Hewan: Babi

  • Harga Daging Dunia Capai Rekor Tertinggi, Kenapa?

    Harga Daging Dunia Capai Rekor Tertinggi, Kenapa?

    Jakarta

    Harga daging global mencapai rekor tertinggi pada September lalu, akibat pasokan yang ketat dan permintaan yang tinggi.

    Harga daging telah naik hampir 10% sepanjang tahun ini. Fakta ini merujuk indeks harga pangan yang disusun Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), yang mengukur variasi harga bulanan lima jenis produk pangan di tingkat dunia.

    Untuk kategori daging, yang mencakup daging sapi, babi, unggas, dan domba, mencapai rata-rata hampir 128 poin pada Agustus lalu. Angka itu menandai rekor tertinggi sejak indikator ini dibuat tiga dekade lalu.

    Merujuk indikator itu, harga daging sapi dan domba mengalami kenaikan, sementara harga daging babi dan unggas hampir stabil.

    Data ini mencerminkan kombinasi antara berkurangnya pasokan daging ekspor dari beberapa negara produsen utama dan permintaan impor global yang berkelanjutan, kata ekonom senior FAO, Monika Tothova.

    Wabah penyakit hewan, ketegangan politik serta ketidakpastian yang terus-menerus mengenai arah kebijakan perdagangan diseburnya menjadi faktor pemicu kenaikan harga.

    Untuk berlindung dari fluktuasi pasar, beberapa importir menimbun daging. Ini dianggap sebagai cara mengantisipasi potensi gangguan perdagangan.

    Kenaikan harga daging sapi

    Harga daging sapi naik bukan hanya karena kurangnya pasokan di negara-negara seperti Brasil dan Amerika Serikat, tapi juga karena faktor lain, seperti tingginya biaya pakan ternak, energi, tenaga kerja, dan transportasi.

    Faktor tadi diperparah suku bunga tinggi yang meningkatkan biaya bagi pengusaha untuk mendapatkan pembiayaan.

    Getty ImagesIndeks harga daging global naik 10% tahun ini.

    Harga daging di tingkat global juga naik, menurut Tothova, karena pasar di banyak negara telah terkonsentrasi di tangan segelintir pengolah daging besar. Mereka memegang kekuatan pasar secara signifikan sehingga membatasi persaingan dan memperkuat peluang penetapan harga.

    Semua ini terjadi di tengah ketidakpastian terkait kebijakan perdagangan, seperti penerapan tarif, pembatasan kesehatan di beberapa negara, atau perubahan perjanjian perdagangan, menurut Tothova.

    Andres Oyhenard, pakar di firma konsultan Tardguila Agromercados, menyaksikan bagaimana pasokan daging sapi dari AS terus menurun dalam beberapa tahun terakhir.

    “Stok sapi AS berada pada titik terendah dalam 70 tahun,” ujarnya.

    “Baru sekarang ada indikasi bahwa lebih sedikit sapi yang dikirim ke rumah potong hewan untuk membangun kembali stok yang hilang,” kata Tothova. Langkah itu dikenal sebagai retensi hewan.

    Tothova berkata, siklus pembiakan dan pertumbuhan ternak membutuhkan waktu. Konsekuensinya, pemulihan jumlah hewan bisa memakan waktu hingga pertengahan 2027.

    Brasil, eksportir daging sapi terkemuka, juga perlahan-lahan bergerak menuju fase retensi ternak (untuk mendorong pembiakan) dengan tujuan membangun kembali pasokannya di masa mendatang.

    “Intinya adalah karena harga begitu tinggi, ada insentif untuk terus menangkap ikan,” jelas Oyhenard.

    Nilai daging sapi Brasil meningkat berkat permintaan global yang kuat, yang telah mengimbangi berkurangnya akses ke pasar AS setelah Presiden Donald Trump memberlakukan tarif 50%.

    Getty ImagesHarga daging sapi di AS telah meningkat sebesar 12% dalam setahun terakhir.

    Melihat kondisi global, harga daging sapi telah meroket di banyak belahan dunia.

    Harga sapi jantan yang digemukkan untuk disembelih naik 54% di Uni Eropa, 33% di AS, 26% di Brasil, dan 17% di Meksiko, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dan September tahun ini, menurut data dari World Beef Report.

    Hal ini tidak berarti harga akhir yang dibayarkan konsumen mengalami kenaikan yang sama.

    Terdapat banyak faktor lain dalam rantai produksi yang memengaruhinya, seperti jumlah daging yang diimpor, pajak yang dikenakan, biaya transportasi, struktur rantai pasok, dan tingkat persaingan antara pengolah daging dan pengecer.

    Harga gula dan produk susu turun

    Getty ImagesHarga gula di pasar internasional kini turun 21% dibandingkan tahun lalu.

    Meskipun harga daging di tingkat global mencapai rekor tertinggi, indeks FAO, yang memantau lima kategori pangan, turun pada September lalu.

    Indeks Harga Pangan rata-rata mencapai 128,8 poin September lalu. Ini dianggap mencerminkan penurunan kumulatif yang signifikan hampir 20% dari rekor tertinggi yang dicapai pada Maret 2022, saat terjadi invasi Rusia ke Ukraina.

    Penurunan rata-rata harga pangan pada bulan Septembersecara keseluruhandisebabkan oleh penurunan harga gula dan produk susu, yang mengimbangi kenaikan harga daging.

    Harga gula anjlok drastis hingga turun 21% secara tahunan, mencapai level terendah sejak Maret 2021, akibat produksi gula yang lebih tinggi dari perkiraan di Brasil.

    Pada saat yang sama, prospek panen yang baik di India dan Thailand, menyusul curah hujan monsun yang melimpah, dikombinasikan dengan perluasan perkebunan, juga berkontribusi terhadap penurunan harga.

    Sementara itu, harga susu hingga September lalu telah turun selama tiga bulan berturut-turut.

    Harga mentega, susu bubuk skim, dan susu bubuk murni turun, sementara harga keju hanya turun sedikit.

    Di wilayah lain, harga sereal (termasuk produk seperti gandum, jagung, dan beras) turun hampir 7% tahun lalu, sementara nilai minyak nabati di pasar internasional tetap 18% lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

    (ita/ita)

  • Kepedulian terhadap Kesejahteraan Hewan Bagian Upaya Wujudkan Keberlanjutan Kehidupan

    Kepedulian terhadap Kesejahteraan Hewan Bagian Upaya Wujudkan Keberlanjutan Kehidupan

    Jakarta: Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat berujar bahwa kepedulian pada kesejahteraan hewan merupakan bagian dari upaya mewujudkan keseimbangan ekologis yang mendukung keberlanjutan kehidupan. 

    “Keberadaan setiap makhluk hidup baik manusia, hewan dan tumbuhan memiliki simbiosis yang saling menguntungkan demi menunjang keberlangsungan hidup,” kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat pada sambutan tertulisnya di acara diskusi daring bertema Kesejahteraan Hewan adalah Kesejahteraan Bumi yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu 15 Oktober 2025.

    Diskusi yang dimoderatori Arimbi Heroepoetri, S.H., L.LM (Tenaga Ahli Wakil Ketua MPR RI) itu menghadirkan Danny Gunalen (Dewan Pengawas Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia /PKBSI), Susana Somali (Pendiri Pejaten Animal Shelter), dan Shaanti Shamdasani (Pemerhati Hewan) sebagai narasumber. 

    Selain itu, hadir pula Dr. (H.C.) H. Sulaeman L. Hamzah (Anggota Komisi IV DPR RI) sebagai penanggap. 

    Menurut Lestari, kehidupan setiap makhluk hidup berada dalam koridor keseimbangan ekologis dan keseimbangan ekosistem. 

    Di dalam kedua keseimbangan itu, tambah Rerie, sapaan akrab Lestari, hewan adalah bagian penting dari mata rantai ekologi. 

    Namun, tegas Rerie yang juga legislator dari Dapil II Jawa Tengah itu, berbagai masalah yang dihadapi oleh satwa liar maupun hewan peliharaan masih kerap terjadi. 

    Setiap permasalahan itu, ujar Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI itu, memerlukan penanganan spesifik untuk menjaga keseimbangan dan keberlangsungan ekosistem.

    Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu berharap, semua pihak terkait dapat bersama-sama membangun sistem perlindungan dan kesejahteraan hewan menyeluruh di tanah air. 

    Dewan Pengawas PKBSI, Danny Gunalen mengungkapkan, sejumlah upaya memenuhi kesejahteraan satwa liar sudah dilakukan. 

    Di sejumlah kebun binatang di Indonesia, ujar Danny, sudah mulai diterapkan koleksi satwa tidak lagi dikurung dalam kandang jeruji besi dan mengarah ke fenceless. 

    Menurut Danny, satwa liar itu merupakan daya tarik dalam penerapan eco tourism, sehingga harus dilestarikan dan perlu adanya penangkaran satwa liar. 

    Keberadaan UU No. 32/2024 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, ujar Danny, merupakan langkah yang baik dalam upaya peningkatan law enforcement, kesejahteraan hewan, dan peningkatan bentuk sanksi. 

    Langkah selanjutnya, tegas dia, bagaimana kesadaran masyarakat dan penegakan hukumnya bisa ditingkatkan. 
     

    Menurut Danny, satwa liar itu aset bukan hanya untuk ekosistem tetapi juga ekoturisme.

    Pemerhati Hewan, Shaanti Shamdasani berpendapat, hewan itu bagian dari ekosistem. 

    “Kami melihat hewan itu sebagai mahluk bernyawa bukan aset. Jadi kita tidak bisa perlakukan hewan dengan sewenang-wenang,” kata Shaanti. 

    Menurut Shaanti, dalam lima tahun terakhir ini lembaga legislatif di berbagai belahan dunia sudah mulai memperhatikan kesejahteraan hewan. 

    Perlu langkah advokasi dan sosialisasi kepada masyarakat, ujar Shaanti, karena saat ini banyak orang mengganggap hewan sebagai aset. 

    Jadi, tegas dia, bila masih ada orang yang menganggap hewan itu aset yang bisa dimanfaatkan sebagai bagian dari pariwisata dan atraksi, itu bukan penyayang hewan. 

    Dalam upaya mengajukan Rancangan Undang-Undang Kesejahteraan Hewan, menurut Shaanti, yang perlu dikedepankan antara lain terkait kemudahan hewan terhadap akses makanan, minuman, obat-obatan saat sakit, dan tidak diperlakukan kasar. 

    Pendiri Pejaten Animal Shelter, Susana Somali mengungkapkan, pihaknya saat ini sudah merescue lebih dari 2.500 anjing liar secara layak, tidak dikandangi di shelternya. 

    Susana mengaku, pihaknya juga menerapkan open adopt pada shelter yang dikelolanya. 

    Diakuinya, pengelolaan shelter hewan liar di ibu kota banyak menghadapi tantangan dari lingkungan sekitar. 

    Susana berharap, pemerintah dapat menunjukkan lokasi yang tepat untuk lahan penampungan hewan. 

    Karena, ujar Susana, Pejaten Animal Shelter tidak hanya menyelamatkan anjing, tetapi juga kucing, musang, hingga babi hutan. 

    Susana sangat berharap undang-undang perlindungan hewan segera hadir sebagai bagian upaya melindungi hewan dari berbagai ancaman kekerasan antara lain seperti yang dilakukan sejumlah breeder yang kerap memaksa anjing untuk reproduksi. 

    Anggota Komisi IV DPR RI, Sulaeman L. Hamzah berpendapat, untuk melindungi dan mewujudkan kesejahteraan hewan perlu melakukan edukasi dalam membangun kesadaran publik. 

    Menurut Sulaeman, berbagai upaya sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat harus segera dilakukan sebagai bagian upaya perlindungan hewan. 

    Diakui Sulaeman, proses pengajuan pembahasan RUU Perlindungan dan Kesejahteraan Hewan saat ini masuk dalam daftar prioritas legislasi 
    pada 2026.

    Namun sangat disayangkan, tambah dia, hingga saat ini RUU tersebut belum memiliki naskah akademik sebagai dasar pengkajian lanjutan. 

    Sulaeman berharap, semua pihak terkait dapat membangun kolaborasi yang kuat agar mampu mengakselerasi upaya lahirnya sistem perlindungan hewan yang menyeluruh.

    Jakarta: Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat berujar bahwa kepedulian pada kesejahteraan hewan merupakan bagian dari upaya mewujudkan keseimbangan ekologis yang mendukung keberlanjutan kehidupan. 
     
    “Keberadaan setiap makhluk hidup baik manusia, hewan dan tumbuhan memiliki simbiosis yang saling menguntungkan demi menunjang keberlangsungan hidup,” kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat pada sambutan tertulisnya di acara diskusi daring bertema Kesejahteraan Hewan adalah Kesejahteraan Bumi yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu 15 Oktober 2025.
     
    Diskusi yang dimoderatori Arimbi Heroepoetri, S.H., L.LM (Tenaga Ahli Wakil Ketua MPR RI) itu menghadirkan Danny Gunalen (Dewan Pengawas Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia /PKBSI), Susana Somali (Pendiri Pejaten Animal Shelter), dan Shaanti Shamdasani (Pemerhati Hewan) sebagai narasumber. 

    Selain itu, hadir pula Dr. (H.C.) H. Sulaeman L. Hamzah (Anggota Komisi IV DPR RI) sebagai penanggap. 
     
    Menurut Lestari, kehidupan setiap makhluk hidup berada dalam koridor keseimbangan ekologis dan keseimbangan ekosistem. 
     
    Di dalam kedua keseimbangan itu, tambah Rerie, sapaan akrab Lestari, hewan adalah bagian penting dari mata rantai ekologi. 
     
    Namun, tegas Rerie yang juga legislator dari Dapil II Jawa Tengah itu, berbagai masalah yang dihadapi oleh satwa liar maupun hewan peliharaan masih kerap terjadi. 
     
    Setiap permasalahan itu, ujar Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI itu, memerlukan penanganan spesifik untuk menjaga keseimbangan dan keberlangsungan ekosistem.
     
    Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu berharap, semua pihak terkait dapat bersama-sama membangun sistem perlindungan dan kesejahteraan hewan menyeluruh di tanah air. 
     
    Dewan Pengawas PKBSI, Danny Gunalen mengungkapkan, sejumlah upaya memenuhi kesejahteraan satwa liar sudah dilakukan. 
     
    Di sejumlah kebun binatang di Indonesia, ujar Danny, sudah mulai diterapkan koleksi satwa tidak lagi dikurung dalam kandang jeruji besi dan mengarah ke fenceless. 
     
    Menurut Danny, satwa liar itu merupakan daya tarik dalam penerapan eco tourism, sehingga harus dilestarikan dan perlu adanya penangkaran satwa liar. 
     
    Keberadaan UU No. 32/2024 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, ujar Danny, merupakan langkah yang baik dalam upaya peningkatan law enforcement, kesejahteraan hewan, dan peningkatan bentuk sanksi. 
     
    Langkah selanjutnya, tegas dia, bagaimana kesadaran masyarakat dan penegakan hukumnya bisa ditingkatkan. 
     

     
    Menurut Danny, satwa liar itu aset bukan hanya untuk ekosistem tetapi juga ekoturisme.
     
    Pemerhati Hewan, Shaanti Shamdasani berpendapat, hewan itu bagian dari ekosistem. 
     
    “Kami melihat hewan itu sebagai mahluk bernyawa bukan aset. Jadi kita tidak bisa perlakukan hewan dengan sewenang-wenang,” kata Shaanti. 
     
    Menurut Shaanti, dalam lima tahun terakhir ini lembaga legislatif di berbagai belahan dunia sudah mulai memperhatikan kesejahteraan hewan. 
     
    Perlu langkah advokasi dan sosialisasi kepada masyarakat, ujar Shaanti, karena saat ini banyak orang mengganggap hewan sebagai aset. 
     
    Jadi, tegas dia, bila masih ada orang yang menganggap hewan itu aset yang bisa dimanfaatkan sebagai bagian dari pariwisata dan atraksi, itu bukan penyayang hewan. 
     
    Dalam upaya mengajukan Rancangan Undang-Undang Kesejahteraan Hewan, menurut Shaanti, yang perlu dikedepankan antara lain terkait kemudahan hewan terhadap akses makanan, minuman, obat-obatan saat sakit, dan tidak diperlakukan kasar. 
     
    Pendiri Pejaten Animal Shelter, Susana Somali mengungkapkan, pihaknya saat ini sudah merescue lebih dari 2.500 anjing liar secara layak, tidak dikandangi di shelternya. 
     
    Susana mengaku, pihaknya juga menerapkan open adopt pada shelter yang dikelolanya. 
     
    Diakuinya, pengelolaan shelter hewan liar di ibu kota banyak menghadapi tantangan dari lingkungan sekitar. 
     
    Susana berharap, pemerintah dapat menunjukkan lokasi yang tepat untuk lahan penampungan hewan. 
     
    Karena, ujar Susana, Pejaten Animal Shelter tidak hanya menyelamatkan anjing, tetapi juga kucing, musang, hingga babi hutan. 
     
    Susana sangat berharap undang-undang perlindungan hewan segera hadir sebagai bagian upaya melindungi hewan dari berbagai ancaman kekerasan antara lain seperti yang dilakukan sejumlah breeder yang kerap memaksa anjing untuk reproduksi. 
     
    Anggota Komisi IV DPR RI, Sulaeman L. Hamzah berpendapat, untuk melindungi dan mewujudkan kesejahteraan hewan perlu melakukan edukasi dalam membangun kesadaran publik. 
     
    Menurut Sulaeman, berbagai upaya sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat harus segera dilakukan sebagai bagian upaya perlindungan hewan. 
     
    Diakui Sulaeman, proses pengajuan pembahasan RUU Perlindungan dan Kesejahteraan Hewan saat ini masuk dalam daftar prioritas legislasi 
    pada 2026.
     
    Namun sangat disayangkan, tambah dia, hingga saat ini RUU tersebut belum memiliki naskah akademik sebagai dasar pengkajian lanjutan. 
     
    Sulaeman berharap, semua pihak terkait dapat membangun kolaborasi yang kuat agar mampu mengakselerasi upaya lahirnya sistem perlindungan hewan yang menyeluruh.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (RUL)

  • Petani Cabai di Sukabumi Kena Serangan Kilat Babi Hutan, Begini Kondisinya

    Petani Cabai di Sukabumi Kena Serangan Kilat Babi Hutan, Begini Kondisinya

    Polres Sukabumi menangkap lima orang terduga pelaku perburuan liar di wilayah Kecamatan Surade dan Ciracap, Kabupaten Sukabumi.

    Para pelaku disebut-sebut menggunakan senjata api rakitan jenis cuplis untuk berburu babi hutan tanpa izin resmi.

    Kapolres Sukabumi, AKBP Samian mengatakan, penangkapan ini sebagai tindak lanjut laporan masyarakat yang resah atas aktivitas berburu liar di sekitar lahan pertanian warga dan kekhawatiran atas penggunaan senjata api rakitan.

    “Aktivitas seperti ini bukan hanya melanggar hukum, tapi juga membahayakan keselamatan masyarakat,” ujar AKBP Samian, Selasa (14/10/2025).

    Penangkapan dilakukan pada Minggu (28/9/2025) sekitar pukul 11.00 WIB di Kampung Salenggang, Desa Gunung Sungging, Kecamatan Surade.

    Dari tangan mereka, polisi menyita lima pucuk senjata api rakitan laras panjang jenis cuplis, enam butir peluru tajam kaliber 5,56 mm, dan empat tas yang digunakan untuk membawa senjata.

    Kelima pelaku masing-masing berinisial H (31), M (43), D (30), I (55), dan Hd (57). Mereka diduga telah beberapa kali melakukan perburuan di sejumlah lokasi.

    Mulai dari Gunung Wayang, Solokan Pari, Pasirtengah, Batukarut, Pasir Gancleng, hingga kawasan Vila Amanda Ratu dan Pandan.

  • Pengakuan Tiga Pasien yang Sukses Terima Donor Ginjal-Jantung Babi

    Pengakuan Tiga Pasien yang Sukses Terima Donor Ginjal-Jantung Babi

    Jakarta

    Penggunaan organ babi yang telah dimodifikasi secara genetik dipandang sebagai solusi potensial untuk mengatasi kekurangan organ manusia. Bidang studi ini dikenal sebagai xenotransplantasi, yakni transplantasi organ babi ke manusia.

    1. Pasien di China 71 Tahun Terima Donor Hati Babi

    Kasus terbaru dialami oleh pasien pria yang berusia 71 tahun di China. Para dokter berhasil mentransplantasikan hati babi ke pria tersebut, yang membantu hidup selama 171 hari setelah prosedur, 38 di antaranya dengan organ tersebut masih terpasang.

    Transplantasi babi ke manusia di China adalah yang pertama kali dipublikasikan dalam jurnal peer-review. Hati babi sebelumnya telah ditransplantasikan ke orang-orang yang mengalami mati otak untuk melihat bagaimana kondisi mereka.

    Melihat kondisi pasien, para peneliti menyarankan hati babi dapat digunakan sebagai jembatan babi manusia dengan kondisi hati yang serius.

    “Semua orang selalu berkata ‘oh, hati terlalu rumit untuk ditransplantasikan, dibandingkan dengan jantung atau ginjal’. Tetapi, setelah ini di masa mendatang, saya pikir orang-orang akan berpikir berbeda,” jelas presiden Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Kedokteran Anhui dan salah satu penulis studi baru ini, Dr Beicheng Sun.

    “Saya pikir hati itu baik jika kita bisa mendapatkan cukup gen manusia pada babi,” sambungnya yang dikutip dari Mirror UK.

    Awalnya, pasien tersebut dirawat di rumah sakit karena sirosis terkait hepatitis B. Itu merupakan suatu kondisi saat jaringan parut menggantikan jaringan sehat, mengganggu fungsi hati dan terkadang menyebabkan gagal hati.

    Ia juga memiliki tumor besar di lobus kanan hatinya, tetapi upaya untuk mengecilkan tumor besar itu dengan kemoterapi konsentrasi tinggi yang ditargetkan pada suplai darahnya tidak berhasil.

    Pada hari ke-37, tekanan darah pasien anjlok dan detak jantungnya meningkat, disertai gangguan kesadaran. Pada saat itu, hatinya sendiri dianggap mampu berfungsi untuk menopang tubuhnya, sehingga dokter mengangkat organ babi tersebut pada hari ke-38.

    Hati pasien tetap berfungsi dengan baik setelahnya. Pada hari ke-135, pria tersebut mengalami perdarahan saluran cerna bagian atas, hingga akhirnya meninggal dunia 171 hari setelah prosedur transplantasi.

    2. Pasien AS Terima Transplantasi Ginjal Babi

    Tahun lalu, pria AS Richard Slayman menjadi orang pertama yang menerima transplantasi ginjal babi yang dimodifikasi secara genetik. Pria berusia 62 tahun itu mengidap penyakit ginjal stadium akhir dan transplantasi ginjal manusianya mulai gagal setelah lima tahun.

    Prosedur tersebut dinyatakan sukses. Hal ini disampaikan oleh pihak Rumah Sakit Umum Massachusetts.

    “Slayman akan selalu dikenang sebagai mercusuar harapan bagi banyak pasien transplantasi di seluruh dunia, dan kami sangat berterima kasih atas kepercayaan dan kesediaannya untuk memajukan bidang xenotransplantasi.”

    Pasien tersebut juga mengidap diabetes tipe 2 dan hipertensi, tetapi ia meninggal hanya dua bulan kemudian. Dokter mengatakan tidak ada indikasi transplantasi sebagai penyebabnya.

    “Rick mengatakan bahwa salah satu alasan ia menjalani prosedur ini adalah untuk memberikan harapan bagi ribuan orang yang membutuhkan transplantasi agar dapat bertahan hidup. Rick mencapai tujuan itu, dan harapan serta optimismenya akan abadi.”

    3. Pasien Pertama di Dunia yang Terima Donor Jantung Babi

    Pada tahun 2022, David Bennett menjadi orang pertama di dunia yang menerima transplantasi jantung dari babi hasil rekayasa genetika. Pria berusia 57 tahun asal AS itu menjelaskan sehari sebelum operasinya.

    “Pilihannya antara mati atau menjalani transplantasi ini. Saya tahu ini seperti tebakan kosong, tetapi ini pilihan terakhir saya,” demikian pernyataan tersebut.

    Sekitar tiga hari setelah prosedur eksperimental selama tujuh jam di Baltimore, David yang mengidap penyakit jantung terminal dan dianggap terlalu lemah untuk menjalani transplantasi manusia itu kondisinya membaik.

    Namun, David meninggal dunia sekitar dua bulan kemudian, setelah mengalami gagal jantung mendadak.

    Halaman 2 dari 3

    (sao/naf)

  • Petani di Sukabumi Tewas Tersengat Listrik Perangkap Babi yang Dipasangnya

    Petani di Sukabumi Tewas Tersengat Listrik Perangkap Babi yang Dipasangnya

    Jakarta

    Petani di Ciemas, Sukabumi, Jawa Barat, bernama Sudrajat (43) ditemukan tewas di lahan kebun miliknya. Sudrajat diduga tersengat aliran listrik dari perangkap yang dipasangnya sendiri untuk menjebak babi hutan.

    “Korban diduga tersengat arus listrik dari kawat perangkap babi hutan yang dipasangnya sendiri di sekitar kebun,” kata Kapolsek Ciemas AKP Deni Miharja, dilansir detikJabar, Senin (13/10/2025).

    AKP Deni menyebut jenazah Sudrajat ditemukan pada Sabtu (11/10) sekitar pukul 10.00 WIB. Menurutnya, perangkap itu dipasang korban untuk mencegah babi hutan masuk dan merusak tanaman. Namun dari hasil olah TKP, kuat dugaan ada arus listrik yang masih aktif saat korban mendekati kawat tersebut.

    “Korban ditemukan dalam posisi telungkup dan sudah meninggal dunia. Hasil pemeriksaan medis menunjukkan korban diduga sudah meninggal sekitar tiga hari sebelum ditemukan,” ucapnya.

    Deni mengatakan pada tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Namun, kaki kanannya tampak menghitam, diduga akibat sengatan listrik. Kondisi jasad saat ditemukan sudah membusuk.

    Simak selengkapnya di sini.

    (fas/fas)

  • Macan Tutul Masuk Hotel di Bandung, Pakar IPB: Satwa Liar Tak Cocok Hidup di Kandang Sempit
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        11 Oktober 2025

    Macan Tutul Masuk Hotel di Bandung, Pakar IPB: Satwa Liar Tak Cocok Hidup di Kandang Sempit Regional 11 Oktober 2025

    Macan Tutul Masuk Hotel di Bandung, Pakar IPB: Satwa Liar Tak Cocok Hidup di Kandang Sempit
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Peristiwa macan tutul masuk ke area hotel di Bandung menjadi pengingat pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem dan memperkuat sistem konservasi satwa liar di habitat alaminya.
    Sebelumnya, seekor macan tutul dilaporkan masuk ke salah satu hotel di kawasan Bandung pada Senin (6/10/2025).
    Berdasarkan laporan petugas, satwa tersebut diduga merupakan individu yang lepas dari Lembang Zoo sekitar sebulan lalu.
    Menurut Pakar Ekologi Satwa Liar IPB University, Dr Abdul Haris Mustari, kejadian itu tidak bisa dipandang sekadar insiden kebun binatang, melainkan cerminan lemahnya pengelolaan konservasi satwa di luar habitat alami (ex-situ).
    “Ini perlunya kehati-hatian pengelola kebun binatang atau taman margasatwa. Kandang harus benar-benar representatif, dengan bahan yang kuat dan menciptakan rasa nyaman bagi satwa di dalamnya,” kata Mustari, dosen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata IPB University, melalui keterangan tertulis, Sabtu (11/10/2025).
    Mustari menilai, kemampuan macan tutul tersebut bertahan hidup di alam selama berminggu-minggu setelah lepas dari kandang menunjukkan bahwa insting alaminya masih kuat.
    Namun, hal itu juga menjadi peringatan agar pengelola lembaga konservasi lebih berhati-hati.
    “Macan tutul yang mampu bertahan hidup setelah lepas dari penangkaran menunjukkan insting alaminya masih kuat. Tapi ini juga menegaskan pentingnya kehati-hatian pengelola agar kejadian serupa tidak terulang,” ujarnya.
    Mustari menjelaskan, macan tutul jawa (Panthera pardus melas) adalah predator puncak di Pulau Jawa setelah punahnya harimau jawa.
    Satwa ini berperan penting menjaga keseimbangan ekosistem dengan mengontrol populasi satwa herbivor.
    Di alam, macan tutul memangsa babi hutan, kancil, muncak, anak banteng, serta primata seperti monyet ekor panjang, lutung, surili, dan kukang jawa.
    Hewan ini juga berburu burung seperti ayam hutan dan merak, serta reptil seperti biawak.
    “Dari karakter itu, jelas bahwa macan tutul adalah satwa yang tidak cocok hidup dalam kandang, apalagi jika kandang itu tidak memenuhi syarat kesejahteraan satwa,” kata Mustari.
    Mustari menjelaskan, ada lima indikator utama kesejahteraan satwa di penangkaran, yaitu:
    Bebas dari rasa lapar dan haus, bebas dari ketidaknyamanan lingkungan fisik, bebas dari rasa sakit dan penyakit, bebas dari rasa takut dan tekanan, serta bebas mengekspresikan perilaku alaminya.
    “Meskipun satwa diberi makan setiap hari, kebutuhan mereka untuk mengekspresikan perilaku alami seperti berburu dan berinteraksi sosial tidak bisa digantikan,” tegasnya.
    Kondisi tertekan di dalam kandang kerap membuat satwa berusaha melarikan diri. Bahkan, satwa yang sudah lama bergantung pada manusia sering kali kembali mendekati permukiman ketika lepas.
    “Satwa yang sudah lama dikandangkan dan terbiasa diberi makan manusia akan memiliki ketergantungan pada suplai makanan tersebut. Karena itu, ketika lepas, mereka cenderung kembali mendekati lingkungan manusia,” jelasnya.
    Sebagai solusi jangka panjang, Mustari menekankan pentingnya konservasi in-situ, yakni perlindungan satwa di habitat alaminya. Menurutnya, pendekatan ini lebih efektif karena menjaga keanekaragaman hayati sekaligus kestabilan ekosistem.
    “Dengan konservasi in-situ, sumber air, iklim mikro, dan keseimbangan ekologis dapat terjaga dengan baik,” tutur Mustari.
    Ia menambahkan, upaya penangkaran hanya bisa menjadi pelengkap jika habitat aslinya sudah tidak memungkinkan.
    Namun, pengelola harus memastikan standar kesejahteraan satwa tetap tinggi agar hewan tidak stres dan berpotensi kabur.
    “Pihak pengelola hendaknya memperhatikan faktor keamanan dan kesejahteraan satwa. Pemerintah, dalam hal ini BBKSDA dan Kementerian Kehutanan, perlu memperketat pengawasan terhadap lembaga konservasi seperti kebun binatang, taman margasatwa, dan taman safari agar kejadian serupa tidak terulang,” tegasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dokter Bagikan Tips Sehat Konsumsi Daging Merah agar Jantung Tetap Aman

    Dokter Bagikan Tips Sehat Konsumsi Daging Merah agar Jantung Tetap Aman

    Jakarta

    Daging merah sering menjadi menu favorit di meja makan, mulai dari steak, sate, hingga rendang. Selain lezat, daging merah juga menjadi sumber protein hewani yang kaya zat besi, vitamin, dan mineral penting.

    Tetapi, segala sesuatu yang berlebihan tentu tidak baik, sama seperti daging merah yang dapat berisiko bagi kesehatan jika dikonsumsi berlebihan. Menurut Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Mayapada Hospital Surabaya dr Samuel Sudanawidjaja, SpJP, FIHA, FSCAI, daging merah adalah jenis daging yang berwarna merah saat mentah dan menjadi lebih gelap setelah dimasak, seperti daging sapi, daging kambing, domba, atau daging babi.

    Meski kaya protein, namun American Heart Association (AHA) mengungkapkan daging merah memiliki kandungan lemak jenuh yang lebih tinggi, dan berisiko mengganggu kesehatan jantung.

    “Konsumsi berlebihan, terutama daging olahan seperti sosis, bacon, kornet dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, karena tingginya kandungan garam, pengawet nitrit, dan lemak jenuh, yang dapat merusak pembuluh darah dan jantung dalam jangka panjang,” kata dr Samuel, dalam keterangan tertulis, Sabtu (11/10/2025).

    Ini tak lantas membuat daging merah tidak layak untuk dikonsumsi, namun perlu memperhatikan takaran porsi, frekuensi konsumsi, dan cara pengolahannya. dr Samuel menyarankan untuk memilih daging segar tanpa lemak seperti tenderloin, sirloin, atau paha belakang, diolah dengan dibakar, direbus, atau dipanggang.

    “Konsumsi sebaiknya dibatasi 1-2 kali per minggu dan seimbangkan dengan sayur, buah, serta protein nabati seperti tempe atau kacang-kacangan,” kata dr Samuel.

    dr Samuel juga menekankan daging merah bukan musuh utama bagi jantung, tetapi juga bukan makanan yang boleh dikonsumsi secara berlebihan. Kuncinya adalah keseimbangan dan kesadaran.

    “Jika Anda memiliki faktor risiko penyakit jantung, ada baiknya membatasi konsumsi dan lebih fokus pada sumber protein yang lebih sehat,” kata dr Samuel.

    Pesan dr Samuel sekaligus jadi pengingat bahwa pola makan sehat punya peran penting dalam mencegah risiko penyakit jantung maupun keluhan seperti nyeri dada. Jika keluhan nyeri dada sampai dirasakan, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan untuk memastikan penyebabnya di Chest Pain Unit Mayapada Hospital.

    Jika hasil evaluasi tidak ada indikasi jantung maka pasien tidak dikenakan biaya, sedangkan yang terdeteksi memiliki penyakit jantung akan dirujuk ke Spesialis atau Subspesialis Jantung di Cardiovascular Center untuk penanganan lanjutan. Chest Pain Unit beroperasi selama 24 jam di layanan gawat darurat (IGD) Mayapada Hospital yang ada di Jakarta (Lebak Bulus dan Kuningan), Tangerang, Surabaya, dan Bandung.

    Untuk skrining jantung yang lebih menyeluruh, dapat membuat jadwal konsultasi dokter di Cardiovascular Center melalui call center 150770 atau melalui aplikasi MyCare milik Mayapada Hospital. Dalam kondisi darurat seperti serangan jantung, hubungi layanan 24 jam Cardiac Emergency Mayapada Hospital melalui call center 150990 atau fitur Emergency Call di MyCare untuk penanganan cepat dengan protokol Door to Balloon kurang dari 90 menit, didukung fasilitas Catheterization Laboratory (Cath Lab) serta tim dokter spesialis jantung intervensi yang selalu siap siaga.

    Temukan juga tips kesehatan jantung dan promo layanan Mayapada Hospital dalam fitur Health Articles & Tips di MyCare. Ada pula fitur Personal Health yang terhubung ke Google Fit dan Health Access untuk memantau detak jantung, kalori, langkah kaki, dan BMI.

    Unduh MyCare dan kumpulkan reward point untuk potongan harga layanan di Mayapada Hospital.

    (akd/akd)

  • Kronologi Pasien di China Terima Donor Hati Babi, Bisa Hidup hingga 171 Hari

    Kronologi Pasien di China Terima Donor Hati Babi, Bisa Hidup hingga 171 Hari

    Jakarta

    Para dokter di China berhasil melakukan transplantasi hati babi hasil rekayasa genetika pada seorang pria 71 tahun. Kasus ini dipublikasikan melalui Journal of Hepatology.

    Kasus berawal saat para dokter di Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Kedokteran Anhul di China, mentransplantasikan hati dari seekor babi berusia 11 bulan pada pria berusia 71 tahun pada Mei 2024. Organ babi tersebut telah menjalani 10 suntingan gen untuk mengurangi kemungkinan infeksi atau penolakan.

    Dikutip dari CNN, dokter juga memberikan pasien tersebut obat untuk menekan sistem kekebalan tubuhnya agar tidak menolak organ asing tersebut.

    Pasien Alami Sirosis Terkait Hepatitis B

    Awalnya, pasien tersebut dirawat di rumah sakit karena sirosis terkait hepatitis B. Itu merupakan suatu kondisi saat jaringan parut menggantikan jaringan sehat, mengganggu fungsi hati dan terkadang menyebabkan gagal hati.

    Ia juga memiliki tumor besar di lobus kanan hatinya, tetapi upaya untuk mengecilkan tumor besar itu dengan kemoterapi konsentrasi tinggi yang ditargetkan pada suplai darahnya tidak berhasil.

    Umumnya, pada kasus seperti ini dokter akan mengangkat sebagian hati lewat pembedahan. Tetapi, sisa hati dari pasien tersebut kemungkinan terlalu kecil untuk memenuhi kebutuhan metabolismenya.

    Setelah hampir tiga minggu di rumah sakit, pria tersebut mengalami nyeri perut yang parah, tes menunjukkan bahwa tumor tersebut berisiko pecah. Dari pihak keluarga juga tidak ada yang bisa menyumbangkan jaringan hati karena tidak cocok, sehingga hati babi yang dianggap dapat menyelamatkan pasien.

    Setelah pasien dan putrinya berdiskusi dengan para dokter, mereka setuju untuk melanjutkannya.

    “Kita perlu sangat menghormati pasien ini dan keluarganya. Pasien ini memberikan kontribusi yang begitu istimewa bagi bidang sains ini, dan kita perlu berterima kasih kepada semua pasien yang telah memberikan kontribusi yang begitu besar bagi bidang ini,” terang presiden Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Kedokteran Anhui dan salah satu penulis studi baru ini, Dr Beicheng Sun.

    Proses Transplantasi

    Dokter mengangkat tumor dan mentransplantasikan hati babi yang dimodifikasi secara genetik ke sisa hati pria tersebut. Prosedur ini tampaknya berhasil, karena hati babi langsung memerah dan empedu yang membantu membuang limbah mulai mengalir dari saluran empedu eksternal, dengan sekresi yang semakin meningkat seiring waktu.

    Di hari pertama, terdapat peningkatan signifikan pada indikator fungsi hati lainnya dan tidak terlihat tanda-tanda awal peradangan atau penolakan.

    “Tidak ada tanda-tanda penolakan akut dalam tubuh pria tersebut pada hari ke-10 setelah operasi,” kata para peneliti.

    Sebaliknya, sisa sisi kiri hati pria tersebut tampaknya berfungsi lebih baik daripada sebelum operasi. Ultrasonografi menunjukkan aliran darah vena porta, arteri hepatika, dan vena hepatika pada hati babi yang ditransplantasi berfungsi normal.

    Masalah Mulai Terjadi

    Namun, pada hari ke-25 jantung pasien mulai menunjukkan tanda-tanda stres yang progresif. Tes pada hari ke-28 dan ke-33, menunjukkan perubahan peradangan yang berkaitan dengan transplantasi dan dokter mengganti beberapa obat pelemah kekebalan tubuh.

    Ada tanda-tanda lain yang menunjukkan bahwa transplantasi tersebut tidak berjalan sebaik awalnya. Hasil pemeriksaan mengungkapkan pasien mengalami kondisi mikroangiopati trombotik terkait xenotransplantasi, di mana gumpalan darah mikroskopis merusak pembuluh darah dan organ kecil.

    Pada hari ke-37, tekanan darah pasien anjlok dan detak jantungnya meningkat, disertai gangguan kesadaran. Pada saat itu, hatinya sendiri dianggap mampu berfungsi untuk menopang tubuhnya, sehingga dokter mengangkat organ babi tersebut pada hari ke-38.

    Hati pasien tetap berfungsi dengan baik setelahnya. Pada hari ke-135, pria tersebut mengalami perdarahan saluran cerna bagian atas, hingga akhirnya meninggal dunia 171 hari setelah prosedur transplantasi.

    Halaman 2 dari 3

    (sao/naf)

  • Pengakuan Tiga Pasien yang Sukses Terima Donor Ginjal-Jantung Babi

    Pria China Bertahan Hidup 171 Hari Pasca Terima Donor Hati Babi

    Jakarta

    Para ilmuwan sampai saat ini masih percaya bahwa organ babi yang telah direkayasa secara genetik dapat membantu manusia untuk bertahan hidup. Mulai dari ginjal, jantung, hingga hati.

    Salah satu pasien yang menjalani transplantasi hati babi dan berhasil hidup lebih dari sebulan berasal dari Anhui, China. Pria berusia 71 tahun itu menerima organ tersebut pada tahun lalu.

    Organ tersebut berfungsi normal selama 38 hari atau sekitar lima minggu. Tetapi, liver atau hati babi itu harus diangkat lagi karena pembekuan darah, yang menjadi komplikasi dari operasi tersebut.

    Pasien tersebut adalah orang pertama yang bisa bertahan hidup selama 171 hari, atau sekitar enam bulan. Ia kehabisan pilihan pengobatan untuk kanker hati dan jaringan parut akibat hepatitis B.

    Naasnya, ia meninggal dunia perdarahan internal beberapa bulan setelah transplantasi diangkat. Kelangsungan hidupnya tidak selama rekor pasien dengan ginjal babi, yaitu enam bulan dan masih terus berlanjut.

    Namun, rekor ini lebih lama dari rekor sebelumnya untuk organ hati, yang dibuat oleh pasien mati otak yang alat bantu hidupnya dimatikan setelah 10 hari.

    Para ilmuwan juga telah bereksperimen dengan transplantasi paru-paru ke pasien mati otak. Hal ini diungkapkan oleh ahli bedah dan penulis studi, Dr Beicheng Sun dari Universitas Kedokteran Anhui.

    “Kasus ini membuktikan bahwa organ hati babi hasil rekayasa genetika dapat berfungsi pada manusia untuk jangka waktu yang lama,” terang Dr Sun yang dikutip dari The Sun.

    “Ini merupakan langkah maju yang penting, menunjukkan potensi sekaligus tantangan yang masih ada,” sambungnya.

    Para ilmuwan berharap organ dari babi dapat digunakan untuk menyelamatkan orang-orang yang berisiko meninggal dalam daftar tunggu transplantasi. Ukurannya serupa dengan bagian tubuh manusia dan penyuntingan gen dapat mengurangi risiko penolakan sistem kekebalan tubuh.

    Melalui studi yang dipublikasikan di jurnal Hepatologi, Dr Sun mengatakan diperlukan lebih banyak eksperimen untuk menyempurnakan prosedur ini.

    “Era baru transplantasi telah dimulai,” tutur editor jurnal tersebut, Dr Heiner Wedemeyer.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Mempertahankan Hidup Lebah Ratu di Suhu Panas dengan Rekayasa Genetik”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/kna)

  • Resep Bugar Nenek Berusia Seabad, Sentilan Buat Gen Z Biar Nggak Cuma Rebahan

    Resep Bugar Nenek Berusia Seabad, Sentilan Buat Gen Z Biar Nggak Cuma Rebahan

    Jakarta

    Usia tak menggetarkan nenek berusia 100 tahun, Ruth Lemay untuk rajin berolahraga. Meski tak lagi muda, dia suka mengunjungi gym dan berjalan kaki.

    Dikutip dari laman Today, dia tinggal di rumahnya sendiri, suka memasak, dan mengendarai mobil hingga usia 98 tahun. Dulu, dia pernah bekerja sebagai model.

    “Saya selalu berolahraga,” kata Lemay.

    “Saya merasa baik-baik saja, saya mungkin sedikit lelah setelah bersepeda dan berjalan kaki, tapi tidak apa-apa. Saya tidak berharap tidak merasa lelah,” ungkapnya.

    Wanita yang lahir pada Juni tahun 1925 ini menganggap, aktivitas fisik dan pola makan yang baik menjadi penyebab dari kesehatan dan panjang umurnya.

    Menariknya, Lemay menjadi bintang di media sosial setelah videonya tampil pada halaman instagram yang berfokus pada konten kesehatan. Klip yang memperlihatkan dirinya disukai lebih dari 600.000 orang.

    Menurut putrinya, Annette Parker, Lemay menyukai semua perhatian. Annete yang berusia 78 tahun tinggal bersama ibunya sebagai pengasuh dan ikut berolahraga bersamanya.

    “Saya mungkin menganggapnya biasa saja karena kami sudah lama bersamanya dan kami melakukan semuanya bersama-sama,” ujarnya

    Tips Panjang Umur dari Nenek Berusia 100 Tahun

    Berikut beberapa tips panjang umur dari Ruth Lemay yang berusia 100 tahun.

    1. Gerakkan Tubuh

    Wanita berusia seabad ini berolahraga setiap pagi di rumah dengan peregangan, mengangkat lutut, tendangan kaki, dan angkat beban ringan. Dia juga berjalan kaki di sekitar rumah di hari-hari dia tidak pergi ke gym.

    Saat berolahraga di gym, Lemay bersepeda statis selama 30 menit, beristirahat selama lima menit, kemudian bersepeda lagi selama 30 menit. Dia juga berjalan kaki lebih dari 1,6 km di lintasan lari dalam ruangan.

    “Salah satu olahraga favorit saya adalah berjalan kaki, ” kata Lemay. Dia mengatakan bahwa dirinya berjalan 4 mil atau sekitar 6,4 km sehari ketika masih muda. Almarhum suaminya mengajarkan dia untuk berjalan-jalan ketika pulang kerja.

    “Dia bilang, ‘Kamu ajak anjingmu jalan-jalan saja, nanti aku siapkan makan malam,’” kenangnya. “Rasanya luar biasa,” kata Lemay.

    2. Makan Makanan Sehat

    Menurut putrinya, makanan sehat sangatlah penting dalam kehidupan Lemay. Dia selalu sadar akan pola makannya dan apa yang dia makan.

    Menu makanan wanita ini meliputi yoghurt rendah lemak, kenari, serta oatmeal dengan pisang dan susu, atau telur orak-arik dengan roti panggang. Untuk proteinnya, dia biasanya memilih ayam, kalkun atau makanan laut. Lemay sangat sedikit makan daging sapi atau babi.

    Asupan makanannya penuh dengan buah-buahan, seperti anggur merah dan blueberry, sera sayur-sayuran seperti kacang panjang, jagung rebus, kubis, acar bit, tomat, selada, labu, dan bawang bombay.

    “Saya suka sayuran. Saya tumbuh besar di pedesaan dan ayah saya menanam berbagai macam sayuran dan semuanya sangat baik untuk kesehatan,” katanya.

    Lemay mash memasak sendiri, tapi menghindari garam demi kesehatan jantung. Dia tidak minum alkohol dan tidak pernah merokok.

    “Saya dalam kondisi kesehatan yang cukup baik untuk usia saya,” katanya.

    3. Nikmati Camilan Favorit

    Setiap Jumat, dia menikmati dua hot dog di restoran lokal. Makanan ini menjadi satu-satunya camilan Lemay.

    “Aku suka hot dog, dan aku dapat dua hot dog,” ujar Lemay.

    “Mereka pakai cabai, mustard, dan banyak bawang. Dan itu yang saya suka,” tambahnya.

    4. Bergaul

    Menurut putrinya, kesehatan mental yang baik menjadi peran yang penting dari umur panjang Lemay. Ibunya adalah orang yang sangat sosial dan mau menerima.

    “Kalau dia jalan-jalan di luar, tetangga-tetangganya pasti akan berhenti di mobil mereka dan ngobrol. Jadi, mungkin dia memang lebih banyak ngobrol daripada jalan, tapi tidak apa-apa,” kata putrinya.

    5. Mandiri

    Lemay bekerja selama puluhan tahun di kantor pusat sebuah jaringan toko kelontong. Dia adalah seorang manajer koperasi kredit dan analis, yang berhasil menegosiasikan gaji yang lebih tinggi, seiring perkembangan karirnya. Pada satu waktu, perusahaan membiayainya di sekolah model dan sesekali mempromosikan produk baru di toko. Kini dia masih menempati rumahnya yang dia tinggali selama 57 tahun.

    Halaman 2 dari 3

    (elk/kna)