Hewan: Babi

  • Heboh Demam Babi Afrika di 32 Provinsi RI, Kemenkes Ungkap Cara Penularannya

    Heboh Demam Babi Afrika di 32 Provinsi RI, Kemenkes Ungkap Cara Penularannya

    Jakarta

    Demam Babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) tengah marak di RI. Badan Karantina Indonesia (Barantin) mengatakan ada 32 provinsi RI yang melaporkan wabah tersebut, termasuk Papua, Papua Tengah, hingga Nusa Tenggara Timur.

    Papua Tengah misalnya, mencatat 6.273 ekor babi mati akibat ASF pada Januari 2024. Hingga saat ini di Indonesia belum memiliki vaksin untuk mengatasi wabah tersebut. Berbeda dengan wabah flu burung, yang vaksinnya sudah tersedia.

    Kepala Biro Komunikasi Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI Aji Muhawarman mengatakan African Swine Fever (ASF) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Genus, Asfivirus, Family Asfaviridae, dapat menyerang ternak babi domestik dan babi liar pada semua tingkatan umur.

    ASF sangat menular, bahkan menyebabkan kematian hingga 100 persen sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi tinggi di sektor peternakan babi.

    Aji mengatakan virus penyebab ASF ini dapat menyebar melalui beberapa cara, seperti berikut:

    kontak langsung sesama babiseranggamaterial pembawa (fomites) termasuk pakaianperalatan peternakankendaraanpakan mentah yang terkontaminasi.

    “Kemenkes telah berkoordinasi dengan Kementan. ASF bukan penyakit zoonosis tetapi penyakit yang menyerang babi,” kata Aji saat dihubungi detikcom, Selasa (17/12/2024).

    Aji menegaskan virus ASF ini tak berbahaya bagi manusia lantaran tak ada penularan dari hewan ke manusia. Adapun penanggulangan penyakit ini, kata Aji, ada di bawah otoritas Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan dan dinas yang membidangi fungsi kesehatan hewan di Provinsi dan Kabupaten/Kota.

    Untuk menekan penyebaran virus, Aji mengimbau kepada masyarakat untuk melaporkan kepada petugas Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan setempat dalam waktu 1×24 jam jika ditemukan babi yang sakit atau mati. Kemudian, sebaiknya tidak menjual atau membeli babi yang sakit.

    “Melakukan pembersihan dan desinfeksi peternakan babi, mengonsumsi babi dari babi yang sehat yang sudah diawasi pemotongannya oleh otoritas yang berwenang dan dimasak dengan matang. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan,” katanya.

    “Hingga saat ini belum ada vaksin untuk melawan virus ASF,” imbuhnya lagi.

    (suc/naf)

  • Video: Demam Babi Afrika Muncul di Indonesia, Bisa Menular ke Manusia?

    Video: Demam Babi Afrika Muncul di Indonesia, Bisa Menular ke Manusia?

    Video: Demam Babi Afrika Muncul di Indonesia, Bisa Menular ke Manusia?

  • ASF Mewabah di 32 Provinsi RI, Ahli Bicara Kemungkinan Penularan Lewat Makan Babi

    ASF Mewabah di 32 Provinsi RI, Ahli Bicara Kemungkinan Penularan Lewat Makan Babi

    Jakarta

    Indonesia menghadapi wabah demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) dengan tingkat kematian 100 persen bagi babi domestik dan babi hutan. Sepanjang 2024 hingga Agustus, ada 32 dari 34 provinsi yang terdampak termasuk di Sumatera, Bangka Belitung, Jawa, Kalimantan, Bali, hingga Papua.

    Pakar epidemiologi Dicky Budiman dari Universitas Griffith Australia menekankan hingga kini ASF tidak menular ke manusia. Dampak paling besar dirasakan para peternak kecil dan industri berbasis babi karena belum ada vaksin dan obat yang bisa mengatasi kondisi tersebut.

    Sebagai kehati-hatian, Dicky mengimbau masyarakat khususnya yang berada di dekat area peternakan babi, untuk menjaga kebersihan. Sementara menghindari akses masuk ke peternakan, terutama bila bukan pegawai dan orang yang berkepentingan.

    Babi yang teridentifikasi sakit sebaiknya dipisahkan dari populasi ternak lain. Sementara pakan dan air minum untuk babi wajib dipastikan steril.

    “Lakukan juga pemeriksaan ketat di pintu masuk antar wilayah oleh otoritas karantin, jaga pengendalian limbah dan sisa makanan. Hindari memberi babi sisa makanan yang tidak dimasak sempurna (swill feeding), karena virus ASF bisa bertahan di sisa makanan,” terang dia kepada detikcom Selasa (17/12/2024).

    Perlukah Menghindari Makan Babi?

    Meski tidak menular ke manusia dan tidak berpengaruh pada keamanan daging babi yang dikonsumsi, Dicky mengimbau sementara menyetop mengonsumsi tersebut tentu menjadi opsi atau pilihan yang lebih baik.

    “Vrus ASF ini memang tidak menular ke manusia dan tidak memengaruhi keamanan daging babi yang dikonsumsi. Namun, tentu menghindari memakan daging lebih aman dan disarankan,” kata dia.

    “Jika memang bagi non muslim ingin memakan daging babi, pastikan daging babi yang dikonsumsi berasal dari sumber yang terpercaya, bebas penyakit, dan diolah dengan baik, dimasak hingga matang sempurna,” pungkasnya.

    (naf/kna)

  • Geger Wabah ASF di 32 Provinsi RI, Barantin Wanti-wanti Warga Tak Jual Babi Sakit

    Geger Wabah ASF di 32 Provinsi RI, Barantin Wanti-wanti Warga Tak Jual Babi Sakit

    Jakarta

    Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin) Sahat M Panggabean mengimbau masyarakat agar tak menjual babi yang sakit. Hal ini bertujuan untuk menekan penyebaran African Swine Fever (ASF) atau demam babi afrika.

    Sahat mengatakan wabah ini dilaporkan di 32 provinsi Indonesia, termasuk Papua, Papua Tengah, dan Nusa Tenggara Timur. Di Papua Tengah tercatat ada 6.273 ekor babi mati akibat wabah tersebut pada Januari 2024.

    “Seperti kalau ada kasus jangan dibuang, tapi kita bakar atau kubur. Beberapa tahun lalu dibuang ke sungai, itu yang menyebabkan percepatan penyebaran virus ini,” kata Sahat saat konferensi pers, Senin (16/12/2024).

    Karena hal tersebut ia menilai pentingnya penanganan ASF dengan memperketat akses keluar masuk, termasuk pelabuhan atau bandara untuk menekan penyebaran virus mematikan bagi ternak babi ini.

    Edukasi dan komunikasi kepada masyarakat dan pemerintah daerah juga dinilai penting untuk memberikan perhatian terhadap wabah demam babi afrika.

    “Tidak semua pelabuhan atau pintu masuk yang sudah ditetapkan oleh negara. Ada juga yang belum ditetapkan seperti pelabuhan-pelabuhan rakyat, pelabuhan untuk kepentingan khusus. Yang kemungkinan ada pergerakan di sana, ini semua potret distribusi penyakit ASF di Indonesia,” tuturnya.

    Meski pada dasarnya demam babi afrika tak menular ke manusia, tetapi tingkat kematian pada hewan ternak hampir 100 persen. Sampai saat ini di Indonesia belum tersedia vaksinnya.

    “Nah, kalau dulu ada kasus flu burung kita punya vaksin, selesai urusannya, unggas-unggas kita aman. Kemarin ada PMK untuk sapi kita punya vaksin selesai urusannya, ujar Sahat.

    “Ini untuk babi belum ada vaksinnya hingga saat ini, inilah yang menjadi kekhawatiran kita. Saya pikir akan ada pembicaraan lebih lanjut,” lanjutnya.

    (suc/suc)

  • Waspadai Penyebaran ASF di RI, Warga Jangan Buang Bangkai Babi ke Sungai!

    Waspadai Penyebaran ASF di RI, Warga Jangan Buang Bangkai Babi ke Sungai!

    Jakarta

    Badan Karantina Indonesia (Barantin) mengungkap 32 provinsi di Indonesia melaporkan adanya wabah demam babi afrika atau African Swine Fever (ASF). Penyebarannya dikhawatirkan meluas sebab penyakit ini belum ada vaksinnya.

    Penerapan biosekuriti yang ketat dengan menyemprotkan disinfektan ke kandang-kandang menjadi salah satu upaya menekan penyebaran ASF.

    “Selain biosekuriti, tentunya peran masyarakat juga sangat penting untuk menekan penyebaran ASF ini. Misalnya tidak membuang bangkai babi yang positif ASF ke sungai. Justru hal demikian dapat turut menyebarkan. Jadi harus dibakar dalam insinerator,” kata Kepala Barantin Sahat Manaor Panggabean dalam keterangannya, Senin (16/12/2024).

    Virus ASF diketahui dapat bertahan beberapa bulan di kandang, 140 hari di produk olahan, dan 18 bulan di karkas. Juga dapat menyebar terbawa oleh manusia yang berasal dari kandang yang terjangkit positif ASF.

    Sahat mengatakan pihaknya juga akan memperketat pengawasan orang, lalu lintas ternak, serta alat angkut di tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan. Tindakan karantina hewan dan biosekuriti di instalasi karantina hewan juga akan dilakukan untuk menekan penyebaran penyakit tersebut.

    Barantin akan melakukan respons cepat terhadap wabah ASF, yang meliputi pengujian, pelarangan, dan pemusnahan babi yang terinfeksi. Barantin juga akan berperan dalam pengawasan lalu lintas babi dan produk babi antarpulau, disinfeksi dan dekontaminasi di tempat pemasukan dan pengeluaran, serta alat angkut yang digunakan.

    “Pemerintah daerah juga diimbau untuk aktif berkoordinasi dengan kami. Barantin siap selama 24 jam, kami ada di setiap provinsi. Kami siap memberikan pendampingan,” tegas Sahat.

    (naf/naf)

  • Tinjau Pusat Penyelamatan Satwa Tasikoki, Menhut Minta Perketat Penyelundupan Satwa

    Tinjau Pusat Penyelamatan Satwa Tasikoki, Menhut Minta Perketat Penyelundupan Satwa

    Bitung: Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni meninjau Pusat Penyelamatan Satwa Tasikoki, Kota Bitung, Sulawesi Utara. Salah satu yang disorot yakni terkait upaya penyelamatan penyelundupan satwa. 

    Dalam kunjunganya, Menhut Raja Antoni didampingi konservasionis dan ahli mikrobiologi Dr Willie Smits. Serta Dirjen KSDAE Satyawan Pudyatmoko, Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Hidup Mahfudz. 

    Menhut Raja Antoni melihat kemampuan 2 anjing yang biasa diperbantukan untuk melacak penyelundupan satwa. Salah satunya diketahui berjenis german shepherd. 

    Menhut Raja Antoni meminta agar sejumlah tempat yang menjadi pintu pelaku penyelundupan satwa dijaga oleh anjing pelacak sebagai upaya antisipasi. Salah satunya seperti di Sorong yang merupakan pelabuhan terakhir Papua. 

    “Di Sorong dan Halmahera saya minta juga ada anjing pelacak sebagai upaya penggagalan penyelundupan satwa,” kata Menhut Raja Antoni. 

    “Selamatkan satwa kita, satwa adalah aset bangsa,” tuturnya. 

    Pusat Penyelamatan Satwa Tasikoki sendiri selama 5 tahun terakhir telah berhasil menggagalkan 11 burung, 44 mamalia dan 4 raptil di wilayah Bitung, Manado dan Gorontalo. Beberapa satwa juga berhasil diselamatkan dari rumah warga hingga pelabuhan, dengan total 683 satwa. 

    Selain itu berdasarkan data, pihak Tasikoke telah melakukan patroli 3 tahun terakhir setiap Desember, peredaran daging satwa liar dari provinsi-provinsi di Sulawesi ke Sulawesi Utara mengalami penurunan. Sejumlah daging satwa yang kerap dijual di pasar diantaranya daging babi hutan, kelelawar, biawak hingga ular piton.

    Pada kesempatan yang sama, CEO Yayasan Masarang dan Manager Program Pusat Penyelamatan Satwa Tasikoki Billy Gustafianto menjelaskan berbagai modus penyelundupan satwa kerap dilakukan. 

    “Modusnya banyak penyelundupan satwa. Rata-rata kematian satwa karena tingkat penyelundupan. Penyelundupan burung biar ngak bersuara bisanya disiram air gula, burung yang diselundupkan,” tuturnya. 

    Ia mengatakan Tasikoke telah mengembalikan 148 ekor burung ke habitat aslinya di Papua Barat. Ia mengatakan, satwa-satwa yang diselamatkan nantinya akan direhabilitasi sebelum akhirnya kembali dilepasliarkan.

    “Kakatua koki sudah kita kembalikan ke Papua. Tidak semua satwa bisa dilepas liarkan, contohnya yang punya perilaku menyimpang, tidak bisa terbang lagi,” ujarnya.

    Bitung: Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni meninjau Pusat Penyelamatan Satwa Tasikoki, Kota Bitung, Sulawesi Utara. Salah satu yang disorot yakni terkait upaya penyelamatan penyelundupan satwa. 
     
    Dalam kunjunganya, Menhut Raja Antoni didampingi konservasionis dan ahli mikrobiologi Dr Willie Smits. Serta Dirjen KSDAE Satyawan Pudyatmoko, Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Hidup Mahfudz. 
     
    Menhut Raja Antoni melihat kemampuan 2 anjing yang biasa diperbantukan untuk melacak penyelundupan satwa. Salah satunya diketahui berjenis german shepherd. 
    Menhut Raja Antoni meminta agar sejumlah tempat yang menjadi pintu pelaku penyelundupan satwa dijaga oleh anjing pelacak sebagai upaya antisipasi. Salah satunya seperti di Sorong yang merupakan pelabuhan terakhir Papua. 
     
    “Di Sorong dan Halmahera saya minta juga ada anjing pelacak sebagai upaya penggagalan penyelundupan satwa,” kata Menhut Raja Antoni. 
     
    “Selamatkan satwa kita, satwa adalah aset bangsa,” tuturnya. 
     
    Pusat Penyelamatan Satwa Tasikoki sendiri selama 5 tahun terakhir telah berhasil menggagalkan 11 burung, 44 mamalia dan 4 raptil di wilayah Bitung, Manado dan Gorontalo. Beberapa satwa juga berhasil diselamatkan dari rumah warga hingga pelabuhan, dengan total 683 satwa. 
     
    Selain itu berdasarkan data, pihak Tasikoke telah melakukan patroli 3 tahun terakhir setiap Desember, peredaran daging satwa liar dari provinsi-provinsi di Sulawesi ke Sulawesi Utara mengalami penurunan. Sejumlah daging satwa yang kerap dijual di pasar diantaranya daging babi hutan, kelelawar, biawak hingga ular piton.
     
    Pada kesempatan yang sama, CEO Yayasan Masarang dan Manager Program Pusat Penyelamatan Satwa Tasikoki Billy Gustafianto menjelaskan berbagai modus penyelundupan satwa kerap dilakukan. 
     
    “Modusnya banyak penyelundupan satwa. Rata-rata kematian satwa karena tingkat penyelundupan. Penyelundupan burung biar ngak bersuara bisanya disiram air gula, burung yang diselundupkan,” tuturnya. 
     
    Ia mengatakan Tasikoke telah mengembalikan 148 ekor burung ke habitat aslinya di Papua Barat. Ia mengatakan, satwa-satwa yang diselamatkan nantinya akan direhabilitasi sebelum akhirnya kembali dilepasliarkan.
     
    “Kakatua koki sudah kita kembalikan ke Papua. Tidak semua satwa bisa dilepas liarkan, contohnya yang punya perilaku menyimpang, tidak bisa terbang lagi,” ujarnya.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ALB)

  • Adukan Kasus "Bullying", Siswa SMPN di Surabaya Malah Disebut Seperti "Hama"
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        13 Desember 2024

    Adukan Kasus "Bullying", Siswa SMPN di Surabaya Malah Disebut Seperti "Hama" Surabaya 13 Desember 2024

    Adukan Kasus “Bullying”, Siswa SMPN di Surabaya Malah Disebut Seperti “Hama”
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Siswa berinisial CW (14) di salah satu SMP Negeri di Kecamatan Pabean Cantikan, Surabaya, mengaku mengalami trauma usai laporkan kasus
    perundungan
    yang dialaminya.
    CW melapor ke Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya pada 1 Oktober 2024.
    Namun ia justru mendapat intimidasi dari pihak sekolah setelah keberaniannya melaporkan perundungan tersebut.
    Menurut pengacara CW, Johan Widjaja, setelah membuat laporan polisi, CW dipanggil oleh guru bimbingan konseling (BK) dan wakil kepala sekolah.
    Dalam pertemuan itu, CW diminta untuk mencabut laporan. Namun, ketika menolak, CW dituduh mencemarkan nama baik sekolah dan bahkan dicap sebagai “hama.”
    “Lebih mengejutkan lagi, sekolah menyebut kalau CW mencemarkan nama baik, sama saja seperti hama,” ujar Johan pada Minggu (8/12/2024).
    Selain tekanan verbal, pihak sekolah diduga mencoba menyuap CW dengan uang sebesar Rp 500.000 agar mencabut laporannya.
    CW diketahui telah menjadi korban perundungan sejak lama. Karena bicaranya yang gagap, ia sering diejek dan mengalami kekerasan fisik dari enam teman sekelasnya, yaitu MR, MIA, AP, KH, MU, dan DR.
    “MR dan kawan-kawannya kerap menghina CW dengan kata-kata kasar seperti babi dan anjing. Bahkan CW pernah diancam dengan pisau. Pukulan dan tendangan juga menjadi bagian dari siksaan yang dialaminya,” jelas Johan.
    CW sebelumnya sudah mengadukan kasus ini kepada para guru, namun tidak ada tindakan nyata. Selama tiga tahun, CW tetap berada di kelas yang sama dengan para pelaku sejak kelas VII hingga IX.

    Johan menyayangkan tindakan sekolah yang terkesan membiarkan dan tidak memberikan solusi bagi korban.

    Bullying
    ini sangat miris karena dilakukan di lingkungan sekolah. Saya berharap para pelaku diproses sesuai Undang-Undang Perlindungan Anak, dan pihak sekolah, khususnya pimpinannya, diberi sanksi karena tidak ada solusi bagi korban,” tegas Johan.
    Polres Pelabuhan Tanjung Perak kini tengah menyelidiki laporan CW.
    Kasatreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak, AKP M Prasetyo, menyebut bahwa pihaknya telah memeriksa sembilan saksi terkait kasus tersebut, termasuk pelapor, terlapor, dan pihak sekolah.
    “Kami terus menyelidiki laporan ini. Penyidik juga telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Surabaya untuk menyelesaikan kasus ini,” kata AKP M Prasetyo pada Jumat (14/12/2024).
    Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Siswa SMP Surabaya Mengaku Disebut Mirip Hama setelah Adukan Kasus Bully, Polisi Ungkap Cerita Lain
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Siswa SMPN di Surabaya Mengaku Dibully, Kuasa Hukum: Dibiarkan oleh Sekolah

    Siswa SMPN di Surabaya Mengaku Dibully, Kuasa Hukum: Dibiarkan oleh Sekolah

    Surabaya (beritajatim.com) – CW (14) seorang siswa SMP Negeri di Surabaya diduga menjadi korban perundungan oleh 6 teman sekelasnya sendiri. Kisah CW viral setelah ia diundang oleh salah satu konten kreator asal Surabaya Andy Sugar.

    “Awalnya dia menghubungi saya banyak. Lalu saya iba makanya kemarin saya ajak ketemu dan dia bercerita. Itu tidak ada settingan. Dia (CW) juga tidak tahu saya mau nanya apa,” kata Andy Sugar.

    Andy Sugar berharap agar kasus ini cepat selesai dan terang. Ia pun bersedia jika nantinya pihak keenam terlapor mau bercerita terkait kasus ini kepada dirinya.

    “Saya bukan orang yang langsung percaya. Saya juga ingin mendengarkan dari sisi yang dilaporkan. Dengan begitu permasalahan ini bisa terang,” imbuh Andy Sugar.

    Sementara itu, Johan Widjaja kuasa hukum dari CW (14) mengatakan bahwa perundungan atau bully yang dialami kliennya sudah semenjak tahun 2022 atau 2 tahun yang lalu. Selama 2 tahun itu, terlapor yang juga masih anak-anak hampir setiap hari mengolok CW.

    “Tindakan (bullying) pelaku ini dari 2022 sampai sekarang, 2 tahun lebih. Dari masuk kelas 1 (SMP) sampai kelas 3, tahun ini,” kata Johan, ketika dikonfirmasi, Jumat (13/12/2024).

    Keenam terlapor dalam kasus dugaan perundungan ini berinisial MR, MI, AP, K, MU dan DR. Mereka disebut oleh Johan kerap memukuli korban.

    “Enam pelaku itu mengatakan (korban) seperti babi, anjing. Terus kemudian melakukan penganiayaan dengan memukul, terus menendang, itu dilakukan berkali-kali,” jelasnya.

    Selain itu, kata Johan, para pelaku juga sempat mengacungkan pisau ke arah perut dan leher korban. CW juga mengaku menerima pelecehan seksual dari keenam terlapor.

    “Saat di kolam renang itu kan ada acara (pelajaran) olahraga di Pasar atom, ditenggelamkan, ditelanjangi dilepas celananya. Terus diremas kelamin dan payudaranya,” ujarnya.

    Johan mengungkap bahwa perundungan itu sebenarnya sudah dilaporkan oleh korban ke pihak sekolah. Namun, ia menduga adanya pembiaran oleh sekolah karena CW tetap dijadikan satu kelas selama 2 tahun.

    “Pelaku ini kenapa kok bisa berani melakukan (bullying) ke korban, ya karena pihak sekolah ini membiarkan. Paling nggak dipindah kelasnya, lah ini satu kelas terus dari kelas 1,” ucapnya.

    Akhirnya, korban bersama ibunya memutuskan untuk melaporkan perundungan yang dilakukan enam orang tersebut, ke Mapolres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jumat (11/11/2024).

    “Korban sudah diperiksa tuntas, pertanyaanya tentang awal masuk sekolah sudah terjadi ejekan, terus meningkat menjadi serangan fisik, ancaman. Terus tidak ada tindakan tegas,” katanya.

    Sementara itu, Kasat Reskrim Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, AKP M. Prasetyo membenarkan hal tersebut. Saat ini, pihaknya tengah mendalami kasus dugaan perundungan itu.

    “Hingga sekarang kami masih terus memproses dan menyelidiki laporan tersebut,” kata Prasetyo. (ang/but)

  • Siswa SMP di Surabaya Di-Bully hingga Ditelanjangi: Lapor Polisi, Diduga Disuap Sekolah agar Bungkam – Halaman all

    Siswa SMP di Surabaya Di-Bully hingga Ditelanjangi: Lapor Polisi, Diduga Disuap Sekolah agar Bungkam – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang siswa kelas IX salah satu SMP di Surabaya berinisial CW (14) menjadi korban perundungan atau bullying oleh sesama siswa.

    Dikutip dari Tribun Jatim, CW mengaku di-bully oleh enam temannya selama tiga tahun.

    Adapun terduga pelaku berinisial MR, MIA, AP, KH, MU, dan DR.

    Pengacara CW, Johan Widjaja menyebut korban mengaku sudah dirundung sejak masa orientasi siswa (MOS).

    Dalam keterangannya, CW kerap diolo-olok, dipukul, hingga dipegang alat vitalnya oleh para terduga pelaku.

    Bahkan, kata Johan, korban disebut sampai pernah ditelanjangi di depan umum oleh keenam rekan CW.

    “Pelaku itu mengatakan (korban) seperti babi, anjing, terus kemudian melakukan penganiayaan dengan memukul, menendang.”

    “Yang parah itu saat di kolam renang, (mata pelajaran) olahraga di Pasar Atom (korban) ditenggelamkan, ditelanjangi,” ujar Johan dikutip pada Jumat (13/12/2024).

    Akibat bullying yang dialami, CW disebut sampai memiliki keinginan untuk mengakhiri hidup.

    Lapor Polisi, Justru Diduga Disuap Sekolah agar Cabut Laporan

    Johan menuturkan CW akhirnya berani membuat laporan terkait bullying yang dialaminya ke Polres Pelabuhan Tanjung Perak pada 1 Oktober 2024 lalu.

    Adapun pelaporan tersebut dilakukan karena CW mengaku diintimidasi oleh pihak sekolah.

    Johan mengungkapkan, setelah membuat laporan, CW dipanggil oleh guru bimbingan konseling dan wakil kepala sekolah.

    CW, sambungnya, diminta agar mencabut laporannya tersebut di kepolisian.

    Johan mengatakan korban pun menolak permintaan tersebut. Namun, korban justru dicap sebagai siswa yang mencemarkan nama baik sekolah.

    “Lebih mengejutkan lagi, sekolah menyebut kalau CW mencemarkan nama baik, sama saja seperti hama,” kata Johan.

    Bahkan, Johan menyebut pihak sekolah sampai diduga menyuap CW dengan uang sebesar Rp 500.000 jika kliennya itu mencabut laporan.

    “Yang bahaya ini CW bolak-balik ingin mengakhiri hidup. Dia merasakan kekosongan hidup, tidak ada yang membantu, malah disalahkan terus,” ungkapnya.

    Di sisi lain, Johan mengungkapkan sekolah seakan tutup mata terhadap bullying yang dialami oleh kliennya tersebut.

    Sehingga, dia juga berharap agar pimpinan dari sekolah dicopot.

    “Dan pihak sekolah pimpinannya diganti atau dicopot karena tidak ada solusi apapun bagi korban,” tandasnya.

    Sudah Diselidiki Polisi, Ada Beda Versi Kronologi

    Salah satu penyidik dari Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tanjung Perak menuturkan, pihaknya sudah menyelidiki laporan dugaan bullying tersebut.

    Namun, berdasarkan penyelidikan yang telah dilakukan, dia menyebut ada perbedaan versi terkait kronologinya.

    “Saya belum bisa menyimpulkan pengaduan yang diadukan CW benar terjadi atau tidak. Karena pengakuan enam teradu tidak seperti yang disampaikan CW. Biar jelas, semua rencananya akan saya pertemukan,” ujarnya, masih dikutip dari Tribun Jatim.

    Penyidik itu mengatakan, keenam terduga pelaku mengaku berteman akrab dengan CW di sekolah.

    Selain itu, keenam teradu juga mengaku sering membantu CW.

    Sementara terkait dugaan CW ditelanjangi para terduga pelaku, penyidik juga mengungkapkan ada cerita berbeda.

    “Jadi waktu ada kegiatan di kolam renang, CW gak bawa uang buat bayar tiket kolam renang. CW diminta izin guru olahraga, tapi CW masuk gak bayar,” ungkapnya.

    Dengan perbedaan pengakuan ini, penyidik belum bisa menyimpulkan terkait ada atau tidaknya bullying yang disebut dialami oleh CW.

    Sehingga, para pihak yaitu korban, terduga pelaku, dan pihak sekolah bakal dipanggil untuk mengungkap fakta sebenarnya.

    Kendati demikian, penyidik menyimpulkan sementara bahwa ada saling ejek antara korban dan terduga pelaku terkait nama orang tua.

    Sebagian artikel telah tayang di Tribun Jatim dengan judul “Siswa SMP di Surabaya Diancam Sekolah usai Lapor Polisi karena Dibully, Diberi Rp500 Ribu Jika Nurut”

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Jatim/Ani Susanti/Tony Hermawan)

     

  • Lapor Polisi karena Di-"bully", Pelajar SMP di Surabaya Mengaku Dituduh Cemarkan Nama Baik Sekolah
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        12 Desember 2024

    Lapor Polisi karena Di-"bully", Pelajar SMP di Surabaya Mengaku Dituduh Cemarkan Nama Baik Sekolah Surabaya 12 Desember 2024

    Lapor Polisi karena Di-“bully”, Pelajar SMP di Surabaya Mengaku Dituduh Cemarkan Nama Baik Sekolah
    Editor
    KOMPAS.com
    – CW (14), siswa kelas IX SMP di Kota
    Surabaya
    , Jawa Timur membuat laporan ke Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya atas kasus
    perundungan
    yang ia alami.
    Namun ia mengalami trauam setelah membuat laporan pada 1 Oktober 2024 karena merasa mendapat intimidasi dari pihak sekolah.
    Menurut Johan Widjaja, pengacara CW, setelah membuat laporan polisi, CW dipanggil oleh guru bimbingan konseling (BK) dan wakil kepala sekolah.
    Saat itu CW diminta untuk mencabut laporannya.
    Ketika menolak, CW dicap sebagai siswa yang egois dan dituduh mencemarkan nama baik sekolah.
    “Lebih mengejutkan lagi, sekolah menyebut kalau CW mencemarkan nama baik, sama saja seperti hama,” kata Johan, Minggu (8/12/2024).
    Bukan hanya ancaman verval, menurut Johan, pihak sekolah diduga mencoba menyuap CW dengan uang Rp 500.000 jika setuju mencabut pengaduannya.
    “Yang bahaya ini CW bolak-balik ingin mengakhiri hidup. Dia merasakan kekosongan hidup, tidak ada yang membantu, malah disalahkan terus,” ungkapnya.
    Johan menuturkan, CW diduga mengalami perundungan sejak kelas VII. Karena bicaranya yang gagap, CW sering menjadi sasaran ejekan dan kekerasan fisik dari enam teman sekelasnya. Yaitu MR, MIA, AP, KH, MU, dan DR.
    “MR dan kawan-kawannya kerap menghina CW dengan kata-kata kasar seperti babi dan anjing. Bahkan CW pernah diancam dengan pisau. Pukulan dan tendangan juga menjadi bagian dari siksaan yang dialaminya,” terang Johan.
    CW yang mengaku suka mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) itu mengaku beberapa kali mengadu kepada guru-guru di sekolahnya.
    Namun keluhan CW selalu diabaikan. CW selalu satu kelas dengan terduga pelaku mulai kelas VII hingga IX. Mnurut Johan, sekolah seakan menutup mata atas tindakan para teradu.
    “Sebenarnya
    bully
    ini miris sekali, karena dilakukan di sekolah. Saya berharap teradu bisa diproses, meskipun menggunakan delik Undang-undang Perlindungan Anak. Dan pihak sekolah pimpinannya diganti atau dicopot karena tidak ada solusi apapun bagi korban,” tandasnya.
    Kasus dugaan bully yang dialami CW saat ini sedang didalam polisi.
    Rencananya, Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) akan mempertemukan pengadu, teradu, serta pihak sekolah.
    “Saya belum bisa menyimpulkan pengaduan yang diadukan CW benar terjadi atau tidak. Karena pengakuan 6 teradu tidak seperti yang disampaikan CW. Biar jelas, semua rencananya akan saya pertemukan,” ujar salah seorang Penyidik PPA Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, kepada
    TribunJatim.com.
    Ia mengatakan, saat dimintai keterangan, keenam teradu mengaku sering bergaul dengan CW di sekolah. Bahkan guru yang juga sudah dipanggil menyebut setelah CW mengaku menjadi korban bully, 6 teradu sudah pernah dihukum selama 2 minggu mengikuti pelajaran di ruangan guru bimbingan sekolah (BK).
    “Tapi sama CW gak betah di kelas gak ada 6 temannya. Sama CW enam temannya didatangi di ruangan guru BK. Jadi sebenarnya sekolah sudah kasih tindakan,” kata penyidik ini.
    Kepada penyidik, enam teradu juga mengaku sering membantu CW yang dikenal sebagai anak pendiam di sekolah.
    Menurut penyidik, kesimpulan sementara kasus ini berawal dari saling ejek nama orangtua dan diharapkan pertemuan nanti dapat mengungkapkan kebenaran yang terjadi.
    Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Siswa SMP Surabaya Mengaku Disebut Mirip Hama setelah Adukan Kasus Bully, Polisi Ungkap Cerita Lain
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.