Hewan: Babi

  • Akui Komunikasi Pemerintah Kurang Baik, Prabowo Nyatakan Bertanggung Jawab Sebagai Presiden

    Akui Komunikasi Pemerintah Kurang Baik, Prabowo Nyatakan Bertanggung Jawab Sebagai Presiden

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menyatakan bertanggung jawab atas komunikasi dari pemerintahannya yang dinilai kurang sejak beberapa pekan lalu atas berbagai isu yang berkembang. 

    Hal itu disampaikan olehnya saat memberikan sambutan pada Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI, Selasa (8/4/2025). Prabowo mengevaluasi bahwa pemerintahannya harus lebih komunikatif dan proaktif dalam memberikan keterangan tentang situasi dan kondisi Indonesia terkini. 

    “Saya kemarin sadar, beberapa minggu lalu sudah mulai sadar bahwa komunikasi dari pemerintah yang saya pimpin memang agak kurang. Dan itu adalah tanggung jawab saya dan saya ingin memberi penjelasan kenapa,” ujarnya di Menara Mandiri, Jakarta, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (8/4//2025). 

    Prabowo mengatakan bahwa dirinya enggan berbicara mengenai performa maupun kinerjanya sebelum ada bukti nyata. Oleh sebab itu, dia mengaku selalu meminta agar penyampaian hasil kinerja yang dilakukannya untuk ditunda.

    Tidak hanya itu, dia turut menyampaikan prinsip tersebut juga diterapkan untuk memilih para pembantunya yakni menteri maupun kepala badan. 

    “Saya berpendapat sebenarnya rakyat pun akan menilai dengan hasil ya. Saya memang sering diejek karena saya juga membuka kesempatan untuk diejek. Dan saya suka, saya bilang saya tidak suka orang yang hanya omon-omon. Akhirnya omon-omon jadi apa itu? Jadi populer ya dipakai di seluruh Indonesia,” terang Ketua Umum Partai Gerindra itu. 

    Sebelumnya, publik sempat mengkritik komunikasi pemerintahan Prabowo Subianto yang dinilai buruk dalam merespons sejumlah isu terkini. 

    Salah satunya yaitu respons dari Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi yang menanggapi soal teror berbentuk kiriman kepala babi terhadap jurnalis Tempo. Respons Hasan sempat disoroti oleh Prabowo saat diwawancarai enam pemimpin media di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Minggu (6/4/2025). 

  • Presiden nilai teror kepala babi ke Tempo upaya adu domba

    Presiden nilai teror kepala babi ke Tempo upaya adu domba

    Saya kira yang melakukan itu ingin mengadu domba, ingin menciptakan suasana yang tidak baik.

    Jakarta (ANTARA) – Presiden RI Prabowo Subianto menilai aksi teror terhadap redaksi Tempo merupakan upaya adu domba.

    Dalam sesi wawancara Presiden dengan tujuh jurnalis, sebagaimana siaran TVRI yang diakses di Jakarta, Selasa, Presiden menunjukkan keprihatinannya terhadap aksi teror dan intimidasi yang ditujukan kepada Tempo.

    “Saya kira yang melakukan itu ingin mengadu domba, ingin menciptakan suasana yang tidak baik,” kata Presiden Prabowo menjawab pertanyaan Pemimpin Redaksi (Pemred) Detik.com Alfito Deannova Gintings saat sesi wawancara di perpustakaan pribadi kediaman Prabowo di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (6/4).

    Dalam pertemuan yang sama, Presiden menilai respons jajarannya yang menyebut memasak kepala babi kiriman itu sebagai kekeliruan.

    “Itu ucapan yang menurut saya teledor. Itu ya keliru itu. Saya kira beliau menyesal,” kata Presiden merujuk pada pernyataan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi.

    Redaksi Tempo pada tanggal 20 Maret 2025 menerima teror berupa kiriman kepala babi dari orang tidak dikenal, kemudian disusul dengan kiriman tikus-tikus tanpa kepala.

    Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi saat diminta responsnya oleh wartawan mengenai insiden kepala babi itu menyebut: “Dimasak saja.”

    Respons Hasan lantas menuai reaksi dari banyak pihak, termasuk dari koalisi masyarakat sipil, aktivis, komunitas pers, dan publik.

    Hasan kemudian menjelaskan maksud dari komentarnya itu. Dia menyebut dirinya menggunakan kata-kata “dimasak saja” agar tujuan pelaku teror yang ingin menebarkan ketakutan tak tercapai.

    Terlepas dari itu, teror yang ditujukan kepada Tempo masih diusut oleh kepolisian. Bareskrim Polri bersama penyidik dari Polda Metro Jaya telah menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengumpulkan informasi, termasuk rekaman CCTV dari sekitar lokasi kejadian.

    Terkait dengan gaya komunikasi jajarannya yang dinilai kerap memicu reaksi publik, Presiden menilai jajarannya itu kemungkinan kurang waspada dan kurang berhati-hati.

    Presiden menjelaskan sikap kurang hati-hati itu kemungkinan karena banyak anggota Kabinet Merah Putih yang terbilang baru masuk ke dalam struktur pemerintahan.

    “Banyak yang baru, jadi mungkin kurang waspada, kurang hati-hati, dalam mengucap,” kata Presiden Prabowo.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2025

  • Menghadapi upaya kambing hitam dalam teror kepala babi

    Menghadapi upaya kambing hitam dalam teror kepala babi

    Jakarta (ANTARA) – Dalam sejarah mafia Italia, pengiriman bangkai hewan merupakan cara ampuh untuk mengintimidasi dan menanamkan rasa takut kepada lawan. Film mafia legendaris The Godfather dalam salah satu adegannya menggunakan gaya teror ini, menggunakan kepala kuda sebagai simbol teror paling keras.

    Layaknya mind games, ancaman simbolis dengan pengiriman bangkai hewan dimaksudkan untuk menanamkan ketakutan mendalam kepada lawan, tanpa perlu melakukan kekerasan fisik langsung.

    Di Jakarta, beberapa waktu lalu Kantor Tempo juga menerima teror semacam ini. Kantor media tersebut mendapat kiriman potongan kepala babi dengan kuping terputus.

    Kepala babi yang melambangkan kekerasan dan kejahatan digunakan untuk menunjukkan ketidaksukaan satu pihak kepada Tempo atau jurnalis media tersebut. Hingga kini, aparat keamanan belum menemukan pelaku teror tersebut.

    Teror “kepala babi” juga sering terjadi di berbagai negara. Di Inggris, paket kepala babi dikirim saat malam Natal ke rumah ibadah umat Muslim di Leicester.

    Peristiwa serupa juga terjadi di Amerika Serikat. Kepala babi dilempar ke area masjid Komunitas Islam Al-Aqsa Philadelphia, setelah insiden penembakan San Bernardino, California, berujung meningkatnya kekhawatiran Islamofobia.

    Sementara di Rusia, Alexei Venediktov, jurnalis senior yang juga mantan pemimpin redaksi stasiun radio independen Echo of Moscow diteror dengan kepala babi di depan apartemennya, disertai pesan “antisemit” dan simbol Ukraina.

    Pandangan klasik

    Teror dimaksudkan menebar ketakutan, dapat bermotif politik atau agama. Teror politik dimaksudkan untuk mengusik, bahkan menggulingkan pemerintahan yang sah. Sementara teror agama bertujuan memperluas sebaran agama, bahkan menghancurkan pengaruh agama lain. Lalu mengapa isu teror acapkali digiring seolah-olah berhubungan dengan pemerintah?

    Antonio Gramsci, filsuf Italia, berpendapat pemerintah menjadi sasaran utama kasus teror, karena bertanggung jawab dalam kuasa dan dominasi kelas tertentu. Kebijakannya acapkali dicurigai dan mendapat tekanan dari berbagai sisi.

    Michel Foucault, filsuf Prancis, berpendapat bahwa pemerintah merupakan sebuah “aparatus” atau perangkat yang mengontrol kekuasaan atas masyarakat. Jika ada kebijakan dirasa mengusik kepentingan tertentu, reaksinya bisa berbentuk teror.

    Teror dianalogikan sebagai “mesin penebar ketakutan”. Magnitudenya menimbulkan ketakutan melalui simbol kekerasan, intimidasi, dan propaganda.

    Karena Tempo bukan institusi pemerintahan atau agama, patut diduga teror bukan bermotif agama atau politik. Kecuali Tempo memiliki afiliasi dengan kekuatan politik atau agama tertentu, dan sedang melakukan sebuah operasi tertentu.

    Para ahli berpendapat bahwa teror dimungkinkan dilakukan pihak yang bersinggungan dengan Tempo. Bisa jadi kompetitor, lawan politik pemerintah, atau spekulan yang menyudutkan Tempo untuk memunculkan tindakan “kambing hitam”.

    Bagian ini mudah dibaca, siapa yang selama ini terusik oleh kebijakan pemerintah. Pihak yang sengaja ingin mengaduk-aduk suasana agar keruh. Lalu menggunakan Tempo, agar publik mengambinghitamkan pemerintah.

    Guna mengurai “benang kusut” ini, aparat harus menemukan siapa pelaku teror Tempo, termasuk aktor di belakangnya.

    Kambing hitam

    Lazimnya teror, selalu didorong faktor ekonomi, sosial, agama, dan politik. Sementara pemerintah memegang kuasa mengendalikan keempat faktor untuk stabilitas dan kesejahteraan masyarakat. Wajar jika ada kebijakan yang dianggap merugikan, kemudian direspons dengan reaksi seperti itu.

    Padahal tindakan ini justru mempersulit upaya pengungkapan aksi teror yang sebenarnya. Tindakan “mengambinghitamkan” dapat diartikan sebagai teror baru ke pemerintah dan harus ditindak tegas.

    Sosiolog Émile Durkheim dalam “Scapegoat Theory” atau teori kambing hitam menyatakan bahwa kambing hitam merupakan tindakan mengalihkan perhatian dari masalah yang sebenarnya, akibat disinformasi, analisa tidak akurat, keterlibatan emosi yang kuat, pengaruh media massa, terutama media sosial, dan kondisi sosial ekonomi tidak stabil.

    Dalam hal ini pemerintah harus “wise”, dengan mengembalikan setiap kasus ke konteks hukum dan regulasi yang berlaku. Bukan direspons secara “konfrontatif”, sehingga memicu spekulasi negatif.

    Bagaimanapun, setiap pernyataan pejabat di lingkaran pemerintah, dipersepsikan mewakili institusi pemerintahan itu sendiri.

    Strategi komunikasi

    Menghadapi upaya “kambing hitam”, pemerintah dapat menerapkan Strategi Komunikasi Massa atau “Mass Communication Strategy” dengan narasi tunggal melalui media massa. Konten diolah dari sumber data dan fakta, termasuk respon publik. Sikap terbuka, bersedia menerima umpan balik suara publik, penting sebagai upaya menyusun pemberitaan yang eligible.

    Dalam kasus Tempo, pemerintah tegas dengan “mengutuk keras”, minta aparat mengusut tuntas, seperti dikemukakan oleh Menkomdigi Meutya Hafid, saat itu. Sikap responsif itu cukup menenangkan publik, membangun sentimen positif, dan pemerintah dinilai tanggap terhadap isu yang mengganggu stabilitas.

    Pakar komunikasi Harold Lasswell mendefinisikan model komunikasi pemerintahan dengan Government Public Relation (GPR), strategi komunikasi sistematis, melalui opini publik. Komunikasi efektif antara publik dengan pemerintah memudahkan mereka memahami isu-isu strategis dan program prioritas.

    Ke depan perlu diperkokoh strategi komunikasi pemerintah berbasis publik. Government PR dapat dijalankan lebih konstruktif untuk memelihara relasi simetris antarpemangku kepentingan secara produktif.

    Kantor Komunikasi Kepresidenan (KKK) sebagai juru bicara pemerintah, dapat “meredefinisikan” ulang model strategi komunikasi pemerintahan, bersandar pada analisis, transparansi, dan partisipasi publik untuk membangun citra positif.

    Tidak boleh lagi ada pernyataan individual di ruang publik, tanpa kendali sistem. Setiap narasi harus dikaji melalui agenda setting bersama.

    *) Dr Eko Wahyuanto, MM, dosen Sekolah Tinggi Multi Media (MMTC) Komdigi Yogyakarta

    Copyright © ANTARA 2025

  • Golkar Sarankan Prabowo Evaluasi Hasan Nasbi: Bisa Pergantian atau Perbaikan  – Halaman all

    Golkar Sarankan Prabowo Evaluasi Hasan Nasbi: Bisa Pergantian atau Perbaikan  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Muhammad Sarmuji, menyarankan Presiden Prabowo Subianto untuk mengevaluasi Kepala Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi.

    Hal ini merespons pernyataan Prabowo yang mengakui jika Hasan Nasbi teledor saat mengomentari aksi teror kepala babi terhadap redaksi Tempo.

    “Intinya evaluasi,” kata Sarmuji saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (8/4/2025).

    Sarmuji menegaskan, pencopotan atau evaluasi semuanya tergantung presiden sebagai kepala negara.

    “Kalau itu terserah presidennya. Tetapi saya ingin menekankan begini, sebenarnya tidak ada gelap, yang ada adalah ketiadaan cahaya,” ujarnya.

    Dia menjelaskan bahwa fungsi komunikasi pemerintahan adalah menghadirkan cahaya, yakni memberikan informasi yang valid dan otoritatif, serta narasi positif.

    “Sehingga orang memandang pemerintah itu atau memandang negara ini tidak gelap karena kehadiran cahaya dari komunikasi pemerintah,” ucap Sarmuji.

    Sarmuji meminta Hasan Nasbi untuk belajar dari kesalahan.

    Menurutnya, ada dua opsi yang bisa diambil terhadap Hasan Nasbi, yakni perbaikan atau penggantian.

    “Ya evaluasi kan ada dua kemungkinan tadi, bisa perbaikan, bisa pergantian. Kalau memang bisa diperbaiki dalam proses ini, mungkin ada proses belajar untuk tidak menjawab dengan tergesa-gesa untuk lebih memiliki perspektif yang positif terhadap masukan orang lain atau lebih berempati terhadap kondisi orang lain ya itu bagus juga,” tegasnya.

    Sebelumnya, Prabowo mengaku salah jika komunikasi di pemerintahannya masih kurang baik.

    Hal itu diutarakan Prabowo dalam wawancara bersama enam pemimpin redaksi media massa di Hambalang, Jawa Barat, Minggu, 6 April 2025.

    Awalnya, Prabowo merespons pernyataan Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi yang mengomentari soal teror kepala babi.

    Menurut ketua umum Partai Gerindra itu, ucapan Hasan Nasbi kala menanggapi peristiwa dimaksud adalah salah dan keliru.

    Kata Prabowo, ada kemungkinan Hasan Nasbi telah menyesali apa yang sudah disampaikannya.

    “Tapi, bener itu ucapan yang menurut saya teledor, itu ya keliru. Ya, saya kira beliau menyesal,” kata Prabowo dikutip dari YouTube Kompas.id, Senin (7/4/2025).

    Prabowo menilai kesalahan Hasan Nasbi disebabkan karena ia baru berkecimpung di pemerintahan.

    Maka dari itu, orang-orang baru di pemerintahan belum beradaptasi ihwal bagaimana merespons sesuatu yang disorot masyarakat.

    “Banyak yang baru. Jadi, mungkin kurang waspada, kurang hati-hati dalam mengucap. Saya kira itu yang bisa saya jelaskan. Saya belum ketemu sih sebetulnya. Setelah, saya juga kaget,” tutur Prabowo.

    Sebagai kepala negara, Prabowo mengaku salah jika komunikasi di pemerintahannya masih kurang baik.

    Sebab, sejak awal memimpin negara, Prabowo memang berorientasi kepada hasil kerja.

    “Tapi, bahwa komunikasi kurang baik, itu sebetulnya saya anggap itu saya yang bersalah. Karena fokus kita deliver. Kerja, rakyat nunggu keputusan,” ujarnya.

    Untuk diketahui, redaksi Tempo mendapat teror kepala babi pada Kamis, 20 Maret 2025, yang ditujukan kepada salah satu jurnalis Tempo, yakni Francisca Christi, oleh pengirim anonim.

    Terkait ini, Hasan Nasbi sebelumnya melontarkan pernyataan yang menyebut agar kiriman kepala babi ke redaksi Tempo “dimasak saja”.

    Hal ini disampaikan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat, 21 Maret 2025 malam, ketika ditanya awak media soal aksi teror kepala babi tersebut.

    Namun terbaru, Hasan juga memberikan penjelasan bahwa sebetulnya dirinya setuju dengan sikap Francisca, yang menanggapi teror itu dengan candaan pula, yakni mengaku lain kali akan memasak kepala babi tersebut lebih enak.

    “Justru saya setuju dengan Francisca menyikapi teror itu. Kan Francisca merecehkan teror itu sehingga KPI si peneror enggak kesampaian kan. Ya berarti kan salah orang itu, berarti kan enggak sampai itu,” kata Hasan Nasbi.
     

  • Wisata Goa Tapak Raja di Kaltim, Rumah Kelelawar Langka

    Wisata Goa Tapak Raja di Kaltim, Rumah Kelelawar Langka

    Nusantara, Beritasatu.com – Berwisata sambil mengenal spesies kelelawar langka menjadi daya tarik saat libur Lebaran. Salah satu tempat yang semakin populer di kalangan wisatawan adalah Goa Tapak Raja di Ibukota Nusantara (IKN) Kalimantan Timur.

    Di tengah rimbunnya hutan tropis perbukitan di Desa Wonosari, IKN, Kalimantan Timur, terdapat destinasi wisata alam yang memukau. Goa Tapak Raja menawarkan keindahan alam yang masih alami dan beragam keunikan yang patut untuk dijelajahi.

    Pada libur lebaran 2025, Goa Tapak Raja ramai dikunjungi dengan jumlah pengunjung yang meningkat hingga empat kali lipat dibandingkan hari biasa. Ratusan wisatawan dari berbagai daerah di Indonesia datang untuk menikmati keindahan alam dan pesona wisata yang edukatif.

    Wisata Goa Tapak Raja tidak hanya menawarkan pemandangan alam yang indah dan udara yang sejuk khas hutan tropis, tetapi juga menyuguhkan keunikan ribuan stalaktit berusia ratusan tahun yang menghiasi dinding-dinding goa.

    Selain itu, goa yang telah berusia ratusan tahun ini juga menjadi rumah bagi tujuh spesies kelelawar langka, yang semakin menambah daya tariknya.

    Pengelola Wisata Goa Tapak Raja Jamal menjelaskan, keunikan Goa Tapak Raja terletak pada tujuh spesies kelelawar langka yang menghuni goa ini. Beberapa di antaranya adalah kelelawar telinga panjang, kelelawar vampir, kelelawar mini, kelelawar hidung babi, dan kelelawar pemakan buah.

    “Kerja sama dengan Wana Riset Samboja mengidentifikasi ada tujuh jenis kelelawar di sini, seperti kelelawar vampir palsu, kelelawar mini, kelelawar kepala babi, dan lainnya,” kata Jamal kepada wartawan, Senin (7/4/2025).

    Sebagian besar kelelawar yang ada di Goa Tapak Raja termasuk dalam spesies langka yang sulit ditemukan di goa-goa lain.

    Goa Tapak Raja di Kaltim, rumah spesies kelelawar langka – (Beritasatu.com/Iqbal Abdullah)

    Oleh karena itu, tak heran jika semakin banyak wisatawan yang datang jauh-jauh untuk melihat keunikan habitat kelelawar langka ini.

    “Spesies kelelawar seperti kelelawar vampir dan kelelawar kepala babi sangat langka dan jarang ditemukan di tempat lain,” tambahnya.

    Keunikan wisata Goa Tapak Raja ini berhasil menarik perhatian banyak wisatawan. Selama libur lebaran 2025, jumlah pengunjung tercatat mencapai 800 orang per hari, yang menunjukkan popularitas destinasi ini.

    Salah satu pengunjung, Intan, mengungkapkan kekagumannya setelah mengunjungi Goa Tapak Raja untuk pertama kalinya.

    “Saya takjub melihat stalaktit dan stalagmit yang mengeluarkan sumber air, serta kelelawar langka yang hidup di dalamnya. Udara di dalam goa juga sangat sejuk, meski setelah memasuki area bertapa terasa mulai pengap,” ujarnya.

    Untuk menikmati keindahan dan keunikan Goa Tapak Raja, pengunjung hanya perlu membayar tiket masuk sebesar Rp 20.000 per orang.

  • Usai Kematian Sejumlah Jurnalis, Warganet Kini Beri Dukungan ke Host Valentinus Resa yang Disomasi

    Usai Kematian Sejumlah Jurnalis, Warganet Kini Beri Dukungan ke Host Valentinus Resa yang Disomasi

    GELORA.CO –  Usai teror kiriman paket berisi kepala Babi dan Tikus menjadi sorotan, jagat maya kini digemparkan dengan peristiwa kematian Jurnalis.

    Memiliki profesi sebagai Jurnalis, seorang pria berinisial SW ditemukan sudah tidak bernyawa pada Jumat, 4 April 2025 lalu di sebuah hotel di wilayah Jakarta Barat.

    Pada bagian wajah Jurnalis berusia 33 tahun di sebuah media online ini, juga diketahui mengalami luka lebam.

    Terkait dengan penemuan mayat seorang jurnalis di salah satu hotel di Kebon Jeruk, AKBP Arfan Zulkan selaku Kasat Reskrim Polres Jakbar sempat memberi keterangan.

    Meski terdapat sejumlah luka lebam pada bagian tubuh, AKBP Arfan belum bisa memastikan penyebab kematian SW.

    Menurut AKBP Arfan, usai menerima laporan tersebut pihaknya langsung meluncur ke Tempat Kejadian Perkara dan melakukan pengindetifikasian.

    Untuk proses pendalaman kasus, pihak kepolisian telah meminta keterangan dari tiga orang yang merupakan pengelola hotel.

    Guna mengetahui secara pasti penyebab kematian, Polres Jakbar melarikan jenazah SW ke Rumah Sakit Sukanto Polri Kramat Jati.

    Selain SW, sebelumnya kasus kematian terhadap seorang jurnalis juga sempat terjadi di wilayah Gunung Kupang, Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

    Diduga karena persoalan asmara, tersangka Jumran yang merupakan oknum anggota TNI-AL, diketahui menghabisi nyawa seorang jurnalis bernama Juwita.

    Dalam rekonstruksi perkara yang digelar pada Sabtu, 5 April 2025 terungkap ada sebanyak 33 adegan penyebab hilangnya nyawa Juwita.

    Di samping SW dan Juwita, sorotan khusus terhadap profesi jurnalis juga tengah tertuju pada sosok Valentinus Resa yang semakin mendapat tempat di masyarakat luas.

    Dikenal publik karena gaya penyampaian berita yang cenderung satir dan jenaka, jurnalis di salah satu stasiun TV nasional ini mendapat kecaman dari Perisai Kebenaran Nasional.

    Menurut salah satu perwakilan PKN, cara penyampaian berita yang dilakukan Valentinus Resa cenderung tidak sesuai dengan prinsip jurnalistik karena menuai kontroversi.

    Disamping merusak tatanan moral, kualitas dan mutu yang dimiliki Valentinus Resa selaku pembawa acara juga dianggap masih rendah.

    Untuk itu, PKN mendesak agar masyarakat bisa lebih objektif dalam memilah tayangan berita serta mengganti Valentinus Resa.

    “Oleh karena itu host ini kami minta tidak usah dilanjutkan, di era digital kita harus bisa menyaringnya karena ini bisa merusak,” ungkap perwakilan PKN.

    Menyikapi narasi dan somasi yang disampaikan PKN terhadap Valentinus Resa, ribuan warganet justru bersikap kontra dan menanggapi sebaliknya.

    Menurut warganet, tindakan PKN tidak lain sebagai upaya Panjat Sosial, dan dukungan terhadap profesi jurnalis harus terus diapresiasi. ***

  • 3
                    
                        Najwa Shihab: Prabowo Ditanya Teror Kepala Babi Tempo hingga RUU TNI Saat Bertemu di Hambalang
                        Nasional

    3 Najwa Shihab: Prabowo Ditanya Teror Kepala Babi Tempo hingga RUU TNI Saat Bertemu di Hambalang Nasional

    Najwa Shihab: Prabowo Ditanya Teror Kepala Babi Tempo hingga RUU TNI Saat Bertemu di Hambalang
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com

    Founder
    Narasi
    Najwa Shihab
    buka-bukaan mengenai apa saja yang ditanyakan oleh para pemimpin redaksi (pemred) saat mereka bertemu dengan Presiden
    Prabowo Subianto
    di kediamannya di Hambalang, Jawa Barat, Minggu (6/4/2025).
    Najwa mengatakan, ada banyak sekali pertanyaan yang ditanyakan para jurnalis senior itu kepada Prabowo.
    Malahan, kata dia, mereka bebas bertanya apa pun tanpa perlu menyerahkan daftar pertanyaan terlebih dahulu.
    “Jadi betul-betul ini pertanyaannya, bahkan sesama jurnalis kita tidak tahu akan saling nanya apa. Jadi semua pertanyaan spontan, kita yang siapkan sendiri, tak perlu kirim
    list
    pertanyaan. Dan akhirnya yang ditanyakan beragam banget,” ujar Najwa saat dihubungi
    Kompas.com
    , Minggu.
    Najwa menjelaskan, Prabowo ditanya mengenai Revisi UU (RUU) TNI yang sempat ramai di publik dan memicu demo di sana-sini.
    Selain itu, Prabowo juga ditanya terkait aparat yang represif dalam menangani demo.
    “Dari mulai isu yang ramai kemarin UU TNI, demonstrasi, bagaimana perlakuan aparat yang represif terhadap para demonstran terhadap…. Termasuk paramedis pada saat kemarin demo yang berlangsung di puluhan kota,” jelasnya.
    Lalu, kata Najwa, mereka juga bertanya terkait RUU Polri yang saat ini sedang ramai diantisipasi publik.

    Sebab, muncul kekhawatiran bahwa kewenangan polisi malah bisa bertambah melalui RUU Polri ini.
    “Padahal, yang dibutuhkan kan justru pengawasan terhadap aparat,” ucap Najwa.
    Selanjutnya, pemred bertanya mengenai komunikasi pemerintah yang disorot karena amburadul.
    Prabowo, kata Najwa, mengakui bahwa komunikasi pemerintah masih jauh dari kata ideal.
    “Ditanya juga bagaimana Pak Prabowo lihat teror yang terjadi pada media, terutama spesifiknya pada teman-teman
    Tempo
    yang dikirimi kepala babi,” katanya.
    “Ditanya juga soal apa komentar Pak Prabowo atas respons dari Istana yang dinilai tidak patut. Apakah Pak Prabowo sependapat dengan respons yang Kepala PCO (Hasan Nasbi) bilang, ‘Dimasak saja’. Itu ditanyakan ke Pak Prabowo,” sambung Najwa.
    Sementara itu, isu ekonomi yang sedang hangat seperti kebijakan tarif Amerika Serikat juga tidak luput ditanyakan ke Prabowo.
    Lalu, IHSG yang sempat anjlok turut ditanya para pemred kepada Prabowo.
    “Soal ancaman pengangguran. Soal Danantara. Soal birokrasi. Ada banyak dan beragam sih memang yang ditanyakan. Makanya durasinya sampai tiga jam,” imbuhnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Biaya Nonton Adu Bagong di Pangandaran yang Dibubarkan Polisi Rp 65 Ribu – Halaman all

    Biaya Nonton Adu Bagong di Pangandaran yang Dibubarkan Polisi Rp 65 Ribu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM,PANGANDARAN – Ratusan warga Pangandaran yang sudah membayar karcis masuk untuk menonton adu bagong atau adu ketangkasan anjing memangsa babi merasa kecewa.

    Pasalnya mereka sudah bayar mahal, arena adu bagong dibubarkan petugas gabungan.

    Ditambah lagi panitia adu bagong di Kecamatan Cigugur, Kabupaten Pangandaran, kabur dari lokasi arena, Minggu (6/4/2025).

    Alhasil Kekecewaan warga dilampiaskan dengan membakar loket pembayaran karcis masuk yang ada di sekitar arena adu bagong.

    Tidak hanya warga, para peserta kegiatan adu bagong pun merasa kecewa karena event yang dinanti nanti dibubarkan petugas gabungan.

    Informasi yang dihimpun, karcis masuk wilayah sebelum arena adu bagong sebesar Rp 30 ribu, karcis naik panggung VIP untuk melihat adu bagong Rp 25 ribu, parkir motor Rp 10 ribu.

    Sementara untuk parkir mobil itu tergantung orang yang memiliki lahan. Mulai dari Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu per unit mobil.

    Seorang warga yang mendatangi arena adu bagong di Cigugur, Lilis (30), mengaku kecewa terhadap panitia adu bagong.

    Lilis mengaku tidak menyalahkan petugas yang membubarkan, melainkan kecewa terhadap panitia yang tidak bertanggungjawab.

    “Sudah karcisnya mahal, bayar parkir juga mahal, tentu kami kecewa. Padahal, saya bela-belain jual padi untuk nonton adu bagong, tapi enggak jadi,” ujar Lilis kepada sejumlah wartawan seusai dibubarkan petugas gabungan di Cigugur, Minggu siang.

    GEREBEK ADU BAGONG – Suasana saat sejumlah petugas gabungan di Kabupaten Pangandaran menertibkan arena adu bagong, Minggu (6/4/2025) (TribunJabar.com/Padna)

    Kini, uang hasil menjual padi miliknya habis sia-sia karena tidak bisa menonton adu bagong. 

    Lilis pun meminta agar panitia bertanggung jawab.

    “Ya, sangat kecewa lah. Kapok, enggak mau lagi nonton adu bagong dan semoga enggak ada lagi kedepannya,” katanya. 

     

  • Tinggal Tunggu Waktu, Gigi Copot Bakal Bisa Tumbuh Lagi dengan Teknologi

    Tinggal Tunggu Waktu, Gigi Copot Bakal Bisa Tumbuh Lagi dengan Teknologi

    Jakarta

    Gigi copot kelak tak harus diganti dengan gigi palsu, ilmuwan tinggal selangkah lagi untuk menumbuhkan lagi gigi dewasa yang tanggal. Riset pada babi baru saja menunjukkan hasil yang positif.

    Pamela Yelick dan Weibo Zhang dari Tufts University School of Dental Medicine di Boston baru-baru ini menumbuhkan struktur mirip gigi manusia. Belum benar-benar sempurna, tetapi disebut mendekati gigi alami pada manusia.

    Dalam eksperimennya, Yelick dan Zhang mengambil sel dari rahang babi. Hewan ini dalam hidupnya menumbuhkan gigi berkali-kali sehingga rahangnya memiliki sel gigi yang belum tumbuh, yang dalam riset ini direkayasa menjadi seperti gigi manusia.

    “Sangat mirip gigi,” kata Yelick yang mempublikasikan risetnya di jurnal Stem Cell Translational Medicine, Desember silam, dikutip dari MIT Technology Review, Sabtu (5/4/2025).

    Cristiane Miranda Franca, ilmuwan kedokteran gigi di Oregon Health and Science University yang tidak terlibat dalam riset ini, mengatakan gigi buatan ini memiliki sifat-sifat yang tidak dimiliki implan pada umumnya. Baginya, hal itu cukup mengesankan.

    “Temuan ini menandai langkah maju menuju gigi manusia yang yang fungsional dan dibuat di laboratorium, yang bisa menyatu dengan gusi dan rahang,” kata Franca.

    (up/up)

  • Tidak Disangka, Makan Hewan Melata Ini Bisa Selamatkan Umat Manusia

    Tidak Disangka, Makan Hewan Melata Ini Bisa Selamatkan Umat Manusia

    Jakarta, CNBC Indonesia — Ketahanan pangan pangan berpotensi menjadi permasalahan dunia karena jumlah penduduk yang bertambah. Kini banyak negara mencari sumber pangan terbaru.

    “Permasalahan yang harus kita cari solusinya adalah dari mana kita bisa mencari sumber protein untuk mencukupi kebutuhan populasi global yang terus bertambah tanpa dampak lingkungan yang besar,” kata peneliti sistem pangan dari University of Oxford, Monika Zurek.

    Diet manusia, terutama masyarakat barat, punya konsekuensi yang serius terhadap lingkungan. Peternakan sapi diperkirakan memproduksi 10 persen dari emisi gas rumah kaca dunia. Selain itu, pembukaan lahan peternakan juga dikaitkan dengan deforestasi.

    Industri peternakan babi juga punya dampak lingkungan yang buruk, terutama polusi air dari limbah babi. Hal serupa juga dihasilkan oleh industri peternakan ayam.

    Makan daging ular

    Dan Natusch dari Macquarie University mengusulkan ular sebagai sumber alternatif protein yang lebih ramah lingkungan. Ia bekerja bersama peternakan piton komersial di Vietnam dan Thailand untuk meneliti perbedaan “ular ternak” dan “ular liar.”

    Dalam riset tersebut, peneliti memperhatikan bahwa ular sanca yang diternak bisa tumbuh dengan sangat cepat. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan di Scientific Report.

    “Sebagai ahli biologi ular, kami sudah tahu bahwa ular sanca punya fisiologi yang luar biasa. Setelah berbicara dengan peternak sanca dan memonitor pertumbuhan mereka, fisiologi yang luar biasa ini makin tampak jelas,” kata Natusch.

    Salah satu alasan ular sanca bisa tumbuh begitu cepat adalah karena ular berdarah dingin atau ectotermal uang berarti suhu tubuhnya tergantung dengan suhu lingkungan di sekitarnya. Karena berdarah dingin, ular tidak harus menghasilkan panas secara internal. Artinya, mayoritas nutrisi yang masuk ke tubuh mereka dikonversi menjadi massa tubuh.

    Natusch dan timnya mencoba menghitung efisiensi konversi energi tersebut dengan mempelajari sanca kembang (Malayopython reticulatus) dan sanca bodo (Python bivittatus) yang diternak, pakan yang dikonsumsi, dan kecepatan pertumbuhan mereka.

    Salah satu hal yang menarik perhatian para peneliti adalah kemampuan sanca untuk bertahan saat puasa panjang. Ular sanca bisa berbulan-bulan tidak makan tanpa kehilangan berat badan.

    Natusch mengatakan ketahanan ini sangat berharga saat terjadi gangguan luar biasa dalam sistem pangan dunia, misalnya pada masa awal pandemi Covid. Saat itu, peternak kesulitan mencari pakan untuk ternak mereka sekaligus tak bisa mengantarkan ternak yang siap potong ke rumah potong.

    “Ular sanca bisa menjadi solusi untuk tantangan di masa depan ini. Peternakan ular sanca bisa menjadi solusi di belahan dunia yang saat ini menderita kekurangan protein yang parah, seperti Afrika,” kata Natusch.

    Namun, Zurek menyatakan ular belum bisa menjadi pangan alternatif utama. Ia merasa masih harus ada penelitian lanjutan tentang ular sanca, terutama soal dampak lingkungan dan nutrisi yang terkandung. Belum lagi, tidak semua orang mau memakan ular sanca.

    Natusch mengatakan daging ular sanca “lumayan enak dan fleksibel” sehingga miliaran orang di Asia Tenggara, Asia Timur, Amerika Selatan, dan Afrika secara rutin mengonsumsi daging ular.

    “Hanya budaya barat yang belum banyak terekspos dengan [daging ular],” kata Natusch.

    (mkh/mkh)