Mundurnya Hasan Nasbi Usai Kontroversi dan Teguran Prabowo
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO)
Hasan Nasbi
mundur dari jabatannya usai adanya kontroversi dan teguran dari Presiden RI
Prabowo Subianto
.
Hasan mengungkap sudah mengirimkan surat pengunduran dirinya ke Presiden Prabowo sejak 21 April 2025.
Surat itu dikirimkan melalui Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
“Pada hari ini, 21 April 2025, sepertinya saat itu sudah tiba. Surat pengunduran diri saya tanda tangani dan saya kirimkan kepada presiden melalui dua orang sahabat baik saya, Menteri Sekretaris Negara dan Sekretaris Kabinet,” ujar Hasan lewat Instagram @totalpolitikcom, dikutip Selasa (29/4/2025).
Hasan sudah mengizinkan Kompas.com untuk mengutip pernyataannya tersebut.
Lebih lanjut, Hasan mengatakan sudah saatnya dia duduk di kursi penonton. Dia hendak memberikan kesempatan kepada pihak lain yang lebih baik.
Dia menekankan, ini bukan keputusan emosional yang dibuat tiba-tiba.
Menurut Hasan, pengunduran diri dari posisi Kepala PCO adalah jalan terbaik demi kebaikan komunikasi pemerintah yang akan datang.
“Kesimpulan saya sudah sangat matang bahwa sudah saatnya menepi keluar lapangan dan duduk di kursi penonton, memberikan kesempatan kepada figur yang lebih baik untuk menggantikan posisi bermain di lapangan,” ucapnya.
Hasan mengaku bangga telah dipercaya Prabowo untuk masuk sebagai anggota Kabinet Merah Putih.
Namun, ia juga menyampaikan permohonan maaf apabila pelayanannya selama ini tidak memenuhi harapan.
“Saya juga harus meminta maaf kepada Beliau jika selama memberikan pelayanan kepada presiden masih jauh dari apa yang beliau harapkan,” kata Hasan.
Kontroversi soal kepala babi
Semasa menjabat Kepala PCO, Hasan memiliki kontroversi hingga pernah ditegur Presiden Prabowo Subianto.
Salah satu kontroversi Hasan adalah komentarnya soal teror kiriman kepala babi kepada seorang jurnalis dan host sinar Bocor Alur Politik Tempo, Francisca Christy Rosana atau Cica.
Saat merespons kejadian
teror kepala babi
yang menimpa Cica, Hasan berkelakar dengan kalimat “dimasak saja”.
“Sudah dimasak aja, sudah dimasak aja,” ucapnya, 21 Maret 2025 bulan lalu.
Tanggapan Hasan saat itu sempat viral di berbagai platorm media sosial dan menjadi sorotan publik.
Sehari setelahnya, Hasan memberikan klarifikasi. Ia menyatakan setuju dengan sikap Francisca yang menanggapi teror itu dengan candaan.
Sebab, Francisca sempat membuat unggahan di media sosialnya terkait teror kepala babi itu.
Dengan begitu kata Hasan, peneror akan kehabisan akal dan stres karena niatnya tak tersampaikan.
“Justru saya setuju dengan Francisca menyikapi teror itu. Kan Fransisca merecehkan teror itu sehingga KPI si peneror enggak kesampaian kan. Ya berarti kan salah orang itu, berarti kan enggak sampai itu,” kata Hasan kepada Kompas.com, 22 Maret 2025.
Ditegur Prabowo
Presiden RI Prabowo Subianto juga sempat menyorot komentar Hasan ketika berkelakar saat menanggapi teror terhadap jurnalis Tempo.
Kepala Negara mengakui pernyataan Hasan Nasbi adalah hal yang teledor dan keliru. Ia menambahkan Hasan telah menyesali pernyataannya.
Hal ini disampaikan di hadapan enam pemimpin redaksi media massa di Hambalang, Jawa Barat, pada 6 April 2025.
“Tapi, bener itu ucapan yang menurut saya teledor, itu ya keliru. Ya, saya kira beliau menyesal,” ungkap Prabowo dikutip dari YouTube Harian Kompas, Senin (7/4/2025).
Menurut dia, banyak dari pembantunya adalah orang-orang baru di pemerintahan sehingga belum beradaptasi terkait posisi pemerintahan yang selalu disorot publik.
Akan tetapi, sebagai Kepala Negara, Prabowo pun mengaku salah jika komunikasi di pemerintahannya masih kurang baik.
“Tapi, bahwa komunikasi kurang baik, itu sebetulnya saya anggap itu saya yang bersalah. Karena fokus kita deliver. Kerja, rakyat nunggu keputusan,” tegasnya.
Siapa pengganti Hasan?
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengatakan Presiden RI Prabowo Subianto belum mencari pengganti Hasan.
Sebab, Kepala Negara masih belum menandatangani atau meneken surat pengunduran diri Hasan Nasbi sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan RI.
“Jadi belum sampai kepada tahap sudah diteken apalagi sampai tahap mencari penggantinya,” kata Prasetyo kepada wartawan, Selasa malam.
Meski begitu, surat pengunduran diri Hasan itu sudah dilaporkan ke Prabowo.
Menurut Prasetyo, Kepala Negara masih ingin mempelajari surat tersebut.
“Berkenaan dengan permohonan mundurnya Pak Hasan, Bapak Presiden sudah kami laporkan dan beliau ingin terlebih dahulu mempelajarinya,” ujar Juru Bicara Prabowo itu.
Terpisah, Juru Bicara Presiden Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan pengganti Hasan Nasbi harus tahu segala kebutuhan Kepala Negara.
Selain itu, sosok yang akan menjadi kepala PCO selanjutnya juga harus tahu pola komunikasi yang ingin dibangun oleh Prabowo.
“Tentu pertama yang sesuai kebutuhan Presiden, yang paling tahu pola komunikasi yang ingin dibangun oleh Presiden,” ujar Dahnil di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (29/4/2025).
Akan tetapi, ia mengaku belum tahu siapa sosok yang akan menggantikan Hasan Nasbi.
Dahnil menjelaskan, Prabowo sendiri sudah pernah mengungkit mengenai masalah komunikasi yang dihadapi pemerintahan saat ini.
Dia menyebut Prabowo telah melakukan self-correction dengan mengakui permasalahan komunikasi.
“Yang jelas Presiden akan menentukan kebijakan terbaru terkait pola komunikasi. Bahkan kemarin ketika kami dipanggil semua, anggota kabinet harus menyampaikan komunikasi yang baik kepada publik. Jangan sampai ada komunikasi yang multitafsir, jadi sense of sensitivitas-nya kurang,” jelasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Hewan: Babi
-

Ada Produk Makanan Halal Tapi Mengandung Babi, Komisi III DPR Minta Polri Ikut Investigasi
JAKARTA – Anggota Komisi III DPR Abdullah merespons adanya temuan 7 produk bersertifikat atau berlabel halal dari total 9 produk makanan olahan yang ternyata mengandung unsur babi atau porcine. Ia meminta pihak kepolisian ikut melakukan investigasi untuk mengungkap alasan mengapa label halal bisa diberikan kepada produk yang mengandung babi.
“Saya mendesak kepolisian untuk melakukan investigasi tuntas terhadap pelaku usaha atau perusahaan yang mengeluarkan produk olahan makanan yang banyak dikonsumsi anak yakni marshmallow dengan sertifikat atau label halal namun mengandung unsur babi,” ujar Abdullah, Selasa, 29 April.
Abdullah mengatakan, investigasi kepolisian dapat membantu mengetahui apakah ada unsur kelalaian atau kesengajaan dari peredaran produk tersebut.
“Misalnya, apakah perusahaannya yang mengubah bahan baku, atau pemasok bahan baku yang telah menipu perusahaan, atau adanya kelalaian pada bagian pemeriksaan produk halal,” katanya.
Legislator PKB dari Dapil Jawa Tengah VI itu pun menilai, kelalaian maupun kesengajaan yang ditemukan dalam kasus ini berpotensi dijerat pidana. Menurut Abdullah, terdapat 3 UU yang dapat menjerat pelaku usaha atau perusahaan yang terbukti melanggar.
“Pelaku usaha atau perusahaan yang terbukti melanggar dapat disanksi dengan UU Jaminan Produk Halal, kemudian UU Perlindungan Konsumen dan bisa juga dengan UU KUHP,” jelasnya.
Anggota Komisi Hukum DPR itu juga menegaskan, pengusutan kasus ini harus dilakukan dengan adil dan transparan serta disampaikan ke publik secara berkala perkembangannya. Apalagi, kata Abdullah, permasalahan produk halal bukanlah permasalahan sepele bagi konsumen di Indonesia yang mayoritas adalah muslim.
“Artinya, aparat penegak hukum seperti kepolisian harus memberikan efek jera kepada mereka yang terbukti bersalah dalam kasus produk makanan olahan makanan bersertifikat halal yang mengandung unsur babi tadi,” katanya.
“Ini agar ada efek jera dan kejadian serupa tidak terulang di masa depan,” lanjut Abdullah.
Dengan adanya investigasi hingga tuntas, Abdullah menilai hal ini bisa mengembalikan kepercayaan publik. Ia juga memastikan Komisi III akan terus memantau dan memastikan proses penegakan hukum dalam pengusutan kasus ini berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku.
“Komisi III akan memantau secara ketat jalannya investigasi, agar penanganannya tidak berhenti hanya di permukaan,” pungkasnya.
Seperti diketahui, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) menemukan sembilan produk makanan mengandung unsur babi. Tujuh di antaranya mengantongi sertifikat halal.
Adapun 8 produk makanan yang mengandung babi ini diproduksi oleh perusahaan asal Filipina dan China yang diimpor oleh perusahaan Indonesia, sementara satu produk lainnya produksi dalam negeri. Temuan produk makanan yang mengandung babi ini terdiri dari marshmallow (8) dan gelatin (1).
Pemerintah menyatakan akan meminta pertanggungjawaban dari perusahaan yang memproduksi ataupun sebagai distributor. Sanksi tegas juga dipastikan akan dilayangkan.
Berdasarkan keterangan, 9 produk yang terbukti mengandung unsur babi itu mayoritas merupakan jenis makanan anak-anak. BPJPH telah memberikan sanksi berupa penarikan barang dari peredaran. Sanksi ini berdasarkan pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 42 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Bidang Jaminan Produk Halal.
-

Kisi-Kisi Alasan Hasan Nasbi Mundur dari Kantor Komunikasi Kepresidenan, Ucapkan Maaf ke Prabowo
TRIBUNJAKARTA.COM – Hasan Nasbi belum menyebutkan secara jelas alasan dirinya mundur dari jabatan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan.
Kendati demikian, ia menyampaikan kisi-kisi pada video hari terakhirnya bekerja sebagai kepala corong Istana.
Hasan menyampaikan pengunduran dirinya melalui akun Instagram (@totalpolitik).
“Hari Senin tangal 1 April 2025 adalah hari terakhir saya menjalani aktivitas di Kantor Komunikasi Kepresidenan,” kata Hasan pada narasi video yang diunggah instagram @totalpolitik, Selasa (29/4/2025).
Hasan mengatakan, keputusan mundur bukan diambil secara tiba-tiba.
Semua melalui pertimbangan yang alasan pastinya tidak diungkapkan.
Namun, ia menyebutkan kisi-kisi yang melatari sikapnya setiap mengambil langkah mundur.
“Kalau ada sesuatu yang sudah tidak bisa lagi saya atasi atau kalau ada persoalan yang sudah di luar kemampuan saya, maka tidak perlu ribut-ribut, tidak perlu heboh-heboh, kitapun harus tahu diri, dan kemudian mengambil keputusan untuk menepi,” jelasnya.
Surat resign sudah ditandatangani dan disampaikan ke Presiden Prabowo melalui Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
“Saat itu sudah tiba, surat pengunduran diri saya tanda tangani dan saya kirimkan kepada Presiden melalui dua orang sahabat baik saya, Menteri Sekretaris Negara dan Sekretaris Kabinet,” jelasnya.
Pria yang menjadi konsultan politik dan memenangkan Jokowi-Ahok pada Pilakda Jakarta 2012 itu merasa keputusannya mundur juga sekaligus membuka peluang untuk talenta lain mengisi posisi penting komunikasi Istana.
Hasan berterima kasih kepada Prabowo atas kesempatannya berada di kabinet.
Ia juga meminta maaf, sebab merasa belum bisa memenuhi harapan sang RI 1.
“Saya juga harus meminta maaf kepada beliau jika selama memberikan pelayanan kepada Presiden masih jauh dari apa yang beliau harapkan,” ujarnya.
Kekecewaan Prabowo
Sebelumnya, Pengamat politik Adi Prayitno tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya kepada kinerja Hasan Nasbi sebagai Head of Presidential Communication Office (PCO).
Adi membaca isi hati Prabowo saat mengangkat Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi, menjadi juru bicara (jubir).
Jabatan itu semestinya diemban Hasan.
“Ini sebagai bentuk bagaimana kekecewaan Presiden sebenarnya kepada PCO yang memang kinerjanya itu tidak sesuai dengan ekspektasi,” ujar Adi kepada Kompas.com, Jumat (18/4/2025).
Kekecewaan Prabowo terlihat dari pengakuannya sendiri ketika diwawancara enam pemimpin redaksi di kediamannya beberapa waktu lali.
“Beberapa waktu yang lalu, Prabowo Subianto secara terbuka memang sempat mengakui bahwa komunikasi politik Istana itu memang sangat mengecewakan dan tidak sesuai dengan harapan, itu yang pertama,” kata dia.
Adi menggarisbawahi ketika Hasan mendapat sorotan negatif setelah menanggapi teror kepala babi yang menimpa kantor berita Tempo.
“Yang teranyar tentu ketika ada pernyataan terkait dengan teror kepada jurnalis Tempo, misalnya terkait dengan kepala babi, alih-alih memberikan pernyataan yang sifatnya simpatik, PCO justru menganggap bahwa persoalan kepala babi itu ya sebaiknya dimasak saja,” kata Adi.
Selain soal teror kepala babi, Hasan juga sempat ramai dikritik karena cuitannya di X yang menanggapi sinis demo revisi Undang-Undang TNI.
“Sebelumnya juga ada status di X yang dibuat oleh PCO bahwa pihak-pihak yang melakukan protes dan aksi demonstrasi terkait dengan Revisi Undang-Undang TNI itu adalah sifat yang provokatif dan seterusnya,” imbuh dia.
Seperti diketahui, Prasetyo Hadi adalah orang lingkaran terdalam dari Prabowo, kader Gerindra, dan sudah memiliki hubungan panjang dengan Prabowo.
Prasetyo Hadi pun dinilai bisa menerjemahkan apa yang Prabowo maksud dari gestur dan bahasanya saja, tanpa perlu menunggu kepala negara berbicara.
“Jadi dalam konteks inilah menjadi penting sebenarnya Prabowo Subianto ingin menaruh orang kepercayaannya untuk menjadi Jubir Istana, menjadi Jubir Presiden, supaya di kemudian hari tidak ada lagi kontroversi, tidak ada lagi hal-hal yang kemudian menimbulkan efek buruk terkait dengan komunikasi pemerintah,” kata Adi.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
-

Disorot usai Tanggapi Teror Kepala Babi, Hasan Nasbi Kini Mundur dari Kantor Komunikasi Kepresidenan
TRIBUNJAKARTA.COM – Hasan Nasbi mundur dari posisinya sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan.
Pria yang sebelumnya dikenal sebagai pendiri lembaga survei Cyrus Network itu, sempat disorot berkat tanggapan kontroversialnya atas teror kepala babi kepada kantor berita Tempo.
Hasan menyampaikan pengunduran dirinya melalui akun Instagram (@totalpolitik).
Pada unggahan video akun podcast yang membahas politik itu, hari-hari terakhir Hasan bekerja sebagai corong Istana diabadikan.
“Hari Senin tangal 1 April 2025 adalah hari terakhir saya menjalani aktivitas di Kantor Komunikasi Kepresidenan,” kata Hasan pada narasi video yang diunggah instagram @totalpolitik, Selasa (29/4/2025).
Hasan tak mengungkap alasannya mundur dari lembaga yang dikenal dengan nama bahasa Inggrisnya, Presidential Communication Office (PCO) itu.
Namun ia memberi kisi-kisi bahwa ketika dia mundur, pasti ada sesuatu yang di luar kemampuannya untuk ditangani.
“Kalau ada sesuatu yang sudah tidak bisa lagi saya atasi atau kalau ada persoalan yang sudah di luar kemampuan saya, maka tidak perlu ribut-ribut, tidak perlu heboh-heboh, kitapun harus tahu diri, dan kemudian mengambil keputusan untuk menepi,” jelasnya.
Surat resign sudah ditandatangani dan disampaikan ke Presiden Prabowo melalui Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
“Saat itu sudah tiba, surat pengunduran diri saya tanda tangani dan saya kirimkan kepada Presiden melalui dua orang sahabat baik saya, Menteri Sekretaris Negara dan Sekretaris Kabinet,” jelasnya.
Pria yang menjadi konsultan politik dan memenangkan Jokowi-Ahok pada Pilakda Jakarta 2012 itu merasa keputusannya mundur juga sekaligus membuka peluang untuk talenta lain mengisi posisi penting komunikasi Istana.
Hasan berterima kasih kepada Prabowo atas kesempatannya berada di kabinet.
“Saya juga harus meminta maaf kepada beliau jika selama memberikan pelayanan kepada Presiden masih jauh dari apa yang beliau harapkan,” ujarnya.
Tanggapi Teror Kepala Babi
Sebelumnya, Hasan sempat menjadi sorotan karena tanggapannya atas teror kepala babi yang diterima kantor berita Tempo.
Hasan menjawab enteng saat ditanyakan soal sikap Istana terkait teror itu.
“Udah dimasak saja. Kalau kepala babi dimasak,” kata Hasan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (21/3/2025).
Hasan menilai teror kepala babi itu bukan menjadi ancaman bagi Francisca, wartawan Tempo yang diberikan kepala babi itu.
Sebab, dia melihat Francisca santai merespons teror kepala babi tersebut.
“Enggaklah, saya lihat ya, saya lihat dari media sosialnya Francisca yang wartawan Tempo, itu dia justru minta dikirimin daging babi. Artinya, dia enggak terancam kan. Buktinya dia bisa bercanda. Kirimin daging babi,” jelas Hasan.
Hasan tidak melihat paket kepala babi itu sebagai teror, karena tidak tahu siapa pengirimnya dan untuk maksud apa.
Diberitakan sebelumnya, kantor Tempo mendapatkan kirim paket berisikan kepala babi di Kantornya, Jalan Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (19/3/2025) sore.
Wakil Pemimpin Redaksi Tempo Bagja Hidayat menjelaskan, kepala babi itu diterima oleh wartawan Tempo Francisca Christy alias Cica dengan terbungkus kardus, styrofoam, hingga plastik.
“Diterimanya kemarin (Rabu) jam 16.15 WIB, dibukanya jam 16.00 WIB hari ini. Jadi kardus, di dalamnya itu ada styrofoam di dalamnya dibungkus plastik lagi kepalanya (babi),” kata Bagja saat dihubungi, Kamis (20/3/2025).
Bagja mengatakan, paket itu diterima oleh sekuriti kantor dengan nama Cica sebagai penerima, tertulis di kardus itu. Ketika menerima paket tersebut, Cica segera membawa paket itu ke lantai atas kantornya untuk dibuka.
Namun, karena berbau busuk, paket itu segera dibawa turun kembali oleh rekan kantornya.
Ketika dibuka, Bagja mengatakan, tidak ada surat ancaman yang ditujukan kepada Cica.
Hanya saja, kondisi kedua telinga babi itu tampak terpotong.
“Enggak ada sih (kalimat ancaman). Jadi telinganya terpotong, tulisan sih nama Cica aja,” kata dia.
Bahkan, kantor redaksi Tempo kembali mendapatkan kiriman paket misterius, Sabtu (22/3/2025) pukul 08.00 WIB.
Setelah sebelumnya menerima paket berisi kepala babi, kini isinya enam bangkai tikus dengan kepala terpenggal.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
-
/data/photo/2025/02/07/67a58dad6cf2f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Hasan Nasbi Mundur, Kontroversi Kepala Babi hingga Disentil Prabowo Nasional 29 April 2025
Hasan Nasbi Mundur, Kontroversi Kepala Babi Hingga Disentil Prabowo
Penulis
JAKARTA, KOMPAS.com
– Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO)
Hasan Nasbi mundur
dari posisinya di Kabinet Merah Putih.
Hasan mengaku sudah mengajukan pengunduran diri sejak 21 April 2025. Surat itu dikirimkan ke Presiden Prabowo Subianto melalui Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
“Pada hari ini, 21 April 2025, sepertinya saat itu sudah tiba. Surat pengunduran diri saya tanda tangani dan saya kirimkan kepada presiden melalui dua orang sahabat baik saya, Menteri Sekretaris Negara dan Sekretaris Kabinet,” ujar Hasan.
Hasan mengungkapkan bahwa 21 April adalah hari terakhirnya beraktivitas sebagai Kepala PCO.
“Kesimpulan saya sudah sangat matang bahwa sudah saatnya menepi keluar lapangan dan duduk di kursi penonton, memberikan kesempatan kepada figur yang lebih baik untuk menggantikan posisi bermain di lapangan.” Dia menjelaskan bahwa keputusan ini bukan dilakukan secara tiba-tiba.
Pernyataan Hasan Nasbi ketika menjadi Kepala PCO beberapa kali menimbulkan gaduh.
Salah satu yang paling diingat adalah ketika ia mengomentari teror kiriman kepala babi kepada seorang jurnalis dan host sinar Bocor Alur Politik Tempo, Francisca Christy Rosana.
Hasan ketika itu berkelakar dengan kalimat “dimasak saja” yang merujuk pada kepala babi yang dikirimkan tersebut.
“Sudah dimasak aja, sudah dimasak aja,” ucapnya, Jumat (21/3/2025) malam.
Hasan meminta masalah itu tidak dibesar-besarkan mengingat pemerintahan Presiden Prabowo Subianto berkomitmen terhadap kebebasan pers.
Ia pun menyinggung bagaimana pers saat ini tidak dihalang-halangi dalam peliputan hingga pembuatan berita.
“Ada yang takut enggak sekarang bikin berita? Ada yang dihalang-halangi enggak untuk liputan di Istana? Kan enggak. Itu artinya enggak ada kebebasan pers yang dikekang. Kayak misalnya Tempo masih boleh menulis berita enggak? Boleh kan? Masih boleh siaran Bocor Alus enggak? Tetap boleh kan? Itu artinya pemerintah enggak ikut campur sama sekali, enggak ganggu sama sekali,” kata Hasan saat itu.
Presiden Prabowo Subianto pernah menyentil pernyataan Hasan Nasbi saat mengomentari aksi teror kepala babi terhadap redaksi Tempo.
Menurut Prabowo, pernyataan Hasan Nasbi itu teledor dan keliru. Prabowo menyebut Hasan Nasbi juga menyesali pernyataannya.
“Tapi, bener itu ucapan yang menurut saya teledor, itu ya keliru. Ya, saya kira beliau menyesal,” ungkap Prabowo dikutip dari Youtube Harian Kompas, Senin (7/4/2025).
Prabowo menjelaskan, jajarannya di Kabinet Merah Putih banyak yang merupakan orang baru.
Karenanya, mereka belum cepat beradaptasi terkait posisi pemerintahan yang selalu disorot publik. Salah satunya adalah Hasan Nasbi.
“Banyak yang baru. Jadi, mungkin kurang waspada, kurang hati-hati dalam mengucap. Saya kira itu yang bisa saya jelaskan. Saya belum ketemu sih sebetulnya. Setelah, saya juga kaget,” ungkap Prabowo.
Prabowo pun meminta maaf atas buruknya pola komunikasi pemerintah selama ia menjabat sebagai presiden.
“Benar sekali saya akui bahwa 150 hari, saya sendiri, menurut saya, pendapat saya, saya yang bertanggung jawab. Saya yang salah,” ujar Prabowo.
Diketahui, Hasan Nasbi mundur dari posisinya sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO). Hasan Nasbi mengaku sudah mengajukan pengunduran diri sejak 21 April 2025.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5196611/original/035372700_1745424669-bakar_batu_Papua.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Bakar Batu dan Pesan Damai untuk Persatuan Papua Pegunungan
Wakil Ketua II Majelis Rakyat Papua (MRP) Papua Pegunungan, Benny Mawel menyebutkan acara bakar batu Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Pegunungan yang dilakukan di Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua tak perlu lagi diperdebatkan.
Menurutnya sebagai provinsi baru, selayaknya pemerintah Provinsi Papua Pegunungan meminta restu dan doa leluhur dalam membangun daerahnya kepada provinsi induk Papua.
“Papua sebagai provinsi induk dan sah saja melakukan tradisi bakar batu di Papua. Ini sudah tepat. Tradisi bakar batu juga menjadi ucapan syukur dan doa untuk para leluhur dan nenek moyang. Hal inilah sebagai budaya orang adat, sebelum melakukan hal lainnya untuk kehidupan lebih baik,” katanya.
Dia menjelaskan pemilihan lokasi bakar batu tak perlu lagi diperdebatkan atau dikontroversikan.
“Orang Papua itu satu dan kita hanya beda kebun, beda tempat. Kita bangun kebun ini untuk Papua dan tak ada perbedaan, apakah di gunung, pantai dan lainnya,” ujarnya.
Dirinya berharap orang Papua harus banyak belajar, misalnya dalam hal memelihara hewan ternak babi hingga bisa dijual ternaknya untuk acara bakar batu.
“Hal-hal seperti ini menjadi pelajaran. Jangan saling menyalahkan, harusnya sesama orang Papua saling mendukung dan tak perlu diperdebatkan lagi perbedaan itu,” ujarnya.
Sebagai lembaga kultural orang asli Papua, MRP berharap John Tabo dan Ones Pahabol membangun wilayah Papua Pegunungan lebih baik lagi.
Benny mengatakan, MRP Pegunungan menyetujui kedua tokoh ini menjadi harapan dan aspirasi bagi Papua Pegunungan. Terlebih keduanya adalah anak adat yang sudah terbukti saat menjabat sebagai bupati di wilayah pegunungan.
“Kami percaya, keduanya memiliki hati untuk rakyat. Lima tahun pertama keduanya harus berjuang memenuhi hal-hal yang selalu menjadi persoalan di Papua Pegunungan, terutama akses transportasi darat dan udara,” jelasnya.
/data/photo/2024/08/20/66c469026d8cb.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)



