Hewan: buaya

  • Wanita Diduga Korban Serangan Buaya Ditemukan Tim SAR di Pangkalpinang

    Wanita Diduga Korban Serangan Buaya Ditemukan Tim SAR di Pangkalpinang

    BABEL – Seorang perempuan diduga menjadi korban serangan buaya di kawasan jembatan Sungai Selindung, Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung. Tim SAR setempat segera melakukan evakuasi terhadap jasad korban. 

    “Proses evakuasi ini kami lakukan setelah sebelumnya kami mendapatkan informasi adanya penemuan jasad oleh seorang nelayan yang sedang melintas di sekitar sungai tersebut,” kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Pangkalpinang I Made Oka Astawa di Pangkalpinang, dikutip dari ANTARA, Minggu 2 Maret.

    Nelayan tersebut melihat potongan tubuh manusia di pinggiran sungai dan potongan lain mengambang tidak jauh dari lokasi penemuan tubuh tersebut.

    Mengetahui hal tersebut, nelayan itu segera melaporkan ke Kantor Pencarian dan Pertolongan Pangkalpinang untuk meminta bantuan evakuasi.

    “Kami segera menugaskan satu Tim Rescue untuk mengevakuasi jasad tersebut. Setiba di lokasi Tim SAR Gabungan yang dibantu Tim Rescue, Polairud Polda Babel, Babinkamtibmas dan warga mengevakuasi jasad menggunakan perahu milik nelayan,” katanya.

    Pada saat dievakuasi, jasad tersebut dalam keadaan tidak utuh, diduga akibat serangan buaya, dan berdasarkan informasi dari nelayan pelapor sempat melihat buaya berada di sekitar jasad.

    Berdasarkan ketengan dari Ketua RT setempat, jasad yang dievakuasi adalah Yuliawati (45), warga Kelurahan Jerambah Gantung yang sudah tiga hari dikabarkan tidak pulang.

    Warga sekitar juga menemukan sepeda motor milik korban berada di pinggir jembatan tersebut.

    “Setelah berhasil melakukan evakuasi potongan tubuh korban kami antarkan ke RSUD Depati Amir Pangkalpinang untuk dilakukan otopsi,” katanya.

    Komandan Tim Basarnas Pangkalpinang Supani menjelaskan sampai saat ini proses otopsi masih berlangsung dan pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan tersebut.

    “Kami mengimbau masyarakat agar selalu waspada dan hati-hati saat melakukan aktivitas di sekitar sungai untuk menghindari serangan buaya yang bisa saja datang sewaktu-waktu,” katanya.

  • Jasad Wanita Mengapung di Sungai Pangkalpinang, Diduga Dimangsa Buaya

    Jasad Wanita Mengapung di Sungai Pangkalpinang, Diduga Dimangsa Buaya

    Pangkalpinang, Beritasatu.com – Sesosok mayat wanita tanpa identitas ditemukan mengapung di Sungai Jembatan Selindung, Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung, pada Minggu (2/3/2025). Jasad tersebut ditemukan dalam kondisi tidak utuh, diduga akibat dimangsa buaya.

    Penemuan ini pertama kali dilaporkan oleh seorang nelayan yang melintas di sekitar lokasi. Ia melihat potongan tubuh manusia di pinggiran sungai, sementara bagian tubuh lainnya mengambang tak jauh dari lokasi tersebut. Nelayan itu kemudian melaporkan temuan tersebut ke Basarnas Pangkalpinang untuk proses evakuasi.

    Dantim Basarnas Bangka Belitung Supani mengungkapkan, saat dilakukan evakuasi tubuh jasad tersebut dalam keadaan tidak utuh. Nelayan yang menemukan jasad tersebut sempat melihat buaya berada di sekitar jasad.

    “Untuk sementara sebab meninggalnya korban belum diketahui. Kami menunggu hasil autopsi dari pihak terkait,” kata Supani.

    Setelah dilakukan evakuasi, jasad wanita yang diduga tewas dimangsa buaya tersebut dibawa ke RSUD Depati Amir Pangkalpinang untuk proses autopsi guna mengetahui penyebab pasti kematian. 

    Namun, masyarakat setempat menduga jasad tersebut merupakan warga Jerambah Gantung yang dilaporkan hilang tiga hari lalu.

  • Warga Kupang Luka Parah Diterkam Buaya Saat Cari Ikan di Perairan Salupu
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        1 Maret 2025

    Warga Kupang Luka Parah Diterkam Buaya Saat Cari Ikan di Perairan Salupu Regional 1 Maret 2025

    Warga Kupang Luka Parah Diterkam Buaya Saat Cari Ikan di Perairan Salupu
    Tim Redaksi
    KUPANG, KOMPAS.com
    – Yafet Maak (50), warga Desa Sumlili, Kecamatan
    Kupang
    Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (
    NTT
    ), mengalami luka parah setelah
    diterkam buaya
    saat mencari ikan di area kolam dekat Perairan Salupu, Desa Lifuleo, pada Jumat (28/2/2025) tengah malam.
    “Kejadiannya tengah malam sekitar pukul 23.00 Wita,” kata Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Kupang Barat, Inspektur Polisi Satu (Iptu) Syamsudin Noor, kepada Kompas.com, Sabtu (1/3/2025).
    Noor menuturkan, kejadian itu bermula ketika Yafet bersama tiga orang tetangganya, Jeky Muskananfola (39), Agustinus A. Lodan (46), dan Jefri Ariyanto (32), keluar dari rumah mereka masing-masing sekitar pukul 20.00 Wita.
    Mereka mencari ikan di perairan yang menjadi sarang buaya menggunakan panah.
    “Tiba di lokasi kolam, korban (Yafet) bersama rekan-rekannya berpencar untuk memanah ikan, korban bersama dengan Jeky. Sedangkan Agustinus dan Jefri berpencar di sekitar lokasi kolam,” ujar Noor.
    Sekitar pukul 23.00 Wita, saat Yafet sedang mencari ikan untuk dipanah, ia langsung diterkam buaya. Dia digigit di bagian kaki kanan.
    “Korban langsung berteriak meminta tolong kepada Jeky yang posisinya tidak jauh dari arah korban,” kata dia.
    Mendengar teriakan Yafet, Jeky langsung bergegas menolongnya dengan memukul buaya tersebut menggunakan kayu panah.
    Pukulan itu membuat buaya melepaskan cengkeramannya di kaki Yafet. Selanjutnya, Jeky dengan cepat menarik tubuh Yafet keluar menjauh dari kolam.
    Yafet yang terluka parah di bagian kaki dan tangan dibawa pulang ke rumahnya di Batuliti, Desa Sumlili.
    Namun, karena kondisinya yang memburuk, sekitar pukul 24.00 Wita, dia dilarikan ke Rumah Sakit Umum Pusat Ben Mboi Kupang untuk mendapatkan perawatan medis.
    “Pada hari Sabtu tanggal 1 Maret 2025 pukul 01.00 Wita, korban bersama keluarga tiba di IGD RSUP Dr. Ben Mboi Kupang dan langsung dilakukan penanganan medis oleh petugas jaga IGD,” ujar dia.
    Dari hasil pemeriksaan medis, Yafet mengalami luka gigit di lengan tangan kanan, tulang lengan tangan kanan patah, luka di paha kanan, luka gigit dari telapak kaki kanan hingga betis kaki kanan, luka gigit di betis kaki kiri, serta luka di telapak dan jari kelingking tangan kiri.
    “Saat ini korban sementara dioperasi oleh tim medis di ruangan operasi RSUP Ben Mboi Kupang,” ujar dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pria di Kaltim Tewas Diterkam Buaya Saat Mancing, Tangan-Kaki Putus

    Pria di Kaltim Tewas Diterkam Buaya Saat Mancing, Tangan-Kaki Putus

    Kutai Timur

    Seorang pria di Kutai Timur, Kalimantan Timur (Kaltim) berinisial RY (32) ditemukan tewas usai diterkam buaya berukuran 5 meter saat sedang memancing. Kondisi korban cukup mengenaskan, tangan dan kakinya terputus.

    “Benar telah terjadi penerkaman yang dialami warga Sandaran oleh buaya berukuran 5 meter saat sedang mancing di sungai,” ujar Kapolsek Sangkulirang Iptu Erik Bastian dilansir dari detikSulsel, Jumat (28/2/2025).

    Peristiwa tersebut terjadi di Sungai Pelogor, Kecamatan Sandaran, Kutai Timur pada Kamis (27/2) sekitar pukul 18.30 Wita. Sebelumnya, korban sempat diperingatkan oleh rekannya jika di lokasi tersebut ada buaya.

    Namun korban menghiraukannya. Korban tetap saja memancing di area tersebut.

    Buaya berukuran besar kemudian muncul dari dalam sungai. Seketika menerkam korban.

    Jasad korban baru ditemukan pada keesokan harinya atau Jumat (28/2) pagi. “Sekitar pukul 09.00 Wita, jasad korban ditemukan terapung tidak jauh dari lokasi korban diterkam, saat ditemukan kondisi korban tidak utuh bagian kaki dan tangan tidak ada,” bebernya.

    Simak selengkapnya di sini

    (isa/isa)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Nelayan Terluka Diserang Buaya Saat Cari Udang di Pantai Batakan Tanahlaut, Sempat Dikira Bercanda – Halaman all

    Nelayan Terluka Diserang Buaya Saat Cari Udang di Pantai Batakan Tanahlaut, Sempat Dikira Bercanda – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, TANAHLAUT – Agus Suyanto alias Agus Botak (50) menjadi korban keganasan buaya di perairan Pantai Cemara Asri (Batakan Lama), Desa Batakan, Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), Jumat (28/2/2025) pagi.

    Pria yang bekerja sebagai nelayan tersebut mengalami luka di bawah mata kaki kirinya akibat serangan buaya sekitar pukul 06.00 Wita.

    Kapolsek Panyipatan Ipda Firmansyah mengatakan peristiwa terjadi saat korban bersama sejumlah warga sedang menangkap udang.

    Mereka menggunakan sair atau jala tarik saat menangkap udang. 

    Informasi diperoleh, Agus bersama beberapa orang lainnya menjelajahi  pesisir perairan pantai setempat, tak jauh dari bibir pantai. Jaraknya hanya sekitar puluhan meter.

    Area jelajah masih sekitar pinggang orang dewasa karena aktivitas ini tanpa menaiki kelotok atau kapal.

    Selepas waktu subuh mereka mulai beraktivitas mencari udang papai.

    “Mereka menceburkan diri ke tepi pantai. Kedalaman air saat korban menjala ikan sekitar 1,5 meter,” ucap Firmansyah.

    Sekitar pukul 07.00 Wita, Agus terkejut karena merasakan ada sesuatu yang menggigit kaki kirinya.

    Spontan ia berteriak kesakitan dan meminta tolong para nelayan di sekitarnya.

    Namun, lantaran selama ini Agus dikenal sering bercanda sehingga diacuhkan nelayan yang ada di sekitarnya.

    Kemudian Agus bergegas meraih bilah bambu jala. 

    Benda ini yang kemudian ia gunakan untuk menumbuk sesuatu yang menggigit kaki kirinya hingga gigitan tersebut terlepas.

    “Lalu korban menuju ke tepi pantai dan terlihat luka terbuka di kaki kiri korban yang diduga telah di terkam buaya,” ujar Firmansyah.

    Selanjutnya korban dibawa warga sekitar menuju Puskesmas Batakan untuk tindakan medis.

    Setelah itu dirujuk ke RSUD Hadji Boejasin di Kota Pelaihari untuk penanganan lebih lanjut.

    Penulis: BL Roynalendra N

  • Pemancing Tewas Diterkam Buaya di Kutai Timur, Tangan dan Kakinya Ditemukan di Perut Predator – Halaman all

    Pemancing Tewas Diterkam Buaya di Kutai Timur, Tangan dan Kakinya Ditemukan di Perut Predator – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, KUTAI TIMUR – Seorang pria berinisial R (32) tewas diterkam buaya saat mancing di Sungai Pelogor, Desa Manubar Dalam, Kecamatan Sandaran, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.

    Kepala Patroli Polairud Sangkulirang, Bripka Sutrisno Adhi Nugroho mengatakan peristiwa terjadi Kamis (27/2/2025) sekira 18.00 Wita.

    Saat itu, korban sedang memancing ikan bersama temannya A (32).

    Korban pun sudah diperingatkan temannya bila ada buaya mendekat.

    “Si A melihat seekor buaya mendekat dan segera memperingatkan R bahwa ada buaya,” ujar Sutrisno, Jumat (28/2/205).

    Akan tetapi R mengabaikan peringatan dari temannya, A.

    Sehingga, setelah satu jam kemudian ada buaya besar tiba-tiba muncul dan menyerang R dengan cengkeraman yang sangat kuat.

    Temannya A yang melihat kejadian tersebut mencoba untuk menolong R yang dibawa buaya ke dalam Sungai Pelogor.

    Ditunggu selama kurang lebih 15 menit, buaya yang menerkam R tidak muncul-muncul ke permukaan lagi.

    A pun langsung bergegas melapor kepada keluarga R dan aparat hukum terdekat.

    Kemudian tim gabungan dibentuk untuk melakukan pencarian yang terdiri dari relawan, Polairud Sangkulirang, Pos TNI AL Manubar, Babinsa Manubar, Brimob, dan masyarakat setempat.

    “Sehingga pada Jumat (28/2/205) tadi sekitar pukul 10.13 Wita, tubuh pria berinisial R itu ditemukan dalam keadaan mengenaskan, tangan sebelah kiri dan kaki sebelah kiri tidak ada,” terangnya.

    Selang beberapa waktu, ternyata buaya yang menerkam R ditemukan,

    “Singkatnya kaki dan tangan Roy ditemukan di dalam perut buaya,” pungkasnya.

    Penulis: Nurila Firdaus

  • Kualitas udara Jakarta tidak sehat pada Jumat pagi ini

    Kualitas udara Jakarta tidak sehat pada Jumat pagi ini

    Arsip foto – Suasana Monas yang tertutup polusi di Jakarta, Jumat (21/6/2024). Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 15.53 WIB, Indeks Kualitas Udara (Air Quality Index/AQI) di Jakarta berada pada angka 155 yang menempatkannya sebagai kota besar dengan kualitas udara terburuk kedua di dunia di bawah Kinshasa, Kongo. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

    Kualitas udara Jakarta tidak sehat pada Jumat pagi ini
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Jumat, 28 Februari 2025 – 09:50 WIB

    Elshinta.com – Kualitas udara di DKI Jakarta pada Jumat pagi ini masuk ke dalam kategori tidak sehat berdasarkan data situs pemantau kualitas udara, IQAir.

    Berdasarkan pantauan pada pukul 06.00 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 122 dengan angka partikel halus (particulate matter/PM) 2.5.

    Angka tersebut menjadikan Jakarta dengan kualitas udara terburuk ke-18 di dunia.

    Sementara itu kota dengan kualitas udara terburuk di dunia pada Jumat pagi, yaitu Dhaka (Bangladesh), dengan indeks kualitas udara di angka 192 dan di urutan kedua Mumbai (India) di angka 190.

    Di urutan ketiga Beijing (China) di angka 189, urutan keempat Toshkent (Uzbekistan) di angka 176 dan di urutan lima Kathmandu (Nepal) di angka 169.

    Sistem Informasi Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta (SILIKA) menunjukkan bahwa kualitas udara di Jakarta berada pada kategori sedang atau nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 51-100.

    Kategori kualitas udara tersebut berarti tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan, tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika.

    Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang terpantau, yaitu Bundaran HI di Jakarta Pusat (56), Kelapa Gading di Jakarta Utara (70), Jagakarsa di Jakarta Selatan (70), Kebon Jeruk di Jakarta Barat (94) dan Lubang Buaya di Jakarta Timur (72).

    Sumber : Antara

  • Kronologis Lengkap Pembunuhan Siswi MTs di Tanah Datar, Berawal Dari Prank Hingga Jebak Korban – Halaman all

    Kronologis Lengkap Pembunuhan Siswi MTs di Tanah Datar, Berawal Dari Prank Hingga Jebak Korban – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Terungkap kronologis lengkap pembunuhan siswi MTs Cinta Novita Sari atau CNS (15) hingga jasadnya yang terbungkus karung dibuang di pinggir jalan Kecamatan Sungai Tarab, Tanah Datar, Sumatera Barat.

    Pelaku pembunuhan terdiri dari dua orang yakni Bima Dwi Putra alis B (27), warga Salimpaung, Kabupaten Tanah Datar dan Noval Julianto alias N warga Salimpaung.

    Tersangka Bima ditangkap di lokasi wisata Puncak Pato. Sedangkan tersangka Noval ditangkap di Langsa Aceh.

    Keduanya ditangkap pada Senin (24/2/2025) atau 6 hari setelah jasad korban ditemukan pada Rabu (19/2/2025).

    Diketahui korban CNS dan Noval, pelaku utama pembunuhan, sudah saling mengenal sejak lama.

    Sedangkan untuk pelaku Bima, baru mengenal korban sekitar satu pekan.

    Dari penangkapan pelaku terungkap motif hingga kronologis pembunuhan.

    Berawal Dari Prank dan Blokir Nomor Handphone

    Peristiwa pembunuhan siswi MTs berinisial CNS dipicu rasa sakit Noval terhadap korban.

    Pelaku Noval mengaku dirinya sempat di prank korban. 

    Menurut pengakuan Noval kepada polisi, korban sempat menghubunginya menggunakan nomor lain dan mengaku sebagai wanita lain.

    Setelah percakapan tersebut, Noval pun berniat menemui wanita yang mengaku asal Lubuk Buaya, Kota Padang.

    Ketika pelaku Noval hendak berangkat menemui wanita tersebut, CNS pun kemudian mengaku bila itu dirinya.

    Dari kejadian tersebut, pelaku Noval pun kesal.

    Sakit hati pelaku Noval semakin memuncak saat nomornya ternyata diblokir CNS.

    Karena sakit hati, muncul niat pelaku untuk membunuh korban.

    Bahkan jauh sebelum kejadian, pelaku Noval sempat mengirim gambar tangkapan layar kepada CNS berisi pesan hendak menghabisi nyawa korban.

    Gambar berisi ancaman tersebut pun sempat dikirim korban kepada ibunya.

    Hal tersebut dibenarkan Kasat Reskrim Polres Tanah Datar, AKP Surya Wahyudi.

    Menurut AKP Surya Wahyudi, ibu korban menerima tangkapan layar ancaman tersebut beberapa hari sebelum kejadian.

    “Korban sempat mengirimkan tangkapan layar ancaman tersebut kepada ibunya. Namun ibu korban menganggap hal tersebut adalah sebuah keisengan sehingga tidak terlalu menghiraukan,” kata AKP Surya Wahyudi, Kamis (27/2/2025).

    Kronologis Pembunuhan Siswi MTs

    Peristiwa pembunuhan terhadap CNS bermula saat Noval mengajak pelaku Bima bertemu pada Selasa (18/2/2025) sekira pukul 20.00 WIB.

    Saat itu, Noval berjanji kepada Bima akan mempertemukannya dengan CNS.

    Noval yang merupakan kenalan lama CNS memberikan nomor telepon korban kepada Bima untuk menjebak CNS.

    Bima tanpa curiga lantas menghubungi CNS dan keduanya pun sepakat bertemu.

    Bima kemudian menjemput CNS dari kediamannya pada Selasa (18/2/2025) pukul 21.00 WIB menggunakan sepeda motor.

    “Korban dijemput pelaku B menggunakan sepeda motor menuju lapangan Cindua Mato dan pelaku N membuntuti mereka dari belakang,” kata Kapolres Tanah Datar AKBP Simon Yana Putra saat Press Release di Polres Tanah Datar, Kamis (27/2/2025).

    Pembuntutan yang dilakukan Noval tanpa sepengetahuan Bima dan CNS.

    Sesampainya di Lapangan Cindua Mato, Bima dan CNS pun bertemu pelaku Noval.

    Mereka bertiga pun sempat berdialog di sana.

    Dalam pertemuan tersebut, Noval merampas handphone milik NCS.

    Hal tersebut yang membuat CNS terpaksa ikut pelaku Bima untuk menyusul Noval ke Salimpaung guna mengambil handphonenya.

    Mereka bertiga pun kembali bertemu di sebuah tempat nongkrong di Salimpaung.

    Tanpa sepengetahuan CNS, pelaku Noval sempat mengutarakan niatnya akan menghabisi korban kepada Bima di tempat pertemuan tersebut.

    Kemudian mereka bertiga pun kembali bergerak ke sekolah TK yang berada di daerah Malintang, Kecamatan Salimpaung, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat yang menjadi lokasi pembunuhan.

    Sesampainya di lokasi, Noval turun dari motornya dan langsung mencekik CNS yang berada di atas motor Bima.

    Namun, uapaya pembunuhan tersebut sempat gagal karena Bima sempat menepis tangan Noval dan CNS pun terjatuh.

    Dari sana Bima pun membiarkan Noval dan CNS untuk menyelesaikan masalahnya.

    Noval yang sudah terlanjur sakit hati kembali melanjutkan niatnya membunuh CNS dengan cara dicekik.

    Setelah korban tak bernyawa, Noval pun merudapaksa jasad CNS.

    Setelah membunuh dan merudapaksa korban, pelaku Noval kemudian memasukkan jasad korban ke dalam sarung.

    Karena tidak muat, Noval meminta Bima membawa sesuatu yang mampu menutupi jasad korban secara menyeluruh.

    Bima pun datang membawa sebuah karung putih yang didapat di dekat lokasi pembunuhan.

    “Kemudian mereka berdua memasukan korban ke dalam karung dan menaikkannya ke motor pelaku N,” ucapnya.

    Pelaku Kehabisan Bensin

    Selanjutnya, jasad korban yang terbungkus karung dibawa pelaku Noval menggunakan sepeda motor untuk dibuang ke jurang.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunPadang.com, jurang yang dimaksud oleh pelaku Noval berada sekitar satu kilometer dari lokasi penemuan jasad korban.

    “Dari keterangan pelaku, ia awalnya hendak membuang korban ke jurang yang tidak jauh dari TKP. Namun ternyata saat berada di TKP, minyak sepeda motornya habis, kemudian meletakan korban begitu saja di TKP penemuan,” kata Kasat Reskrim Polres Tanah Datar, AKP Surya Wahyudi, Rabu (26/2/2025).

    Kemudian jasad korban dibuang pelaku Noval di pinggir jalan samping perkebunan warga yang berada di Jorong Ladang Koto, Nagari Sungai Tarab, Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) pada Rabu (19/2/2025) dini hari.

    Setelah pelaku Noval meletakan jasad korban di lokasi, ia kembali menelepon pelaku Bima untuk membantunya mendorong sepeda motor yang digunakannya.

    “Ia kembali menelepon pelaku B untuk membantu mendorong sepeda motornya yang habis minyak ke tempat pengisian BBM terdekat, setelah itu mereka kemudian berpisah kembali ke rumah masing-masing,” jelasnya.

    Hingga pada Rabu (19/2/2025) pagi jasad korban ditemukan warga.

    Korban ditemukan dalam kondisi terbungkus karung putih.

    Sandal Korban Ditemukan di Lokasi Pembunuhan

    Polisi yang menerima informasi penemuan mayat dalam karung di Sungai Tarab langsung bergegas melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

    Tak lama polisi pun berhasil mengidentifikasi identitas korban.

    Berbekal keterangan saksi-saksi polisi pun memburu pelakunya hingga akhirnya Noval dan Bima ditangkap.

    Selain itu, berdasarkan hasil autopsi diketahui korban CNS dibunuh dengan cara dicekik.

    Selain itu, korban pun mendapat kekerasan seksual sesuai hasil autopsi ditemukan sel sperma di rahim korban.

    Hasil pemeriksaan di lokasi pembunuhan, polisi menemukan sandal dan charger HP milik korban.

    “Untuk saat ini HP korban dan pelaku N berada di Aceh yang akan dibawa segera ke Sumbar ,” kata Kapolres Tanah Datar AKBP Simon Yana Putra.

    Terkait kasus, kata Kapolres, pihaknya masih melakukan pendalaman untuk mengetahui ada tidaknya unsur perencanaan.

    “Masih ada proses penyelidikan terhadap keterangan kedua pelaku hingga apakah pembunuhan ini direncanakan atau tidak,” ujarnya.

    Atas perbuatannya Noval dijerat pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dan pasal 80 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.

    Noval pun dijerat dengan pasal 285 tentang perkosaan.

    Sementara Bima dijerat dengan pasal 338 KUHP tentang pembunuhan juncto Pasal 55 dan 56 KUHP tentang pelaku dan pembantu tindak pidana kejahatan.

    (Tribunpadang.com/ fajar alfaridho herman/ tribunnews.com)

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Korban dan Pelaku Ternyata Teman Lama, Polisi Ungkap Kronologi Pembunuhan CNS di Tanah Datar

  • Pria Paruh Baya di Cipayung Jakarta Timur Jadi Korban Komplotan Begal Modus Leasing – Halaman all

    Pria Paruh Baya di Cipayung Jakarta Timur Jadi Korban Komplotan Begal Modus Leasing – Halaman all

    Komplotan begal beraksi di Jalan Rawa Binong Rt 001 Rw 003 Kel. Lubang Buaya Kecamatan Cipayung Jakarta Timur, Rabu (26/2/2025) pukul 04.30 WIB.

    Tayang: Kamis, 27 Februari 2025 15:11 WIB

    Tribunnews.com/Reynas Abdila

    AKSI BEGAL DI CIPAYUNG – Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi. Polda Metro Jaya mengungkap korban pemerasan dan pengancaman yang dilakukan komplotan begal di Jalan Rawa Binong Rt 001 Rw 003 Kelurahan Lubang Buaya Kecamatan Cipayung Jakarta Timur, Rabu (26/2/2025). 

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Seorang laki-laki inisial D (59) tahun menjadi korban pemerasan dan pengancaman yang dilakukan komplotan begal.

    Peristiwa itu terjadi di Jalan Rawa Binong Rt 001 Rw 003 Kelurahan Lubang Buaya Kecamatan Cipayung Jakarta Timur, Rabu (26/2/2025) pukul 04.30 WIB.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan kronologi kejadian pada saat korban berkendara di TKP.

    Korban kemudian dipepet oleh delapan orang dengan berkendara empat sepeda motor.

    “Kemudian langsung mengancam korban menggunakan celurit dan langsung merampas sepeda motor dan hp korban,” katanya kepada wartawan, Kamis (27/2/2025).

    Atas kejadian tersebut korban mengalami kerugian satu buah Hp merk Samsung M15 5g, 3 lembar surat pengantar leasing, 2 lembar fotocopy STNK dan BPKB sepeda motor.

    Total kerugian korban mencapai Rp17 juta.

    Korban melaporkan kejadian ke  Sektro Cipayung.  “Kasus ditangani Sektro Cipayung,” tambahnya.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’2′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Spesies Baru Mirip Buaya Ditemukan di Puncak Pohon di Hutan Meksiko

    Spesies Baru Mirip Buaya Ditemukan di Puncak Pohon di Hutan Meksiko

    Jakarta

    Sekelompok ilmuwan telah menemukan hewan bersisik mirip buaya di puncak pohon Meksiko selatan. Ternyata, hewan itu adalah spesies baru yang tidak terdeteksi karena bersembunyi di dedaunan.

    Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One, para peneliti mencari makhluk mirip kadal yang sulit ditangkap itu dalam lima ekspedisi antara 2015 hingga 2022 setelah foto-foto menarik hewan itu muncul pada 2014.

    Studi tersebut mencatat bahwa pencarian yang dilakukan sangat sulit. Para peneliti menghabiskan lebih dari 350 jam mencari di tanah dan memanjat sekitar 20 pohon untuk melihat dahan dan tajuknya.

    Akhirnya, seperti dikutip dari WIO News, mereka menemukan apa yang mereka cari. Mereka menemukan bahwa itu adalah spesies baru dan menamainya Abronia cunemica atau kadal buaya arboreal Coapilla.

    Kadal buaya arboreal Coapilla dapat tumbuh hingga panjang sekitar 24 cm dan memiliki tubuh bersisik berwarna kuning kecokelatan yang ditutupi bercak-bercak cokelat tua. Mereka memiliki mata kuning pucat dengan bintik-bintik gelap.

    Hewan ini tinggal di kanopi hutan, dengan ketinggian antara 3-19 meter, dan kebanyakan keluar pada pagi atau sore hari. Para peneliti juga menemukan dua kadal betina yang sedang hamil, dan dua kadal sedang menggigit-gigit di dasar hutan, setelah mereka diduga jatuh dari pohon di dekatnya.

    Ketika mereka menangkap kadal jantan, kadal itu berhenti menggigit kadal betina. Selain itu, mereka bertemu kadal betina dua kali dalam ekspedisi mereka dalam area sekitar 9 meter tetapi dengan jarak 97 hari.

    Menurut penelitian, kadal buaya arboreal Coapilla mungkin menjadi tidak aktif selama beberapa bagian dalam setahun. Para peneliti telah menamai spesies yang baru ditemukan itu ‘cunemica’ berdasarkan Cuñemo, nama asli bahasa Zoque untuk Coapilla. Nama umum tersebut merujuk pada daerah asal mereka.

    Tim peneliti menemukan kadal buaya arboreal Coapilla hanya di Coapilla, sebuah kota di negara bagian selatan Chiapas, sekitar 700 kilometer di tenggara Mexico City. Mereka belum mengungkap lokasi pasti spesies baru yang dilindungi itu.

    Para ilmuwan menemukan kelompok kadal buaya lain yang hanya ditemukan di Amerika Tengah, yang mendiami hutan dataran tinggi yang lembap. Kadal misterius ini tidak diketahui keberadaannya selama ini karena perilakunya yang misterius dan wilayah penyebarannya yang terbatas.

    (rns/afr)