Hewan: Babi

  • Heboh Minyak Babi di Food Tray MBG, RMI-NU: Tak Halal Meski Dibersihkan

    Heboh Minyak Babi di Food Tray MBG, RMI-NU: Tak Halal Meski Dibersihkan

    Bisnis.com, JAKARTA — Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU) DKI Jakarta menyatakan food tray (nampan makanan) untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG)  yang mengandung minyak babi tetap tidak memenuhi standar halal, meski telah melalui proses sterilisasi pada tahap pencetakan.

    Ketua RMI-NU DKI Jakarta Rakhmad Zailani Kiki menilai bahwa standar halal tidak hanya ditentukan dari kandungan akhir produk, melainkan juga dari seluruh proses produksi, termasuk tahap pencetakan suatu produk.

    “Dalam proses kehalalan kita, SOP-nya kan proses halal itu yang juga menentukan bukan pada hasilnya, hasilnya memang negatif, prosesnya menggunakan barang-barang najis, barang haram, seperti alkohol, minyak babi, itu juga jadi perhatian dan itu menjadi tidak halal,” kata Rakhmad di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Kamis (18/9/2025).

    Dia menjelaskan, meski food tray yang menggunakan minyak babi sebagai pelumas cetakan pada tahap produksi awal telah dibersihkan dan disterilkan itu dianggap tidak halal.

    “Kalau tercampur dengan atau diproses menggunakan barang-barang yang haram seperti najis, alkohol, babi, itu sudah dikategorikan tidak halal walau output-nya, hasilnya memang tidak ditemukan [alkohol dan babi], sudah bersih dari benda-benda haram itu standar halal kita,” terangnya.

    Rakhmad menyampaikan bahwa terdapat dua klasifikasi utama yang diwajibkan memiliki sertifikat halal, yaitu barang pangan dan barang gunaan. Adapun, food tray yang digunakan untuk makanan masuk ke dalam kategori barang gunaan.

    “Tetap [tidak halal], karena proses itu kan itu di Undang-Undang kita [tentang Jaminan Produk Halal] diatur tentang proses untuk barang gunaan walaupun itu nanti kewajibannya setahun lagi, wajib halal itu barang gunaan. Jadi ada yang barang pangan, ada yang barang gunaan untuk halal ini, Undang-Undang kita itu nah ini kategori food tray di barang gunaan,” tuturnya.

    Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menjelaskan bahwa komponen food tray merupakan nikel, sehingga tidak ada kandungan minyak pada food tray tersebut.

    “Food tray itu menggunakan isu minyak [babi], itu bukan pada food tray-nya karena komponen food tray itu logam salah satunya nikel jadi tidak ada minyak di dalam food tray-nya,” kata Dadan di kantor BGN, Jakarta, Kamis (18/9/2025).

    Selanjutnya, minyak akan baru digunakan pada saat proses stamping atau pencetakan food tray MBG. Setelah itu, minyak dibersihkan dan direndam hingga steril.

    “Minyak itu digunakan pada saat stamping atau pencetakan yang digunakan pada alatnya supaya tidak panas dan mudah. Kemudian setelah dicetak minyak itu, kemudian akan dibersihkan, direndam, dibersihkan sehingga steril begitu [food tray MBG],” terangnya.

    Adapun, BGN telah berkoordinasi dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) agar seluruh importir mengantongi sertifikat halal terkait food tray.

    “Untuk yang impor, kami sudah koordinasi dengan Badan Penyelenggara Jaminan Halal [BPJPH] agar food tray yang diimpor sudah di stampel halal seperti itu,” tandasnya.

  • NU Klaim Food Tray MBG Tidak Halal walau Sudah Steril dari Minyak Babi

    NU Klaim Food Tray MBG Tidak Halal walau Sudah Steril dari Minyak Babi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Polemik penggunaan minyak babi dalam proses produksi food tray program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus menuai sorotan. Meski pihak Badan Gizi Nasional (BGN) menegaskan material food tray tidak mengandung minyak babi dan sudah melalui proses pencucian hingga steril, kalangan ulama menyatakan hal itu tetap tidak bisa ditoleransi.

    Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU) DKI Jakarta, Rakhmad Zailani Kiki menegaskan, standar halal bukan hanya dilihat dari hasil akhir, tetapi juga dari proses produksinya.

    “Ya, kalau dalam proses kehalalan kita, SOP-nya kan proses halal itu bukan hanya pada hasilnya. Hasilnya memang negatif, tapi prosesnya menggunakan barang-barang najis, barang haram seperti alkohol, minyak babi, itu juga jadi perhatian dan itu menjadi tidak halal,” kata Rakhmad saat ditemui di kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Kamis (18/9/2025).

    Rakhmad menjelaskan, dalam ketentuan halal yang diatur Undang-Undang Jaminan Produk Halal, kehalalan tidak hanya ditentukan dari hasil akhir produk, melainkan juga dari proses produksinya. Jika dalam proses tersebut menggunakan bahan yang haram atau najis, seperti alkohol maupun minyak babi, maka produk tetap dinyatakan tidak halal. Bahkan, sekalipun pada output akhirnya tidak ditemukan lagi kandungan zat haram karena sudah dibersihkan, standar halal tetap menilai produk tersebut tidak memenuhi syarat.

    Ia menegaskan, ketentuan wajib halal tidak bisa ditoleransi, meskipun residu minyak babi sudah tidak ada pada produk akhir. “Tetap (tidak bisa ditoleransi), karena di undang-undang kita diatur tentang proses untuk barang gunaan,” sambungnya.

    Sebelumnya, Kepala BGN Dadan Hindayana menjelaskan isu yang ramai bukan terkait bahan food tray itu sendiri, melainkan pada penggunaan minyak saat proses pencetakan.

    “Nah (persoalan food tray mengandung minyak babi) itu bukan pada food tray-nya, karena komponen food tray itu logam, salah satunya nikel. Jadi tidak ada minyak di dalam food tray-nya,” jelas Dadan saat ditemui di kantornya, Jakarta, Kamis (18/9/2025).

    “Minyak itu digunakan pada saat stamping-stamping atau percetakan yang digunakan pada alatnya supaya tidak panas dan (lebih) mudah. Nah kemudian setelah dicetak, minyak itu kemudian akan dibersihkan, direndam, dibersihkan sehingga steril begitu,” tambahnya.

    Dadan menilai polemik muncul karena jenis minyak yang dipakai dalam proses produksi. Meski begitu, ia memastikan baki makanan impor wajib memiliki label halal, sambil mendorong produksi berbasis industri dalam negeri.

    “Nah isunya adalah menggunakan minyak (babi). Untuk di dalam negeri rata-rata menggunakan minyak nabati, artinya dari tumbuhan. Dan kita akan fokuskan food tray ini berbasis industri dalam negeri. Nah untuk yang impor, kami sudah koordinasi dengan BPJPH agar food tray yang diimpor sudah distempel halal seperti itu,” ucap Dadan.

    Adapun dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (UU JPH) ditegaskan bahwa produk yang beredar di Indonesia wajib bersertifikat halal. Kewajiban ini berlaku mulai 18 Oktober 2024 dan mencakup makanan, minuman, obat, kosmetik, serta barang gunaan. Pelaksanaan sertifikasi halal berada di bawah otoritas Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).

    UU JPH juga mengatur bahwa kehalalan yang ditentukan bukan hanya dari hasil akhir, tetapi juga pada proses produksinya. Artinya, penggunaan bahan haram seperti minyak babi, alkohol, maupun zat najis lain dalam proses produksi, meski sudah hilang pada produk akhir, tetap menjadikan produk tersebut tidak halal.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Bos BGN Ditelepon Prabowo, Ditanya soal Food Tray Mengandung Minyak Babi

    Bos BGN Ditelepon Prabowo, Ditanya soal Food Tray Mengandung Minyak Babi

    Jakarta

    Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana ditelepon Presiden Prabowo Subianto di tengah acara Penandatanganan Surat Keputusan Bersama (SKB) penetapan lokasi pembangunan dapur Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Dadan mengatakan, perbincangan dalam telepon itu membahas tentang isu-isu yang berkembang di masyarakat terkait pelaksanaan program MBG, salah satunnya isu ompreng atau food tray asal China yang mengandung minyak babi.

    “Tadi mohon maaf pada saat acara saya harus mengangkat telepon karena yang menelepon, telepon yang punya republik, jadi dua kali ditelepon. Jadi, tadi saya agak lama berbicara karena harus menjelaskan terkait isu-isu tersebut. (Hasil uji food tray) itu tadi yang ditanyakan pak presiden kenapa saya angkat telepon,” kata Dadan di Kantor BGN, Jakarta Pusat, Kamis (18/9/2025).

    Dadan menjelaskan, tidak ada kandungan minyak babi pada food tray. Komponen pembuat food tray terdiri atas logam, sehingga ia memastikan di dalamnya tidak terdapat kandungan minyak babi.

    Minyak tersebut digunakan dalam proses pencetakan atau stamping food tray sebagai bahan pelapis agar tidak terlalu panas dan pencetakan lebih mudah. Setelah proses cetak itu selesai, minyak kemudian dibersihkan sehingga steril.

    “Nah, isunya adalah menggunakan minyak apa (babi). Untuk di dalam negeri rata-rata menggunakan minyak nabati. Artinya, dari tumbuhan dan kita akan fokuskan food tray ini berbasis industri dalam negeri. Untuk yang impor, kami sudah koordinasi dengan Badan Penyelenggara Jaminan Halal agar food tray yang diimpor sudah di-stempel halal,” ujarnya.

    Selaras dengan itu, Dadan memberi sinyal bahwa impor food tray masih dilakukan karena produksi dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan. Kebutuhan food tray dalam empat bulan terakhir mencapai 15 juta, sedangkan produksi dalam negeri baru 11,6 juta.

    “Jadi, ada miss 4 juta. Kalau kita tutup impornya, takutnya program ini akan terganggu, tetapi kemudian kita sudah kerja sama dengan badan penyelenggara halal agar seluruh importir minta sertifikat halal ke BPJH supaya food tray itu nanti akan dicap halal,” kata dia.

    Tonton juga video “Hasil Uji Ompreng MBG yang Diduga Mengandung Minyak Babi Akan Diungkap” di sini:

    (shc/ara)

  • Dulu Batal Mundur, Hasan Nasbi Kini Dicopot Prabowo dari Kepala PCO

    Dulu Batal Mundur, Hasan Nasbi Kini Dicopot Prabowo dari Kepala PCO

    GELORA.CO  – Presiden Prabowo Subianto resmi memberhentikan Hasan Nasbi sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO). Posisinya kini digantikan oleh Angga Raka Prabowo.

    Diketahui, Angga dilantik sebagai Kepala Badan Komunikasi Pemerintah (BKP), lembaga baru hasil transformasi dari PCO. Keputusan Prabowo seperti mengakhiri babak panjang tarik ulur nasib Hasan Nasbi dari kursi Kepala PCO. Sebab, Hasan pernah mundur, batal mundur, hingga akhirnya tetap dicopot.

    April 2025, Hasan tiba-tiba mengumumkan pengunduran dirinya. Dia mengaku sudah menandatangani dan mengirimkan surat mundur kepada Presiden melalui Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi dan Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya.

    “Pada hari ini, 21 April 2025, sepertinya saat itu sudah tiba. Surat pengunduran diri saya tandatangani dan saya kirimkan kepada presiden melalui dua orang sahabat baik saya, Menteri Sekretaris Negara dan Sekretaris Kabinet,” ujar Hasan lewat unggahan di akun Instagram @totalpolitikcom, pada 21 April 2025.

    Dia menyebut keputusannya mundur bukan langkah emosional, melainkan hasil perenungan panjang. 

    “Kesimpulan saya sudah sangat matang bahwa sudah saatnya menepi keluar lapangan dan duduk di kursi penonton, memberikan kesempatan kepada figur yang lebih baik untuk menggantikan posisi bermain di lapangan,” kata Hasan.

    “Jadi ini bukan keputusan yang tiba-tiba dan bukan keputusan yang emosional. Ini rasanya adalah jalan terbaik yang dipikirkan dalam suasana yang amat tenang, dan demi kebaikan komunikasi pemerintah yang akan datang,” tambahnya.

    Pernyataan Kontroversial

    Nama Hasan Nasbi beberapa kali menjadi sorotan publik. Salah satunya terkait komentarnya soal aksi teror kepala babi yang dikirimkan kepada jurnalis Tempo, Francisca Christy Rosana, pada Maret 2025.

    Alih-alih mengecam, Hasan justru berkelakar dengan kalimat “sudah dimasak saja, sudah dimasak saja.” Ucapan itu menuai kritik keras karena dianggap tidak sensitif terhadap ancaman kebebasan pers.

    Hasan pun meminta masalah itu tidak dibesar-besarkan mengingat pemerintahan Presiden Prabowo Subianto berkomitmen terhadap kebebasan pers.

    Dia saat itu menyinggung bagaimana pers saat ini tidak dihalang-halangi dalam peliputan hingga pembuatan berita. 

    “Ada yang takut nggak sekarang bikin berita? Ada yang dihalang-halangi enggak untuk liputan di Istana? Kan nggak. Itu artinya nggak ada kebebasan pers yang dikekang,” kata Hasan, saat itu.

    Sementara itu, Prabowo juga pernah menyentil pernyataan Hasan Nasbi saat mengomentari aksi teror kepala babi. Kala itu, Prabowo mengakui bahwa pernyataan Hasan Nasbi itu teledor dan keliru. Namun, dia menyebut Hasan Nasbi juga menyesali pernyataannya.

    “Tapi, benar itu ucapan yang menurut saya teledor, itu ya keliru. Ya, saya kira beliau menyesal,” ungkap Prabowo yang juga meminta maaf atas buruknya pola komunikasi pemerintah selama menjabat sebagai Presiden.

    Batal Mundur, Kembali ke Istana

    Meski sudah menyatakan mundur, Hasan tetap hadir dalam sidang kabinet paripurna di Istana Kepresidenan, 5 Mei 2025. Saat itu, Hasan bahkan disapa langsung oleh Presiden Prabowo dengan sapaan singkat “hei.”

    Tak lama kemudian, Hasan memastikan dirinya batal mundur. Ia mengaku mendapat perintah langsung dari Presiden untuk tetap memimpin PCO. “Per hari ini saya kembali berkantor di PCO,” ujarnya, Selasa (6/5/2025).

    Hasan menambahkan, Presiden Prabowo hanya berpesan agar dirinya memperbaiki pola komunikasi yang sempat menuai kritik. “Yang jelas pesan Presiden, hal-hal yang perlu diperbaiki, segera diperbaiki. Hal-hal yang belum baik di masa lalu kemudian akan diperbaiki dan harus diperbaiki. Jadi perintah Presiden itu lebih umum,” katanya.

    Hasan Nasbi Akhirnya Dicopot

    Meski pernah dipertahankan, akhirnya Hasan Nasbi resmi diberhentikan. Dalam reshuffle kabinet dan transformasi PCO menjadi BKP, Presiden Prabowo menunjuk Angga Raka Prabowo sebagai Kepala BKP.

    Pemberhentian Hasan diumumkan langsung di Istana Negara.

     “Memberhentikan dengan hormat, Hasan Nasbi Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan,” demikian pengumuman yang dibacakan, Rabu (17/9/2025).

    Kini, kursi komunikasi pemerintah berada di tangan Angga Raka Prabowo. Sedangkan Hasan, akhirnya benar-benar meninggalkan panggung utama

  • 7
                    
                        Kisah Hasan Nasbi: Mau Mundur tapi Ditolak Prabowo, Kini Akhirnya Diberhentikan
                        Nasional

    7 Kisah Hasan Nasbi: Mau Mundur tapi Ditolak Prabowo, Kini Akhirnya Diberhentikan Nasional

    Kisah Hasan Nasbi: Mau Mundur tapi Ditolak Prabowo, Kini Akhirnya Diberhentikan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Hasan Nasbi akhirnya diberhentikan Presiden RI Prabowo Subianto dari posisi Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO).
    Posisi Hasan Nasbi digantikan oleh Angga Raka Prabowo.
    Angga Raka bakal memimpin Badan Komunikasi Pemerintah, yang disebut sebagai transformasi dari PCO.
    “Memberhentikan dengan hormat, Hasan Nasbi Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan,” ujar pemandu acara di Istana, Jakarta, Rabu (17/9/2025).
    Sebenarnya, Hasan Nasbi sudah sempat mengundurkan diri dari Kepala PCO beberapa bulan lalu.
    Namun, saat itu, pengunduran diri Hasan Nasbi ditolak Prabowo.
    Bagaimana kisah Hasan Nasbi, yang sebenarnya sudah sempat mundur, tapi akhirnya dicopot sendiri oleh Prabowo?
    Pada April 2025 silam, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO) Hasan Nasbi mundur dari posisinya di Kabinet Merah Putih.
    Hasan mengaku sudah mengajukan pengunduran diri sejak 21 April 2025.
    Surat itu dikirimkan ke Presiden RI Prabowo Subianto melalui Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
    “Pada hari ini, 21 April 2025, sepertinya saat itu sudah tiba. Surat pengunduran diri saya tanda tangani dan saya kirimkan kepada presiden melalui dua orang sahabat baik saya, Menteri Sekretaris Negara dan Sekretaris Kabinet,” ujar Hasan lewat Instagram @totalpolitikcom, dikutip pada Selasa (29/4/2025).
    Hasan mengungkapkan bahwa 21 April adalah hari terakhirnya beraktivitas sebagai Kepala PCO.
    “Kesimpulan saya sudah sangat matang bahwa sudah saatnya menepi keluar lapangan dan duduk di kursi penonton, memberikan kesempatan kepada figur yang lebih baik untuk menggantikan posisi bermain di lapangan,” tutur dia.
    Dia menjelaskan bahwa keputusan ini bukan dilakukan secara tiba-tiba.
    Hasan mengaku sudah memikirkan hal ini secara matang.
    “Jadi ini bukan keputusan yang tiba-tiba dan bukan keputusan yang emosional. Ini rasanya adalah jalan terbaik yang dipikirkan dalam suasana yang amat tenang, dan demi kebaikan komunikasi pemerintah yang akan datang,” ucap dia.
    Pernyataan Hasan Nasbi ketika menjadi Kepala PCO sebenarnya memang beberapa kali menimbulkan gaduh.
    Salah satu yang paling diingat adalah ketika ia mengomentari teror kiriman kepala babi kepada seorang jurnalis dan host siniar Bocor Alur Politik Tempo, Francisca Christy Rosana.
    Hasan ketika itu berkelakar dengan kalimat “dimasak saja” yang merujuk pada kepala babi yang dikirimkan tersebut.
    “Sudah dimasak saja, sudah dimasak saja,” ucap Hasan, Jumat (21/3/2025) malam.
    Hasan meminta masalah itu tidak dibesar-besarkan mengingat pemerintahan Presiden Prabowo Subianto berkomitmen terhadap kebebasan pers.
    Ia pun menyinggung bagaimana pers saat ini tidak dihalang-halangi dalam peliputan hingga pembuatan berita.
    “Ada yang takut enggak sekarang bikin berita? Ada yang dihalang-halangi enggak untuk liputan di Istana? Kan enggak. Itu artinya enggak ada kebebasan pers yang dikekang. Kayak misalnya Tempo masih boleh menulis berita enggak? Boleh kan? Masih boleh siaran Bocor Alus enggak? Tetap boleh kan? Itu artinya pemerintah enggak ikut campur sama sekali, enggak ganggu sama sekali,” kata Hasan, saat itu.
    Presiden Prabowo Subianto pernah menyentil pernyataan Hasan Nasbi saat mengomentari aksi teror kepala babi terhadap redaksi Tempo.
    Menurut Prabowo, pernyataan Hasan Nasbi itu teledor dan keliru.
    Prabowo menyebut Hasan Nasbi juga menyesali pernyataannya.
    “Tapi, benar itu ucapan yang menurut saya teledor, itu ya keliru. Ya, saya kira beliau menyesal,” ungkap Prabowo, dikutip dari Youtube Harian Kompas, Senin (7/4/2025).
    Prabowo pun meminta maaf atas buruknya pola komunikasi pemerintah selama ia menjabat sebagai presiden.
    Meski mundur, Hasan Nasbi terpantau masih mengikuti sidang kabinet paripurna di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (5/5/2025) sore.
    Saat itu, Hasan Nasbi tampak duduk di sebelah Menteri Kependudukan Wihaji, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol, dan Menteri ATR/BPN Nusron Wahid.
    Hasan tampak mengenakan kemeja putih, sama seperti jajaran Kabinet Merah Putih lainnya.
    Lalu, Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka pun memasuki ruangan sidang kabinet.
    Prabowo dan Gibran menyalami satu per satu menteri dan wamen yang hadir.
    Ketika menyalami Hasan, Prabowo pun menyapanya.
    “Hei,” ucap Prabowo.
    Pada Mei 2025, Hasan Nasbi batal mundur dari posisi Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan.
    Meski sudah mengajukan mundur, permohonan tersebut nampaknya ditolak oleh Presiden RI Prabowo Subianto.
    Dengan demikian, Hasan pun tetap mengisi posisi di Kabinet Merah Putih dan berkantor di PCO.
    “Per hari ini saya kembali berkantor di PCO,” ujar Hasan kepada wartawan, Selasa (6/5/2025).
    Hasan enggan mengatakan surat pengunduran dirinya ditolak oleh Prabowo, dan meminta hal itu ditanyakan ke Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi.
    Dia hanya menegaskan bahwa dirinya diperintahkan untuk tetap memimpin Kantor Komunikasi Kepresidenan.
    Hasan Nasbi mengaku sudah menemui Presiden Prabowo Subianto setelah mengajukan pengunduran diri sebagai kepala PCO.
    “Memang minggu lalu saya ada pertemuan, saya ada bertemu dengan Presiden, kemudian saya ada bertemu dengan Pak Mensesneg, bertemu juga dengan Bapak Seskab. Dan pada momen itu saya diperintahkan untuk meneruskan tugas memimpin kantor PCO. Jadi, kira-kira begitu keadaannya,” ujar dia.
    Lebih lanjut, Hasan mengungkapkan pesan Prabowo kepadanya, yakni agar memperbaiki hal-hal yang belum berjalan dengan baik.
    Oleh karena itu, ia berjanji akan memperbaiki komunikasinya setelah sempat dianggap teledor oleh Prabowo soal komentarnya mengenai teror terhadap majalah Tempo.
    “Yang jelas pesan Presiden, hal-hal yang perlu diperbaiki, segera diperbaiki. Hal-hal yang belum baik di masa lalu kemudian akan diperbaiki dan harus diperbaiki. Jadi perintah Presiden itu lebih umum,” kata Hasan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BGN Benarkan Baki Makan Bergizi Gratis Mengandung Lemak Babi, BPOM Bungkam

    BGN Benarkan Baki Makan Bergizi Gratis Mengandung Lemak Babi, BPOM Bungkam

    GELORA.CO – Hasil uji laboratorium di China mengonfirmasi lemak babi atau lard digunakan dalam produksi baki makan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Wafa Riansah, Sekretaris PW Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Jakarta sekaligus salah satu pemasok program, mengirim sampel bahan itu ke Shanghai Weipu Testing Technology Group.

    Wafa pertama kali menemukan adanya penggunaan lemak babi saat berkunjung ke pabrik baki makan di China.

    Setelah membawa sampel ke Indonesia, ia mencoba mengujinya di PT Superintending Company of Indonesia (Sucofindo), perusahaan pengujian, inspeksi, dan sertifikasi.

    Namun, Sucofindo tidak bisa melakukan pengujian karena keterbatasan metode.

    Wafa kemudian mengirim sampel ke laboratorium Weipu di China.

    Hasil uji itu lalu keluar dengan nomor SHA03-25091211-FX-01CnEnR1.

    Weipu menganalisis sampel dengan tiga metode, yaitu fourier transform infrared spectrometer (FTIR), gas chromatography mass spectrometry (GC-MS), dan nuclear magnetic resonance spectrometer (NMR).

    “Lard olahan terdiri atas lemak utama, yakni trigliserida,” demikian kesimpulan laporan tersebut.

    Lembar Data Keselamatan Material (MSDS) mencatat komponen utama sampel adalah minyak dasar olahan, ester sintetis, parafin terklorinasi, lemak babi olahan, zat anti karat, dan pelumas.

    Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menjelaskan lemak babi memang menjadi bahan baku dalam proses pembuatan baki makan MBG.

    Namun ia menegaskan, lard hanya dipakai pada mesin saat proses pencetakan, bukan pada produknya.

    “Baki makan itu campuran kromium dan nikel,” kata Dadan, akhir Agustus lalu.

    “Lemak babi digunakan pada mesin saat stamping, bukan pada baki makanannya.”

    Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar, membenarkan lembaganya telah melakukan uji sampel baki makan MBG.

    Namun ia memilih bungkam, dengan alasan BPOM tidak bisa langsung mengumumkan hasilnya kepada publik.

    Menurut Taruna, BPOM bersama BGN, Kantor Komunikasi Presiden, dan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) telah berkoordinasi dan menggelar rapat soal hasil uji tersebut.

    “Intinya, pengumuman hasil uji ini akan dilakukan secara bersama,” kata Taruna di kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Senin awal pekan ini.

    “Sektor yang memimpin pengumuman hasil uji adalah Kantor Komunikasi Presiden.”***

  • Kisah Andrew, Pria yang Terima Donor Ginjal Babi Berhasil Hidup hingga 6 Bulan

    Kisah Andrew, Pria yang Terima Donor Ginjal Babi Berhasil Hidup hingga 6 Bulan

    Jakarta

    Seorang pria bernama Tim Andrews berhasil menjalankan prosedur transplantasi ginjal babi. Prosedur tersebut menggunakan ginjal babi hasil rekayasa genetika di Rumah Sakit Umum Massachusetts, Amerika Serikat, pada Januari 2025.

    Pada 8 September 2025, jurnal akademik internasional Nature melaporkan kondisi Andrews pasca transplantasi. Ia berhasil hidup sehat selama lebih dari enam bulan, sejak menerima transplantasi ginjal babi.

    Dikutip dari Chosun, ini merupakan rekor bertahan hidup terlama setelah menerima transplantasi organ babi.

    Diketahui, Andrews mengidap gagal ginjal stadium akhir. Jika ginjalnya tidak berfungsi dengan baik, produk limbah menumpuk di dalam darah, menyebabkan ketidakseimbangan kadar air dan garam, yang dapat memicu pembengkakan parah hingga kesulitan bernapas.

    Jika kalium terakumulasi, dapat menyebabkan henti jantung. Maka dari itu, Andrews perlu melakukan dialisis atau cuci darah selama lebih dari dua tahun. Tetapi, gejala yang dialaminya terus memburuk.

    Transplantasi Dilakukan

    Sampai akhirnya, tim medis memutuskan untuk mentransplantasikan ginjal babi yang dimodifikasi secara genetik kepada Andrews. Tim medis pertama-tama melakukan penyuntingan gen untuk menghilangkan tiga antigen dalam ginjal babi, yang dapat menyebabkan penolakan pada manusia dan menambah tujuh gen manusia.

    Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko peradangan, perdarahan, dan komplikasi yang mungkin muncul setelah operasi. Beruntung, operasi transplantasi berhasil dan Andrews bisa hidup tanpa dialisis sejak saat itu.

    “Enam bulan pertama setelah transplantasi biasanya merupakan periode paling berbahaya bagi pasien,” tulis studi tersebut.

    “Karena Andrews telah melewati enam bulan, kemungkinan komplikasi seperti penolakan transplantasi atau anemia telah menurun secara signifikan,” sambungnya.

    Pemegang rekor sebelumnya yang bisa hidup terlama dengan organ babi yang ditransplantasikan adalah Tonya Looney, seorang wanita Amerika berusia 53 tahun. Ia berhasil bertahan hidup dengan transplantasi ginjal babi selama empat bulan sembilan hari.

    Namun, Tonya harus menjalani pengangkatan organ tersebut pada awal tahun 2025 karena respons penolakan imun yang terjadi padanya.

    (sao/naf)

  • BPOM Sudah Kantongi Hasil Uji Ompreng MBG Diduga Mengandung Minyak Babi

    BPOM Sudah Kantongi Hasil Uji Ompreng MBG Diduga Mengandung Minyak Babi

    Jakarta

    Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar mengatakan telah mengantongi hasil uji sampel ompreng atau wadah makanan bergizi gratis yang diduga mengandung babi.

    Taruna mengatakan hasil uji tersebut akan diumumkan BPOM bersama Badan Gizi Nasional (BGN), Kantor Komunikasi Kepresidenan, dan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).

    “Intinya sebagai lembaga negara, saya kira badan gizi, badan halal, badan POM dan PCO akan mengumumkan dalam waktu dekat, termasuk langkah-langkah yang dilakukan,” kata Taruna saat ditemui wartawan, Senin (15/9/2025).

    Terdapat dua model pengujian yang bisa dilakukan oleh BPOM. Pertama, pengujian melalui swab test untuk kemudian dilanjutkan dengan uji DNA. Dari uji itu, laboratorium BPOM dapat memastikan kebenaran terkait ada atau tidaknya DNA babi, kandungan gliserin, gelatin, maupun unsur lainnya.

    Selain uji swab, BPOM juga dapat melakukan pengujian laboratorium terhadap logam food tray MBG.

    Diberitakan sebelumnya, temuan ini bermula dari laporan Indonesia Business Post (IBP) yang melakukan investigasi wilayah Chaoshan, bagian timur Provinsi Guangdong, China. Dalam laporan tersebut, mereka melaporkan penemuan 30-40 pabrik yang memproduksi ompreng makanan untuk pasar global, salah satunya diduga untuk program MBG di Indonesia.

    Laporan yang beredar menyebutkan adanya dugaan pemalsuan label ‘Made in Indonesia’ dan logo SNI pada nampan (ompreng) makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Nampan tersebut berbahan tipe 201, yang dikhawatirkan memiliki kandungan mangan (logam berwarna putih keabu-abuan) tinggi dan tidak aman untuk makanan yang bersifat asam.

    Selain itu, laporan ini juga mengindikasikan adanya penggunaan minyak babi atau lard dalam proses produksi nampan itu. Baik tipe 201 maupun 304.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • 5 Rekomendasi Restoran dengan Menu Nusantara Kelas Premium

    5 Rekomendasi Restoran dengan Menu Nusantara Kelas Premium

    JAKARTA – Indonesia kaya akan ragam kuliner yang tidak hanya menggugah selera, tetapi jugaNmerefleksikan identitas budaya bangsa. Dari Sabang sampai Merauke, setiap daerah

    memiliki cita rasa khas yang begitu unik. Tidak heran jika kuliner Nusantara kerap menjadi daya tarik utama wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.

    Dalam artikel ini, kami merangkum 5 restoran Nusantara terbaik di Indonesia yang mampu mengangkat warisan kuliner tanah air ke level berikutnya, dengan kualitas, cita rasa, hingga presentasi yang memukau.

    1. Bumi Aki Signature – Sentuhan Modern pada Kuliner Nusantara

    Jika berbicara tentang restoran Nusantara modern, Bumi Aki Signature layak berada di daftar teratas. Restoran ini merupakan bagian dari Bumi Aki Group yang sudah dikenal luas dalam menghadirkan hidangan khas Indonesia dengan kualitas terbaik. Menyatukan Tradisi dan Modernitas Di antara restoran Nusantara terbaik, Bumi Aki Signature menempati posisi istimewa karena berhasil mengangkat hidangan Nusantara menjadi sebuah pengalaman kuliner premium.

    Tak hanya menyajikan hidangan lezat, Bumi Aki Signature juga menghadirkan atmosfer dining yang memukau, membuat setiap kunjungan menjadi pengalaman tak terlupakan. Bumi Aki Signature mengusung konsep kuliner Nusantara dengan sentuhan modern, di mana hidangan tradisional disajikan dengan presentasi elegan tanpa mengurangi cita rasa autentiknya. Misalnya, sajian 72 hours Iga Short Ribs Maranggi, Sop Konro Makassar, hingga Salmon Nyat Nyat dikemas dalam plating bergaya modern yang tak hanya memanjakan lidah, tetapi juga memikat mata.

    Pengalaman Kuliner Tak Tertandingi

    Dengan interior modern bernuansa hangat dan pelayanan berkelas, setiap kunjungan ke Bumi Aki Signature terasa seperti sebuah perayaan. Restoran ini juga kerap menjadi pilihan bagi keluarga, eksekutif, hingga wisatawan asing yang ingin merasakan kuliner Indonesia dalam kemasan premium.

    2. 1945 – Fine Dining Nusantara di Jantung Jakarta

    Restoran 1945 yang berada di Hotel Fairmont Jakarta adalah representasi kuliner Indonesia dalam format fine dining berkelas internasional. Sesuai namanya, 1945 mengangkat semangat kemerdekaan melalui cita rasa Nusantara.

    Cita Rasa Premium

    Menu andalan seperti Wagyu Rendang, Sop Buntut, hingga Nasi Goreng Lobster

    menjadi bukti bahwa kuliner tradisional bisa disajikan dalam standar internasional. Atmosfer Elegan

    Dengan interior mewah dan layanan profesional, 1945 menjadi destinasi pilihan bagi eksekutif, tamu negara, hingga wisatawan mancanegara yang ingin merasakan hidangan Indonesia dalam suasana prestisius.

    3. Plataran – Pesona Kuliner Nusantara di Balik Nuansa Heritage

    Plataran merupakan brand restoran yang menggabungkan heritage Indonesia dengan cita rasa otentik. Cabangnya tersebar di beberapa kota besar, termasuk Jakarta, Bogor, hingga Bali.

    Menu Autentik dan Lengkap

    Plataran menghadirkan menu klasik seperti Gurame Pesmol, Ayam Betutu, hingga Tongseng Kambing, dengan bumbu autentik dan kualitas bahan terbaik.

    Suasana Tradisional

    Konsep arsitektur dan interior Plataran mengusung nuansa heritage khas Indonesia, sehingga pengunjung tidak hanya makan, tetapi juga menikmati suasana budaya yang kental. Cocok untuk acara keluarga, pertemuan bisnis, maupun perayaan khusus.

    4. Biku Bali – Perpaduan Kuliner Nusantara dan Tradisi Tea House

    Berbeda dari restoran Nusantara lain, Biku Bali memadukan kuliner tradisional Indonesia dengan konsep tea house bergaya kolonial. Restoran ini berada di Seminyak, Bali, dan menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan internasional. Menu Nusantara dengan

    Sentuhan Modern

    Selain sajian teh premium, Biku juga menawarkan menu Nusantara seperti Nasi Campur Bali, Soto Ayam, hingga Sate Lilit, yang dipadukan dengan suasana santai khas Bali.

    Suasana Cozy untuk Semua Kalangan

    Interior kayu klasik dengan perpustakaan mini menjadikan Biku sebagai tempat ideal untuk bersantai, bekerja, atau sekadar menikmati brunch bersama teman dan keluarga.

    5. Merah Putih – Modernisasi Kuliner Indonesia di Bali

    Restoran Merah Putih Bali dikenal sebagai salah satu restoran paling ikonik yang mengangkat kuliner Indonesia dengan gaya kontemporer. Interiornya yang megah dengan desain futuristik membuat pengalaman makan semakin istimewa.

    Menu Kreatif dan Inovatif

    Merah Putih menawarkan sajian tradisional dengan teknik modern, seperti Sate Babi Kecap, Ikan Asap Papua, hingga Bebek Betutu yang dikemas dalam plating fine dining.

    Daya Tarik Wisatawan Mancanegara

    Dengan konsep sharing plate, restoran ini menjadi favorit para wisatawan asing yang ingin mengeksplorasi kekayaan rasa Nusantara dalam suasana modern.

  • Video: Hasil Uji Ompreng MBG yang Diduga Mengandung Minyak Babi Akan Diungkap

    Video: Hasil Uji Ompreng MBG yang Diduga Mengandung Minyak Babi Akan Diungkap

    Video: Hasil Uji Ompreng MBG yang Diduga Mengandung Minyak Babi Akan Diungkap