Hewan: buaya

  • Penampakan Buaya Putih Gegerkan Lampung, Juru Kunci Makam Jadi Saksi

    Penampakan Buaya Putih Gegerkan Lampung, Juru Kunci Makam Jadi Saksi

    Liputan6.com, Jakarta Seekor buaya berwarna terang atau diduga buaya putih muncul di aliran Sungai Way Sekampung, Kabupaten Pringsewu, Lampung. Warga resah dengan kemunculan buaya putih. Video penampakan satwa buas itu viral di media sosial, Sabtu (29/11/2025).

    Kapolres Pringsewu AKBP M Yunus Saputra mengatakan, pihaknya telah memintai keterangan sejumlah saksi dan warga sekitar terkait kebenaran informasi tersebut.

    “Sejumlah warga mengaku pernah melihat keberadaan buaya di lokasi tersebut, salah satunya juru kunci makam Pekon Panggungrejo, Kosaini. Dia menyebut pernah melihat buaya di sungai itu sekitar September lalu, namun tidak sempat merekamnya,” kata Yunus dikonfirmasi, Rabu (3/12).

    Berbeda dengan kesaksian tersebut, dua warga Pekon Mataram, Septa dan Suparni, menyatakan pernah melihat langsung sekaligus merekam penampakan buaya sekitar dua bulan lalu. Buaya itu disebut memiliki panjang sekira 1,5 meter dengan warna abu-abu cerah.

    “Kesaksian lain datang dari Tulus, warga Pekon Mataram, yang mengaku melihat buaya muncul pada Sabtu (29/11) dan Minggu (30/11) sekitar pukul 14.00 WIB saat ia memancing di tepi sungai. Buaya tersebut tampak memiliki warna lebih terang daripada buaya umumnya,” jelasnya.

    Meski begitu, Kepala Pekon Panggungrejo Induk, Supartono menyebut, selama ini belum pernah terjadi serangan buaya terhadap warga.

    Pemerintah Desa bersama kepolisian telah memasang sejumlah spanduk peringatan di titik-titik aktivitas warga di bantaran sungai.

  • Atap Ambruk Disambar Petir, Warga Lubang Buaya Terjebak di Kamar Mandi
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        2 Desember 2025

    Atap Ambruk Disambar Petir, Warga Lubang Buaya Terjebak di Kamar Mandi Megapolitan 2 Desember 2025

    Atap Ambruk Disambar Petir, Warga Lubang Buaya Terjebak di Kamar Mandi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Milia (23), penghuni rumah yang rusak akibat tersambar petir di Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur, sempat terjebak di kamar mandi ketika atap rumahnya runtuh.
    Peristiwa itu terjadi saat hujan deras disertai angin kencang melanda Kelurahan Lubang Buaya pada Selasa (2/12/2025) sore.
    “Pas kejadian saya di kamar mandi, terus ada petir. Saya kira awalnya petir biasa, tapi tiba-tiba (atap) langsung ambruk,” kata Milia saat ditemui di lokasi, Selasa.
    “Saya pas kejadian juga sempat terjebak di kamar mandi (karena pintu kamar mandi tertutup puing). Harapannya sih ada bantuan, karena kerusakan lumayan parah,” imbuh dia.
    Ia berharap Pemerintah Kota (Pemkot)
    Jakarta
    Timur dapat membantu memperbaiki atap rumahnya yang berlubang.
    “Rencana kalau kayak gini, karena ini mustahil untuk buat
    stay
    (bertahan di rumah). Soalnya hujan juga, air bakalan terus ngalir. Jadi kita kemungkinan mengungsi,” tutur Milia.
    Ia memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Seluruh penghuni rumah dalam keadaan selamat.
    Siregar (55), seorang tukang bangunan, mengatakan saat kejadian ia sedang mengerjakan salah satu rumah untuk persiapan pengecoran tiang.
    “Tadi pas hujan gede, sekitar jam 14.30 WIB ada petir, kita lagi kerja di bawah itu langsung nyambar, kita lagi bangun di atas, dihantam besi tengah,” ucap Siregar saat ditemui di lokasi.
    Ia menjelaskan bahwa ketika petir menyambar, seluruh tiang besi yang dipasang untuk pengecoran bangunan langsung runtuh.
    “Semua kita pasang langsung roboh menimpa atap tetangga. Iya yang kita bikin tadi pagi, sebetulnya habis dzuhur cor tiang, tapi pas habis dzuhur ternyata hujan besar sampai setengah tiga,” tutur dia.
    Siregar menambahkan, sambaran petir juga membuat sejumlah tiang besi di salah satu rumah menjadi bengkok.
    “Hujan besar enggak apa-apa, tetapi besi kita saja yang dihantam petir jadi semua bengkok, yang kena itu dua rumah,” kata Siregar.
    Ia memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Hanya atap dapur rumah yang rusak akibat tertimpa tiang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Korupsi Proyek Banjir Picu Aksi Protes di Filipina

    Korupsi Proyek Banjir Picu Aksi Protes di Filipina

    Jakarta

    Ribuan warga Filipina turun ke jalan pada Minggu (30/11), menuntut pemerintah mengambil tindakan tegas terhadap para pejabat yang terlibat dalam skandal infrastruktur bernilai miliaran dolar.

    Salah satu aksi terbesar digelar kelompok sayap kiri di ibu kota Manila, yang mendesak agar semua pejabat pemerintah yang terlibat segera mengundurkan diri dan diproses secara hukum.

    Selama berbulan-bulan, kemarahan publik terus membesar atas dugaan korupsi besar-besaran dalam proyek pengendalian banjir berupa infrastruktur vital di kepulauan Filipina yang sejak lama rentan terhadap banjir mematikan. Presiden Ferdinand Marcos Jr. kini sibuk meredam gelombang ketidakpuasan tersebut.

    Beberapa hari lalu, delapan anggota Departemen Pekerjaan Umum dan Jalan Raya (Department of Public Works and Highways/DPWH) ditangkap. Pemerintah berjanji akan menindak lebih jauh pihak yang paling bertanggung jawab. Mereka juga menyebut bahwa ‘aktor yang lebih besar’ akan segera ditangkap.

    Gereja Katolik turut memimpin aksi protes

    Gereja Katolik Roma di berbagai wilayah turut memimpin aksi protes antikorupsi pada Minggu (30/11), mengoordinasikan demo di distrik masing-masing. Aksi utama berlangsung sepanjang hari di monumen “people power” yang merupakan simbol pro-demokrasi yang terletak di sepanjang jalan raya EDSA, kawasan Metro Manila.

    Untuk menjaga ketertiban, sekitar 17.000 polisi dikerahkan di Manila. Menurut laporan kepolisian, sekitar 5.000 pengunjuk rasa, yang sebagian besarnya mengenakan pakaian putih, mengikuti aksi tersebut.

    Di Taman Luneta, tidak jauh dari istana kepresidenan, para demonstran membawa poster berbentuk buaya sebagai simbol kecaman terhadap korupsi sistemik.

    Publik tuntut pengembalian dana

    Para pengunjuk rasa menuntut anggota Kongres, pejabat pemerintah, dan pemilik perusahaan konstruksi yang berada di balik ribuan proyek pengendalian banjir bermasalah untuk dipenjara dan diwajibkan mengembalikan dana negara yang mereka korupsi. Seorang demonstran bahkan mengenakan kaus dengan pesan tajam: “No mercy for the greedy.”

    Pendeta Katolik Rev. Flavie Villanueva, yang selama ini mendampingi keluarga korban pembunuhan dalam perang narkoba era Presiden Rodrigo Duterte, mengecam keras para pelaku korupsi.

    “Jika uang dicuri, itu adalah kejahatan. Tetapi jika martabat dan nyawa dirampas, itu adalah dosa terhadap sesama manusia, terhadap negara, dan yang paling penting, terhadap Tuhan,” ujarnya. Ia menyerukan kepada massa, “penjarakan semua koruptor dan penjarakan semua pembunuh!”

    Proses hukum terhadap para tersangka terus berjalan. Pada Jumat (28/11), mantan insinyur pemerintah Henry Alcantara yang telah mengakui keterlibatannya di bawah sumpah dalam sidang penyelidikan Senat, mengembalikan 110 juta peso (sekitar Rp31,1 miliar) dalam bentuk suap yang menurut jaksa dicurinya, dan berjanji untuk mengembalikan lebih banyak dalam beberapa minggu mendatang.

    Presiden Marcos menyampaikan bahwa sekitar 12 miliar peso (sekitar Rp 3,4 triliun) aset tersangka telah dibekukan. Ia juga berjanji bahwa banyak dari setidaknya 37 senator, anggota Kongres, dan eksekutif perusahaan konstruksi yang terlibat akan ditahan sebelum Natal.

    Korupsi dana publik, masalah lama yang berulang

    Skandal penyalahgunaan dana publik bukan hal baru di Filipina. Sejak isu korupsi proyek pengendalian banjir pertama kali diangkat oleh Presiden Marcos pada Juli lalu, setidaknya tujuh pejabat pekerjaan umum telah dijebloskan ke penjara atas tuduhan penyalahgunaan dana publik dan praktik korupsi.

    Namun bagi banyak warga, penindakan ini belum cukup. Meluasnya aksi demonstrasi menunjukkan tuntutan publik yang semakin keras: pertanggungjawaban penuh dari para pejabat yang menikmati dana publik, dan reformasi sistem yang memungkinkan korupsi terus terjadi.

    Artikel ini pertama kali ditulis dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Fika Ramadhani dan Adelia Dinda Sani

    Editor: Yuniman Farid


    (ita/ita)

  • Niat Cari Keluarga yang Hilang di Empang, 2 Pria di Luwu Malah Diterkam Buaya

    Niat Cari Keluarga yang Hilang di Empang, 2 Pria di Luwu Malah Diterkam Buaya

    Luwu

    Dua orang pria di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel) diterkam buaya. Keduanya diterkam buaya saat mencari anggota keluarganya bernama Herman (50) yang hilang saat menggembala sapi dan memasang pukat di empang.

    “Iya benar, 2 orang dari keluarga korban (Herman) diterkam buaya pada saat melakukan pencarian korban hilang di empang dan langsung dievakuasi ke puskesmas terdekat dalam keadaan selamat,” kata Kasi Ops Basarnas Makassar, Andi Sultan dilansir detikSulsel, Senin (1/12/2025).

    Korban Herman dilaporkan hilang di Dusun Beringin, Desa Pompengan Utara, Kecamatan Lamasi Timur pada Sabtu (29/11). Warga dan aparat desa mendatangi lokasi untuk mencari korban hingga dua orang diterkam buaya.

    “Masyarakat dan aparat desa pergi melakukan pencarian di empang tersebut, namun pada pukul 22.40 Wita, 2 orang dari keluarga korban diterkam buaya pada saat melakukan pencarian,” ujarnya.

    Sultan menambahkan potongan tubuh yang diduga milik korban juga ditemukan di empang tersebut. Tim gabungan masih terus melakukan pencarian terhadap Herman.

    (wnv/wnv)

  • Warga Filipina Kembali Gelar Demo soal Proyek Pengendalian Banjir Fiktif

    Warga Filipina Kembali Gelar Demo soal Proyek Pengendalian Banjir Fiktif

    Jakarta

    Ribuan orang massa menggelar aksi unjuk rasa di ibu kota Filipina. Massa menuntut pertanggungjawaban atas skandal infrastruktur bernilai miliaran dolar yang telah menyebabkan banyak pejabat, anggota parlemen, dan pemilik perusahaan konstruksi dituduh melakukan korupsi.

    Kemarahan atas apa yang disebut proyek pengendalian banjir fiktif telah meningkat selama berbulan-bulan di negara kepulauan berpenduduk 116 juta jiwa tersebut. Di mana sebelumnya seluruh kota sempat telah tertimbun banjir yang dipicu topan dahsyat dalam beberapa bulan terakhir.

    “Tangkap mereka di penjara sekarang!”, ujar para pendemo saat meneriakkan yel-yel saat berbaris di sepanjang jalan raya Manila yang dikenal sebagai EDSA, lokasi Gerakan Kekuatan Rakyat yang membantu menggulingkan ayah Marcos dari kekuasaan pada tahun 1986.

    Massa demonstran yang berkumpul di Taman Luneta, Manila, tak jauh dari istana presiden, membawa spanduk berbentuk buaya yang menyerukan diakhirinya korupsi sistemik.

    “Ada orang-orang yang meninggal dunia karena korupsi yang terjadi,” ujar Jessie Wanaluvmi J, seorang penari drag berusia 20 tahun, kepada AFP sebelum penampilannya yang dijadwalkan.

    Dalam kasus ini, sebanyak delapan anggota Departemen Pekerjaan Umum dan Jalan Raya telah ditangkap terkait skandal tersebut. Pemerintah berjanji “orang-orang penting akan segera menyusul”.

    Lebih dari 17.000 polisi dikerahkan untuk mengendalikan massa. Sebelumnya, demonstrasi antikorupsi yang sebagian besar berlangsung damai pada bulan September sempat diwarnai bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa bertopeng, yang mengakibatkan lebih dari 200 penangkapan.

    Lihat juga Video: Banjir Imbas Topan Kalmaegi di Filipina

    (yld/knv)

  • Ada Jakarta Penuh Warna Minggu Pagi, 7 Rute Transjakarta Beroperasi Mulai Pukul 10.00 WIB
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 November 2025

    Ada Jakarta Penuh Warna Minggu Pagi, 7 Rute Transjakarta Beroperasi Mulai Pukul 10.00 WIB Megapolitan 29 November 2025

    Ada Jakarta Penuh Warna Minggu Pagi, 7 Rute Transjakarta Beroperasi Mulai Pukul 10.00 WIB
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    PT Transportasi Jakarta (
    Transjakarta
    ) akan melakukan
    penyesuaian rute
    dan waktu operasional sejumlah layanan pada Minggu (30/11/2025) untuk mendukung penyelenggaraan acara
    Jakarta Penuh Warna
    (JPW) yang berlangsung di kawasan Balai Kota hingga Bundaran HI, Jakarta Pusat.
    Kepala Departemen Humas dan CSR PT Transjakarta Ayu Wardhani mengatakan kebijakan ini diambil untuk menjaga kelancaran
    mobilitas masyarakat
    selama kegiatan berlangsung.
    “Kebijakan ini dilakukan untuk memastikan kelancaran mobilitas masyarakat, sekaligus mendukung kegiatan yang diinisiasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menyongsong lima abad Jakarta yaitu Jakarta Penuh Warna (JPW),” ujar Ayu saat dikonfirmasi
    Kompas.com
    , Sabtu (29/11/2025).
    Salah satu penyesuaian yang dilakukan yakni tujuh rute Transjakarta akan mulai beroperasi pukul 10.00 WIB pada hari acara. Biasanya, rute-rute tersebut beroperasi sejak pukul 05.00 WIB.
    Adapun tujuh rute yang terdampak penyesuaian waktu adalah:
    1P Senen – Blok M
    1R Senen – Tanah Abang
    2P Senen – Transport Hub Dukuh Atas
    2Q Gondangdia – Balai Kota
    5M Kampung Melayu – Tanah Abang via Cikini
    6A Balai Kota – Ragunan via Kuningan
    6B Balai Kota – Ragunan via Semanggi
    Selain perubahan jam operasional, Transjakarta juga menerapkan penyesuaian layanan pada pukul 05.00–10.00 WIB khusus di Koridor 1 dan Koridor 2.
    Koridor 1
    – Blok M – Kota


    Dialihkan melalui Koridor 9 dan 13, melayani halte: Petojo, Tarakan, Tomang Raya, Kota Bambu, Kemanggisan, Petamburan, Gerbang Pemuda, Widya Chandra, Simpang Kuningan, Tegal Parang, Pancoran, Tegal Mampang, Rawa Barat, dan Pasar Santa.


    Tidak melayani: Halte Kebon Sirih hingga Masjid Agung serta ASEAN.
    – Rute 1A: Pantai Maju – Balai Kota


    Dialihkan via Halte Juanda.


    Tidak melayani: Halte Monumen Nasional dan Balai Kota.


    Menjadi melayani: Halte Pecenongan dan Juanda.
    Koridor 2
    – Pulo Gadung – Monumen Nasional


    Tidak melayani Halte Balai Kota dan Gambir 2.
    – Rute 2A: Pulo Gadung – Rawa Buaya via Balai Kota


    Tidak melayani Halte Balai Kota.


    Menjadi melayani: Halte Gambir, Istiqlal, Juanda, dan Pecenongan.
    – Rute 5C: Cililitan – Juanda


    Dialihkan via Halte Juanda.


    Tidak melayani: Halte Balai Kota.


    Menjadi melayani: Halte Gambir, Istiqlal, Juanda, dan Pecenongan.
    – Rute 7F: Kampung Rambutan – Juanda via Cempaka Putih


    Dialihkan via Halte Juanda.


    Tidak melayani: Halte Balai Kota.


    Menjadi melayani: Halte Gambir, Istiqlal, Juanda, dan Pecenongan.
    Ayu mengimbau masyarakat untuk menyesuaikan rencana perjalanan selama penutupan dan rekayasa layanan berlangsung.
    “PT Transportasi Jakarta mengimbau seluruh pelanggan untuk mengutamakan keselamatan, memperhatikan informasi terbaru, serta merencanakan perjalanan lebih awal. Informasi real-time dapat diakses melalui media sosial resmi Transjakarta atau aplikasi TJ : Transjakarta,” tambahnya.
    Sebagai informasi, acara JPW akan dimulai pukul 05.30 WIB dengan rangkaian kegiatan seperti fun walk, panggung olahraga, defile olahraga, donor darah, hingga pojok UMKM. Rute fun walk dimulai dari Balai Kota dan berakhir di Bundaran HI.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ada Jakarta Penuh Warna Minggu 30 November 2025, TransJakarta Sesuaikan Rute dan Waktu Operasional

    Ada Jakarta Penuh Warna Minggu 30 November 2025, TransJakarta Sesuaikan Rute dan Waktu Operasional

    Koridor 2 Pulo Gadung–Monumen Nasional juga tidak melayani Halte Balai Kota dan Gambir 2 selama jam penyesuaian.

    Selain itu, rute 2A Pulo Gadung–Rawa Buaya via Balai Kota mengalami pengalihan dan untuk sementara tidak berhenti di Halte Balai Kota. Layanan diarahkan untuk melayani Halte Gambir, Istiqlal, Juanda, dan Pecenongan.

    “Penyesuaian serupa dilakukan pada rute 5C Cililitan–Juanda dan rute 7F Kampung Rambutan–Juanda via Cempaka Putih, yang sama-sama menambah layanan di halte Gambir, Istiqlal, Juanda, dan Pecenongan,” kata Ayu.

    Meski begitu, TransJakarta memastikan beberapa layanan akan kembali beroperasi normal mulai pukul 10.00 WIB. Rute tersebut meliputi 1P Senen–Blok M, 1R Senen–Tanah Abang, 2P Senen–Transport Hub Dukuh Atas, 2Q Gondangdia–Balai Kota, 5M Kampung Melayu–Tanah Abang via Cikini, 6A Balai Kota–Ragunan via Kuningan, dan 6B Balai Kota–Ragunan via Semanggi.

    “Informasi real-time dapat diakses melalui media sosial resmi Transjakarta atau aplikasi TJ:Transjakarta,” jelas Ayu.

  • Ternyata Begini Wujud Nenek Moyang Buaya, Mirip Dinosaurus

    Ternyata Begini Wujud Nenek Moyang Buaya, Mirip Dinosaurus

    Jakarta

    Reptil karnivora yang baru dideskripsikan dari Brasil selatan adalah jenis hewan yang kebanyakan orang anggap sebagai dinosaurus, ternyata bukan. Tainrakuasuchus bellator termasuk dalam Pseudosuchia, garis keturunan purba yang pada akhirnya memunculkan buaya dan aligator masa kini.

    Binatang ini berkeliaran di Zaman Trias sekitar 240 juta tahun lalu, tepat sebelum dinosaurus muncul dan mendominasi. Tubuhnya berlapis kulit yang kuat seperti pelat baja dan dibuat untuk bisa melakukan serangan cepat.

    Dengan panjang sekitar 2,4 meter dan massa sekitar 60 kilogram, Tainrakuasuchus bellator memiliki leher yang panjang dan lincah serta moncong ramping yang penuh dengan gigi tajam.’

    Profil tersebut menunjukkan ia adalah pemburu presisi, yang mampu melakukan serangan mendadak, sentakan kepala cepat, dan gigitan tajam untuk menahan mangsa yang melawan sebelum ia bisa melarikan diri.

    Pelat kulit bertulang, yang dikenal sebagai osteoderm, melapisi punggungnya, menyerupai bentuk tubuh buaya modern. Meskipun tampak seperti dinosaurus pada umumnya, sendi pinggul dan tulang pahanya dengan jelas menunjukkan bahwa ia adalah pseudosuchian, bukan dinosaurus.

    “Hewan ini merupakan predator aktif, tetapi meskipun ukurannya relatif besar, ia jauh dari pemburu terbesar pada masanya,” kata penulis utama studi Rodrigo Temp Müller dari Universidade Federal de Santa Maria, dikutip dari Earth.com.

    “Meskipun penampilannya sekilas menyerupai dinosaurus, Tainrakuasuchus bellator tidak termasuk dalam kelompok itu,” tambahnya.

    Salah satu perbedaan paling jelas dari dinosaurus tampak pada panggulnya, tempat sendi pinggul dan tulang paha berbeda tajam. Anatominya menunjukkan bahwa predator ini diciptakan untuk kecepatan dan kendali, alih-alih kekuatan penghancur tulang.

    Lehernya yang panjang, rahangnya yang ringan, dan gigi-giginya yang melengkung merupakan alat klasik untuk menangkap dan menahan mangsa yang bergerak. Walaupun fosil tersebut tidak mengawetkan anggota badan, tim menyimpulkan bahwa posisi berdiri dengan empat kaki memberikan stabilitas dan kemampuan manuver untuk penyergapan dan putaran cepat.

    Dalam ekosistem Triasnya, Tainrakuasuchus bellator kemungkinan bertumpang tindih dengan pseudosuchia yang jauh lebih besar. Ia menciptakan ceruk di antara berbagai predator tingkat atas dan menengah dengan ukuran tubuh dan gaya berburu yang berbeda.

    Menurut Müller, penemuan Tainrakuasuchus bellator menggambarkan kompleksitas ekosistem pada saat itu, dengan spesies pseudosuchia yang berbeda, bervariasi dalam ukuran dan strategi berburu, menempati relung ekologi tertentu.

    “Penemuan ini membantu menjelaskan momen penting dalam sejarah kehidupan, periode sebelum munculnya dinosaurus,” ujar Müller.

    Sebelumnya tidak diketahui

    Kerangka parsial, fragmen rahang bawah, bagian tulang belakang, dan potongan korset panggul, ditemukan pada Mei 2025 di dekat Dona Francisca di Rio Grande do Sul, Brasil bagian selatan.

    Persiapan laboratorium yang cermat membebaskan tulang-tulang tersebut dari batuan di sekitarnya, sehingga terungkap ciri-ciri khas yang tidak cocok dengan spesies mana pun yang diketahui.

    “Meskipun pseudosuchia beragam, mereka masih kurang dipahami, karena fosil beberapa garis keturunan mereka sangat langka dalam catatan fosil. Fosil-fosil yang kami temukan menjalani proses persiapan yang sangat teliti di laboratorium, di mana batuan di sekitarnya disingkirkan dengan hati-hati,” jelas Müller.

    “Begitu detail anatomi terungkap, kami sangat gembira dan bersemangat untuk mengungkapkan bahwa spesimen tersebut mewakili spesies yang sebelumnya tidak diketahui oleh sains,” kenangnya.

    Nama genus spesies ini memadukan Guarani dan Yunani. Tainrakuasuchus menggabungkan kata tain (gigi) dan rakua (runcing) dengan suchus (buaya), berdasarkan gigi-giginya yang melengkung dan mencengkeram.

    Sedangkan julukan spesies, bellator, bahasa Latin untuk ‘pejuang’, berasal dari sebutan yang diberikan kepada penduduk Rio Grande do Sul. Julukan ini melambangkan kekuatan, ketahanan, dan semangat juang mereka di tengah banjir dahsyat baru-baru ini.

    Perbandingan ini menghubungkan Tainrakuasuchus dengan Mandasuchus tanyauchen dari Tanzania. Hubungan Amerika Selatan-Afrika masuk akal untuk periode Trias, karena benua-benua membentuk Pangea dan hewan-hewan dapat menyebar di daratan yang sekarang menjadi samudra.

    “Hubungan antara hewan dari Amerika Selatan dan Afrika ini dapat dipahami berdasarkan paleogeografi Periode Trias. Pada masa itu, benua-benua masih menyatu, yang memungkinkan penyebaran organisme secara bebas di wilayah-wilayah yang kini dipisahkan oleh lautan. Akibatnya, fauna Brasil dan Afrika memiliki beberapa kesamaan,” kata Müller.

    Dalam studi yang dipublikasikan di Journal of Systematic Paleontology ini, peneliti merinci Tainrakuasuchus bellator yang menggambarkan betapa kompleksnya ekosistem Trias. Hal ini juga menunjukkan betapa mudahnya kita salah mengartikan ‘aktor-aktornya’ melalui lensa berbentuk dinosaurus.

    (rns/afr)

  • Pedagang Bongkar Sendiri Kios di Lahan Bekas Kantor Lurah Rawa Buaya
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        27 November 2025

    Pedagang Bongkar Sendiri Kios di Lahan Bekas Kantor Lurah Rawa Buaya Megapolitan 27 November 2025

    Pedagang Bongkar Sendiri Kios di Lahan Bekas Kantor Lurah Rawa Buaya
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Pedagang membongkar kios sendiri di lahan bekas Kantor Lurah Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (27/11/2025).
    Pantauan Kompas.com di lokasi, kios-kios yang berdiri di atas lahan milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta itu telah sudah dibongkar.
    Terlihat puing-puing bangunan mulai dari bekas semen hingga kayu masih menumpuk di area bekas kios berdiri.
    Sejumlah
    pedagang
    bersama dengan petugas kebersihan dari Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) terlihat membersihkan sisa puing bangunan.
    Sebuah kendaraan alat berat turut dikerahkan untuk mengangkut puing dan bebatuan berukuran besar.
    Kios-kios yang sebelumnya diisi oleh bengkel hingga servis elektronik kini terlihat rata dengan tanah.
    Hanya menyisakan sejumlah kios di deretan belakang yang tak terkena penggusuran karena sudah merupakan lahan milik pribadi.
    Namun, di deretan lahan pribadi tersebut, terlihat beberapa unit kios tengah dalam proses pembangunan.
    Petak-petak kios berukuran 2×3 meter itu dibangun menggunakan bahan bata ringan alias hebel.
    Kios-kios itu merupakan tempat yang dibangun oleh pedagang lainnya yang sudah memiliki lahan untuk disewakan kepada pedagang yang terdampak penggusuran.
    Rahmat (39), salah satu pemilik bengkel menyebut pembongkaran dilakukan sendiri oleh para pedagang setelah diberikan tenggat waktu selama 10 hari oleh lurah dan camat.
    Pembongkaran sudah dimulai sejak Sabtu (22/11/2025) lalu secara mandiri dan bergotong-royong.
    “Pedagang bongkar sendiri, karena kita sudah ada kesepakatan sama lurah dan camat kemarin di dalam, buat ngebongkar dalam waktu 10 hari memang. Jadi kita memang kesepakatan dikasih tempo selang 10 hari,” ujar Rahmat saat ditemui Kompas.com di lokasi, Kamis.
    Menurut Rahmat, kios-kios yang terdampak terdiri dari bengkel, toko elektronik, hingga warung makan.
    “Total ada tujuh kios. Ada yang elektronik, bengkel, warung makan juga. Semua jajaran, tim oren, segala macam ikut bantu-bantu buat bersihin ini, bekas bangunannya, bongkaran,” kata Rahmat.
    Rahmat mengungkapkan adanya kebingungan terkait rencana pembangunan di lahan tersebut usai pembongkaran.
    Awalnya, lahan itu disebut akan dibangun Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) dan Pos RW.
    Namun, informasi terbaru menyebutkan bahwa anggaran pembangunan belum tersedia.
    “Itu niatnya mau dibangun RPTRA sama Pos RW kalau katanya mah. Tapi ternyata setelah dibongkar baru dikasih tahu, ternyata anggaran ngebangunnya belum ada,” ungkap Rahmat.
    Akibat ketiadaan anggaran, lahan tersebut kemungkinan akan dibiarkan kosong untuk sementara waktu atau dialihfungsikan menjadi tempat pembuangan sampah sementara (TPS).
    “Jadi sementara bakal dibiarin saja dulu kayak gitu, mau dijadiin tempat sampah, soalnya tempat sampah yang di seberangnya lagi dirapiin, direnovasi. Bakal dibangunnya kapan enggak tahu dah, katanya anggarannya belum cair,” jelas dia.
    Para pedagang mengaku tidak mendapatkan
    ganti rugi
    sepeser dari pemerintah daerah atas pembongkaran ini.
    “Pembongkaran itu enggak ada ganti rugi sama sekali. Sudah diajuin. Sampai minta ngajuin ganti bahan bangunan buat kios yang baru juga enggak diterima,” kata Rahmat.
    Ia menceritakan bahwa pihak pemerintah sempat menawarkan relokasi ke lokasi binaan (Lokbin) di Rusun
    Rawa Buaya
    .
    Namun, tawaran itu ditolak oleh para pedagang karena dinilai lokasinya tidak strategis.
    “Kan tawaran awalnya kita diminta pindah ke atas, masuk ke dalem tuh, ke lokbin. Nah kita enggak mau, soalnya enggak bakal hidup di sana usahanya. Kejauhan, di dalam, enggak mungkin berjalan usahanya,” ucapnya.
    Akhirnya, para pedagang berinisiatif pindah ke lahan milik pribadi yang kini tengah dalam proses pembangunan kios baru.
    “Iya ini bakal pada pindah ke sini semua, bangunan baru. Nah itu lagi dibangun buat kios lagi, dia lahannya lahan pribadi. Kalau lahan Pemda kan cuma sampai yang tujuh kios itu doang, nah yang ini kepemilikannya pribadi,” jelasnya.
    Mariyun (56) pedagang lainnya menambahkan, bahwa penataan ulang tempat berdagang ini murni swadaya pedagang dan bantuan dari pemilik lahan pribadi, bukan pemerintah.
    “Menata ulang atas inisiatif pedagang sendiri, antara ahli waris dengan Pak Toni (pemilik). Dana pribadi juga, kita ngebantu-bantu aja. Bukan direlokasi pemerintah, bukan,” kata Mariyun.
    Selama proses pembongkaran dan pemindahan barang yang memakan waktu hampir dua minggu, para pedagang mengaku kehilangan pendapatan.
    Terlebih, karena kios lama diminta untuk dibongkar dalam waktu dekat, padahal bangunan kios baru belum siap dihuni.
    Mariyun, yang menjual barang-barang bekas dan jasa servis, merasa kesulitan karena barang dagangannya kini tercampur.
    “Enggak ada pemasukan. Enggak bisa dagang lagi. Ya begini saja, di sini nongkrong-nongkrong saja, nunggu kios baru selesai,” keluh Mariyun.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Fortuner Ringsek Ditabrak Kereta Ekspres Bandara di Cengkareng, Sopir Selamat

    Fortuner Ringsek Ditabrak Kereta Ekspres Bandara di Cengkareng, Sopir Selamat

    Liputan6.com, Jakarta – Sebuah mobil Fortuner tertabrak Kereta Api Ekspres Bandara di perlintasan Jembatan Gantung, Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (26/11) malam. Sopirnya, pria bernama Tjhan Riko (48), berhasil selamat dari insiden tersebut.

     

    Kepala Unit Penegakan Hukum (Kanit Gakkum) Satlantas Polres Metro Jakarta Barat, AKP Joko Siswanto membenarkan kejadian tersebut. Ia menyebut, peristiwa kecelakaan itu terjadi pada pukul 19.30 WIB.  

    “Benar, tak korban jiwa dalam peristiwa itu. Pengemudi selamat meski mobilnya ringsek dan terperosok ke kali, tak jauh dari rel,” kata AKP Joko, dikutip dari Antara, Kamis (27/11/2025). 

    Menurut Joko, insiden itu berawal saat mobil SUV bernomor polisi B-1976-BYJ itu melaju di Jalan Klingkit dari arah utara menuju selatan.

    “Ketika sampai di perlintasan sebidang kereta api, mobil tersebut tertabrak KA Ekspres Bandara yang melaju dari arah Stasiun Rawa Buaya menuju Stasiun Duri,” kata Joko.