisa mengancam keselamatan pengunjung, diimbau agar pelaku usaha wisata pantai untuk segera mengambil langkah-langkah, di antaranya memberikan informasi kepada pengunjung mengenai kemungkinan munculnya hewan buaya di sekitar kawasan pantai, terutama bagi wisatawan yang berencana melakukan aktivitas di air, seperti berenang, berperahu atau kegiatan lainnya.

    “Meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas pengunjung, terutama di sekitar area pantai yang berdekatan dengan sungai, rawa, atau perairan lain yang mungkin menjadi jalur pergerakan hewan buaya,” ujar dia.

    Kemudian mengatur dan menjaga jarak aman dengan lokasi yang berisiko tinggi ditemuinya hewan buaya, seperti area muara sungai atau tempat-tempat yang berdekatan dengan habitat alami hewan buaya.

    “Menjaga keselamatan pengunjung dengan menghindari aktivitas yang berisiko tinggi, serta memberi tanda atau penghalang pada titik-titik yang dicurigai rawan adanya hewan buaya. Dan segera melaporkan kepada pihak berwajib apabila terdapat hewan buaya yang terdeteksi di sekitar area wisata, agar segera dapat ditangani,” kata Ardiwinata.

    Pewarta: Jessica Allifia Jaya Hidayat
    Editor: Ahmad Buchori
    Copyright © ANTARA 2025

  • Banjir Setinggi 1 Meter Landa Kutai Timur, Buaya Berkeliaran di Permukiman

    Banjir Setinggi 1 Meter Landa Kutai Timur, Buaya Berkeliaran di Permukiman

    Kutai Timur, Beritasatu.com – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) menyebabkan banjir setinggi satu meter merendam ratusan rumah di Kabupaten Kutai Timur pada Sabtu (25/1/2025).

    Lebih mengkhawatirkan lagi, buaya berukuran besar juga muncul di wilayah yang terdampak banjir, sehingga warga harus bertahan di dalam rumah.

    Dalam video amatir yang viral di media sosial, terlihat seekor buaya besar berada di tengah permukiman padat penduduk di Gang Masdar, Kecamatan Sangatta Utara. Buaya tersebut tampak melintas di jalanan yang digenangi banjir dan menimbulkan ketakutan warga setempat.

    Kemunculan buaya juga dilaporkan terjadi di Kecamatan Sangatta Selatan. Seekor buaya muara berukuran besar terekam kamera amatir warga tengah bersantai di samping rumah yang terendam banjir dengan kedalaman air mencapai satu meter.

    Banjir ini terjadi akibat curah hujan yang tinggi, yang menyebabkan debit air Sungai Sangatta meluap. Selain mengganggu aktivitas warga, luapan air ini turut memicu kemunculan buaya muara, sehingga menambah kekhawatiran masyarakat.

    Salah satu warga, Rosman, mengungkapkan banjir kali ini merupakan salah satu yang terparah pada awal tahun 2025, setelah banjir besar yang pernah melanda wilayah tersebut dua tahun lalu.

    “Baru kali ini lagi banjir besar seperti ini. Dua tahun lalu pernah lebih parah, dan sekarang terjadi lagi,” kata Rosman saat ditemui di lokasi banjir di Kecamatan Sangatta Selatan, Sabtu (25/1/2025).

    Rosman juga menyoroti kemunculan buaya yang kerap mendekati permukiman warga selama banjir, yang menjadi ancaman serius bagi keselamatan masyarakat, terutama anak-anak.

    “Saya larang anak-anak mandi dekat sungai, karena ada kemungkinan buaya muncul di sekitar situ,” tambahnya.

    Akibat kemunculan buaya tersebut, mayoritas warga terdampak banjir memilih untuk tetap bertahan di rumah. Warga berharap pemerintah setempat segera mengambil tindakan untuk memastikan keselamatan mereka dari ancaman buaya selama banjir di Kutai Timur.

  • Kronologi Nelayan Tewas Diterkam Buaya di Riau, Teman Tak Kuasa Menolong Korban – Halaman all

    Kronologi Nelayan Tewas Diterkam Buaya di Riau, Teman Tak Kuasa Menolong Korban – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Indragiri Hilir –  Seorang nelayan bernama Hendra (45) ditemukan tewas setelah diterkam buaya di perairan Sungai Truk, Dusun Seruntuk, Desa Kuala Patah Parang, Kecamatan Sungai Batang, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, pada Rabu, 22 Januari 2023, sekitar pukul 17.30 WIB.

    Berdasarkan informasi dari pihak berwajib, korban bersama lima rekannya berangkat menggunakan pompong dari Dusun Sungai Rumah menuju Sungai Truk untuk mencari siput sekitar pukul 08.00 WIB.

    Setelah tiba di lokasi, Hendra dan seorang rekannya, Herman, turun ke hutan untuk melanjutkan pencarian siput.

    Serangan Buaya

    Setelah beberapa jam mencari, sekitar pukul 15.30 WIB, Hendra dan Herman berencana pulang dan naik kembali ke pompong.

    Saat korban hendak membersihkan kaki dengan cara memasukkan kedua kakinya ke dalam air, tiba-tiba kakinya disambar oleh buaya.

    Hendra terjatuh dari pompong, sementara Herman berusaha menolongnya.

    Namun, buaya tersebut langsung menyeret Hendra ke dalam air.

    Setelah melihat Hendra dibawa oleh buaya, Herman segera menghubungi rekan-rekannya dan melaporkan kejadian tersebut kepada Kepala Desa Tanjung Pasir.

    Sekitar pukul 15.40 WIB, Kepala Desa melaporkan insiden ini kepada pihak berwajib.

    Tanggapan Pihak Berwajib

    Kapolres Indragiri Hilir, AKBP Farouk Oktora, SH, SIK, mengonfirmasi kejadian tersebut dan mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan tindakan main hakim sendiri terhadap buaya, yang merupakan satwa yang dilindungi.

    “Saya mengimbau masyarakat untuk berhati-hati ketika beraktivitas di pinggir parit atau sungai,” ujarnya.

    (TribunPekanbaru.com/T. Muhammad Fadhli)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Tabrakan di Jalan Menikung Mojokerto, Pemotor Asal Jombang Tewas

    Tabrakan di Jalan Menikung Mojokerto, Pemotor Asal Jombang Tewas

    Mojokerto (beritajatim.com) – Kecelakaan lalu-lintas terjadi di jalan menikung tepatnya di Jalan Raya Desa Betro, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto antara sepeda motor dan truk box. Akibatnya pengendara motor Honda Vario nopol W 3948 KC asal Jombang tewas di lokasi kejadian.

    Kecelakaan tersebut terjadi pada Kamis (24/1/2025) sekira pukul 12.30 WIB. Korban berinisial MJ (51) warga Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang tersebut mengendarai sepeda motor Honda Vario nopol W 3948 KC membonceng rekannya, SP (60) warga Kecamatan Ngusikan, Kabupaten Jombang.

    Keduanya berjalan dari arah timur ke barat atau dari Mojokerto ke Jombang. Sampai di lokasi kejadian, tepatnya di tikungan setelah Tugu Buaya Putih Jalan Raya Desa Betro, korban mendahului truk yang ada di depannya dari sebelah kanan. Dari arah berlawanan melaju truk box nopol S 8543 NJ.

    Truk box nopol S 8543 NJ tersebut dikendarai SM (31) warga Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang. Karena jarak yang sudah dekat sehingga tabrakan pun tak bisa dihindari, keduanya kendaraan terlibat adu mocong. Akibatnya korban tewas di lokasi kejadian dengan luka serius di bagian kepala.

    Rekan korban SP mengalami luka berat di bagian kepala. Petugas dari Unit Laka Satlantas Polres Mojokerto Kota yang datang ke lokasi langsung melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Kedua korban dievakuasi menggunakan mobil ambulance PMI ke ruang jenazah RSUD RA Basoeni Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto.

    Tabrakan adu moncong tersebut menyebabkan sepeda motor korban ringsek parah di bagian depan, sedangkan truk box mengalami kerusakan di bagian depan sisi kanan. Petugas mengamankan kedua kendaraan yang terlibat kecelakaan dan meminta keterangan sejumlah saksi.

    Kasat Lantas Polres Mojokerto Kota, AKP Mulyani mengatakan, korban mendahului dari sisi kanan yang mana posisi marka lurus dan jalan menikung ke kiri. “Saat mengambil jalur lawan, dari arah depan datang truk box nopol S 8543 NJ yang dikendarai SM. Karena dekatnya jarak, tabrakan tak terhindarkan,” katanya.

    Kasat mengimbau kepada semua pengguna agar dalam berkendara selalu mentaati peraturan lalu-lintas. Terkait muatan, Kasat mengingatkan untuk tidak melebihi ketentuan. Tidak mendahului apabila tidak cukup ruang, gunakan helm SNI, konsentrasi dalam berkendara serta beretika di jalan sehingga dapat menciptakan Kamseltibcarlantas. [tin/ian]

  • Australia Selidiki Kapal Asing Termasuk dari RI yang Jumlahnya Tak Pernah Sebanyak Ini

    Australia Selidiki Kapal Asing Termasuk dari RI yang Jumlahnya Tak Pernah Sebanyak Ini

    Jakarta

    Suatu hari, di tengah badai musim hujan, sebuah helikopter bergerak dengan cepat menukik di sepanjang pantai utara Australia, menjelajahi hutan bakau dan sungai untuk mencari target yang bersembunyi.

    Ini adalah taktik terbaru untuk membereskan masalah kapal asing yang beroperasi secara ilegal di perairan Australia.

    Menurut pihak berwenang, jumlahnya “tidak pernah sebanyak ini.”

    Pertanyaan tentang siapa yang sebenarnya membiayai armada tersebut juga muncul, dengan pihak keamanan mengonfirmasi mereka sedang menyelidiki kemungkinan adanya hubungan dengan kejahatan terorganisasi di luar Australia.

    Bila dilihat dari atas, kapal-kapal tersebut sulit dikenali.

    Foto dan video terbaru memperlihatkan kapal-kapal kecil dan datar yang sengaja disembunyikan di sungai-sungai pesisir, dicat dengan warna gelap dan ditutupi dengan cabang-cabang pohon.

    Seorang awak kapal penangkap ikan Indonesia ditemukan di hutan bakau di Arnhem Land, pada bulan Desember 2024. (Foto: Northern Land Council)

    Perahu Indonesia lainnya ditemukan oleh sebuah perusahaan produksi film di pesisir Kimberley. (Foto: Wild Pacific Media)

    Kapal-kapal tersebut sulit dikenali dari udara. (Foto: Wild Pacific Media)

    “Medannya sangat terjal, dengan pasang surut yang besar, buaya, hiu, lumpur yang dalam, suhu dan kelembaban yang tinggi,” ujar pengawas Australian Border Force Justin Donaldson.

    “Jadi, ini adalah area yang sangat sulit untuk beroperasi.”

    Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah federal Australia telah menambah sumber daya manusia untuk mencoba mencegat kapal-kapal tersebut.

    Mereka seolah bermain kucing-kucingan di sepanjang puluhan ribu kilometer garis pantai.

    Beberapa kapal ini telah mengantarkan sekelompok pencari suaka dan migran ke tepi pantai, tetapi sebagian besar darinya adalah kapal nelayan dari Indonesia.

    Penjaga hutan Aborigin dan operator pariwisata lokal menemukan pria China berkeliaran di jalur semak-semak, dan nelayan Indonesia melambaikan tangan dari pantai yang indah.

    Muncul kekhawatiran terhadap kesejahteraan nelayan muda miskin, yang beberapa meninggal di perairan Australia karena putus asa ketika mencari tangkapan bernilai tinggi.

    “Sah-sah saja untuk menganggap ini sebagai masalah pelik, tidak ada satu solusi mudah,” ujar peneliti Natasha Stacey.

    Menurutnya banyak yang setuju Australia perlu mencari cara baru, selain menghentikan kapal, untuk mengatasi masalah penawaran dan permintaan yang berujung perdagangan.

    “Hampir mustahil untuk menghentikan penangkapan ikan ilegal Indonesia di perairan Australia, karena kualitas ikan kita yang terbaik di dunia — yang akan sangat menggoda nelayan di seberang laut,” katanya.

    “Saya kira sudah saatnya kita mencoba sesuatu yang baru.”

    Sejarah panjang nelayan Indonesia

    Penduduk Asia Tenggara telah tinggal di kawasan pantai utara, yang kini disebut Australia, selama ratusan tahun.

    Awak kapal Makassar mendirikan kemah jauh sebelum perantau dari Inggris menginjakkan kaki.

    Batas-batas maritim saat ini baru ditetapkan pada tahun 1970-an dan 80-an, sementara jumlah kapal naik dan turun selama beberapa dekade sejak saat itu, tetapi tidak pernah berhenti.

    Otoritas Pengelolaan Perikanan Australia (AFMA) menggambarkan masuknya kapal saat ini sebagai hal yang belum pernah terjadi sebelumnya.

    “Bisa dibilang ini belum pernah terjadi sebelumnya, sejak 2023 jumlahnya sangat tinggi,” kata manajer umum perikanan AFMA, Justin Bathurst.

    “Faktor yang mendorong kenaikan ini adalah keuangan.

    “Ada risiko ekonomi dan keselamatan terkait penangkapan ikan ilegal, tetapi sayangnya yang kami lihat adalah keuntungan finansial yang lebih besar daripada risikonya — itulah umpan balik yang kami terima dari para nelayan Indonesia.”

    Menurut Pemerintah Indonesia, sekitar setengah dari awak kapal berlayar dari Sulawesi Tenggara.

    Para pria dari pesisir terus menangkap ikan di perairan setempat, tetapi dengan semakin sedikitnya jumlah ikan dan hilangnya teripang di terumbu karang, semakin banyak yang berlayar lebih jauh ke selatan ke perairan Australia.

    Apakah ini kejahatan terorganisasi?

    Pertanyaannya kini beralih ke siapa yang membiayai armada kapal.

    Penduduk pesisir seperti Peter Tucker percaya perdagangan ilegal kini lebih terorganisasi daripada oportunistik.

    Dia mengelola tempat penyewaan perahu penangkap ikan dari sebuah kamp di pesisir Kimberley yang terpencil, dan dalam beberapa bulan terakhir telah membantu memandu perahu patroli ke tempat para nelayan bersembunyi.

    “Selama setahun terakhir jumlah perahu telah meningkat pesat, dan yang menonjol adalah betapa santai dan beraninya para nelayan,” katanya.

    “Jika ini terjadi di pantai timur Australia, akan ada unjuk rasa di seluruh negeri.

    “Dan dengan jumlah kapal saat ini, saya rasa mereka tidak akan datang untuk membawa pulang makanan, saya yakin mereka memasok rantai komersial besar yang memasok ke Asia Raya.”

    AFMA telah mengonfirmasi mereka bekerja sama dengan Kepolisian Federal Australia di lapangan untuk melakukan penyelidikan.

    “Sejumlah [kapal] penangkap ikan ilegal yang kami lihat didanai, baik melalui kejahatan terorganisasi atau melalui cara lain,” ujar Justin dari AFMA.

    “Ini belum tentu hanya usaha penangkapan ikan kecil yang dijalankan pemilik dan operator.

    “Kami ingin mengetahui dari mana datangnya dana itu sehingga kami dapat menangani masalah ini dari akarnya, dan itu juga bagian dari pembicaraan kami dengan pihak berwenang di Indonesia.”

    Lebih dari 100 nelayan ditangkap dan dituntut tahun lalu, dan sidang pengadilan telah mengungkap latar belakang kemiskinan dari para pemuda yang terlibat.

    Sebagian besar berpendidikan rendah, menghidupi keluarga, dan beberapa akan kembali ke rumah setelah menjalani hukuman penjara di Australia dengan utang ribuan dolar, harus membayar kembali kapal-kapal yang dibakar di laut oleh otoritas Australia.

    Dalam sebuah sidang baru-baru ini, seorang pengacara yang mewakili beberapa nelayan merangkum situasi mereka.

    “Kami berpikir orang-orang ini bisa sampai ke sini karena faktor kemiskinan, dan pada akhirnya datang mencari uang untuk kehidupan yang lebih baik. Mereka hampir tidak menemukan cara untuk membayar denda,” kata pengacara tersebut di hadapan pengadilan.

    “Ini adalah operasi yang agak tidak canggih, tanpa lemari es di atas kapal, tidak ada sistem GPS berteknologi tinggi, para pria itu mengandalkan kompas dan telepon untuk berlayar.”

    Hakim mengaku kesulitan dalam menerapkan hukuman, dan mengatakan bahwa: “Meskipun pengadilan tidak ingin menjebloskan nelayan Indonesia ke penjara … Anda harus tahu bahwa jika Anda kembali, hukumannya akan lebih tinggi dan lebih berat.”

    Kekhawatiran lainnya adalah para nelayan mempertaruhkan nyawa mereka untuk melakukan perjalanan ilegal, dengan laporan tentang orang yang tenggelam dalam badai siklon dan nelayan yang dibunuh buaya.

    Jadi, apa yang diperlukan untuk mengubah pengambilan keputusan agar tidak mendekati benua Australia secara ilegal?

    Mencari solusi jangka panjang

    Natasha Stacey adalah ilmuwan sosial yang telah meneliti komunitas nelayan Indonesia selama dua dekade.

    Ia mengatakan undang-undang dan batas wilayah saat ini perlu dikaji ulang.

    “Salah satu masalah dengan [nota kesepahaman] tahun 1974 dan amandemennya adalah bahwa nota tersebut pada dasarnya sudah ketinggalan zaman,” jelasnya.

    “Jadi selama 30 tahun terakhir, akademisi dan komentator telah meminta pemerintah Australia dan Indonesia untuk berdiskusi dan mempertimbangkan kembali pengaturan tersebut.”

    Undang-undang saat ini mengizinkan awak kapal Indonesia untuk menangkap ikan dengan cara “tradisional” di wilayah seluas 50.000 kilometer persegi di sepanjang perbatasan laut.

    Namun, sebagian besar nelayan menggunakan perahu bermotor yang dilarang, sehingga apa yang disebut kotak MOU sebagian besar tidak diperlukan lagi.

    Profesor Stacey mengatakan Australia gagal memenuhi komitmennya untuk memberikan dukungan kepada masyarakat yang kehilangan akses ke perairan tempat mereka mencari ikan selama ratusan, bahkan ribuan tahun.

    “Kami benar-benar melihat sangat sedikit pembangunan masyarakat, jadi ada peluang di sana,” katanya.

    “Apa yang akan terjadi jika Australia dan Indonesia dapat bekerja sama dengan masyarakat nelayan terpilih selama periode lima hingga 10 tahun, dan menerapkan beberapa kegiatan pembangunan yang dapat … mengurangi keterlibatan mereka dalam kegiatan ilegal dari waktu ke waktu?

    “Kami juga dapat melihat beberapa peluang untuk memberi lisensi kepada beberapa nelayan dengan kepentingan historis yang mapan, untuk memberi mereka semacam kuota.”

    Muncul kebingungan mengenai rencana jangka panjang apa yang menjadi prioritas pemerintah Australia dan Indonesia.

    Dalam pernyataan terbarunya, Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia mengatakan pihaknya bekerja sama dengan pemerintah Australia untuk mengembangkan “program mata pencaharian alternatif bagi nelayan Indonesia yang akan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi geografis masing-masing wilayah”.

    Namun, Pasukan Perbatasan Australia, yang telah menandatangani serangkaian perjanjian baru-baru ini dengan Indonesia terkait penangkapan ikan ilegal, tidak mengonfirmasi pernyataan ini.

    Artikel ini diproduksi oleh Natasya Salim dari laporan dalam bahasa Inggris

    Lihat juga Video ‘Kapal Ikan Vietnam Kabur Dikejar Petugas di Laut Natuna’:

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Kenapa Orang Pilih Mobil Bekas Ketimbang Beli Baru?

    Kenapa Orang Pilih Mobil Bekas Ketimbang Beli Baru?

    Jakarta

    Penjualan mobil bekas disebut-sebut lebih tinggi dari mobil baru. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengamini tren membeli mobil bekas daripada mobil baru sedang terjadi.

    Penjualan mobil nasional di Indonesia tahun 2024 tidak bisa tembus 1 juta unit. Salah satunya kelas menengah yang turun kasta.

    Diketahui dalam Data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan 9,48 juta warga kelas menengah Indonesia turun kelas dalam lima tahun terakhir, proporsinya menjadi hanya 47,85 juta. Kini, proporsinya hanya 17,13% dari total populasi, turun dari 21,45% pada lima tahun silam. Padahal, proporsi kelas menengah diharapkan mencapai sekitar 70% dari total populasi pada 2045.

    “Daya beli yang utama kalau kita lihat lebih lanjut, kemampuan dari kelas menengah kita. Kalau teman-teman melihat apa yang dilaporkan BPS dari 2019-2024. Di mana jumlah kelas menengah kita berkurang,” kata Ekonom Senior, Raden Pardede di Gedung Kemenperin, belum lama ini.

    Di sisi lain, pendapatan per kapita rata-rata orang Indonesia tidak dapat mengejar kenaikan harga mobil baru.

    “Harga mobil kita itu naiknya rata-rata 7,5 persen per tahun. Sementara income masyarakat kelas menengah tadi, naiknya di batasan inflasi 3 persen. Jadi (kondisinya) makin lama, kayak mulut buaya, nganga terus. Nggak mampu beli mobil,” kata Sekretaris Utama Gaikindo, Kukuh Kumara.

    Jadi karena harga mobil yang tidak diimbangi dengan tingkat pendapatan. Akhirnya orang-orang kelas menengah memilih mobil bekas.

    Selain itu, lanjut Kukuh, penjual mobil bekas sekarang lebih transparan. Ini membuat kepercayaan masyarakat terhadap kualitas mobil bekas jadi lebih tinggi.

    “Kelas menengah beli mobil. Belakangan mereka belinya adalah beli mobil bekas. Jadi mobil bekas sekarang itu laku. Karena lebih transparan, cacatnya di mana, bekas baret di mana, kena banjir atau tidak. Ada semua,” ungkap Kukuh.

    “Ternyata itu ada jawaban lain. Kita belum punya data exact-nya. Pasar mobil bekasnya diperkirakan 1,8 juta unit setahun,” kata Kukuh.

    Tahun depan industri otomotif menghadapi tantangan dari segi pemungutan pajak. Tantangan pertama adalah terkait naiknya pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 12 persen. Semua mobil di Indonesia masuk kategori yang dipatok pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM). Makanya termasuk barang yang dikenakan PPN 12 persen.

    Namun Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara menyebut kenaikan PPN dari 11 persen menjadi 12 persen bukan faktor utama. Sebab mayoritas masyarakat Indonesia membeli barang dengan cara dikredit.

    Opsen pajak menjadi faktor yang dinilai bisa memberatkan. Meskipun beberapa daerah sudah memberikan relaksasi berupa diskon pajak, namun hal ini sifatnya hanya sementara.

    Berdasarkan dinamika yang bakal terjadi saat ini, Gaikindo memproyeksikan target penjualan mobil di Indonesia belum tembus satu juta unit.

    “Kita belum duduk bareng (penetapan target 2025), belum menghitung secara rinci, kalau tahun kemarin saja, tidak ada opsen kita satu juta saja tidak dapat. Tahun ini kita harapkan dengan model baru, dan sebagainya, dan perkembangannya ada opsen yang ditunda, kita kalau mau optimis di 900-an (ribuan),” kata Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara di Gedung Kemenperin, belum lama ini.

    (riar/din)