Hewan: buaya

  • 58 RT di Jakarta Masih Terdampak Banjir – Page 3

    58 RT di Jakarta Masih Terdampak Banjir – Page 3

    Jakarta Barat:

    Total 7 RT terdampak, meliputi:

    • Kelurahan Rawa Buaya: 5 RT, ketinggian air 30–70 sentimeter. Penyebab: curah hujan tinggi dan luapan Kali Angke.

    • Kelurahan Kembangan Selatan: 1 RT, ketinggian air 30 sentimeter. Penyebab: curah hujan tinggi dan luapan Kali Angke.

    • Kelurahan Kembangan Utara: 1 RT, ketinggian air 30 sentimeter. Penyebab: curah hujan tinggi dan luapan Kali Pesanggrahan.

    Jakarta Pusat:

    Total 17 RT terdampak di Kelurahan Karet Tengsin:

    • Ketinggian air 30–40 sentimeter. Penyebab: curah hujan tinggi dan luapan Kali Krukut.

    Jakarta Selatan:

    Total 8 RT terdampak, meliputi:

    • Kelurahan Tanjung Barat: 1 RT, ketinggian air 40 sentimeter. Penyebab: curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung.

    • Kelurahan Pengadegan: 2 RT, ketinggian air 30 sentimeter. Penyebab: curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung.

    • Kelurahan Jati Padang: 1 RT, ketinggian air 80 sentimeter. Penyebab: curah hujan tinggi dan luapan PHB Sarua.

    • Kelurahan Pejaten Timur: 4 RT, ketinggian air 30 sentimeter. Penyebab: curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung.

     

    Jakarta Timur:

    Total 26 RT terdampak, meliputi:

    • Kelurahan Kampung Melayu: 4 RT, ketinggian air 40 sentimeter. Penyebab: curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung.

    • Kelurahan Cawang: 7 RT, ketinggian air 80 sentimeter. Penyebab: curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung.

    • Kelurahan Cipinang Melayu: 15 RT, ketinggian air 70–100 sentimeter. Penyebab: curah hujan tinggi dan luapan Kali Sunter Hulu.

    Jalan-jalan yang sempat tergenang namun kini sudah surut:

    1. Jalan Adi Karya, Kelurahan Kedoya Selatan, Jakarta Barat.

    2. Gang H. Musanif, Kelurahan Kedaung Kali Angke, Jakarta Barat.

    3. Jalan Cipinang Indah (depan SMK Penabur), Kelurahan Pondok Bambu, Jakarta Timur.

  • 109 RT masih terendam banjir pada Senin pagi

    109 RT masih terendam banjir pada Senin pagi

    Petugas saat mengecek kondisi banjir di Jakarta, Senin (7/7/2025). ANTARA/HO-BPBD DKI

    BPBD DKI: 109 RT masih terendam banjir pada Senin pagi
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 07 Juli 2025 – 08:53 WIB

    Elshinta.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat hingga pukul 06.00 WIB sebanyak 109 rukun tetangga (RT) di Jakarta Barat, Timur, Pusat, dan Selatan masih terendam banjir karena meluapnya sungai dan juga hujan intensitas tinggi.

    “Kami mencatat saat ini banjir terjadi di 109 RT dan tiga ruas jalan,” kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin.

    Banjir Jakarta terjadi sejak Minggu (6/7) dini hari dan hingga Senin pagi sejumlah daerah di Jakarta Timur, Pusat, Barat dan Selatan masih banjir. Isnawa mengatakan bahwa banjir yang merendam sebagian Jakarta itu karena hujan yang melanda wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.

    Akibatnya kata Isnawa, sejumlah pos pantau pintu air seperti di Bendung Katulampa menjadi siaga tiga atau waspada pada Sabtu (5/7). Lalu, di hari yang sama, Pos Depok siaga tiga atau waspada pada pukul 21.00 WIB, begitu juga pos pantau di Jakarta. Selanjutnya, lanjut dia, dengan meningkatnya intensitas air di sejumlah sungai dan hujan tinggi mengakibatkan air meluap dan menggenangi sejumlah RT di Jakarta.

    Berikut 109 RT dan tiga ruas jalan di Jakarta yang masih terendam banjir;

    Jakarta Pusat terdapat 17 RT terdiri dari:

    – Kelurahan (kel) Karet Tengsin
    * Jumlah: 17 RT
    * Ketinggian: 30 s.d 40 cm
    * Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Krukut

    Jakarta Barat terdapat 15 RT terdiri dari:

    – Kel. Kedaung Kali Angke
    * Jumlah: 4 RT
    * Ketinggian: 40 cm
    * Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Angke

    – Kel. Rawa Buaya
    * Jumlah: 5 RT
    * Ketinggian: 70 cm
    * Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Angke

    – Kel. Kedoya Selatan
    * Jumlah: 4 RT
    * Ketinggian: 30 s.d 60 cm
    * Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Pesanggrahan

    -Kel. Kembangan Selatan
    * Jumlah: 1 RT
    * Ketinggian: 60 cm
    * Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Pesanggrahan

    – Kel. Kembangan Utara
    * Jumlah: 1 RT
    * Ketinggian: 30 cm
    * Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Angke

    Jakarta Selatan terdapat 30 RT terdiri dari:

    – Kel. Tanjung Barat
    * Jumlah: 1 RT
    * Ketinggian: 40 cm
    * Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung

    – Kel. Pela Mampang
    * Jumlah: 13 RT
    * Ketinggian: 30 s.d 150 cm
    * Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Krukut​

    – Kel. Pengadegan
    * Jumlah: 2 RT
    * Ketinggian: 30 cm
    * Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung

    – Kel. Rawajati
    * Jumlah: 7 RT
    * Ketinggian: 80 s.d 100 cm
    * Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung

    – Kel. Jati padang
    * Jumlah: 1 RT
    * Ketinggian: 80 cm
    * Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan PHB Sarua

    – Kel. Pejaten Timur
    * Jumlah: 4 RT
    * Ketinggian: 50 cm
    * Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung​

    – Kel. Kebon Baru
    * Jumlah: 2 RT
    * Ketinggian: 35 s.d 70 cm
    * Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung

    Jakarta Timur terdapat 47 RT terdiri dari:

    – Kel. Bidara Cina
    * Jumlah: 14 RT
    * Ketinggian: 180 s.d 210 cm
    * Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung

    – Kel. Cipinang Muara
    * Jumlah: 2 RT
    * Ketinggian: 40 s.d 50 cm
    * Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Sunter

    – Kel. Kampung Melayu
    * Jumlah: 4 RT
    * Ketinggian: 155 cm
    * Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung

    – Kel. Balekambang
    * Jumlah: 3 RT
    * Ketinggian: 30 cm
    * Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung​

    – Kel. Cawang
    * Jumlah: 7 RT
    * Ketinggian: 100 cm
    * Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung

    – Kel. Cililitan
    * Jumlah: 2 RT
    * Ketinggian: 60 cm
    * Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung

    – Kel. Cipinang Melayu
    * Jumlah: 15 RT
    * Ketinggian: 150 cm
    * Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Sunter

    Jalan banjir di tiga ruas jalan : 

    1. Jl. Adi Karya, Kel. Kedoya Selatan, Jakarta Barat
    Ketinggian: 15 cm
    2. GG. H Musanif, Kel. Kedaung Kali Angke, Jakarta Barat
    Ketinggian: 45 cm
    3. Jl. Cipinang Indah ( SMK Penabur ) , Kel. Pondok Bambu, Jakarta Timur
    Ketinggian: 15 cm

     

    Sumber : Elshinta.Com

  • Terpopuler, banjir hingga pembentukan tim penulisan ulang sejarah

    Terpopuler, banjir hingga pembentukan tim penulisan ulang sejarah

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah berita terpopuler Senin pagi yang menarik untuk disimak mulai dari sejumlah wilayah di Jakarta Barat terendam banjir sampai DPR bentuk tim supervisi untuk awasi penulisan ulang sejarah.

    Berikut rangkuman beritanya:

    1. Sejumlah wilayah di Jakarta Barat terendam banjir

    Sejumlah wilayah di Jakarta Barat terendam banjir akibat hujan deras yang mengguyur wilayah itu pada Minggu sore.

    Sejumlah titik itu seperti Jalan Arjuna Utara (arah Kebon Jeruk), Tol Tangerang (arah Kebon Jeruk), sekitar Lippo Mall Puri, Kembangan, lalu RT 13/RW 10 Kapuk, Cengkareng, kemudian wilayah Semanan, Kalideres, dan sekitar Stasiun Rawa Buaya, Cengkareng.

    Baca selengkapnya di sini.

    2. Tim SAR temukan korban kapal tenggelam di Selat Bali

    Tim SAR gabungan menemukan satu orang penumpang Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya dalam kondisi meninggal dunia di wilayah selatan Selat Bali, Minggu.

    Dengan ditemukannya satu orang korban meninggal pada hari keempat pencarian ini, jumlah korban meninggal bertambah menjadi tujuh orang. Selain itu, 30 orang ditemukan selamat dan 28 orang masih dalam pencarian.

    Baca selengkapnya di sini.

    3. Kemendagri beri dukungan untuk pegawai hilang akibat longsor di Puncak

    Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) memberikan dukungan penuh kepada keluarga salah satu pegawainya yang hilang akibat bencana longsor di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (5/7) sore.

    Baca selengkapnya di sini.

    4. Presiden Prabowo bahas perdamaian hingga AI

    Presiden RI Prabowo Subianto beserta para delegasi Konferensi Tingkat Tinggi BRICS 2025 dijadwalkan menggelar pleno seputar topik perdamaian dan keamanan global hingga kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) pada pertemuan perdana, Minggu pagi.

    Baca selengkapnya di sini.

    5. DPR bentuk tim supervisi untuk awasi penulisan ulang sejarah

    DPR RI akan membentuk tim untuk melakukan supervisi terhadap penulisan ulang sejarah oleh Kementerian Budaya (Kemenbud) guna memastikan sejarah ditulis ulang dengan baik.

    Baca selengkapnya di sini.

    Pewarta: Indriani
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Banjir Jakarta, 109 RT masih terendam

    Banjir Jakarta, 109 RT masih terendam

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat hingga pukul 06.00 WIB sebanyak 109 rukun tetangga (RT) di Jakarta Barat, Timur, Pusat, dan Selatan masih terendam banjir karena meluapnya sungai dan juga hujan intensitas tinggi.

    “Kami mencatat saat ini banjir terjadi di 109 RT dan tiga ruas jalan,” kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin.

    Banjir Jakarta terjadi sejak Minggu (6/7) dini hari dan hingga Senin pagi sejumlah daerah di Jakarta Timur, Pusat, Barat dan Selatan masih banjir.

    Isnawa mengatakan bahwa banjir yang merendam sebagian Jakarta itu karena hujan yang melanda wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.

    Akibatnya kata Isnawa, sejumlah pos pantau pintu air seperti di Bendung Katulampa menjadi siaga tiga atau waspada pada Sabtu (5/7). Lalu, di hari yang sama, Pos Depok siaga tiga atau waspada pada pukul 21.00 WIB, begitu juga pos pantau di Jakarta.

    Selanjutnya, lanjut dia, dengan meningkatnya intensitas air di sejumlah sungai dan hujan tinggi mengakibatkan air meluap dan menggenangi sejumlah RT di Jakarta.

    Berikut 109 RT dan tiga ruas jalan di Jakarta yang masih terendam banjir;

    Jakarta Pusat terdapat 17 RT terdiri dari:

    – Kelurahan (kel) Karet Tengsin
    * Jumlah: 17 RT
    * Ketinggian: 30 s.d 40 cm
    * Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Krukut

    Jakarta Barat terdapat 15 RT terdiri dari:

    – Kel. Kedaung Kali Angke
    * Jumlah: 4 RT
    * Ketinggian: 40 cm
    * Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Angke

    – Kel. Rawa Buaya
    * Jumlah: 5 RT
    * Ketinggian: 70 cm
    * Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Angke

    – Kel. Kedoya Selatan
    * Jumlah: 4 RT
    * Ketinggian: 30 s.d 60 cm
    * Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Pesanggrahan

    -Kel. Kembangan Selatan
    * Jumlah: 1 RT
    * Ketinggian: 60 cm
    * Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Pesanggrahan

    – Kel. Kembangan Utara
    * Jumlah: 1 RT
    * Ketinggian: 30 cm
    * Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Angke

    Jakarta Selatan terdapat 30 RT terdiri dari:

    – Kel. Tanjung Barat
    * Jumlah: 1 RT
    * Ketinggian: 40 cm
    * Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung

    – Kel. Pela Mampang
    * Jumlah: 13 RT
    * Ketinggian: 30 s.d 150 cm
    * Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Krukut

    – Kel. Pengadegan
    * Jumlah: 2 RT
    * Ketinggian: 30 cm
    * Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung

    – Kel. Rawajati
    * Jumlah: 7 RT
    * Ketinggian: 80 s.d 100 cm
    * Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung

    – Kel. Jati padang
    * Jumlah: 1 RT
    * Ketinggian: 80 cm
    * Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan PHB Sarua

    – Kel. Pejaten Timur
    * Jumlah: 4 RT
    * Ketinggian: 50 cm
    * Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung

    – Kel. Kebon Baru
    * Jumlah: 2 RT
    * Ketinggian: 35 s.d 70 cm
    * Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung

    Jakarta Timur terdapat 47 RT terdiri dari:

    – Kel. Bidara Cina
    * Jumlah: 14 RT
    * Ketinggian: 180 s.d 210 cm
    * Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung

    – Kel. Cipinang Muara
    * Jumlah: 2 RT
    * Ketinggian: 40 s.d 50 cm
    * Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Sunter

    – Kel. Kampung Melayu
    * Jumlah: 4 RT
    * Ketinggian: 155 cm
    * Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung

    – Kel. Balekambang
    * Jumlah: 3 RT
    * Ketinggian: 30 cm
    * Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung

    – Kel. Cawang
    * Jumlah: 7 RT
    * Ketinggian: 100 cm
    * Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung

    – Kel. Cililitan
    * Jumlah: 2 RT
    * Ketinggian: 60 cm
    * Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung

    – Kel. Cipinang Melayu
    * Jumlah: 15 RT
    * Ketinggian: 150 cm
    * Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Sunter

    Jalan banjir di tiga ruas jalan :

    1. Jl. Adi Karya, Kel. Kedoya Selatan, Jakarta Barat
    Ketinggian: 15 cm
    2. GG. H Musanif, Kel. Kedaung Kali Angke, Jakarta Barat
    Ketinggian: 45 cm
    3. Jl. Cipinang Indah ( SMK Penabur ) , Kel. Pondok Bambu, Jakarta Timur
    Ketinggian: 15 cm

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Penambang Timah di Bangka Tewas Diterkam Buaya di Sungai

    Penambang Timah di Bangka Tewas Diterkam Buaya di Sungai

    Bangka Belitung, Beritasatu.com — Tim SAR gabungan berhasil menemukan jenazah penambang timah yang sebelumnya dilaporkan hilang di Sungai Pelaben, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Korban diduga tewas akibat diserang buaya saat sedang bekerja.

    “Tim SAR gabungan berhasil menemukan tubuh Febri pada Jumat sore dalam keadaan meninggal dunia,” kata Komandan Tim (Dantim) Basarnas Pangkalpinang, Yurizal, Jumat (4/7/2025).

    Yurizal menjelaskan, korban diketahui bernama Febri (17), warga Desa Batu Rusa, Kabupaten Bangka. Sebelumnya, pada Selasa (2/7/2025) pukul 18.07 WIB, korban sedang mendorong alat penambang bijih timah di dalam sungai.

    Saat bekerja, seorang rekan korban melihat Febri tiba-tiba diterkam buaya di dekat ponton dan diseret ke dalam sungai. Rekan korban yang menyaksikan kejadian tersebut langsung melaporkannya kepada keluarga, yang kemudian meneruskan laporan ke Kantor SAR (Kansar) Pangkalpinang untuk meminta bantuan pencarian.

    Setelah tiga hari pencarian, tim SAR gabungan bersama keluarga korban melakukan penyisiran menggunakan perahu karet dan perahu milik para pekerja timah.

    “Korban ditemukan berjarak sekitar satu kilometer dari lokasi kejadian awal, tepatnya di pinggiran kolong bekas tambang timah yang terhubung dengan sungai,” jelas Yurizal.

    Ia menambahkan, saat ditemukan, kondisi tubuh korban sudah tidak utuh. Jenazah kemudian langsung dibawa ke rumah duka di Desa Batu Rusa untuk diserahkan kepada keluarga.

  • Taufik Basari: Putusan MK soal Pemilu DPRD Hadirkan Deadlock Konstitusional

    Taufik Basari: Putusan MK soal Pemilu DPRD Hadirkan Deadlock Konstitusional

    Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Komisi Kajian Ketatanegaraan (K3) MPR Taufik Basari menyoroti munculnya dilema serius yang timbul dari putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai jadwal pemilu anggota DPRD.

    Menurutnya, putusan tersebut menimbulkan kondisi “deadlock konstitusional” karena baik dilaksanakan maupun tidak, sama-sama berpotensi melanggar konstitusi.

    “Di dalam ayat 1, 22E ayat 1 [UUD 1945], normanya adalah pemilihan umum dilaksanakan secara luber, langsung umum, bebas rahasia, jujur dan adil, setiap 5 tahun sekali, saya berikan huruf tebal disitu sebagai penekanan, setiap 5 tahun sekali,” ujarnya dalam Rapat Dengar Komisi III DPR RI, Jumat (4/7/2025).

    Dia menjelaskan pada pasal 22E ayat 2 UUD 1945 juga menegaskan pemilu digunakan untuk memilih anggota DPR, DPD, presiden dan wakil presiden, serta DPRD. Sementara pasal 18 ayat 3 menyebutkan anggota DPRD harus dipilih melalui pemilu, tanpa jalur lain. 

    Lebih lanjut, dia mengurai bahwa amar putusan MK menyatakan pemilu anggota DPRD baru akan digelar paling cepat dua atau dua setengah tahun setelah pelantikan anggota DPR, DPD, dan presiden-wakil presiden. Artinya, akan ada jeda yang membuat masa jabatan DPRD melewati periode lima tahunan yang diamanatkan konstitusi.

     “Nah tetapi, Bapak-Ibu, kalau putusan MK ini dilaksanakan oleh pembuat Undang-Undang, yaitu DPR dan Presiden dalam bentuk mengubah Undang-Undangnya, maka justru akan melanggar pasal 22E ayat 1, terkait dengan pemilu yang harus dilaksanakan 5 tahun sekali,” jelasnya. 

    Di sisi lain, jika putusan MK tersebut tidak dilaksanakan, itu juga melanggar konstitusi. Penyebabnya, kata Taufik, di dalam pasal 24C ayat 1 UUD 1945 disebutkan bahwa putusan MK bersifat final. Oleh sebab itu, dia menyebut situasi ini sebagai dilema besar yang harus dicarikan jalan keluar.

    Menurut Taufik, kondisi deadlock ini menuntut DPR dan pemerintah untuk segera merumuskan solusi agar pelaksanaan pemilu tetap sesuai amanat konstitusi dan putusan MK tetap dihormati.

    “Ini yang saya sebut sebagai dilematis, conditional deadlock. Dimakan masuk mulut buaya, tidak dimakan masuk mulut harimau. Kenapa kan begitu? Dilaksanakan melanggar konstitusi, tidak dilaksanakan melanggar konstitusi,” pungkas Taufik.

  • Banjir Landa 21 RT di Jaksel-Jaktim Akibat Hujan Lebat

    Banjir Landa 21 RT di Jaksel-Jaktim Akibat Hujan Lebat

    JAKARTA – Banjir melanda 21 rukun tetangga (RT) di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur dengan ketinggian air mencapai setengah meter lebih akibat hujan lebat di daerah itu.

    “Banjir dikarenakan hujan lebat melanda wilayah DKI Jakarta,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Mohamad Yohan dilansir ANTARA, Rabu, 2 Juli.

    Menurut dia, hujan lebat di Jakarta menyebabkan kenaikan Pos Pantau Angke Hulu menjadi siaga tiga atau waspada pada pukul 18.00 WIB dan kenaikan Pos Pantau Sunter Hulu menjadi siaga tiga (waspada) pada pukul 18.00 WIB serta menyebabkan banjir di DKI Jakarta.

    BPBD, kata Yohan, mencatat saat ini banjir terjadi di 21 RT dan dua  ruas jalan.

    Ada pun data wilayah terdampak sebagai berikut;

    Jakarta Selatan terdapat di 14 RT yang terdiri dari, Kelurahan Bangka satu RT dengan ketinggian muka air 40 sentimeter (cm). Selanjutnya Kelurahan Kuningan Barat tiga RT, ketinggian 45 sampai 70 cm.

    Kemudian, Kelurahan Pela Mampang, sembilan RT ketinggian 40 sampai 50 cm. Kelurahan Duren tiga satu RT dengan ketinggian air 30 cm.

    “Penyebab curah hujan tinggi dan luapan Kali Mampang,” ujarnya.

     

    Untuk di Jakarta Timur terdapat tujuh RT yang terdiri dari Kelurahan Susukan empat RT ketinggian 50 cm, Kelurahan Kampung Tengah satu RT ketinggian 40 cm, serta Kelurahan Gedong sebanyak dua RT ketinggian 50 cm.

    “Di Jakarta timur penyebab utama karena curah hujan tinggi,” katanya.

    Ia menambahkan, untuk jalan banjir yaitu Jl. KH Hasyim Ashari, Kelurahan Cideng, Jakarta Pusat ketinggian 20 cm dan Jl. Pelita No.5 , Kel. Lubang Buaya, Jakarta Pusat ketinggian 10 cm.

  • Banjir landa 21 RT di Jaksel dan Jaktim akibat hujan lebat

    Banjir landa 21 RT di Jaksel dan Jaktim akibat hujan lebat

    Jakarta (ANTARA) – Banjir melanda 21 rukun tetangga (RT) di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur dengan ketinggian air mencapai setengah meter lebih akibat hujan lebat di daerah itu.

    “Banjir dikarenakan hujan lebat melanda wilayah DKI Jakarta,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Mohamad Yohan saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.

    Menurut dia, hujan lebat di Jakarta menyebabkan kenaikan Pos Pantau Angke Hulu menjadi siaga tiga atau waspada pada pukul 18:00 WIB dan kenaikan Pos Pantau Sunter Hulu menjadi siaga tiga (waspada) pada pukul 18:00 WIB serta menyebabkan banjir di DKI Jakarta.

    BPBD, kata Yohan, mencatat saat ini banjir terjadi di 21 RT dan dua ruas jalan.

    Ada pun data wilayah terdampak sebagai berikut;

    Jakarta Selatan terdapat di 14 RT yang terdiri dari, Kelurahan Bangka satu RT dengan ketinggian muka air 40 sentimeter (cm).

    Selanjutnya Kelurahan Kuningan Barat tiga RT, ketinggian 45 sampai 70 cm.

    Kemudian, Kelurahan Pela Mampang, sembilan RT ketinggian 40 sampai 50 cm.

    Kelurahan Duren tiga satu RT dengan ketinggian air 30 cm.

    “Penyebab curah hujan tinggi dan luapan Kali Mampang,” ujarnya.

    Untuk di Jakarta Timur terdapat tujuh RT yang terdiri dari Kelurahan Susukan empat RT ketinggian 50 cm, Kelurahan Kampung Tengah satu RT ketinggian 40 cm, serta Kelurahan Gedong sebanyak dua RT ketinggian 50 cm.

    “Di Jakarta timur penyebab utama karena curah hujan tinggi,” katanya.

    Ia menambahkan, untuk jalan banjir yaitu Jl. KH Hasyim Ashari, Kelurahan Cideng, Jakarta Pusat ketinggian 20 cm dan Jl. Pelita No.5 , Kel. Lubang Buaya, Jakarta Pusat ketinggian 10 cm.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Asal Usul Pacu Jalur dan Mengapa Ada Bocah Menari di Ujung Perahu?
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        2 Juli 2025

    Asal Usul Pacu Jalur dan Mengapa Ada Bocah Menari di Ujung Perahu? Regional 2 Juli 2025

    Asal Usul Pacu Jalur dan Mengapa Ada Bocah Menari di Ujung Perahu?
    Editor
    KOMPAS.com – 
    Aksi seorang bocah penari
    pacu jalur
    mendadak viral dan ramai ditirukan di media sosial, khususnya TikTok.
    Salah satu video yang mencuri perhatian memperlihatkan seorang bocah berkacamata hitam berdiri gagah di ujung perahu.
    Ia melakukan gerakan memutar tangan lalu mengibaskannya dengan penuh semangat, seolah menari mengikuti irama arus sungai.
    Gerakan ikonik ini ternyata menarik perhatian hingga ke Eropa.
    Para pemain klub sepak bola Paris Saint-Germain (PSG), juara Liga Champions 2025, ikut menirukan gerakan bocah tersebut dalam selebrasi mereka.
    Lalu, siapa sebenarnya bocah ini dan apa perannya dalam perlombaan pacu jalur?
    Untuk diketahui,
    Pacu jalur
    merupakan tradisi balap perahu yang kaya akan nilai sejarah dan budaya, berasal dari Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau.
    Secara etimologi, “pacu” bermakna perlombaan, dan “jalur” merujuk pada perahu atau sampan.
    Jadi,
    Pacu Jalur
    secara sederhana dapat diartikan sebagai “perlombaan mendayung perahu”.
    Atraksi ini dimulai dengan letupan meriam karbit sebanyak tiga kali, yang berfungsi sebagai aba-aba jelas bagi peserta mengingat luasnya arena dan riuhnya ribuan penonton.
    Uniknya, dalam setiap perlombaan, selalu ada penari kecil di bagian depan jalur.
    Mereka menari penuh semangat ketika jalur melaju cepat membelah Sungai Kuantan.
    Gerakannya pun beragam, mulai dari seperti ular, naga, hingga goyangan bebas penuh ekspresi.
    Kepala Dinas Pariwisata Riau, Roni Rakhmat, menjelaskan bahwa ada tiga sosok yang berperan penting di atas jalur selama perlombaan:
    Pertama, Tukang Tari atau Anak Coki, yakni penari di bagian paling depan.
    “Biasanya bocah penari ini akan menari di depan jalur kalau dia menang atau unggul. Kalau masih berimbang biasanya hanya berayun-ayun saja. Setelah finish dia sujud syukur di ujung perahu,” kata Roni, dikutip dari wonderfulimages.kemenparekraf.go.id.
    Kedua, Timbo Ruang, berada di tengah, bertugas memberikan aba-aba kepada para atlet dayung (anak pacu).
    Ketiga, Tukang Onjai, berada di bagian belakang, bertugas mengarahkan jalur agar tetap stabil.
    Pemilihan anak-anak sebagai penari bukan tanpa alasan. Salah satunya karena bobot tubuh mereka yang ringan, sehingga cocok ditempatkan di bagian depan jalur yang sensitif terhadap keseimbangan.
    “Anak-anak kan badannya ringan, ada dewasa di tengah itu untuk memberikan aba-aba juga. Lalu di ujung itu agak dewasa sedikit karena dia akan memberi daya dorong ke jalur namanya onjai,” ujar Roni.
    Roni menuturkan, menurut tradisi lisan masyarakat setempat, Pacu Jalur mulanya adalah sarana transportasi menyusuri Sungai Batang Kuantan, dari Hulu Kuantan hingga Cerenti.
    “Karena transportasi darat belum berkembang pada masa itu, jalur tersebut sebenarnya digunakan sebagai sarana transportasi penting bagi penduduk desa. Digunakan sebagai sarana pengangkutan hasil bumi, seperti buah-buahan lokal dan tebu. Selain itu, berfungsi untuk mengangkut sekitar 40-60 orang per perahu atau sampannya,” kata Roni kepada Media Center Riau, Rabu (2/7/2025).
    Pada perkembangannya, perahu transportasi memanjang sengaja dihias dengan unsur daerah setempat, biasanya melukiskan kepala ular, buaya, dan harimau.
    Pemerintah telah mengakui dan menetapkan Pacu Jalur sebagai Warisan Budaya Nasional Takbenda asli Indonesia dan menjadikannya agenda pariwisata nasional KEN Kemenparekraf.
    “Sebagai upaya untuk melestarikan warisan budaya tersebut, pemerintah Indonesia mendukung Festival Pacu Jalur diadakan setiap tahun di Kuantan Singingi dan mempromosikan pentingnya festival tersebut kepada masyarakat luas baik nasional maupun internasional,” ucap Roni.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Viral Video Buaya Serang Lansia di Tanggamus Lampung, Warga Melawan Pakai Bambu dan Batu

    Viral Video Buaya Serang Lansia di Tanggamus Lampung, Warga Melawan Pakai Bambu dan Batu

    Kapolsek Semaka, AKP Sutarto, saat dikonfirmasi membenarkan insiden penyerangan buaya terhadap warga. Sutarto bilang, peristiwa nahas itu terjadi pada Senin (30/6/2025) sekitar pukul 12.00 WIB di Sungai Way Semaka.

    “Korban diketahui bernama Wasim, usia 80 tahun. Saat ditemukan dan dievakuasi oleh petugas dan warga, korban sudah dalam keadaan meninggal dunia,” ungkap Sutarto.

    Proses evakuasi dilakukan secara bersama-sama oleh personel Polsek Semaka dan Polsek Wonosobo dengan dibantu masyarakat sekitar. Dari hasil pemeriksaan awal, korban mengalami luka akibat gigitan buaya, terutama di bagian punggung, yang diduga mencapai tiga titik luka.

    Saat ini, jenazah korban telah dibawa ke Puskesmas Sudimoro untuk proses visum. Pihak keluarga disebut telah menerima insiden itu sebagai musibah dan sedang mempersiapkan pemakaman.

    “Pihak keluarga menerima kejadian ini sebagai takdir dan akan segera mengurus proses pemakaman,” tutup kapolsek.