Hewan: Babi

  • UMKM Wajib Sertifikasi Halal Tahun Depan, BPJPH: Tidak Ada Tawar-Menawar!

    UMKM Wajib Sertifikasi Halal Tahun Depan, BPJPH: Tidak Ada Tawar-Menawar!

    Jakarta

    Pemerintah telah memperpanjang masa pendaftaran sertifikat halal untuk UMKM hingga 2026. Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) menargetkan pada 2026 nanti tidak ada tawar-menawar lagi bagi UMKM agar sudah siap bersertifikat.

    Mulanya, batasan pendaftaran sertifikasi halal dipatok pada 17 Oktober 2024, artinya sebelum tanggal tersebut semua UMKM harus sudah mendapatkan sertifikat halal. Deputi Bidang Registrasi dan Sertifikasi Halal BPJPH Mamat S. Burhanuddin mengatakan memang sertifikasi halal diberlakukan secara bertahap. Untuk UMKM, diberikan relaksasi sampai Oktober 2026.

    “Untuk jangka waktu 2 tahun ini sampai 2026, kita sedang mengejar target itu agar 2 tahun yang akan datang, UMKM sudah siap,” kata Mamat dalam acara konferensi pers, di kantor UMKM, Jakarta Selatan, Jumat (18/7/2025).

    Untuk itu, pada 2025, BPJPH menargetkan 3,5 juta sertifikat halal yang diterbitkan untuk UMKM. Dari periode 2019 hingga 30 Juni 2025, BPJPH telah menerbitkan sertifikat halal sebanyak 2.348.061 dan mencakup sebanyak 6.563.083 produk.

    Dari total akumulasi tersebut, berdasarkan jenis pendaftaran terdapat sebanyak 97,2% dari sertifikat halal diterbitkan melalui skema self declare, sementara 2,8% melalui skema regular.

    Menurut skala usaha, mayoritas sertifikasi halal yang diterbitkan pada triwulan-II 2025 mayoritas diterbitkan bagi pengusaha usaha mikro, yakni 607.326 sertifikasi halal atau 92,79% dari total. Sementara itu, usaha kecil tercatat sebanyak 24.013 sertifikasi halal (3,67%), usaha menengah 11.125 sertifikasi halal (1,70%), dan usaha besar 12.054 sertifikasi halal (1,84%).

    “Untuk sampai bulan Juni memang seperti ini. Bahwa sertifikat halal di bulan pertama dan kedua ada kenaikan. Kenapa ada kenaikan? Karena di situ kami memberikan layanan gratis kepada UMKM. Kita memberikan kuota ada 1 juta untuk layanan UMKM. Nah, ini sudah terserap sekian 654 ribu,” jelas Mamat.

    Mamat menegaskan BPJPH dalam menerbitkan sertifikat halal menerapkan standar dan harus melalui serangkaian pemeriksaan. Maka dalam proses pemeriksaan itu, Mamat mengklaim sudah berusaha semaksimal mungkin untuk melayani, terutama untuk UMKM.

    BPJPH bekerjasama dengan Kementerian UMKM ini untuk memberikan fokus kepada UMKM agar mereka mendapatkan layanan yang lebih efektif, efisien, dan murah. Dia berharap pada saat target kewajiban sertifikat halal pada 2026 mendatang, tidak ada relaksasi lagi.

    “Mudah-mudahan tahun 2026, bulan Oktober itu tidak tawar-menawar lagi UMKM sudah siap untuk bersertifikat,” jelas Mamat.

    Lihat juga Video: Sanksi Penarikan untuk 7 Produk Pangan Mengandung Babi Bersertifikat Halal

    (ily/kil)

  • Daftar Kerja ke Jepang Sampai 4 Kali, Michael Kejar Mimpi Bangun Yayasan Sosial untuk Anak Jalanan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        17 Juli 2025

    Daftar Kerja ke Jepang Sampai 4 Kali, Michael Kejar Mimpi Bangun Yayasan Sosial untuk Anak Jalanan Regional 17 Juli 2025

    Daftar Kerja ke Jepang Sampai 4 Kali, Michael Kejar Mimpi Bangun Yayasan Sosial untuk Anak Jalanan
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Michael (19), seorang pemuda asal Karanganyar, Jawa Tengah, memiliki impian yang lebih besar daripada sekadar mendapatkan pekerjaan dengan pendapatan tinggi di Jepang.
    Ia bercita-cita untuk mendirikan
    yayasan sosial
    yang dapat membantu anak-anak telantar di daerahnya.
    Hal ini diungkapkan Michael saat ditemui di kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Tengah, Selasa (15/7/2025), saat mengurus berkas pendaftaran magang ke Jepang.
    “Penginnya nanti kalau sudah pulang dari Jepang, bisa bikin yayasan. Bukan usaha sih sebenarnya, lebih ke yayasan sosial buat anak-anak jalanan, biar mereka bisa dapat pendidikan dan tempat tinggal layak,” tutur Michael.
    Sejak lulus dari Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI), yang kini menjadi SMKN 8 Solo, Michael tak henti-hentinya mengejar peluang magang ke negeri Sakura.
    Ini adalah percobaan keempatnya, setelah dua kali gagal karena masalah usia yang tidak memenuhi syarat.
    Tantangan lain yang dihadapi Michael adalah jurusan seni yang ia ambil saat sekolah, yang mengharuskannya untuk melengkapi sertifikat teknik agar bisa diterima di program magang IM Japan.
    “Ada syaratnya, kalau dari non-teknik, harus ikut pelatihan di BLK (Balai Latihan Kerja). Saya udah tiga bulan pelatihan teknik di SMK. Tapi usianya belum cukup saat mendaftar, jadi gagal,” jelasnya.
    Meskipun mengalami kegagalan, Michael tidak menyerah.

    Ia memutuskan untuk mengikuti pelatihan di sebuah LPK di Boyolali selama setahun terakhir.
    Di sana, ia berlatih bahasa, matematika, fisika, hingga wawancara. “Yang terakhir itu gagal di matematika. Soalnya banyak, 50 soal, waktunya cuma 30 menit. Kurang fokus,” ucapnya.
    Kegagalan tersebut tidak mematahkan semangat Michael.
    Ia percaya bahwa setiap kegagalan adalah bagian dari proses menuju keberhasilan, terutama karena ia memiliki mimpi besar untuk membantu anak-anak jalanan.
    “Waktu masih sekolah di Solo, sering lihat anak-anak yang bukannya sekolah malah kerja di jalanan. Ada yang tidur di pinggir jalan, jualan, dipaksa kerja. Dari situ kepikiran buat bikin tempat supaya mereka bisa sekolah dan hidup lebih layak,” ungkapnya.
    Setahun terakhir juga menjadi waktu yang penuh tantangan bagi Michael.
    Ayahnya meninggal dunia pada akhir November tahun lalu.
    Meskipun saat itu ia sudah memenuhi syarat usia untuk ikut seleksi magang, Michael memutuskan untuk menunda pendaftaran karena sedang berduka.
    Ibunya kini tinggal di Bandung, Jawa Barat, sementara Michael dan adiknya tetap tinggal di Karanganyar dan diasuh oleh wali.
    Ketika ditanya tentang beban ekonomi yang harus ditanggungnya, Michael tidak menjawab secara langsung.
    Namun, ia menegaskan bahwa membantu keluarga tetap menjadi motivasi utamanya.
    “Kalau untuk adik, biar dia sekolah aja dulu. Saya sih fokus dulu ke ini (magang),” katanya.
    Menurut informasi dari gurunya di LPK, peserta magang yang beragama Kristen kemungkinan besar akan ditempatkan di sektor pengolahan makanan.
    “Soalnya katanya, 90 persen yang Kristen masuknya ke pengolahan makanan karena banyak yang mengandung minyak babi. Ya, ya udah siap-siap aja,” ujarnya.
    Michael mengaku siap untuk ditempatkan di mana pun karena baginya, setiap proses adalah bagian dari perjuangan untuk mewujudkan mimpinya.
    Ia bertekad untuk mengejar mimpi ke Jepang agar dapat membantu keluarga dan membangun masa depan anak-anak jalanan yang ia temui.
    “Yang penting dicoba terus sampai bisa,” kata Michael, menunjukkan semangatnya yang tak tergoyahkan meskipun masih muda.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Menyusuri Jejak Raibnya Wanita Alawit Suriah: Penculikan atau Kebencian Agama?

    Menyusuri Jejak Raibnya Wanita Alawit Suriah: Penculikan atau Kebencian Agama?

    Damaskus

    Raga kurus kering, wajah penuh bekas luka, rambut dicukur, alis pun hilang, Nora* menatap lelah ke arah kamera. Di pangkuannya, ia menggendong seorang bayi yang sempat dipisahkan secara paksa darinya.

    Foto pertama setelah pembebasannya cepat menyebar di media sosial—lambang trauma yang mengguncang banyak warga Suriah saat ini: Perempuan dari komunitas Alawit–atau yang disebut juga Alawi- menjadi incaran penculik brutal. Nora kini berusaha menghapus jejaknya sebaik mungkin dan meninggalkan negeri.

    (Ed.; Alawi — bentuk kata sifat atau dipakai untuk menyebut keyakinan, ajaran atau mazhabnya. Sementara Alawit — bentuk kata benda jamak yang lebih sering dipakai untuk menyebut orang-orang dari komunitas tersebut, misalnya “perempuan Alawit” atau “orang Alawit”)

    Tiada hari tanpa dihina dan digebuki

    Selama hampir sebulan Nora terkurung di sebuah ruang bawah tanah, di mana menurut pengakuannya, ia mengalami penyiksaan psikologis dan fisik.

    Sang ibu muda bersama bayi berusia sebelas bulan itu sedang dalam perjalanan menuju pusat bantuan dekat kota pesisir Jablah ketika dihentikan oleh para pria bertopeng dengan kendaraan berplat Idlib.

    Mereka bertanya dari mana asalnya. Saat Nora menyebut dirinya beretnis Alawit, perempuan itu langsung diseret dengan kasar ke dalam mobil. Bahkan mata Nora diikat agar tak bisa melihat saat penculikan terjadi, tuturnya.

    “Aku dihina setiap hari dan dipukuli begitu keras hingga beberapa kali kehilangan kesadaran,” katanya dalam wawancara dengan DW. Selama masa tahanan, bayinya direnggut paksa, dan ia dipaksa menandatangani dokumen—sebuah surat nikah. “Aku menolak. Aku sudah menikah. Setelah itu, penyiksaan menjadi semakin brutal,” ujar Nora.

    Kini Nora hidup di luar negeri, dalam perlindungan, dan sedang menjalani pengobatan karena masalah kesehatan organ kandungan yang serius.

    Penghinaan yang sistematis

    Kisah Nora bukanlah kasus tunggal. Kantor berita Reuters dan sejumlah media Arab maupun internasional melaporkan penculikan dan pemerasan perempuan Alawit.

    Sejak awal tahun, lebih dari 40 perempuan dilaporkan hilang di Suriah, ujar aktivis HAM Bassel Younus kepada DW. Dari Swedia, ia mendokumentasikan pelanggaran HAM secara sistematis melalui jaringan di Suriah.

    “Kebanyakan besar korban penculikan—seperti Nora—adalah dari komunitas Alawit,” ujar Younus.

    Maka target utama adalah perempuan dari minoritas agama yang sama dengan diktator terguling Bashar al Assad, yang dianggap “murtad” oleh kaum Islam radikal.

    Laporan serangan brutal terhadap Alawit yang diduga mendukung Assad oleh kelompok radikal Sunni meningkat drastis pasca kejatuhan Assad. Terutama dalam beberapa bulan terakhir, kaum Alawit di Suriah berada di bawah tekanan berat, bahkan ancaman nyawa.

    Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Pada Maret terjadi serangan berdarah terhadap komunitas Alawit dengan korban ratusan jiwa. Berbagai media melaporkan, sebagian pasukan perampok itu memiliki hubungan dengan kementerian dalam negeri Suriah.

    Presiden interim Suriah Ahmed al-Sharaa membentuk komisi penyelidikan, tetapi hasilnya belum dirilis. Namun ketakutan akan kekerasan merambah ke minoritas lain, termasuk umat Kristiani, yang sudah merasakan derita serupa.

    Perempuan Alawit bukan korban penculikan acak, tegas aktivis Younus. “Mereka dijadikan simbol penaklukan satu komunitas utuh.” Dalam penjara, Nora menceritakan kerap dihina dengan panggilan “babi” dan “kafir”.

    PBB pun sudah menangani laporan penculikan ini. Komisi investigasi independen PBB untuk Suriah mengatakan kepada DW bahwa laporan kasus yang didokumentasikan akan segera dirilis.

    Pada akhir Juni, komisi itu mengonfirmasi minimal enam penculikan perempuan Alawit di Suriah. Ketua komisi tersebut Paulo Sergio Pinheiro juga menyebut adanya “indikasi kredibel” kasus lainnya. Pemerintah transisi Suriah telah memulai penyelidikan beberapa kasus tersebut. Namun kementerian dalam negeri Suriah enggan memberikan jawaban kepada DW.

    Tuntutan uang dari luar negeri

    DW selama beberapa minggu melakukan investigasi dan berbicara dengan lebih dari selusin keluarga dan perempuan yang terdampak. Aktivis HAM dan lembaga pengawas memberikan data tambahan. Namun banyak keluarga enggan muncul ke publik karena takut, malu, atau tidak pasti.

    Sami*, pemuda desa dekat Kota Tartus di barat Suriah, adalah salah satu yang berani bicara ke media. Ia bercerita bahwa saudara perempuannya yang berusia 28 tahun, Iman*, menghilang tanpa jejak setelah pergi ke kota. Tidak lama kemudian, keluarga menerima telepon dari nomor asing. Suara anonim mengancam: “Lupakan Iman. Dia tidak akan pernah kembali.”

    Sami melaporkan ke polisi, tapi awalnya mereka menyepelekan dan mengatakan sebagian besar perempuan yang hilang sebenarnya kabur dengan kekasih rahasia. Namun beberapa hari kemudian penculik menghubungi kembali, kali ini menuntut tebusan dengan jumlah lima digit. Keluarga meminjam uang dan mengirimnya lewat sistem Hawala, yang menyulitkan pelacakan, ke Turki.

    Dokumen yang dimiliki DW menunjukkan penerima adalah pengungsi Suriah di Turki. Kasus lain juga terverifikasi dengan pola pembayaran serupa. Namun bagi Sami, tebusan itu sia-sia. Setelah uang ditransfer, kontak terputus dan hingga kini jejak Iman tak berbekas.

    Setali tiga uang dengan nasib Yazidi?

    Maya*, 21 tahun, juga dari dekat Tartus, diculik bersama adik di bawah umur. Saat mereka hendak berbelanja pada Maret, mereka dihentikan pria bersenjata bertopeng. “Mereka tanya kami Alawit atau Sunni. Saat jawab ‘Alawit’, kami diseret ke bus tanpa plat nomor,” ceritanya ke DW.

    Dengan mata tertutup, mereka diangkut berjam-jam melewati wilayah tak dikenal, dihina sebagai “orang kafir” dan “sisa-sisa rezim Assad.”

    Penculik menuduh mereka ikut bertanggung jawab atas kematian ratusan milisi kelompok pemerintahan transisi Islam. Maya dan adiknya akhirnya ditahan di sebuah ruang bawah tanah. “Kami takut dijual,” katanya.

    Di media sosial dan beberapa laporan sudah muncul spekulasi bahwa nasib perempuan Alawit mungkin serupa dengan Yazidi yang pada 2014 diperbudak kelompok teroris “Negara Islam” (ISIS).

    Pemerintah transisi Suriah memang mengintegrasikan kelompok radikal Islam yang komandan-komandannya pernah dituduh terlibat perdagangan manusia, seperti Jenderal Ahmad Ihsan Fayyad al-Hayes yang dituding AS terlibat perdagangan perempuan Yazidi.

    Ketua organisasi HAM “Syrians for Truth & Justice”, Bassam Alahmad, mengatakan dalam wawancara dengan DW: “Hingga kini belum ada bukti perempuan Alawit secara sistematis diperbudak seperti Yazidi dulu.”

    Namun mengkhawatirkan bahwa agama jadi alasan utama dalam penculikan dan pembunuhan. “Perempuan Alawit diserang karena agama mereka—itu alasan serupa yang menimpa perempuan Yazidi,” ungkapnya lebih lanjut.

    Selain itu, menurut Alahmad, komunitas Alawit dianggap bertanggung jawab atas kejahatan rezim Assad. “Itulah inti masalahnya.”

    Maya dan adiknya akhirnya dibebaskan. Kenapa, tak jelas. Setelah dua bulan, mereka diserahkan kembali ke keluarga dalam keadaan tertutup, ketakutan, dan trauma. Mereka selamat. Namun perempuan lain tetap hilang.

    *Nama diganti demi melindungi narasumber.

    Artikel ini pertama kali dirilis dalam bahasa iJerman
    Diadaptasi oleh: Ayu Purwaningsih
    Editor: Yuniman Farid

    Lihat juga Video ‘Bom Bunuh Diri ISIS Meledak di Gereja Suriah, 20 Orang Tewas’:

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Bukan Cuma Tikus, Ini 5 Hewan yang Bisa Tularkan Penyakit ke Manusia

    Bukan Cuma Tikus, Ini 5 Hewan yang Bisa Tularkan Penyakit ke Manusia

    Jakarta

    Tikus adalah salah satu hewan yang tinggal berdekatan dengan manusia. Meski begitu, manusia harus lebih hati-hati lantaran tikus bisa membawa banyak jenis penyakit. Misalnya seperti leptospirosis, penyakit pes, rat bite fever, hingga virus Hanta.

    Belum lama ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI juga mengumumkan temuan 8 kasus penyakit hemorrhagic fever with renal syndrome (HFRS) akibat virus Hanta yang disebarkan oleh tikus terinfeksi.

    Penyakit HFRS dapat memicu gejala seperti mual, mata kemerahan, ruam, demam, sakit kepala, hingga nyeri punggung. Dalam kondisi parah, HFRS dapat memicu gangguan saraf hingga sistem pencernaan.

    Hewan Penyebar Penyakit

    Tikus bukan satu-satunya hewan yang menyebarkan penyakit pada manusia. Mengetahui hewan-hewan yang dapat menyebarkan penyakit bisa menjadi langkah awal untuk pencegahan.

    Berikut ini beberapa hewan yang dapat menyebarkan penyakit pada manusia.

    1. Kelelawar

    Ilustrasi kelelawar. Foto: Ian Waldie/Getty Images.

    Ada banyak virus yang bisa ditularkan kelelawar pada manusia. Beberapa di antaranya seperti ebola, coronavirus, marburg, rabies, nipah, dan masih banyak lagi.

    Sebagai contoh, virus nipah dari kelompok Paramyxovirus dapat menyebabkan pneumonia, gondongan, campak. Dikutip dari laman Kemenkes, virus nipah dapat menginfeksi ketika manusia bersentuhan langsung dengan cairan tubuh kelelawar yang terinfeksi seperti liur, darah, dan urine.

    Virus ini pertama kali diidentifikasi di Malaysia di sebuah peternakan babi. Saat itu, hewan yang diternakan menunjukkan gejala demam, sulit bernapas dan kejang. Organisasi kesehatan dunia (WHO) mencatat virus ini berasal dari kelelawar buah yang menularkan ke hewan peternakan. Virusnya lalu dapat menyebar ke manusia ketika hewan yang terkontaminasi dikonsumsi.

    2. Babi

    Ilustrasi babi. Foto: Getty Images/iStockphoto/pidjoe

    Beberapa jenis penyakit yang bisa disebabkan oleh babi meliputi leptospirosis, flu babi, hingga infeksi bakteri Streptococcus suis. Flu babi atau H1N1 mungkin menjadi jenis penyakit yang paling umum di telinga masyarakat Indonesia.

    Dikutip dari Mayo Clinic, flu babi merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Influenza A. Penularan virus ini ke manusia bisa terjadi melalui droplet atau kontak dekat.

    Gejala virus ini mirip dengan flu biasanya, meliputi demam, nyeri otot, menggigil, batuk, sakit tenggorokan, hidung berair, mata merah, pegal, sakit kepala, diare, dan mual. Masa inkubasi berlangsung selama 1-4 hari setelah terpapar virus.

    3. Unggas

    Ilustrasi ayam. Foto: Pixabay/klimkin

    Terdapat banyak penyakit yang bisa menyebar dari unggas ke manusia. Beberapa di antaranya seperti Campylobacteriosis, infeksi E.coli, hingga yang paling populer flu burung atau avian influenza.

    Ada banyak jenis flu burung yang dapat dialami manusia. Dikutip dari Cleveland Clinic, subtipe virus yang paling banyak menyebar ke manusia seperti influenza A (H5N1) dan influenza A (H7N9).

    Beberapa gejala yang dapat ditimbulkan flu burung seperti demam, kelelahan, batuk, nyeri otot, sakit tenggorokan, mual dan muntah, diare, hidung tersumbat, serta sesak napas. Penyakit ini dapat menyebar ke manusia melalui kontak langsung unggas terinfeksi, lingkungan yang terkontaminasi, hingga mengonsumsi daging unggas yang tidak ditangani dengan baik.

    Meski kasusnya jarang, risiko penyebaran secara langsung dari unggas ke manusia tetap ada.

    4. Sapi

    Ilustrasi sapi. Foto: Getty Images/Stopboxstudio

    Beberapa jenis penyakit yang dapat menyebar dari sapi ke manusia meliputi antraks, leptospirosis, dan infeksi bakteri brucella. Khusus antraks, penyakit ini disebabkan oleh bakteri Anthrax atau Bacillus anthracis.

    Selain sapi, antraks juga bisa menyerang hewan ternak lain seperti kambing, domba, babi, kerbau, dan babi. Penularan ke manusia bisa melalui kontak antara kulit, terhirupnya spora dalam saluran pernapasan, hingga mengonsumsi produk pangan hewan yang mengandung spora antraks.

    Antraks dapat menimbulkan gejala di kulit dan saluran pencernaan. Pada kulit, gejala yang muncul seperti benjolan yang menonjol dan gatal (biasanya berwarna hitam), pembengkakan di area luka dan kelenjar getah bening terdekat, dan disertai gejala mirip flu dan sakit kepala.

    Sedangkan pada saluran pencernaan, gejala yang dapat muncul meliputi mual, diare, muntah, sakit perut, feses berdarah, hingga gangguan menelan.

    5. Anjing

    Ilustrasi anjing. Foto: Getty Images/iStockphoto/Liudmila Chernetska

    Beberapa penyakit yang dapat disebarkan oleh anjing adalah ringworm, toxocariasis, leptospirosis, dan yang paling umum di telinga masyarakat ialah rabies. Rabies merupakan penyakit menular akut fatal yang disebabkan oleh virus rabies.

    Infeksi virus rabies dapat menyerang sistem saraf pusat, seperti otak dan sumsum tulang belakang, dan bisa berakibat fatal. Infeksi virus ini bisa menyebar melalui gigitan anjing terinfeksi, luka terbuka yang terkena liur, hingga dalam kasus jarang berupa cakaran hewan rabies.

    Selain anjing, rabies juga dapat menyebar melalui kucing, kelelawar, musang, rubah, serigala, hingga kera. Beberapa gejala yang dapat muncul seperti demam, badan lemas, sakit kepala hebat, kesemutan, hingga dalam kasus parah sebelum meninggal muncul phobia pada air.

    (avk/tgm)

  • Melihat Keindahan Pulau Sepa di Kepulauan Seribu, Bak Surga Terpencil Jakarta

    Melihat Keindahan Pulau Sepa di Kepulauan Seribu, Bak Surga Terpencil Jakarta

    Jakarta

    Keanekaragaman hayati dan kekayaan biota laut di Indonesia selalu menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Sama halnya Pulau Sepa di Kepulauan Seribu, Jakarta yang terlihat layaknya surga terpencil.

    detikcom berkesempatan mengunjungi Pulau Sepa pada Selasa (8/7/2025). Perjalanan ini diawali dari Pulau Pramuka menggunakan speed boat pada pukul 11.30 WIB.

    Dalam penyeberangan menuju Pulau Sepa, terasa guncangan akibat kecepatan speed boat yang melawan ombak laut. Namun, hal itu terabaikan dengan suguhan indah pulau-pulau kecil tak berpenghuni.

    Di saat seperti ini, tak lengah penumpang mengambil ponsel untuk mengabadikan momen tersebut. Sekitar 500 meter menuju daratan, terlihat warna laut bergradasi paduan biru tua dan toska menyatu hingga bibir pantai.

    Aktivitas wisata air diantaranya jet ski, banana boat, dan olahraga air kayak juga ada di sana. Sekitar 30 menit menempuh perjalanan, tepatnya pukul 12.00 WIB, speed boat pun dapat bersandar di Dermaga Pulau Sepa.

    Jakarta yang dikenal sebagai kota tersibuk di Indonesia punya surga terpencilnya, yaitu di Pulau Sepa, Kepulauan Seribu. (Devi/detikcom) Foto: Jakarta yang dikenal sebagai kota tersibuk di Indonesia punya surga terpencilnya, yaitu di Pulau Sepa, Kepulauan Seribu. (Devi/detikcom)

    Saat turun dari speed boat, jernihnya air di Pulau Sepa menampakkan isi biota laut seperti terumbu karang, ikan-ikan kecil, hingga bulu babi.

    Sekitar 300 meter dari dermaga, terdapat lokasi pantai dilengkapi fasilitas kursi lipat yang tersusun sejajar. Duduk di kursi lipat tersebut dengan pemandangan menghadap laut juga bisa jadi pilihan bersantai sejenak sembari menikmati sepoi angin laut.

    Jakarta yang dikenal sebagai kota tersibuk di Indonesia punya surga terpencilnya, yaitu di Pulau Sepa, Kepulauan Seribu. (Devi/detikcom) Foto: Jakarta yang dikenal sebagai kota tersibuk di Indonesia punya surga terpencilnya, yaitu di Pulau Sepa, Kepulauan Seribu. (Devi/detikcom)

    Pukul 17.46 WIB, tampak pengunjung menyibukkan diri dengan berbagai aktivitas seperti bermain volly, speed boat, dan bermain pasir di pantai. Menuju matahari terbenam, pengunjung berbondong-bondong berswafoto dan mengabadikan momen tersebut di pantai.

    Suguhan keindahan sambutan Pulau Sepa pastinya tak mudah dilupakan para wisatawan baik domestik dan mancanegara. Jakarta yang dikenal sebagai kota tersibuk di Indonesia punya surga terpencilnya, yaitu di Pulau Sepa, Kepulauan Seribu.

    (wnv/wnv)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Shindong ‘SUJU’ Buka-bukaan Sempat Pakai Obat Diet GLP-1, Tapi Nggak Ngefek

    Shindong ‘SUJU’ Buka-bukaan Sempat Pakai Obat Diet GLP-1, Tapi Nggak Ngefek

    Jakarta

    Penurunan berat badan selalu menjadi topik yang sensitif di industri hiburan. Dari diet ekstrem hingga kelelahan di pusat kebugaran, berbagai tren ini cukup umum di antara para idol.

    Namun, baru-baru ini anggota grup K-pop Super Junior, Shindong, buka-bukaan tentang perjalanan penurunan berat badannya. Ia menceritakan detail yang mengejutkan tentang diet yang dia jalani.

    Dalam episode terbaru dari acara ‘Problem Child in House’, ia berbicara tentang dietnya untuk menurunkan berat badannya. Shindong mengatakan telah berhasil menurunkan berat badan dari 116 kg menjadi 79 kg.

    Shindong memilih untuk hanya mengonsumsi nasi merah dan memadukannya dengan sedikit ikan teri yang dibungkus daun selada.

    Mengaku Pakai Suntikan Penurun Berat Badan

    Kemudian, Shindong juga mengakui bahwa ia juga mencoba suntikan penurun berat badan yang populer, Wegovy, yang mengandung hormon Glucagon-Like Peptide 1 atau GLP-1, yang saat ini populer untuk program diet.

    Saat berbicara tentang prosesnya, ia berbagi bahwa meskipun ia mencobanya dengan penuh harapan, suntikan itu tetap tidak efektif meski dengan dosis tinggi dan tak ada hasil yang nyata setelah digunakan.

    “Saya menerima suntikan secara bertahap. Saya mencoba hingga tujuh tahap, tetapi tidak ada efek,” beber Shindong yang dikutip dari Times of India, Minggu (6/7/2025).

    “Dokter berkata ‘mungkin sulit untuk makan karena pencernaan Anda tidak baik kan?’ Tetapi saya mencerna (makanan) dengan sangat baik,” sambungnya.

    Sebaliknya, Shindong akhirnya mengalami sesuatu yang disebut ‘efek yo-yo’. Kondisi itu membuat bertambah berat badan lebih banyak daripada yang ia turunkan.

    Selama wawancara, Shindong berbagi cerita pada suatu waktu soal kebiasaan makannya. Ia menghabiskan hampir 14.490.000 KRW atau sekitar 172 juta rupiah untuk mengorder makanan lewat aplikasi.

    Ketika ditanya tentang bagaimana seseorang dapat mencapai jumlah ini sebagai satu orang yang memesan satu hidangan, Shindong berbagi filosofinya. Jika seseorang memesan hidangan makanan, harus ada sesuatu untuk melengkapinya, seperti daging babi goreng dan sup atau rebusan.

    (sao/kna)

  • Petani di Buton Selatan Ditelan Ular Piton

    Petani di Buton Selatan Ditelan Ular Piton

    Liputan6.com, Kendari – Seorang petani ditelan ular piton di Kelurahan Majapahit Kecamatan Batauga Kabupaten Buton Selatan. Korban diketahui bernama La Noti (61), petani di Buton Selatan yang sehari-hari mengolah ladang di pinggiran desa.

    Ular piton yang menelan korban diketahui sepanjang 8 meter lebih. Berwarna hijau kehitaman dengan motif batik, kepala piton tersebut, berukuran setelapak tangan orang dewasa.

    Sebelum ditemukan tewas di dalam perut ular, korban sudah menghilang sejak Jumat (4/7/2025). Korban tidak pulang dari kebunnya sejak meninggalkan rumah sekitar pukul 07.00 Wita.

    Saat itu, korban menggunakan sepeda motor menuju ke kebun. Salah seorang tetangganya, La Ardi menyaksikan korban terakhir terlihat di sekitar desa.

    Hingga keesokan harinya, Sabtu (5/7/2025), korban tidak kembali ke rumah. Pada pukul 14.30 Wita, warga kampung kemudian melaporkan kehilangan La Noti.

    Warga yang sebagian besar dari kelompok pemuda kemudian serentak mencari keberadaan korban. Mereka menyisir wilayah kampung di sekitar ladang tempat korban berkebun

    Sekitar pukul 15.40 Wita, warga akhirnya menemukan korban sekitar 30 meter dari kebunnya. Namun, sudah dalam keadaan tidak bernyawa, terbaring di dalam perut ular piton.

    Niam, warga setempat yang dihubungi Liputan6.com mengatakan, sehari sebelumnya kerabat korban sudah berusaha mencari korban. Namun, ia hanya menemukan motor yang dikendarai korban.

    “Memang di sekitar Kelurahan Majapahit kan masih ada hutan-hutan, di situ babi dan hewan liar lain yang menjadi makanan ular sudah berkurang,” kata Naim.

    Kata Naim, Sabtu (5/7/2025) pukul 21.38 Wita, pihak keluarga sementara mengurus jenazah korban ular piton di Buton Selatan. Keluarga mengatakan, akan segera memakamkan korban sebab tubuh korban sudah dalam keadaan rusak saat ditemukan.

     

    Guru Honorer di Pemalang Cabuli 4 Murid di Lingkungan Sekolah, Berlangsung Setahun

  • Perbatasan Kabupaten Ogan Komering Ilir jadi Lokasi Produksi Senpi Ilegal di Sumsel

    Perbatasan Kabupaten Ogan Komering Ilir jadi Lokasi Produksi Senpi Ilegal di Sumsel

    Liputan6.com, Palembang – Deretan ratusan senjata api (senpi) rakitan yang ilegal diproduksi, berjejer dipajang di halaman markas Brimob Polda Sumatera Selatan (Sumsel), Kamis (3/7/2025) siang. Mulai dari pistol hingga senpi laras panjang, yang menjadi barang sitaan kepolisian yang akan dimusnahkan.

    Banyaknya barang sitaan tersebut terkumpul dari 32 kasus tahun 2025 dengan jumlah 32 orang tersangka dan 130 pucuk senpi. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang hanya di angka 28 kasus dengan total 120 pucuk senpi.

    Kapolda Sumsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi berujar, peredaran senpi ilegal dari rumah produksi warga, banyak tersebar di daerah terpencil, seperti di perbatasan antarprovinsi Sumsel.

    “Masih banyak (senpi ilegal) di daerah, tidak perlu saya sebutkan daerah mana. Kita juga tahu tempat produksinya ada di perbatasan provinsi, seperti di perbatasan sekitar Kabupaten Ogan Komering Ilir. Kapolres juga sudah melakukan upaya di sana, seperti imbauan,” ujarnya, Jumat (4/7/2025).

    Awalnya tim Mapolda Sumsel berencana untuk melakukan operasi besar-besaran, untuk mengungkap produksi senpi ilegal dan pelaku produksi dan pengguna senjata tersebut.

    Namun akhirnya, operasi penangkapan tersebut batal dilakukan, karena muncul kesadaran dari para warga untuk menyerahkan secara langsung dan membongkar kasus-kasus yang berkaitan dengan senpi ilegal tersebut.

    Menurutnya, peningkatan kesadaran masyarakat di tahun ini membuktikan bahwa imbauan dan komunikasi intensif dari aparat kepolisian sudah sukses berjalan. Dia juga mengingatkan kepada masyarakat Sumsel, tidak ada alasan yang membenarkan jika membawa senjata api, baik rakitan maupun organik.

    Penyebaran senpi ilegal di Sumsel tersebut, lanjut Kapolda Sumsel, dipicu oleh berbagai faktor. Seperti bentuk pertahanan diri dari gangguan hewan buas saat berada di kebun dan mengantisipasi tindakan kriminal.

    Dia berujar, jika alasan menjaga diri dari gangguan hewan buas seperti gajah, singa ataupun babi, hal tersebut dikarenakan kesalahan dari manusia sendiri, yang masuk kawasan habitat hewan liar. Sehingga penggunaan senpi ilegal juga tidak dapat dibenarkan dengan alasan tersebut.

    “Kalau muncul alasan itu banyak. Tapi bagi saya itu tidak menjadi alasan, karena bukan gajah, bukan singa, bukan babi yang masuk ke wilayah manusia, tapi manusia yang masuk wilayah mereka, sehingga melawan habitat melawan binatang liar,” kata Kapolda Sumsel.

     

  • Warga Pasang Spanduk Tolak Pejaten Shelter
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        4 Juli 2025

    Warga Pasang Spanduk Tolak Pejaten Shelter Megapolitan 4 Juli 2025

    Warga Pasang Spanduk Tolak Pejaten Shelter
    Penulis
     
    JAKARTA, KOMPAS.com
    — Penolakan warga terhadap keberadaan
    Pejaten Shelter
    di RW 08,
    Pejaten Barat
    ,
    Pasar Minggu
    ,
    Jakarta Selatan
    , kembali mencuat.
    Sejumlah spanduk penolakan dipasang warga di berbagai titik lingkungan sejak Kamis (3/7/2025) malam.
    Spanduk-spanduk itu berisi berbagai keluhan warga yang menuntut pemindahan lokasi penampungan hewan tersebut.
    Warna dan desain spanduk bervariasi, namun semua membawa pesan serupa yakni warga merasa terganggu oleh aktivitas shelter.
    “Pindahkan shelter hewan dari RW 08. Hewan aman, warga nyaman,” demikian tulisan pada salah satu spanduk berwarna kuning dengan huruf hitam.
    Ada pula spanduk merah bertuliskan putih yang menyuarakan keluhan soal bau dan kebisingan yang ditimbulkan oleh penampungan hewan itu.
    “Lingkungan kami bau dan bising akibat Pejaten Shelter,” tulis salah satu spanduk yang terpasang di antara tiang pinggir jalan kawasan Pejaten Barat.
    Bahkan, sindiran keras muncul lewat spanduk lain bertuliskan “Cuma di RW 08 Pejaten Barat, warga biasa, artis, dan pejabat negara hidup bersama dengan penampungan hewan dalam satu lingkungan.”
    Perwakilan warga RW 08, Herry Kurniawan, membenarkan bahwa spanduk-spanduk penolakan telah dipasang di berbagai lokasi sekitar lingkungan.
    “(Spanduk) semalam. Tersebar di RW08, ada di depan shelter, dalam Jalan Pejaten Barat 2, Jalan Belimbing, lampu merah arah Ampera,” kata Herry saat dikonfirmasi, Jumat.
    Hingga kini, menurut Herry, belum ada kejelasan soal penyelesaian persoalan antara warga dan pengelola shelter.
    “Jangankan solusi, yang janji mau dibahas aja belum ada hilalnya,” ujarnya.
    Karena belum ada tindak lanjut, warga membuka kemungkinan untuk menggelar aksi unjuk rasa dalam waktu dekat.
    “Besar kemungkinan ini sih,” ujar Herry singkat.
    Ketegangan antara warga dan pengelola Pejaten Shelter telah berlangsung dalam beberapa waktu terakhir, namun belum juga menemui titik terang.
    Warga berharap pemerintah segera turun tangan menengahi konflik tersebut.
    Sebelumnya, Pejaten Animal Shelter di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, terancam ditutup usai insiden babi hutan lepas dan masuk ke permukiman warga RT 02/RW 08, Pejaten Barat, Rabu (25/6/2025).
    Warga meminta agar tempat penampungan hewan telantar itu segera ditutup karena dinilai mengganggu masyarakat.
    “Kami minta ditutup. Tapi perlu dicatat. Kami warga itu bukan pembenci hewan. Cuma kami minta tolong jangan ada penampungan hewan di lingkungan permukiman,” kata Herry.
    Pemilik Pejaten Shelter, Susana Somali, tidak berkeberatan jika tempat penampungan hewan telantar miliknya ditutup sesuai permintaan warga.
    Namun, ia mengingatkan dampaknya terhadap hewan-hewan yang ada.
    “Ya itu kalau ditutup, (nanti jadi) pekerjaan (Dinas) KPKP (Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian). Nanti binatangnya saya bubarkan (lepaskan) bagaimana? Kan lebih repot lagi,” ujar Susana saat ditemui Kompas.com di Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (28/6/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jaksel tinjau Pejaten Shelter tiga bulan sekali untuk cari solusi

    Jaksel tinjau Pejaten Shelter tiga bulan sekali untuk cari solusi

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan (Pemkot Jaksel) meninjau tempat penampungan hewan, Pejaten Shelter setiap tiga bulan sekali untuk mencari solusi demi kenyamanan lingkungan sekitar.

    “Per tiga bulan, kami akan peninjauan mencarikan solusi seperti apa, kendala itu antara lain masalah biaya operasional,” kata Asisten Administrasi dan Kesejahteraan Rakyat Jakarta Selatan, Tomy Fudihartono kepada wartawan di Jakarta, Kamis.

    Tomy menambahkan nantinya dari Pejaten Shelter juga diminta membuat laporan setiap bulan terkait jumlah hewan yang diterima maupun keluar untuk diadopsi.

    Dia berharap adanya laporan maupun monitoring dari pemerintah untuk mengetahui perkembangan serta membantu pengelolaan shelter sebagai solusi, termasuk rencana pemindahan.

    “Berarti kita lihat laporan bulanan seperti apa, makanya nanti per tiga bulan, tim tingkat kota bersama SKPD terkait peninjauan ke lapangan,” ucapnya.

    Selain itu, juga diharapkan pemilik shelter untuk segera memiliki izin tempat penampungan hewan ke Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).

    “Tadi disampaikan dari PTSP karena dari pemerintah pusat ini juga kelihatannya belum keluar izin shelter itu,” tambahnya.

    Sebelumnya, Pemkot Jaksel meminta tempat penampungan hewan liar, Pejaten Shelter untuk menambah tangki septik imbas keluhan warga karena terganggu dengan bau tempat itu.

    Kemudian, pihaknya mengimbau Pejaten Shelter untuk memiliki izin dan membatasi daya tampung hewan liar agar populasinya terkontrol sehingga tidak mengganggu kawasan sekitar.

    Tempat penampungan hewan, “Pejaten Shelter” menjalin mitra dengan Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Selatan untuk menampung hewan liar.

    Pengelola tempat penampungan hewan, Pejaten Shelter di Pejaten (Jakarta Selatan) memastikan akan mensterilkan babi yang kabur untuk mencegah berkembangbiak dan tidak meresahkan warga sekitar.

    Sebelumnya, video viral di Instagram @wargajakarta.id yang memperlihatkan seekor babi yang dikejar warga di kawasan Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Sabtu (14/6).

    Kemudian, kejadian babi lepas dari shelter itu kembali terjadi pada Rabu (25/6).

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.