Hewan: buaya

  • DKI perketat seleksi pengemudi angkutan umum, buntut insiden Jaklingko

    DKI perketat seleksi pengemudi angkutan umum, buntut insiden Jaklingko

    harus lebih diperketat tentunya dari mulai kesehatan, latar belakang, dan juga pengalaman

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memperketat seleksi pengemudi angkutan umum sebagai evaluasi atas kecelakaan Jaklingko di Cengkareng, Jakarta Barat.

    “Ke depan terkait dengan seleksi pengemudi, itu harus lebih diperketat tentunya dari mulai kesehatan, latar belakang, dan juga pengalaman,” kata Staf Khusus Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Bidang Komunikasi Publik, Chico Hakim saat dihubungi di Jakarta, Senin.

    Sebab, kata Chico, lalu lintas di Jakarta seringkali semrawut. Sehingga banyak hal bisa saja terjadi apabila pengemudi angkutan umum tidak fokus dan berhati-hati saat menjalankan tugas.

    Chico mengatakan, seleksi pengemudi tak akan diberlakukan pada pramudi Jaklingko saja.

    Ke depannya, Pemprov DKI Jakarta juga akan melakukan seleksi pengemudi untuk seluruh angkutan umum di Jakarta. Sebab, keamanan dan kenyamanan penumpang transportasi umum adalah segalanya.

    Lebih lanjut, Chico pun menyayangkan kejadian kecelakaan Jaklingko yang mengakibatkan delapan orang terluka.

    “Kami sangat menyayangkan, bersimpati kepada korban, delapan orang, yang sebagian mengalami luka ringan namun juga ada yang cukup serius. Patah tangan,” kata Chico.

    Saat ini, Chico menyampaikan pihak Pemprov DKI Jakarta sedang mengusut penyebab kecelakaan itu terjadi. Dia pun berharap, kejadian serupa nantinya tak akan terulang kembali.

    Diketahui, kecelakaan itu terjadi di Jalan Bangun Nusa, Cengkareng, Jakbar pada Jumat (9/5) sekitar pukul 20.10 WIB.

    Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan dan Hubungan Masyarakat Transjakarta (TransJ), Tjahyadi DPM, memastikan para korban mendapatkan perawatan untuk kesembuhan.

    TransJ juga melakukan pemeriksaan kandungan narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya (NAPZA) pada pramudi Mikrotrans KWK 240247, rute Jak 79 (Tubagus Angke-Rawa Buaya).

    TransJ menyatakan fokus kepada keselamatan dan keamanan pelanggan dalam setiap pelayanan yang dilakukan.

    “Pramudi yang bertugas dipastikan dalam kondisi sehat. Semalam kami langsung melakukan pengecekan NAPZA dan alkohol pada pramudi, hasilnya negatif. Penyebab kejadian ini masih dalam proses penyelidikan kepolisian,” kata Tjahyadi.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • BPBD Imbau Masyarakat Pesisir Kotawaringin Timur Waspada Banjir Rob

    BPBD Imbau Masyarakat Pesisir Kotawaringin Timur Waspada Banjir Rob

    SAMPIT – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah mengimbau masyarakat pesisir mewaspadai potensi terjadinya banjir rob atau pasang besar air laut dan dampaknya.

    “Kami mendapat laporan terjadi air pasang tinggi di Samuda Kecamatan Mentaya Hilir Selatan. Kami mengimbau masyarakat waspada, khususnya dalam hal keselamatan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kotawaringin Timur Multazam di Sampit, Antara, Minggu, 4 Mei. 

    Banjir akibat pasang air Sungai Mentaya sering terjadi, khususnya di wilayah selatan yang meliputi Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Teluk Sampit, Pulau Hanaut dan Mentaya Hilir Utara.

    Geografis empat kecamatan ini dekat dengan muara laut, bahkan dua kecamatan tepat berada di pesisir laut yakni Teluk Sampit dan Pulau Hanaut.

    Beberapa kawasan terimbas air pasang, di antaranya jalan di bantaran sungai di Desa Jaya Kelapa dan Desa Jaya Karet Kecamatan Mentaya Hilir Selatan hingga menyebabkan sejumlah rumah warga terendam. Selain itu, kenaikan debit sungai juga terjadi di desa dan kecamatan lainnya di wilayah selatan.

    Pasang besar Sungai Mentaya merupakan imbas pasang air laut. Meski ini sering terjadi, namun masyarakat diharapkan selalu waspada agar tidak sampai terjadi hal yang tidak diinginkan.

    Keselamatan harus selalu menjadi perhatian utama. Kejadian membahayakan harus dicegah, seperti ancaman korban tenggelam maupun serangan satwa liar seperti buaya yang kini makin sering muncul. Bahkan Sabtu (3/5) terjadi serangan buaya terhadap seorang warga Desa Bagendang Tengah, untungnya korban berhasil selamat.

    Berdasarkan hasil koordinasi dengan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), kata Multazam, dijelaskan bahwa fenomena “Super New Moon” berdampak pada potensi meningkatnya ketinggian air laut maksimum di beberapa daerah, termasuk wilayah pesisir Kalimantan Tengah.

    Super New Moon adalah kondisi ketika bulan berada pada titik terdekatnya degan bumi saat terjadi fase bulan baru. Selama peristiwa ini, karena jarak bulan sedikit lebih dekat, maka bulan akan sedikit lebih besar dari biasanya.

    Dampak dari fenomena alam ini, masyarakat diimbau mewaspadai potensi potensi banjir rob.

    Untuk prediksi ketinggian pasang pada bulan ini dominan lebih tinggi dari pada biasanya dan keadaan pasang tertinggi, khususnya daerah Kalimantan Tengah diperkirakan akan berpotensi terjadi pada 10 hari pertama dan akhir Mei.

    “Kami terus berkoordinasi dengan semua pihak terkait sebagai antisipasi dan mencegah hal yang tidak diinginkan. Kami juga terus memantau perkembangan situasi di lapangan,” demikian Multazam.

  • Pos Pantau Sunter Hulu Naik Siaga 2, Warga Jakarta Timur dan Utara Diimbau Waspada Banjir – Halaman all

    Pos Pantau Sunter Hulu Naik Siaga 2, Warga Jakarta Timur dan Utara Diimbau Waspada Banjir – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta menginformasikan adanya kenaikan debit air di Pos Pantau Sunter Hulu pada Sabtu (3/5) pukul 17.00 WIB.

    Ketinggian Muka Air (TMA) tercatat mencapai 220 cm, dan status ditingkatkan menjadi Siaga 2 (Waspada).

    Kenaikan debit air ini menunjukkan tren peningkatan signifikan dalam waktu singkat.

    Berikut perkembangan data TMA:

    15.00 WIB: TMA 140 cm, cuaca mendung (Normal / Siaga 4)

    16.00 WIB: TMA 175 cm, hujan (Waspada / Siaga 3)

    17.00 WIB: TMA 220 cm, cuaca mendung (Siaga / Siaga 2)

    Dinas SDA memperkirakan aliran air dari Sunter Hulu akan mencapai Pos Angka Pulo Gadung dalam waktu sekitar 4 jam ke depan.

    Oleh karena itu, masyarakat yang tinggal di jalur aliran sungai diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan banjir atau genangan.

    ILUSTRASI BANJIR – Warga melintasi aliran sungai yang debitnya meningkat imbas hujan di hulu, dengan status siaga di Sunter Hulu. (Tangkapan Layar)

    Wilayah yang berpotensi terdampak meliputi:

    Jakarta Timur: Cilangkap, Bambu Apus, Pondok Ranggon, Setu, Lubang Buaya, Pondok Kelapa, Pondok Bambu, Cipinang, Cipinang Melayu, Cipinang Muara, Duren Sawit, Kayu Putih, Jatinegara Kaum, dan Pulo Gadung

    Jakarta Utara: Kelapa Gading Barat, Kelapa Gading Timur, Sungai Bambu, Rawa Badak Utara, Rawa Badak Selatan, Kebon Bawang, dan Sumur Batu

    Upaya mitigasi yang telah dilakukan oleh Dinas SDA meliputi:

    Penyebaran informasi melalui media sosial resmi

    Pengaktifan sistem peringatan dini (DEWS)

    Koordinasi dengan camat dan lurah di wilayah terkait

    Masyarakat diminta untuk terus memantau perkembangan informasi dari sumber resmi dan menghindari aktivitas di sekitar aliran sungai jika tidak mendesak.

    Dalam kondisi darurat, segera hubungi Call Center Jakarta Siaga di nomor 112.

    Apa pendapat Anda? Berikan komentar Anda di bawah dan bagikan artikel ini jika Anda menginginkan orang lain untuk membacanya.

    Akses Tribunnnews.com di Google News atau WhatsApp Channel Tribunnews.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Startup Asal Eropa Mau Jualan Tas Kulit T-rex, Pertama di Dunia

    Startup Asal Eropa Mau Jualan Tas Kulit T-rex, Pertama di Dunia

    Jakarta

    Sebuah perusahaan rintisan (startup) di bidang bioteknologi ingin menciptakan kulit buatan di laboratorium berdasarkan sisa-sisa fosil raja dinosaurus, Tyrannosaurus rex atau T-rex.

    Proyek ambisius ini merupakan kolaborasi antara The Organoid Company, startup rekayasa genomik yang berpusat di Belanda dan Lab-Grown Leather yang berpusat di Inggris, bekerja sama dengan perusahaan marketing asal AS VML. Ketiganya memiliki spesialisasi di industri biomaterial.

    Ketiga bisnis ini menganggap kulit hasil laboratorium sebagai material masa depan yang lebih berkelanjutan dan etis bagi industri barang mewah dengan tidak membunuh hewan, menghindari penggundulan hutan, dan penggunaan bahan kimia yang terlibat dalam proses pembuatan kulit tradisional.

    Mereka berharap kulit T-rex yang dikembangkan di laboratorium menawarkan daya tahan alami, kemampuan diperbaiki, dan sentuhan yang diharapkan pada barang-barang material kulit kelas atas.

    Seperti dikutip dari Science Alert, mereka juga mengklaim material baru tersebut akan direkayasa menggunakan DNA T-rex yang belum diekstraksi oleh para ilmuwan dari fosil dinosaurus mana pun.

    Bahkan dalam spesimen yang paling terawetkan, DNA tampaknya tidak bertahan lebih dari satu juta tahun atau lebih sebelum menjadi terlalu terfragmentasi dan terdegradasi untuk diurutkan.

    Fragmen DNA tertua yang tercatat, yang diekstraksi dari gigi geraham mammoth Siberia, berusia sekitar 1,6 juta tahun. Untuk diketahui, T-rex punah 66 juta tahun yang lalu, jadi tidak ada harapan untuk memulihkan DNA-nya.

    Yang sebenarnya disebut tim sebagai cetak biru untuk kulit yang tumbuh di laboratorium ini adalah kolagen T-rex yang telah membatu, dan itu pun memiliki dasar yang dipertanyakan.

    Kolagen, protein yang paling melimpah dalam tubuh vertebrata, merupakan komponen penting dari semua kulit, yang dibundel menjadi serat yang memberikan bahan tersebut fitur yang menentukan.

    Kolagen tipe 1 ditemukan di seluruh tubuh vertebrata, dari permukaan kulit hingga inti tulang yang hidup. Jaringan lunak seperti ini jarang bertahan dari kerusakan akibat pembusukan dan jarang ditemukan dalam fosil.

    Sebuah studi di 2007 mengklaim telah mengurutkan tujuh fragmen peptida pendek kolagen tipe 1 dari fosil T-rex. Namun, orang-orang yang skeptis kemudian berpendapat bahwa penulis keliru mengurutkan kolagen burung unta dan buaya yang tersembunyi di dalam peralatan. Selama bertahun-tahun, studi lain telah memunculkan kekhawatiran serupa tentang kontaminasi saat menganalisis spesimen T-rex.

    Meskipun demikian, kolagen tipe 1 dari T-rex mungkin saja masih bisa bertahan hidup, meskipun tidak mungkin. Beberapa bukti terkini menunjukkan bahwa jejak kolagen dapat bertahan hidup di beberapa fosil selama hampir 200 juta tahun.

    Jika tim telah berhasil mendapatkan kolagen T-rex asli, mereka menghadapi tantangan lebih jauh dalam mengubahnya menjadi produk Cretaceous yang sah.

    Kolagen harus dalam kondisi yang cukup baik agar mereka dapat merekayasa ulang resepnya. Bahkan jika kolagen T-rex yang diidentifikasi pada 2007 asli, kolagen tersebut terlalu terfragmentasi untuk direproduksi secara penuh.

    Dengan asumsi mereka memiliki kolagen berkualitas tinggi, langkah pertama adalah mencari tahu asam amino yang membentuk protein kolagen, lalu menerjemahkannya ke dalam urutan genetik yang akan mengkode protein tersebut.

    Jika mereka bisa menyatukan cukup banyak rangkaian tersebut, mereka perlu memverifikasi rangkaian mana yang cocok dengan rangkaian milik kerabat T-rex yang masih hidup (umumnya, peneliti menggunakan ayam sebagai kerabat hidup yang paling dekat hubungannya).

    Kemudian, urutan tersebut dapat dimasukkan ke dalam genom ‘garis sel bioleather’ yang dirancang oleh The Organoid Company, dan dikirim ke produksi.

    “Dengan merekonstruksi dan mengoptimalkan urutan protein purba, kami dapat merancang kulit T-rex , biomaterial yang terinspirasi oleh biologi prasejarah, dan mengkloningnya menjadi garis sel yang direkayasa secara khusus,” kata CEO The Organoid Company, Thomas Mitchell.

    “Kami bersemangat untuk mendorong batas-batas biologi sintetis untuk memelopori alternatif berkelanjutan untuk material masa depan,” yakinnya.

    Minimal, kulit yang ditumbuhkan di laboratorium ini akan mengandung beberapa potongan kecil fibril kolagen yang mungkin sekilas mirip dengan milik T-rex. Apakah itu berarti kulit ini memenuhi syarat sebagai kulit dinosaurus asli?

    Tetapi mungkin investasi yang terkumpul dari penelitian ini setidaknya akan mencegah beberapa makhluk hidup menjadi produk berbahan material kulit.

    (rns/rns)

  • Studi Terbaru Ungkap Dinosaurus Mungkin Masih Hidup, jika Asteroid Tak Hantam Bumi – Page 3

    Studi Terbaru Ungkap Dinosaurus Mungkin Masih Hidup, jika Asteroid Tak Hantam Bumi – Page 3

    Di sisi lain, predator karnivora terbesar dan terkuat di Amerika Utara ternyata bukan dinosaurus, melainkan seekor buaya purba. Deinosuchus, yang dalam bahasa Yunani berarti ‘buaya mengerikan’–diperkirakan hidup pada 75 juta tahun silam.

    Mengutip National Geographic, Kamis (1/5/2025), buaya purba ini diperkirakan memiliki panjang lebih dari 10 meter dan berat mencapai lebih dari lima ton.

    Bekas gigitan pada tulang-belulang purba menjadi bukti tak terbantahkan bahwa reptil raksasa ini memangsa dinosaurus. Namun, bagaimana Deinosuchus bisa tumbuh menjadi predator yang begitu besar dan tersebar luas menjadi misteri yang belum terpecahkan.

    Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Communications Biology mengklaim telah memecahkan teka-teki tersebut. Penelitian ini mengubah posisi Deinosuchus dalam bagan keluarga buaya dan berpotensi menjelaskan toleransi reptil purba ini terhadap habitat air asin.

    “Kami ingin memahami lebih baik bagaimana Deinosuchus menjadi predator puncak yang sukses di lahan basah pesisir di seluruh Amerika Utara, dan mengapa ia tumbuh begitu besar,” ujar Márton Rabi, seorang paleontolog dari Universitas Tübingen di Jerman yang juga merupakan salah satu penulis studi ini.

    Jejak Deinosuchus telah diikuti oleh para paleontolog sejak sepasang gigi fosil ditemukan di Carolina Utara pada 1858. Sejak saat itu, fosil gigi, perisai tulang, potongan tengkorak, dan bagian kerangka reptil ini telah ditemukan di Meksiko, Utah, Texas, Montana, Carolina Selatan, New Jersey, dan banyak lagi.

    Fosil-fosil buaya purba ini muncul di sepanjang tepi garis pantai prasejarah Amerika Utara dalam batuan berusia 82 hingga 72 juta tahun. Di rawa-rawa dataran rendah Amerika Utara pada Zaman Kapur, Deinosuchus mengintai dan menunggu mangsanya mendekat cukup untuk diterkam.

  • Kucing Modern Disebut Berasal dari Ritual Mesir Kuno

    Kucing Modern Disebut Berasal dari Ritual Mesir Kuno

    Jakarta

    Tradisi ritual pengorbanan zaman Mesir kuno diklaim berkontribusi pada domestikasi kucing, demikian menurut penelitian baru.

    Kucing mumi (Felis catus) adalah persembahan yang umum dilakukan pada masa itu, ditujukan kepada para dewa Mesir sekitar 3.000 tahun yang lalu. Untuk kebutuhan ini, manusia mulai membiakkan kucing dan spesies untuk kurban lainnya.

    Diperkirakan orang Mesir kuno mengawetkan (dibuat menjadi mumi) hingga 70 juta hewan termasuk kucing, tikus, elang, buaya, dan ibis selama masa pemerintahan mereka di Afrika Utara.

    Teori lain menunjukkan kucing secara bertahap menjinakkan diri di Eropa selama periode Neolitik, ketika manusia beralih ke pertanian, menyediakan kucing dengan pasokan hewan pengerat yang cukup yang memberi makan tanaman kita.

    Tradisi ini mungkin telah mengilhami petani yang terganggu tikus mendorong kehadiran kucing untuk kontrol hama. Penemuan kuburan berusia 9.500 tahun pada 2004, yang berisi sisa-sisa manusia dan kucing di Siprus, tampaknya mendukung teori domestikasi Neolitik.

    Tetapi morfologi kucing domestik dan DNA tidak menguatkan skenario ini. Sedangkan dalam dua studi baru, yang keduanya masih menunggu peer review, scenario ini punya bukti yang memperkuat.

    Arkeolog ahli hewan dari University of Exeter Sean Doherty dan rekannya membandingkan tulang kucing domestik dengan kucing liar Eropa (Felis silvestris) dan menemukan fitur mereka tidak lebih mirip dengan kucing domestik dengan kucing liar Afrika (Felis lybica).

    Terlebih lagi, kucing kuburan Siprus secara morfologis lebih mirip dengan kucing liar Eropa, bukan Afrika. Materi genetiknya, sayangnya, terlalu terdegradasi untuk bisa dipelajari.

    Spesies asal non-Eropa dari F. catus juga dikuatkan oleh penelitian dari ahli paleogenetik Marco De Martino dari Roma Tor Vergata University. Analisis genetik timnya mendukung kucing liar Afrika sebagai nenek moyang kucing domestik.

    Memeriksa 70 genom kucing kuno dari situs arkeologi di seluruh Eropa, Anatolia, Afrika Utara, Bulgaria, dan Italia, hasil analisis tampaknya menunjukkan titik asal kucing domestik yang paling mungkin.

    “Hasil kami menunjukkan bahwa penyebaran kucing domestik saat ini dapat ditelusuri kembali bukan ke Neolitik atau dari wilayah Bulan Sabit Subur, melainkan beberapa ribu tahun kemudian dan kemungkinan besar dari Afrika Utara,” tulis De Martino dan rekannya, seperti dikutip dari Science Alert.

    Gen-gen ini mengungkapkan dua gelombang penyebaran ke Mediterania, yang pertama selama milenium pertama SM yang memperkenalkan populasi liar di pulau Sardinia, dan gelombang berikutnya yang menjadi kucing domestik yang masih kita temui saat ini.

    Tim menemukan F. catus tidak mencapai China sampai sekitar abad kedelapan Masehi. Peneliti lain masih berpendapat proses domestikasi kucing dimulai berabad-abad sebelum tradisi pengorbanan massal Mesir.

    Contoh hubungan manusia dengan kucing tentu terjadi beberapa kali, termasuk contoh di Siprus serta penguburan Mesir awal dengan kucing sekitar 3800 SM, tetapi ini tidak selalu dari garis kucing yang sama yang menjadi F. catus. Kucing domestik yang dikonfirmasi secara genetik paling awal adalah pengorbanan mumi dari tahun 500 SM.

    “Data genom dari kucing modern dan kuno dari Mesir, yang saat ini kurang, akan memungkinkan kedua hipotesis ini diuji,” kata De Martino dan tim.

    Jika asal-usul Mesir F. catus berlaku, itu tidak akan menjadi pertama kalinya ibadah ritual mendorong manusia untuk membawa hewan bersama mereka, kedua tim peneliti menunjukkan.

    “Ritual dan agama sering menjadi pendorong untuk translokasi hewan. Misalnya, penyebaran rusa fallow telah dikaitkan langsung dengan kultus Artemis dan Diana, sementara ayam dikaitkan dengan Merkurius dan Mithras,” tulis Doherty dan tim.

    Dewi Mesir Bastet pertama kali muncul di milenium ketiga SM yang digambarkan dengan kepala singa, tetapi selama abad ke-972 SM, ia semakin terwakili dengan kepala kucing liar Afrika.

    Transformasi ini bertepatan dengan munculnya tradisi pengorbanan kucing, Ketika jutaan kucing bebas dan khusus yang dipelihara dijadikan sebagai persembahan kepada dewi.

    (rns/afr)

  • Ukuran Buaya Purba Ini Ternyata Lebih Besar dari Dinosaurus, Berapa Panjang dan Bobotnya? – Page 3

    Ukuran Buaya Purba Ini Ternyata Lebih Besar dari Dinosaurus, Berapa Panjang dan Bobotnya? – Page 3

    Meskipun para paleontolog masih memperdebatkan rincian biologi Deinosuchus, tidak ada keraguan bahwa predator ini berukuran sangat besar.

    Fosil Deinosuchus sering ditemukan di formasi yang sama dengan dinosaurus karnivora tyrannosaurus, misalnya. Namun, Deinosuchus dapat tumbuh lebih panjang dan lebih besar daripada dinosaurus tiran tersebut, menjadikannya predator puncak sejati.

    Buaya ini bahkan memiliki kekuatan gigitan yang lebih besar dari T. rex, meskipun keduanya tidak hidup sezaman. Agar Deinosuchus dapat berkembang biak, harus ada banyak makanan. Jangkauan karnivora yang luas ini menunjukkan bahwa ada banyak habitat yang sesuai untuk mendukung pemakan daging raksasa ini.

    “Anda membutuhkan dua hal untuk menumbuhkan buaya raksasa,” kata Rabi, yaitu tingkat pertumbuhan yang cepat di awal kehidupan dan pasokan makanan yang konsisten untuk memicu pertumbuhan pesat tersebut.

    Selama Zaman Kapur Akhir, ketika Deinosuchus hidup, permukaan air laut global yang tinggi dan iklim yang hangat memicu pertumbuhan luar biasa di rawa-rawa di mana pun laut menyentuh Amerika Utara. Sifat ekosistem perairan ini, menurut studi baru ini, memungkinkan reptil raksasa seperti itu berevolusi sejak awal.

    “Lahan basah dengan produktivitas tinggi, termasuk spesies mangsa, sangat penting untuk evolusi Deinosuchus,” Rabi menjelaskan.

    Pola ini juga terlihat di antara buaya purba raksasa lainnya seperti Sarcosuchus yang hidup di Afrika dan Amerika Selatan kuno sekitar 120 juta tahun yang lalu, dan Purussaurus bermoncong lebar dari Amerika Selatan antara 16 dan 5 juta tahun yang lalu.

  • Hari Buruh: Cek Penyesuaian Rute Transjakarta di Sekitar Monas Hari Ini!

    Hari Buruh: Cek Penyesuaian Rute Transjakarta di Sekitar Monas Hari Ini!

    Bisnis.com, JAKARTA — Dalam rangka mendukung kelancaran kegiatan peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) yang dipusatkan di kawasan Monas, Transjakarta melakukan penyesuaian layanan di sejumlah rute pada hari ini, Kamis (1/5/2025). 

    Penyesuaian ini berlaku untuk layanan BRT, angkutan integrasi, dan mikrotrans, terutama yang melintasi area Monas, Balaikota, dan Gambir.

    Untuk layanan BRT, beberapa koridor mengalami perubahan. Koridor 2 dengan rute Pulogadung–Monas dipersingkat menjadi Pulogadung–Juanda. Halte Monas, Balaikota, dan Gambir untuk sementara tidak melayani penumpang. 

    Sementara itu, koridor 2A yang melayani rute Pulogadung–Rawa Buaya dialihkan melalui Pejambon dan juga tidak melintasi halte Balaikota dan Gambir. Koridor 6A dan 6B yang biasa melayani Ragunan–Balaikota, baik via Kuningan maupun via Semanggi, kini hanya melayani hingga Tosari. 

    Koridor 5C rute Cililitan–Juanda juga mengalami pengalihan dengan tidak melintasi Balaikota, begitu pula dengan koridor 7F rute Kampung Rambutan–Juanda yang dialihkan dari titik tersebut.

    Penyesuaian juga berlaku pada layanan angkutan integrasi. Rute 1A yang biasanya melayani Pondok Indah Mall (PIM) hingga Balaikota kini dipersingkat menjadi PIM–Monas.

    Sementara itu, rute 1P yang melayani Senen–Blok M mengalami pengalihan jalur.

    Untuk layanan Transjabodetabek, seluruh rute tetap beroperasi normal tanpa perubahan. Namun, pada layanan mikrotrans, rute JAK10B yang melayani Stasiun Gondangdia–Cikini via Kramat Raya dialihkan melalui Jalan Merdeka Timur untuk menghindari kepadatan di sekitar kawasan aksi.

    Transjakarta mengimbau pelanggan untuk selalu memantau informasi terbaru melalui aplikasi resmi Transjakarta atau akun media sosial @pt_transjakarta.

    “Penyesuaian ini dilakukan demi kenyamanan dan keselamatan seluruh pengguna layanan selama kegiatan peringatan Hari Buruh berlangsung. Mohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan, dan selamat melanjutkan perjalanan bersama Transjakarta,” demikian pernyataan Transjakarta.

  • Viral Turis Filipina Nekat Selfie di Dalam Kandang Buaya, Alami Luka Gigitan hingga 50 Jahitan – Halaman all

    Viral Turis Filipina Nekat Selfie di Dalam Kandang Buaya, Alami Luka Gigitan hingga 50 Jahitan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kasus hingar bingar sosial media yang membuat orang terlena dan melupakan keselamatannya kali ini kembali terjadi.

    Kejadian berlangsung pada hari Senin (28/4/2025) lalu, di kandang satwa buaya di kebun binatang Provinsi Zamboanga Sibugay, Filipina.

    Demi mendapatkan ketenaran di sosial media, seorang turis pria berusia 29 tahun dari Filipina nekat memanjat pagar kawat menuju ke kolam buaya.

    Aksi nekat ini, ia lakukan untuk mengambil foto selfie dari bagian selatan kandang buaya tersebut.

    Alih-alih mendapatkan gambar lebih bagus, aksinya ini pun berujung petaka.

    Lengah melihat situasi di sekitarnya, pria tersebut kemudian diserang dan diseret ke dalam air oleh seekor buaya hingga nyaris tewas.

    Dikutip dari GMA, kejadian tersebut, menjadi viral di media sosial lantaran videonya diabadikan oleh pengunjung kebun binatang lainnya.

    Dalam video yang tersebar di media sosial, tampak pria tersebut duduk di dekat seekor buaya betina bernama Laley sebelum diserang.

    Buaya itu, tampak menggigit lengannya dengan keras, membuat pria tersebut menjerit kesakitan. 

    Tak puas menggigit sang pria, Laley kemudian menggigit paha korban dan mengguncang-guncang tubuhnya.

    Aksi Laley ini merupakan teknik umum yang dilakukan seekor buaya untuk merobek dan melumpuhkan mangsanya.

    Korban sendiri terjebak di dalam kandang selama 30 menit hingga seorang pawang berani menyelamatkannya.

    Berbekal balok beton, petugas kebun buaya Zamboanga tampak melempari kepala buaya tersebut hingga akhirnya ia melepaskan gigitannya.

    BUAYA TERKAM TURIS – Tangkap layar dari GMA terkait kabar seorang Turis diterkam Buaya pada 1 Mei 2025. Kejadian seorang turis diserang buaya ini, terjadi pada hari Senin lalu (28/4/2025) di kandang satwa buaya di kebun binatang Provinsi Zamboanga Sibugay, Filipina(Tangkap Layar Youtube GMA)

    Saat sang buaya kabur menjauhi korban, petugas medis langsung melakukan evakuasi sembari membalut luka di lengan dan kakinya untuk menghentikan pendarahan .

    Korban kemudian dilarikan ke rumah sakit dan menerima lebih dari 50 jahitan akibat luka serius tersebut 
    .
    Saat diperiksa, korban mengeklaim bahwa ia salah mengira buaya tersebut sebagai patung buaya.

    Meski penjaga kebun binatang berada di lokasi, tidak ada yang menghentikannya saat merusak pagar pembatas.

    Korban mengaku menyesal dan menyadari bahwa perilakunya membahayakan diri sendiri dan orang lain.

    Ia juga mengaku, sangat beruntung bisa selamat dari insiden tersebut.

    (Tribunnews.com/Bobby)

  • Pria di Filipina Diterkam Buaya saat Mencoba Selfie, Dikira Hanya Patung – Halaman all

    Pria di Filipina Diterkam Buaya saat Mencoba Selfie, Dikira Hanya Patung – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang pria di Filipina diserang buaya saat mencoba berswafoto (selfie) dengan hewan tersebut, yang dikiranya hanyalah patung.

    Dilansir Daily Mail, pria berusia 29 tahun itu mengira buaya sepanjang 4,5 meter tersebut hanyalah replika.

    Insiden terjadi pada 28 April 2025 di sebuah kebun binatang di wilayah Zamboanga Sibugay.

    Awalnya, pria itu memanjat pagar pembatas kandang buaya, memasang kamera ponselnya, lalu berpose.

    Namun situasi berubah drastis ketika buaya betina bernama Lalay menerjang dan menggigit lengannya, membuat para pengunjung kebun binatang berteriak panik.

    Kejadian tersebut terekam dalam video yang menunjukkan korban berteriak kesakitan, sementara buaya terus menggigit tanpa mau melepaskan.

    Buaya itu juga mencengkeram pahanya dan melakukan “death roll”, teknik khas buaya untuk melumpuhkan mangsanya dengan cara berguling.

    Pria itu dilaporkan terjebak di dalam kandang selama sekitar 30 menit sebelum akhirnya berhasil diselamatkan oleh seorang pawang buaya.

    BUAYA DIKIRA PATUNG – Tangkap layar YouTube New York Post pada 30 April 2025, memperlihatkan detik-detik seorang pria diterkam buaya di sebuah kebun binatang di Filipina. Pria tersebut mengira buaya itu hanya patung karena tidak bergerak. (Tangkap layar YouTube New York Post)

    Pawang tersebut dikabarkan melempar batu ke arah kepala buaya, yang akhirnya membuat reptil itu melepaskan gigitannya.

    Tim medis segera memberikan pertolongan pertama dengan membalut luka di lengan dan paha korban, lalu membawanya ke rumah sakit.

    Ia menerima lebih dari 50 jahitan.

    Sersan Polisi Joel Sajolga dari Kepolisian Kota Siay mengatakan:

    “Turis itu sedang berjalan-jalan di area tersebut ketika melihat buaya, yang dikiranya hanyalah patung plastik.”

    “Ia lalu memanjat pagar dan masuk ke dalam kandang, dan saat itulah buaya menyerangnya.”

    Menurut Sajolga, ada beberapa penjaga yang berada di lokasi Taman Mangrove Kabug dan Kebun Binatang Wetlands saat kejadian, namun mereka gagal mencegah turis itu menerobos pagar pembatas.

    Ia menambahkan: “Perilaku semacam ini sangat berbahaya. Tidak seorang pun boleh masuk ke dalam kandang hewan di kebun binatang.”

    “Ia membahayakan nyawanya sendiri dan sangat beruntung bisa selamat.”

    Seorang warga yang merekam aksi nekat tersebut mengatakan bahwa pria itu sempat mengarungi kolam dangkal untuk berpose di samping buaya, karena menyangka hewan itu tidak nyata lantaran tidak bergerak.

    Pengunjung kebun binatang, Canete Jie, berkata:

    “Saya tidak tahu kenapa dia melakukan hal sebodoh itu, tapi saya bersyukur dia masih hidup dan buayanya melepaskannya.”

    “Kakinya memang tidak patah, tapi ia mengalami luka cukup parah di lengan dan paha.”

    Pihak kebun binatang belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden tersebut.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)